Anda di halaman 1dari 96

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE IQRA’ DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI


TEMPAT PENDIDIKAN AL-QUR’AN SAIDUL AMIN
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

HARDIYANA
201172260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE IQRA’ DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI
TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN SAIDUL AMIN
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar S1 (Strata 1) Sarjana Pendidikan

HARDIYANA
201172260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021

i
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama :Hardiyana
NIM :201172260
Prodi :Pendidikan Agama Islam
Judul :Efektivitas Penggunaan Metode Iqra Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di Taman Pendidikan Al-
Qur‟an Saidul Amin Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.

Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2021


Mengetahui,
Pembimbing I

Dr. Dailami Julis, M.Pd.I


NIP.195708131991031001

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 2 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama :Hardiyana
NIM :201172260
Prodi :Pendidikan Agama Islam
Judul :Efektivitas Penggunaan Metode Iqra Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di Taman Pedidikan Al-Qur‟an
Saidul Amin Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi


Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jambi, Maret 2021


Mengetahui,
Pembimbing II

Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I


NIP.196710031997031001

iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-06-2021 R-0 - 1 dari 1
Nomor :B, /D.11/PP.009/ /2020

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul : Efektivitas Penggunaan Metode Iqra‟ Dalam


Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di Taman
Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Nama : Hardiyana
Nim : 201172260
Telah Dimunakhasyahkan Pada : 12 april 2020
Nilai Munaqosyah : 84,07 (A)
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

TIM

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Constantin, M.Ag Drs. Joko Purnomo


NIP. 195712311985031025 NIP. 196601012000031005

Penguji I Penguji II

Drs. Habibuddin Ritonga, M.Ag Yudi Kurniawan, M.Pd


NIP. 19590612198703001 NIP. 198911112019031015

Pembimbing I Pembimbing I1

Dr. Dailami Julis Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I


NIP. 195708131991031001 NIP. 196710031997031001

Jambi, 12 April 2021 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Sekertaris Prodi Pendidikan Agama Islam

Habib Muhammad, M. Ag
NIP. 196710031997031001

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyampaikan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas, sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Adapun di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2021

Hardiyana
NIM. 201172260

v
PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan bahagia ku persembahkan skripsi ini untuk


Ayahanda Adi Putra dan Ibunda Arpiah yang selalu membimbing, merawat dan
memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran, cinta dan kasih sayang. Dan
tak lupa pula untuk adik yang selalu memberi dukungan.

Sebagai bukti dan rasa banggaku, selalu ada do‟a agar beliau diberikan
kesehatan, serta umur panjang dan berkah. Dengan didikan dan pengorbanan yang
tak terhingga kepadaku, sehingga aku bisa menyelesaikan program pendidikan
strata satu ini tepat pada waktunya.

untuk keluargaku yang kucinta dan kusayangi seumur hidupku yang


selalu mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.

Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya kepada kita semua.
Aamiin ya Robbal „aalamiin.

vi
MOTTO

)‫فَاقَرَءَوَامَاتَيَسَرَمَهََالَقَرَاَنَََ(المزمل‬

“...karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari AL-Qur’an”

(Q.S Al-Muzammil: 20)

َ‫انَافضلكمَمهَتعلمَالقرانَوعلمه‬

“sesunngguhnya orang yang paling utama diantara kalian adalah yang


belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

(H.R. Al-Bukhari)

vii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT., Tuhan yang Maha
‘alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan
waktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula shalawat dan salam atas junjungan
Nabi yang paling mulia yakni Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadi risalah
pencerahan bagi umatnya. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Strata 1
(S1) dengan judul “Efektivitas penggunaan metode iqra dalam meningkatkan
motivasi belajar Al-Qur‟an di Tempat Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin.”
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah memberikan
motivasi, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menghaturkan
terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah
memberikan support dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, melalui kolom ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D., Sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadhillah, M.Pd, Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Risnita, M.Pd, Sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, Sebagai Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Dr. Yusria, S.Ag. M.Ag Sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

viii
6. Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I Sebagai Ketua Program Studi Penedidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Dr. Dailami Julis, M.Pd.I Dan Bapak Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I Sebagai Dosen
Pembimbing I Dan II Yang Telah Meluangkan Waktu Dan Mencurahkan
Pemikirannya Demi Mengarahkan Penulis Dalam Menyelesaikan Penulisan
Skripsi Ini.
8. Ustadz Akhmad Bukhari, Sebagai Ketua Di TPA Saidul Amin Yang Telah
Membantu, Membimbing, Dan Telah Menjadi Informan Dalam Proses
Penulisan Skripsi.
9. Sahabat-Sahabat Konco Dolan, Nur Afifah, Yuli Artika, Puji Lia Lestari,
Nova Aggraini, Windi Yulimaya Sari, Hardiyanti Aditiya, Fitriana Amanah,
Fitriani Lestari Yang Selalu Memberikan Dukungan Serta Telah Menjadi
Partner Penulis Dalam Penyusunan Skripsi Ini.
10. Riky Riyanto Safutra Yang Selalu Memberi Motivasi Dan Semangat
11. Semua Teman-Teman Kelas PAI H Angkatan 2017 Yang Telah Memberikan
Dukungan Dan Do‟a.

Semoga Allah SWT. membalas segala amal kebaikan semua pihak yang telah
membantu. penulis sadar, meskipun telah semaksimal dalam proses penulisan
skripsi tetapi sebagai manusia pastilah terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
dengan senang hati penulis menerima saran dan masukan dari pembaca. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pengembangan ilmu
pendidikan, Aamiin.

Jambi, Maret 2021


Penulis

Hardiyana
NIM.201172260

ix
ABSTRAK

Nama :Hardiyana
Jurusan/Fakultas :Pendidikan Agama Islam/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Judul :Efektivitas Penggunaan Metode Iqro‟ Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur‟an di
Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin Kabupaten
Tanjung Jabung Barat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode Iqro‟


dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur‟an santri di Taman
Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin. Peneliti terfokus pada hal positifnya seperti
efektifnya penggunaan metode Iqro‟ dalam meningkatkan motivasi belajar santri.
Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana metode Iqro‟ dalam meningkatkan
motivasi belajar membaca Al-Qur‟an dengan cepat dan tepat sesuai dengan target
yang diinginkan metode Iqro‟. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
efektivitas penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi belajar Al-
Qur‟an di Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin sudah berjalan dengan baik
dan sesuai dengan pencapaian yang di raih. Adapun kendala yang dihadapi dalam
meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur‟an di Taman Pendidikan Al-
Qur‟an Saidul Amin antara lain adalah kendala yang berasal dari kepala Taman
Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin, ustadz atau ustadzah dan kendala dari santri
bisa di selesaikan dengan beberapa upayaa yang dilakukan di Taman Pendididkan
Al-Qur‟an Saidul Amin. Adapun upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
membaca Al-Qur‟an yang dilakukan di Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul
Amin antara lain: kerja sama dengan orang tua tau wali murid, memberikan
perhatian yang lebih kepada anak dan memberi pujian atau hadiah.

Kata kunci: Efektivitas, Metode Iqra‟, Motivasi, Belajar Membaca Al-Qur‟an.

x
ABSTRACT

Name :Hardiyana
Major/Faculty :Islamic Education/Tarbiyah and Teacher Training Faculty
Title :The Effectiveness of Using the Iqro‟ Method in Increasing
the Motivation to Learn to Read the Koran in the Al-Qur‟an
Education Park Saidul Amin Districts Tanjung Jabung
Barat

This study aims to determine the effectiveness of using the iqro‟ method in
increasing the motivation to learn to read the Al-Qur‟an students in the place of
education Al-Qur‟an Saidul Amin. Researchers focused on the positive things
such as the effective use of the Iqro‟ method in increasing students‟ learning
motivation. Researchers are interested in knowing how the iqro‟ method in
increasing motivation to learn to read the Qur‟an quickly and precisely according
to the desired target of the iqro‟ method. This research belongs to the type of
qualitative research. Data collection techniques in this study using observation,
interviews, and documentation. The results of this study indicate that the
effectiveness of using the iqro method in increasing the motivation to learn Al-
Qur‟an in the said Al-Qur‟an educational park Saidul Amin has gone well and is
in accordance with the achievements achieved. As for the obstacles faced in
increasing the motivation to learn to read the koran in the Saidul Amin Al-Qur‟an
education park, among others, the obstacles that come from the head of the Al-
Qur‟an education park Saidul Amin, ustadz or ustadzah, and the obstacles from
students can be resolved with some offorts made in the park education Al-Qur‟an
Saidul Amin. As for the offorts to increase motivation to learn to read the koran
carried out in the Al-Qur‟an Education garden Saidul Amin, among others:
coopertion with parents or guardians of studens, giving more attention to children,
and giving praise or gifts.

Key Words: Effectiveness, Iqra‟ Method, Motivation, Learning to Read the Al-
Qur‟an.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
KARTU BIMBINGAN .........................................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSTRACT ......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
D. Tujuan ................................................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas ..................................................................... 7
2. Faktor internal yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa ...... 8
B. Metode Iqra‟
1. Pengertian Metode Iqra‟ ................................................................ 10
2. Tujuan Dari Pengajaran Iqra‟ ........................................................ 10
3. Strategi pembelajaran Iqro‟ ........................................................... 11

xii
4. Proses pembelajaran Iqro‟ ............................................................ 11
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar.......................................................... 11
2. Jenis-jenis motivasi Belajar .......................................................... 14
3. Hal-hal Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar............................. 15
4. Bentuk motivasi belajar ................................................................. 17
D. Al-Qur‟an
1. Pengertian Al –Qur‟an ................................................................... 19
2. Fungsi Al-Qur‟an .......................................................................... 20
3. Adab dan Etika Membaca Al-Qur‟an ............................................ 20
4. Metode Pengajaran Al-Qur‟an ....................................................... 21
E. Studi Relevan ..................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian....................................................... 24


B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 30
G. Jadwal Penelitian .............................................................................
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin .................. 33
2. Visi Misi ..................................................................................... 33
3. Tujuan Berdirinya TPA Saidul Amin ........................................ 34
4. Geografis .................................................................................... 34
5. Keadaan Guru TPA Saidul Amin ............................................... 34
6. Keadaan Santri TPA Saidul Amin ............................................. 34
7. Sarana dan Prasarana.................................................................. 35
8. Kegiatan Belajar Mengajar ........................................................ 36

xiii
9. Struktur Organisasi ..................................................................... 37
B. Temuan Khusus
1. Proses Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode Iqra‟di
TPA Saidul Amin ...................................................................... 39
2. Efektivitas Penggunaan Metode Iqra‟ dalam pembelajaran
Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin ............................................... 45
3. Kendala-Kendala dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin ............................................... 49
4. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan
MotivasiBelajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin ..................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................ 64
C. Kata Penutup .................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.5 Struktur Organisasi ...............................................................................38

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Guru TPA Saidul Amin Tahun 2021 .....................................................34


Tabel 4.2 Keadaan Santri Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin .................35
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana TPA Saidul Amin ...............................................36
Tabel 4.4 Peta Kegiatan Belajar Mengajar TPA Saidul Amin...............................37

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Intrumen Pengumpulan Data (IPD)


Lampiran 2: Data Imporman
Lampiran 3: Data Responden
Lampiran 4: Dokumentasi
Lampiran 5: Riwayat Hidup

xvii
18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-qur‟an adalah kitab suci umat Islam. Setiap manusia diwajibkan
membaca kitab suci Al-qur‟an dengan sebaik-baiknya. Mendidik anak
untuk mampu membaca Al-qur‟an adalah sebuah kewajiban utama bagi
orang tua. Bisa membaca Al-qur‟an diawali dengan belajar membaca
huruf hijaiyyah. Huruf hijaiyyah merupakan huruf ejaan Al-qur‟an yang
terdiri dari 29 huruf. Semuanya harus dikatahui dan dihafalkan sampai
mampu membedakan antara nama huruf yang satu dengan yang lain.
Tujuan belajar membaca huruf hijaiyyah adalah agar mampu membaca Al-
qur‟an.
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang
semakin kompleks. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit
yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
reseptif. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan
orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam
pandangannya dan memperluas wawasannya.
Dengan demikian maka kegiatan membaca merupakan kegiatan
yang diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju dan meningkatkan diri.
Pembelajaran membaca seharusnya sudah ditanamkan sejak sedini
mungkin. anak berumur 4-5 tahun sudah harus bisa membaca meskipun
masih membutuhkan bantuan orang lain. Peranan guru maupun orang tua
dalam proses membaca sangatlah penting, antara lain menciptakan
pengalaman yang diperkenalkan, memelihara, atau memperluas
kemampuan siswa untuk memahami teks yang dibaca. .(Meda Sulistya,
2016: 2)

1
2

Al-qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW, dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi
sesudahnya secara Mutawatir, membacanya merupakan ibadah, tertulis
dalam mushaf dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-
Nas” Salah satu keutamaan membaca Al-qur‟an adalah menjadi ibadah
(mendapat pahala) bagi yang membacanya. Terlepas apakah yang
membacanya mengerti atau tidak apa yang dibacanya.
Didalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Utsman ra,
Rasulullah bersabda:

ُ ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْه تَ َعلَ َم ْالقُرْ اَ َن َو َعلَّ َمه‬


“Sebaik baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-qur‟an dan
mengajarkannya”. (HR. Bukhari No 5027)
Mempelajari dan mengajarkan Al-qur‟an, bukanlah sekedar
mempelajari atau mengajarkan baca tulis Al-qur‟an, tapi mempelajari dan
mengajarkana segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-qur‟an, baik
tulis baca, menghafalkan, menterjemah dan mentafsir. Bahkan
mengamalkannya termasuk dalam kategori belajar mengajar Al-qur‟an.
(Ihsan Siregar, 2012: 2)
Allah menurunkan Al-qur‟an untuk diimani, dipelajari, dibaca,
direnungkan dan dijadikan sebagai hukum. Berobat darinya dari berbagai
penyakit dan kotoran hati, hingga hikmah lain yang dikehendaki oleh
Allah dalam menurunkannya. Al-qur‟an adalah kitab suci yang sempurna,
serta berfungsi sebagai pelajaran bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap
muslim, petunjuk bagi orang yang bertaqwa.
Firman Allah dalam Al-qur‟an Surat Yunus ayat 57 yaitu:

‫يَايُهَاالنًّّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َّم ْى ِعظَةٌ ِّم ْه َربِّ ٌك ْم َو ِشفَا ٌء لِّ َما فًِ الصُّ ُد ْو ِر َوهُدًّي‬
‫َّو َرحْ َمةٌ لِّلّ ُم ْؤ ِمنِي َْه‬
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari tuhanmu dan penyembuh penyakit-penyakit (yang berada)
3

dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang


beriman (QS. Yunus: 57).
Pada kemampuan membaca huruf hijaiyyah anak masih kurang.
Hal ini terlihat siswa autis masih mengalami kesulitan untuk membaca
huruf hijaiyyah. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang paling
dominan adalah faktor guru yang kurang terampil menerapkan berbagai
macam metode mengajar yang sesuai dengan materi. Kurang mampu
mengelola kelas dan keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang
mendukung pembelajaran. Faktor yang lain adalah faktor dari dalam diri
siswa sendiri. Siswa kurang termotivasi untuk belajar mata pelajaran
agama Islam materi membaca huruf Hijaiyyah.
Kurangnya motivasi siswa ini apabila ditelaah lebih lanjut melalui
observasi awal ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Umumnya siswa
kesulitan menerima materi membaca Al-qur‟an terletak pada bahasa yang
digunakan di dalam kitab suci Al-qur‟an adalah bahasa Arab yang asing
bagi siswa. Siswa menganggap materi membaca Al-qur‟an lebih sulit
dibandingkan dengan materi yang lain sehingga banyak yang kurang
termotivasi untuk belajar. Hal tersebut menyebabkan proses kegiatan
belajar mengajar di kelas terganggu.
Metode Iqro‟ adalah cara cepat membaca Al-qur‟an melalui
beberapa jilid, mulai jilid 1-6. Cara ini lebih efektif dalam mengantarkan
anak untuk bisa cepat membaca Al-qur‟an dengan baik dan dalam kurun
waktu yang singkat dibandingkan dengan metode lain. Tidak hanya anak-
anak saja yang menggunakan metode ini, metode ini digunaan untuk
semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan manula.
Salah satu Kelebihan metode Metode Iqro‟ disusun secara sistemtis
dan urut mulai dari bahan ajar yang paling ringan sampai paling berat dan
Santri dapat membaca Al-qur‟an dengan cepat dan sudah dibekali kaidah-
kaidah tajwid. Keistimewaan lain adalah melalui metode ini kefasihan
bacaan dapat tercapai dengan baik, hal ini dikarenakan sistem
pembelajaran yang dilakukan secara bertahab, bahkan ketika seseorang
4

ingin melanjutkan pada topik berikutnya harus melalui evaluasi yang bisa
dinyatakan lulus untuk melanjutkan tetapi bisa juga tidak lulus sehingga
harus lebih memperdalam cara-cara membacas yang baik. (Meda Sulistya,
2016: 3-4)
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,
bahwa masih banyak anak-anak yang sulit untuk belajar membaca Al-
Qur‟an dan sehingga di TPA Saidul Amin digunakan metode iqra‟ dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an pada anak, maka penulis tertarik
untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Metode Iqra’ Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an Saidul Amin Kabupaten
Tanjung Jabung Brat”
B. Fokus Penelitian
Untuk menjaga terjadinya pembahasan yang tarlalu luas dan
mencegah menyimpang dari rumusan masalah, serta keterbatasan waktu
maka perlu adanya pembatasan masalah penulis menfokuskan santri kelas
1 jilid 1 terdiri dari 6 orang Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin
Kabupaten Tanjung Jabung Brat.
C. Rumusan Masalah
Bertitik dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
ditegaskan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah:
1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Metode Iqra‟ Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin?
2. Bagaimana Efektivitas Pengunaan Metode Iqra‟ Dalam Pembelajaran Al-
Qur‟an Di TPA Saidul Amin?
3. Apa Yang Menjadi Kendala Dalam Penggunaan Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin?
4. Bagaimana Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin?
5

D. Tujuan
Dalam setiap melakukan penelitian tentunya mempunyai tujuan yang
jelas, sehingga apa yang dicapai kelak di harapkan dapat memberikan
sumbangan sebagai ilmu pengetahuan yang bersangkutn adapun
tujuannya adalah untuk mendeskripsikan:
1. Untuk Mengetahui Proses Penggunaan Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin.
2. Ingin Mengetahui Efektivitas Penggunaan Metode Iqra‟ Dalam
Pembelajaran Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin.
3. Ingin Mengetahui Kendala Dalam Penggunaan Metode Iqra Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin
4. Ingin Mengetahui Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis nantinya diharapkan mampu
memberikan kontribusi pemikiran serta memberikan manfaat yang
signifikan bagi semua pihak, khususnya bagi pihak-pihak yang
berkompeten dengan permasalahan yang diangkat dan memperkaya
wawasan dalam dunia pendidikan, serta perkembangan ilmu
pengetahuan, tentang cara meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di
TPA Saidul Amin. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi acuan atau referensi tambahan dan perbandingan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis diantaranya adalah:
a. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini memberikan pengalaman dan latihan kepada peneliti
dalam penulisan karya ilmiah secara teoritis dan praktik.
2) Penelitian ini memberikan wawasan pengetahuan peneliti tentang
efektivitas penggunaan metode Iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
6

belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin dan juga dapat memberikan


manfaat dalam mengembangkan kompetensi peneliti.
3) Hasil penelitian ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
program sarjana strata (S1) dalam ilmu pendidikan agama islam
fakultas Tarbiyah dan Keguruan Bagi Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
b. Bagi TPA Saidul Amin
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Serta diharapkan
dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta masukan yang positif
terkait pengembangan motivasi belajar Al-Qur‟an.
c. Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi seluruh
aktivitas akademik untuk lebih jauh meningkatkan motivasi belajar
Al-Qur‟an.
d. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi aktual serta
wawasan kepada masyarakat dan kesadaran masyarakat mengenai
efektivitas penggunaan metode Iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin sebagai pengembangan
motivasi belajar Al-Qur‟an untuk membangun suatu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa
yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan. Bila ada sepuluh
jenis kegiatan yang direncanakan dan tercapai hanya empat, maka
efektivitas kegiatan masih belum memadai. Demikian pula bila da sepuluh
tujuan dan tercapai lima tujuan, maka usaha untuk mencapai tujuan
tersebuat masih dianggap kurang efektif.
Di bidang pendidikan, efektivitas ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar murid.
Efektifitas guru menyangkut sejauh mana jenis-jenis belajar mengajar
yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangakan efektivitas
belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang
diinginkan telah dapat dicapai melalui belajar mengajar yang di tempuh.
Menurut sebahagian pendapat mengatakan ada beberapa upaya untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran yaitu:
a. Meningkatkan efektifitas mengajar guru diantaranya melalui penataran-
penataran dan kursus-kursus.
b. Meningkatkan efektivitas belajar murid melalui pemilihan jenis-jenis
metode atau alat yang dipandang paling ampuh dalam mencapai tujuan
yang diinginkan.
Jadi efektivitas sesuatu tersebut dapat dilihat dari pencapaian hasil,
tujuan atau akibat akibat yang dikehendaki, baik kualitas maupun kuantitas.
Menurut sebagian pendapat mengatakan keefektifan dapat diukur dari
jumlah siswa yang berhasil mencapai seluruh tujuan belajar dalam waktu
yang telah ditentukan. Sepesifikasi jumlah tersebut di nyatakan dalam
prosentase. Berapa besarnya prosentase dikatakan efektif tergantung
kepadastandar kreteria keberhasilan yang sudah ditentukan oleh pengajar
yang bersangkutan (Ahmad Syaifullah, 2013: 10-11)

