Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DIMENSI PSIKOLOGIS DAN KEPRIBADIAN YANG TERBENTUK DARI


MERUTINKAN WUDHU’
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Psikologi Agama

Dosen Pengampu : Ramadhan Lubis, M.Ag.

DISUSUN OLEH

Ratika Balqis Nasution (0306212183)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha esa atas rahmat-
Nya dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ‘Dimensi Psikologis dan Kepribadian yang Terbentuk dari
Merutinkan Wudhu’.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen matakuliah Psikologi Agama yaitu Bapak Ramadhan Lubis, M.Ag. yang telah
memberikan tugas makalah kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan dari penulis, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, Januari 2023


Tertanda,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

Pendahuluan ..................................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................2

C. Tujuan ...............................................................................................................2

Pembahasan ............................................................................................... 3

A. Pengertian Whudu’ ...........................................................................................3

B. Manfaat Psikologis dan Kesehatan dari Merutinkan Whudu’ ....................6

Penutup .........................................................................................................................12

A. Kesimpulan ....................................................................................................12

B. Saran ..............................................................................................................12

Daftar Pustaka ............................................................................................................13

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang mukmin, pasti kita tidak asing dengan masalah thaharah, wudhu
merupakan sebagai kegiatan membersihkan bagian khusus yang ditetapkan oleh syara’
pada bagian-bagian anggota badan manusia dengan menggunakan air, sebagai
persiapan bagi umat Islam untuk menghadap Allah SWT dan berniat semata-mata
karena Allah SWT. Adapun bagian-bagian badan yang dimaksud ialah wajah, kedua
tangan, kepala atau rambut, dan kedua kaki.

Dengan berpatokan kepada Al-Qur’an dan hadits, perintah berwudhu sesuai


dengan firman Allah SWT, dalam Qur’an Surat Al-Maidah ayat 6. Mayoritas ahli tafsir
dalam menanggapi ayat 6 surah Al-Maidah diatas dengan arti bersuci secara zahir saja.
Seperti penjelasan yang dikemukakan oleh Muhammad Ali ash-Shabuniy dalam
tafsirnya (Muhammad Ali Ash Shabuuniy, shafwatut Tafaasir/II: 15-16). paparan yang
lebih luas dikemukakan oleh Quraish shihab, akan tetapi penjelasannya juga bersifat
zahir syari’ah (Tafsir al-Misbah/III: 33-37). Penjabaran lebih terperinci bersifat
lahiriah-fiqhiyah dikemukakan oleh Wahbah Zuhaili (Tafsir alMuniir/III:431-447),
begitu pula al-Qurthubi dalam tafsirnya. Lantas apa dan bagaimana arti batin dari
berwudhu sebagai gerakan pensucian? Pertanyaan yang senada ialah kenapa shalat
harus diawali dengan wudhu sebagai gerakan pensucian? faktor yang menarik diamati
lebih mendetail dari hukum wudhu yang berhubungan dengan makna batinnya, maka
yang menjadi anggota wudhu ialah anggota badan yang kerap melakukan dosa dan
kemaksiatan. Kenapa bukan dubur dan qubul yang menjadi anggota wudhu?.
sedangkan dari dubur dan qubul yang keluar najis yaitu air seni dan tinja. Keluarnya
kedua najis tersebut membuat seseorang berhadas dan terhalang melaksanakan shalat
sebelum bersuci dengan cara wudhu, mandi dan atau tayamum.

Dalam Islam memahami wudhu hanya dalam pandangan syari’at saja belum
cukup. Seorang mukmin perlu memahami wudhu dalam pandangan hakikat atau lebih
dikenal dengan istilah Tasawuf. Hal ini dilakukan agar amalan-amalan lahiriyah yang
dilakukan dapat membekas kepada bathiniyahnya.

