Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1

Nama : Yeni Yusnainingsih


Nim : 859153374
Kelas : 3c
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

1. Bagaimana paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar


berdasarkan konsep belajar dan belajar bahasa?
2. Pandangan yang mengungkap proses pemerolehan bahasa pertama dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak!
3. Jelaskan metode-metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran Bahasa
Indonesia di SD!
4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang: pendekatan, metode dan teknik!
5. Gallthon membedakan kurikulum menjadi 7 jenis, jelaskan!

Jawaban
1. Cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar berdasarkan konsep belajar dan
belajar bahasa adalah:
a. Konsep Belajar
Belajar layaknya sebuah proses membangun gedung. Anak-anak secara terus
menerus membangun makna baru (pengetahuan, sikap dan keterampilan)
berdasarkan apa yang telah mereka kuasai sebelumnya (pengetahuan, sikap dan
keterampilan). Kalau diibaratkan dalam belajar sesuatu, misalnya bahasa, anak
atau peserta didik (sebagai pengguna bahasa) adalah orang yang membangun,
makna adalah apa yang mereka bangun, dan apa yang mereka miliki atau kuasai
sebelumnya adalah material atau bahan bangunan yang mereka gunakan untuk
membangun. Belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian
informasi baru terhadap apa yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya.
Siswa belajar dengan menggunakan 3 cara yaitu melalui pengalaman (dengan
kegiatan langsung atau tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau model),
dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan merek dengan
menggali dan menemukan sesuatu yang baru secara aktif. Ini berarti, kegiatan
belajar berlangsung melalui apa yang dilakukan secara aktif oleh siswa. Sesibuk
apapun yang diakukan guru jika anak tidak belajar maka sebenarnya
pembelajaran tidak pernah terjadi. Oleh karena itu, tugas guru dalam
pembelajaran adalah melakukan berbagai upaya agar siswa termotivasi dan
terlibat secara aktif dalam belajar.
Implikasi guru dalam pembelajaran:
 Pertama, karena siswa belajar berdasarkan apa yang telah dipahami atau
dikuasai sebelumnya maka guru hendaknya mengupayakan agar pembelajaran
bertolak dari apa yang telah diketahui siswa.
 Kedua, karena belajar dilakukan secara aktif oleh siswa melalui kegiatan atau
pengalaman belajar yang dilaluinya maka siswalah yang berperan sebagai
pusat pembelajaran. Guru perlu melakukan seperti memilih, merancang, dan
mengorganisasikan kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan
bermakna. Menarik artinya kegiatan belajar itu dapat dilakukan dan
menantang sehingga siswa tidak merasa terbebani. Bermakna artinya kegiatan
belajar itu sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan pembelajaran.
 Ketiga, dalam belajar siswa perlu berinteraksi dengan yang lain serta
dukungan guru dan temannya maka guru perlu merancang kegiatan belajar
bukan hanya dalam bentuk klasikal atau individual, tetapi juga dalam bentuk
kelompok. Bahkan dapat pula guru melibatkan sumber lain dalam
pembelajaran, misalnya orang tua murid yang memiliki keahlian atau profesi
tertentu atau mengajak siswa untuk mewawancarai petani, pedagang atau
tukang becak.
b. Belajar Bahasa
Sebelum masuk ke Sekolah Dasar, anak belajar bahasa melalui komunitasnya,
yaitu keluarga, teman, media radio atau televisi, dan lingkungannya. Anak
memahami apa yang dikatakan oleh anggota komunitasnya dan sekaligus
menyampaikan ide serta perasaan dengan yang lain melalui bahasa yang
digunakan. Siswa belajar bahasa melalui pola sebagai berikut:
 Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu
Ketika anak belajar berbicara, dia sekaligus belajar menyimak. Pada saat itu
pula, tanpa disadari, merekapun mempelajari dan menguasai komponen dan
aturan bahasa, seperti bunyi bahasa berikut sistem fonologinya, satuan bahasa
(seperti frase, kalimat, wacana, intonasi) berikut sistem gramatika, kosakata
dan sistem penggunaannya serta pragmatik yang memungkinkan mereka dapat
memilih dan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan fungsi dan
tujuan berbahasa.
 Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang
autentik
Anak-anak belajar bahasa tanpa terlebih dulu belajar teori bahasa, melainkan
melalui pengalaman langsung dalam kegiatan berbahasa (immersion).
Komponen, sistem dan keterampilan berbahasa yang dikuasai anak tidak
berasal dari teori yang dipelajari secara khusus. Mereka memahaminya
berdasarkan simpulan sendiri yang secara tidak sadar dilakukannya
berdasarkan pengalaman bahasa yang dilaluinya
 Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya
Anak belajar bahasa secara bertahap. Tahapan itu terjadi seiring dengan
kebutuhan anak dalam berkomunikasi serta pertumbuhan fisik, intelektual dan
sosial mereka.
 Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi
lainnya
Mencontoh adalah salah satu cara yang dilakukan anak dalam belajar bahasa.
Namun demikian, perilaku mencontoh yang dilakukan anak tidak seperti
halnya beo yang mengikuti apa saja yang ‘diajarkan’ orang kepadanya. Anak
meniru atau mencontoh perilaku berbahasa yang disediakan lingkungannya
secara kreatif. Ia mengolah dan menerapkannya secara langsung dalam
berbahasa melalui strategi uji-coba.
