TADRIS FISIKA
(Studi Kasus Video Pembelajaran
Mahasiswa PPL Daring)
SKRIPSI
OLEH:
RATIH
NIM.TF.161174
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI)
dalam Program Studi Tadris Fisika
OLEH:
RATIH
NIM.TF.161174
i
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Jl. Jambi – Muara Bulian Km. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Tgl. Halaman
Revisi Revisi
ii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Jl. Jambi – Muara Bulian Km. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Telp/Fax : (0741)583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Tgl. Halaman
Revisi Revisi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jambi, April 2021
Pembimbing II
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
4 Lousiana Muliawati, M.
3 Juni 2021
Pd. (Penguji II)
5 Dr. Tanti, M.Si
3 Juni 2021
(Pembimbing I)
6 Dr. Sukarno, M,Pd. I
4 Juni 2021
(Pembimbing II)
Mengetahui Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
iv
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
AlamatFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi - Ma Km.16 Simp. Sei. Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Ratih
NIM. TF.161174
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin....
Dengan mengharap ridho Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan kepada
yang tercinta:
Dan dapat meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri
Tekakhir kepada Actor Lee Min Ho terimakasih atas Dramamu yang selalu
menemani dikala down.
Tak ada yang dapat penulis berikan selain do’a dan terimakasih yang tulus
Dan iklas dan hanya Allah SWT saja yang dapat membalasnya
Amin Ya Robbal’Alamin
vi
MOTO
َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ُ ُْ
ِل الل ْحد
ِ ن المهدِ إ
ِ مم
ِ أطلبِ العل
Artinya: Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat (HR. Bukhori).
vii
KATA PENGANTAR
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Tadris Fisika pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak masukan-masukan
maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari dosen
pembimbing dan rekan-rekan penulis lainnya. Maka dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku rektor UIN Shlthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Shultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, S.Si, M.Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Shultan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr. Tanti M.Si selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikiran demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Dr. Sukarno, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan serta petunjuk dalam menyusun
skripsi ini.
6. Adik-adik Mahasiwa Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Shultan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan do’a tiada
henti hingga menjadi semangat pada diri penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat Mahasiswa Tadris Fisika Angkatan 2016 yang telah menjadi
teman diskusi selama penyusunan skripsi ini.
Penulis panjatkan do’a kepada Allah SWT semoga segala bantuan,
penggorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung
maupu tidak langsung semoga menjadi amal shaleh dari beliau-beliau mendapat
balasan atau ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis bagi
para pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.
Ratih
TF. 161174
ix
ABSTRAK
Nama : Ratih
Prodi : Tadris Fiska
Judul : Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa Tadris Fisika (Studi
Kasus Video Pembelajaran Mahasiswa PPL Daring)
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui keterampilan dasar mengajar
mahasiswa tadris fisika (studi kasus video pembelajaran mahasiswa PPL daring).
Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriftif dengan pendekatan kuantitaf.
Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
sedang melakukan PPL Daring. Teknik pengumpulan data penelelitian ini ialah
mengumpulkan video mahasiswa PPL daring pada masa pandemi covid – 19.
Setelah video didapatkan kemudian di analisis sesuai dengan pendemon
keterampilan dasar mengajar mengajar mahasiswa tadris fisika untuk setiap aspek
diberikan skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: mahasiswa tadris fisika
memiliki (1) Keterampilan membuka pelajaran dengan kategori baik dengan
persentase 68.58%. (2) Keterampilan menjelaskan termasuk kategori sangat baik
dengan persentase 88.28%. (3) Keterampilan bertanya termasuk kategori cukup
dengan persentase 32.72%, karena indikator pemberian acuan/petujuk belum
maksimal. (4) Keterampilan memberikan penguatan termasuk kategori kurang
dengan persentase 34.48%, indikator variasi pengunaan kurang optimal. (5)
Keterampilan mengadakan variasi termasuk kategori baik dengan persentase
77.62%, tetapi indikator variasi dalam cara mengajar dan variasi alat-alat atau
bahan belum tercapai secara optimal. (6) Keterampilan mengelola kelas termasuk
kategori cukup dengan persentase 47.59%, tetapi kurang optimal dalam indikator
membagi perhatian. (7) Keterampilan menutup pelajaran termasuk kategori
kurang dengan persentase 21.38%, karena kurang optimal pada indikator
mengevaluasi, merangkum inti pelajaran. (8) Keterampilan membimbing diskusi
termasuk kategori sangat kurang dengan persentase 6.62%, karena dalam kegiatan
diskusi mahasiswa tidak melakukan/membuat untuk mengadakan diskusi
sehingga indikator pencapain kurang optimal.
Kata Kunci: Keterampilan Mengajar Mahasiswa, PPL Daring, Video
Pembelajaran
x
ABSTRACT
Name : Ratih
Major : Physic Education
Tittle : Analysis of Teaching Skills for Physics Tadris Students (Case Study
of Online PPL Student Learning Videos)
The purpose of this Research was to determine the basic skills of teaching physics
education students (case study of online PPL student learning videos). This type
of research is descriptive research with a quantitative approach. The research was
conducted at the Islamic University of Sulthan Thaha Saifuddin Jambi which is
currently conducting online PPL. The data collection technique for this research
was to collect videos of PPL students online during the Covid-19 pandemic. After
the video was obtained, it was analyzed according to the demonstrators' basic
teaching skills to teach physics tadris students for each aspect, a score was given.
The results showed that: physics tadris students had (1) good category opening
skills with a percentage of 68.58%. (2) Explanation skills are in the very good
category with a percentage of 88.28%. (3) The questioning skill is in the sufficient
category with a percentage of 32.72%, because the indicators of giving references
/ references are not maximal. (4) Skills to provide reinforcement are in the poor
category with a percentage of 34.48%, the indicator of variation in use is less than
optimal. (5) The skill of conducting variations is in a good category with a
percentage of 77.62%, but indicators of variation in teaching methods and
variations in tools or materials have not been achieved optimally. (6) Class
management skills are in the moderate category with a percentage of 47.59%, but
not optimal in terms of dividing attention indicators. (7) Skill to close the lesson is
in the poor category with a percentage of 21.38%, because it is less than optimal
in evaluating indicators, summarizing the essence of the lesson. (8) The skill of
guiding discussion is in the very poor category with a percentage of 6.62%,
because in discussion activities students do not do / make discussions so that the
achievement indicators are less than optimal.
Keyword: Teaching Skill of Student, PPL Daring, Learning Video
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ IV
PERSEMBAHAN ........................................................................................... V
MOTTO .......................................................................................................... VI
ABSTRAK ...................................................................................................... IX
ABSTRACT ..................................................................................................... X
BAB I PENDAHULUAN
xii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran .................................................................................................... 77
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
itu metode pengajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua situasi
dalam proses pengajaran.
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang calon pendidik
adalah Teaching Basic Skill (Keterampilan Dasar Mengajar) yang terdiri dari:
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set induction and Closure),
Keterampilan Bertanya (Questioning), Keterampilan Memberikan Penguatan
(Reinforcement), Keterampilan Memgadakan Variasi (Variation Stimulus),
Keterampilan Menjelaskan Pelajaran (Eksplaining), Keterampilan Mengelola
Kelas (Class Room Management), Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil (Guiding Small Discussion), serta Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan Teaching Small Discussion and Personal (Muzakkir, 2012).
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh calon guru, agar dapat melaksanakan tugasnya dalam mengajar
secara efektif, efisien dan professional Dengan demikian keterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat
mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas
mengajarnya. Dalam mengajar ada dua yang kemampuan pokok yang harus
dikuasai oleh seorang tenaga pengajar yaitu: (1) menguasai materi atau bahan ajar
yang akan diajarkan, (2) menguasai metodologi atau cara untuk
membelajarkannya. .
Berdasarkan hasil observasi di kampus khususnya prodi tadris Fisika,
belum dilakukan tingkat keterampilan dasar mengajar dalam keterampilan
pembelajaran daring. Oleh karena itu peneliti tertarik/tertantang untuk melakuan
penelitian terkait tentang analisis keterampilan mengajar mahasiswa tadris Fisika
di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi karena setiap seorang
guru atau calon guru sangat perlu atau penting menguasai bangaimana
keterampilan mengajar yang baik dan menarik di sekolah. Untuk itu terkait kasus
ini belam ada atau belum pernah dilakukan penelitian terkait analis keterampilan
mengajar ini di kampus terutama untuk tadris Fisika. Penelitian ini diharapkan
4
PPL Daring merupakan aktivitas kegiatan PPL yang terdiri dari daring
dan luring. Konsep ini hadir sebagai alternative dalam menjawab tuntutan
perubahan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Proses kegiatan PPL Daring
dilakukan secara interatif menggunakan teknologi berbasis jaringan
internet/online. PPL daring merupakan skema baru yang dikembangkan untuk
merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dalam upaya
mitigasi Covid-19. Kondisi pandemi yang saat ini terjadi diseluruh negara di
dunia, termasuk di Indonesia, menyebabkan perlunya langkah bijak untuk
mengantisipasi virus tersebut agar tidak menyebar luas. Salah satunya salah
satunya langkah yang dilakukan khususnya dalam bidang pendidikan adalah
dengan menyelenggarakan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring
tentunya membutuhkan keterampilan dan persiapan khusus karena memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran luring. Keterampilan dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran daring menjadi
penting bagi mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia
pendidikan.