Dengan demikian dalam gerakan berwudhu mulai dari berkumur-kumur,


membersihkan kedua lubang hidung, membasuh muka, membasuh tangan, mengusap
kepala, mengusap kedua telinga, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki terdapat
1
nilai-nilai pendidikan karakter yang belum banyak masyarakat yang tau dan dalam
setiap gerakan berwudhu ini sangat menarik dan perlu dikulik lebih dalam sehingga
nantinya dapat menjadi pedoman bagi seluruh umat Islam.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat dua permasalahan yang dapat
dikemukakan.
1. Apa pengertian dari Whudu’ ?
2. Bagaimana manfaat psikologi maupun kesehatan dari merutinkan whudu’ ?

C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah di atas, maka tujuan makalah ini tiga tujuan
yang harus dicapai dalam makalah ini :
1. Mengetahui pengertian whudu’
2. Mengetahui manfaat psikologi maupun kesehatan dari merutinkan whudu’

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Whudu’
Menurut Wahbah Al-Zuhaili pengertian ‫ الوضوء‬ialah mengunakan air pada
anggota badan tertentu yang tujuan untuk membersihkan dan menyucikan. Sedangkan
menurut syara’, wudhu yaitu membersihkan bagian badan tertentu dengan suatu
susunan kegiatan yang diawali dengan niat, membasuh wajah, kedua tangan dan kaki
serta menyapu kepala.
Wudhu yaitu menghilangkan hadas kecil dengan cara berniat, membasuh muka,
dua tangan sampai sikut, mengusap sebagian kepala dan membasuh dua kaki sampai
mata kaki.
Sholat yang khusyuk menurut kalangan sufi dimulai saat seseorang mengambil
air wudhu. diantara mereka ada yang mengatakan, orang yang tidak khusuk saat
mengambil air wudhu sulit untuk khusyuk di dalam sholat. Mereka menyarankan agar
jangan ada kata-kata duniawi seusai mengambil air wudhu sampai selesai sholat. Jika
seseorang telah melakukan dosa, meskipun secara fiqih wudhu belum batal,
disarankan agar memperbaharui wudhunya. Energi spiritual pada saat wudhu
diperlukan untuk melahirkan sholat khusyuk.
Terdapat tiga terma yang sering digunakan untuk membahas pembersihan atau
penyucian, yakni nazhafah, tazkiyah (penyucian batin), dan thaharah (penyucian lahir
batin). Istilah thaharah sendiri terdapat dalam hadits Nabi SAW: ath-thahur syathru al-
iman (kebersihan itu sebagian dari iman).
Thaharah meliputi tiga jenis, yaitu wudhu (al-wudhu), mandi (alghusl), dan
tayammum (at-tayammum). Konsep thaharah dalam referensi umum Islam semakin
sering digunakan karena mencakup pembersihan semua bagian, baik bagian fiqih,
tarekat, ataupun hakikat. Yang sangat umum dipakai yaitu thaharah, didalam kitab
fiqih didefinisikan sebagai pembersihan atau penyucian diri dari hadas kecil dan hadas
besar. Hadas kecil yaitu suatu keadaan yang mengharuskan kita untuk berwudhu
sebelum melakukan ibadah shalat, memegang mushaf al-Qur’an, dan ibadah-ibadah
lainnya. Sedangkan hadas besar yaitu suatu situasi yang mewajibkan seseorang untuk
mandi junub, yaitu mandi keramas dengan sekujur tubuh seusai melakukan hubungan
suami istri, seusai menjalani menstruasi dan darah nifas, serta orang yang baru masuk
Islam (mualaf).

