Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RAFDAH

NIM : 859154004
KELAS : 2B

JAWABAN TUGAS TUTORIAL 1

1. Sembilan (9) teori belajar yang berpengaruh pada pengembangan dan perbaikan
pembelajaran matematika sebagai berikut :
1) Teori Thorndike
Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik
sebagai selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan
secara pasif.
Contoh : Dalam pembelajaran khususnya matematika, guru memastikan kesiapan
siswa dalam belajar, agar stimulus yang diberikan dapat diterima baik oleh
siswa dan memunculkan respon yang diinginkan. Stimulus yang diberikan
hendaknya sering diulang agar hubungan stimulus respon semakin kuat salah
satunya dengan memberikan latihan ataupun penekanan konsep oleh guru.
2) Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell dan Chazall) mengemukakan
pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat
dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.
Contoh : Dalam mempelajari konsep Pitagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin
bentuk akhir c2 = b2 +a2 sudah disajikan, tetapi jika siswa memahami rumus
itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku akan lebih
bermakna.
3) Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan
intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan.
Contoh : Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah pengenalan operasi
perkalian pada siswa SD kelas rendah dengan menggunakan media yang
konkrit ( misal permen, apel, pensil ,roti)
4) Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri Piaget
menjadi kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
Contoh : Dengan memberikan kegiatan beragam, siswa akan membangun
pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja
kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi.
5) Teori Jerome Bruner
Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang
secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang
sulit, dan mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak.
Contoh :
- Tahap Enaktif
Contohnya : Guru memperlihatkan gambar pizza atau membawa langsung pizza
kedalam kelas kemudian mengajarkan peserta didik mengenai
pecahan apabila 1 bagian pizza itu di ambil berapa maka jumlahnya
yang tersisa.
- Tahap Ikonik
Contohnya : Ketika peserta didik di ajak jalan-jalan ke mall bersama kelurganya
dan melihat sebuah gambar pizzanya saja anak itu tahu berapa jumlah
pecahan yang terdapat pada gambar itu.
- Tahap Simbolik
Contohnya : Peserta didik dapat menjelaskan pecahan secara absrak tanpa bantuan
visualisasi seperti tahap sebelumnya dan dapat membuat abstraksi
berupa teori-teori, penafsiran, analisis, dan sebagainya terhadap
realitas yang telah diamati dan dialami.
6) Pemecahan Masalah (George Polya)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran
matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan
mendalam Ketika menghadapi suatu masalah.
Contoh : Siswa disajikan soal matematika dengan kalimat yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari serta memuat masalah yang menuntut pemecahan. Soal
cerita yang dimaksud dalam tulisan ini adalah soal Matematika yang
dinyatakan dalam bentuk cerita. Soal cerita yang baik adalah yang berkaitan
erat dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misal,
Suatu panitia rekreasi siswa sekolah mencoba merancang biaya total wisata
ke pantai Lawata. Carilah rincian dana yang diperlukan.
7) Teori Van Hiele (Hierarkis Belajar Geometri)
Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang
pemikiran geometrik, yaitu visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan nigor.
Contoh : Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar
geometri, yaitu :
- Tahap pengenalan (visualisasi)
Contoh : Siswa diperlihatkan berbagai bangun geometri seperti segitiga,segi empat,
balok, kubus, dan jajar genjang.
- Tahap analisis
Contoh : Pada saat siswa diberikan sebuah kubus, ia akan mengetahui bahwa kubus
terdapat 6 sisi berbentuk persegi yang sama ada 12 rusuk yang sama
panjanng, ada 8 titik sudut, dsb
- Tahap pengurutan (deduksi informal)
Contoh : Siswa sudah mengenal segitiga sama sisi, segitiga sembarang, dan segitiga
sama kaki, ia akan memahami segitiga tersebut merupakan suatu
kelompok segitiga berdasarkan sisi.
- Tahap deduksi
Contoh : Dalam tahap ini anak didik sudah mampu menarik kesimpulan dari hal-hal
yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
Misalnya : untuk menentukan keliling persegi panjang, dapat digunakan
rumus keliling = P + L + P + L = 2 (P + L).
- Tahap akurasi (nigor)
Contoh : menentukan rumus keliling persegi panjang dapat di buktikan dengan :
- Memperlihatkan kepada anak didik sebuah kolam berbentuk persegi
panjang.
- Kemudian menyuruh anak menghitung ukuran kolam dimulai dengan
sisilebar, kemudian sisi panjang. Lalu hasilnya dikalikan. Maka dari
praktek itudapat diketahui bahwa rumus luas persegi panjang adalah
PxL.
- Selanjutnya, hitunglah kedua sisi panjang dan kedua sisi lebar kolam
tersebutdengan cara mengelilinginya. Dan secara tidak langsung anak
didik tersebut sedang menghitung keliling persegi panjang. Sehingga
terbuktilah bahwa rumus keliling persegi panjang adalah Keliling = 2
(P+L ).
8) RME (Realistic Mathematics Education)
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara
mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa.
Contoh : Agar bisa membawa siswa lebih mudah dalam penanaman konsep materi
tesebut dengan membawa anak ke situasi permasalahan yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang sering dialami siswa, misalnya dalam penanaman
konsep perkalian, dengan cara guru mengajukan pertanyaan, “3 ekor ayam,
kakinya ada berapa ?” Dengan masalah seperti ini, jawaban anak diharapkan
akan bermacam-macam. Salah satunya adalah banyaknya kaki ayam adalah 2
+ 2 +2. Jika tidak ada yang menyatakan dengan 3 x 2, maka kita dapat
mengenalkan tentang notasi atau lambang atau konsep perkalian, yaitu 3 x 2.
Jadi, dengan pertanyaan tadi diharapkan siswa dapat membangun atau
mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Dari jawaban pertanyaan itu
dimunculkan konsep perkalian. Jadi, bukan guru yang langsung
mengumumkan, namun siswa yang mendapatkan arti 3 x 2.
9) Peta Konsep
Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan atau peta
sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas dan keseluruhan konsep terindentifikasi.
Contoh : Peta konsep dapat dibuat sebagai rangkuman dalam pembicaraan pengukuran
Panjang dan berat.
2. Pembulatan 201277,230273
a) Satuan terdekat = 201277
b) Puluhan terdekat = 201280
c) Satu tempat decimal = 201277,2
d) Perseratusan terdekat = 201277,23