2. Proses pemerolehan bahasa pertama dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemerolehan bahasa anak adalah:
Bahasa pertama adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh
seorang anak. Bahasa pertama itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang
dikuasai anak secara bersamaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak yaitu:
a. Faktor Biologis
Setiap anak telah dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi bawaan
yang memungkinkannya mampu berbahasa. Perangkat biologis yang menentukan
penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap.
Ketergantungan pada salah satu, apalagi ketiganya, akan menghambat
kemampuan berbahasa anak. Dalam proses berbahasa, seorang anak dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat yang berada diotak. Pada belahan otak sebelah kiri
terdapat wilayah Broca yang mempengaruhi dan mengontrol produksi bahasa,
seperti berbicara. Sementara itu, pada belahan otak kanan terdapat wilayah
Wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau pemahaman
bahasa, seperti menyimak. Diantara kedua bagian otak tersebut terdapat wilayah
motor suplementer yang berfungsi mengendalikan unsur fisik penghasil ujaran.
b. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan yang kaya sumber, mendukung dan aktif dalam berinteraksi dengan
anak, akan membuat pemerolehan bahasa anak semakin beraneka dan cepat.
Sebaliknya, lingkungan yang miskin dengan aktifitas berbahasa, terlalu banyak
menekan dengan melakukan pelarangan dan menyalahkan, dan rendah dalam
berinteraksi, akan menjadikan pemerolehan bahasa anak pun tidak beragan,
miskin dan lambat.
c. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Dalam kaitannya denga pemerolehan bahasa, anak-
anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat, lebih
kaya dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada anak yang bernalar
sedang atau rendah.
d. Faktor Motivasi
Motivasi bersumber dari dalam dan luar diri anak. Dalam belajar bahasa, anak
tidak melakukannya demi bahasa itu sendiri. Anak belajar bahasa karena adanya
kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus, sakit serta perhatian dan
kasih sayang. Pemberiaan motivasi dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak
untuk membuatnya kian bergairah belajar bahasa.
3. Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di SD
adalah:
a. Direct Method atau metode langsung adalah metode pengajaran bahasa yang di
dalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa
yang diajarkan.
b. Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah
metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-
benda, gambar-gambar atau peragaan secara langsung dalam aktifitas sehari-hari.
c. Reading Method atau Metode Membaca diterapkan untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan
tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok diterapkan di SD kelas tinggi.
d. Eclectic Method artinya memilih secara bebas. Bebas di sini yang dimaksud
adalah bebas untuk menambah atau mengkombinasikan/mencampur antara
metode yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Pendekatan, metode dan teknik pembelajaran bahasa:
a. Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh
sebab itu, pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi
kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan,
filsafat atau kepercayaan tentang hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang
diyakini oleh guru bahasa.
b. Metode pada umumnya diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Metode pada
hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah
ditetapkan, yang meliputi hal-hal seperti pemilihan bahan, urutan bahan,
penyajian bahan, dan pengulangan bahan.
c. Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.
Jadi, teknik bersifat implementasional.
5. Tujuh (7) jenis kurikulum menurut Gallthon sebagai berikut:
a. Kurikulum Rekomendasi, yaitu kurikulum yang direkomendasi para ahli,
asosiasi profesional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga yang berdasarkan
kebijakan pemerintah.
b. Kurikulum Tertulis merupakan kurikulum yang sudah disetujui oleh pemerintah.
Kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan pendidikan.
Biasanya memuat dasar-dasar pertimbangan yang mendukung krikulum, tujuan
yang harus dicapai, sasaran yang harus dilakukan dan bagaimana evaluasinya.
c. Kurikulum Dukungan dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk
menunjang kurikulum.
d. Kurikulum yang diajarkan yaitu kurikulum yang diajarkan guru dalam kelas
yang seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis.
e. Kurikulum yang diuji yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian bahan
pelajaran/kegiatan belajar yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru
maupun tes yang baku atau tes yang disusun oleh panitia wilayah.
f. Kurikulum yang dipelajari yaitu kurikulum yang meruapakan hasil belajar,
seperti perubahan nilai, persepsi dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman
belajar. Kurikulum ini merupakan apa yang dimengerti, dipelajari, diingat anak
didik baik dari kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang
tersembunyi.
g. Kurikulum yang tersembunyi yaitu kurikulum yang tidak berwujud, namum
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku anak didik.

Anda mungkin juga menyukai