3
Sedangkan secara hakikat, menurut Gus Luthfi, yang dimaksud dengan kesucian
ialah bukan yang bersifat lahiriah, tetapi yang lebih bersifat batiniah. Dimensi hakikat
tidak memperdulikan keberadaan lahiriahnya, walaupun tanpa berwudhu, tetap dapat
melakukan shalat, membaca Al-Qur’an, atau apapun yang menurut syariat harus
melalui proses penyucian yang bersifat lahiriah. Dalam hakikat yang dimaksud dengan
wudhu yaitu menyucikan sifat-sifat yang dapat menjauhkan hubungan dirinya dengan
Allah.
1. Syarat-Syarat Whudu’
a) Beragama Islam (muslim atau muslimah).
b) Tamyiz, yaitu keadaan dimana orang yang mengerjakan bisa membedakan
baik dan buruk (tidak gila).
c) Tidak berhadas besar, suci dari haid dan nifas.
d) Menggunakan air suci lagi bisa mensucikan.
e) Tidak ada sesuatu yang menghalangi air untuk sampai ke bagian tubuh
(kulit/rambut) anggota wudhu.
f) Mengetahui Ilmunya.
2. Rukun Whudu’
a) Niat. Niat menurut etimologi menyenganja. Sedangkan menurut terminologi
yaitu menyengaja sesuatu beriringan dengan melaksanakannya karena patuh
kepada Allah SWT. Niat wudhu ialah sengaja menghilangkan hadats kecil
karena Allah. Niat hendaklah di dalam hati dan mengucapkannya dengan
lidah. Waktu niat adalah ketika membasuh bagian pertama dari wajah, karena
wajah itulah awal dari wudhu.
b) Membasuh muka. Seluruh bagian muka wajib dibasuh, tidak boleh
ketiggalan, yaitu mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepada sebelah atas
sampai kedua tulang dagu sebelah kebawah dan mulai dari telinga kanan
sampai telinga kiri.
c) Membasuh kedua tangan sampai siku-siku. Siku-siku ialah pertemuan antara
lengan atas dan lengan bawah.
d) Mengusap sebagian rambut kepala. Mengusap sebagian rambut kepala yaitu
bagian depan kepala. Jika rambut yang di depan kepala hanya tumbuh seutas
rambut, maka wajib diusap karena masih berada dalam batas-batas kepala.
e) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Mata kaki ialah tulang yang
menjengul dari kiri kanan sendi yang menghubungkan antara betis dan
4
telapak kaki. Kedua kaki itu wajib dibasuh secara merata, sehingga tidak
tersisa daripadanya sekalipun hanya sebesar kaku, ataupun kulit yang tertutup
rambut yang akan menyebabkan wudhunya tidak sah, sehingga di akhirat
nanti bagian itu terkena api neraka.
f) Tertib. Tertib adalah berurutan sesuai dengan aturan yang disebutkan dalam
firman Allah SWT surat Al-Maidah:6, yaitu mulai dari membasuh muka,
membasuh tangan sampai siku, mengusap sebagian rambut kepala dan
membasuh kaki sampai mata kaki (mengutamakan mana yang harus
diutamakan, dan mengemudiankan mana yang harus diakhirkan).
3. Sunnah Whudu’
a) Membaca Basmallah. Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Berwudhu lah kamu dengan
membaca nam Allah”. Pada permulaan tiap-tiap pekerjaan yang penting baik
ibadah maupun lainnya, disunahkan untuk membaca kalimat Basmallah.
b) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan sebanyak tiga kali
sebelum dimasukan ke dalam jamban.
c) Bersiwak (mengosok gigi). Menggosok gigi lebih baik dengan benda yang
kesat. Menggosok gigi disunahkan pada tiap-tiap keadaan yang lebih
diutamakan, yaitu ketika berubah bau mulut karena lapar atau lama diam tiada
berkatakata, ketika bangun dari tidur, ketika akan mengerjakan shalat.
d) Berkumur-kumur
e) Membersihkan lubang hidung dengan air
f) Mengusap seluruh kepala. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh jama’ah
dasri Abdullah bin Zaid, ia berkata:”sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