Pembelajaran Daring adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu yang digunakan adalah media smartphone dan komputer.
Dengan dikembangkannya di jaringan smartphone komputer memungkinkan
untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga dikembangkan ke
jaringan komputer yang lebih luasyaitu internet. Penyajian pembelajaran daring
berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Pembelajaran daring ini tidak
memiliki batasan akses, yang memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan banyak
waktu (Suherey, 2020).
Pembelajaran secara daring memiliki kelebihan sebagai berikut:
(1) tersedianya fasilitas e-moderating dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu, (2) pengajar dan siswa
dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, (3)
siswa dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila
diperlukan mengigat bahan ajar tersimpan di komputer, (4) bila siswa memerlukan
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang dapat diidentifikasikan
sebagai permasalahan dalam keterampilan dasar mengajar mahasiswa fisika
adalah. Bagaimana kemampuan keterampilan mengajar yang dimiliki mahasiswa
tadris fisika, pada saat melakukan PPL Daring.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan di atas, agar tidak
menyimpang dari permasalahan serta mengingat keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, peneliti membatasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengambilan data di lakukan melalui analisis video pembelajaran mahasiswa
PPL daring.
2. Aspek keterampilan mengajar yang dilihat (a) keterampilan membuka dan
menutup pembelajaran, (b) keterampilan memberi penguatan, (c)
keterampilan mengadakan variasi, (d) keterampilan menjelaskan, (e)
keterampilan bertanya, (f) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
(g) keterampilan mengelola kelas dan (h) keterampilan mengajar kelompok
kecil/perorangan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian kajian latar belakang dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana kemampuan
keterampilan mengajar mahasiswa tadris fisika?
8
9
10
pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang sekarang dan nanti dihadapi siswa (Sagala, 2003).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu perubahan tingkah laku penampilan dengan serangkaian aktivitas seperti
membaca, mengamati, mendengar dan lainnya sebagai hasil dari pengalaman.
Proses pembelajaran melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial
siswa, guru harus menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Kondisi tersebut antara lain memberikan pekerjaan rumah,
melakukan diskusi, mengajukan dan menjawab pertanyaan, serta mendorong
siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Dengan cara ini, guru dapat
mencapai tujuan pembelajaran, dan siswa dapat menguasai kemampuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Belajar diartikan sebagai proses, metode, dan
perilaku menjadi seorang pembelajar. Orang yang belajar disebut belajar.
Kemudian, belajar sendiri berarti mencoba memperoleh kecerdasan atau
pengetahuan, berlatih, mengubah perilaku, atau reaksi yang disebabkan oleh
pengalaman (Slameto, 2003).
Dalam Premendiknas RI NO. 52 Tahun 2008 tentang standar proses
disebutkan bah tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata
pelajaran, menata urutan topik-topik mengalokasikan waktu, petunjuk dalam
memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan
ukuran (standar) untuk mengukur prestasi siswa. Menurut Ahmad dkk, (2009)
tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Tercapainya perubahan perilaku
atau kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. b) Tujuan
ditetapkan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik, yang menarik
untuk di garis bawahi yaitu pemikiran k eempat dari David kapel bahwa penentu
tujuan pembelajaran harus dicapai dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung
implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran segyogyanya di buat secara
tertulis (written plan).
Upaya untuk merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan
manfaat tertentu bagi guru dan siswa. Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4
(empat) manfaat belajar, yaitu: (1) dapat dengan mudah menyampaikan tujuan
11
dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Profesi memiliki beberapa ciri-ciri
sebagai berikut: (1) standar untuk kerja, (2) lembaga pendidikan khusus untuk
menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang
bertanggung jawab, (3) organisasi profesi, (4) etika dan kode etik profesi (5)
sistem imbalan, (6) pengakuan dari masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tentang Guru
Dan Dosen, 2005 pasal 10 ayat 1 menyatakan kompetensi guru yang sebagai
mana yang dimaksud dalam pal 8 yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik
Menurut Wahyu (2015), kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam
mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: (1) memahami peserta
didik, (2) perancang dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran
dan, (4) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kompetensi pedagogik
juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.
Menurut Hendayana (2007), kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran yang meliputi: (1) pemahaman terhadap peserta didik,
(2) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran dan (4)
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompotensi pedagogik merupakan kemampuan seorang pendidik
dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang
dimilikinya kompetensi pedagogik ini meliputi:
14
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran dan hasil
belajar.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan
Dosen, kompetensi yang harus dimiliki pendidik adalah kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian kompetensi profesional dan sosial yang diperoleh melalui
pendidikan profesi (Ifrianti, 2018). Secara umum keempat kapabilitas ini saling
terkait dan saling mendukung. Namun kemampuan mengajar ini memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran karena berkaitan langsung dengan
tugas pokok menjadi seorang pendidik yaitu kemampuan melakukan dan
mengelola proses pembelajaran.
Manfaat kompetensi pedagogik bagi guru: (1) Guru dapat memahami
mengenai karakter, sifat, daya pikir, perkembangan psikis dan fisik, para peseta
didik. (2) Membantu para tenaga mengajar dalam memahami dan menentukan
tujuan arah pembelajaran yang ingin dicapai. (3) Menjadi tolak ukur keberhasilan
seorang tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas dalam pendidikan. Menurut
Kurniasih (2017), manfaat kompetensi pedagogik yaitu: (memanusiakan manusia,
dan menjadikan seseorang menjadi dewasa demi kebahagiaan dalam menjalani
kehidupan, (2) agar peserta didik atau anak menjadi seseorang yang mampu
memahami dan menjalani kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri sendiri,
dapat hidup dapat lebih bermakna dikemudian hari serta, (3) mengembangkang
kepribadian siswa yang kearah yang lebih baik.
Tujuan kompetensi pedagogik menurut Kurniasih (2017), memanusiakan
manusia, dan menjadikan seseorang lebih dewasa untuk kebahagian meraka dalam
menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, dan menjadikan seorang
menjalani hidup dengan penuh bahagia. Dengan kata lain, tujuan kompetensi
pedagogik masih berkaitan dengan hakikat pendidikan diri sendiri sebagai
perubahan yang mampu membuat peserta didik mengembangkan potensi diri/
keahliannnya.
Proses belajar-mengajar merupan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru merupakan
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa
16
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat-syarat
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai betul seluk-beluk
pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan yang yang perlu
dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Undang-Undang No.
14 Tahun 2005 tentang guru menjelaskan pengertian guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan fermal, pendidikan dasar, pendidikan menengah.
Komponen yang berkaitan dengan masalah pembelajaran diantanya adalah
menguasai materi ajar, pengelolaan program belajar-mengajar maupun
pengelolaan kelas. Dalam proses belajar-mengajar, yang pertama kali dilakukan
adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalammnya terdapat
kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, lahngkah
berikutnya ialah menentukan materi pelajaran sesuai dengan tujuan tersebut.
Selanjutnya menentukan metode mengajar apa yang dapat melibatkan siswa
secara aktif, kemudian menentukan alat peraga pengajaran yang dapat digunakan
untuk memperjelas dan mempermudah penerimaan materi pelajaran oleh siswa
serta dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut (Andriawati, 2013).
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tentang Guru Dan Dosen,
2005, kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa yaitu faktor internal seperti
kemampuan, minat, motivasi dan bakat. Factor eksternal seperti guru, orang tua,
sarana-prasarana sekolah serta lingkungan belajar.
Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan
melaksankan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah belajar
tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan kegiatan dinamis sehingga guru
perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada
siswa di kelas. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik
17
secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit untuk dirasakan oleh guru.
Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikanya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berbeda. Jadi kompetensi yang paling diperlukan oleh seorang guru agar
dapat mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar tersebut agar
mendapatkan hasil belajar yang baik adalah kompetensi pedagogik (Andriawati,
2013).
a. Kompetensi Kepribadian
Menurut Anas (2017), kompetensi kepribadian adalah kemampuan
seorang guru dan memiliki sifat-sifat pribadi seperti: kasih sayang kepada anak
didik, lemah lembut, rendah diri, menghormati ilmu, adil, konsekuen perkataan
sesuai perbuatan, sederhana. Kepribadian adalah sesuatu sikap atau tingkah laku
yang dimiliki oleh seorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya untuk menentukan suatu tujuan. Para guru tipe kepribadian
intelektual-kognitif memberikan evaluasi yang lebih tinggi untuk motip
terhubung dengan menghindari kritik dari pihak yang berwenang.