7
2. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terdiri dari dua aspek, yaitu
aspek fisiologis dan aspek psikologis.
a. Aspek fisiologis
Kondisi kesehatan tubuh secara umum mempengaruhi semangat dan
konsentrasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tubuh yang
lemah dan mudah sakit dapat menurunkan kualitas kognitif siswa,
sehingga materi pembelajaran menjadi sulit dicerna. Selain kebugeran
tubuh, kondisi organ-organ tubuh lainnnya perlu mendapat perhatian,
karena tingkat kesehatan indera pendengaran dan perlihatan sangan
memepengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi. Faktor
kelemahan fisik yang terdapat pada siswa yang dapat mengurangi
efektivitas pembelajaran yaitu:
1) Pusat susunan saraf tidak berkembang secara sempurna karena luka
atau cacat atau sakit sehingga membaca gangguan yang cenderung
menetap.
2) Pancaindra (mata, telinga, alat bicara) berkembang kurang sempurna,
sehingga menyulitkan proses interaksi secara efektif
3) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta
berfungsinya kelenjer tubuh, sehingga mengakibatkan kelainan
prilaku dan gangguan emosional
4) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, yang dapat
mengakibatkan kurang percaya diri siswa
5) Penyakit menahun yang dapat mengakibatkan hambatan pada siswa
dalam belajar secara optimal.
b. Aspek pisikologis
Banyak faktor psikologis yang dapat memengaruhi kuantitas dan
kualitas pemebelajaran yang dapat diperoleh siswa, yaitu
1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa
Tingkat kecerdasan siswa atau in telegensi (IQ) berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi tingkat intelegensi siswa, maka semakin besar
kemampuan siswa tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.
Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi siswa, maka
semakin kecil kemungkinan untuk mencapai hasil optimal .
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemempuan
psikofisik untuk mereaksi terhadap rangsangan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal berupa kecendruangan umtuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap suatu objek,
baik yang berupa orang, barang dan lain sebagainya, baik secara
positif maupun negatif. Kecendrungan tersebut dapat memeberikan
penilaian tentang sesuatu, yang mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak atau mengabaikan.
3) Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial individu untuk mencapai
keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya
setiap anak memeiliki bakat dalam arti berpotensi dalam mencapat
prestasi sampai dengan tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing.
Pengorganisasian belajar erat hubungannya dengan bagaimana cara
siswa membentuk kebiasaan dalam belajar. Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak kita jumpai adanya kebiasaan belajar yang dapat menurunkan
efektivitas belajar. Kebiasaan tersebut antara lain adalah:
a. Belajar pada saat menjelang ujian tau tes akan diadakan
b. Belajar dilakukan secara tidak teratur, misalnya tidak adanya jadwal
belajar
c. Menyia-nyiakan waktu belajar atau pada saat belajar, siswa lebih banyak
bermain
Kebiasaan-kebiasaan tersebut disebabkan oleh salah satunya
ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat di
perbaiki melalui pembinaan disiplin membelajarkan diri, membangkitkan
semangat belajar dengan pemberian penguatan, dan meninggalkan
kesadaran siswa akan kemampuan diri sendiri. (Hamzah B.Uno,. dan Nurdin
Mohammad,. 2014: 198-202)
B. Metode Iqra’
1. Pengertian Metode Iqra’
Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca AlQur‟an yang
menekankan langsung pada latihan membaca. Metode iqro‟ ini dalam
prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf AlQur‟an dengan fasih).
Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf
hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat
individual. (Abi Alfiyah. 2014: 6-7)
a. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan dalam melaksanakan
suatu kegiatan yang nantinya akan membantu terlaksananya kegiatan
dengan hasil yang baik dan maksimal. Dalam dunia pendidikan, metode
mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan
pembelajaran sehingga tercapai sesuatu yang kondusif baik didalam
maupun diluar kelas. (Soejono, 2005, hal 48).
b. Iqra‟ adalah buku yang terdiri dari jilid satu sampai jilid enam susunan
ustadz As‟ad Humam (alm) bertujuan agar setiap siswa yang telah
menyelesaikan enam jilid sudah pandai membaca Al-Qur‟an dengan baik
dan benar.
Dengan demikian metode Iqra mempunyai arti sebagai salah satu cara
belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan buku iqra‟jilid satu
sampai jilid enam. Ahmad Syaifullah, 2013: 11-12)
2. Tujuan Dari Pengajaran Iqra’
adalah untuk menyiapkan anak didik menjadi generasi yang qur'ani
yaitu generasi yang mencintaiAl-Qur'an, komitmen dengan Al-Qur'an dan
menjadikannya sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari hari.
3. Strategi pembelajaran Iqro
Agar kegiatan belajar mengajar Iqro‟ dapat berjalan dengan baik
sehingga tercapai keberhasilan yang maksimal, maka harus memakai
strategi dalam mengajar Iqro‟ dikenal beberapa macam strategi :
a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), guru sebagai penyimak saja, jangan
sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
b. Privat Penyimakan seorang demi seorang secara bergantian, sedang bila
secara klasikal, ada buku khusus “IQRO‟ yang dilengkapi dengan
peraga.
c. Asistensi yaitu adanya metode belajar yang baik adalah dengan
mengajarkan kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu
peserta didik dalam mengajarkan kepada teman sekelasnya.
d. Komunikatif setiap huruf/ kata dibaca betul, guru jangan diam saja, tetapi
agar mengiyakan.
4. Proses pembelajaran Iqro’
Setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki metode
tersendiri, namun secara umum metode pelaksanaan pembelajaran untuk
membuka pembelajaran itu sama, seperti niat, berdo‟a, dan lain-lain, namun
dalam kegiatan intinya yang memiliki teknik-teknik atau langkah-langkah
masing-masing yang berbeda setiap metode pembelajaran. (Abi Alfiyah.
2014: 6-7)
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi belajar
Menurut Wexley dan Yukl (dalam As‟ad, 1987) motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan sebagai hal atau
keadaan yang menjadi motif. Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002)
motivasi mewakili proses-proses psikolokal yang menyembabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan suka
rela yang diarahkan pada tujuan tertentu. Gray (dalam Winardi, 2002)
mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal atau
eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiame dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Suemanto (1987) mendifinisikan motivasi sebagai suatu perubahan
tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian
tujuan. Karena prilaku manusia itu selalu bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi didalam diri seseorang.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi
bertalian dengan tiga hal yang sekali gus merupakan aspek-aspek dari
motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku
(motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or
ends of such behavior). McDnald (dalam Suemanto, 1987) mendefinisikan
motivasi sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai
oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi
merupakan masalah kompleks dalam organisasi karena kebutuahan dan
keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu sengan yang lainnya.
Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan
individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya
kebutuhan seorang akan makanan menuntut seseorang terdorong untuk
berkerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang untuk
melakukan berbagai upaya kegiatan sosial motivasi berbentuk oleh tenaga-
tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Terhadap tenaga
tersebut para ahli memberikan istilah yang berbeda seperti desakan atau
drive, motif atau motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish.
Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada
pemenuhan pemenuhan-kebutuhan jasmani. Motif adalah dorongan yang
terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan atau
need adalah suatu keadan dimana individu merasakan adanya kekurangan
atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya, sedangkan wish adalah harapan
untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan. Kondisi-
kondisi yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan disebut
motivasi.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan.
Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa motivasi adalah energi
aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang
yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarnakan
adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. (Abdul
Majid, M.Pd. 2017: 307-309).
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yag
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Di dalam perumusan ini dapat kita lihat, bahwa ada tiga unsur yang
saling berkaitan, yaitu sebagai berokut.
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,
perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan
tertentu didalam sistem neuropisiologis dalam urganisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-
mula merupakan kegiatan ketegangan fisikologis, lalu merupakan
suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.
Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak , kita hanya dapat
melihatnya dalam perbuatan. Seorang tterlibat dalam suatu diskusi,
karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka
suaranya akan timbul dan kata-kata nya dengan lancar dan cepat akan
keluar.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi mengadakan respons-responsyang tertuju kearah satu
tujuan, respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons
merupakan suatu langkah kearah mencapai tujuan, misalnya si A ingin
mendapat hadiah maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, bertanya,
membaca buku, dan mengikuti tes. (Oemar Hamalik. 2007: 158-159)
2. Motivasi Dalam Belajar
Dalam peilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan motivasi-
motivasi belajar tersebut nerada di tangan para guru atau pendidik dan
anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat
motivasi belajar selama minimum sembilan tahun pada usia wajib belajar.
Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat. Ulama‟
sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang
hayat.(Dimyati dan Mudjiono. 1999: 94)
3. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, masing-masing
adalah:
a. Motivasi ekstrimsik
Motivasi ekstrimsik, merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari
dorongan dan kebutuhan seseorng tidak secara mutlak berhubungan
dengan kegiatan belajarnya sendiri. Motivasi ini bukanlah tumbuh
diakibat oleh dorongan dari luar diri seseorang seperti dorongan dari
orang lain dan sebagainya, atau seperti seseorang siswa yang diminta
dibeli sebuah komputer agar terlaksana kegiatab belajar, ia rajin belajar,
belajar mudah diselesaikan, hubungan seperti ini tidak ada kaitannya
antara komputer dengan kegiatan belajar, pembelian komputer mungkin
merekadapat belajar, mungkin saja tidak, sebab komputer dilihat dari
azas manfaat kedua kemungkinan dapat dilakukan, manakala seseorang
dituntut untuk menyelesaikan tugas dengan cepat kumputer merupakan
alat pembantu, akan tetapi komputer dapat juga mengganggu kegiatan
belajar mana kala tidak dimanfaat sesuai kebutuhan belajar. Pembelian
komputer tersebut merupakan alasan yang dibuat-buat atau pintar-pintar
sendiri. Manakala siswa belajar dengan sungguh untuk mengharap baik
kelas, mendapat hadiah ini merupakan motivasi yang tumbuh sesuai
kebutuhannya yang tidak secara mutlak berkaitan kegiatan belajar
Motivasi instrinsik yakni motivasi internal dari dalam diri untuk
melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu agama
islam karena dia menyenangi pelajran tersebut.
Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar,
dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Oleh
sebab itu, pembelajaraan harus disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan,
motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan motivasi
dalaam mengajar bkan hanya melengkapi elemen pembelajaran, tetapi
juga menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif.
Motivasi bukan sekedarmendorong atau memerintahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai
kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan
orang lain.
Motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan prilaku,
mengarahkan prilaku, atau mempertahankan intensitas prilaku. Motivasi
belajardapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian (attention),
relevansi (relevance), kepercayaan diri (cinfidence), dan kepuasan
(satisfaction) peserta didik dalm belaja. .( Martinis Yamin,. 2003: 85).
4. Hal-hal Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Terdapat empat hal utrama yang mempengaruhi motivasi belajar anak
a. Budaya
Setiap kelompok etnis melaksanakan nilai-nilai pembelajran dalam
arti akademis maupun tradisional. Nilai-nilai ini ditranmisikan melalui
jalur-jalur utama sebagai agama dominan, mitos atau dongeng-dongeng,
legislasi polotas atas pendidikan, status dan gajih guru, dan harapan-
harapan orang tua atas usaha mempersipkan anak-anak mereka untuk
sekolah serta peran mereka dalam hubungannya dalam sekolah. Budaya
juga banyak berbicara mengenai penghargaan bagi murid-murid yang
belajar sehingga berhasil, seperti yang diharapakan.
b. Keluarga
Berdasarkan penelitian, hingga saat ini juga pengalaman klinis kami
sendiri para orang tua hendaknya tampil sebagai faktor pemberi pengaruh
utama bagi motivasi belajar anak. Efek membangun motivasi belajar
anak memiliki pengaruh mendalam pada setiap tingkah perkembangan
anak, yang bertahan hingga tahun-tahun sekolah tinggi dan diluarnya
setelahnya.
Seperti halnya sekolah-sekolah yang efektif, keluarga efektif
memiliki sebuah “tata aturan” yang mudah untuk melakukan identifikasi
karakter. Ini menghilangkan pengaruh penghasilan keluarga, pendidkan
dan laar belakang etnis. Mereka menetapkan kebenaran bagi rumah
tangga satu ataupun dua orang tua dan bagi keluarga dengan berkerja dan
melakukan pemantauaan atas kemajuan anak-anak mereka yang secara
umum berkerjasama dengan para guru. Mereka ingin tahu bagaimana
dapat mendukung pelajaran-pelajaran sekolah dengan aktivitas-aktivitas
rumah. Anak-anak melihat orang tua dan para guru sebagai kekuatan
yang disatukan untuk membantu mereka menjadi berhasil disekolah.
c. Sekolah
Ketika muncul motivasi belajar, para guru membuat diferensi. Pada
kebanyakan kasus, mereka tidak sekua orang tua, akan tetapi mampu
membuat kehidupan sekolah menyenangkan ataupun tidak menarik.
Masing-masing diantara kita dapat mengingatkan seseorang guru yang
memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membuka
pintu kepada kita untuk mendapatkan pengetahuan yang memuaskan.
Salah satu ciri guru yang mampu memberikan motivasi adalah
antusiasme. Mereka peduli mengenai apa yang mereka ajarkan dan
mengomunikasikan kepada murid-murid, bahwa apa yang mereka
ajarkan adalah penting. Para guru seperti itu mengupayakan bukti nyata
ini dan memilih model-model tepat yang intensitasnya mengisyaratkan
identifikasi dan inspiras.
d. Anak-anak itu sendiri
Ketika mulai menimbulkan keunggulan dalam belajar, sebagian
besar guru hanya mereponnyadan membiarkan apadadanya. Guru berada
ditingkat yang lebih tinggi atas setiap profesi, semisal musik,
pengobatan, atau olahraga. Mereka memiliki sistem seleksi yang
memperlihatkan yang terbaik diantara mereka adalah yang paling cerdas
siswa-siswa yang memiliki kemampuanlah yang paling termotivasi.
Tidak ada yang kurang dari itu, diterima mereka. (Raymond J.
Wlodkowski dan Judith H. Jaines. 2004: 18-27).
5. Bentuk motivasi belajar
ada beberapa bentuk dari cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar disekolah.
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
atau nilai-nilai pada rapor angkanya baik-baik
b. Hadiah
Hadiah juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu perkerjaan, mungkim tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu
pekerjaan tersebut. sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang
tidak memiliki bakat menggambar.
c. Saingan/kompetensi
Saingan atau kopetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Baik persaingan individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur
persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau
perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan
kegiatan belajara siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanaya sebagai tantangan sehingga berkerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
yang cukup penting. Seseorang berusah dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian
tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga
untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa
jadi karena harga dirinya.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memeberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jang terlalu sering
(misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
Dalam hal ini guru hurus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan
harus diberitahukan kepeda siswanya.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil perkerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa akan lebih giat belajar. Semakin mengetahui
bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa
untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujiann ini merupakan motivasi, pemberiannya
harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru
harus memahami prinsip-pronsip pemberian hukuman.
i. Hasrat unyuk belajar
Hasrat untuk belajar, bererti ada unsur kesengajaan, maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa
itu memeng ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.
j. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar
itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini
anatara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan nyang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuann yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
(sardirman, 2010).
D. Al-Qur’an
1. Pengertian Al –Qur’an
Secara etimologi Al-Qur‟an berarti bacaan. Kata dasarnya Qara‟a
yang artinya membaca.Al-Qur‟an bukan hanya dibaca tetapi isinya juga
harus diamalkan. Oleh karena itu Al-Qur‟an dinamakan kitab, yang
ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan. Al-Qur‟an menurut bahasa
berarti bacaan, sedang dalam istilah berarti firman Allah Swt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa arab yang
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah. Al-Qur‟an
menurut ulama ushul fiqih dan ulama bahasa adalah kalam Allah Swt yang
diturukan kepada nabi Muhammada Saw yang lafadz-lafadz nya
mengandung mukjizat, membacanya mendapat nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat Al-
Fatihah hingga surat An-Nas.
Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan Al-Qur‟an adalah wahyu
yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad dimana membacanya
memperoleh pahala dan sebagai petunjuk hidup umat manusia.
2. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur‟an merupakan kitab Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umatnya demi kemashlahatan
dan kepentingan mereka baik untuk kepentingan dunia dan kepentingan di
akhirat. Dengan demikian, Al-Qur‟an tidak saja digunakan dan dinikmati
oleh Nabi Muhammad Saw sendiri, tetapi akan digunakan dan dapat
digunakan dan dapat dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia,
terutama oleh umat islam.
3. Adap dan Etika Membaca Al-Qur’an
Ketika membaca Al-Qur‟an, setiap muslim sangat perlu
memperhatikan adab atau etika untuk mendapatkan kesempurnaan pahala
dalam membacanya. Karena bagaimana pun Al-Qur‟an dalah kalam Allah.
Berikut ini adalah adab atau etika dalam membaca Al – Qur‟an:
a. Membacanya dalam keadaan sempurna, suci dari hadats dan najis,
menutup aurat dengan pakaian sopan, dan dengan posisi duduk yang
santun dan tenang. Dianjurkan agar membersihkan mulut dengan
bersiwak sebelum membaca serta menghadap kiblat.
b. Membacanya dengan perlahan (tartil) dan tidak tergesa-gesa agar dapat
menghayati ayat yang dibaca.
c. Memperhatikan bacaan dengan memperhatikan ilmu tajwidnya.
d. Membaca Al-Qur‟an dengan membaca ta‟awudz
e. Membaca Al-Qur‟an dengan berusaha mengetahui artinya dan
memahami intisari dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan
ilmu dan hikmah yang ada didalamnya.
4. Metode Pengajaran Al-Qur’an
Prinsip pengajaran Al-Quran pada dasarnya bisa dilakukan dengan
bermacam-macam metode itu ialah sebagai berikut.
Pertama guru membaca terlebuh dahulu, kemudian anak atau murid,
dengan merode ini, guru dapat menerpkan cara membaca hurup dengan
benar melalui lidahnya. Sedangan anak akan dapat melihat dan menyaksikan
langsung peraktik keluarnya, yang disebutkan dengan musyafahah “adu
lidah” metode ini diteraplan oleh Nabi swt. kepada kalangan sahabat.
Kedua murid membaca dihadapan guru, sedangkan guru
menyimaknya. Metode ini dikenal dengan metode sarongan atau “ardul
qira’ah”setoran bacaan. Metode ini diperaktikan oleh Rasullah swt.
bersama dengan malaikat jibril kala tes bacaan Al-Qur‟an dibulan
Ramadhan.
Ketiga, guru mengulang-ulang bacaan, sedang anak atau murid
menirunyakata perkata dan kalimat perkalimat juga secara berulang-ulang
sehinggaterampil dan benar.
Dari ketiga metode ini, metode yang banyak diterpkan dikalangan
anak-anak pada masa kini ialah metode kedua, karena dalam metode ini
terdapat sisi positif yaitu aktipnya murid (cara belajar siswa aktif). Untuk
tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak pemula, metode yang tepat
ialah metode pertama sehingga anak atau murid telah mampu
mengeksperesikan bacaan huruf-huruf hijaiyah secara tepat dan benar.
Sedangkan metode ke tiga cocok untuk mengajar anak-anak
menghapal.(Ahmad Syaifuddin. 2004: 81-82)
E. Studi Relevan
Ada beberapa penelitian yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema
pembahasan pada penelitian tentang Efektivitas Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan motivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul Amin.
1. Peneliti yang dilakukan Diyana Baita Nim. Tp081146 yang berjudul:
“Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Anak Belajar Al-Qur’an Pada
Pengajian Antara Maghrib dan Isya di Desa Sungai Duren Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi”. Perbedaan yang peneliti
lakukan dengan peneliti yang dilakukan oleh Diyana Baita yaitu terlihat
bahwa peneliti ini memfokuskan upaya guru dalam meningkatkan belajar
Al-Qur‟an. Dan persamaannya yang berkaitan dengan penelitian yang
penulis lakukan adalah bagaimana menfokuskan minat anak belajar Al-
Qur‟an.
2. Peneliti yang dilakukan Sholihin mahasiswa UIN Sultan Tahaha Saifuddin
Jambi Tahun 2018 menulis skripsi berjudul Penerapan Seni Baca Al-Qur’an
Dalam Meningkatkan Kemampuan Tilawah Al-Qur’an Di TPA/ TPSA
Ikatan Persaudaraan Qori’, Qoriah, Hafiz Dan Hafizah (IPQAH) Provinsi
Jambi.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan yang pertama, memberikan
bimbingan kepada santri. Kemudian yang kedua memberikan motivasi dan
saran kepada santri.
Dengan diberikannya pengajaran serta arahan kepada santri supaya
lebih giat lagi dalam mengikuti kegiatan penerapan seni baca Al-Qur‟an di
TPA/TPSA Ikatan Persaudaran Qor-Qori-ah (IPQAH) Provinsi Jambi.
Dalam penelitian ini meneliti tentang penerapan seni baca Al-Qur‟an dalam
meningkatkan kemampuan tilawah Al-Qur‟an dan fokus peneliti ini lebih
kepada santri pada tingkat mahir yang mengalami kesulitan dalam
penerapan seni baca Al-Qur‟an dalam bidang lagu, bidang suara bidang
pernafasan dan bidang tajwid.
3. Peneliti yang dilakukan Aulia Nur Ayomi Nim. 143111239 yang berjudul:
Upaya Ustadzah Dalam Memotivasi Belajar Al-Qur’an di Taman
Pendidikan Al-Qur’an Sholihin”. Perbedaan yang peneliti lakukan dengan
peneliti yang dilakukan oleh Aulia Nur Ayomi yaitu terlihat bahwa peneliti
ini menfokuskan upaya ustadzah dalam memotivasi belajar Al-Qur‟an. Dan
persamaannya yang berkaitan dengan peneliti yang penulis lakukan adalah
mengenai upaya bagaimana memotivasi anak belajar Al-Qur‟an.
Dari beberapa studi relevan di atas bersamaannya dengan penelitian
sebelumnya adalah sama-sama menerapkan metode kualitatif, adapun
perbedaannya di bandingkan penelitian yang dilakukan sebelumya oleh
orang lain adalah penelitian ini lebih fokus pada penggunaaan metode iqra
dalam meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an.
Penelitian ini lebih menekankan kepada siswa yang ingin belajar Al-
Qur‟an dengan menggunakan metode iqra‟dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an yang sesuai dan benar. Dan agar dapat di aplikasikan
pada kehidupan sehari-hari dan memudahkan siswa untuk belajar membaca
Al-Qur‟an.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan,yang menjadi fokus dalam penelitian yang
berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Iqra‟ dalam meningkatkan Motivasi
Belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin. Maka pendekatan dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh obyek penelitian dengan diskriptif dalam bentuk kata-
kata dan bahasa pada suatu konteks khusus alamiyah (Lexy J Meleong, 2014:
11)
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, upaya
penggalian pemahaman pemakanaan terhadap apa yang terjadi pada lembaga
individu atau kelompok, yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan
(Santana k, 2010, hlm, 1)
Dalam hal ini Peneliti yang akan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang obyektif, akurat dan sistematis mengenai efektivitas
penggunaan metode iqra dalam meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di
TPA saidul amin dan mencoba memaparkan semua data yang diperoleh dari
berbagai literature, wawancara langsung kemudian data-data yang terkumpul
berpedoman pada sumber-sumber yang tertulis. Melalui pendekatan kualitatif
ini diharapkan terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas sosial dan
persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal dan peneliti
mengupayakan agar kehadiran peneliti tidak merubah situasi dan prilaku orang
yang diteliti.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Peneliti ini akan dilakukan di TPA Saidul Amin Desa Pematang lumut
Jln keramat Lr. Martapura RT 15 Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Hal ini dikarnakan dengan alasan: Sebagian orang tua masih