telah mengusap kepalanya dengan kedua belah pihak tangannya yang ditarik
ke depan dan belakang, dimulai dari bagian depan kepalanya, kemudian
ditarik lagi ke belakang (tengkuk), sesudah itu ditarik kembali sehingga
sampai pada tempat semula”.
g) Membasuh sela-sela jenggot yang tebal. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Daud dari Anas ra, ia berkata: “Rasulullah SAW apabila berwudhu,
beliau mengambil air es penuh telapak tangan, lalu beliau masukkan sampai
ke bawah langitlangit mulutnya, sesudah itu beliau menyela-nyela janggutnya
dengan air, seraya bersabda: “seperti inilah Tuhanku menyuruhku”.
h) Menyela-nyela di antara jari-jari tangan dan kaki dengan air. Cara menyela-
5
nyela jari-jari tangan yaitu dengan menjalinkan di antara keduanya.
Sedangkan untuk kaki ialah dengan menggunakan kelingking tangan kiri,
dimulai dari kelingking kaki kanan dan berakhir pada kelingking kaki kiri.
Hukumnya sunnat menyela-nyela anak jari, kalau air dapat sampai di antara
anak jari dengan tidak di sela-sela, tetapi apabila air tidak sampai di antara
keduanya melainkan dengan disela-sela maka menyela-nyela anak jari ketika
itu menjadi wajib.
i) Membasuh kedua telingan luar dan dalam. Di dalam hadits yang diriwayatkan
oleh An-Nasa’i, disebutkan bahwa: “Nabi Muhammad SAW mengusap
kepala dan kedua telinganya bagian dalam dengan kedua jari telunjuknya,
sedangkan bagian luar dengan kedua ibu jarinya”.
j) Membasuh seluruh anggota wudhu masing-masing tiga kali Membasuh
anggota wudhu tiga kali misalnya muka tiga kali , tangan tiga kali, dan
seterusnya.
B. Manfaat Psikologis dan Kesehatan dari Merutinkan Whudu’
1. Manfaat Psikologis
a) Membuat Perasaan Tenang dan Nyaman
Manfaat wudhu bagi psikologis manusia pertama yang bisa kita ketahui
adalah membuat perasaan tenang dan nyaman. Setiap orang pasti
menginginkan perasaan yang tenang dan nyaman. Hal ini bisa didapatkan dari
berbagai hal, salah satunya adalah wudhu. Ketika kita ingin mendapatkan
kenyamanan itu, maka lakukanlah wudhu sebelum tidur. Hal ini akan menjadi
perasaan kita selama tidur menjadi tenang. Air wudhu dapat membuat otot-
otot tubuh menjadi lebih rileks dan nyaman. Ketika otot rileks, maka perasaan
akan menjadi nyaman dan tentram.
b) Menghapus Dosa
Manfaat wudhu kedua yang perlu kita ketahui adalah bahwa wudhu dapat
menghapus dosa. Segala macam dosa yang dilakukan oleh manusia, tentu
akan berdampak pada psikologis mereka. Bisa semacam bentuk penyesalan
dari hati, atau hanya perasaan tidak tenang ketika teringat akan dosa yang
telah diperbuatnya. Berwudhu dapat meningkatkan derajat seseorang dan
akan selalu diberikan kesabaran ketika menghadapi segala macam persoalan.
Maka dari itu, dikatakan bahwa wudhu adalah salah satu cara untuk
membersihkan diri dari dosa. Hal itu tercermin dalam hadits Nabi yang
6
artinya: “Siapa yang berwudhu, kemudian menyempurnakan wudhunya,
maka dosa- dosanya akan keluar dari jasadnya, sampai keluar dari bawah
kukunya.
c) Mengatasi Insomnia
Insomnia adalah gangguan pada tidur. Banyak orang yang mengalami
insomnia dan itu merupakan salah satu gangguan yang cukup meresahkan.
Pasalnya, insomnia tidak hanya mengganggu tidur, akan tetapi juga
berdampak pada psikologis manusia. Insomnia bisa membuat orang menjadi
stres dan tidak merasa bugar pada pagi harinya. Maka dari itu, manfaat wudhu
bagi psikologis manusia salah satunya adalah untuk mengatasi insomnia.
Wudhu akan membuat otot lebih rileks, perasaan lebih tenang, dan hal itu