Menurut Rakip (2009), kompetensi kepribadian adalah kemampuan atau
kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru yang kelak harus
memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpencar dalam perilaku sehari-hari.
Kompetensi kepribadian menggambarkan pada kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, dan berwibawa
sehingga menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi
kepribadian ialah pribadi yang mantap sehingga mampu menjadi sumber panutan
bagi pererta didik. Kompetensi kepribadian menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 pasal 28 ayat 3 butir B dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap dan stabil
dewasa arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak
mulia.
Menurut Sayuwaktini (2015), kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi
18
b. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan seorang pendidik dalam
berinteraksi dengan peserta didik, orang tua, rekan seprofesinya dan bahkan
dengan lingkungan masyarakatnya baik secara langsung maupun tidak lansung
(Feralys, 2015). Kompetensi sosial ini juga merupakan kemampuan seorang
pendidik dalam berkomunikasi secara efektif dan efesien. Pendidik juga individu
yang merupakan bagian dari masyarakat, sehingga pendidik juga membutuhkan
orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalankan perannya sebagai
sorang pendidik. Jadi berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik, orang
tua, rekan seprofesi maupun lingkungan masyarakat itu sangat penting bagi
seorang pendidik.
Menurut Sudarlan (2016), kompetensi sosial adalah kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain.
Kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan
melaksanakan tanggung jawab sosial. Rifadin (2016) menjelakan kompetensi
sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang
akan datang.
Guru yang profesional juga memiliki kompetensi sosial yang dapat
diandalkan. Kompetnsi ini Nampak dalam kemampuannya untuk berinteraksi dan
berhubungan dengan orang lain secara efektif (siswa, rekan guru, kepala sekolah,
dan masyarakat pada umumnya). Menurut permindiknas No. 16/2007,
kemampuan data standar kompetensi ini mencangkup empat kompetensi utama
yakni: (1) bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin ras, agama, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi, (2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan sesame pendidik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat, (3) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
20
tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing para siswa. Guru yang profesional akan lebih mampu mengelola
keadaan kelasnya, sehingga belajar para peserta didik menjadi optimal.
Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar
yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi atau meningkatkan
kompetensinya. Kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki yaitu: (1)
kompetensi kongnitif, merupakan kompetensi yang berkaitan dengan intelektual,
(2) kompetensi efektif, yaitu kemampuan dibidang sikap, menghargai pekerjaan
dan sikap dalam menghargai hal-hal yang berhubungan dengan tugas profesinya,
(3) konpetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai keterampilan
atau perilaku.
3. Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan akal,
ide, pikiran, dan kreatifitas dalam mengerjakan, menggubah maupun membuat
sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan
tersebut. Suatu keterampilan hendaknya terus dikembangkan dan dilatih serta
diasah sehingga dapat bertambah kemampuan seseorang tersebut menjadi ahli
atau profesional dalam salah satu bidang tersebut. Keterampilan mengajar
merupakan kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus dimiliki oleh
seorang pendidik baik ia sebagai guru ataupun sebagai dosen dalam kegiatan
belajar mengajar agar belajar secara efektif dan efisien. Menurut Wijayani (2017),
keterampilan dasar mengajar merupakan kemampuan yang bersifat khusus dan
keterampilan mengajar yang mutlak yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan profesional.
Mengajar merupakan usaha yang dilakukan untuk menyampaikan dan
memahamkan ilmu kepada siswa. Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik (Ardi, 2014).
Proses penyampaian tersebut sering juga dianggap sebagai proses mentranfer
pengetahuan. Mengajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses menanamkan
pengetahuan, nilai, dan keterampilan kepada siswa melalui kegiatan belajar untuk
membantu siswa dalam menjawab tantangan hidupnya yang efektif dan efisien.
24
yang membuat siswa menjadi senang dalam belajar dan menjadikan siswa aktif
dan kreatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Variasi stimulus merupakan suatu kegiatan guru dalam kontek proses
interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik,
sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan
dan penuh partisipasi (Zainal, 2011). Jadi inti tujuan proses pembelajaran variasi
adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat peserta didik agar belajar
lebih baik.
Menurut Sanjaya (2006), keterampilan dasar variasi adalah keterampilan
guru untuk mengajar agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh
gairah berpartisifasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
Keterampilan mengadakan variasi ada tiga macam yaitu: variasi cara mengajar
guru, variasi dalam menggunakan media atau alat pengajaran, dan variasi pola
interaksi dalam kegiatan siswa.
1. Variasi cara mengajar guru, contohnya:
a. Penggunaan variasi yaitu: suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi
menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
b. Pemusatan perhatian seperti: perhatikan baik-baik! jangan ribut! Dan lain-
lain.
c. Kesenyapan atau kebisuan, pada saat menjelaskan tiba-tiba guru diam
sejenak untuk menarik perhatian.
d. Mengadakan kontak pandang yaitu menjelajah keseluruh kelas dan melihat
mata seluruh siswa.
e. Gerakan kepala dan ekspresi wajah seperti mengantuk, menggeleng,
tersenyum, menaikan alis mata dan sebagainya.
f. Pergantian posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa mengontrol tingkah
laku siswa (Sanjaya, 2006)
2. Variasi dalam menggunakan media dan alat pengajaran
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Contohnya: grafik,
bagan, poster, gambar film dan slide.
30
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (audio aids). Contohnya:
rekaman suara, suara radio, musik deklamasi puisi, dan sosiodrama.
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dan digerakan (motorik).
Contihnya: peragaan siswa, model, patung, topeng dan boneka.
d. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio-visual
aids). Contohnya: televisi, radio, slide projektor yang diiringi penjelasan
guru.
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, bertujuan agar tidak menimbulkan
kebosanan dan kejemuan siswa serta menghidupkan suasana kelas kondusif.
Adapun lima jenis pola interaksi yaitu:
a. Pola guru-murid, yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah.
b. Pola guru-murid-murid, yaitu ada balikan bagi guru, siswa saling belajar
satu sama lain.
c. Pola melingkar yaitu setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
pendapat atau jawaban, tidak diperkenakan berbicara dua kali apabila setiap
siswa mendapat giliran (Usman, 2009).
terhadap materi yang telah diajarkan sehigga siswa dalam proses pembelajaran
selalu dituntut untuk bertanya apa yang belum dipahami/dimengerti oleh siswa
tersebut, sehingga pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa secara baik dan menyeluruh
sehingga siswa itu paham dengan apa yang dipelajarinya.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari sesorang
yang dikenal. Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berfikir (Sunhaji, 2009). Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan
peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
perlontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa
yaitu: (1) meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, (2)
membangkitkan minat dan rasa igin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dihadapi atau dibicarakan, (3) mengembangkan pola dan cara berfikir aktif
dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, (4)
menunjukkan proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, (5) memusatkan perhatian siswa
terhadap masalah yang sedang dibahas.
Menurut Sunhaji (2009), dasar pertanyaan yang baik adalah: (1) jelas dan
mudah dimengerti oleh siswa, (2) berikan informasi yang cukup untuk memjawab
pertanyaan siswa, (3) difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu, (4)
berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab
pertanyaan, (5) bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata,
(6) berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbut keberanian
siswa untuk menjawab atau bertanya, (7) tuntunlah jawaban siswa sehingga
mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar dalam menjawab
pertanyaan.
Tujuan dari keterampilan bertanya yaitu sangat membantu peserta didik,
baik dalam mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah suatu soal,
meningkatkan rasa ingin tahu serta perhatian siswa, dan mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik. Selain itu juga keterampilan bertanya juga
bermanfaat untuk pendidik yaitu, proses pembelajaran dengan keterampilan
34
ketika belajar di dalam kelas. Pengelolaan kelas menjadi perhatian yang sangat
serius bagi pelaku pendidikan. Menariknya karena segala proses pembelajaran
berlansung di kelas. Perilaku yang ditampilkan seorang pendidik dalam
berinteraksi dengan peserta didiknya menjadi lebih penting dalam proses
pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah keterampilan pendidik untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar.