24
menganggap bahwa belajar Al-Qur‟an tidak lebih utama dibandingkan
dengan belajar ilmu umum dan masih rendahnya minat anak dalm belajar
Al-Qur‟an
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan yang memberikan informasi tentang hal-
hal yang tengah diteliti, sekaligus paham dengan masalah yang diteliti yaitu:
a. Guru TPA Saidul Amin
b. Siswa/siswi TPA Saidul Amin
c. Kepala TPA Saidul Amin
Penentuan subjek berdasarkan dengan teknik purposive sampling yang
bersifat Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah pengambilan
sampel secara sengaja mengambil simpel tertentu jika orang berarti orang-
orang tertentu yang sesuai dengan persyaratan sifat-sifat, karakteristik, ciri,
kriteria sampel. (Moleong, 2010, hlm. 5)
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah efektivitas
penggunaan metode iqra dalam meningkatkan Motivasi belajar Al-Qur‟an di
TPA Saidul Amin.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat
untuk pertama kalinya. Data diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan terhadap Efektifitas Penggunaan Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul Amin
khususnya mengenai:
1) proses penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
2) Efektivitas penggunaan metode iqra‟ dalam pembelajaran Al-
Qur‟an di TPA Saidul Amin .
3) Kendala dalam penggunaan metode iqra dalam meningkatkan
motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
4) Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi belajar
Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang
sudah terdokumentasi. Data sekunder dapat diperoleh melalui
dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
diambil mengenai gambaran umum Desa Pematang Lumut seperti:
1) Historis dan geografis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan jama‟ah dan tenaga pengajar
4) Kedaan sarana dan prasarana
c. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh sumber data dalam
penelitian ini meliputi:
1) Kepala TPA Saidul Amin
2) Dewan Guru
3) Keadaan yang terjadi di TPA Saidul Amin
4) Arsip atau dokumentasi
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpula data merupakan langkah yang paling
starategis dalam penelitian karena tujuan penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Untuk mendapatkan data
yang empiris digunakan teknik pengumpulan data adalah segala usaha
yang dilakukan oleh peneliti dala rangkka melengkapi data yang di
perlukan. (Sugiono, 2007: 62) Untuk memudahkan peneliti dalam
mencari data maupun informasi, maka penulis gunakan beberapa
metode.
1. Observasi
Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono, 2007: hlm 226)
menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan”. Observasi adalah suatu proses yang yang tersusun
dari berbagai proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi
dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang
dipersiapkan untuk memudahkan dan membantu peneliti dalam
memperoleh data. Panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui
selama penulis berada dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan partisipasi observasi, artinya peneliti dalam
pengamatan terhadap objek terlibat langsung. Observasi ini
digunakan untuk:
a. proses penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
b. Efektifitas penggunaan metode iqra‟ dalam pembelajaran Al-
Qur‟an di TPA Saidul Amin
c. Kendala dalam pelaksanaan metode iqra dalam meningkatkan
motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
d. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
2. Wawaancara
Menurut (Sugiyono, 2007: hlm 231) “wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
tertentu”.salah satu teknik pengumpulan data ialah dengan jalan
wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya langsung
kepada responden.
Wawancara terstruktur penulis gunakan sebagai intrumen
pelengkap observasi untuk mengumpulkan data dilapangan
Efektifitas Metode Iqra‟ Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-
qur‟an di TPA Saidul Amin. Khususnya mengenai data tentang
a. Proses penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
b. Efektivitas penggunaan metode iqra‟ dalam pembelajaran Al-
Qur‟an di TPA Saidul Amin
c. Kendala dalam penggunaan metode iqra dalam meningkatkan
motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
d. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
3. Dokomentasi
Menurut (Sugiyono, 2007: hlm 240) “Dokumen merupakan
catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumin bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumentasi
adalah kumpulan data varbel yang berbentuk tulisan, disebut
dokumen dalam arti sempit, dalam arti yang luas dokumen juga
meliputi monumen, artifact, foto, tape dan sebagainya. Data yang
dikumpul mengenai teknik tersebut berupa kata-kata, tindakan dan
dokumentasi tertulis lainnya. Data yang dikumpulkan mengenai
teknik tersebut berupa kata-kata, tindakan, dan dokumentasi tertulis
lainnya, dicatat dengan menggunakan catatan-catatan. Dengan
menggunakan metode ini maka dapat dilacak sejumlah data sebagai
berikut:
1) Histori dan geografis
2) Struktur organisasi Desa Pematang Lumut Tanjab Barat
3) Keadaan ketua dan anggota majlis ta‟lim
4) Keadaan majlis ta‟lim
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengorganisaikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori, dan satuan uran dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
(Moleong, 2009:85).
Penelitian ini menggunakan analisis interaktif mengingat data yang
terkumpul sebagian besar merupakan data kualitatif. Teknik ini yang tepat
digunakan oleh peneliti sehingga menghasilkan data kualitatif yaitu data yang
tidak bias dikategorikan secara statistikan informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi yang memungkinkan simpulan peneliti dapat dilakukan. (Sutopo,
2002:92).
Setelah pengumpulan data, maka data yang diperoleh terlebih dahulu
diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui
segi kualitatif. Dengan teknik:
a. Analisis Domain
Analisis domain umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek
penelitian. Diperoleh dari grand tour dan minitor question. Hasilnya berupa
gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam,
masih dipermukaan, namun sudah menentukan domain-domain atau
kataegori situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2007: hlm 256)
Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
dari lapangan peneliti secara garis besarnya yaitu mengenai masalah
terhadap Efektifitas Metode Iqra‟ Dalam Meningkatkan Memotivasi belajar
Al-qur‟an di TPA Saidul Amin
b. Analisis Taksonomi
Setelah penelitian melakukan analisis domain, sehingga dilakukan
domain-domai atau katagori dari situasi tertentu, maka selanjutnya domain
yang akan dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus
penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data dilapangan,
pengumpulan data dilakukan secara terus-menerus melalui pengamatan,
wawancara mendalam dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi
banyak. Oleh karena itu pada tahap ini, diperlakukan analisis lagi yang
disebut dengan analisis taksonomi. Analisis taksonomi digunakan dalam
menganalisis data tentang terhadap Efektivitas Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul Amin.
Menurut (Sugiyono, 2007: hlm 261) “Analisis taksonomi adalah analisis
terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah
ditetapkan “.
c. Analisis Komponensial
Menurut (Sugiyono, 2007: hlm 264) “Dalam analisis taksonomi, yang
diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi fokus. Melalui analisis
taksonomi, setiap doamain dicari elemen yang serupa atau serumpun. Ini
diperoleh melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang
terfokus”. Pada analisis komponensial, yang dicarai untuk diorganisasikan
dalam domai bukanlah keserupaan dalam domain , tetapi justru yang
memiliki perbedaan atau yamg terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data
yang bersifat triangualasi tersebut, sejumlah demensi yang spesifik dan
berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Analisis kompenendial
ini digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam
pembinaan kegiatan terhadap Efektifitas Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul Amin
5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Adapun tingkat kepercayaan data dalam proses penelitian dilakukan suatu
teknik pemeriksaan data antara lain, melakukan peneingkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi dan diskusi dengan teman sejawat (Masri Singarimbun
dan Sofian Effendi, 1989: hlm 368) berikut penjelasannya:
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan penelitian akan kemungkinan peningkatan
derajat kepercayaan yang dikumpulkan. Melalui teknik ini, peneliti akan
berusaha untuk meningkatkan frekuensi kehadiran dilokasi penelitian dengan
mengunjungi TPA Saidul Amin pada waktu kerja agar peneliti dapat
menyelami aktivitas TPA Saidul Amin terkait terhadap Efektifitas Metode
Iqra‟ Dalam Meningkatkan Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul
Amin. Peneliti berupaya untuk berinteraksi dengan anggota Majlis
TPA/masyarakat Desa Pematang Lumut yang mengikuti anak-anak belajar di
TPA dan pengurus (ketua) TPA Saidul Amin perpanjangan ke ikut sertaan
yang dilakukan peneliti terus menerus dengan melakukan sejumlah
pengamatan dan wawancara tambahan mengenai permasalahan yang masih
rancu dan tidak jelas.
2. Peningkatan Ketekunan Dalam Penelitian
Penelitian berusaha menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevansi dengan persoalan yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian secara terperinci. Dalam hal ini, peneliti
melakukan pengamatan terhadapat permasalahan yang menonjol dalam
penelitian dan berusaha mencari solusinya dengan berpedoman pada literatur
yang ada, misalnya terhadap Efektifitas Metode Iqra‟ Dalam Meningkatkan
Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul Amin. Intensitas pengamatan
yang tinggi sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk menjelskan fenomena
dilapangan mengenai gejala yang dibahas.
3. Triangulasi
Menurut Sugiyono (2007: hlm 241) “Triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.
Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Jadi dalam hal ini mengecek sumber data
yang diperoleh dilapangan berkenaan dengan penelitian ini.
Peneliti ini menggunakan triangulasi data dengan sumber
membandingkan dan mengecek balik darajat kepercayaan atau informasi
yang diperoleh melalui berbagai waktu. Berdasarkan teknik triangulasi
tersebut, maka maksud untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data data
yang diperoleh dilapangan tentang terhadap Efektifitas Metode Iqra‟ Dalam
Meningkatkan Memotivasi belajar Al-qur‟an di TPA Saidul. dari sumber
observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan keselurihannya data yang diperoleh dilapangan dlam
penelitian tersebut.

4. Diskusi Teman Sejawat


Teknik ini juga digunakan untuk membangun kepercayaan atau
keabsahan yang merupakan suatu proses dimana seorang peneliti mengekspos
serta mengkonsultasi hasil penelitian yang diperolehya kepada teman sejawat,
dengan melakukan suatu diskusi dan konsultasi secara analisis dengan tujuan
untuk menelaah aspek-aspek penemuan yang mungkin masih bersifat implisit.
Melalui teknik ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh pertanyaan dan
saran konstruktif, serta dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
mengembangkan dan menguji langkah-langkah selanjutnya dalam suatu
desain metodologis yang muncul.

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Taman Pendidikan Al-Qur,an Saidul Amin
TPA atau Taman Pendidikan Al-Qur‟an merupakan pendidikan Luar
sekolah (non-formal) jenis keagamaan. Muatan pengajaran TPA telah
menekankan aspek keagamaan dengan mengacu sumber utamanya yaitu Al-
Qur‟an dan Hadist.
Sejarah berdirinya Taman Pendidikan Al-Qur‟an yang berdiri pada
tahun 2017 pada tanggal 20 Agustus . yang beralamat di Jl. Keramat, Lorong
Martapura RT 15 Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Provinsi Jambi yang diberi nama Saidul Amin, Yang diketuai oleh Al-Ustadz
Ahmad Bukhari, Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin menggunakan
metode pembelajaran Iqra‟.
Kini 4 tahun sudah TPA Saidul Amin meningkatkan kualitas
pengajaran baca tulis Al-Qur‟an dengan melakukan pembenahan secara
perlahan sehingga anak sejak dini sudah dikenalkan baca Al-Qur‟an dengan
baik dan benar.
2. Visi dan Misi
Dalam suatu lembaga pendidikan tentunhya mempunyai visi dan
misi, Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin yang mempunyai visi
dan misi sebagai berikut.
a. Visi
 Membentuk generasi muslim yang fashih membaca AI-Qur‟an dan
berakhlak Al-Qur‟an
b. Misi
 Menjadi santri bisa membaca Al-Qur‟an dengan fashih
 Menanamkan dasar-dasar akahlak, adab dan aqidah islamiyah
kepada santri secara baik dan benar
 menanamkan dasar-dasar ibadah dan kecakapan hidup kepada santri
secara baik dan benar.
3. Tujuan Berdirinya TPA Saidul Amin
Didirikannya tempat pendidikan Al-Qur‟an ini bertujuan untuk
mendidik anak-anak di Desa Pematang Lumut agar lebih mengenal Allah
dan cinta kepada Rasul-rasul dan Khususnya Nabi kita Muhammad SAW.
4. Geografis
Taman Pendidikan Al-Qur‟AN Saidul Amin beralamat di Ll.
Martapura, Jl. Keramat, Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
5. Keadaan Guru d TPA Saidul Amin
Guru mempunyai pengaruh penting dalam dunia pendidikan sebagai
seorang pendidik, guru mempunyai peran sebagai fasilitator dan motivator
serta orang yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan dan
ketercapaian tujuan pendidikan.
Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin memepunyai tenaga
pengajar berjumlah 7 orang denga data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Guru TPA Saidul Amin Tahun 2021
NO Nama Guru Mapel Jabatan
1 Ustadz Akhmad Bukhari Pengajian kitab Kepala TPA
kuning
2 Jumi‟at Al-Qur‟an Pengelola
3 Ahmada Syukri Iqra‟ Guru
4 Muhammad Zulkifli Iqra‟ Guru
5 Raudatul Husna Al-Qur‟an Tatausaha
6 Mardiani Iqra‟ Guru
7 Linda Wati Iqra‟ Guru

6. Keadaan Santri di TPA Saidul Amin


Santri TPA Saidul Amin dari tahun ke tahun mengalami perubahan,
hal ini dikarenakan banyaknya santri yang keluar dan masuk.
Adapun jumlah santri TPA Saidul Amin pada tahun ajaran
2020/2021 tercatat secara keseluruhan berjumlah 63, namun yang aktif
kurang lebih 50 untuk lebih jelasnya tabel dibawah ini:
1. Tingkatan Pendidikan
a. TPA 1 Khusus bagi santri yang bermula belajar
b. TPA 2 khusus bagi santri yang sudah mulai bisa dan lancar
membaca Al-Qur‟an
c. TPA 3 khusus bagi santri yang sudah sangat lancar membaca Al-
Qur‟an
Tabel 4.2
Keadaan Santri Taman Pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin
Tahun 2020/2021

Siswa
Tingkat kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
TPA 1 18 12 30
TPA 2 11 10 21
TPA 3 9 3 12
Jumlah Siswa 38 25 63

7. Sarana dan Prasarana


Pendidikan baik formal maupun non formal, sarana dan prasarana
merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting sebagai penunjang dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pendidikan akan
tercapai.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di TPA Saidul Amin
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Sarana Dan Prasarana TPA Saidul Amin
SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
Kantor 1 buah
Meja 45 buah
Papan Tulis 5 buah
Ruang kelas 3 buah
Musholla 1 buah
Absen santri 5 buah
Spidol Tak terhitung
Penghapus 6 buah
Toilet 1 buah
Kantin 2 buah
Lemari 1 buah

8. Kegiatan Belajar Mengajar


Proses pembelajaran merupakan salah satu proses pentransferan ilmu
dan seorang guru kepada murid atau santri kegiatan belajara mengajar di
TPA Saidul Amin mengacu pada kurikulum metode Iqra‟ dan waktu
kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada setiap hari kecuali hari jum‟at
pukul 14.30-17.00. materi yang diterapkan adalah materi yang berkaitan
dengan bacaan Al-Qur‟an dengan berpedoman kitab/buku iqra‟. Selain itu
materi tambahan yang diajarakan adalah surah- surah pendek, doa harian,
bacaan sholat, dan sholawat nabi bersama.
Waktu kegiatan belajara mengajar adalah 1 jam 40 menit, adapu
peta kegiatan belajar mengajar TPA Saidul Amin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Peta Kegiatan Belajar Mengajar TPA Saidul Amin


WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
14.30-14.40 Kelasikal awal Membaca do‟a belajar serta membaca
shalawat bersama-sama
14.40-15.20 Individual Membaca/menulis buku + mengaji
iqra‟ secara individu
15.20-15.30 Kelasikal akhir Membaca pelajaran di papan tulis
secara bersama-sama dan di selingi
dengan bernyanyi lagu religi yang
berciri khas Islami + istirahat
15.30-15-50 Klasikal besar Semua santri masuk musolla untuk
melaksanakan sholat Ashar
berjama‟ah
16.00-17.00 Kelas ghorib Materi tambahan, membaca bacaan-
bacaan sholat serta membaca surah-
surah pendek bersama-sama + do‟a +
penutup.

9. Struktur Organisasi
Struktur adalah suatu susunan proposal yang tergabung dalam suatu
organisasi yang merupakan suatu perkumpulan atau kesatuan yang
ditetapkan.
Sebagai salah satu lembaga TPA Saidul Amin tentu mempunyai
struktur organisasi, adapun struktur organisasi TPA Saidul Amin adalah
sebagai berikut:
GAMBAR: 4.5 (2020)

STRUKTUR ORGANISASI
TAMAN PENGAJIAN AL-QUR’AN SAIDUL AMIN

KEPALA TPA

Ustadz Akhmad Bukhari

PENGELOLA

Jumi‟at

SEKRETARIS BENDAHARA

Mardiani Linda Wati

TATA USAHA

Raudatul Husna

GURU

SANTRI
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Proses Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Iqra’di TPA Saidul
Amin
kegiatan proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan metode
iqra dilakukan setiap hari Senin sampai hari Minggu kecuali hari Jum‟at,
kegiatan pembelajaran siswa TPA Saidul Amin dimulai pukul 14.30, para
siswa masuk ke dalam kelas tidak di perbolehkan membawa sandal masuk
kedalam kelas, siswa hanya dihantarkan di depan kelas karena hanya pada
awal masuk sekolah ajaran baru para siswa boleh ditunggu oleh orang tua
selama seminggu.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ustadz Bukhari selaku
Kepala di TPA Saidul Amin bahwa:
“Proses pembelajaran Iqra‟ dilakukan setiap hari mulai dari hari Senin
hingga Minggu, dan libur pada hari Jum‟at. Siswa yang datang ke
TPA Saidul Amin biasanya diantarkan oleh orang tuanya dan biasanya
siswa yang baru ditunggu oleh orang tuanya di depan kelas untuk
beberapa hari saja sampai murid tersebut terbiasa dan tidak takut lagi
untuk datang belajar membaca Al-Qur‟an sendirian.” (Wawancara, 25
Januari 2021)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadzah Raudatul Husna bahwa:


“Siswa masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam lalu duduk
bersila di lantai yang beralas karpet dan meletakkan tasnya di samping
duduk mereka. Guru di kelas di panggil dengan sebutan Ustadz dan
Ustadzah. Sebelum dimulai proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an,
siswa diajak membaca shalawat oleh Ustadz atau Ustadzah yang
sudah datang terlebih dahulu di TPA Saidul Amin.” (Wawancara, 09
Januari 2021)
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Siti Fatimah selaku salah satu
siswa di TPA Saidul Amin bahwa:

“Ketika saya sampai di TPA Saidul Amin, saya langsung memasuki


kelas dan mengucapkan salam kemudian bersalaman dengan Ustadzah
di TPA. Kemudian saya berkumpul dengan teman-teman yang lain,
bercerita sebentar kemudian langsung belajar shalawat bersama
dengan Ustadzah.” (Wawancara, 25 Januari 2021)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa
proses pembelajaran di TPA Saidul Amin sudah berjalan dengan baik. Siswa
yang datang diajarkan dengan penuh kesabaran dan keteladanan oleh Ustadz
atau Ustadzah yang sudah memiliki keahlian di dalam mengajar, terutama
dalam bidang mengajar Iqra‟.

