Anda di halaman 1dari 100

STRATEGI GURU TAHFIDZUL QUR’AN BAGI

SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN


DARUSSALAM AL-HAFIDZ
KOTA JAMBI

SKRIPSI

HUSNATUN JANNAH
NIM : 201172272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
STRATEGI GURU TAHFIDZUL QUR’AN BAGI
SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN
DARUSSALAM AL-HAFIDZ
KOTA JAMBI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan

HUSNATUN JANNAH
NIM : 201172272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi 36363Telp/Fax: (0741)
583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Husnatun Jannah
NIM : 201172272
Judul Skripsi : Strategi Guru Tahfidzul Quran Bagi Santriwati di Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz KotaJambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 09 April 2021
Pembimbing I,

Dr. H.M.Junaid,M.Pd.I
NIP.195909121990031002

i
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi 36363Telp/Fax: (0741)
583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Husnatun Jannah
NIM : 201172272
Judul Skripsi : Strategi Guru Tahfidzul Qur‟an Bagi Santriwati di Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz KotaJambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 08 April 2021
Pembimbing II

Dra. R. Magdalena, M.Pd.I


NIP.195708021984032001

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini, Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi


yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaedah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi


bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam
bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku.

Jambi, 12 April 2021


Penulis

Husnatun Jannah
NIM:201172272

iii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil „Alamin Segala puji dan syukur kupanjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan ku segala nikmat iman dan Islam, nikmat kekuatan,
nikmat kebahagiaan, nikmat taburan cinta yang penuh kasih sayang dan banyak lagi
nikmat-nikmat yang lainnya yang tak akan dapat dihitung oleh apapun di dunia ini.
Tak akan ada kata henti untuk ku selalu bersyukur atas apa yang telah Engkau
berikan kepada ku, terima kasih atas kekuatan dan kesabaran yang engkau berikan
dalam perjuangan ku selama ini , membekali ku dengan ilmu dan terima kasih atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.

Shalawat dan salam tak luput pula ku ucapkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW, yang telah mengajarkan bagaimana menjadi orang yang bisa
memberikan manfaat untuk orang lain dalam hal kebaikan dan mengajarkan supaya
menjadi manusia yang memiliki akhlak uswatun hasanah.

Kupersembahkan skripsi ini kepada orang yang sangat kusayangi dan


kucintai di dunia ini yaitu Ibu ku, namanya Ibu Norma, beliau adalah satu satu nya
wanita yang paling tegar, wanita yang paling kuat, wanita yang paling tangguh,
wanita yang paling sabar, wanita yang tak pernah mengeluh, wanita yang bisa
menggantikan posisi ayah ku untuk mencari nafkah buat ku dan kakak-kakak ku
setelah berpulangnya ayah kehadapan Allah SWT. Terima kasih untuk kasih sayang
yang tak pernah terhingga yang telah Ibu berikan, Terima kasih atas do‟a-do‟a yang
selalu Ibu panjatkan untuk ku, dan terima kasih yang tak terhingga kuucapkan
untukmu Ibu.

Ayah skripsi ini kupersembahkan untuk mu juga, meskipun engkau sudah tak
lagi bersamaku sejak aku berumur 4 tahun, dahulu aku belum mengerti tentang
banyak hal, namun ketahuilah ayah bahwa gadis kecil mu dulu sekarang telah
berubah menjadi gadis dewasa dan Alhamdulillah dia telah menyelesaikan skripsinya

iv
tepat waktu. Tidak ada hal berarti apapun yang bisa kulakukan untukmu ayah, selain
satu do‟a semoga engkau tenang di sisiNya. Ayahku terkasih, tetaplah menjadi
semangatku di surga sana.

Abangku Hermanto, abang Awir dan abang Nazaruddin terima kasih sudah
menjadi abang yang terbaik untuk ku dahulu, sekarang dan akan tetap menjadi abang
yang terbaik untuk selamanya. Ayukku Ida laila, Ayuk Pik Ham dan Yuk Hayana
Terima kasih banyak atas perhatian dan terima kasih atas segala yang telah diberikan
kepadaku selama ini. Untuk Abang-abang ku dan ayuk-ayuk ku terima kasih atas
kasih sayang dan rasa cinta yang diberikan kepada ku dan kesabaran kalian semua
dalam menghadapi tingkah laku adek bungsu kalian ini. Terima kasih untuk ponaan-
ponaan ku atas keceriaan yang selama ini diberikan, saat fikiran ini lelah untuk
menyusun skripsi serta keluarga besarku. Sesungguhnya kalian semua adalah
anugerah terindah yang Allah berikan kepada ku sehingga aku bisa kuat dalam
melalui setiap perjuangan.

Terima kasih kepada Guru-Guruku yang telah mengajariku dari yang tidak
tau menjadi tau dan juga sahabat-sahabat ku Rika Dwi Indrawayanti, Asti Amelia
dan Ardila Safitri atas perjuangan kita selama kuliah di UIN mulai dari semester satu
dan sampai nanti. Dan kuucapkan terimakasih juga kepada keluarga besar Ma‟had
Al-Jami‟ah UIN STS Jambi wabil khususnya bagi sahabat-sahabat seperjuangan ku
Demisioner 8. Dan juga kepada para Asatidzah Pondok Pesantren Darussalam Al-
Hafidz kota Jambi yang telah membantuku dalam menyusun skripsi.

Serta Sahabatku Keluarga besar PAI lokal E dan semua Angkatan 2017 terima
kasih kepada kalian semua yang telah sudah membantu selama penyelesaian skripsi ini.

v
MOTTO

: ‫ِر ِ صلى اهلل عليو وسلم‬ ‫ل‬: ِ ‫ِعِن عِثِ رضي اهلل عنو قِا‬
‫هلل‬
‫قِا ِل ِسِ و‬ ‫ِ ام‬
‫ِ لا‬ ‫ِن‬

‫ِلعِِِ ومِ (رواه البخاري وابو داود والترمذي‬ ‫ِخِ يِ رِك ِ تِعل اِلِ ق‬
‫والنسائ‬ ‫م ن ِم ِ أرِِن‬
ِ ِ
‫ِو‬
‫م‬
‫وابن ماجو ىكذا فى الترغيب وعزاه الى مسلم أيضا لكن حكى الحافظ فى الفتح‬

)‫عن أبى العالء أن مسلما سكت عنو‬

Dari Sayyidina Ustman Radhiyallahu „anhu, Baginda


Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya.”
(H.R. Bukhari, Abu Dawud, Timidzi, Nasa‟i, Ibnu Majah, dari
kitab At-Targhib)

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT, Rabb yang Maha
„Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas Iradahnya
hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nami
Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat


akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Rektor Prof. Dr. Su‟aidi Asyari, MA. Ph. D, selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dekan Dr. Hj. Fadhilah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Muklis, S.Ag M.Pd. I, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam dan Bapak Habib Muhammad, S. Ag M. Ag selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Dr. H. M. Junaid, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra. R.
Magdalena, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II.
5. Segenap dosen dan karyawan/karyawati UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Zulkifli, S.Pd, selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Al-
Hafidz Kota Jambi.
7. Orang Tua dan keluarga besar saya yang sudah memberikan motivasi dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini .
8. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama islam angkatan 2017 khususnya
Lokal E
10. Para Asatidzah Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi

vii
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.

Jambi, 12 April 2021

Penulis

Husnatun Jannah
NIM: 201172272

viii
ABSTRAK
Nama : Husnatun Jannah
NIM 201172272
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Strategi Guru Tahfidz Dalam Mengajarkan Menghafal Al-Qur‟an
Bagi Santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota
Jambi

Skripsi ini dilatar belakangi dengan adanya para santriwati yang mondok
di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini semuanya adalah santri yang
masih bersekolah di lembaga pendidikan umum seperti MI, MTS dan MA. Dalam
kesehariannya mereka harus dapat seimbang dalam semua pembelajaran dan
berusaha dengan lebih keras agar sukses dalam sekolah, sukses dalam menghafal
Al-Qur‟an yang merupakan target utama dan pelajaran kitab-kitab. Dengan
adanya strategi-strategi menghafal Al-Qur‟an yang digunakan oleh para asatidzah
mudah-han dapat membantu mereka dalam menghafal Al-Qur‟an.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Tempat penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussalam Al-HAfidz Kota
Jambi dari bulan Desember sampai sekarang. Subjek penelitian adalah Guru
tahfidz, informan dalam penelitian ini adalah Pimpinan, 2 guru tahfidz, dan 3
Santriwati. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi
data, penyajian data dan penyimpulan. Selanjutnya uji keabsahan data yang
digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan
triangulasi.
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang
digunakan guru tahfidz dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz kota Jambi ialah 1) strategi pengulangan ganda,
2) tidak beralih ke ayat yang berikutnya sebelum ayat yang sedang di hafal benar-
benar hafal dan lekat dalam ingatan, 3) menggunakan satu jenis mushaf, dan 4)
disetorkan kepada seorang pengampu.
Kata Kunci: Strategi menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz

ix
ABSTRACT

Name : Husnatun Jannah


NIM 201172272
Department : Islamic Education
Title : Tahfidz teacher‟s strategy in teaching memorization of the Al-
Qur‟an for students at the Darussalam Al-Hafidz Islamic
boarding school Jambi city

This thesis is motivated by the presence of santriwati who live in the


Darussalam Al-Hafidz Islamic boarding school. All of them are student who are
still attending public education institutions such as MI, MTs dan MA. In their
daily lives they must be able to balance all their learning and try harder to be
successful in school, to be successful in memorizing the Al-Qur‟an used by the
asatidzah hopefully it can help them memorize the Al-Qur‟an.
The method used in this research is descriptive qualitative. The research
site was carried out in the Darussalam Al-Hafidz Islamic boarding school in
Jambi city from Desember until now. The research subjectswere the tahfidz
teachers, the informants in this study were the leaders, 2 tahfidz teachers and 3
student. Data collection techniques used are observation, interviews and
documentation. While the data analysis techniques used were data reduction, data
presentation and inference. Furthermore, the data validity test used is the
extension of the observation, increasing persistence and triangulation.
The conclusions of the results of this study indicate that the strategy used
by the tahfidz teacher in learning to memorize the Al-Qur‟an at the Darussalam
Al-Hafidz Islamic boarding school on Jambi is 1) a double repetition strategy, 2)
not moving to thr next verse before the verse being memorized is completely
memorized and stick in memory, 3) use one type of Mushaf and 4) give it to a
pengampu.

Keywords: Al-Qur’an memorization strategy at the Darussalam Al-Hafidz


Islamic boarding school

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL… .................................................................................... i


NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iv
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian. ................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah. ............................................................................ 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ...................................................... 5
1. Tujuan Penelitian. ........................................................................ 5
2. Kegunaan Penelitian.....................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kerangka Teori .................................................................................... 7
1. Pengertian Strategi ......................................................................... 8
2. Guru ............................................................................................... 9
3. Konsep Tentang Menghafal Al-Qur‟an ......................................... 10
a. Pengertian menghafal Al-Qur‟an ............................................. 10
b. Strategi menghafal Al-Qur‟an… ............................................. 12

c. Jurus-jurus menghafal Al-Qur‟an… ......................................... 15


xi
d. Teknik ber-muraja‟ah (Mengulangi) Hafalan Al-Qur‟an… .....19
4. Konsep Tentang Santri ................................................................... 20
DAFTAR ISI
a. Pengertian santri ........................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Desain penelitian ........................................................ 23
B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................................... 23
1. Setting penelitian ............................................................................ 23
2. Subjek Penelitian ............................................................................ 24
C. Jenis dan sumber data........................................................................... 24
1. Jenis Data ....................................................................................... 24
a. Data Primer .............................................................................. 25
b. Data Sekunder .......................................................................... 25
2. Sumber Data ................................................................................... 26
D. Teknik pengumpulan data .................................................................... 26
1. Metode Observasi........................................................................... 26
2. Metode wawancara......................................................................... 27
3. Metode Dokumentasi ..................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 28
1. Reduksi data ................................................................................... 29
2. Penyajian data ................................................................................ 29
3. Penyimpulan dan Verifikasi ........................................................... 29
F. Uji Kepercayaan Data .......................................................................... 29
1. Perpanjang Pengamatan ................................................................. 30
2. Meningkatkan Ketekunan .............................................................. 30
3. Triangulasi...................................................................................... 30

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. TEMUAN UMUM ............................................................................... 31
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren ............................................. 31

2. Visi dan Misi ................................................................................... 33


3. Tujuan .............................................................................................. 33
4. Bentuk dan Nama ............................................................................ 34
xi
5. Gambaran Tata Ruang Lokasi ......................................................... 36
6. Kegiatan ........................................................................................... 36
7. Keadaan Asatidzah,Pengurus DAFTAR ISI
dan Santriwati ................................... 38
8. Struktur Organisasi ........................................................................... 46
9. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................................... 48
B. TEMUAN KHUSUS
1. Kondisi Hafalan Al-Qur‟an Santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz ................................................................. 50
2. Penerapan Strategi Menghafal Al-Qur‟an Bagi Santriwati di
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ................................... 54
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi
Menghafal Al-Qur‟an Bagi Santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz ................................................................. 61

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................ 68
C. Kata Penutup ................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 69


DAFTAR RESPONDEN........................................................................... 72
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA................................................ 73
DOKUMENTASI ..................................................................................... 75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. 77

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kegiatan Santriwati ............................................................................. 37


Tabel 4.2. Keadaan Asatidzah ............................................................................. 38
Tabel 4.3. Keadaan Pengurus .............................................................................. 39
Tabel 4.4. Keadaan Santriwati ............................................................................. 40
Tabel 4.5. Tenaga Pengajar Tahfidz, Diniyyah dan Formal ................................. 41

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto saat wawancara dengan ustadzah Rini Ruliyatin


Gambar 2. Foto saat wawancara dengan ustadzah Siti fauziah
Gambar 3. Foto saat pembelajaran menghafal Al-Qur’an
Gambar 4. Foto saat menyetorkan hafalan kepada seorang pengampu
Gambar 5. Foto saat setoran kepada ustadzah dan juga pengulangan ganda
Gambar 6. Foto saat sedang menghafal untuk persiapan setoran
Gambar 7. Foto saat membaca Al-Qur’an dengan cara bin- Nadzor sebelum menghafal
Al-Qur’an
Gambar 8. Kegiatan Santriwati
Gambar 9. Contoh Al-Qur’an yang digunakan oleh santriwati pondok pesantren
darussalam Al-hafidz

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Responden
2. Instrumen Pengumpulan Data
3. Dokumentasi
4. Daftar Riwayat Hidup

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur‟an ialah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan
kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril,
diriwayatkan kepada kita dengan Mutawatir,membaca terhitung sebagai ibadah
dan tidak akan ditolak kebenarannya. Wujud Al-Qur‟an dapat dimengerti secara
verbal dan visual, secara verbal berarti bacaan atau teks –teks Al-Qur‟an yang
terbaca secara lisan, atau yang telah dihafal para huffadz dalam rekaman otak
mereka. Sedangkan secara visual, wujud Al-Qur‟an berarti mushaf. (Ahmad Syam
Madyan, 2008. hlm. 96)
Agar bacaan dan teks Al-Qur‟an mengakar dalam diri seorang muslim
maka diperlukan pembelajaran Al-Qur‟an yang ditanamkan sejak dini karena pada
usia dini seorang anak memiliki daya tangkap yang kuat terhadap lingkungan dan
pendidikan dan begitu juga dikalangan pendidikan pondok pesantren harus lebih
ditingkatkan lagi dalam pembelajaran Al-Qur‟an terutama bagi santri-santri yang
ingin menghafalkan Al-Qur‟an. Umat Islam perlu untuk menghidupkan ayat-ayat
Al-Qur‟an berbagai metode dan strategi yang digunakan untuk membaca,
memahami bahkan menghafal. Metode menghafal yakni suatu metode yang telah
digunakan umat islam sebagai media menjaga Al-Qur‟an. Banyak keutamaan bagi
yang menghafal Al-Qur‟an baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai contoh di
dunia, sekarang banyak lembaga-lembaga pendidikan bahkan perguruan tinggi
memberikan beasiswa secara cuma-cuma kepada para penghafal Al-Qur‟an.
Adapun contoh di akhirat kelak, diantaranya ialah Allah SWT mengangkat derajat
para penghafal Al-Qur‟an serta memakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota
yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari. (Yahya Abdul Fattah Az-
Zawawi, 2018. Hlm. 27)
Dalam penggunaannya, Al-Qur‟an bukanlah kitab biasa seperti pada
umumnya. Al- Qur‟an adalah sebuah kitab yang sudah teratur sedemikian rupa
tentang tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan,
dipertebal, atau diperhalus
1
2

ucapannya, dimana tempat yang boleh atau pun dimana saja tempat yang
terlarang, dimana harus memulai, berhenti bahkan juga diatur lagu dan iramanya
sampai juga pada etika membaca al-qur‟an tersebut yang semuanya itu sudah
lengkap sekali penjelasannya di dalam ilmu tajwid.
Namun untuk mempelajarinya tidaklah sulit. Pada zaman saat ini banyak
ilmu yang mengkaji Al-Qur‟an yang di dukung dengan teknologi canggih.
Sehingga Al-Qur‟an bisa dipelajari dan dihafalkan oleh siapapun dari berbagai
kalangan . Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Qamar ayat 22:
‫َ لوََ قَديَ ََسَ نراَ اَلَ قَ أرََنلَل ََذَ كَ ر‬
‫ََ هَلَمَنَمََدكَ„ر‬. ‫ف‬