3. Identifikasi bentuk–bentuk penyampaian konsep yang kurang tepat pada beberapa buku
pelajaran matematika SD materi bilangan bulat, sebagai berikut :
a) Penggunaan garis bilangan yang prisnipnya tidak konsisten
b) Masih banyak guru yang salah dalam menafsirkan bentuk a + (-b) sebagai a – b atau
bentuk a – (-b)sebagai bentuk a + b
c) Masih banyak para guru dan siswa yang tidak dapat membedakan tanda – atau +
sebagai operasi hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan
d) Kurang tepatnya memberikan pengertian bilangan bulat
e) Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan
bulat secara konkret maupun secara abstrak (tanpa menggunakan alat bantu)

4. Himpunan penyelesaian dari 5x – 10 ≥ 7x + 4 dengan x peubah pada himpunan bilangan


bulat.

Penyelesaian :

5x – 10 ≥ 7x + 4

⇔ 5x + (-7x) – 10 ≥ 7x + (-7x) + 4 (kedua ruas ditambah -7x)

⇔ -2x – 10 ≥ 4

⇔ -2x – 10 + 10 ≥ 4 + 10 (kedua ruas ditambah 10)

⇔ -2x ≥ 14

⇔ ( −12 ) (−2 x ) ≥ ( −12 ) .(14) (kedua ruas dikalikan dengan


−1
2
dan tanda

ketidaksamaannya berubah menjadi ≤ ).

⇔ x ≤ -7
Jadi, himpunan penyelesaian dari 5x – 10 ≥ 7x + 4, dengan x ∈ B adalah { -7, -8, -9, … }

5. Diketahui:

Panjang (p) : ( x+ 3 ) cm

Lebar (l) : ( x+2) cm

a) Keliling =2xp+2xl

K = 2 (x + 3) + 2 (x + 2)

K = 4x + 10

b) Jika kelilingnya 42 cm, maka nilia x adalah :

K = 42 ⇔ 42 = 4x + 10

⇔ 42 – 10 = 4x + 10 – 10 (kedua ruas dikurang 10)

⇔ 32 = 4x

1 1 1
⇔ .32= .4 x (kedua ruas dikali )
4 4 4

⇔ 8 = x atau x = 8

c) Panjang dan lebar persegi panjang

p=x+3⇔p=8+3

p = 11

l = x + 2 ⇔l = 8 + 2

l = 10

Anda mungkin juga menyukai