Siswa TPA Saidul Amin memulai kegiatan pertama yang dilakukan


dengan membaca do‟a belajar serta membaca shalawat bersama-sama dan
melanjutkan menulis/membaca buku+mengaji iqra‟ secara individual.
Sebelum membaca huruf dan menulis di papan tulis ustadz atau ustadzah
terlebih dahulu mengenalkan beberapa huruf hijaiyah di papan tulis sekaligus
cara membaca dan cara menuliskannya. Setelah ustadz atau ustadzah
memberi penjelasan kemudian ustadz atau ustadzahnya mengarahkan agar
para siswa mengambil buku tulis dan iqra‟ kemudian memberi tugas untuk
menulis apa yang telah ustadz atau ustadzah tulis di papan tulis sambil
menunggu siswa menulis, saat siswa sedang menulis ustadz atau ustadzah
sambil mengabsen siswa satu persatu menanyakan kabarnya siswa pada hari
ini sehingga siswa bisa bercerita.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku
Kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Proses pembelajaran yang pertama kali dilakukan ialah membaca
do‟a belajar kemudian dilanjutkan dengan membaca shalawat
bersama-sama. Setelah itu siswa menulis, membaca kemudian belajar
membaca Iqra‟ secara individual, maksudnya ialah siswa membacanya
satu persatu di depan Ustadz atau Ustadzah secara bergantian dengan
teman-teman yang lainnya. Ustadz atau Ustadzah juga mengenalkan
atau memberitahukan kepada siswa mengenai huruf-huruf Hijaiyah
dan dituliskannya di papan tulis. Siswa diminta untuk menulis di buku
yang telah dibawanya dari rumah masing-masing. Sambil menunggu
siswa selesai menulis, biasanya Ustadz atau Ustadzah mengabsen
siswa terlebih dahulu dan menanyakan kabar siswa.” (Wawancara, 25
Januari 2021)
Hal serupa juga dikemukakan oleh Nabila Salsabila selaku salah satu
siswa di TPA Saidul Amin bahwa:

“Kegiatan saya dan teman-teman ketika pertama kali datang di TPA


Saidul Amin yaitu membaca do‟a dan dilanjutkan dengan membaca
shalawat bersama-sama. Setelah itu barulah mulai belajar mengaji dan
menulis huruf-huruf hijaiyah yang telah ditulis oleh Ustadz atau
Ustadzah di papan tulis.” (Wawancara, 25 Januari 2021)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di lapangan


didapatkan bahwa sebelum belajar membaca Iqra‟, siswa bersama-sama
membaca do‟a dan kemudian dilanjutkan dengan membaca shalawat. Setelah
itu siswa menulis dan membaca Iqra‟ secara individual di hadapan Ustadz
atau Ustadzah.

Jika siswa sudah selesai menulis maka siswa memberikan bukunya


kepada ustadz atau ustadzahnya untuk di berikan evaluasi penulisannya
setelah diberikan evaluasi siswa lalu mengambil buku iqra‟nya dan belajar
mengaji bersama ustadz atau ustadzah menggunakan metode iqra‟ secara
individual dan seterusnya. Dapat dilihat ada yang sudah mahir membaca
membaca huruf hijaiyah, ada juga yang belum mahir membaca huruf hijaiyah
ataupun ada siswa yang tidak mengetahui huruf hijaiyah maupun ada yang
lupa huruf hijaiyah sehingga kadang terbolak balik membacanya. Siswa jika
lancar membaca maksimal 2 halaman buku iqra‟, jika tidak lancar hanya
setangah halaman dan 1 halaman saja.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari selaku Kepala
TPA Saidul Amin bahwa:
“Untuk memberikan penilaian kepada siswa, setelah siswa menulis
diminta untuk mengumpulkan buku hasil tulisannya kepada Ustadz
atau Ustadzah. Setelah itu barulah siswa belajar membaca Iqra‟.
Ketika siswa sudah mahir membaca huruf hijaiyah, maka dia diajari
maksimal 2 halaman buku Iqra‟. Dan jika siswa belum lancar
membaca, maka siswa hanya diajari setengah halaman atau hanya
selembar halaman saja.” (Wawancara, 25 Januari 2021)
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Jumi‟at selaku salah satu
Ustadz di TPA Saidul Amin bahwa:

“Setelah menulis huruf-huruf hijaiyah di buku tulisnya masing-


masing, siswa diminta untuk mengumpulkannya kepada Ustadz atau
Ustadzah yang mengajar. Kemudian siswa baru belajar membaca
Iqra‟. Mengajari siswa belajar membaca Iqra‟ sangat memerlukan
kesabaran.” (Wawancara, 25 Januari 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
lapangan diketahui bahwa untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan
siswa dalam belajar membaca Iqra‟, siswa dibiasakan pula untuk menulis
huruf-huruf hijaiyah di buku tulisannya.

Setelah semuanya selesai, siswa menulis dan mengaji ustadz atau


ustadzah mengarahkan untuk duduk yang rapi lalu membaca pelajaran di
papan tulis secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan ice breaking
agar pembelajaran lebih semangat dan menyenangakan berupa lagu-lagu
religi yang berciri khas Islami. Kemudian para siswa boleh istrirahat
sekaligus melaksanakan sholat Ashar berjama‟ah.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku kepala
TPA Saidul Amin bahwa:
“Setelah semua proses pembelajaran belajar membaca Iqra‟ nya
selesai, maka siswa diajak untuk duduk rapi dan mengulang membaca
pelajaran yang sudah ditulis di papan tulis secara bersama-sama
kemudian dilanjutkan dengan permainan ice breaking dengan harapan
proses pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa tertarik dengan
metode Iqra‟ yang diajarkan di TPA Saidul Amin.” (Wawancara, 25
Januari 2021)
Pernyataan di atas sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti di lapangan bahwa setelah selesai proses pembelajaran, siswa diajak
untuk mengulang membaca pelajaran secara bersama-sama dan dilanjutkan
dengan permainan ice breaking. Atau biasanya juga siswa diajarkan
bernyanyi lagu-lagu yang berciri khas Islami.

Kemudian semua siswa masuk ke Musholla untuk melaksanakan


sholat Asar berjama‟ah, selesai sholat berjama‟ah sebagian siswa ada yang
membeli jajan/makanan di kantin terdekat dan sebagian juga ada yang
bermain. Setelah habis jam istirahat siswa kembali masuk ke dalam kelas lalu
duduk di lantai karpet, kemudian ustadz atau ustadzah menuliskan materi di
papan tulis untuk materi tambahan seperti menulis khot, angka-angka Arab,
doa-doa dan sebagainya. Setelah menulis lanjut para siswa berkumpul
membuat lingkaran lalu duduk bersila dan kemudian membaca surah-surah
pendek berserta bacaan-bacaan sholat bersama-sama. Kemudian guru dan
siswa membaca doa sebelum pulang, sebelum pulang atau sebelum keluar
dari kelas siswa dengan mengucapkan Assalamualaikum dan salim dengan
mencium tangan ustadz dan ustadzah.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadzah Mardiani salah satu
Ustadzah di TPA Saidul Amin bahwa:
“Siswa-siswa diajak shalat Ashar berjama‟ah setelah selesai semua
proses pembelajaran di awal. Kemudian barulah siswa diberi jam
istirahat untuk membeli jajan atau makanan di kantin terdekat dengan
TPA Saidul Amin, atau siswa juga bisa hanya sekedar bermain saja
bersama temannya. Setelah jam istirahat selesai, siswa masuk ke kelas
lagi untuk menyelesaikan proses pembelajaran yang selanjutnya.
Yaitu dengan mengajarkan siswa untuk menulis khot, angka-angka
dalam Bahasa Arab dan juga do‟a-do‟a. Sebelum pulang, guru dan
siswa membaca do‟a terlebih dahulu untuk menutup proses
pembelajaran.” (Wawancara,01 februari 2021)
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku
Kepala TPA Saidul Amin bahwa:

“Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti semua proses pembelajaran


yang dilakukan di TPA Saidul Amin dengan baik. Sehingga
tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan yang
diharapkan. Siswa juga diajarkan bacaan Surah-Surah pendek dan
juga bacaan-bacaan shalat.” (Wawancara, 01 februari 2021)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di


lapangan bahwa semua proses pembelajaran di TPA Saidul Amin sudah
berjalan dengan baik dengan menggunakan metode Iqra‟. Bukan hanya itu,
siswa juga diajarkan tentang hal-hal lain yang dibutuhkannya, seperti
diajarkannya bacaan Surah-Surah pendek, dan juga bacaan-bacaan shalat.
Peneliti juga melihat bahwa akhlak siswa di TPA Saidul Amin juga sudah
baik dengan selalu membiasakan siswa bersalaman dengan Ustadz atau
Ustadzah sebelum mereka pulang.

Dalam pelaksanaan membaca Al-Qur‟an dengan metode buku Iqra‟


yang dilihat adalah:
1) Apabila dalam membaca 1 halaman buku Iqra‟ tidak gagap dan
tidak terputus-putus serta memakan waktu tidak lebih dari 5 menit
maka siswa tersebut mahir membaca Iqra‟.
Pendapat ini juga serupa dengan yang dikemukakan oleh
Ustadzah Mardiani bahwa:
“Dalam mengajar siswa dengan menggunakan metode Iqra‟
yang dilihat ialah lancar atau tidaknya siswa tersebut di dalam
membaca. Dikatakan mahir apabila siswa tersebut bisa
membaca dengan tidak terbata-bata dan dalam waktu yang bisa
dibilang singkat. Biasanya siswa yang sudah mahir membaca,
diajarkan 1-2 halaman perharinya.” (Wawancara, 01 februari
2021)
Pendapat lain juga diperkuat oleh Ustadz Bukhari, selaku
Kepala TPA Saidul Amin bahwa:

“Di TPA Saidul Amin biasanya untuk melihat mahir atau


tidaknya bacaan siswa dapat dilihat dari siswa tersebut
membaca Iqra‟. Ketika siswa bisa membaca dengan lancar dan
tidak terputus-putus berarti siswa sudah dapat dikatakan mahir
dengan penggunaan metode Iqra‟ yang diajarkan di TPA
Saidul Amin.” (Wawancara, 01 februari 2021)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di


lapangan didapatkan bahwa terdapat beberapa siswa yang sudah bisa
dikatakan mahir dengan menggunakan metode Iqra‟ di TPA Saidul
Amin. Dan siswa yang sudah mahir tersebut diajarkan membaca Al-
Qur‟an dengan metode Iqra‟ ini sebanyak 1 sampai 2 halaman.

2) Apabila dalam membaca 1 halaman buku Iqra‟ tidak tergagap dan


memakan waktu hampir 7 menit. Artinya siswa bisa membaca huruf
hijaiyah akan tetapi belum lancar membacanya.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku
kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Jika terdapat siswa yang membaca Iqra‟ lebih dalam 5 menit,
dan walaupun tidak terbata-bata, bisa dikatakan bahwa siswa
tersebut dapat membaca huruf hijaiyah walaupun belum lancar
dalam bacaannya. Sehingga siswa tersebut masih perlu
dibimbing lagi oleh guru-guru yang ada di TPA Saidul Amin.”
(Wawancara, 01 februari 2021)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
lapangan didapatkan bahwa tidak semua siswa dapat dikatakan mahir
di dalam penggunaan metode Iqra‟ tersebut. Ada sebagian siswa yang
masih kurang mahir dalam membaca.

3) Apabila dalam membaca masih tergagap dan terputus-putus serta


memakan waktu lebih dari 7 menit, artinya siswa belum bisa baca
huruf hijaiyah.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku
Kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Ada beberapa siswa yang masih belum bisa membaca huruf
hijaiyah dengan lancar, atau bisa dikatakan masih tergagap
serta terputus-putus, maka siswa tersebut belum mengenal
huruf hijaiyah dengan baik. Sehingga perlu bimbingan yang
lebih dari guru untuk memberikan waktu tambahan kepada
siswa atau lebih memberikan bimbingan kepada siswa yang
belum mahir di dalam mengenal huruf-huruf hijaiyah.” (
Wawancara, 01 februari 2021)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
lapangan dapat dilihat bahwa masih terdapat sedikit siswa yang belum
mahir atau belum bisa membedakan antara huruf-huruf hijaiyah dan
masih terputus-putus dalam membaca Iqra‟
2. Efektivitas Penggunaan Metode Iqra’ dalam pembelajaran Al-Qur’an di
TPA Saidul Amin
Agar tercapainya suatu proses pelaksanaan pembelajaran efektivitas
metode Iqra‟, seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin seorang guru
bukan hanya sekedar mentransfer ilmu yang dimiliki, akan tetapi seorang
guru membuat suatu pelaksanaan program dengan penggunaan metode Iqra‟
agar tercapainya proses pelaksanaan pembelajaran, program yang dilakukan
guru untuk meningkatkan kualitas motivasi santri TPA Saidul Amin.
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan selama penelitian di TPA
Saidul Amin bahwasanya:
“Pelaksanaan Efektivitas penggunaan metode Iqra‟ dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an dilakukan setiap hari
kecuali hari jum‟at dimulai pukul 14.30-17.00 WIB, model
pembelajaran yang diterapkan adalah pada penggunaan metode Iqra‟
adalah klasikal individual” (Observasi, 04 januari 2021)

Dari hasil pengamatan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa guru


telah melaksanakan program pembelajaran dengan baik secara terstruktur.
Hal ini di buktikan dengan keterlaksanaan kegiatan klasikal awal sampai
klasikal akhir. Dan ricek materi tambahan yang sudah terlaksana dengan baik
sesuai dengan pendidikan. Ini sesuai wawancara penulis bersama kepala TPA
Saidul Amin ustadz Ahmad Bukhari bahwasannya:
“Dalam kegiatan kelas, guru sudah melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kurikulum, mendidik adalah suatu
perkerjaan yang mempunyai tujuan,ada sesuatu yang harus dicapai
dalam perkerjaan itu metode iqra merupakan kegiatan pembelajaran di
TPA Saidul Amin. Iqra‟ dapat berjalan efektif apabila ada tujuan,
pembelajaran-pembelajaran yang diterapkan harus disesuaikan dengan
kekhasan yang dimiliki anak. Sebab pemilihan pembelajaran yang
tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Penggunaan efektivitas pembelajaran lebih baik jika disesuaikan
dengn materi pembelajaran yang disampaikan agar tidak
membosankan anak dan tujuan pemebeljaran dapat tercapai secara
maksimal, maka guru harus memilih menggunakan strategi yang
melibatkan keaktifan anak dalam belajar baik secara fisik maupun
mental. belajar membaca Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin dimulai dari
pukul 14.30-17.00 WIB, pembelajaran menggunakan metode iqra‟
dapat dikatakan berjalan dengan efektif. Karena tujuan
pembelajarannya tercapai dan siswa bisa dengan mudah untuk ketahab
yang selanjutnya yaitu membaca Al-Qur‟an. Dengan metode iqra juga
siswa dapat membedakan huruf hijaiyah karena iqra‟ biasanya di
mulai dari iqra 1-6”. (wawancara dengan kepala TPA Saidul Amin 04
januari 2021)

Berdasarkan hasil wawancara penulis adapat menarik kesimpulan


bahwa “efektivitas penggunaan metode iqra di TPA Saidul Amin dikatakn
efektif sudah sesuai dengan kurikulum metode iqra‟ terbukti dari kegiatan
belajar mengajarnya, dan terlihat pada penerapan metode iqra‟ yang
dilaksanakan dari pikul 14.30-17.00 dari tahap ketahap santri selalu di
bimbing atau diajarkan secara individual dari jilid 1-6. Karena tujuan
pembelajaran tercapai, serta prestasi siswa meningkat dengan baik.
Berikut wawancara dengan pengelola TPA Saidul Amin ustadzah
Raudatul Husna, beliau menuturkan:
“Kebanyakan siswa datang lebih awal ke TPA. Sebelum ustadz dan
ustadzah datang, biasanya siswa akan bermain terlebih dahulu
bersama dengan teman-teman yang lain. Setelah pintu TPA dibuka,
siswa akan segera masuk dan mereka segera mengulang kembali
pelajaran yang telah diajarkan pada hari kemari. Atau bisa disebut
dengan muthola‟ah. Metode iqra wajib dilaksanakan oleh setiap siswa
di TPA Saidul Amin setiap hari senin sampai dengan hari minggu
terkecuali hari jum‟at libur. Metode iqra yang dilaksanakan efektif,
karena tercapainya tujuan yaitu guru menguasai materi dan
menyampaikan dengan baik, siswa mengikuti dan memahami
pembelajaran iqra‟ dengan baik dan nilai prestasi siswa meningkat”.
(Wawancara, 04januari 2021).