Artinya : Dan Sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan,


maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Q.S. Al-Qamar:22)
Allah SWT telah menyebutkan ayat ini dalam surat Al-Qamar sebanyak 4
kali, untuk menegaskan bahwa Allah telah memudahkan lafadz Al-Qur‟an untuk
dibaca dan dihafalkan serta mudah untuk dipahami maknanya. Juga mudah untuk
ditadabburi (dihayati) bagi siapa saja yang ingin mengambil pelajaran darinya.
(Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, 2018. hlm. 7-8 )
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa mempelajari Al-Qur‟an adalah sebuah
kemudahan. Tidak hanya mudah dalam mengambil hikmah-hikmah yang
terkandung di dalamnya, tetapi juga Allah mudahkan bagi seseorang untuk
menghafalkannya. Di kalangan masyarakat sekarang ini sudah banyak sekali
orang-orang yang sudah mampu menghafalkan Al-Qur‟an, baik itu dari anak-
anak, remaja bahkan orang yang sudah berkeluarga sekalipun. Hal ini
membuktikan bahwa menghafal Al-Qur‟an itu bukanlah perkara yang sulit yang
sering tertanam di dalam mindset masyarakat. Terdapat dorongan bagi sebagian
masyarakat dalam hal ini untuk selalu memperbanyak membaca Al-Qur‟an,
menghafal, mempelajari, mengajarkannya dan memberikan pendidikan untuk
anaknya dalam belajar al-qur‟an. Sebagaimana Allah telah menjadikan para
penghafal Al- Qur‟an sebagai Keluarga-Nya dan memiliki kedudukan khusus di
sisi-Nya. (Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, 2018. Hlm. 8)
3

Menghafal Al-Qur‟an tidak memandang usia dan status. semua ini


merupakan gambaran dengan banyaknya para penghafal al-Qur‟an mulai dari usia
muda hingga usia tua, yang lebih menganggumkan lagi ialah ulama‟-ulama‟
terdahulu selain ilmunya yang sangat luas, mereka juga hafal Al-Qur‟an 30 juz.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang hafal Al-Qur‟an pada usia muda. Seperti
Imam Syafi‟i, Imam Ghazali, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena
mereka bisa merasakan dan percaya bahwa dengan menghafal Al-Qur‟an, niscaya
tidak akan ada waktu yang sia-sia, serta tidak akan ada rasa bosan, khawatir,
depresi maupun takut, sehingga hidup terasa lebih ringan dan nyaman.
Mengajarkan kepada santri yang sekaligus sebagai siswa untuk menghafal
Al-Qur‟an itu bukanlah perkara yang mudah. Disamping harus melaksanakan
tugas sebagai seorang santri yang memiliki ciri khas belajar kitab-kitab, santri
yang bergelut dengan Alqur‟an setiap harinya sekaligus siswa yang pada masanya
belajar pelajaran umum dan harus mematuhi aturan yang ada di dalam pondok
pesantren. Mereka senantiasa mengikuti dan patuh terhadap segala bentuk
kegiatan ataupun peraturan di pesantren yang merupakan rumah kedua bagi
mereka. Oleh karena itu, mau tidak mau mereka harus bersungguh-sungguh,
berusaha dengan serius mengerahkan segala kemampuannya untuk melaksanakan
tugas-tugas nya sebagai santri hafidz, santri „Alim dan juga sebagai siswa, agar
bisa menjadi pribadi yang berpendidikan, yang paham agama (Alim), dan juga
seorang yang penghafal Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah
ditetapkan.
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz merupakan lembaga pendidikan
yang mendidik para santrinya untuk mampu menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an,
menguasai ilmu agama Islam secara mendalam dan juga menjadikan santrinya
sebagai orang yang berpendidikan di bidang ilmu–ilmu dalam pembelajaran
formal, serta dalam hal pembelajaran ilmu agama islam, terdapat program khusus
mengkaji ilmu islam seperti fikh, akidah, akhlak, nahwu dan lain sebagainya
(program diniyyah) yang sudah termasuk dalam program pembelajaran di pondok
pesantren darussalam al-hafidz. Menghafal Al-Qur’an dan pembelajaran diniyyah
di lembaga ini sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan sistem pendidikan dari
4

pusatnya yakni pondok pesantren Al-Fattah Temboro, Karas, Magetan, Jawa


Timur.
Para santri yang mondok di Pondok Pesantren Darusslam Al-Hafidz ini
semuanya adalah santri yang masih bersekolah di lembaga pendidikan umum
yang dikelola oleh pondok pesantren itu sendiri seperti MI, MTS dan MA. Dalam
kesehariannya mereka harus dapat seimbang dalam semua pembelajaran dan
berusaha dengan lebih keras agar sukses dalam sekolah, sukses dalam menghafal
Al-Qur‟an dan pelajaran diniyyah.
Berdasarkan pengamatan awal pada tanggal 19 Oktober 2020 kondisi
hafalan santriwati di pondok pesantren darussalam al-hafidz ini, sangat lah
berbeda-beda disetiap individunya. Ada yang mutqin hafalannya dan ada juga
yang kurang mutqin, ada yang dapat cepat hafal dan ada yang lambat dalam
menghafal. Setiap santriwati di pondok pesantren ini, mempunyai jumlah hafalan
Al-Qur‟an yang tidak sama. Jumlah hafalan setiap santri yang masuk di tahun
yang sama pun berbeda-beda. Meskipun mereka memiliki waktu 24 jam yang
sama di setiap harinya. Hal yang membedakannya dari setiap anak ialah
bagaimana cara mereka menggunakan waktu yang diluar jam wajib menghafal Al-
Quran tersebut untuk mengulangi hafalan nya kembali dan juga menggunakan
waktunya untuk menambah hafalan yang baru. Maka dari itu, Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz ini menggunakan bermacam cara untuk mengatasi hal
tersebut, salah satunya ialah dengan membuat strategi jitu seperti strategi
pengulangan ganda dalam rangka memudahkan santri dalam menghafal Al-
Qur‟an.
Selanjutnya berdasarkan pengamatan kedua pada tanggal 24 November
2020 yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz khususnya
bagi santriwati dilihat bahwa strategi yang digunakan adalah Pertama strategi
pengulangan ganda kedua tidak beralih ke ayat yang berikutnya sebelum ayat
yang sedang di hafal benar-benar hafal dan lekat dalam ingatan ketiga
menggunakan satu jenis mushaf, dan yang terakhir ialah disetorkan kepada
seorang pengampu (Ustadzah halaqah). Selanjutnya di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz ini menggunakan jurus sabak, sabki dan manzil. Kegiatan
5

pembelajaran Al-Qur‟an ini terbagi dalam beberapa waktu, yaitu pertama di waktu
setelah subuh sampai jam 06.30 dan kedua pada jam 07.30-09.15, diwaktu
selanjutnya, dilanjutkan dengan pembelajaran bahasa arab setelah itu
pembelajaran formal jam 10.00-11.20. Dan dilanjutkan pembelajaran diniyyah
diwaktu setelah zuhur dan setelah ashar.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, peneliti tertarik
untuk mengetahui lebih dalam tentang strategi yang digunakan dalam
pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz. Oleh karena
itu, peneliti melakukan sebuah penelitian dengan judul “Strategi Guru Tahfidzul
Qur’an Bagi Santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota
Jambi”.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
khususnya pada santriwati. Dari 10 khalaqah yang ada, peneliti mengambil 2
khalaqah al-qur‟an yang memiliki hafalan tertinggi.

C. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah terkait persoalan strategi guru
tahfidzul Qur‟an bagi santriwati di pondok pesantren darussalam al-hafidz kota
Jambi. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan
dalam beberapa sub permasalahan berikut ini :
1. Bagaimana kondisi hafalan Al-Qur‟an santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz?
2. Bagaimana penerapan strategi menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi menghafal
Al-Qur‟an bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
6

Secara umum tujuan penelitian yang peneliti lakukan ialah untuk


mengetahui, menemukan dan mengembangkan realita yang ada di lapangan.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana kondisi hafalan Al-Qur‟an santriwati di
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz.
b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi menghafal Al-Qur‟an
bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
c. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan faktor penghambat
pelaksanaan strategi menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz.
2. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah disebutkan di atas, penulis
berharap penelitian ini bisa bermanfaat antara lain :
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya
khazanah keilmuwan khususnya tentang strategi guru tahfidzul qur’an bagi
santriwati dan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata satu (S1) di fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN STS
Jambi.
b. Secara Praktis
1) Bagi kalangan akademisi UIN STS Jambi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan, informasi dan sekaligus referensi berupa bacaan karya
ilmiah.
2) Bagi Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu
sumber rujukan dalam penyelenggaraan dan pengembangan program
menghafal Al-Qur‟an.
3) Bagi Asatidz/zah Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan


dalam menentukan berbagai strategi menghafal Al-Qur‟an yang
hendak dilaksanakan nanti nya .
4) Bagi Peneliti
a) Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis
dalam dunia pendidikan yang berkenaan dengan menghafal Al-
Qur‟an.
b) Sebagai sarana dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang
pendidikan. Khususnya tentang strategi menghafal Alqur‟an.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Pengertian Strategi
Secara umum istilah strategi mempunyai pengertian sebagai suatu
garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja
dalam bahasa yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan
kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego
berarti merencanakan (to plan). Richard Lock Pullan memberikan defenisi
strategi dengan mengatakan the art of bringing forces to the battlefield in a
favourable position. Ungkapannya ini menunjukkan bahwa strategi adalah
suatu seni, yaitu seni membawa pasukan kedalam medan tempur dalam posisi
yang paling menguntungkan. Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak
lagi hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang dapat
dipelajari. Dengan demikian istilah strategi yang diterapkan dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar adalah suatu seni dan
ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. (Miftahul Huda,
2018. Hlm. 3-4)
Istilah strategi pertama kali dipakai di kalangan militer dan diartikan
sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat
kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi dalam menyiasati perang
yang dipandang palling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Dari
penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan musuh yang
meliputi jumlah personal, kekuatan persenjataan, kondisi lapangan, posisi
musuh, dan sebagainya. Dalam perwujudannya, strategi itu akan
dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut menjadi tindakan-tindakan nyata
dalam medan pertempuran. Istilah strategi lambat laun banyak dipinjam oleh

8
9

bidang-bidang lain, termasuk bidang ilmu pendidikan. (Pupu Saeful Rahmat,


2019. hlm. 2)
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan
oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut Stephanie
K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono, strategi di definisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyususnan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain definisi-definisi strategi
yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar
strategi, Hamel dan Prahaland, yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal
yang penting. Mereka berdua mendefinisikan strategi yang terjemahannya
seperti berikut ini: “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan.
Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi
dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies ) Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan”. (Husein Umar, 2008. hlm. 1-3)
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan tentang
rangkaian kegiatan yan didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi Pembelajaran juga juga dikatakan sebagai suatu rentetan kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai. (Miftahul Huda, 2018. Hlm. 4-5)

2. Guru
Dalam undang-undang tentang guru dan dosen pada bab 1 pasal 1
dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
10

Selanjutnya pada bab III pasal ke 7 disebutkan bahwa profesi guru


merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia .
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. (Kemas
Imron Rosadi, 2017, hlm.151-156 )

3. Konsep Tentang Menghafal Al-Qur’an


a. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Secara etimologi, menghafal merupakan bahasa Indonesia yang
berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali
tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan.
Menghafal dalam bahasa Arab berasal dari kata hafidzo-yahfadzu-
Hifdzon sedangkan al-Quran juga merupakan bahasa arab yang artinya adalah bacaan atau
yang dibaca.

Hifzh Al-Qur’an merupakan susunan bentuk idlofah (mudlof dan


mudhlof ilaih) yang terdiri dari hifzh(mudlof) dan Al-Qur‟an (mudlof ilaih).
Hifdz sendiri merupakan bentuk isim mashdar dari fi’il madhi
11

hafidzo yang artinya: memelihara, menjaga, dan menghafal. Orang yang


hafal seluruh Al-Qur‟an, oleh masyarakat Indonesia dijuluki atau diberi
gelar sebagai seorang yang Hafidh.
Menurut istilah, yang dimaksud dengan hifzhi al-Qur’an adalah
menghafal al-Qur‟an sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf
Ustmani mulai dari surah al-fatihah hingga surat an-Nas dengan maksud
beribadah, menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan
perantaraan Malaikat Jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang
dinukil (dipindahkan) kepada kita dengan jalan mutawatir (Munjahid,
2007. Hlm. 73-74)
Menurut Yunus (1999:105) istilah menghafal Al-Qur‟an dalam
kamus arab-indonesia merupakan gabungan dari tahfidz dan Al-Qur‟an.
Tahfidz artinya memelihara, menjaga atau menghafal. Sedangkan Al-
Qur‟an secara etimologi (asal kata), Al-Qur‟an berasal dari kata Arab
qaraa yang berarti membaca.
Kata Tahfidz yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-
Quran yang telah dibaca berulang –ulang. Misalnya menghafal satu baris,
beberapa kalimat, atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan.
Setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat dihafal
dengan baik, lalu ditambah dengan merangkaikan baris atau kalimat
berikutnya sehingga sempurna. Kemudian rangkaian ayat tersebut diulang
kembali sampai benar-benar hafal. Setelah materi satu ayat dapat dihafal
dengan lancar kemudian pindah kepada materi ayat berikutnya.
Untuk merangkaikan hafalan urutan kalimat dan ayat dengan
benar, setiap selesai menghafal materi ayat berikutnya harus selalu
diulang-ulang mulai dari ayat pertama dirangkaikan dengan ayat kedua
dan seterusnya. Setelah satu halaman selesai dihafal, diulang kembali dari
awal sampai tidak ada kesalahan, baik lafadz maupun urutan ayat-ayatnya.
Setelah halaman yang ditentukan dapat dihafal dengan baik dan lancar,
lalu dilanjutkan dengan menghafal halaman berikutnya. Dalam hal
12

merangkai hafalan perlu diperhatikan sambungan akhir halaman tersebut


dengan awal halaman berikutnya, sehingga halaman itu akan terus
sambung-menyambung. Karena itu, setiap selesai satu halaman perlu juga
diulang dengan dirangkaikan dengan halaman-halaman sebelumnya.
(Sa‟dulloh, 2008. Hlm. 55-56)

b. Strategi Menghafal Al-Qur’an


Untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan
terhadap ayat-ayat yang di hafal, maka diperlukan strategi menghafal yang
baik. Strategi itu antara lain adalah sebagai berikut berikut :
1. Strategi pengulangan ganda
Dalam menghafal Al-Qur‟an seseorang tidak bisa sekali menghafal
saja kemudian ia menjadi seorang yang hafal Al-Qur‟an dengan baik.
Persepsi ini sangat salah sekali dan justru mungkin akan menimbulkan
kekecewaan setelah menghadapi kenyataan yang berbeda dengan
anggapannya. Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam hadisnya,
bahwa ayat-ayat Al-Qur‟an itu lebih gesit dari pada unta, dan lebih
mudah lepas dari pada unta yang mudah lepas dari pada unta yang
diikat.
Untuk menanggulangi masalah ini maka perlunya sistem
pengulangan ganda tersebut. Contohya seperti, pada pagi hari
seseorang yang menghafal Al-Qur‟an dapat menghafal kan satu
halaman, maka di sore harinya harus diulangi lagi ayat-ayat yang
sudah dia hafalkan dalam satu halaman dipagi hari tadi. Semakin
banyak melakukan pengulangan ganda ini, maka semakin kuat
pelekatan hafalan itu di dalam ingatannya. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2005.
Hlm. 67).
2. Tidak beralih ke ayat yang berikutnya sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-benar hafal dan lekat dalam ingatan
Dizaman sekarang ini kebanyakan orang yang menghafal Al-
Qur‟an itu cenderung cepat selesai, atau cepat mendapatkan sebanyak-
13

banyaknya ayat yang ingin dihafalnya. Hal inilah yang menyebabkan


proses menghafal itu menjadi kurang stabil. Karena pada kenyataannya
antara ayat-ayat Al-Qur‟an itu ada sebagian yang mudah untuk dihafal
dan ada juga yang sulit. Karena itu dalam menghafal Al-Qur‟an
diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi dalam mengamati
ayat-ayat yang akan dihafal nantinya. Baik itu dari hukum bacaannya,
panjang pendeknya dan lain sebagainya. Oleh sebab itu orang yang
menghafal Al-Qur‟an hendaknya tidak beralih kepada ayat yang
berikutnya apabila belum menyelesaikan ayat yang sedang ia hafalkan.
(Ahsin W. Al-Hafidz, 2005. Hlm. 68).
3. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya .
Untuk mempermudah seseorang dalam menghafal Al-Qur‟an
dalam melewati proses ini, maka menggunakan Al-Qur‟an yang
disebut dengan Al-Qur’an Pojok akan snagat membantu sekali.
Adapun jenis mushaf Al-Qur‟an ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
diantaranya ialah :
a) Setiap juzu‟ terdiri dari sepuluh lembar.
b) Pada setiap halaman diawali dengan awal ayat. dan diakhiri
dengan akhir ayat.
c) Memiliki tanda-tanda visual yang cukup membantu dalam
proses menghafal Al-Qur‟an.
4. Menggunakan satu jenis mushaf
Diantara strategi menghafal Al-Qur‟an salah satu yang banyak
membantu proses untuk menghafal ialah menggunakan satu jenis
mushaf. Hal ini sangat penting sekali untuk diperhatikan, karena
bergantinya satu mushaf ke mushaf yang lainnya akan
membingungkan pada pola hafalan meskipun ia sudah hafal Al-
Qur‟an, nantinya ia akan terganggu hafalannya ketika membaca
mushaf al-Qur‟an yang tidak biasa dipakai ketika ia lagi menghafal.
Untuk itu akan lebih memberikan keuntungan jika orang yang sedang
14

menghafal Al-Qur‟an hanya menggunakan satu jenis mushaf saja.