tentu akan berdampak baik kepada kualitas tidur di malam hari. Ketika orang
rutin melakukan wudhu pada malam hari, maka ia akan lebih mudah untuk
tidur ketimbang orang yang tidak melakukan wudhu.
d) Mendatangkan Kecintaan Kepada Allah SWT
Manfaat wudhu bagi psikologis manusia selanjutnya adalah mendatangkan
kecintaan kepada Allah. Wudhu adalah salah satu aktivitas menyucikan diri
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan dianjurkan oleh agama. Sebagai
bentuk ketundukan kepada perintah Allah. Hal it tercermin dalam QS. Al-
Baqarah ayat 222. Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan orang-orang yang menyukai diri”. Dengan mempunyai
perasaan dicintai oleh Allah, maka pikiran dan hati orang yang berwudhu
akan lebih tenang dan bisa merasakan kenikmatan dalam berwudhu. Hal
tersebut akan sangat mempengaruhi mental dan hati manusia.
e) Mengangkat Darajat
Selanjutnya, manfaat wudhu bagi psikologis manusia yang juga penting
untuk diketahui adalah bahwa wudhu mampu mengangkat derajat manusia.
Wudhu adalah aktivitas yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya. Bahkan
dikatakan bahwa orang-orang yang bisa menjaga wudhu akan diangkat
derajatnya. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi yang artinya: “Maukah aku
tunjukkan kepadamu perbuatan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-
dosa dan mengangkat derajat? Mereka menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: Menyempurnakan wudhu meskipun dalam
keadaan sulit (seperti musim dingin), memperbanyak langkah ke masjid, dan
7
menunggu salat setelah shalat, maka itulah ribath.”
Rasulullah SAW juga berdabda: ”Ketika seorang Muslim sedang berwudhu
dan membasuh wajah, maka keluarlah setiap dosa- dosa yang dibuat oleh
kedua matanya dari wajahnya bersama tetesan air yang jatuh. Saat membasuh
kedua tangan, maka keluarlah setiap dosa- dosa yang dilakukan kedua
tangannya bersama dengan tetesan air yang terakhir. Saat membasuh kedua
kakinya, maka keluarlah pula dosa- dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya
bersama tetesan air sehingga ia terbebas dari dosa- dosa sehabis wudhu.”
Hal itu mencerminkan betapa wudhu memiliki manfaat psikologis yang
sangat besar. Selain psikologis yang ditimbulkan dari kesehatan fisik,
manfaat psikologis dari wudhu juga bisa datang dari situasi spiritual. Hal ini
tentu memiliki keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Manfaat Kesehatan
a) Berkumur-Kumur
• Menghilangkan bau mulut
Berkumur-kumur ketika melakukan wudhu, tentu akan dapat
menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Dengan berkumur-kumur
ditambah dengan menyikat gigi, insya Allah mulut akan menjadi segar
dan gigi pun bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
• Mencegah penyakit pilek
Penelitian kedokteran modern membuktikan bahwa berkumur dengan air
setiap hari dapat mencegah penyakit demam dan pilek pada diri
seseorang. Dan juga berkumur dapat membersihkan tenggorokan dari
bakteri dan mikroba sebelum ia menyebar dan menimbulkan penyakit,
serta mencegah dari potensi terkena penyakit pilek dan demam.
• Menjaga kesehatan gigi
Berkumur atau membasuh mulut tiga kali setiap wudhu ditambah dengan
menggunakan siwak merupakan cara yang paling baik untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi. Hal ini
merupakan salah satu prinsip perlindungan yang paling pokok dalam
menjaga kesehatan gigi.
• Pencegahan dini dari penyakit periodontitis
Membersihkan mulut dengan cara menggosok gigi atau berkumur-kumur