Ini sesuai wawancara penulis dengan salah satu siswa TPA Saidul
Amin yang bernama Nafisa Nur Aini, kelas 1 iqra‟ 5 mengatakan bahwa:
“Penggunaan metode iqra‟ dala pembelajaran Al-Qur‟an di TPA
Saidul Amin dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum‟at dari pukul
14.30-17.00, kami harus sudah hadir sebelum kelas dimulai, biasanya
kegiatan diawali absen, do‟a sebelum belajar dan kami bersama-sama
membaca shalawat. Sebelum pulang kami membaca bacaan-bacaan
sholat serta membaca surah-surah pendek bersama-sama sebagai
bentuk hafalan. Saya senang belajar menggunakan metode iqra.
Karena saya bisa lebih cepat untuk membedakan antara huruf-huruf
hijaiyah dan makhroj-makroj bacaan. Sehinnga memudahkan saya
untuk belajar membaca Al-Qur‟an, saya juga senang belajar di selingi
dengan bernyanyi lagu-lagu islami dan membaca shalawat-ahalawat
Nabi. (Wawancara, 04 januari 2021)

Penggunaan metode iqra‟ telah mengatur sedemikian rupa dari awal


sampai akhir sehingga metode iqra adalah metode yang efektif untuk
permulaan dalam pembelajaran Al-Qur‟an.
Dalam program pengajaran membaca Al-Qur‟an adalah suatu sistem
yang bertujuan agar tercapainya pelaksanaan efektivitas dalam pengajaran
tersebut, program tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan dalam
pelaksanaan efektivitas penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan
motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin Desa Pematang Lumut
Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat provinsi Jambi.
Dari pernyataan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
keberhasilan siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an sesuai metode iqra, tidak
lepas dari guru yang berkompeten pada metode tersebut, hal ini sesuai
pernyataan dari kepala TPA Saidul Amin ustadz Ahmad Bukhari yang
mengatakan:
“Iya benar, tidak hanya peserta didik yang digembleng akan tetapi kita
selalu memperbaiki sistem dari awalnya ayaitu dari pengajarannya
dengan upaya-upaya pembinaan belajar membaca Al-Qur‟an dengan
benar, sesuai kemampuan guru, pembekalan ilmu-ilmu penunjang
seperti ilmu mengajar, metodik-metodik, menulis atau khot dan lain-
lain”(Wawancara Ustadz Akhmad Bukhari, 11 januari 2021).

Berdasarkan pernyataan diatas bahwasanya berawal dari guru


kompeten akan menjadi dampak baik pada peserta didik. Tentunya bisa
tercapai visi dan misi TPA Saidul Amin apabila semua siswa mengikuti
semua rangkaian pembelajaran, tetapi apakah benar semua siswa dapat
mengikiti semuanya dengan seksama karena di lihat dari psikolog anak yang
seusia anak Sekolah Dasar masih gemar-gemarnya bermain.
Berikut pernyataan dari salah satu wali kelas 1, ustadzah Raudatul
Husana Mengatakan bahwasanaya:
“Santri dalam mengikuti rangkaian pembelajaran dari awal samapai
akahir itu sangat beragam, diawal masih tertib ketika sudah mulai
kegiatan individual ada yang pendiam ada yang yang rewel ada yang
paling hebuh dan ada pula yang sebegitu aktifnya, itu sih yang
menjadi tantangan untuk saya bagaimana mengkondisikannya dan
mencapai target pembelajaran. Tetapi di TPA Saidul Amin ini santri
laki-laki dan santri perempuan di pisah kelasnya supaya lebih nyamn
mengkondisikannya” (Wawancara dengan ustdzah Raudatul Husna,
11 Januari 2021)

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan


bahwasanya di seusia anak TK/SD masih cendrung senang bermain jadi
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama itu 50% di karnakan
faktor psikolog anak/siswa.
Tentunya dari ketidakdisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar guru
mempunyai strategi. Hal ini selaras dengan wawancara penulis dengan salah
satu wali kelas yang bernama ustadzah Mardiani, yang mengatakan:
“Tentunya setiap wali kelas mempunyai starategi agar materi yang
disampaikan dapat diterima, sebagai guru kita harus bisa memiliki
kewibawaan didepan siswa. Semua guru pasti sangat senang dengan
siswa yang aktif dalam artian pintar. Terkadang saya juga memiliki
kesulitan menanggapi anak yang suka heboh dan tidak mau diam dan
tidak mau menulis. Nah sebagai guru kita seharusnya sudah tau bahwa
seusia anak TK/SD mareka cendrung senang untuk berlajar sambil
bermain. Sehinnga dalam pembelajaran metode iqra‟ sebaiknya di
selingi dengan permainan. Atau bisa juga dengan mengajak anak
bershlawat bersama, dan hal ini sudah diterapkan di TPA Saidul
Amin. (Wawancara dengan guru, Mardiani 11 januari 2021).

Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menarik kesimpulan:


bahwa setiap program pembelajaran seorang guru berperan penting dalam
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi yang dilakukan setiap lembaga adalah bentuk penilaian
untuk mengukur kemampuan siswa trutama dalam belajar membaca Al-
Qur‟an, penulis melakukan wawancara dengan kepala TPA Saidul Amin
ustadz Ahmad Bukhari beliau menuturkan:
“Evaluasi yang kami lakukan adalah setiap hari dari guru dan orang
tua dapat mengontrol bagaimana perkembangan anak, ketika sudah
sampai d akhir iqra‟ 6 siswa akan dinaik kan ke Al-qur‟an dengan
syarat yang sudah ditentukan, yaitu bisa membedakan huruf-huruf
hijaiyah dengan benar, telah tau tajwid dan makhrijal huruf Dan yang
pastinya telah selesai belajar dari iqra‟ 1-6.” (Wawancara Ustadz
Ahmad Bukhari, 11 Januari 2021)

Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan


bahwasanya metode iqra‟ sudah mengatur dari awal iqra‟ 1-6 selalu
dilakukam evaluasi. .
3. Kendala-Kendala dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an di
TPA Saidul Amin
Kendala adalah hambatan atau halangan rintangan kendala memiliki
arti yang sangat penting dalam setiap pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan.
Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu kendala
yang mengganggu perkerjaan demikian. Setiap manusia selalu mempunyai
kendala dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri
maupun dari orang lain. Yang mana dalam pengamatan penulis bahwa santri
TPA Saidul Amin ini ada beberapa santri kurang antusiasnya dan kesadaran
santri dalam proses penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad Bukhari, selaku
kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Setiap suatu tempat pendidikan, baik pendidikan formal maupun
non-formal pasti terdapat suatu kendala. Hal ini juga seperti di TPA
Saidul Amin terdapat beberapa kendala yang menyebabkan kurangnya
motivasi siswa untuk belajar membaca Al-Qur‟an dengan
menggunakan metode Iqro‟ di TPA Saidul Amin. Dan saya sebagai
kepala dari TPA Saidul Amin harus memiliki upaya untuk mengatasi
kendala-kendala yang terjadi. Sehingga diperlukannya bantuan dari
beberapa guru yang mengajar, dan juga orang tua siswa.”
(Wawancara, 18 februari 2021)
Berdasarkan hasil observasi maka di peroleh informasi bahwa
penggunaan metode iqra‟ di TPA Saidul Amin terdapat beberapa kendala
yaitu sebagai berikut:
1. Kepala TPA Saidul Amin
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala TPA
Saidul Amin didapatkan data bahwa terdapat kendala-kendala yang
mengakibatkan berkurangnya motivasi belajar membaca Al-Qur‟an siswa
antara lain:
a) Kurangnya Fasilitas di TPA Saidul Amin
Fasilitas merupakan suatu pelengkap yang harus ada di dalam
sebuah lembaga pendidikan. Dengan adanya fasilitas yang lengkap,
dapat meningkatkan motivasi siswa di dalam belajar terutama dalam
belajar membaca Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin dengan
menggunakan metode Iqro‟.
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad
Bukhari, selaku kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Yang menjadi kendala untuk melengkapi fasilitas di TPA
Saidul Amin salah satunya ialah kendala dari dana yang ada.
Karena ini merupakan lembaga yang didirikan di tengah
masyarakat dan tidak dinaungi oleh pemerintahan, sehingga
dana untuk melengkapi fasilitas di TPA pun sangat sedikit.
Biasanya dana didapatkan dari orang-orang yang bersedekah
untuk kepentingan di TPA Saidul Amin. Tidak sedikit juga
guru yang kurang bersemangat untuk mengajar dikarenakan
gajinya tidak sesuai dan mengakibatkan siswanya juga kurang
termotivasi dalam belajar membaca Al-Qur‟an.” (Wawancara,
2021)

Pendapat yang serupa juga dikemukakannya bahwa:


“Di TPA Saidul Amin ini siswa atau anak-anak yang belajar
membaca Al-Qur‟an tidak ditentukan nominal atau jumlah
untuk membayar setiap bulannya. Tetapi wali santri bisa
membayarkan dengan jumlah uang seikhlasnya. Sehingga gaji
atau upah untuk gurunya pun tidak seberapa.” (Wawancara, 18
februari 2021)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan


dapat disimpulkan bahwa masih sedikitnya fasilitas yang ada di TPA
Saidul Amin. Bisa dilihat juga dari ruangan kelasnya yang masih
sedikit.

b) Kurangnya Perhatian dari Orang Tua


Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi
seorang anak. Ketika orang tuanya mampu mendidik anaknya dengan
baik, sudah pasti anak tersebut akan menjadi anak yang baik dan
berbakti kepada orang tuanya. Peran orang tua sangatlah penting bagi
anaknya.
Hal ini serupa dengan yang dikemukakan oleh Ustadz Akhmad
Bukhari, selaku kepada di TPA Saidul Amin bahwa:
“Kurangnya perhatian dari orang tua bisa menyebabkan
motivasi belajar membaca Al-Qur‟an anak pun menurun.
Karena orang tuanya saja tidak mendukung anaknya untuk
belajar, sehingga anak juga akan kehilangan rasa semangat
untuk belajar. Anak yang kurang diberi perhatian oleh orang
tua biasanya akan sulit untuk bisa membaca Al-Qur‟an dengan
cepat, karena ketika di rumah anak tersebut tidak dibiasakan
untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di TPA.
Sehingga anak pun merasa sulit untuk belajar membaca Al-
Qur‟an.” (Wawancara, 18 februari 2021)

Hal yang serupa juga dikemukakannya bahwa:


“Ketika anak diberikan perhatian penuh dengan orang tuanya,
maka anak tersebut akan mudah untuk belajar membaca Al-
Qur‟annya. Karena ketika pulang dari TPA, anak tersebut akan
dibiasakan oleh orang tuanya untuk mengulang kembali yang
sudah diajarkan di TPA. Tetapi orang tua juga tidak bisa
memaksa anak harus bisa dalam waktu yang cepat. Tugas
orang tua hanyalah membimbing dan mendidik anak ketika
anak mengulang pelajarannya di rumah. Dan anak yang
mendapatkan perhatian dari orang tuanya akan lebih
termotivasi di dalam belajar. Sehingga perhatian dari orang tua
kepada anak sangatlah penting.” (Wawancara, 18 februari
2021)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di TPA dapat


diketahui bahwa anak yang selalu diberi perhatian oleh orang tuanya
akan lebih mudah faham di dalam belajar membaca Al-Qur‟an. Dan
biasanya anak tersebut ketika pergi ke TPA akan diantar oleh orang
tuanya, sehingga anak pun lebih termotivasi dalam belajar. Dan ada
juga sebagian anak yang tidak diantar oleh orang tuanya ke TPA ketika
belajar membaca Al-Qur‟an biasanya lebih sedikit agak sulit untuk
cepat faham dan bisa. Karena motivasi atau dukungan dari orang tuanya
tidak ada, sehingga motivasi dalam diri anak tersebut pun menjadi
berkurang.
2. Guru (Ustadz/Ustadzah)
Dari hasil wawancara dengan guru-guru di TPA Saidul Amin,
didapatkan data bahwa terdapat beberapa kendala-kendala yang terjadi,
terutama di kalangan guru, sehingga motivasi belajar membaca Al-Qur‟an
siswa menurun. Adapun kendalanya adalah sebagai berikut:
a) Tidak Disiplin
Ada sebagian guru di TPA Saidul Amin yang memiliki karakter
tidak disiplin, yaitu guru tersebut datang terlambat ke TPA. Sehingga
tidak jarang ada siswa yang juga datang terlambat, hal itu dikarenakan
mereka meniru karakter yang dicontohkan oleh gurunya. Dengan
adanya guru yang datang terlambat, mengakibatkan motivasi belajar
membaca Al-Qur‟an siswa pun menjadi menurun.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Ustadzah Raudatul Husna,
selaku salah satu guru di TPA Saidul Amin bahwa:
“Di TPA Saidul Amin terdapat beberapa guru yang suka datang
terlambat ketika mengajar di TPA. Dan guru yang datang
terlambat tersebut diketahui oleh siswa yang belajar membaca
Al-Qur‟an menggunakan metode Iqro‟ di TPA tersebut.
Biasanya guru tersebut datang terlambat dikarenakan ada suatu
kegiatan yang lain, akan tetapi terdapat juga guru yang dengan
sengaja datang terlambat ke TPA Saidul Amin. Hal tersebut
mengakibatkan adanya sebagian siswa yang juga datang
terlambat dan motivasinya dalam belajar membaca Al-Qur‟an
juga menurun.” (Wawancara, 20 februari 2021)
Pendapat yang lain juga diperkuat oleh Ustadz Akhmad
Bukhari, selaku kepala TPA Saidul Amin dan mengemukakan bahwa:

“Saya pernah menanyakan kepada guru yang sering datang


terlambat. Dan jawabannya ialah ada yang memiliki kegiatan
lain sebelum harus mengajar di TPA Saidul Amin, dan ada juga
guru yang motivasinya kurang untuk datang tepat waktu
dikarenakan upah atau gaji menjadi guru di TPA Saidul Amin
tidak seberapa. Jadi, saya selaku kepala TPA juga tidak bisa
menyalahkan sebagian guru yang sering datang terlambat. Saya
hanya bisa memberikan nasehat kepada mereka bahwa ketika
mengamalkan suatu ilmu yang dimiliki haruslah dengan penuh
kesabaran dan juga keikhlasan. Dan ketika ada siswa yang
datang terlambat, saya juga tidak bisa memarahinya karena
siswa tersebut biasanya juga kurang mendapat perhatian dari
orang tuanya sehingga dibiarkan untuk datang terlambat atau
ada juga orang tuanya yang masih sibuk sehingga belum bisa
mengantarkan anaknya ke TPA untuk belajar membaca Al-
Qur‟an.” (Wawancara, 20 februari 2021)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan


dapat diketahui bahwa salah satu kendala di TPA Saidul Amin ialah
guru memiliki karakter tidak disiplin, dan hal tersebut peneliti ketahui
dengan masih adanya sebagian guru yang sering datang terlambat
untuk mengajar siswa.
b) Tidak Istiqomah (Sering ganti guru)
Kendala pada guru yang sering terjadi di TPA Saidul Amin
ialah guru tidak istiqomah. Di TPA Saidul Amin ini sering sekali
gonta ganti guru yang mengajar, sehingga hal tersebut mengharuskan
siswa untuk mengenal guru yang baru lagi. Ketika siswa sudah dekat
atau merasa nyaman dengan guru yang biasa mengajar, akan tetapi
guru tersebut justru keluar dari TPA, tidak mengajar lagi dan diganti
lagi dengan guru yang baru. Hal tersebut juga mengakibatkan
menurunnya motivasi siswa untuk belajar membaca Al-Qur‟an, karena
mereka merasa guru yang disayanginya sudah tidak mengajar lagi.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad Bukhari,
selaku kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Kendala yang paling bisa menurunkan motivasi siswa untuk
belajar membaca Al-Qur‟an menggunakan metode Iqro‟ di
TPA Saidul Amin ini ialah sering gantinya guru. Guru yang
sudah lama mengajar dan sudah dekat dengan siswa,
kebanyakan berhenti dan tidak mengajar lagi. Sehingga harus
diganti dengan guru yang baru lagi. Siswa harus berkenalan
dan diajar oleh guru yang baru juga. Dan siswa membutuhkan
waktu untuk bisa dekat lagi dengan guru yang barunya.
Sehingga terkadang juga terdapat siswa yang berhenti juga dari
TPA Saidul Amin, karena menurunnya motivasi belajar
membaca Al-Qur‟annya. (Wawancara, 20 februari 2021)

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ustadzah Mardiani,


selaku salah satu guru di TPA Saidul Amin bahwa:
“Kendala yang sulit diatasi di TPA Saidul Amin ini ialah tidak
konsistennya guru-guru yang ada. Biasanya ketika guru
tersebut mendapatkan pekerjaan yang baru, dan sudah pasti
guru tersebut tidak lagi mengajar di TPA Saidul Amin.
Sehingga harus ada guru yang baru lagi untuk menggantikan
guru yang berhenti mengajar tersebut. Hal ini bukan hanya
sekali atau dua kali saja terjadi, namun dapat dibilang sudah
langganan. Dan siswa yang motivasinya menurun pun
alasannya yaitu gurunya sudah ganti lagi.” (Wawancara, 20
februari 2021)

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Siti Fatimah,


selaku salah satu siswa di TPA Saidul Amin bahwa:
“Saya pernah bertanya sama teman, kenapa kok tidak belajar
membaca Al-Qur‟an lagi di TPA Saidul Amin. Dan dia
menjawab, Ustadzah kesayangannya sudah tidak mengajar
lagi, jadi dia tidak semangat lagi untuk belajar di TPA. Dan dia
tidak mau dengan guru yang baru, karena sudah nyaman
dengan guru yang lama.” (Wawancara, 20 februari 2021)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan


dapat diketahui bahwa kendala yang termasuk sulit untuk diatasi
adalah tidak istiqomahnya guru atau bisa disebut dengan sering gonta-
gantinya guru di TPA Saidul Amin. Hal ini juga bisa dilihat dari setiap
beberapa bulan sekali, nama-nama guru di TPA Saidul Amin selalu
berubah.
c) Libur Semester
Setiap 6 bulan sekali di TPA Saidul Amin libur. Ketika
pendidikan formal libur, di TPA Saidul Amin juga diliburkan. Setelah
masuk kembali ke TPA, banyak dari siswa yang lupa lagi dengan
huruf-huruf hijaiyah. Dan menurunnya motivasi dalam belajar
membaca Al-Qur‟an. Biasanya setelah libur, siswa malas lagi untuk
masuk dan belajar lagi di TPA. Dan bisa dikatakan bahwa siswa sudah
keenakan dengan libur.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad Bukhari,
selaku kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Banyak siswa yang motivasinya menurun untuk belajar
membaca Al-Qur‟an ketika sudah liburan semester. Hal
tersebut dikarenakan ketika libur, mereka tidak
mempelajarinya lagi apa yang sudah diajarkannya di rumah
masing-masing dan ada sebagian siswa yang juga lupa dengan
huruf-huruf hijaiyah.” (Wawancara, 20 februari 2021)

Pendapat lain juga dikemukakan Zahratul, selaku salah satu


siswa di TPA Saidul Amin bahwa:
“Biasanya saya setelah libur dan masuk kembali ke TPA, ada
beberapa huruf-huruf hijaiyah yang lupa. Karena di rumah
saya jarang mengulangnya lagi. Dan setelah libur terkadang
juga saya malas untuk datang lagi ke TPA Saidul Amin.”
(Wawancara,20 februari 2021)
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan
didapatkan bahwa setelah liburan semester, biasanya siswa yang
datang ke TPA Saidul Amin jadi berkurang jumlah siswanya.
3. Santri
Setelah dilakukannya observasi dan wawancara dengan kepala
TPA, guru-guru dan santri, didapatkannya data mengenai kendala-kendala
yang dihadapi oleh santri diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Santri Masih Sulit untuk Membedakan Antara Huruf-Huruf Hijaiyah
dan Harakat
Yang menjadi kendala bagi santri ialah kurang termotivasinya
dalam belajar membaca Al-Qur‟an sehingga untuk hadir di TPA
Saidul Amin pun menjadi kurang bersemangat. Dan ada sebagian
santri atau siswa yang belum hafal dan tidak bisa membedakan antara
huruf-huruf hijaiyah dengan harakat.
Hal ini juga dikemukakan oleh Ustadz Bukhari, selaku Kepala
di TPA Saidul Amin bahwa:
“Ada sebagian santri yang belum hafal dan tidak dapat
membedakan antara huruf-huruf hijaiyah dan harakat.
Sehingga diperlukannya bimbingan khusus untuk santri
tersebut agar mereka bisa dengan cepat untuk hafal dengan
huruf-huruf hijaiyah. Guru juga harus memiliki kesabaran di
dalam mendidik santri yang belum bisa menghafal huruf-huruf
hijaiyah.” (Wawancara, 30 Januari 2021)
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Jumi‟at, selaku
salah satu guru di TPA Saidul Amin bahwa:

“Yang menjadikan santri kurang termotivasi dalam belajar


membaca Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin salah satunya adalah
masih sulitnya santri dalam membedakan huruf-huruf hijaiyah
dengan harakat. Hal ini dikarenakan kurang terbiasanya orang
tua mendidik mereka untuk mengulang lagi ketika di rumah.”
(Wawancara, 20 februari 2021)
Hal serupa juga dikemukakan oleh Hajri, selaku salah satu
santri di TPA Saidul Amin bahwa:
“Ibu saya sibuk bekerja, jadi tidak pernah mengajak saya untuk
mengulang-ulang membaca Iqro‟ ketika di rumah. Makanya
saya sulit untuk bisa membedakan huruf-huruf hijaiyah dengan
harakat. Saya juga kadang merasa malas untuk datang ke TPA
karena malu belum bisa membedakan antara huruf-huruf
hijaiyah.” (Wawancara, 20 februari 2021)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti didapatkan data


bahwa kurang termotivasinya siswa dalam belajar membaca Al-
Qur‟an dikarenakan masih ada sebagian siswa yang belum hafal
huruf-huruf hijaiyah. Siswa yang belum hafal huruf hijiayah, biasanya
lebih lama dalam membaca perlembar Iqro‟ dan membutuhkan waktu
yang sedikit agak lama.

b) Tidak Adanya Pengulangan di Rumah


Faktor penghambat yang menyebabkan santri sulit untuk
menghafal huruf-huruf hijaiyah adalah tidak adanya pengulangan
ketika di rumahnya. Dan hal ini juga menyebabkan motivasi siswa
menurun dalam belajar membaca Al-Qur‟an.
Hal ini juga dikemukakan oleh Ustadz Jumi‟at, selaku salah
satu guru di TPA Saidul Amin bahwa:
“Kalau ingin anak mudah menghafal huruf-huruf hijaiyah dan
cepat bisa belajar dengan metode Iqro‟, orang tuanya sendiri
yang harus membiasakan anak tersebut untuk mengulang-
ulangnya ketika di rumah. Dengan begitu anak akan mudah
untuk menghafal. Anak yang tidak pernah mengulang-ulang
yang sudah diajarkan di rumah, akan sulit untuk dapat hafal
dan motivasinya pun menurun.” (Wawancara, 20 februari
2021)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Muhammad Ahim, salah


satu santri di TPA Saidul Amin bahwa:
“Saya malas untuk belajar kembali ketika sudah di rumah.
Biasanya saya lebih suka menonton TV dari pada belajar
membaca Iqro‟ di rumah. Ibu saya juga hanya menyuruh saja
dan tidak pernah mengajari saya.” (Wawancara, 30 Januari
2021)

c) Kemampuan dan Minat Santri yang Berbeda-Beda


Setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang berbeda-
beda. Ada siswa yang cerdas dan juga ada yang kurang cerdas. Siswa
yang cerdas biasanya akan lebih cepat untuk belajar dengan metode
Iqro‟. Dan apabila anak tersebut rajin untuk menghadiri TPA Saidul
Amin dan memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, maka tidak
mungkin anak tersebut juga akan lebih mudah dalam belajar dengan
metode Iqro‟ juga.
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad
Bukhari, selaku kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Saya sebagai kepala di TPA Saidul Amin tidak bisa memaksa
siswa untuk bisa dan bersemangat dalam belajar menggunakan
metode Iqro‟ karena setiap santri memiliki kemampuan dan
minatnya masing-masing. Yang sering saya katakan pada
santri adalah, kalau kalian ingin bisa cepat membaca Al-
Qur‟an dengan metode Iqro‟ ini, ya kalian harus rajin datang
ke TPA untuk belajar. Saya juga mengatakan kepada guru-
guru di TPA agar tidak memaksa santri untuk bisa semua
dalam belajar metode Iqro‟ karena kemampuan dan minat
santri pun berbeda-beda. (Wawancara, 20 februari 2021)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Putri, salah satu siswa TPA
Saidul Amin bahwa:
“Saya lebih mudah untuk menghafal shalawat-shalawat yang
diajarkan di TPA Saidul Amin dari pada belajar menggunakan
metode Iqro‟. Karena bagi saya belajar dengan metode Iqro‟
itu agak sedikit sulit.” (Wawancara, 20 februari 2021)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat


diketahui bahwa ada sebagian santri yang mudah belajar membaca Al-
Qur‟an dengan metode Iqro‟, ada juga yang lebih cepat menghafal
shalawat, ada juga sebagian santri yang lebih pintar dalam menulis
khot dan ada juga sebagian santri yang cepat hafal ketika dibaca
bersama-sama. Hal tersebut dikarenakan setiap anak memiliki
kemampuan dan minat yang berbeda-beda.

d) Sering Berkelahi Antar Santri


Karena umur santri masih banyak yang kecil, sehingga antar
santri sering terjadinya perkelahian. Biasanya dimulai oleh satu orang
dan menyebabkaan teman yang lainnya menjadi takut untuk pergi
belajar ke TPA Saidul Amin, sehingga motivasi dalam belajar Iqro‟
pun menurun.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Jumi‟at selaku salah
satu Ustadz di TPA Saidul Amin bahwa:
”Kebanyakan yang sering berkelahi adalah santri putra.
Berawal dari ejek-mengejek dan kemudian terjadi tinju-tinjuan
diantara mereka. Biasanya dari satu orang yang sering
mengganggu temannya menyebabkan teman-teman yang lain
merasa ketakutan untuk pergi belajar ke TPA Saidul Amin.”
(Wawancara, 30 Januari)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Najib selaku salah satu


santri di TPA Saidul Amin bahwa:
“Saya senang mengganggu teman-teman di TPA Saidul Amin.
Biasanya saya menyembunyikan sandal mereka ketika mau
pulang dari TPA. Sehingga teman-teman merasa takut dengan
saya. Dan besoknya mereka tidak datang lagi ke TPA.” (
Wawancara, 20 februari 2021)

4. Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar


Al-Qur’an di TPA Saidul Amin
a. Kerja sama dengan orang tua/wali murid
Latar belakang keluarga dapat membawa dampak yang besar pada
perkembangan peserta didik seperti motivasi dan semngat belajar.
Perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak akan memotivasi anak
lebih meningkatkan belajar Al-Qur‟an dengan adanya kerja sama antara
lembaga dan orang tua/wali murid diharapkan adanya peningkatan.
Penulis melakukan wawancara dengan salah satu wali murid TPA
Saidul Amin. Ibu Fitriyanti wali murid dari Nabila Salsabila beliau
menuturkan:
“Saya selalu memperhatikan kedisiplinan anak saya dari berangkat
mengaji di TPA Saidul Amin, ketika malam setelah magrib saya
terapkan untuk mengulang ngajinya yang tadi sore di TPA Saidul
Amin, saya memberikan motivasi dan juga semangat dengan cara
memberikan hadiah kepada anak saya ketika dia sudah bisa dan
pindah ke jilid yang selanjutnya, hal itu saya lakukan demi
meningkatkan motivasi anak dalam belajar membaca Al-Qur‟an.”
(wawancara dengan orang tua/wali murid, ibu fitriyati 22 februari
2021)

Hal yang di perkuat pula dari siswa yang bernama Nabila Salsabila
mengatakan:
“Di rumah saya selalu di ingatkan ibu saya sebelum mau pergi
belajar di TPA Saidul Amin untuk belajar yang benar, baik belajar
yang Sekolah Dasar maupun di TPA, apabila saya mendapat nilai
bagus maka ibu saya akan memberikan saya hadiah seperti
dibelikan buku baru, sendal baru dan lain-lain sebagainya.
Sehingga saya merasa bersemangat untuk belajar.” (wawancara
dengan siswa, Nabila Salsabila 22 februari 2021)