(Ahsin W. Al-Hafidz, 2005. Hlm. 68-69).
5. Memahami ayat-ayat yang dihafalnya
Memahami ayat-ayat yang dihafalnya, seperti memahami asbabun
nuzul, tentang kisah-kisah yang terkandung di dalam ayat tersebut
merupakan unsur yang sangat membantu dalam proses menghafal Al-
Qur‟an. Pemahaman itu sendiri akan lebih memberi arti bila di dukung
dengan pemahaman terhadap makna kalimat, tata bahasa dan struktur
kalimat dalam suatu ayat. Dengan demikian, maka penghafal Al-
Qur‟an yang pandai menguasai bahasa arab dan memahami struktur
bahasanya atau ayatnya, maka mereka akan lebih banyak mendapatkan
kemudahan dalam menghafal Al-Qur‟an dibandingkan dengan mereka
yang tidak mempunyai bekal penguasaan bahasa Arab sebelumnya.
Dan dengan cara seperti ini, maka pengetahuan tentang ulumul-Qur‟an
akan banyak sekali terserap oleh para penghafal ketika dalam proses
menghafal Al-Qur‟an. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2005. Hlm. 69-70).
6. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa
Ditinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau struktur
bahasanya, di dalam Al-Quran banyak yang terdapat keserupaan atau
kemiripan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Ada yang
benar-benar sama, ada yang hanya berbeda dalam dua, atau tiga huruf
saja, ada pula yang hanya berbeda susunan kalimatnya saja. Maka
perlunya seseorang yang menghafal Al-Qur‟an itu mengadakan
pengulangan ganda dan memahami betul-betul ayat yang akan ia
hafalkan nantinya. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2005. Hlm. 70).
7. Disetorkan kepada seorang pengampu
Menghafal Al-Qur‟an memerlukan adanya bimbingan yang terus-
menerus dari seorang pengampu, baik itu untuk mentahsinkan dahulu
sebelum menghafalnya, menambah setoran baru, atau untuk takrir,
yakni mengulang kembali ayat-ayat yang telah disetorkannya
terdahulu. Menghafal Al-Qur‟an dengan menggunakan sistim ini akan
15

lebih baik dibandingkan dengan menghafal sendiri dan juga akan


memberikan hasil yang berbeda. (Ahsin W. Al-Hafidz, 2005. Hlm. 72).
c. Jurus-Jurus Menghafal Al-Qur’an
1. Persiapan
a. Luruskan niat
Niat adalah awal dari semua amal. Dan sesungguhnya amal
itu tergantung niatnya. Jika niatnya ikhlas, peluang amal shalih
diterima Allah terbuka lebar. Namun, jika niatnya tidak ikhlas
dan keliru, bukan karena Allah, maka sia-sia lah amalnya.
Penghafal Al-Qur‟an wajib menjaga pilar-pilar Al-Qur‟an,
menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar,
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Al-Qur‟an.
Karena, penghafal Al-Qur‟an lebih mulia daripada seorang
pejabat yang rakus dan pecinta dunia yang takut mati.
Betapa banyak orang yang membaca dan menghafal Al-
Qur‟an, namun beroleh pahala yang kecil karena niatnya.
(Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 19-20)
b. Tentukan target
Jika seseorang ingin dan akan menghafal Al-Qur‟an namun
tidak menetapkan target di awal, kemungkinan dia akan santai
atau berleha-leha. Akibatnya, hafalan lambat bertambah dan
tidak lancar. Oleh karena itu, langkah selanjutnya ialah
membuat target sendiri. Berapa ayat atau halaman yang ingin
dihafalkan setiap harinya. Berapa lamakah ingin menyelesaikan
30 juz? Mulailah dari sekarang. Waktu sangat singkat, tak ada
waktu bermalsa-malasan.
Penentuan target ini penting, karena begitu banyak orang
yang menghafal Al-Qur‟an namun tanpa target waktu yang
jelas. Akhirnya hafalannya lamban dan tidak selesai. Bagi
seorang santri atau mahasiswa yang menghafal tanpa target
16

yang terukur dikhawatirkan akan dijuluki santri atau mahasiswa


abadi. (Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 21)
c. Memilih waktu terbaik
Setelah target selesai ditetapkan. Buatlah jadwal menghafal
harian. Kapan dan dimana? Misalnya, selepas shalat subuh
ditetapkan untuk memulai hafalan baru. Setelah shalat zuhur
untuk mengulang hafalan. Setelah shalat asar untuk
memantapkan hafalan baru dan muraja‟ah. (Herman Syam El-
Hafizh, 2015. Hlm. 25)
d. Memilih tempat yang nyaman
Suasana hati akan memengaruhi semangat dalam
menghafal dan mengulang hafalan. Oleh karena itu tempat
yang tenang, dan nyaman juga harus dioptimalkan demi
menjaga pandangan dan telinga dari hal-hal yang mengalihkan
dan menyibukkan hati dari Al-Qur‟an. Tempat-tempat yang
sangat baik ialah masjid, persawahan yang hijau, atau tempat
lain yang nyaman dan syahdu untuk menghafal.
Lingkungan penghafal akan membuat semangat dan
berlomba-lomba menyelesaikan hafalan serta menjaga hati dan
fikiran. (Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 28)
e. Menjaga kesehatan
Banyak penghafal Al-Qur‟an yang terlalu larut dalam usaha
menghafal lupa dengan kondisi fisik dan kesehatan. Makanya,
salah seorang guru dalam satu pertemuan mengamanatkan
kepada para santri agar berolahraga dan menjaga kesehatan.
Karena penghafal Al-Qur‟an yang banyak duduk
memungkinkan lebih mudah terserang penyakit.
Bagaimana mungkin seorang itu mampu menghafal Al-
Qur‟an dengan baik dan tuntas jika sakit-sakitan dan tidak
dalam kondisi tubuh yang sehat. (Herman Syam El-Hafizh,
2015. Hlm. 31)
17

2. Tekad baja dan teman terbaik


Tekad yang kuat di awal menjadi bekal terbaik dalam
menghafal Al-Qur‟an. Karena sesungguhnya, tekad kuat itu lahir
dari niat yang benar dan motivasi yang lurus. Tekad dan komitmen
itulah kunci di antara jurus-jurus menghafal yang utama.
Jangan menunda-nunda untuk mulai menghafal Al-Qur‟an.
Mulailah dari sekarang. Detik ini. Hafalkan apa yang termudah.
Langsung saja lanjutkan menghafal. Tidak usah takut gagal
mencapai target hafalan. Fokuslah pada usaha.
Selain itu, perlu diperhatikan factor teman. Teman
merupakan factor yang berpengaruh besar pada proses menghafal
Al-Qur‟an disamping lingkungan atau suasana yang kondusif.
(Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 43)
3. Fokus
Fokus adalah menjauhi kesibukan yang tidak perlu. Fokus
ini hanya dibutuhkan ketika sedang ziyadah atau muraja‟ah hafalan
saja. Jadi, bagi orang sibuk pun bisa menghafal Al-Qur‟an. Tidak
ada alasan. Fokus hanya diperlukan ketika proses menghafal baru
dan muraja‟ah saja. Di luar itu, tidak masalah jika sibuk dengan
urusan lain duniawi yang sewajarnya dan memang diperlukan.
(Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 49)
4. Sabak, sabki dan manzil
Dalam proses melancarkan hafalan agar kuat dan abadi, ada
satu jurus sederhana yang digunakan ketika menghafal Al-Qur‟an
yaitu:
a. Sabak adalah hafalan yang baru dihafalkan hari ini.
b. Sabki merupakan pengulangan hafalan yang dihafalkan
kemarin tetapi masih satu juz dengan sabak.
c. Manzil merupakan perpaduan keduanya dan pengulangan
hafalan yang telah lalu(lama), juz-juz selain sabak dan sabki.
18

Jurus ini cocok diterapkan di lembaga tahfidz Al-Qur‟an.


Jika inginmengaplikasikan secara personal juga baik. Inilah yang
disebut sistem hafalan berantai. Jika telah hafal ayat baru untuk
hari ini (sabak), ulangilah ayat yang dihafalkan/setorkan kemarin
(sabki). Lalu ulangilah hafalan lama (Manzil). (Herman Syam El-
Hafizh, 2015. Hlm. 120-121)
5. Memperbanyak Tilawah
Tilawah Al-Qur‟an merupakan amalan istimewa dan secara
khusus disebutkan dalam Al-Qur‟an pada banyak ayat. Karenanya,
penghafal Al-Qur‟an mendapat kemuliaan berlipat, sebagai sebaik-
baik pembaca Al-Qur‟an. (Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm.
124)
6. Istiqamah
Istiqamah adalah berpegang pada seluruh bagian-bagian
agama, baik yang lahir maupun batin. Dan tetap teguh di dalamnya.
Sebagaimana iman yang kadang bertambah dan berkurang,
demikian jugalah dengan istoqamah dalam menghafal Al-Qur‟an.
Jika tidak istiqamah, siapa pun akan berhenti menghafal di tengah
jalan, penuh penderitaan, dan putus asa.
Ada 3 karakter penghafal Al-qur‟an ketika menghafalkan
Al-Qur‟an:
a. Mahzum adalah orang lemah semangat dan menyerah di awal-
awal menghafal Al-Qur‟an. Merasa berat atau tergoda urusan
dunia.
b. Mutawashil adalah orang terus maju melangkah, tidak
menyerah walau harus jatuh bangun. Tapi belum tentu tuntas.
c. Najih ialah orang terus menghafal dan istiqamah sampai tuntas
hafalannya. (Herman Syam El-Hafizh, 2015. Hlm. 185-186)
19

7. Berdo‟alah
Setelah menghafal dan muraja‟ah jangan lupa untuk
berdo‟a agar dimudahkan dalam menghafal Al-Qur‟an, dijadikan
mutqin, serta mampu memahami dan mengamalkan nya. Doa
inilah yang menjadi pegangan.
Allah SWT berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
jahanam dalam keadaan hina dina. (Q.S.Ghafir:60)
Doa adalah senjata Ampuh menghafal Al-Qur‟an.
Berdoalah diwaktu-waktu mustajab seperti setelah Qiyamullail.
Mintalah doa dari keluarga, orang tua, dan orang-orang yang
shalih. (Herman Syam El-Hafidz, 2015. Hlm. 190)
d. Teknik Bermuraja’ah (Mengulangi) Hafalan Al-Qur’an
Setelah seseorang menghafal Al-Qur‟an, maka hal lain yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana menjaga hafalan tersebut agar
tetap melekat pada ingatan. Jika seorang peghafal Al-Qur‟an sudah
hafal beberapa ayat, maka jangan sekali-kali meninggalkan ayat –ayat
yang sudah dihafalnya itu dengan alasan Cuma berfokus pada hafalan
yang baru.Karena Nabi Muhammad SAW pernah mengisyaratkan
bahwa menghafal Al-Qur‟an itu ibarat berburu di hutan, apabila
pemburu ini pusat perhatiannya ke binatang yang ada di depannya,
tidak memperhatiakan hasil buruannya, maka hasil buruannya akan
lepas pula. Begitu pula orang yang menghafal Al-Qur‟an, kalau pusat
perhatiannya hanya tertuju pada materi baru atau ayat-ayat baru yang
akan dihafalkannya, sedangkan ayat-ayat yang sudah dihafalkan
ditinggalkan begitu saja, maka akan sia-sia hafalannya, bisa lupa dan
bahkan sampai hilang.
Adapun salah satu cara yang digunakan untuk tetap menjaga
hafalan Al-Qur‟an ialah dengan bermuraja‟ah atau disebut juga dengan
mengulangi hafalan. Para sahabat berkata bahwa Rasulullah SAW
20

membagi-baginya menjadi tiga, lima , tujuh, sembilan, dan sebelas


serta hizb penghubung dari surat qaf hingga akhir mushaf. Ini semua
adalah jumlah surat-surat yang dibacanya dalam hizb beliau SAW
setiap harinya. Misalnya pada hari pertama beliau SAW membaca siga
surat (Al-Baqarah, Ai-Imran, dan An-Nisa‟). Pada hari kedua beliau
membaca lima surah (Al-Ma‟idah, Al-An‟am, Al-A‟raf, Al-Anfal, dan
At-Taubah) dan seterusnya. Inilah cara yang tepat bagi orang yang
ingin mahir dalam Al-Qur‟an agar ia tidak lepas darinya, yaitu dengan
mengulangi hafalan (muraja‟ah) Al-Qur‟an semuanya dalam sepekan.
(Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, 2018.hlm. 108-109).
4. Konsep Tentang Santri
1. Pengertian Santri
Biasanya santri secara singkat diartikan sebagai siswa yang punya
dedikasi penuh dilembaga pesantren. Santri bisa dimaknai orang yang
belajar di pondok pesantren atau orang yang mendalami ilmu agama islam.
Dalam pandangan Prof.A.H.John seperti dikutip Nor Huda, beliau
berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil yang berarti
guru mengaji. Lain lagi, C.C. Berg berpendapat juga bahwa istilah santri
tersebut berasal dari shastri,bahasa india, yang berarti orang yang tahu
buku suci agama hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu.
Dalam arti sempit. Santri berarti murid yang belajar dalam institusi agama
yang disebut pondok atau pesantren. Dalam arti luas, istilah santri merujuk
pada anggota masyarakat jawa yang memegang teguh ajaran-ajaran Islam,
seperti shalat, berjamaaah ke masjid, serta amal-amal lain yang
menunjukkan kesalehan.
Santri sendiri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga
pendidikan pesantren. Menurut ketua umum PBNU Prof.Dr.KH.Said Aqil
Sitadj,MA, santri adalah kelompok umat islam yang menerima ajaran –
ajaran islam dari para kiai., para kiai dari gurunya para ulama , para ulama
dari guru-gurunya yaitu para wali songo, yang telah berhasil
mengislamkan masyarakat seluruh nusantara ini. Jadi santri itu jelas yang
21

akan menindak lanjuti metode dakwahnya wali songo. Dakwah wali songo
itu ampuh mengislamkan masyarakat nusantara tanpa ada
peperangan,kekerasan, karenanya kabarkan tentang islam dengan tanpa
paksaan apalagi kekerasan. Itulah tugas seorang santri. Santri selain haus
ilmu, juga harus haus pengalaman, agar ketika kembali ke masyarakat
ready for me. Siap mengabdi di masyarakat, ummat dan bangsa ini. Ada
juga yang mengistilahkan santri sebagai berikut :
‫سنتري‬
‫س = سالك اىل األخرة‬

Orang yang menempuh perjalanan menuju Allah”


‫ن = نائب عن املشايخ‬

Pengganti kiai, ustadz, guru”


‫ت = تارك عن المعاصى‬
Orang yang meninggalkan maksiat”
‫ ر = راغب ف الخٍ رات‬Gemar
melakukan kebaikan-kebaikan”
‫ي = ٌرجو السالمة فً الدن ًٍا واألخرة‬

Mengharapkan keselamatan di dunia dan akhirat. (Nasrullah


Nurdin,2019.hlm.1-3)
Santri juga merupakan sebutan bagi para murid yang berdatangan
dari berbagai wilayah untuk menuntut ilmu agama dari ulama di pesantren.
Mereka datang dengan tujuan untuk menimba ilmu agama dan
membangun karakter menjadi lebih baik, karena pesantren merupakan
lembaga pendidikan agama islam terbaik yang ada di indonesia.
Pengajaran di pesantren tak mengenal waktu dan tak ada batasan dalam
belajar dalam proses pembelajaran. Pembinaan terhadap masing-masing
individu sangat diperhatikan karena pengawasan selama 24 jam. (M.Nawa
Syarif Fajar Sakti,2020. Hlm.70)
Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-orang
pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana memiliki
pesantrendan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk
22

mempelajari kitab-kitab islam klasik. Oleh karena itu snatri adalah elemen
penting dalam sebuah pondok pesantren. Nenurut tradisi pesantren,
terdapat 2 kelompok santri :
1. Santri Mukim
Yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap
dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal
dipesantren tersebut biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang
memegang tanggung jawab mengurus kepentingan pesantren sehari-hari.
Mereka juga memikul tanggung jwab mengajar santri-santri muda tentang
kitab-kitab dasar dan menegah.
2. Santri Kalong
Yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa disekeliling
pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti
pelajarannya mereka bolak balik dari rumahnya sendiri. (Zamakhsyari
Dhofier, 1994. Hlm. 51-52)
2. Hari Santri Nasional
Ada alasan pemerintah menetapkan 22 oktober menjadi Hari Santri
Nasional. Presiden RI ke-7, Ir, h. Joko Widodo memaparkan besarnya
peran santri bagi bangsa. Para tokoh-tokoh besar yang punya andil itulah
yang membuat pemerintah menilai hari santri penting ditetapkan. Jokowi
mengatakan mengingat peran historis para santri dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik ndonesia (NKRI). Sejarah mencatat para santri
telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut Para santri
dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa,
melawan penjajah, menyususn kekuatan di daerah-daerah terpencil,
mengatur strategi ,dan mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.
Presiden Jokowi yakin penetapan hari santri nasional itu, tidak
akan menimbulkan sekat-sekat sosial atau memicu polarisasi antara santri
dan nonsantri. Justru sebaliknya, akan memperkuat semangat. (Nasrullah
Nurdin,2019.hlm.8)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian


Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan demikian jenis penelitian ini masuk
dalam kategori penelitian kualitatif karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah. (Sugiono, 2014. hlm.9)
Bogdan dan Taylor (1992) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptip berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,
dan atau perilaku yang dpat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari
sudut pandang yang utuh,komprehensif, dan holistik. (V. Wiratna Sujarweni,
2019. hlm.19)
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan. Pengumpulan
datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. (V. Wiratna
Sujarweni, 2019. hlm.22)
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan
mendalam tentang strategi guru tahfidz dalam mengajarkan menghafal Al-Qur‟an
bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-hafidz .