1. Keterampilan ini Meliputi beberapa tindakan seperti:
a. Menunjukkan sikap tanggap sehingga peserta didik merasakan bahwa
pendidik hadir bersama dengan mereka dan tahu apa yang sedang mereka
perbuat. Kesan ini ditunjukkan dengan memandang kelas secara seksama,
gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap
gangguan serta kekacauan peserta didik (Zainal, 2012). Hal ini sering terjadi
dalam kelas, bahkan ada diantara pendidik yang tidak mampu mengontrol,
tetapi yang seharusnya terjadi bahwa pendidik secara tidak lansung
memberikan teguran sekaligus pembelajaran, baik melalui pandangan,
ekspresi, pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan
kepada peserta didik yang membuat kekacauan dalam kelas.
b. Membagi perhatian, pengelolaan kelas yang efektif tidak ditandai dengan
pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian
dikerjakan secara visual dan verbal. Perhatian visual, yaitu pendidik dapat
mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama
sedemikian rupa sehingga dapat melirik kegiatan kedua, tanpa kehilangan
perhatian pada kegiatan pertama. Perhatian verbal, yaitu pendidik dapat
memberi komentar, penjelasan, pertanyaan, dan terhadap aktivitas peserta
didik saat memimpin dan terlibat supervise pada aktivitas peserta didik lain.
c. Memusatkan perhatian kelompok, kegiatan peserta didik dalam belajar dapat
dipertahankan apabila dari waktu ke waktu pendidik mampu memusatkan
perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan dengan cara
menyiagakan peserta didik dan menuntut tanggung jawab peserta didik.
Banyak hal mampu mengubah kondisi kelas yang awalnya tenang, namun
36
akhirnya kacau hanya karena beberapa orang saja atau dengan aktivitas lain
yang dilakukan karena kebosanan, untuk menghindari hal itu terjadi, maka
salah satu yang dilakukan adalah memberikan tanggung jawab kepada
beberapa orang untuk membantu pendidik agar situasi dalam proses
pembelajaran tetap berjalan kondusif (Irawati, 2020).
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, teguran dengan verbal yang evektif
harus memenuhi syarat seabagi berikut: tegas dan jelas tertuju kepada
peserta didik yang mengganggu dan tingkah laku yang dihentikan,
menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan, dan
menghindari ocehan yang berkepanjangan (Zainal, 2012). Ini dilakukan
untuk memberi efek jera kepada peserta didik yang biasanya membuat ulah
dalam kelas sehingga tidak kondusif, dengan harapan bahwa peserta didik
tersebut bisa mengubah sikap yang buruk menjadi lebih baik.
e. Memberi penguatan, dapat dilakukan kepada peserta didik yang suka
mengganggu jika pada suatu saat tertangkap melakukan perbuatan yang
negarif, dapat pula peserta didik yang bertingkah laku yang wajar dan
dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku yang
positif bagi peserta didik yang suka mengganggu. (Usman, 2009).
Maksudnya bahwa, jika ada salah satu peserta didik yang memiliki akhlak
yang baik, maka bisa dijadikan sebagai contoh bagi peserta didik yang lain
untuk menjadi lebih baik pula, terutama pada peserta didik yang nakal, suka
mengganggu, bahkan yang selalu membuat keributan dan kerusuhan.
2. Pengendalian Kondisi Belajar yang Optimal
Keterampilan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh
unsur tampilan pendidik, tampilan peserta didik, dan tampilan kelas. Supaya
kondisi pembelajaran optimal, maka tiga unsur tersebut harus diciptakan oleh
seorang pendidik. (a) Tampilan pendidik dalam pembelajaran dipengaruhi oleh
kemampuan pemdidik dalam menyelenggarakan pembelajaran pada kegiatan
awal, inti, dak akhir serta kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar.
Tampilan peserta didik dalam pembelajaran dapat dibetuk apabila pendidik
menguasai metode dan strategi yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
37
secara beragam. (b) Tampilan kelas dalam pembelajaran dapat diciptakan oleh
pendidik, salah satunya dengan menyediakan lembar kerja peserta didik
Latuconsina, (2013). Ketiga hal tersebut menjadi bagian dari terciptanya kondisi
belajar yang optimal, sehingga menjadi bagian yang penting untuk dilaksanakan
dalam proses pembelajaran.
Memodifikasi tingkah laku, beberapa tingkah laku yang digunakan untuk
mengorganisasikan tingkah laku adalah: merinci tingkah laku yang menimbulkan
gangguan, memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan
dalam program remedial, bekerjasama dengan rekan, memilih tingkah laku yang
akan diperbaiki, memvariasikan pola penguatan yang tersedia (Zainal, 2012).
Tentunya dalam memodifikasi tingkah laku peserta didik atau bahkan beberapa
peserta didik itu tidaklah mudah, namun seorang pendidik harus selalu melakukan
usaha-usaha yang memungkinkan bisa berhasil, karena segala yang diusahakan
itu akan ada hasil yang baik, apalagi ini berkaitan dengan akhlak. Menemukan dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Cara yang dilakukan
adalah mengawasi peserta, menghilangkan ketennagan dengan cara humor,
mencari suasana lain, menghindarkan sesuatu yang bisa saja menggaggu jalannya
pembelajaran. Tujuan dari keterampilan mengelola kelas yaitu memelihara
suasana kelas yang kondusif dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
aktivitas yang ada di kelas serta dapat bertanggung jawab terhadap tingkah
lakunya.
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Menurut Mulyasa (2015), keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan pendidik
memberikan perhatian kepada setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang
lebih akrab antara pendidik dengan peserta didik maupun antara peserta didik.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara
3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan pendidik memberikan perhatian
terhadap setiap peserta didik serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
pendidik dan peserta didik dengan peserta didik.
38
seorang pendidik harus memahami hal tersebut dalam proses pembelajaran untuk
mengetahui bagaimana karakteristik dari peserta didik yang diajarnya, sehingga
mampu menjadi kreatif dan menggunakan rencana yang baik untuk hasil yang
lebih baik pula.
Menurut Banawi (2016), tujuan keterampilan mengajar perorangan yaitu:
(1) memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik, (2)
mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik, (3)
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif, (4)
membentuk hubungan yang lebih akrap atara pendidik dan peserta didik maupun
atar peserta didik. Tujuan dari mengajar kelompok kecil yaitu membimbing
peserta didik dalam memecahkan masalah secara demokratis, serta meningkatkan
sikap saling membantu terhadap sesama.
4. Pembelajaran Fisika
Pembelajan fisika pada hakikatnya mengedepankan tiga hal yakni sikap,
produk, dan proses. Sikap yang dimaksud adalah dengan pemikirannya orang
bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan
ilmiah. Produk merupakan kumpulan pengetahuan yang merupakan fakta, konsep,
prinsip, hokum, dan teori mengenai gejala alam. Proses merupakan langkah-
langkah yang harus ditempuh untuk memperoleh pengetahuan atau mencari
penjelasan mengenai gejala-gejala alam (Suastara dkk, 2014). Oleh karena itu,
pembelajaran fisika harus mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa
terkait dengan sikap, produk, dan proses.
Hakikat pembelajaran fisika menuntut siswa untuk aktif mengkonstruksi
konsep dan teori. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran fisika yakni agar
siswa memiliki kemampuan antara lain: mengembangkan pengalaman untuk dapat
merumuskan masalah; mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan;
merancang instrumen percobaan; mengumpulkan; mengelola dan menafsirkan
data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis (BSNP,
2007).
40
fisika dalam menjelaskan peristiwa alam secara kualitatif dan kuantitatif, serta
sebagai pengetahuan dasar dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. 6)
Membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan rasa
percaya diri, sehingga dapat pengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi merupakan keahlian
mengatasi masalah (Dagun 2005). Dalam hal ini dapat dijelaskan mengatasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah untuk
target pencapaian keberhasilan siswa. Strategi pembelajaran adalah upaya yang
dilakukan oleh perancang dalam menentukan teknik penyampaian pesan,
penentuan metode dan media alur isi pelajaran, serta interaksi pengajar dan
peserta didik, metode pengajaran yang digunakan disesuaikan dengan bahan, dan
kondisi siswa dengan melihat kegiatan yang dilakukan.
Strategi pembelajaran yang bermanfaat guna menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori
tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen
belajar/mengajar. Inti yang sangat penting dalam strategi pembelajaran adalah
model pembelajaran yang digunakan pengajar dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk dalam pembelajaran.
Cara guru dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin
memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.
Akan tetapi guru yang kreatif dan profesional, dan menyenangkan dituntut untuk
memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode
pembelajarn yang efektif, hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Menurut Mulyasa (2005),
terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat
mengajar dengan baik yaitu:
1. Pendekatan kompetensi
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk
kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhu spesifikasi tertentu
dalam proses pembelajaran. Kompetensi merupakan indikator yang menunjuk
kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup
42
B. Penelitian Relevan
Penjelasan lebih lanjut mengenai deskripsi di atas akan dijabarkan pada
pembahasan sub bab ini yang akan menjabarkan mengenai penelitian yang relevan
dengan penelitian ini guna memberikan penguatan terkait deskripsi teoritik di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Habibi (2017) dengan judul ‘‘Analisis
Keterampilan Mengajar Dasar Mengajar Guru Kimia Yang Mengikuti MGMP Di
MAN Kota Tegal’’ penelitian ini berdasarkan survey guru kimia di MAN Kota
Tegal dalam menerapkan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran,
keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi masih kurang.