Masih terkait dengan wawancara di atas kepala TPA Saidul Amin,


Ustadz Ahmad Bukhari, menuturkan:
“Lembaga dan orang tua akan selalu berkaitan selama di jenjang
pendidikan formal maupun non-formal. Ketika orang tua memiliki
hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan dimana tempat
anak itu belajar, maka anak pun akan lebih termotivasi dalam
belajar. Karena anak tersebut anak merasa bahwa dirinya selalu
diawasi oleh orang tuanya. Apabila ada hambatan yang terjadi pada
anak dan orang tua sudah sering berkomunikasi dengan pihak
lembaga pendidikan, hal itu akan sangat memudahkan orang tua
untuk mencari solusi ketika anak tersebut mengalami kesulitan di
dalam belajar. Orang tua bisa menanyakan secara langsung kepada
guru maupun pengelola yang ada di TPA Saidul Amin. Sehingga
sangat diperlukannya hubungan yang baik antara lembaga
pendidikan dengan orang tua anak.” (Wawancara, 22 februari i
2021)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dapat diketahui


bahwa orang tua yang menginginkan agar anaknya lebih termotivasi dalam
belajar di TPA Saidul Amin, biasanya orang tua tersebut akan
mengantarkan anaknya untuk datang ke TPA dan juga orang tua akan
selalu menjaga hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan di TPA
Saidul Amin tersebut.
b. Memberikan Perhatian yang Lebih Kepada Anak
Anak akan merasa sangat disayangi ketika ia diberi perhatian lebih
oleh orang tuanya. Perhatian lebih tidak harus selalu memberikan apa yang
diminta oleh anak, akan tetapi dengan menemani anak belajar ketika
berada di rumah, hal tersebut sudah sangat disenangi oleh anak.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Ustadzah Raudatul Husna selaku
salah satu guru di TPA Saidul Amin yang mengatakan bahwa:
“Perbedaan antara anak yang mendapat perhatian dan tidak
mendapat perhatian dari orang tuanya akan sangat mempengaruhi
motivasi anak tersebut di dalam belajar, terutama dalam belajar di
TPA Saidul Amin ini. Anak yang mendapat perhatian lebih dari
orang tuanya akan dengan mudah bisa membaca Al-Qur‟an karena
ketika di rumah ia selalu dibimbing untuk mengulanginya kembali.
Berbeda dengan anak yang kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya, ia akan agak sedikit lama untuk bisa karena tidak adanya
ketelatenan orang tua dalam mengajarkan anaknya tersebut ketika
anak sudah sampai di rumah.” (Wawancara, 22 februari 2021)

Penulis melakukan wawancara dengan salah satu wali murid TPA


Saidul Amin. Ibu Fitriyanti wali murid dari Nabila Salsabila beliau
menuturkan:
“Saya selalu menemani anak saya ketika mengulangi kembali
pelajaran yang sudah dipelajarinya di lembaga pendidikan, baik itu
pelajaran di sekolah maupun di TPA Saidul Amin. Karena kalau
saya hanya memerintah saja kepada anak untuk belajar, maka dia
tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, sebisa mungkin saya
meluangkan waktu untuk menemaninya ketika mengulangi
pelajarannya. Ketika anak sudah merasa selalu diperhatikan oleh
orang tuanya, dengan begitu motivasi anak pun akan muncul untuk
belajar.” (Wawancara, 21 Januari 2021)

c. Beri Pujian atau Hadiah


Anak akan mudah termotivasi ketika diberi suatu pujian. Ketika
anak sudah bisa lancara membaca, ada baiknya kita beri pujian kepada
anak tersebut. dengan begitu anak akan lebih termotivasi lagi untuk
belajar. Atau bisa juga dengan memberikan hadiah kepada anak ketika
mendapatkan suatu prestasi. Hadiah ini tidak harus sesuatu yang mahal,
biasanya dengan diberi tepuk tangan dan pujian, anak sudah merasa
senang.
Penulis melakukan wawancara dengan salah satu wali murid TPA
Saidul Amin. Ibu Fitriyanti wali murid dari Nabila Salsabila beliau
menuturkan:
“Ketika saya menemani anak saya belajar, saya selalu mengatakan
kepada Nabila bahwa ketika dia bisa membaca Al-Qur‟an dengan
baik, maka saya akan memberikannya suatu hadiah, dan hadiah
tersebut tidak harus dengan sesuatu yang mahal. Hal ini saya
maksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar Nabila saja. Saya
juga sering memberikan Nabila sebuah pujian saat dia bisa belajar
di TPA Saidul Amin dengan baik.” (Wawancara, 22 februari 2021)

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Ustadz Akhmad


Bukhari selaku kepala TPA Saidul Amin bahwa:
“Para guru di TPA Saidul Amin selalu menerapkan pemberian
pujian kepada santri yang dengan mudah bisa lancar membaca Al-
Qur‟an. Biasanya guru memberikan pujian dengan sebatas
memberikan tepuk tangan secara bersama-sama ketika ada siswa
yang bisa hafal dengan cepat bacaan-bacaan shalat atau juga Surah-
Surah pendek. Hal ini tidak lain adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar santri di TPA. Karena ketika melihat temannya
bisa, pasti teman-teman yang lain akan termotivasi juga bagaimana
caranya untuk bisa. Oleh karena itu, memberi pujian ini sangat baik
dampaknya bagi santri yang sedang belajar.” (Wawancara, 22
februari 2021)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat


diketahui bahwa ketika ada salah satu santri yang bisa membaca metode
Iqro‟ dengan lancar, maka guru akan memberikan pujian kepada santri
tersebut. begitu pula ketika santri mudah menghafal bacaan-bacaan shalat
dan Surah-Surah pendek, guru bersama santri yang lain akan memberikan
pujian dengan cara bertepuk tangan secara bersama-sama.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dijelaskan melalui penguraian hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang didapatkan peneliti mengenai proses pembelajaran
di TPA Saidul Amin adalah proses pembelajaran yang pertama kali
dilakukan ialah membaca do‟a belajar kemudian dilanjutkan dengan
membaca shalawat bersama-sama. Setelah itu siswa menulis, membaca
kemudian belajar membaca Iqra‟ secara individual, maksudnya ialah
siswa membacanya satu persatu di depan Ustadz atau Ustadzah secara
bergantian dengan teman-teman yang lainnya. Ustadz atau Ustadzah juga
mengenalkan atau memberitahukan kepada siswa mengenai huruf-huruf
Hijaiyah dan dituliskannya di papan tulis. Siswa diminta untuk menulis
di buku yang telah dibawanya dari rumah masing-masing. Kemudian
guru mengabsen siswa. Selain itu di TPA Saidul Amin juga diajarkan
mengenai bacaan-bacaan shalat, Surah-Surah pendek dan dibaca secara
bersama-sama dengan harapan agar santri lebih mudah untuk
mengingatnya.
2. Efektivitas penggunaan metode iqra di TPA Saidul Amin dikatakan
efektif sudah sesuai dengan kurikulum metode iqra‟, terbukti dari
kegiatan belajar mengajarnya, dan terlihat pada penerapan metode iqra‟
yang dilaksanakan dari pikul 14.30-17.00 dari tahap ketahap santri selalu
di bimbing atau diajarkan secara individual dari jilid 1-6. Karena tujuan
pembelajaran tercapai, serta prestasi siswa meningkat dengan baik.
Penggunaan metode iqra‟ di TPA Saidul Amin telah mengatur
sedemikian rupa dari awal sampai akhir sehingga metode iqra adalah
metode yang efektif untuk permulaan dalam pembelajaran Al-Qur‟an.
3. Adapun beberapa kendala untuk meningkatkan motivasi belajar
membaca Al-Qur‟an yang terjadi di TPA Saidul Amin antara lain: masih

63
kurangnya fasilitas di TPA Saidul Amin, kurangnya perhatian dari orang
tua, tidak disiplin, tidak istiqomah (sering gonta-ganti guru), libur
semester, santri masih sulit untuk membedakan antara huruf-huruf
hijaiyah dengan harakat, tidak adanya pengulangan di rumah,
kemampuan dan minat santri yang berbeda-beda, dan sering berkelahi
antar santri.
4. Adapun beberapa upaya yang dapat menumbuhkan motivasi dalam
belajar membaca Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin antara lain: kerja sama
dengan orang tua/wali murid, memberikan perhatian yang lebih kepada
anak, dan memberikan pujian atau hadiah.
B. Saran
1. Bagi kepala TPA Saidul Amin hendaknya lebih aktif untuk mengenalkan
lembaganya agar lebih dikenal di lingkungan luar, karena hasil dari
pengamatan, santri yang belajar di TPA Saidul Amin adalah anak-anak
yang berada di lingkungan masyarakat sekitar saja.
2. Bagi dewan guru, hendaknya lebih disiplin dan bertanggung jawab lagi
dengan apa yang sudah diembannya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan peneliti masih terdapat sebagian guru yang tidak disiplin dalam
artian sering datang terlambat ke TPA Saidul Amin dan ketika mendapat
pekerjaan yang baru, guru tersebut tidak mengajar lagi di TPA. Sehingga
tidak ada rasa tanggung jawab pada diri guru.
3. Bagi masyarakat sekitar lingkungan TPA Saidul Amin untuk selalu
memberikan support pada lembaga tersebut. karena lembaga tersebut
merupakan lembaga yang sangat bagus untuk membangun jiwa religius,
sehingga memerlukan banyak dukungan baik dari dalam lingkungan
maupun luar agar semakin dikenal dan berkembang.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, bahwa peneliti telah dapat menyelesaikan penelitian kualitatif ini,
namun dalam penulisan karya ilmiyah ini tentunya masih terdapat
kekurangan-kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun dalam
bentuk kata-kata.
Dengan begitu keritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan
penelitian kualitatif ini. Kemudian penulis ingain mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan kepada peneliti
dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
untuk semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur‟an,


(Jakarta: Depertemen Agama RI, 2009)

As‟ad Humam. 1990. Buku Iqra’. Balai Litbang LPTQ Yogyakarta: Nasional
Team Tadarus “AMM”
Abdul Majid.2017. Strategi Pembelajaran. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya
Ahmad Syaifuddin. 2004. Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai Al-
Qur’an
Ahmad Saifullah. 2013. Efektivitas Metode Iqra’ Dalam Pembelajaran Al-
Qur’an. Yugyakarta.
Abi Alfiyah. 2015. Meningkatkankemampuan Baca Tulis Al-Qur’an. Surakarta
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Martinis Yamin. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis. Kopetensi. Jakarta:
Gaung Persada Pres
Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
........., Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
........, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1898, Metode Penelitian Survei. Jakarata:
Lp3es.
Meda Sulistya. 2016. Pengaruh Metose Iqra’ Terhadap Kemampuan Membaca
Huruf Hijaiyah. Surabaya.
Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pt Bumi Aksara
Hamzah B. Uno, dan Nurdin Mohamad,. 2014 Belajar Dengan Pendekatan
Pemebelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif Menarik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Santana K, Septiawan. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sardirman, 2010 Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Pers.
Soejono. 2005. Sosiologi Suatu Penganter. Jakarta: Raja Grafindo Persada
............. 2007, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sutupo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif . Sukarta: Universitas Sebelas
Maret Press.
Lampiran 1

INTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Metode Iqra’ Dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Al-Qur’an Di Taman Pendidikan Al-Qur’an Saidul Amin

1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut:
a. Efektifitas penggunaan metode iqra‟ dalam pembelajaran Al-Qur‟an Di
TPA Saidul Amin
b. Proses penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi belajar
Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin.
c. Kendala Dalam Penggunaan Metode Iqra Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Al-Qur‟an Di TPA Saidul Amin
d. Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-
Qur‟an Di TPA Saidul Amin.
e. Keadaan TPA dan Struktur organisasi TPA Saidul Amin .
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
penggunaan metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di
TPA Saidul Amin yang berkenan dengan;
a. Kepala pengelola TPA Saidul Amin
1) Izin penelitian
2) Visi misi dan tujuan pendidikan
3) Berapa jumlah siswa di TPA Saidul Amin
4) Berapa jumlah guru atau ustadz/ustadzah
5) Perinsif khusus yang digunakan dalam proses pembelajara di TPA
Saidul Amin?
6) Adakah keterlibatan kepala TPA secara langsung dalam pembelajaran
metode iqra‟?
7) Bagaimana pelaksanaan penggunaan metode iqra‟ dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin?
8) Apakah penggunaan metode iqra‟ efektif dalam meningkatkan
motivasi santri dalam membaca Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin?
9) Apa saja kendala yang dihadapi oleh ustadz (kepala tpa) guru dan
siswa dalam penggunaan meyode iqra‟?
10) Bagaimana hasil dari penggunaan metode iqra‟?
11) Menurut ustadz seberapa pentingnnya belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul
Amin?
12) Bagaimana kemajuan penggunaan metode iqra‟ dari awal berdirinya
TPA Saidul Amin sampai saat ini?
13) Apa aktivitas yang dilakukan di TPA Saidul Amin se;ain belajar
membaca Al-Qur‟an?
14) Apa saja fasilitas yang ada di TPA Saidul Amin?
15) Bagaimana upaya ustadz untuk meningkatkan motivasi santri dalam
belajar membaca Al-Qur‟an menggunakan metode iqra‟?
16) Apa harapan ustdaz selaku kepala TPA Saidul Amin terhadap
penggunaan metode iqra‟ untuk kedepannya?
b. Guru Pendidikan Agama Islam
1) Sejak kapan ustadz/ustadzah mengajar di TPA Saidul Amin?
2) Apa yang menjadi motivasi bagi ustadz/ustadzah untuk mengajar di
TPA Saidul Amin?
3) Bagaimana proses pelaksanaan penggunaan metode iqra dalam
meningkatkan motivasi belajar Al-Qur‟an di TPA Saidul Amin
4) Bagaimana cara ustdz/ustadzah dalam mengajar menggunakan metode
iqra‟?
5) Apasaja kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menggunakan
metode iqra‟di TPA Saidul Amin?
6) Bagaimana menghadapi siswa yang kurang termotivasi dalam belajar
membaca Al-Qur‟an menggunakan metode iqra di TPA Saidul Amin?
c. Siswa TPA Saidul Amin
1) Adakah kesulitan belajar membaca menggunakan metode iqra‟?
2) Bagaimana minat anda dalam mempelajari buku iqra‟?
3) Bagaimana proses pembelajaran penggunaan metode iqra‟ yang
dilakukan guru/ustadz/ustadzah?
4) Apa yang anda dapatkan setelah belajar Al-Qur‟an menggunakan
Metode iqra?
3. Dokumentasi
Pengambilan data menggunakan dokumentasi agar dapat memperoleh
sesuatu yang berhubungan dengan:
1. Arsip
a. Historis dan geografis TPA Saidul Amin
b. Struktur lembaga TPQ Saidul Amin
c. Kendala guru/ustadz/ustadzah TPA Saidul Amin
d. Keadaan sarana dan prasarana TPA Saidul Amin
e. Program pembelajaran TPA Saidul Amin
f. Metode yang digunakan TPA Saidul Amin
2. Gambar
Foto-foto kegiatan secara langsung, efektiktivitas penggunaan
metode iqra‟ dalam meningkatkan motivasi belajara Al-Qur‟an di taman
pendidikan Al-Qur‟an Saidul Amin. Foto tersebut di hasilkan sendiri oleh
peneliti dengan kamera Handphone.
3. Rekaman wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang
terkait dalam penelitian tersebut.
Lampiran 2
DATA INFORMAN

NO NAMA KETERANGAN
1 Akhmad Bukhari Kepala TPA Saidul Amin
2 Jumi‟at Pengelola
3 Linda Wati Bendahara
4 Mardiani Sekretaris
5 Raudatul Husna Tata Usaha
Lampiran 3
DAFTAR RESPONDEN

NO NAMA KETERANGAN
1 Fitriyanti Orang tua/wali murid Nabila salsabila
2 Nabila Salsabila Santri jilid I
3 Putri Santri jilid I
4 Siti Fatimah Santri jilid I
5 M. Ahim Santri jilid I
6 Hazri Santri jilid I
7 Nafisa Nur Aini Santri jilid I
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Keadaan Kelas di TPA Saidul Amin
Wawancara dengan Kepala TPA Saidul Amin

Proses Pembelajaran di TPA Saidul Amin


Lampiran 5

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Hardiyana

Tempat, tanggal lahir : Jambi, 02-November-1998

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Kabupaten


Tanjung Jabung Barat

Handpone : 085357679017

E_mail : hardiyana787@gmail.com

Data Pendidikan

TK : TK Al-Kautsar (2004-2005)

SD : SD 22/V Pematang Lumut (2005-2011)

MTS :PON-PES Isti‟dadulmu‟allimien (20112014)

SMA : PON-PES Isti‟dadulmu‟allimien (2014-2017)

Anda mungkin juga menyukai