8
ketika wudhu ini, dapat menghilangkan plak yaitu lapisan tipis dan
transparan dipermukaan gigi yang melekat erat pada gigi, sehingga
menghindarkan seseorang dari penyakit periodontitis yaitu gusi tampak
memerah, lunak, mengkilat karena bengkaknya, dan mudah berdarah,
bahkan dari peradangan itu kadang-kadang jadi bernanah. Jika proses
sudah cukup jauh, pearadangan itu sudah mencapai dentin yang banyak
ujung saraf perasa. Penderita akan merasa ngilu jika kalau meminum atau
memakan makanan yang panas, dingin ataupun manis.
b) Istinsyāq (memasukkan air ke dalam hidung serta mengeluarkannya saat
wudhu).
Dengan melakukan istinsyaq sebanyak tiga kali disaat berwudhu, maka
mikroba dan bakteri yang berada di dalam lubang hidung akan ikut keluar.
Seperti yang sudah diketahui, bahwa kebanyakan penyakit disebabkan
mikroba yang masuk melalui hidung dan tenggorokan, kemudian pindah ke
dalam tubuh sehingga timbullah penyakit. Ini merupakan penemuan
kedokteran yang terdapat dalam hikmah istinsyaq disaat berwudhu agar
hidung terbebas dari bakteri virus dan penyakit. Dengan melakukan istinsyaq,
juga akan menghindarkan seseorang terserang penyakit sinusitis yaitu
peradangan rongga-rongga udara disekitar hidung.
c) Membasuh Wajah
Membasuh wajah dengan air ketika wudhu, juga akan dapat mencegah
munculnya jerawat pada diri seseorang. Jerawat terkadang muncul secara
tiba-tiba dan tidak dapat dihindari, terutama bagi mereka yang berjenis kulit
wajah kering dan berminyak. Sehingga begitu terkena panas terik seperti di
pantai, jerawatpun langsung muncul. Oleh sebab itu,dengan membasuh air ke
wajah setiap wudhu akan membuat kulit muka tidak terlalu kering dan kulit
yang berminyak pun hilang dan bersih dari kotoran yang menempel pada kulit
wajah. Dan juga air wudhu yang dibasuhkan kewajah, akan dapat
menyegarkan kulit wajah dan lebih jauh hal ini akan berpengaruh pula pada
mata sehingga menjadi lebih fresh dan tidak terasa melelahkan serta dapat
menyembuhkan sakit mata.
d) Membasuh tangan
Membasuh tangan ketika wudhu akan menghilangkan kotoran yang ada pada
tangan. Yang demikian ini tentu sangat besar sekali manfaatnya dalam rangka
9
untuk menghilangkan debu, mikroba ataupun berbagai macam bibit penyakit.
Sebab banyak sekali penyakit ‘besar’ yang sering kali dialami oleh seseorang
seperti: penyakit kulit hingga diare berawal dari kotoran yang ada pada
tangan. Manfaat lain dari membasuh tangan hingga siku ketika wudhu adalah
untuk menghilangkan keringat dari permukaan kulit dan membersihkan kulit
dari lemak yang dipartisi oleh kelenjar kulit, dan ini biasanya menjadi tempat
yang ideal untuk berkembang biaknya bakteri.
e) Mengusap kepala
Mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi dan pusing kepala. Sebab air
dingin yang dibasuhkan ke wajah ataupun diusapkan ke kepala akan memiliki
pengaruh yang baik untuk akvifitas dan kebugaran seseorang, dan dapat
menghilangkan penyakit kepala serta kelelahan otak. Manfaat lain yang bisa
dirasakan dari wudhu, terutama ketika menyapu kepala adalah membuat
rambut menjadi lebih bersih dan terasa segar. Bahkan apabila kita
mempelajari ajaran islam tidak hanya memerhatikan kebersihan rambut
kepala, tetapi islam juga menyuruh kita untuk merapikan rambut, sehingga
enak dipandang.
f) Mengusap dua telinga
Membasuh kedua telinga berguna untuk menghilangkan debu yang
menempel, atau kotoran dari udara yang menumpuk dan menempel, pada zat
lilin yang dikeluarkan oleh telinga. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan
lemahnya pendengaran ataubahkan peradangan kuping yang bila menyebar
kebagian dalam dapat mengacaukan keseimbangan tubuh, karena telinga
bagian dalam menjadi pusat keseimbangan tubuh.
g) Membasuh kaki
Termasuk hal yang penting dalam berwudhu adalah membasuh kedua kaki.
Karena kedua kaki sepanjang hari, sering berada dalam sepatu atau kaos kaki,
sehingga sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap
tidak akan hilang kecuali bila dibasuh berkali-kali dan benar-benar bersih.
Oleh karena itu, di antara sunnah wudhu adalah membersihkan sela-sela
antara jari-jari kaki dengan jari-jari tangan untuk menghilangkan keringat dan
kotoran yang menumpuk di dalamnya. Membasuh kaki ketika wudhu akan
membuat kaki terasa nyaman dan segar, melemaskan otot-otot kaki yang
tegang. Bahkan apabila ketika membasuh kaki disertai dengan memijat secar
10
baik, juga dapat mendatangkan perasaan tenang dan nyaman karena telapak
kaki merupakan cerminan seluruh perangkat tubuh. Dengan cara memijat
kaki tatkala wudhu berlansung secara tidak langsung telah mamijat syaraf-
syaraf yang menghubungkan keseluruh tubuh. Dan juga merupakan salah satu
cara agar kaki menjadi lebih cantik.