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
yang beralamat di Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga di dasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:

23
24

a. Permasalahan yang akan diteliti di Pondok Pesantren ini diduga belum


pernah diteliti orang lain.
b. Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga
maupun efisiensi waktu.
c. Komunikasi lancar
d. Keamanan terjamin

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah I orang pimpinan pondok pesantren
Darussalam Al-hafidz, 1 orang „Amirah bagi santriwati, 2 orang ustadzah dan
beberapa orang santriwati yang berada dalam 2 khalaqah yang dipimpin oleh 2
orang ustadzah tadi. Subjek yang diteliti adalah dengan menggunakan cara
purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan”. (Sugiono, 2014.
hlm.85)
Penelitian ini selanjutnya menetapkan pimpinan sebagai informan
kunci (key informan), Amirah, para Asatidzah dan para santriwati sebagai
informan tambahan. Subjek dalam penelitian ini, sebagian di datangi dan
diwawancarai, dan sebagian lagi diamati dan di observasi secara langsung. Hal
ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh melalui
wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi melalui teknik
triangulasi, sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer peneliti adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-
25

literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.


Dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data ini
digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah berupa data teks hasil wawancara dan
dibolehkan melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini, data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.
(Iskandar, 2007 hlm.118)
Data primer peneliti ialah data yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap strategi guru
tahfidz dalam mengajarkan menghafal Al-Qur‟an bagi santiwati di pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi ini, yang data tersebut
diperoleh langsung dari sumber datanya dilapangan.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan
(Iskandar, 2009, hlm.119).
Data sekunder merupakan data yang yang diperoleh oleh peneliti
dari sumber-sumber yang telah ada, seperti dokumen atau memanfaatkan
informasi orang lain.
Dalam penelitian ini data sekunder yang diambil adalah mengenai
gambaran umum tentang Pondok Pesantren darussalam Al- Hafidz:
1) Historis dan geograafis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan Asatidzah, pengurus dan santriwati
4) Keadaan sarana dan prasarana
26

2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data tersebut dapat diperoleh. Apabila
penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data tersebut responden yaitu orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan tertulis maupun lisan. (Moleong, 2005. hlm.26)
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.
Sumber data dapat berupa orang, proses dan dokumentasi, photo kegiatan,
arsip dokumentasi yang berhubungan dengan strategi guru tahfidz dalam
mengajarkan menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di pondok pesantren
darussalam Al-Hafidz. Sumber data disini dapat diperoleh melalui :
a. Sumber data berupa manusia, yakni Pimpinan, „Amirah santriwati,
para Asatidzah dan santriwati pondok pesantren darussalam Al-Hafidz
b. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, asrip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan santriwati,
seperti jumlah siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data /fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah metode
observasi, dan termasuk pulalah dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan
juga melalui metode wawancara dan dokumentasi.

1. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil
27

observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, atau suasana tertentu.


(V. Wiratna Sujarweni, 2019. hlm.32)
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi partisipasi, yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana
peneliti terlibat lansung dalam lingkungan penelitian mengenai strategi guru
tahfidz dalam mengajarkan menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di pondok
pesantren darussalam Al-Hafidz yang meliputi:
a. Mengamati kondisi hafalan santriwati pondok pesantren darussalam
Al-Hafidz.
b. Mengamati sistem penggunaan strategi guru tahfidz dalam
mengajarkan menghafal Al-Qur‟an yang digunakan di pondok
pesantren darussalam al-Hafidz.
c. Mengamati waktu dalam pelaksanaan strategi guru tahfidz dalam
mengajarkan menghafal Al-Qur‟an di pondok pesantren darussalam
Al-Hafidz.
d. Mengamati proses penggunaan strategi menghafal Al-Qur‟an tersebut.
e. Mengamati apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan strategi menghafal Al-Quran bagi santriwati di pondok
pesantren darussalam Al-Hafidz.

2. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh penjelasan untuk
mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab bisa sambil
bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi
antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan
untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah tema yang
diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya. (V. Wiratna Sujarweni, 2019. hlm.31)
28

Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data secara


langsung dengan responden dan mendengarkan langsung serta mencatat
dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang
bersangkutan yaitu, pimpinan, asatidzah dan yang lainnya. Sebelum penulis
melakukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian.

3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto,
hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya (V. Wiratna
Sujarweni, 2019. hlm.33). Data tersebut antara lain:
a. Historis dan geografis pondok pesantren darussalam Al-hafidz.
b. Struktur organisasi pondok pesantren darussalam al-hafidz.
c. Keadaan asatidzah, pengurus dan santriwati di pondok pesantren
darussalam al-hafidz.
d. Keadaan sarana dan prasarana pondok pesantren darussalam al-hafidz.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Mudjiaraharjo analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikan nya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif
yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk
akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Setelah data terkumpul selanjutnya
dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian.
(V. Wiratna Sujarweni, 2019. hlm.34)
Untuk menganalisa berbagai data yang diperoleh, maka dari itu penelitian
ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
29

1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep,
tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan, juga memepermudah peneliti untuk mencari
kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika
diperlukan. (V.Wiratna Sujarweni, 2019. hlm.35)

2. Penyajian data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan
dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat
pola –pola hubungan satu data dengan data lainnya. (V. Wiratna Sujarweni,
2019. hlm.35)

3. Penyimpulan dan Verifikasi


Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada
tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan
semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu
diverifikasi. Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah
triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan
anggota. (V. Wiratna Sujarweni, 2019. hlm.35)

F. Uji Kepercayaan Data


Salah satu cara untuk menguji keabsahan data adalah uji kredibilitas atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
30

1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini
berarti hubungan peneliti dengan para sumber akan semakin terbentuk,
semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. (Sugiono, 2014. hlm.270-271)

2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
(Sugiono, 2014. hlm.272)

3. Triangulasi
Triangulasi yaitu teknik pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat tiga cara triangulasi
tersebut yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu
(Sugiono, 2014. hlm.273)
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang yang ada di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang yang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM

PROFIL PONDOK PESANTREN


DARUSSALAM AL-HAFIDZ
KOTA JAMBI
Nama Pondok Pesantre : Darussalam Al-Hafidz
NSPP 510015710013
Alamat : Jl. Kopral Umar Rt. 21 Kenali Asam
Atas kode Kota Baru Pos 36128
Nama Organisasi Penyelenggara : Yayasan Al-Hafidz Jambi
Alamat Organisasi Penyelenggara : Jl. Kopral Umar Rt. 21 Kenali Asam
Atas kode Pos 36128
Akte Notaris : Nomor 05 Tanggal 4 Agustus 2015
Pengesahan Akte Notaris : AHU-0010563.AH 01 04.Tahun 2015
No HP : 08127494666/08126554190

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Al-


Hafidz Kota Jambi
Dengan melihat begitu tinggi Minat masyarakat di Provinsi Jambi
wabil Khusus di kota Jambi untuk menyekolahkan anaknya ke Pondok
Pesantren, madrasah Ibtidaiyah Ke Tsanawiyah dan ke Madrsah Aliyah, kira
perlu sekali ada nya Pondok Pesantren. Alhamdullah selama 1 tahun kami
berusaha dan dan berdoa untuk mencari tanah Alhamdulliah Allah Swt
Memberikan jalan keluar ada hamba Allah yang Jual tanah dengan harga
yang terjangkau. Dan lokasi tanahnya berada dalam wilayah Kota Jambi.
Pertimbangan berikutnya, di lingkungan Kelurahan Kenali Asam atas belum
adanya Pondok Pesantren. Sedangkan di lingkungan tersebut padat penduduk.

31
32

Pentingnya upaya da‟wah/Syi‟ar Islam melalui pendidikan dasar


Agama Islam sedini mungkin, sebagaimana upaya menjawab tantangan dunia
global dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
pengaruh internet, narkoba, pergaulan bebas muda mudi, tawuran dimana-
mana. Maka pihak Yayasan memandang sangat penting untuk mendirikan
Pondok Pesantren dan yang diwujudkan mulai pembangunan. (Wawancara,
24 Maret 2021)
Dan adapun yang menjadi tujuan kami dalam mendirikan lembaga
pendidikan ini yang pertama adalah rasa keprihatinan kami dalam melihat
kenyataan hidup masyarakat pada umumnya yang jauh dari sentuhan nilai-
nilai keagamaan, sehingga mengakibatkan perilaku dan akhlak masyarakat
pada umumnya sangatlah memprihatinkan, mereka lebih cenderung meniru
kebiasaan-kebiasaan Barat yang sangat bertentangan dengan hukum syariat
kita. Melihat situasi yanng seperti itu maka kami merasa terpanggil untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam menegakkan amar ma‟ruf nahi mungkar untuk ikut
menyelamatkan para generasi penerus bangsa dan agama.
Selanjutnya yang menjadi tujuan kami dalam mendirikan lembaga
pendidikan ini adalah Untuk membekali santri dengan pengetahuan
keagamaan serta pengetahuan umun serta mampu mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, dengan begitu mereka tidak akan tertinggal dari
masyarakat lain, karena selain pendidikan umum mereka juga akan
mendapatkan pendidikan agama yang baik, yang menjadi tujuan utama
dalam pendidikan ini, akan membuat akhlak mereka menjadi lebih baik
karena mereka akan dapat mengetahui mana yang diperbolehkan dan mana
yang tidak.
Selanjutnya yang menjadi tujuan kami dalam mendirikan lembaga
pendidikan ini adalah Untuk menanamkan kesadaran beragama dikalangan
individu, keluarga dan masyarakat umum, Mampu menjadi contoh bagi
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar dan Untuk menciptkan suasana
kegiatan belajar dan mengajar yang efektif. Dengan mengadakan kegiatan
pembelajaran yang teratur, otomatis pola pikir anak akan lebih bersifat
33

positif, karena merekan akan dibimbing oleh guru-guru yang berpengalaman


dalam bidangnya, dan dengan mengadakan kegiatan pembelajaran tersebut
akan semakin membuka waswasan anak dalam mengetahui ilmu pengetahuan
yang sangat penting untuk bekal kehidupan. (Dokumentasi Pondok Pesantren,
25 Maret 2021)

2. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren


a. Visi
Melahirkan generasi yang cerdas berilmu beriman, berakhlak mulya
serta memiliki aqidah yang lurus dan benar
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu Misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Adapun yang dirumuskan
berdasarkan visi di atas adalah:
1) Melaksanakan tugas dengan ikhlas dan dengan penuh tanggung
jawab.
2) Memberdayakan dengan baik potensi SDM dalam mendidik dan
membimbing siswa.
3) Menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai islam dalam kehidupan
sehari–hari.
4) Membentuk insan yang kreatif, disiplin dan mandiri.
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan
menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detail dan jelas.

3. Tujuan
Adapun tujuan yang diuraikan dari Misi di atas adalah:
1. Untuk membekali santri dengan pengetahuan keagamaan serta
pengetahuan umun serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Untuk menanamkan kesadaran beragama dikalangan individu,
keluarga dan masyarakat umum
34

3. Untuk menciptakan suasana kegiatan belajar dan mengajar yang


efektif.
4. Memberdayakan sarana fasilitas yang dimiliki madrasah.
5. Mampu menjadi contoh bagi keluarga dan lingkungan masyarakat
sekitar.

4. Bentuk dan Nama


Pondok Pesanten yang akan didirikan adalah Lembaga Pendidikan
Setingkat MI, MTS, dan MA nama Pesantren yang akan di ajukan berdasarkan
musyawarah Pengurus yayasan adalah: “Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
Kota Jambi” Logo Yayasan Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi.
Logo:

1. Warna Hijau dan Kuning


- Warna Hijau adalah warna yang melambangkan Kehidupan. Pendiri
ingin menanamkan Ilmu-Ilmu Agama disetiap hati Masyarakat pada
umumnya dan Keluarga Besar lembaga Khususnya Agar dengan
penerapan Ilmu agama yang baik dan benar, akan menumbuhkan
akhlak yang baik pula baik dihadapan Allah SWT, maupun terhadap
sesama manusia. Oleh karena itu penggunaan warna hijau dalam
Loggo Madrasah ini, diharapkan agar Madrasah ini dapat terus hidup
dan berkarya dalam menegakkan amar ma‟ruf nahi mungkar sampai
kapan pun, dan dimanapun,
- Warna Kuning adalah Warna yang menandakan Kemakmuran
35

2. Bintang Besar
- Makna Filosofi yang terkandung dari penggunaan satu buah bintang
besar yang ada di bagian paling atas adalah menandakan bahwa
lembaga ini mempunyai harapan dan cita-cita yang tinggi dalam
membina dan mendidik para peserta didik generasi penerus bangsa.
Sesuai dengan Visi lembaga ini yaitu : “Membentuk Karakter
Generasi Muda Yang Berahlaqul Karimah, Berintelegensi, dan
Bertaqwa Kepada Allah SWT”. Sejalan dengan Visi tersebut,
Lembaga ini akan berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan apa
yang menjadi cita-cita dan harapan lembaga pendidikan ini.

3. Enam buah bintang kecil disamping kanan


- Makna Filosofi yang terkandung dari penggunaan enam buah
bintang kecil disebelah kanan adalah menggambarkan Rukun Iman.
Dengan berlandaskan keyakinan kepada rukun iman, maka akan
membentuk rasa ketakwaan kepada Allah SWT.

4. Lima buah bintang kecil disamping kiri


- Makna Filosofi yang terkandung dari penggunaan enam buah
bintang kecil disebelah kiri logo adalah menggambarkan Rukun
Islam. Dengan berlandaskan keimanan dan keyakinan kepada
Rukkun Islam, maka akan membentuk rasa ketakwaan kepada Allah
SWT.

5. Gambar Al-Qur’anul Karim


- Makna Filosofi yang terkandung dari penggunaan gambar Al-
Qur‟anul Karim adalah menggambarkan bahwa landasan yang
digunakan oleh lembaga dalam menetapkan hukum dan keputusan
adalah berdasarkan Kitab Suci Al-Qur‟an. Sebagaimana kita ketahui
bahwa sumber hukum tertinggi dalam agama Islam adalah Al-
36

Qur‟an, Begitu pula lembaga pendidikan ini menggunakan Al-


Qur‟an sebagai sumber hukumnya. Sejalan dengan penjelasan
tersebut, Kata AL-Hafidz Berarti untuk menciptakan generasi
penghafal Al-Qur‟an.