Padahal keterampilan dasar mengajar guru merupakan keterampilan yang sangat
penting ditetapkan dalam pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
keterampilan dasar mengajar kimia yang mengikuti MGMP MIPA di MAN Kota
Tegal. Data penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian di MAN Kota Tegal tentang keterampilan dasar
mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP MIPA menunjukan bahwa
prosentase skor rata-rata dalam ketiga keterampilan dasar mengajar (keterampilan
membuka dan menutup, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan
variasi) sebasar 54% dengan kategori kurang sekali. Keterampilan yang dinilai
yaitu keterampilan membuka pelajaran sebesar 61% (cukup), keterampilan
bertanya sebesar 56% (kurang), keterampilan mengadakan variasi sebesar 53%
(kurang sekali), dan menutup pelajaran 44% (kurang sekali). Kemudian
berdasarkan hasil wawancara ditetapkan bahwa sebagian besar keterampilan dasar
guru kimia masih kurang, selama proses pembelajaran guru masih menerapkan
keterampilan dasar mengejar.
Penelitian yang dilakuakn oleh Siswanto pada tahun 2010 dengan judul
‘‘Tingkat Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Prodi Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta’’
menunjukkan tingkat Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Prodi Pendidikan
Akutansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta: (1)
Keterampilan Membuka Pelajaran adalah Terampil, (2) Keterampilan Penguasaan
dan Penyampaian Materi adalah Terampil, (3) Keterampilan Melakukan Interaksi
44
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, maka kerangka berpikir
dalam penelitian adalah:
Gambar Kerangka Pikir 2.1
Guru
Profesional
Keterampilan Mengajar
Keterampilan
Keterampilan
Mengadakan
Mengelola Kelas
Variasi
Keterampilan
Membuka dan
Keterampilan
Menutup Keterampilan
Mengajar Kelompok
Pembelajaran Memberi
Kecil dan
Penguatan
Keterampilan Perorangan/Keteram
Bertanya pilan Membimbing
Keterampilan Diskusi Kelompok
Menjelaskan Kecil
Hasail Belajar
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan
permasalahan penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Tadris Fisika
Universitas Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi yang sedang melaksanakan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Ajaran 2020/2021.
B. Desain Penelitian
Sesuai dengan metodologi penelitian dan latar belakang permasalahan
yang didapatkan sebelumnya, maka pendekatan dari penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan penelitianya deskriptif kuantitatif,
karena dalam penelitian mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang
secara matematis dan faktual dengan tujuan untuk memaparkan serta
menyelesaikan penyelesaian dari masalah yang diteliti. Menurut Rukajat (2018),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan fenomena
yang terjadi secara nyata realistik, aktual, dan nyata pada saat ini. Karena
penelitian ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki. Menurut Faridah (2016), penelitian yang bersifat
deskriptif tidak ada aturan yang mengikat seperti pada pada penelitian ekperimen.
Pada penelitian ini juga tidak diperlukan pengujian hipotesis ataupun mencari
hubungan antara variabl jadi penelitian ini hanya mengumpulkan data untuk
menggambarkan fenomena yang terjadi.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa metode deskriptif
kuantitatif dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam
menyelesaikan suatu penelitian ilmiah dengan tujuan untuk mengidentifikasi
kopetensi mahasiwa tadris fisika dalam keterampilan mengajar pada mahasiswa
tadris fisika.
46
47
C. Populasi
Menurut Sugiono (2016), mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2010), mengatakan bahwa populasi
merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Apabila seorang individu ingin
meneliti semua elemen yang ada pada wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Tadris Fisika Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang dipilih untuk sumber data (Sukardi, 2011). Menurut Sugiyono
(2012), menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sudjana (2004),
sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat
yang sama dengan pupulasi yang diambil sampelnya tersebut.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah sample random
sampling yaitu mahasiswa Tadris Fiska yang telah selesai mengontrak mata kuliah
PPL. Simple random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiono, 2016). Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini adalah mengumpulkan video pembelajaran mahasiswa PPL selama
masa Covid-19.
E. Definisi Konseptual
Keterampilan merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan akal
pikiran, ide dan kreatifitas dalam, mengubah maupun membuat suatu menjadi
lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Suatu keterampilan hendaknya harus dikembangkan dan dilatih serta diasah
sehingga dapat bertambah kemampuan seseorang tersebut menjadi ahli atau
profesional dalam satu bidang tersebut. Mengajar merupakan usaha yang
48
- Mengemukakan tujuan
c. Memberi acuan
pembelajaran
- Mengingatkan masalah
49
8 Keterampilan a. Memusatkan
membimbing perhatian anggota
diskusi kelompok
b. Menjelaskan kan
masalah,
menganalisis
pendapat anggota
kelompok
c. Meningkatkan
konstribusi anggota
kelompok,
membagi partisipasi
anggota kelompok
d. Menutup diskusi
𝐴
Nilai = P = x 100
𝐵
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
A. Hasil Penelitian
1. Data Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa PPL Daring
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini akan dipaparkan
hasil penelitian tentang Analisis Keterampilan Mengajar Mahasiswa Tadris Fisika
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Data diambil dengan
cara mengumpulkan Video pembelajaran Mahasiwa PPL Daring yang telah
menyelesaikan mata kuliah PPL. Kemudian Vidio tersebut dianalisis dengan
pedoman intrumen keterampilan mengajar yang sudah jadi. Lalu diberikan skor
sehingga didapatlah data seperti dibawah ini.
a. Komponen Keterampilan Dasar Mengajar Secara Umum
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis keterampilan mengajar yang
telah dilakukan secara umum maka didapatlah hasil pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Jumlah Keseluruhan Mahasiswa Setiap Kategori
5 Sangat 0-20 0 0%
Kurang
Dari tabel di atas dapat kita ketahuan bahwa keterampilan mengajar
mahasiswa Fisika saat melaksanakan PPL daring, kategori sangat baik dengan
rentang nilai 80 – 100 adalah 0. Selanjutnya kategori baik dengan rentang nilai 61
– 80 adalah 4 orang dari jumlah total 29 dengan persentase sebesar 13,79%.
Kemudian kategori cukup dengan rentang nilai 41 – 60 adalah 16 orang dari
jumlah total 29 dengan persentase sebesar 55,17%. Sedangkan untuk kategori
kurang dengan rentang nilai 21-40 adalah 9 orang dari jumlah total 29 dengan
54
persentase 31,03%. Sedangkan untuk kategori sangat kurang adalah 0% yang
berarti tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai 0 – 20. Hal ini dapat
dideskripsikan dalam diagram di bawah ini.
60%
55,17%
50%
40%
31,03%
30%
20%
14%
10%
0% 0%
0%
Sangata Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
30,00%
20,68%
20,00%
10,00%
0% 0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
c. Keterampilan Menjelaskan
Pemberian penjelasan dalam kegiatan belajar ialah suatu aspek yang sangat
penting dalam kegiatan seoang pendidik. Berdasarkan hasil pengukuran dan
analisis yang dilakukan mahasiswa dalam kegiatan menjelaskan diperoleh 42,39%
kategori sangat baik dan 58,62% kategori baik.
3 Cukup 41 – 60 0 Orang 0%
5 Sangat 0 - 20 0 Orang 0%
Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui keterampilan mengajar mahasiswa Fisika
dalam melaksankan PPL daring di aspek keterampilan menjelaskan (melaksankan
kegiatan inti). Kategori sangat baik dengan rentang nilai 81 – 100 adalah sebanyak
12 orang dari dari jumlah total dengan persentase sebesar 42,39%. Selanjutnya
kategori baik dengan rentang nilai 61 – 80 adalah 17 orang dari jumlah total 29
dengan persentase sebesar 58,62%. Sedangkan kategori cukup, kurang, dan
sangat kurang adalah 0% berarti tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai 41
– 60 dan 21 – 40 berarti juga tidak ada mahasiswa yang mendapat nilai 0 – 20.
70,00%
58,62%
60,00%
50,00% 42,39%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0% 0% 0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
d. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dapat diartikan dengan kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain
atau pihak yang menjadi lawan bicaranya. Berdasrkan hasil pengukuran dan
analisis yang dilakukan mahasiswa pada aspek bertanya diperoleh 3,44% kategori
sangat baik 6,89% kategori baik 10,34% kategori cukup dan 79,31% kategori
kurang.
5 Sangat 0 - 20 0 Orang 0%
Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui keterampilan mengajar mahasiswa Fisika
dalam melaksanakan PPL daring di aspek keterampilan bertanya. Kategori sangat
baik dengan rentang nilai 81 – 100 adalah sebanyak 1 orang dari jumlah total 29
dengan persentase 3, 44%. Selanjutnya kategori baik dengan rentang nilai 61 – 80
adalah 2 orang dari jumlah total 29 dengan persentase 6,89%. Kemudian kategori
cukup dengan rentang nilai 42 – 60 adalah 3 orang dengan persentase 10,34%.