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Wahbah Al-Zuhaili pengertian ‫ الوضوء‬ialah mengunakan air pada
anggota badan tertentu yang tujuan untuk membersihkan dan menyucikan. Sedangkan
menurut syara’, wudhu yaitu membersihkan bagian badan tertentu dengan suatu
susunan kegiatan yang diawali dengan niat, membasuh wajah, kedua tangan dan kaki
serta menyapu kepala.
Banyak manfaat dari merutinkan Wudhu baik dari sisi psikologis dan
kesehatannya :
1. Membuat Perasaan Nyaman
2. Menghapus Dosa
3. Mengatasi Insomnia
4. Mendatangkan Kecintaan kepada Allah Swt
5. Mengangkat Derajat
Manfaat cara wudhu terhadap kesehatan adalah dapat membersihkan berbagai
kotoran, virus, dan bakteri yang berada di telinga, hidung, mulut dan gigi, serta dapat
mempermudah regenerasi selaput lendir sehingga dapat mencegah berbagai penyakit
yang masuk melalui telinga, hidung dan mulut, baik penyakit yang ringan maupun
penyakit yang serius. Selain itu, kebanyakan titik refleksi berada pada anggota wudhu.

B. SARAN
Kritik dan saran dari oembaca sangatlah diharpkan oleh penulis untuk
menciptakan karya ilmmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khuli, H. (2007). Rahasia Gerakan-Gerakan Sholat (Cet. XII). Jogjakarta: Diva Press.
Achmad Akbar Ramadhan, Mochammad Erwin Rachman, Analisis Pengaruh Berwudhu
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Sesaat, As-Syifaa Vol 07 (02) : Hal. 121-129,
Desember 2015, ISSN : 2085-4714
Ahmad Mujahid dan Haeriyyah, Thaharah Lahir Dan Batin Dalam Al-Qur’an (Penafsiran
terhadap Qs. Al-Muddatsir/74:4 dan Qs. Al-Maidah/5:6), Jurnal Ilmu Syariah dan
Hukum, Volume 19, Nomor 2, November 2019, p-ISSN: 2252-8334 e-ISSN: 2550-
0309.
Hasanuddin, O. (2007). Mukjizat Berwudhu untuk penyembuhan dan pencegahan
penyakit,. Jakarta: Qultum Media.
Muhyidin, M. (2007). Misteri Energi Wudhu, Keajaiban Fadhilah Energi Wudhu terhadap
kekuatan fisik, Emosi dan Hati Manusia. Jogjakarta: Diva Press.
M. Fauzi Rachman, Betapa Ajaibnya Perintah Wudhu, Mengapa Wudhu Sangat Penting
Bagi Kita? Jogjakarta: Laksana, 2011
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’i, Jakarta: Rumah Fiqih Publishing,
2019.
Nurrohmatiyah, Peningkatan Praktik Wudhu Yang Baik Dan Benar Dengan Metode
Praktik Langsung Bagi Siswa Sekelompok B RA Muslimat NU Jumoyo 3, Jumoyo
Lor, Juumoyo Salam, Magelang, Program Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Yusuf Al-Qaradhawi, Fikih Thaharah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.

13
14

Anda mungkin juga menyukai