5. Gambaran Tata Ruang Lokasi


Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi adalah yang
terletak di RT 21 Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru dan di Desa
Pondok Meja Kec. Mestong Kab. Muaro Jambi. Pondok Pesantren Darussalam
Al-Hafidz Jambi memiliki tata ruang yang aman karena terdapat ditengah-tengah
pemukiman warga sehingga amat mudah untuk mengawasinya. Dari segi
kesehatan PP. Darussalam Al-Hafidz memiliki tingkat kebersihan yang cukup
baik, hal ini dibuktikan dengan dimilikinya 4 tempat pembuangan sampah,
sehingga para santri dapat membuang sampah pada tempatnya tanpa harus
mengotori lingkungan pesantren. Dan di pesantren inipun telah dicanangkan
program “Bersih itu sehat” sehingga para warga sekolah baik itu guru maupun
para siswa sangat menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya, hal ini sesuai
dengan motto “ANNAZHOFATU MINAL IMAN” kebersihan itu sebagian dari
Iman. Dan untuk lebih mendukung program tersebut Pihak pesantren selalu
memberikan hukuman yang sifatnya mendidik bagi siapa saja yang kedapatan
membuang sampah tidak pada tempatnya, dan Pesantren ini juga mempunyai
tanaman disekitarnya sehingga selain menambah indah pemandangan juga dapat
menghalangi debu-debu yang beterbangan yang membawa penyakit.
Dari segi akses atau keterjangkauan lokasi, sangat dekat karena jarak
antar ruangan tidak terlalu jauh sehingga memudahkan guru dan para santri untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dipesantren. (Dokumentasi Pondok
Pesantren, 25 Maret 2021)
37

6. Kegiatan
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz adalah lembaga pendidikan
yang sifat pembelajarannya dalam satu hari dan satu malam ialah 24 jam. Setiap
santri mempunyai aktivitas yang sudah tersusun oleh lembaga pondok peantren
darussalam al-hafidz ini, mulai dari bangun tidur sebelum tahajud hingga santri
tersebut tidur lagi pada malam harinya.
Kegiatan yang seperti ini terlihat sangat berat, namun jika dijalani dan
sudah menjadi kebiasaan setiap harinya para santri tidak merasa berat lagi untuk
melaksanakan kegiatan- kegiatan yang sudah terkonsep di pondok pesantren
darussalam al- hafidz ini apalagi kegiatan membaca Al-Qur‟an setiap harinya.
Di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini mereka tidak hanya
disibukkan dengan membaca dan menghafal Al-Qur‟an saja, ada juga kegiatan
lain yang yang mereka kerjakan seperti mengikuti pembelajaran formal, belajar
diniyyah yaitu tentang kitab-kitab arab, pengamalan pembacaan ayat hirzi,
melaksanakan ta‟lim, mendengarkan masa‟il pembacaan surah Al-kahfi, dan yang
paling utama ialah diajarkan tentang adab atau akhlak terutama bagi santri yang
perempun, dan banyak lagi kegiatan yang lainnya.
Demi terciptanya santriwati yang sesuai dengan harapan, disusunlah
jadwal kegiatan yang akan mengatur aktifitas santri untuk menjadi lebih baik.
Baik dalam menghafal Al-Quran, belajar diniyah dan kedisiplinan yang nantinya
akan memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka nantinya. Berikut ini
adalah jadwal kegiatan santriwati di Pondok Pesantren Darussalam al-Hafidz.

Tabel 4.1
Kegiatan Santriwati Pondok Pesantren Darussalam Al Hafidz selama 24 jam
WAKTU KEGIATAN KEGIATAN YANG BERLANGSUNG
03.30 Bangun tidur
04.00 Shalat tahajjud
04.15 Pembacaan istighasah
04.50 Shalat subuh
05.15 Pembacaan ayat hirzi
05.45 Khalaqah hafalan Al-Qur‟an
06.30 Shalat isra‟ dan shalat dhuha
38

06.45 Nadzhafah
07.20 Pembacaan nasyid
07.30 Khalaqah Al-Qur‟an
09.15 Keluar khalaqah
09.17 Bahasa Arab
09.30 Istirahat
10.00 Belajar formal
11.30 Selesai jam formal
12.05 Persiapan shalat zuhur dan shalat zuhur
12.45 Makan siang
13.00 Belajar alim diniyah
14.00 Selesai belajar diniyah
14.05 Tidur siang
15.20 Bangun tidur
15.40 Shalat asar dan pembacaan hadist
16.00 Belajar alim diniyah
17.00 Nadzafah dan kegiatan infiradi
18.05 Masuk mushalla untuk persiapan shalat magrib
18.30 Shalat magrib
18.45 Pembacaan ayat hirzi
19.15 Selesai pembacaan ayat hirzi
19.20 Ta‟lim
19.30 Makan malam
19.45 Shalat isya dan Witir
20.00 Mengaji Alqur‟an dan taqrar pelajaran alim diniyyah
pershaf
21.15 Do‟a
21.16 Istighasah dan taqrar bahasa arab
21.35 Persiapan tidur malam
21.50 Masuk kamar
22.00 Tidur malam
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)

7. Keadaan Asatidzah, Pengurus dan Santriwati


Tabel 4.2
Asatidzah Pondok Pesantren Darussalam Al Hafidz
NO NAMA ASATIDZAH ALUMNI
1 Ustadzah Ummah Thoyyibah S.1 UIN STS JAMBI
2 Ustadzah Rini Ruliyatin Al-Fattah Temboro
3 Ustadzah Siti Fauziah Al-Ihsan, Ngawi Jawa Timur
39

4 Ustadzah Hayana, S.Pd S.1 UIN STS JAMBI


5 Ustadzah Lena Kurniawati Raudatul Athfal Bangko
6 Ustadzah Sely Nastuti, S.Pd S.1 UIN STS JAMBI
7 Ustadzah Siti Rahma Al-Fattah Temboro
8 Ustadzah Hanisah , S.Ag S.1 UIN STS JAMBI
9 Ustadzah Intan Saputri Al-Mubarok Jambi
10 Ustadzah Istiqamah Raudatul Athfal Bangko
11 Ustadzah Bella Al-Fattah Temboro
12 Ustadzah Husnatun Jannah Haqqul Yaqin Merangin
13 Ustadzah Jannatul Firdaus Sirajul Mukhlasin Magelang
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)

Tabel 4.3
Daftar Pengurus Santri Pondok Pesantren Darussalam Al Hafidz
NO NAMA KELAS KETERANGAN
1 Nadia Ramadhani IX MTs Hirasah Kelompok 1
2 Mutia Purba X MA Hirasah Kelompok 1
3 Indriana Regita C. X MA Hirasah Kelompok 1
4 Husnul Yulfatin X MA Hirasah Kelompok 1
5 Mar‟atul Akmaliah X MA Hirasah Kelompok 1
6 Wulan Kurnia XI MA Hirasah Kelompok 1
7 Nyimas Gandarsari XII MA Hirasah Kelompok 2
8 Kholila Fahmi X MA Hirasah Kelompok 2
9 Ghita Elsa Putri X MA Hirasah Kelompok 2
10 Nur Faizah X MA Hirasah Kelompok 2
11 Erie Mutiara X MA Hirasah Kelompok 2
12 Ayu Fantika IX MTs Hirasah Kelompok 2
13 Suci Ramadhani IX MTs Hirasah Kelompok 2
14 Dinah Fitriyah X MA Hirasah Kelompok 3
15 Rif‟atul Audia X MA Hirasah Kelompok 3
16 Elyana Farida XII MA Hirasah Kelompok 3
17 Dian Oktaviani X MA Hirasah Kelompok 3
18 Aryanta Claire X MA Hirasah Kelompok 3
19 Nailah Shafiqah IX MTs Hirasah Kelompok 3
20 Puti Andam Eka Wanti IX MTs Hirasah Kelompok 4
21 Nur Halimah XII MA Hirasah Kelompok 4
22 Misratul Jannah X MA Hirasah Kelompok 4
23 Ayu Safitri XI MA Hirasah Kelompok 4
24 Maridza Rahayu X MA Hirasah Kelompok 4
40

25 Anisa Akmaliah X MA Hirasah Kelompok 4


26 Rahma Andini IX MTs Hirasah Kelompok 5
27 Echi Wulandari XII MA Hirasah Kelompok 5
28 Annisa Kurnia Ilahi XI MA Hirasah Krlompok 5
29 Hakiki Al-Muzara‟ah X MA Hirasah Kelompok 5
30 Syakia Nurfatihah XII MA Hirasah Kelompok 5
31 Siti Laila Zakia X MA Hirasah Kelompok 5

NO NAMA PERKELOMPOK KETERANGAN


1 Ghita Elsa Pramita – Suci Ramadhani Istiqbal
2 Maridza Rahayu – Nadiyah Ramadhani Istiqbal
3 Nur Faizah Afriani – Mar‟atul Akmaliah Istiqbal
4 Mutia Purba – Erie Mutiara Wirda Cahaya Istiqbal
5 Najwa Reyani Yahya – Kuni Khoirunnisa Istiqbal
6 Hakiki Al-Muzara‟ah – Rif‟atul Audya Istiqbal
7 Aryanta Claire Putri – Dinah Fitriah Istiqbal
8 Rini Rosita – Shela Okta Syafitri Istiqbal
9 Husnul Yulfatin – Annisa Akmaliah Istiqbal
10 Miftahul Jannah – Dian Oktaviani Istiqbal
11 Mentari – Sofia Laila Istiqbal
12 Anggun Defitri Aulia – Fitria Ramadhani Istiqbal
13 Eliyana – Annisa Kurnia Ilahi Istiqbal
14 Nur Jihan Syafia – Wulan Kurnia Istiqbal
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)
Tabel 4.4
Jumlah Santriwati Pondok Pesantren Darussalam Al Hafidz
NO JUMLAH SANTRIWATI KELAS
1 2 orang V MI
2 4 orang VI MI
3 27 orang VII MTS
4 22 orang VIII MTS
5 20 orang IX MTS
6 35 orang X MA
7 15 orang XI MA
8 12 orang XII MA
9 6 orang HAFIDZ
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)
41

Tabel 4.5
Tenaga Pengajar Tahfidz, Diniyyah dan Formal di Pondok Pesantren Darussalam
Al Hafidz
NO JENIS KELAMIN JUMLAH KETERANGAN
1 Perempuan 10 Tahfidz
2 Perempuan 12 Diniyyah
3 Laki-Laki 4 Diniyyah
4 Perempuan 18 Formal
Jumlah 44
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)

Selanjutnya dalam kegiatan menghafal Al-Quran, semua santriwati ini


dibagi menjadi sepuluh khalaqah atau kelompok yang mana setiap khalaqoh
tersebut di ajari oleh satu orang guru tahfidz. Dan setaip kelompok tersebut
berbeda beda pula kondisi hafalan mereka, baik itu dari jumlah hafalannya
maupun yang lain nya. Berikut ini adalah data-data jumlah hafalan santriwati
disetiap kelompok nya:
a. Khalaqah Ustadzah Rini Ruliyatin
NO NAMA JUMLAH KELAS
HAFALAN
1 Mar‟atul Akmaliah 19 Juz X MA
2 Ummi Zaharo Habiba 19 Juz XI MA
3 Annisa Akmaliah 17 Juz X MA
4 Kholila Fahmi 10 Juz X MA
5 Ghita Elsa Pramita 8 Juz X MA
6 Kuni Khairunnisa 12 Juz IX MTs
7 Nayla Shafiqah 10 Juz IX MTs
8 Shofia Laila 9 Juz X MA
9 Mutia Purba 11 Juz X MA
10 Miatul Islamiah 3 Juz IX MTs
11 Maridza Rahayu 11 Juz X MA
12 Rif‟atul Audia 11 Juz X MA
13 Ayu Safitri 12 Juz XI MA
14 Dinah Fitriyah 13 Juz X MA
42

b. Khalaqah Ustadzah Siti Fauziah


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Aulia Fitri Wulandari 9 Juz IX MTs
2 Artisya Pranandari 8 Juz XI MA
3 Azura Cahaya R 5 Juz IX MTs
4 Dini Najwa Yasyifa 5 Juz IX MTs
5 Desy Rifqil Husna 6 Juz XI MA
6 Indah Pratiwi Masruroh 6 Juz XI MA
7 Syakia Nur Fatihah 7 Juz XII MA
8 Sri Yunani 7 Juz VII MTs
9 Nur Halimah 6 Juz XII MA
10 Nyimas Gandarsari 6 Juz XII MA
11 Siti Maryam 7 Juz IX MTs
12 Rini Rosita 6 Juz XI MA
13 Najwa Revani Yahya 5 Juz X MA
14 Zalsabillah Aulia Putri 5 Juz XII MA
15 Wulan Kurnia 6 Juz XI MA

c. Khalaqah Ustadzah Hayana, S.Pd


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Anggun Diftri Aulia 3 Juz XII MA
2 Pedia Ananta 4 Juz XI MA
3 Annisa Arda 4 Juz XI MA
4 Fitria Ramadhani 6 Juz XI MA
5 Hakiki Al-Muzara‟ah 5 Juz X MA
6 Suci Ramadhani 4 Juz IX MTs
7 Cahaya Dwi Annisa 3 Juz IX MTs
8 Fauziatu Abdilah 6 Juz VIII MTs
9 Sephira Ramadhani Anwar 3 Juz VIII MTs
10 Shela Okta Safitri 3 Juz VIII MTs
11 Fadhilah Hanifah 4 Juz VIII MTs
12 Manja Gredia Angela 4 Juz VIII MTs
13 Neza Lia fitri 4 Juz VIII MTs
14 Khadijah Nurul Aulia 4 Juz VIII MTs
15 Siti Aisyah 2 Juz VII MTs
43

d. Khalaqah Ustadzah Lena Kurniati


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Arianta Clayre Putri 1 Juz X MA
2 Echi Wulandari 2 Juz XII MA
3 Elyana Farida 2 Juz XII MA
4 Erie Mutiara Wirda C 1 Juz X MA
5 Evi Ariani 2 Juz XII MA
6 Husnul Yul Fatin 1 Juz X MA
7 Indriana Regita Cahyani 1 Juz X MA
8 Marya Ulfa 3 Juz XII MA
9 Misratul Jannah 2 Juz X MTs
10 Nabila Khoirunnisa 3 Juz IX MA
11 Nadiyah Ramadhani 4 Juz IX MTs
12 Nur Faizah Afriani 2 Juz X MA
13 Rahma Andini 3 Juz IX MTs
14 Siti Laila zakia 8 Juz X MA

e. Khalaqah Ustadzah Istiqamah


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Alya Nurul Istifa 1 Juz VIII MTs
2 Eva Nur Hamidah 2 Juz XII MA
3 Khalimatul Istiana Amelia 2 Juz VIII MTs
4 Kesya Setia Mahardika 1 Juz VIII MTs
5 Mentari 3 Juz XI MA
6 Siti Fatimah Az-Zahra 1 Juz VIII MA
7 Thalita Nurul Azizah 1 Juz IX MTs
8 Zalpfa‟a Khalila Irawan 1 Juz VIII MTs
9 Millati Bin-Nadzar XI MA

f. Khalaqah Ustadzah Siti Rahma


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Aisyah Aulia P 2 Juz IX MTs
2 Aisyah Bianza 2 Juz X MA
3 Aulia Zahwa Syajila 4 Juz X MA
4 Besse Nur Jihan S 2 Juz X MA
5 Decha Syantri R 1 Juz VII MTs
6 Dinda Syafitri 1 Juz VII MTs
44

7 Haniyah Kamilatun 2 Juz VII MTs


8 Putri Salsabila S 2 Juz VII MTs
9 Ryha Datul Aisyah 2 Juz VII MTs
10 Sari Febrianti 1 Juz VIII MTs
11 Septia Ramadhani 2 Juz VII MTs
12 Sofia Alroh Ridho 1 Juz VII MTs
13 Sindy Kirani 2 Juz VII MTs
14 Siti Eliyani 5 Juz XI MA
15 Siti Rahmataw Wasi‟ah 2 Juz VII MTs
16 Aisyah Al-Mar‟atus S 1 Juz VI MI

g. Khalaqah Ustadzah Husnatun Jannah


NO NAMA JUMLAH KELAS
HAFALAN
1 Dola Chintia Wisda 4 Juz XI MA
2 Lulu Indihar Nadhifah 6 Juz VIII MTs
3 Annisa Kurnia Ilahi 5 Juz XI MA
4 Aisyatun Mardiah 1 Juz V MI
5 Qoriatul Hafidzah 3 Juz VII MTs
6 Laras Mardian Ningsih 4 Juz XI MA
7 Ayu Fantika Lestari 5 Juz IX MTs
8 Miftahul Jannah 2 Juz X MA
9 Puti Andam Eka wanti 5 Juz IX MTs
10 Chelsea Ika Joya Pratama 3 Juz VIII MTs
11 Siti Sarah Az-Zahra 4 Juz VIII MTs
12 Dea Ramadhani 2 Juz VIII MTs
13 Fiona Julianti 1 Juz VIII MTs
14 Kania Tri Putri Farhanie 2 Juz VIII MTs
15 Marsya Nirwana 4 Juz VIII MTs

h. Khalaqah Ustadzah Jannatul Firdaus


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Fara fauzana 5 Juz XI MA
2 Saiq Aulia Maula 3 Juz VIII MTs
3 Grania Ayu Syifa 1 Juz VII MTs
4 Gendis As-Shirazy 1 Juz VII MTs
5 Dea Ananda 5 Juz IX MTs
6 Meutia Uswatun 1 Juz X MA
7 Nayla Al-Madaniah 3 Juz VI MI
8 Zahra Wahyuni 1 Juz VIII MTs
9 Mardiah Putri 5 Juz XII MA
10 Senna Cayla Iqra‟ X MA
11 Azella M. J 4 Juz IX MTs
45