Berikutnya kategori kurang dengan rentang nilai 21 – 40 adalah 25 orang dari
total 29 dengan persentase 79,31%. Terakhir kategori sangat kurang adalah 0
berarti tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai 0 -20.
90,00%
79,31%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 10,34%
3,44% 6,89%
10,00% 0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
5 Sangat 0 – 20 0 Orang 0%
Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui keterampilan mengajar mahasiswa Fisika
dalam melaksankan PPL Daring di aspek keterampilan memberikan penguatan.
Kategori sangat baik dengan rentang nilai 81 – 100 adalah sebanyak 1 orang dari
jumlah total 29 dengan persentase sebesar 3,44%. Selanjutnya kategori baik
dengan rentang nilai 61-80 adalah 3 orang dari jumlah total 29 dengan persentase
sebesar 10,34%. Kemudian kategori cukup dengan rentang nilai 40 – 60 adalah 4
orang dari jumlah total 29 dengan persentase sebesar 13,79%. Sedangkan untuk
kategori kurang adalah 21 orang dengan persentase 72,41% dan sangat kurang
adalah 0% berarti tidak ada mahasiswa yang mendapat nilai 0 – 20.
80,00% 72,41%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 13,79%
10,34%
10,00% 3,44%
0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
4 Kurang 21 - 40 0 Orang 0%
5 Sangat 0 - 20 0 Orang 0%
Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui keterampilan mengajar mahasiswa Fisika
dalam melaksankan PPL daring di aspek keterampilan mengadakan variasi.
Kategori sangat baik dengan rentang nilai 81 – 100 adalah sebanyak 11 orang dari
jumlah total 29 dengan persentase sebesar 37,93%. Selanjutnya kategori baik
dengan rentang nilai 61 – 80 adalah 16 orang dari jumlah total 29 dengan
persentase sebesar 55,17%. Kemudian kategori cukup dengan rentang nilai 41 –
60 adalah 2 orang dari jumlah total 29 dengan persentase sebesar 6,89%.
Sedangkan untuk kategori kurang dan sangat kurang adalah 0% yang berarti tidak
ada mahasiswa yang mendapatkan nilai 20 – 40 begitu pula dengan sangat kurang,
60,00% 55,17%
50,00%
37,93%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00% 6,89%
0% 0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Krang
2 Baik 61 – 80 0 Orang 0%
60% 55,17%
50%
40%
30% 27,58%
20% 17,24%
10%
0% 0%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
80% 75,86%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 13,79%
10% 6,89%
0% 3,44%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Krang Sangat Kurang
4 Kurang 21 - 40 0 Orang 0%
100,00%
86,20%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
3,44% 6,89% 3% 0%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
0
KMP KM KB KMP KMV KMK KMP KMD
Keterangan:
(1). KMP (Keterampilan Membuka Pelajaran).
(2). KM (Keterampilan Menjelaskan).
(3). KB (keterampilan Bertanya).
(4). KMP (Keterampilan Memberikan Penguatan).
(5). KMV (Keterampilan Mengadakan Variasi).
(6). KMK (Keterampilan Mengelola Kelas).
(7). KMP (Keterampilan Menutup Pelajaran).
(8). KMD (Keterampilan Membimbing Diskusi).
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa aspek keterampilan menutup
pelajaran dan keterampilan membimbing diskusi mendapat skor paling rendah
dari keenam aspek yang lain, dimana menutup pelajaran yaitu menentukan tingkat
pemahaman yang dilakukan dan itu belum dikuasai oleh mahasiswa secara baik
dan keterampilann membimbing diskusi menuntut mahasiswa untuk
membimbing/mengarahkan diskusi agar tetap menuju masalah yang dibahas, serta
terampil mendengarkan dan merumuskan hasil-hasil diskusi kelompok dalam hal
ini mahasiswa tidak ada yang melakukan kegiatan diskusi kelompok.
B. Pembahasan Penelitain
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kuntitatif. Lamanya waktu
penelitian terhitung mulai tanggal 22 Januari – 12 Maret 2021. Penelitian ini
dilakukan di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan Video pembelajran mahasiswa PPL Daring. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui keterampilan mengajar mahasiswa tadris fisika ketika
melaksankan PPL secara online.
Hasil dari analisis data tingkat keterampilan tiap aspek menunjukkan
bahwa tingkat keterampilan mengajar pada aspek (1) Membuka pelajaran
persentasenya 68,58% termasuk kategori baik, rata-rata, (2) Keterampilan
menjelaskan dengan persentase 88,28% termasuk kategori sangat baik, (3)
Selanjutnya rata-rata keterampilan bertanya dengan persentase 32,72% termasuk
kategori kurang, (4) kemudian keterampilan memberikan penguatan dengan
34,48% termasuk kategori kurang, (5) keterampilan mengadakan variasi 77,62%
termasuk kategori baik, (6) dan keterampilan mengelola kelas 47,59 termasuk
kategori cukup, (7) kemudian keterampilan menutup pelajaran 21,38 termasuk
kategori kurang dan (8) terakhir keterampilan membimbing diskusi 6,62 termasuk
kategori sangat kurang.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific in structional behaviors) yamg
harus dimiliki oleh guru, dosen agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan profesional.
1. Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajran (set indiction) merupan suatu usaha yang dilakukan oleh
seorang pendidik dalam kegiatan pembelajran untuk menciptakan pra kondisi bagi
peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya, sehingga usaha itu dapat memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan pembelajaran. Kriteria keterampilan membuka pelajaran mahasiswa
fisika adalah baik, dengan persentase 68,58% kegiatan membuka pelajaran sangat
baik apabila melaksankan kegiatan seperti menarik perhatian siswa dengan gaya
mengajar atau dalam menggunakan alat-alat bantu mengajar, menimbulkan
motivasi dengan memperhatikan minat dan bakat siswa dan menunjukkan sikap
antusias dan keingintahuan, memberikan acuan dengan mengemukakan tujuan
pembelajaran. Dan membuat kaitan dengan mengajukan pertanyaan tentang
materi sebelumnya ataupun mengaitkan pengetahuan yang lama dengan akan
dipelajari/disajikan.
Inti untuk persoalan membuka pelajaran yang harus dikuasai masiswa yaitu
usaha guru menarik perhatian siswa dan, memotivasi, memberi acuan tentang
tujuan, pokok persoalan pembelajaran yang sedang dibahas, membuat kaitan
pembelajaran dengan topik baru, dan menangani situasi kelas dengan baik (Hani,
2015).
2. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan mahasiswa calon guru fisika berada dalam
kategori sangat baik dengan persentase 88,28%. Keterampilan menjelaskan
dikatakan termasuk kategori sangat baik apabila melaksankan indikator secara
menyeluruh dengan baik seperti menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Dalam kaitannya dalam kegiatan belajar mengajar, menjelaskan merupan
mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan
sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Dengan ini dapat
dipahami bahwa keterampilan menjelaskan mutlak harus dimiki oleh calon guru.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki
setiap mahasiswa untuk menyajikan bahan ajar yang diorganisasikan secara
sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para
peserta didik (Darmadi, 2009). Intinya keterampilan menjelaskan dalam kegiatan
belajar sangat penting bagi peserta didik, untuk itu mahasiswa dituntut memili
kemampuan dalam menjelaskan serta pemahaman dalam menguasai materi/teori
dengan baik dalam menyampaikannya pada peserta didik, sehingga siswa bisa
termotivasi untuk belajar dalam hal apapun dari penjelasan yang menurut siswa
itu baik dalam mencerna penjelasan.
3. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya secara sederhananya dapat diartikan dengan
kecakapan atau kemampuan seorang dalam memita keterangan atau penjelasan
dari orang atau pihak yang akan menjadi lawan bicara, persentase keterampilan
bertanya mahasiswa tadris fisika adalah 32,72% dengan kategori termask kurang,
karena tidak melaksankan secara optimal keseluruhan indikator penyebaran,
seperti menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak kepada siswa
secara baik. Keterampilan bertanya yang baik memaikan peranan penting, hal ini
dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran
pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
membangkitakan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu yang sedang dibicarakan.
Menurut Darmadi (2009), mengatakan bahwa keterampilan bertanya yaitu
sejumlah cara yang digunakan oleh kita sebagai guru untuk mengajukan
pertanyaan kepada para peserta didik dengan memperhatikan karakteristik dan
latar belakang peserta didik. Untuk meningkatkan keterampilan bertanya peserta
didik guru perlu menghindari hal-hal berikut: (1) jangan mengulang-ulang
pertanyaan jika siswa tidak mampu menjawabnya, hal ini dapat menyebabkan
menurunnya perhatian dan partisipasi siswa (2) jangan mengulang-ulang jawaban
siswa (3) jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa
memperoleh kesempatan untuk menjawabnya (4) usahakan agar siswa tidak
menjawab pertanyaan secara serentak.
4. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupan segala bentuk respon apakah bersipat verbal
(diungkapkan dengan kata-kata lansung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat
sekali dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak,
isyarat, pendekatan dan sebagainya) adalah bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik (feed back) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak
dorongan atau koreksi. keterampilan memberikan penguatan kategori sangat baik
dengan rentang skala nilai 81 – 1- baik dengan rentang nilai 61 – 81 cukup dengan
rentang nilai 41 – 60 kurang 21 – 40 dan sangat kurang dengan rentang nilai 0 –
20, persentase keterampilan memberi penguatan persentase adalah 34,48%
termasuk kedalam kategori kurang. Keterampilan memberi penguatan dikatan
termasuk kategori sangat baik apabila melakasankan secara keseluruhan indikator
dengan baik. Dan pada keterampilan memberikan penguatan mahasiswa tidak
menggunakan variasi jenis penguatan, rata-rata hanya menggunakan satu jenis
saja, bahkan ada yang tidak sama sekali menggunakan penguatan secara verbal
atau pun non verbal.
Kegiatan memberi penguatan merupakan bentuk tindak lanjut dari
keterampilan menjelaskan. Keterampilan menjelaskan menuntut guru agar lebih
fleksibel dalam memberikan penguatan berupa respon atau pujian kepada peserta
didik saat proses pembelajaran berlansung. Penguatan adalah tanggapan guru
terhadap guru tehadap perilaku siswa yang memungkinkan yang dapat
membesarkan hati siswa agar lebih terpacu dalam interaksi belajar-mengajar
(Siswanto, 2010).
5. Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi stimulus merupakan suatu kegiatan guru
dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang tunjuannya untuk mengatasi
kejenuhan siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan
ketekunan, antusias serta penuh partisipasi. Keterampilan mengadakan variasi
kategori sangat baik dengan rentang nilai 81 – 100 baik dengan rentang nilai 61 –
80 cukup dengan rentang nilai 41- 60 kurang dengan rentang nilai 21 – 40 dan
sangat kurang dengan rentang nilai 0 -20, keterampilan mengadakan variasi
persentase adalah 77,52% termasuk kedalam kategori baik. Kegiatan keterampilan
mengadakan variasi dikatakan termasuk kategori sangat baik jika melaksanakan
secara keseluruhan indikator dengan nampak dan baik. Dilihat dari keterampilan
mengadakan variasi, semua subjek termasuk kategori baik. Kebanyakan dari
mereka kurang optimal pada saat pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak
guru. Indikator media sudah tercapai, tetapi kurang optimal variasi alat atau bahan
yang dapat didengar. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa sudah
tercapai.
Keterampilan megadakan variasi merupakan bentuk keterampilan dalam
konteks interaksi pembelajaran. Keterampilan mengadakan variasi menuntut calon
guru agar lebih tanggap dan lebih melakukan respon yang cepat ketika terjadi
perubahan intensitas meliputi gaya gaya mengajar, pola dalam penggunaan media
belajar, pola intekaksi peserta didik, dan pemberian stimulisasi. Oleh karena itu,
keterampilan mengadan variasi perlu dimiliki oleh calon guru sebagai bentuk
senjata untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik (Putra, dkk
2017).
6. Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan seorang pendidik
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. kategori
sangat baik dengan skala rentang nilai 81 – 100 baik dengan rentang nilai 61 – 80
cukup dengan rentang nilai 41 – 60 kurang dengan rentang nilai 21 – 40 dan
sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 20, keterampilan mengelola kelas
persentasenya adalah 47,59 termasuk kedalam kategori cukup.
Menurut (Agus 2006), pengelolaan kelas merupakan segala sesuatu yang
dilakukan guru agar anak-anak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
bagaimanapun cara dan bentuknya. Itu artinya calon guru berupaya menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran berlansung.
7. Keterampilan Membimbing Diskusi
Diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yan informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan, atau pemecahan masalah. Keterampilan
membimbing diskusi dengan kategori sangat baik dengan skala rentang nilai 81 –
100 baik dengan rentang nilai 61 – 80 cukup dengan rentang nilai 41 – 60 kurang
dengan rentang nilai 21 – 40 dan sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 20,
keterampilan membimbing diskusi persentasenya adalah 6,62% termasuk kedalam
kategori sangat kurang.
Dalam keterampilan ini mahasiswa dituntut harus terampil memotivasi
seluruh siswa agar memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi (tidak terlalu
didominasi pembicaraan, dan tidak terlalu pasif). Keterampilan membimbing
diskusi menuntut mahasiswa calon guru untuk membimbing/mengarahkan diskusi
agar tetap agar tetap menuju masalah yang dibahas, serta terampil mendengargan
dan merumuskan hasil-hasil diskusi kelompok masing-masing (Mulyatun, 2014).
8. Keterampilan Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran merupakan pemberian gambaran secara
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Keterampilan menutup
pelajaran dengan kategori sangat baik dengan skala rentang nilai 81 – 100 baik
dengan rentang nilai 61 – 80 cukup dengan rentang nilai 41 – 60 kurang dengan
rentang nilai 21 – 40 dan sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 20, persentase
keterampilan menutup pelajaran adalah 21,38 termasuk kedalam kategori kurang.
Untuk meningkatkan keterampilan menutup pelajaran pertama yang harus
dilakukan oleh calon guru yaitu memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa,
dan guru memberikan kesimpulan serta tambahan jawaban dari siawa mengenai
materi yang dipelajari. Hal ini telah menunjukkan bahwa guru telah memberikan
kesimpulan pada saat menutup pelakaran. Kegiatan selanjutnya, yaitu guru
bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajarinya, dan juga
memberikan pekerjaan rumah pada siswa dan juga memberikan nasihat kepada
siswa. Hal ini telah menunjukkan bahwa guru telah mengevaluasi siswa di akhir
pelajaran. Kegiatan terakhir yang tertulis pada saat menutup pelajaran yaitu
berdo’a dan memberikan salam pada akhir pembelajran (Sani, 2009).
Dampak keterampilan dasar mengajar ini terhadap keberhasilan mahasiwa
saat bertugas juga perlu dicermati dari yang sebelumnya tidak pernah mengajar
dan kemudian dituntut untuk bagaimana cara untuk berinteraksi dengan siswa dan
mempelajari langakah-langkah cara mengajar dengan baik dan mempersiapkan
bahan ajar apa saja yang diperlukan saat memulai pembelajaran. Seperti RPP,
media/alat yang bisa menunjang siswa untuk bisa lebih giat belajar/memotivasi
siswa dalam belajar. Dalam kaitanya dengan kegiatan belajar aspek keterampilan
menjelaskan termasuk kategori sangat baik, mahasiwa dalam keterampilan
menjelaskan tidak mengalami kesulitan menjelaskan itu artinya siswa memiliki
peluang untuk menerima pelajaran dengan baik oleh mahasiswa PPl daring Uin
Shuthan Thaha Saifuddin Jambi. Keterampilan menutup pelajaran dan
membimbing diskusi teramsuk kategori sangat kurang, karena kegiatan
pelaksanaan PPL dilakukan secara online jadi mahasiswa tidak mengajak siswa
untuk berdiskusi dan mendorong siswa untuk lebih aktip dalam kegiatan belajar.
Untuk itu perlu dilakukan lagi bagaimana cara melaksanakan kegiatan
keterampilan dasar mengajar agar menjadi terlaksana dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian kuntitatif deskriptif yang telah
dilakukan, dengan menganalisis keterampilan mengajar mahasiswa fisika dalam
melaksankan kegiatan PPL Daring, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)
Mahasiswa tadris fiska memiliki keterampilan dalam membuka pelajaran dengan
kategori baik, tetapi indikator menimbulkan motivasi dan memberi acuan/kaitan
belum dicapai secara optimal, (2) Mahasiswa tadris fisika memiliki keterampilan
menjelaskan dengan kategori sangat baik, akan tetapi masih ada indikator menarik
penggunaan metode dan penguasaan kompetesi belum dicapai secara optimal, (3)
Mahasiswa tadris fisika memiliki keterampilan bertanya termasuk katogori
kurang, karena indikator pemberian acuan/petunjuk, pemindahan giliran dan
penyebaran giliran belum maksimal, (4) Mahasiswa memiliki keterampilan
memberikan penguatan termasuk akan tetapi termasuk kategori kurang, karena
kurang optimal pada indikator variasi dalam penggunaan, (5) Mahasiswa fisika
memiliki keterampilan mengadakan variasi termasuk kategori baik, tetapi
indikator variasi dalam cara mengajar dan variasi alat/ bahan belum tercapai
secara optimal, (6) Mahasiswa memiliki keterampilan mengelola kelas dengan
kategori kurang optimal pada indikator dalam membagi perhatian, (7) Mahasiswa
memiliki keterampilan menutup pelajaran dengan kategori kurang, karena belum
tercapai secara optimal pada indikator mengevaluasi, (8) Mahasiswa memiliki
kemampuan membimbing diskusi dengan kategori sangat kurang, karena ada
kekurangan dalam setiap pencaian indikator yang belum atau bahkan tidak
digunakan.