12 Marliska Abella 2 Juz XI MA

i. Khalaqah Ustadzah Intan Saputri


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Alya Sahira 1 Juz X MA
2 Athin Fadhillah Atiqah Iqra‟ VIII MTs
3 Claisa Jenisia 1 Juz VII MTs
4 Desti Supriyati 1 Juz VII MTs
5 Dwi Intan Permata Sari L Iqra‟ VII MTS
6 Evelin Marissa A 1 Juz VII MTs
7 Putri Mega Ayu Iqra‟ VIII MTs
8 Sapna Nurul Ismi 1 Juz X MA
9 Sarah Syahida H 2 Juz VII MTs
10 Sidratul Unzila 1 Juz VI MI
11 Melda Suryani 1 Juz X MA
12 Yuyun andini Iqra‟ VII MTs
13 Rosdiana 1 Juz 1 MTs

j. Khalaqah Ustadzah Hanisah


JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Ainaya Denia Putri S 1/2 Juz VII MTs
2 Berlian 1/2 Juz VII MTs
3 Bilqis Sabrina Ahmad 1 Juz V MI
4 Feby 1/2 Juz VII MTs
5 Intan Pramita Taufani 1 Juz VIII MTs
6 Laras Fitri Bin-Nadzar VII MTs
7 Melda Ayu Andini 1/2 Juz X MA
8 Nawra Amanda H 1/2 Juz X MA
9 Nopri Yanti 1/4 Juz X MA
10 Nur Habibah 1/2 Juz VII MTs
11 Rizha Okta Fadora Bin-Nadzhar VII MTs
12 Riska Dwi Amanda 1 Juz VII MTs
13 Safira Arla Ailani 1/4 Juz VII MTs
14 Shinta Putri Ningsih 1 Juz X MA
46

7. Struktur Organisasi
Sebagai satuan organisasi, baik itu satu lembaga pemerintahan maupun
lembaga swasta tidak akan terlepas dari suatu struktur organisasi kepengurusan,
karena kepengurusan itulah yang akan menjalankan roda-roda sebuah
keorganisasian. Maju atau mundurnya suatu organisasi sangat ketergantungan
pada manusia yang duduk dikepengurusan tersebut . Kemudian tugas seorang
pemimpin untuk mengatur dan memberikan kebijaksanaan dalam mengatur
langkah-langkah yang harus ditempuh, karena kepemimpinanlah yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab secara penuh. Untuk memperlancar suatu kegiatan
proses kegiatan pembelajaran dengan baik, suatu lembaga pendidikan sekolah
perlu dibuat suatu perencanaan kerja yang terarah, terutama dalam pembagian
kerjanya. Dalam pengorganisasian tersebut segala kegiatan yang dihadapi baik itu
mutu dalam proses pelaksanaan belajar mengajar maupun segala bentuk kegiatan
disekolah tersebut dikelola secara teratur dan saling membantu mendukung
kelancaran pendidikan.
Lembaga pendidikan formal maupun non formal sebagai penyelenggaraan
organisasi kerja, diselenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah, karena
organisasi dilaksanakan untuk menciptakan proses serangkaian yang terarah pada
tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai organisasi kegiatan kerja, maka untuk
mencapai tujuan organisasi itu harus disusun sebagai tata laksana yang dapat
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik. Untuk lebih jelasnya ada
baiknya kita lihat struktur organisasi Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
terkhusus bagi pengurus santriwati sebagaimana yang terlampir pada halaman
berikutnya.
47

STRUKTUR ORGANISASI SANTRI PUTRI


PONDOK PESANTREN DARUSSALAM AL HAFIDZ

KETUA YAYASAN
ZULKIFLI, S.Pd,I

KETUA PENGASUHAN
PUTRI
RINI RULIYATIN

SEKRETARIS BENDAHARA
LENA KURNIA WATI HAYANA, S.Pd

BAGIAN PENGAJARAN
BAGIAN KEAMANAN
HANISAH, S.Ag
SITI FAUZIAH
JANNATUL FIRDAUS

BAGIAN KESEHATAN BAGIAN BAHASA BAGIAN KEBERSIHAN


INTAN SAPUTRI SELY NASTUTI, S.Pd SITI RAHMA
ISTIQOMAH HUSNATUN JANNAH ZABELLA ULFA

Gambar 1.1 Diagram Struktur Organisasi di Pondok Pesantren Darussalam Al


Hafidz
48

8. Keadaan Sarana dan Prasarana


Keadaan
No Bangunan / Ruangan Luas (M2) Jumlah
Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 24 M2 1 √
2 Ruang Wakasek
3 Ruang Majelis Guru 24 M2 1 √
4 Ruang Tata Usaha 24 M2 1 √
5 Ruang BK/BP 12 M2
6 Ruang UKS 12 M2
7 Ruang PMR 12 M2
8 Ruang Osis
9 Ruang Kelas Belajar (RKB) 36 M2 10 √

10 Laboratorium IPA 12 M2 1 √
Laboratorium Kimia
Laboratorium Fisika
Laboratorium Biologi
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Multimedia
Laboratorium Komputer 24 M2 1 √
11 Ruang Perpustakaan 12 M2 1 √
12 Ruang Keterampilan
13 Ruang Serba Guna
14 WC Kepala Sekolah 4 M2 1 √
15 WC Guru Laki-Laki 4 M2 2 √
16 WC Guru Perempuan 4 M2 2 √
17 WC Siswa Laki-Laki 28 M2 17 √
18 WC Siswa Perempuan 20 M2 10 √
19 Rumah Penjaga Sekolah 36 M2 1 √
49

20 Perumahan Guru 18 M2 6 √
21 Musholla 84 M2 1 √
22 Lapangan Olah Raga 225 M2 1 √
23 Asrama Siswa 36 M2 12 √
24
(Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren)
50

B. TEMUAN KHUSUS
1. Kondisi Hafalan Al-Qur’an Santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz
a) Proses menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darussalam Al-
Hafidz
lembaga pendidikan yang di dalam nya terdapat pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an tentu lah mempunyai proses menghafal Al-Qur‟an
yang berbeda-beda dengan lembaga yang lainnya. Diantaranya ialah
proses menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz,
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Zulkifli, S.Pd.I selaku pimpinan
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz:
“Di Pondok ini proses menghafal Al-Qur‟annya ialah dengan bin-
nadzor atau dikatakan dengan membaca Al-Qur‟an terlebih dahulu, dan
juga dalam bin-nadzor tersebut tidak luput pula dari yang namanya tahsin
Al-Qur‟an supaya nantinya mereka menghafal Al-Qur‟an sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu tajwid baik itu panjang pendeknya, mana yang dibaca
izhar, ikhfa‟, idgham dan banyak lagi hukum-hukum yang lainnya. Setelah
bin-nadzor barulah mereka mulai untuk menghafal Al-Qur‟an juz 30
setelah itu baru ke juz yang lainnya.” (Wawancara, 04 Februari 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpiman Pondok Pesantren


Darussalam Al-Hafidz menjelaskan bahwa dalam proses menghafal Al-
Qur‟an pertama ialah harus di nadzorkan bacaannya dan setelah itu
barulah mereka memulai untuk menghafal Al-Qur‟an mulai dari juz 30
dulu. Selanjutnya proses menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren ini
juga dijelaskan oleh salah satu Ustadzah yang bernama Rini Yuliyatin,
yaitu :
“Yang pertama untuk memudahkan supaya terhindar dari
kesalahan yang pertama dia harus di nadzorin dulu dibaca berulang kali,
setelah itu baru mulai di hafalkan kalimat-perkalimat seperti itu diulang
berulang kali 1 ayat nanti sudah bisa dia baru turun ke ayat yang kedua
setelah itu diulang lagi dari ayat pertama dan kedua untuk mengurangi dari
kesalahan begitu pun seterusnya sudah hafal ayat tersebutbaru ngafal lagi
ayat ke 3 nya terus ulang lagi dari ayat yang awal sampai ke ayat yang
dihafalnya.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


51

Selain wawancara diatas, penulis juga melakukan observasi


langsung di dalam khalaqah Al-qur‟an beberapa kali. Dari hasil observasi
terlihat bahwa kebanyakan santriwati mengikuti proses menghafal Al-
Qur‟an seperti yang disampaikan dalam wawancara di atas, namun ada
juga beberapa orang yang belum sepenuhnya mengikuti proses tersebut,
alhamdulillahnya yang belum sepenuhnya itu adalah santriwati-santriwati
yang bacaannya sudah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid meskipun tidak
100%. (Observasi oleh Peneliti, 08 Februari 2021)
b) Kemampuan santriwati membaca Al-Qur‟an sebelum menghafalnya
Dalam melaksanakan proses pembelajaran menghafal Al-Qur‟an
tentulah tak semua santriwati nya mempunyai kemampuan yang sama
dalam membaca Al-Qur‟an apalagi menghafalnya. Peneliti mewawancarai
Ustadzah Siti Fauziah yang mengajarkan menghafal Al-Qur‟an beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Ya setiap anak pasti mempunyai kemampuan membaca Al-Qur‟an
yang berbeda-beda ada yang sebelum masuk pondok sudah lancar baca Al-
Qur‟an ada juga yang belum, Dan hafalan mereka pun berbeda juga
tergantung dengan kemampuan mereka. Bagi mereka yang sudah lancar
baca al-qur‟an dan bacaannya sudah sesuai dengan ilmu tajwid maka
mereka bisa cepat untuk menghafal Al-Qur‟an, namun bagi yang belum
lancar membaca Al-Qur‟an dan masih banyak yang belum paham tentang
tajwid maka mereka di nadzor dulu bahkan ada yang masih belakjar iqra‟
juga. Alhamdulillah dalam khalaqah saya sendiri mereka semua sudah
lancar baca Al-Qur‟an dan sudah sesuai dengan ilmu tajwid.”
(Wawancara, 04 Maret 2021)

Kemampuan dalam menghafal Al-Qur‟an tak ada yang sama,


namun dengan kesungguhan dan tekad yang kuat yang dimiliki oleh setiap
santriwati insya Allah akan mendapatkan hasil yang memuaskan nantinya.
Demikian pula yang disampaikan oleh Ustadzah Rini Yuliyatin, yaitu:
“Yang jelas mereka harus menguasai bacaannya harus benar,
tajwid nya, makhrajnya karena jika dalam menghafal Al-Qur‟an tajwid
nya salah, bacaannya salah, makhrajnya salah fatal nanti akibatnya untuk
memperbaharui itu butuh proses lagi nanti. Makanya harus di matangkan
sekali bin-nadzornya.” (Wawancara, 04 Maret 2021)
52

c) Kondisi Hafalan santriwati


Setiap santriwati pada prinsipnya tentu berhak memperoleh
peluang untuk dapat mengkhatamkan al-qur‟an 30 juz, hafalannya lancar,
bacaan nya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan juga mereka berhak
mempunyai cita-cita ataupun keinginan untuk menjadi seorang yang
hafidzah (para penghafal Al-Qur‟an). Seorang penghafal Al-Qur‟an
pastilah mempunyai jumlah hafalan dan kondisi hafalan yang sangat
berbeda. Demikian pula yang terjadi pada santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz kelurahan kenali asam atas, kecamatan kota baru,
kota Jambi. Mengenai kondisi hafalan Al-Qur‟an santriwati tersebut, salah
satu ustadzah sekaligus Amirah bagi santriwati yaitu ustadzah Rini
Yuliyatin mengatakan:
“Kalau sekarang Alhamdulillah rata-rata mereka mulai bisa lah
walaupun tidak 100%, kalau disuruh bunyi itu sudah bisa kondisinya
seperti itu. Sekarang jauh dari waktu kemaren perubahannya. Kalau
kemaren itu memang hancur nian hafalan anak-anaknya. Sekarang ini
insya Allah ada beberapa orang diantara mereka yang untuk persiapan 5
juz insya Allah dalam 2 minggu nanti kita bisa sima‟an 5 juz tersebut.
Karena sabqi nya terjaga.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi hafalan


Al-Qur‟an santriwati yang terkhusus khalaqahnya Ustadzah Rini Ruliyatin
bahwa sekarang ini kondisi nya lebih jauh mendingan dibandingkan
mereka yang dulu.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di khalaqah
Ustadzah Rini Yuliyatin terlihat bahwa kondisi hafalan santriwatinya
sangat bagus dan kebanyakan mereka sudah memiliki hafalan diatas lima
juz.
NO NAMA JUMLAH KELAS
HAFALAN
1 Mar‟atul Akmaliah 19 Juz X MA
2 Ummi Zaharo Habiba 19 Juz XI MA
3 Annisa Akmaliah 17 Juz X MA
4 Kholila Fahmi 10 Juz X MA
5 Ghita Elsa Pramita 8 Juz X MA
6 Kuni Khairunnisa 12 Juz IX MTs
53

7 Nayla Shafiqah 10 Juz IX MTs


8 Shofia Laila 9 Juz X MA
9 Mutia Purba 11 Juz X MA
10 Miatul Islamiah 3 Juz IX MTs
11 Maridza Rahayu 11 Juz X MA
12 Rif‟atul Audia 11 Juz X MA
13 Ayu Safitri 12 Juz XI MA
14 Dinah Fitriyah 13 Juz X MA

Dalam khalaqah ini Alhamdulillah kebanyakan mereka sudah


memiliki bacaan Al-Qur‟an yang sudah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid,
baik itu dari segi makharijul hurufnya, panjang pendeknya dan lain
sebagainya. (Observasi, 08 Maret 2021)
Selanjutnya tentang kondisi hafalan Al-Qur‟an santriwati juga
disampaikan oleh Ustadzah Siti Fauziah . Yaitu:
“Alhamdulillah bagus, hafalannya lancar. Mungkin ada waktunya
mereka tidak lancar ya dikarenakan yang namanya anak, ada kalanya
semangatnya itu naik turun, mungkin ya ketika mereka lagi semangat-
semangatnya ya maju semua untuk setoran hafalan Al-Qur‟annya,
kemudian lancar juga, tapi alhamdulillahnya seringnya maju dan lancar
juga , tapi ada beberapa anak yang memang sudah sering diulang bahkan
beberapa kali diulang gitu ya subhanallah itu pun cuma beberapa anak.”
(Wawancara, 04 maret 2021)

Peneliti melakukan pengamatan di khalaqah Ustadzah Siti Fauziah,


dalam pengamatannya terlihat bahwa kondisi hafalan santriwatinya
Alhamduillah kebanyakan mereka setorannya lancar, dan hukum-hukum
tajwidnya sudah lebih bagus dari sebelumnya. meskipun tidak semua
santriwati yang terdapat dalam khalaqah tersebut. Adapun kondisi hafalan
mereka sekarang ialah sebagai berikut:
JUMLAH
NO NAMA KELAS
HAFALAN
1 Aulia Fitri Wulandari 9 Juz IX MTs
2 Artisya Pranandari 8 Juz XI MA
3 Azura Cahaya R 5 Juz IX MTs
4 Dini Najwa Yasyifa 5 Juz IX MTs
5 Desy Rifqil Husna 6 Juz XI MA
6 Indah Pratiwi Masruroh 6 Juz XI MA
7 Syakia Nur Fatihah 7 Juz XII MA
54

8 Sri Yunani 7 Juz VII MTs


9 Nur Halimah 6 Juz XII MA
10 Nyimas Gandarsari 6 Juz XII MA
11 Siti Maryam 7 Juz IX MTs
12 Rini Rosita 6 Juz XI MA
13 Najwa Revani Yahya 5 Juz X MA
14 Zalsabillah Aulia Putri 5 Juz XII MA
15 Wulan Kurnia 6 Juz XI MA

Alhamdulillah dalam pengamatan ini terlihat bahwa hafalan


mereka bagus dan pas waktu setoran pun juga lancar. (Observasi, 08 Maret
2021)
Yang namanya manusia, apalagi di dalam menuntut ilmu pasti ada
kalanya semangatnya naik dan ada kalanya semangatnya turun, begitu pula
lah yang terjadi pada santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-
hafidz. Alhamdulillah keseluruhan mereka sangat bersemangat sekali
untuk menghafal Al-Qur‟an meskipun 100%.

2. Penerapan Strategi Menghafal Al-Qur’an Bagi Santriwati di Pondok


Pesantren Darussalam Al-Hafidz
Sedari kecil kita telah diajarkan bahwa sebelum memulai
pembelajaran terlebih dahulu membaca doa. Mulai dari sekolah SD, MTs,
Aliyah bahkan sampai di dunia perkuliahan pun Alhamdulillah masih
dianjurkan untyk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran.
Apalagi bagi Santriwati ataupun bukan dalam pembelajaran menghafal Al-
Qur‟an berdoa itu sangat penting sekali. Karena dengan berdoa insya
Allah Allah akan kabulkan apa saja keinginan hambanya terutama
seseorang yang ingin sekali menghafal Al-Qur‟an, Allah SWT
menyebutkan dalam Al-Qur‟an yaitu berdoalah kalian kepada-Ku maka
Aku akan mengabulkan, dalam sebuah hadis pun juga dikatakan bahwa
doa itu adalah senjatanya para kaum muslimin. Untuk itu sebaiknya
sebelum memulai pembelajaran hendaklah berdoa terlebih dahulu. Sebagai
mana dijelaskan dalam wawancara dengan Ustadzah Siti Fauziah yaitu:
55

“Disini sebelum memulai pembelajaran, biasanya membaca doa


yang rabbisyrahli shadri wa yassirlii amri itu, setelah itu ya baca Al-
Fatihah bersama selanjutnya barulah kami memulai pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Do‟a-do‟a yang sering dibacakan sebelum memulai pembelajaran


pada umumnya ialah lafadz Rabbisy rahli shadri, wa yassirlii amri, wahlul
uqdatam millisani, yafqahu qauli, Rabbi zidnii ilman, war zuqni fahman.
Karena dengan adanya pembacaan do‟a tersebut diatas mudah-mudah han
kita diberikan ilmu yang bertambah dan mudah dalam menghafal Al-
Quran baik itu bagi yang pembacanya maupun bagi orang-orang yang
mendengarkannya. Amiin
a) Strategi yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an dan
penerapannya di Pondok Pesantren Darussalam Al-hafidz Kota Jambi
Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu
rancangan yang di buat oleh pihak tertinggi dalam suatu lembaga,
contohnya di pesantren yaitu yang membuat suatu tujuan yaitu pimpinan
Pondok Pesantren. Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an di setiap lembaga pendidikan, salah satu nya ialah di
pondok pesantren ataupun rumah tahfidz pasti mempunyai strategi yang
berbeda-beda. Adapun strategi yang digunakan di pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an yaitu
sebagaimana di jelaskan oleh Ustadzah Rini Yuliyatin dkk, dalam
wawancara nya ialah:
“Dalam pembelajaran menghafal al-Qur‟an di sini, kami
menggunakan beberapa strategi, kalau dilihat dari macam–macam strategi
yang ada kami hanya menggunakan empat strategi yaitu:
1) Strategi pengulangan ganda
Strategi pengulangan ganda ini sangat penting dilakukan dalam
pembelajaran menghafal Al-Qur‟an karena tanpa adanya pengulangan
ganda ini maka hafalan yang sudah dihafal nantinya bisa hilang,
apalagi santriwati yang sudah banyak hafalannya, maka dari itu
strategi ini sangat membantu mereka dalam mengulang kembali
hafalan- hafalan Al-Qur‟an yang sudah mereka hafal.” (Wawancara,
04 Maret 2021)
56

Ustadzah Rini Ruliyatin menjelaskan dalam wawancaranya


tentang penerapan strategi pengulangan ganda ialah:
“Strategi pengulangan ganda di sini diterapkan mulai dari
pukul 07.30-09.15 namun di dalam khalaqah saya strategi pengulangan
ganda ini wajib dimulai pada pukul 08.15 meskipun sabak nya sudah
selesai atau belum selesai mereka sudah wajib untuk sabki dari jam
tersebut sampai jam 09.15 dikarenakan sebelumnya itu santriwati yang
belum setoran di waktu subuhnhya saya beri kesempatan untuk setoran
hafalan baru mulai dari pukul 07.30-08.15. Selanjutnya saya juga
menggunakan jurus yang akan mempermudah santriwati untuk
menghafal Al-Qur‟an yaitu dengan sabak,sabki dan manzil. Kalau
sabqi biasanya diterapkan pada ketika pengulangan ganda yaitu pada
waktu 08.15-09.15. Setiap khalaqah menerapkan jurus sabak,sabki dan
manzil. Namun, mungkin waktu penerapannya saja yang berbeda di
setiap khalaqah tersebut. Dahulu sebelum adanya pembelajaran
Diniyah Pondok Pesantren ini menerapkan strategi pengulangan ganda
yang manzil pada waktu sore hari setelah shalat ashar dan pengulangan
untuk sabki nya pada waktu pagi. Namun setelah pembelajaran
Diniyah berlangsung, maka pengulangan untuk manzil saat ini
tergantung dengan guru tahfidznya lagi kapan ada waktunya untuk
manzilan. Biasanya ada ustadzahnya yang minta waktunya malam, ada
yang waktu khalaqah pagi dan ada juga yang biasanya menyuruh
santriwati khalaqahnya untuk manzilan sesama kawan satu
khalaqahnya. Terkhusus bagi khalaqah saya sendiri itu mereka
manzilan nya sama kawannya dan biasanya itu mereka manzilan pas
waktu malam setelah shalat isya. Dalam manzilan sesama kawan ini
pun mereka juga harus ada catatan supaya besok paginya bisa di tulis
catatan manzilan nya dalam buku setoran.” (Wawancara, 04 Maret
2021)

Selanjutnya wawancara dengan Ustadzah Siti fauziah, Beliau


mengatakan bahwa:
“Strategi pengulangan ganda yang sabqi disini biasanya
diterapkan pada waktu pagi tapi kalau yang manzilnya biasanya saya
tidak bisa untuk menyima‟ mereka dikarenakan waktu, jadi mereka
setoran manzilannya sama kawan.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa di


Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini menggunakan strategi
pengulangan ganda dan penerapannya itu mulai dari pukul 07.30-09.15
WIB.
57

Peneliti mengamati bahwa dalam strategi pengulangan ganda


yang sabki diterapkan ketika waktu pagi hari. Namun ada juga
beberapa khalaqah yang menerapkan nya ketika khalaqah Al-Qur‟an
pada waktu subuh dikarenakan ada beberapa santriwati dalam
khalaqahnya tersebut belum lancar untuk setoran sabak. Sedangkan
untuk pengulangan ganda yang manzil terlihat bahwa kebanyakan
khalaqah tersebut manzilan sama kawan yang lainnya. Ada yang
manzilannya waktu dalam khalaqah pagi dengan catatan bahwa
mereka sudah sabak dan sabki, dan ada juga yang manzilan pada
waktu malam hari dengan ustadzahnya langsung ataupun dengan
kawan. (Observasi, 06 Maret 2021)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di


khalaqah Ustadzah Rini Ruliyatin dan khalaqah Ustadzah Siti Fauziah
bahwa dalam proses pembelajaran menghafal Al-Qur‟an strategi
pengulangan ganda diterapkan pada waktu setoran pagi yaitu di mulai
pada pukul 07.30-09.15 ada beberapa santriwatinya sebelum mereka
setoran pengulangan ganda terlebih dahulu mereka setoran dengan
kawannya untuk menghindari kesalahan nantinya. (Observasi,05 Maret
2021)
2) Tidak beralih ke ayat yang berikutnya sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-benar hafal dan lekat dalam ingatan
Menghafal Al-Qur‟an itu tidaklah seperti membalikkan telapak
tangan dan tidak boleh menghafal Al-Qur‟an itu sembarangan saja.
Pastilah hafalan yang dihafal itu harus benar-benar lancar dahulu
barulah beralih ke ayat yang lain lagi. Adapun hasil wawancara dengan
Ustadzah Rini Yuliyatin dkk tentang strategi menghafal Al-Qur‟an
yang kedua ini ialah :
“Iya, dalam strategi yang kedua ini biasanya jika santriwati
tidak hafal ayat yang sedang dia hafal maka dia tidak boleh beralih ke
ayat yang lainnya sampai ayat yang dia hafal benar-benar hafal dan
lancar pas waktu setoran, namun jika ayat yang dia hafal belum lancar
maka setoran hafalannya tidak diterima dan dia akan mengulang ayat
58

yang dia hafal di keesokan harinya lagi jika waktu nya sudah habis.”
(Wawancara, 04 Maret 2021)

Adapun tentang penerapan strategi menghafal Al-Qur‟an yang


kedua ini Ustadzah Rini Ruliyatin meyebutkan bahwa :
“Dalam strategi yang kedua yaitu tidak beralih ke ayat yang
berikutnya sebelum ayat yang dihafal benar-benar hafal dan lekat
dalam ingatan ini biasanya saya terapkan apabila sabki nya ini tidak
lancar maka dia mengulang, dia tidak ada penambahan sabak sampai
betul-betul sabki nya terkuasai baru dia boleh nambah sabak (setoran
baru) lagi. Jadi kuncinya berhenti ketika sabki nya tidak lancar.”
(Wawancara, 04 Maret 2021)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam


khalaqah Ustadzah Rini Ruliyatin, terlihat bahwa santriwati yang tidak
lancar hafalan sabkinya maka setoran sabak atau nambah hafalan yang
baru pada waktu subuh itu diberhentikan sampai sabkinya benar-benar
lancar terlebih dahulu bahkan ada yang tidak nambah hafalan baru nya
sampai berhari-hari dikarenakan tidak lancar sabkinya tadi.
Biasanya setoran hafalan itu minimalnya seperempat halaman
dan maksimalnya tanpa batas halaman, terkadang ada yang setoran nya
2 halaman bahkan ada yang 5 halaman. Semua itu tergantung dengan
kesungguhan dari santriwati itu sendiri. (Observasi, 05 Maret 2021)
Selain itu, Ustadzah Siti Fauziah juga menyampaikan tentang
penerapan strategi yang kedua ini. Yaitu :
“Kalau strategi tidak beralih ke ayat yang selanjutnya sebelum
ayat yang sedang di hafal benar-benar lancar itu biasanya
penerapannya itu pas diwaktu subuh ketika mereka sabak (setoran
hafalan) kalau mereka belum lancar sabaknya maka besok akan
diulang kembali setoran ayat yang hari ini.” (Wawancara,04 Maret
2021)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
tidak beralih ke ayat yang berikutnya sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-benar hafal dan lekat dalam ingatan ini penerapannya
ialah ketika setoran sabak.
3) Menggunakan satu jenis mushaf
59

Menggunakan satu mushaf yang sama selama menghafal Al-


Qur‟an menjadi sebuah keharusan. Hal ini karena mata akan merekam
dan benak akan menyimpan visualisasi mushaf yang digunakan ketika
menghafal. Termasuk merekam tanda/coretan kesalahan yang kita
tambahkan di mushaf. Dalam satu pepatah disebutkan:
“Mata akan menghafal apa yang dilihatnya sebelum telinga,
maka pilihlah satu mushaf untukmu selama hidupmu.”(Herman Syam
El-Hafizh,2015. Hlm. 52)
Setiap orang yang menghafal Al-Qur‟an pastilah dia memiliki
Al-Qur‟annya masing-masing. Dalam wawancara dengan Ustadzah
Rini Yuliyatin dkk, Beliau mengatakan bahwa:
“Iya, ini salah satu strategi yang wajib di terapkan di lembaga
pendidikan manapun dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an,
karena dengan tanpa adanya Al-Qur‟an tersebut maka otomatis
santriwatinya tidak bisa menghafal Al-Qur‟an. Ya kalau untuk
menggunakan satu jenis mushaf ini tergantung sama santrinya lagi
kadang ada mereka yang nyaman dengan menggunakan satu jenis Al-
Qur‟an saja bahkan terkadang sampai Al-Qur‟annya sudah Jelek
sekali, dan ada juga tipe santriwati itu yang bisa menghafal Al-Qur‟an
dengan menggunakan bermacam-macam mushaf atau Al-Qur‟an. Di
sini setiap santriwatinya diwajibkan mempunyai mushaf atau Al-
Qur‟an mereka masing-masing karena di khawatirkan nantinya terjadi
pinjam-meminjam yang mengakibatkan kawannya yang lain tidak bisa
menghafal Al-Qur‟an.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Penerapan strategi menggunakan satu jenis mushaf ini


dilakukan pada setiap khalaqah baik itu subuh ataupun khalaqah pagi.
Sebagaimana dalam hasil wawancara dengan Ustadzah Rini Yuliyatin,
yaitu :
“Selanjutnya yang strategi menggunakan satu jenis mushaf itu
penerapannya ya setiap waktu setoran, karena nanti biasanya waktu
setoran itu kalau ada kesalahan biasanya saya coret pakai pensil supaya
bisa dihapus supaya nanti mereka ngelancarin hafalannya mana yang
salah itu mereka bisa perbaiki, nah nanti kalau mereka menggunakan
mushaf atau Al-Qur‟an yang berbeda-beda mestilah agak kurang enak
karena tidak terbiasa tadi. Penggunaan satu jenis mushaf ini
diibaratkan seperti kita tinggal dirumah tidak terbiasa kalau kita pindah
kemana-mana, kalau penggunaan satu jenis mushaf ini rasa cinta nya
60

lebih dari yang lain dan juga lebih telaten dengan kesalahan-kesalahan
yang sudah ditandai tadi.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Dalam wawancara dengan Ustadzah Siti fauziah beliau


menyebutkan bahwa penerapan strategi penggunaan satu jenis mushaf
ialah:
“Kalau yang strategi penggunaan satu jenis mushaf itu ya setiap
waktu pembelajaran Al-Qur‟an, karena memang kalau penghafal Al-
Qur‟an itu ganti-ganti Al-Qur‟an ya sama dengan kurang afdol, dan
secara pribadi pun kurang mau juga untuk menggunakan macam-
macam mushaf.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terlihat bahwa


mushaf Al-Qur‟an yang di gunakan di Pondok Pesantren Darussalam
Al-Hafidz ini ialah mushaf Al-qur‟an standar kemenag RI. Diantaranya
ialah :
1. Al-Qur‟an hafalan mudah terjemahan & tajwid warna AL-
HUFAZ.
2. AL-MAJID Al-Qur‟an terjemah dan tajwid warna
3. AL-KAMIL Al-Qur‟an tajwid warna, transliterasi per kata,
terjemah perkata
4. AS-SHABUR dengan kode warna hukum tajwid
5. Al-Qur‟anul karim tafsir perkata tajwid kode Arab the holy
Qur-an AL-FATIH
6. Al-Qur‟an tajwid warna AT-THARIQ dan yang lain
sebagainya
Diantara ciri-ciri Al-Qur‟an tersebut ialah :
• Mushaf pojok
• Satu halaman terdiri dari 15 baris
• Setiap juz terdiri dari 10 lembar (20 halaman)
• Khat menggunakan versi Ustman Thaha
• Ada pelajaran tajwidnya. (Observasi, 15 Maret 2021)
61

4) Disetorkan kepada seorang pengampu


Penjelasan hasil wawancara dengan Ustadzah Rini Yuliyatin
dkk tentang strategi yang terakhir atau yang keempat yaitu disetorkan
kepada seorang pengampu ialah:
“Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini Ustadzah yang mengajar yaitu ada
sepuluh orang ustadzah dalam setiap khalaqah, setiap santriwati wajib
menyetorkan hafalannya kepada seorang pengampu atau ustadzah yang
mengajar Al-Qur‟an dalam khalaqah tersebut tidak boleh menyetorkan
hafalannya ke ustadzah yang lainnya kecuali, Ustadzah dalam
khalaqah tersebut mempunyai halangan contohnya seperti sakit.”
(Wawancara, 04 Maret 2021)

Selanjutanya strategi tersebut diterapkan pada waktu setelah


subuh dan diwaktu pagi hari. Dalam setiap khalaqah mempunyai buku
khusus setoran santriwati, baik itu sabak, sabki dan manzilnya semua
tercatat dalam buku setoran tersebut. Dan masing-masing santriwati
pun juga memiliki buku setoran ini berdasarkan hasil wawancara
dengan Ustadzah Rini Yuliyatin.
Wawancara dengan Guru tahfidz yang bernama Ustadzah Siti
Fauziah sebagai berikut:
“Selanjutnya penerapan strategi disetorkan kepada seorang
pengampu yaitu hanya ada dua waktu ketika setelah subuh dan pada
khalaqah pagi.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Selain dari wawancara di atas, peneliti juga melakukan


observasi langsung di dalam dua khalaqah yaitu khalaqah Ustadzah
Rini Yuliyatin dan Ustadzah Siti Fauziah . Dari hasil observasi terlihat
bahwa semua strategi yang di sebutkan dalam wawancara, di gunakan
oleh para guru tahfidz atau ustadzah dalam proses pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Darusalam Al-hafidz.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Menghafal


Al-Qur’an Bagi Santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-
Hafidz
62