76
77
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis tuliskan yaitu:
1. Kepada maahasiswa PPL tadris fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi hendaklah lebih mendalami dan meningkatkan lagi keterampilan
mengajar terutama dalam keterampilan bertanya, dan keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan menutup pelajaran serta
keterampilan membimbing diskusi. Terus belajar dan berlatih menguasai
keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan dan
keterampilan mengadakan variasi.
2. Kepada mahasiswa tadris fisika agar meningkatkan keterampilan
mengajar dalam melaksankan kegiatan PPL baik itu online maupun ofline
agar bisa tercapainya kemampuan dalam pelatihan dasar mengajar dengan
baik dan benar. Sehingga dapat memberikan informasi untuk penelian
yang dilakukan oleh mahasiswa lain nantinya.
3. Kepada mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang selanjutnya
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana keterampilan dasar mengajar
mahasiswa hendaklah mendalami meningkatkan lagi keterampilan
mengajar terutama keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan menutup pelajaran dan keterampilan
membimbing diskusi agar terpenuhi dengan baik dengan memerhatikan
apa-apa saja yang perlu untuk dilakukan dengan baik agar semua
keterampilan dalam pembelajaran tersebut menjadi lebih memuaskan.
Seperti pada penelitian ini yang termasuk kategori sangai baik yaitu
keterampilan menjelaskan karena, mahasiswa PPL sudah melaksanakan
kegiatan dalam menjelaskan dengan baik.
78
DAFTAR PUSTAKA
Aquami. (2018). 13. Hubungan Kompetensi Guru Dan Peran Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Min Se-Kota Palembang, Jurnal Ilmiah
Pgmi, Vol. 4. No. 1.
Faridah. (2016). Analisis Bepikir Kreatif Peserta Didik Dalam Penulisan Karya
Ilmiah Pada Pembelajaran Biologi.
79
Uep, E. S. Dan. (2016). 16. Keterampilan Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar
Siswa Sebagai Determinan Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Dan
Manajemen Perkantoran, Vol. 1. No. 1.
Usman, & Azer, M. (2009). Menjadi Guru Profesional, Pt. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
82
Wisnu, I. K., Wijaya, B., Suastra, I. W., Muderawan, I. W., Studi, P., & Ipa, P.
(2014). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif Dan Keterampilan Proses Sains. 4(1).
LAMPIRAN 1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Februari April Desember Januari Februari
2020 2020 2020 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan x
judul
2 Pembuatan x X
proposal
3 Pengajuan x
Dosen
Pembimbing
4 Bimbingan x x x
Proposal
5 Seminar x
Proposal
6 Pengajuan x
Riset
7 Pelaksanaan x
riset
LAMPIRAN 2
78
79
dan pengetahuan
yang dikuasai siswa.
2 Keterampilan a. Kejelasan Menggunakan
menjelaskan bahasa yang baik dan
(melaksanakan benar.
kegiatan inti) Suara terdengar
keseluruh bagian
kelas.
b. Penguatan Memberikan contoh
contoh/ilustrasi yang sesuai dengan
pengertian yang
dijelaskan.
c. Pengorganisasian Menjelaskan butir-
butir yang penting.
d. balikan Menerima umpan
balik dari siswa.
3 Keterampilan a. pengungkapan Guru mengajukan
bertanya pertanyaan secara pertanyaan secara
jelas dan singkat jelas dan singkat
dengan
menggunakan kata-
kata yang dapat
dipahami siswa
sesuai tahap
perkembangannya.
80
b. memberikan Sebelum
acuan/petunjuk memberikan
pertanyaan guru
perlu memberikan
acuan berupa
pertanyaan berisi
informasi yang
relevan dengan
jawaban yang
diharapkan siswa.
c. pemindahan Setiap pertanyaan
giliran yang diajukan guru
perlu dijawab oleh
lebih dari satu siswa
karena jawaban
siswa belum benar
atau memadai. oleh
karena itu, guru perlu
memberikan
kesempatan giliran
secara merata.
d. penyebaran Guru perlu
menyebarkan giliran
menjawab
pertanyaan secara
acak. Guru berusaha
agar semua siswa
mendapatkan
kesempatan/giliran
merata.
81
dengan siswa.
b. variasi model Variasi pendekatan
atau metode model-model
pembelajaran.
Variasi metode
pembelajaran dan
strategi
pembelajaran.
c. variasi dalam Bersifat audio,
penggunan media visual, motorik.
c. Meningkatkan
konstribusi
anggota
kelompok,
membagi
partisipasi
anggota kelomok.
d.Menutup diskusi
JUMLAH NILAI=
Keterangan:
1. Nilai Pelaksanaan Pembelajaran = Jumlah jawaban “ya” X 100
43
2. Predikat
Persentase Kategori
80-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
Lampiran 3
Penilaian Keterampilan Mengajar
21 Me B 40 42 47 129/3 = 43 Cukup
24 Tr N 40 41 45 126/3 = 42 Cukup
29 Ar S 65 69 73 207/3 = 69 Baik
87
LAMPIRAN 4
Rata-
Nama KMP Kategori KM Kategori KB Kategori KMPeng Kategori KMV Kategori KMK Kategori KMPP Kategori KMD Kategori rata Kategori
AnW 55.55 Cukup 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 20 SK 0 SK 0 SK 34.62 Kurang
ADL 66.66 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 20 SK 0 SK 0 SK 36.01 Kurang
Je S 88.88 SB 100 SB 50 Cukup 75 Baik 100 SB 60 Cukup 20 SK 0 SK 61.74 Baik
IPS 55.55 Cukup 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 85.71 SB 40 Kurang 0 SK 0 SK 38.91 Kurang
Haf 66.66 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 57.14 Cukup 40 Kurang 40 Kurang 0 SK 41.73 Cukup
Nay S 77.77 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 85.71 SB 40 Kurang 20 SK 0 SK 44.19 Cukup
Nur L 77.77 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 85.71 SB 40 Kurang 20 SK 0 SK 44.19 Cukup
Nov A 44.44 Cukup 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 20 SK 0 SK 0 SK 33.23 Kurang
Ni P 66.66 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 20 SK 20 SK 0 SK 38.51 Kurang
DeK 44.44 Cukup 100 SB 25 Kurang 50 Cukup 71.42 Baik 60 Cukup 20 SK 0 SK 46.36 Cukup
Mel E 55.55 Cukup 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 51.14 Cukup 40 Kurang 0 SK 0 SK 34.59 Kurang
PWN 77.77 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 60 Cukup 40 Kurang 0 SK 47.40 Cukup
Ryy 88.88 SB 100 SB 50 Cukup 25 Kurang 85.71 SB 40 Kurang 20 SK 0 SK 51.20 Cukup
Rio D 77.77 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 60 Cukup 20 SK 0 SK 44.90 Cukup
Shi L 77.77 Baik 100 SB 25 Kurang 25 Kurang 85.71 SB 40 Kurang 0 SK 0 SK 44.19 Cukup
Ti S 77.77 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 60 Cukup 40 Kurang 0 SK 47.40 Cukup
Ti H 100 SB 100 SB 25 Kurang 25 Baik 85.71 SB 60 Cukup 80 Baik 0 SK 59.46 Cukup
Ely 55.55 Cukup 100 SB 25 Kurang 25 Kurang 71.42 Baik 60 Cukup 20 SK 0 SK 44.62 Cukup
Wah 88.88 SB 100 SB 74 Baik 100 SB 100 SB 60 Cukup 60 Cukup 0 SK 72.86 Baik
Za P 66.66 Baik 80 Baik 25 Kurang 25 Kurang 85.71 SB 60 Cukup 0 SK 0 SK 42.80 Cukup
88
Keterangan:
(1). KMP (Keterampilan Membuka Pelajaran).
(2). KM (Keterampilan Menjelaskan).
(3). KB (keterampilan Bertanya).
(4). KMP (Keterampilan Memberikan Penguatan).
(5). KMV (Keterampilan Mengadakan Variasi).
(6). KMK (Keterampilan Mengelola Kelas).
(7). KMP (Keterampilan Menutup Pelajaran).
(8). KMD (Keterampilan Membimbing Diskusi).
Keseluruhan rata-rata keterampilan mengajar tiap aspek di ambil dari lembar pengamatan nilai yang didapatlan mahasiswa
saat melakukan PPL secara daring.
89
LAMPIRAN 5
90
91
92
93
94
95
96
DAFTAR
Nama : Ratih
Provinsi Jambi
Pekerjaan : Mahasiswa
No Kontak : 085368626894
Pengalaman Organisasi
1. Hmj Fisika
2. PMII
Motto