Setiap keinginan yang hendak dicapai pasti akan ada yang namanya
kemudahan dan kesulitan. Baik itu dari diri sendiri maupun dari luar.
Berdasarkan penelitian yang peneliti temukan di lapangan, faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan strategi menghafal al-qur‟an bagi santriwati di
pondok pesantren darussalam al-hafidz (Observasi, 22 Februari 2021) yaitu:

a) Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang
keberadaannya turut membantu dalam pelaksanaan strategi menghafal Al-
Qur‟an bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz. Faktor-
faktor pendukung tersebut antara lain:
1) Niat yang kuat dari santriwati untuk menjadi seorang hafidzah.
Diantara banyak nya amal, yang paling utama sekali dibandingkan
dengan yang lainnya ialah niat. Karena setiap pekerjaan yang dilandasi
dengan niat insyaallah akan berkah. Berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan dilapangan bahwa faktor pendukung yang paling kuat dalam
pelaksanaan strategi menghafal Al-Qur‟an ialah bahwa kebanyakan
santriwatinya memiliki niat yang kuat untuk menjadi seorang hafidzah.
(Observasi, 02 Maret 2021)
2) Adanya perlombaan hifdzil Qur‟an.
Di dalam agama islam, kita dianjurkan untuk melaksanakan yang
namanya Fastabiqul Khairat yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan
dengan semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Berdasarkan perkataan
yang disampaikanoleh salah seorang santriwati yang bernama ummi
zaharo habiba, yaitu:
“Semenjak saya berada di Pondok Pesantren Darussalam Al-hafidz
ini, biasanya sebelum libur semester kami mengadakan berbagai macam
perlombaan, diantaranya ialah dengan mengadakan perlombaan hifdzil
qur‟an. Bentuk perlombaannya ialah setiap hujrah wajib mengutuskan 3
orang anggota kamarnya untuk mengikuti perlombaan hifdzil qur‟an,
biasanya itu ada yang mempunyai hafalan dari juz 1 dan ada juga yang
63

hafalannya dari juz 30. Nanti setiap kelompok akan menjawab soal-soal
yang diberikan oleh para dewan juri, biasanya yang betul dikasih nilai 100
dan yang salah nilainya 0. (Wawancara, 03 Maret 2021)
3) Adanya syahadah bagi santriwati yang sudah menyelesaikan hafalan
Al- Qur‟an minimal 5 Juz.
Salah satu cara untuk meningkatkan hafalan bagi santriwati di
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini ialah dengan memberikan
syahadah atau piagam penghargaan kepada para santriwati yang sudah
menyelesaikan hafalannya minimal 5 juz, semua ini bertujuan untuk
memacu mereka supaya berlomba-lomba dalam kebaikan dan kita tidak
boleh iri dengan apapun yang ada di dunia ini kecuali dengan orang yang
menghafal Al-Qur‟an.(Observasi, 03 Maret 2021)
4) Adanya musyawarah yang dilakukan oleh para Asatidzah tentang
perkembangan hafalan santriwati khalaqah.
Biasanya dalam satu minggu para asatidzah mengadakan
musyawarah mingguan yaitu pada malam rabu, dan di dalam musyawarah
tersebut tidak hanya membahas tentang perkembangan hafalan anak,
namun juga membahas tentang tata tertib, kedisiplinan, tentang pengurus
dan juga yang lainnya.
5) Adanya targhiban/ pemberian motivasi setiap satu minggu sekali
Targhiban ini biasanya dilakukan setiap hari sabtu setelah selesai
khalaqah pagi, yaitu pada pukul 09.15 sampai sebelum pembelajaran
formal berlangsung, biasanya pemberian motivasi ini minimal 15 menit
dan selebihnya itu tergantung pada ustadzah yang bertugas untuk memberi
targhiban pada hari tersebut.
6) Adanya penginfakan Al-Qur‟an oleh para Donatur
Hasil wawancara dengan ustadzah Siti Fauziah tentang
penginfakan Al-Qur‟an yaitu:
“Alhamdulillah semenjak Pondok ini didirikan ada saja donator
yang menyumbangkan Al-Qur‟an untuk para santriwati disini. Syukur
Alhamdulillah Al-Qur‟an yang diinfakkan sangat bermanfaat sekali bagi
santriwati disini, apalagi kebanyakan Al-Qur‟an yang diinfakkan tersebut
64

adalah qur‟an hafalan yang sangat membantu mereka sekali dalam


menghafal Al-Qur‟an.” (Wawancara, 22 Februari 2021)

7) Para Asatidzahnya berada dalam lingkungan Pondok Pesantren


khususnya berada dalam lingkungan santriwati.
Diantara faktor pendukung dalam pelaksanaan strategi menghafal
Al-Qur‟an bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini
ialah, para asatidzah nya berada dalam lingkungan santriwati, di samping
ustadzahnya tidak banyak menghabiskan biaya untuk pulang pergi
mengajar dan juga ustadzahnya bisa menghemat waktu dan tenaga dengan
adanya mereka tinggal di lingkungan pondok pesantren terkhususnya bagi
para asatidzah. Bagi asatidzah yang sudah berkeluarga mereka bertempat
tinggal diperumahan guru yang sudah disediakan oleh pondok, sedangkan
bagi Asatidzah yang masih gadisz mereka diberikan 2 kamar yang
berdampingan dengan kamar santriwati, supaya memudahkan mereka juga
untuk mengontrol keseharian santriwatinya baik itu dari segi pakaian,
bahasa, kebersihan dan lain sebagainya. (Observasi, 07 Maret 2021)

b. Faktor Penghambat
Dalam Pelaksanaan strategi menghafal al-qur‟an di pondok pesantren
Darussalam al-hafidz ini tentu ada yang namanya hambatan dalam setiap
strategi yang diterapkan, (Observasi,22 Februari 2021) diantaranya:
1) Niat yang dimiliki oleh santriwati belum seutuhnya untuk menghafal
alqur‟an.
Ustadzah Rini Yuliyatin mengatakan:
“Santriwati yang berada di Pondok Pesantren ini, tidak semuanya
memiliki niat yang sama yaitu menghafal Al-Qur‟an. Kadang mereka ada
yang ingin mendalami kitab kuning dan ada juga yang dipaksa oleh
kemauan orang tuanya. Namun insya Allah di awal pertemuan-pertemuan
dengan mereka dan dalam seiring berjalannya waktu niat mereka yang
mula nya tidak seutuhnya ingin menghafal Al-Qur‟an insya Allah nanti
akan berubah.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

Segala sesuatu itu harus didasari dengan niat, karena apapun yang
dikerjakan dengan niat maka itu lah hasilnya nanti yang akan di dapati.
65

Barang siapa yang memiliki niat yang buruk maka itu juga yang akan dia
dapatkan begitupun sebaliknya.

2) Kurangnya ketekunan
Dalam menghafal Al-Qur‟an ketekunan sangat lah diperlukan
sekali, Sebagaimana dijelaskan dalam wawancara dengan ustadzah Rini
Yuliyatin, yaitu:
“Santriwati disini mempunyai cara menghafal yang berbeda-beda.
Alhamdulillah dalam menghafal Al-Qur‟an mereka kebanyakan
bersungguh-sungguh dan tekun, namun ada juga beberapa orang anak
yang jangan kan tekun dalam menghafal Al-Qur‟an dengan mengurus diri
dia sendiri saja masih orang lain juga.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

3) Malas
Sifat yang harus di hilangkan ialah sifat malas, karena dengan
kemalasan dapat menghancurkan apa yang dicita-cita kan, apa yang kita
inginkan nantinya akan hilang dengan sebab malas. Wawancara dengan
salah satu santriwati yang bernama Annisa Akmaliah, dia mengatakan
bahwa:
“Salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi
menghafal Al-Qur‟an ialah sifat malas yang dimiliki oleh diri kami sendiri,
kami sadar bahwa sifat mala situ adalah sifat yang tidak baik, sebab
dengan kemalasan hafalan kami menjadi tidak lancar, hafalan yang ada
pun bisa hilang jadinya. Dan yang paling bahayanya lagi sebab sifat malas
itu apapun yang kami cita-citakan nanti nya akan hilang begitu saja. Insya
Allah kami semuanya disini akan belajar untuk menjadi santriwati yang
lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya.” (Wawancara, 05 Maret 2021)

4) Tidak sabar
Dalam proses menghafal Al-Qur‟an sifat sabar sangat dibutuhkan
sekali. Karena dalam menghafal Al-Qur‟an itu tak seperti membalikkan
telapak tangan, tentulah perlu adanya perjuangan dan kesabaran untuk
memperoleh hafalan yang lancar nantinya. Sebagaimana dikatakan oleh
ustadzah Rini Yuliyatin, yaitu:
“Kebanyakan dari santriwati disini orang yang tidak sabaran baik
itu dalam menghafal Al-Qur‟an, pas waktu setoran dengan ustadzahnya
66

dan juga yang lainnya. Inilah yang menyebabkan hafalan nya nanti bisa
cepat hilang dan juga cepat lupa. Terkadang itu mereka juga tidak sabar
jika Al-Qur‟annya robek pokoknya secepat mungkin mau minta ganti yang
baru sama orang tuanya.” (Wawancara, 04 Maret 2021)

5) Manajemen waktu yang kurang baik


Di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz kegiatan santriwati
selama 24 jam sudah diatur sedemikian rupa, selanjutnya tergantung pada
pribadi nya masing-masing lagi dalam menjalankan waktu tersebut.
Diantara banyaknya santriwati ada yang masih belum bisa memenej waktu
dengan sebaik mungkin, bahkan ada juga yang masih belum bisa
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Ini pun teramsuk juga dalam factor
penghambat dalam penerapan strategi menghafal Al-Qur‟an. Contohnya
seperti pada pukul 07.30 masuk khalaqah pagi untuk pembelajaran
menghafal Al-Qur‟an, namun diantara mereka masih ada juga yang
berkeliaran dimana-mana.(Observasi, 07 Maret 2021)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan lapangan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kondisi hafalan Al-Qur‟an santriwati di Pondok Pesantren Darussalam
Al-Hafidz alhamdulillah jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi
hafalan pertama mereka datang .
2. Adapun penerapan strategi menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren
darussalam Al-Hafidz ialah bagi strategi pengulangan ganda, dimulai
pada pukul 07.30 – 09.15. Dalam Pondok Pesantren Darussalam Al-
Hafidz menngunakan jurus sabak,sabki dan manzil. Biasanya, jurus ini
diterapkan pada ketika penerapan strategi pengulanagn ganda
berlangsung namun saat ini menyesuaikan dengan waktu. Tidak beralih
ke ayat yang berikutnya sebelum ayat yang di hafal benar- benar hafal,
penerapannya ialah pada ketika apabila sabki nya tidak lancar. Strategi
menggunakan satu jenis mushaf penerapannya ialah disetiap waktu
setoran dan juga pada waktu mereka menghafal Al-Qur‟an di luar jam
wajib. Disetorkan kepada seorang pengampu ini penerapannyaialah ketika
khalaqah setelah subuh dan juga khalaqah pagi.
3. Faktor pedukung dan penghambat dalam pelaksanaan strategi menghafal
Al-qur’an bagi santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz ini
meliputi yang faktor pendukung nya ialah niat yang kuat dari santriwati,
adanya perlombaan hifdzil qur‟an, adanya syahadah bagi yang hafal
minimal 5 juz, musyawarah, targhiban, adanya penginfakan Al-Qur‟an
dan ustadzahnya berada di dalam lingkungan pondok pesantren
Darussalam Al-Hafidz. Selanjutnya yang faktor penghambatnya ialah
kurangnya ketekunan, malas, tidak sabar, dan manajemen waktu yang
kurang baik.

67
68

B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan
bantuan pemikiran dengan mengemukakan beberapa saran kepada Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi sebagai pertimbangan dalam
menghadapi masalah dalam pelaksanaan strategi menghafal Al-Qur‟an.
Adapun saran penulis sebagai berikut:
1. Agar strategi-strategi menghafal Al-Qur‟an dapat tercapai, maka
kerjasama antara pihak Ustadzah dan santriwati sangat diperlukan,
supaya tidak ada kecenderungan antara kedua belah pihak dan
santriwatinya dapat menceritakan apa yang dirasakan ketika dalam
keadaan sedih.
2. Diharapkan kepada para Ustadzahnya dapat memberikan pelajaran
tentang menghafal Al-Qur‟an lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga
santriwatinya dapat banyak pemahaman tentang menghafal Al-Qur‟an.
3. Diharapkan kepada guru tahfidz untuk dapat lebih tegas dalam
pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dan memberikan sangsi yang sesuai
dengan kesalahan yang diperbuat dalam menghafal Al-Qur‟an, supaya
santriwatinya menjadi santri yang mempunyai rasa tanggung jawab.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja dan puji
syukur kehadirat Allah SWT, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik- baiknya dengan harapan agar semua pihak
dapat memberikan sumbangan dan saran-saran demi kesempurnaan karya tulis ini
sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita semua.
69
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syam Madyan. (2008). Peta Pembelajaran Al-Qur’an.Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Ahsin W. Al-Hafidz. (2005). Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an.


Jakarta: PT Bumi Aksara

Fadli Abdir Rahman. (2006). Departemen Agama RI Al-Qur’an dan


Terjemahnya. Jakarta: Magfhirah Pustaka

Herman Syam El-Hafidz. (2015). Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an Itu


Sulit?, Yogyakarta: Pro –U Media

Husein Umar. (2008). Strategic Management In Action. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama

Kemas Imron Rosadi. (2017) Kapita Selekta Pendidikan Islam. Padang:


Sukabina Press

M.Nawa Syarif Fajar Sakti. (2020). Santri Ducation 4.0. Jakarta: PT Elex
Media Kompotindo

Miftahul Huda. (2018). Metode Pembelajaran Al-Qur’an. Jambi: Pustaka


Ma‟arif Press

Munjahid. (2007). Strategi Menghafal Al-Qur’an 10 Bulan Khatam: Kiat-


kiat Sukses Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta: Idea Press

Nasrullah Nurdin. (2019). Generasi Emas Santri Zaman Now. Jakarta: PT


Elex Media Kompotindo

Pupu Saeful Rahmat. Strategi Belajar Mengajar.(Surabaya: Scopindo


Media Pustaka) 2019
69

Sa‟dulloh. (2008). 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema


Insani

Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta

V.Wiratna Sujarweni. (2019). Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka baru Press

Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi. (2018). Revolusi Menghafal Al-Qur’an.


Surakarta:Insan Kamil

Zamakhsyari Dhofer. (1994). Tradisi Pesantren. Jakarta : LP3ES


DAFTAR RESPONDEN

No Nama Keterangan

1 Ustadz Zulkifli, S.Pd.I Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Al-


Hafidz

2 Ustadzah Rini Yuliyatin Guru Tahfidz bagi Santriwati/ Amirah


Santriwati

3 Ustadzah Siti Fauziah Guru Tahfidz bagi Santriwati

4 Ummi Zaharo Habiba Santriwati

5 Annisa Akmaliah Santriwati

6 Mar‟atul Akmaliah Santriwati


INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul Skripsi : Strategi Guru Tahfidz dalam Mebgajarkan Menghafal Al-Qur’an bagi
Santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi

A. Wawancara
1. Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz
a. Berapa target hafalan santriwati dalam 1 tahun ?
b. Siapakah yang menentukan target tersebut ?
c. Apa yang dilakukan jika santriwatinya tidak mencapai target
tersebut ?
d. Apa saja strategi yang digunakan dalam proses menghafal Al-
Qur‟an ?
2. Guru Tahfidz
a. Bagaimana proses menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di
Pondok Pesantren Darussalam Al-Hafidz .

b. Bagaimana kemampuan santriwati membaca Al-Qur‟an


sebelum menghafal Al-Qur‟an ?
c. Bagaimana kondisi hafalan santriwati pondok pesantren
Darussalam Al-Hafidz?
d, Apa saja strategi yang digunakan dalam proses menghafal Al-
Qur‟an?
e. Bagaimana penerapan strategi tersebut?
f. Apa yang dilakukan santriwati sebelum mulai menghafal Al-
Qur‟an?
Bagaimana kemampuan santriwati setelah selesai menghafal Al-
Qur‟an?
g. Apa factor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
strategi menghafal Al-Qur‟an bagi santriwati di Pondok Pesantren
Darussalam Al-Hafidz?

3. Santriwati

a. Apa yang Santriwati lakukan sebrelum menghafal?


b. Sebutkan salah satu factor penghambat dalam pelaksanaan
strategi menghafal Al-Qur‟an ?
B. Observasi
a. Mengamati kondisi hafalan al-qur‟an santriwati pondok pesantren
Darussalam al-hafidz
b. Mengamati penerapan strategi menghafal al-qur‟an di pondok
pesantren Darussalam al-hafidz
c. Mengamati faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
strategi menghafal al-qur‟an bagi santriwati di pondok pesantren
Darussalam al-hafidz
C. Dokumentasi
a. Historis dan geografis

b. Struktur organisasi
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sarana dan prasarana
e. Foto kegiatan menghafal Al-Qur’an
DOKUMENTASI

Gambar 1. Foto saat wawancara dengan Ustadzah Rini Ruliyatin


Gambar 2. Foto saat wawancara dengan Ustadzah Siti Fauziah

Gambar 3. Foto saat pembelajaran menghafal Al-Qur’an sedang


berlangsung
Gambar 4. Foto saat menyetorkan hafalan kepada seorang Pengampu

Gambar 5. Foto saat setoran kepada Ustadzah dan juga pengulangan ganda
Gambar 6. Foto saat sedang menghafal untuk persiapan setoran

Gambar 7. Foto saat membaca Al-Qur’an dengan cara bin – Nadzor sebelum
menghafal Al-qur’an
Gambar 8. Kegiatan santriwati
a. Pembelajaran Bahasa Arab

b. Nasyid sebelum pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada khalaqah


pagi
Gambar 9. Contoh Al-Qur’an yang digunakan oleh santriwati Pondok
Pesantren Darussalam Al-Hafidz dalam menghafal al-Qur’an
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Biodata Pribadi

Nama : Husnatun Jannah

Jenis Kelamin : Perempuan


Tempat/Tgl Lahir : Sungai Ipuh/ 09 Juli 1998
Alamat : Desa Benteng, Kecamatan Sungai
Manau, Kabupaten Merangin
Alamat Email : husnatunjannah0907@gmail.com
No Kontak 082279838264

Pendidikan Formal
SD/MI, tahun tamat : SD N 130/VI Sungai Manau III, 2010
SMP/MTs, tahun tamat : MTs Haqqul Yaqin, 2014
SMA/MA, tahun tamat : MA Haqqul Yaqin, 2017

Pengalaman Organisasi

1. Sekretaris Bidang Pengajaran LA_PASMA UIN STS Jambi Periode 2019-


2020
2. Anggota Bidang Pengajaran LA_PASMA UIN STS Jambi Periode 2018-
2019

Jambi, 13 April 2021

Husnatun Jannah

Anda mungkin juga menyukai