Matakuliah : Psikologi
Dosen Pengampu : Fatmah Indriani M.Psi.
DISUSUN OLEH
Aidil Arifin (0104222219)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha esa atas rahmat-
Nya dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ‘Belajar dan Berpikir’.
Penulis jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan dari penulis, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Tertanda,
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa anggapan yang saat ini
berkembang pada sebagian besar peserta didik adalah matematika bidang studi yang
sulit dan tidak disenangi. Hanya sedikit yang mampu menyelami dan memahami
matematika sebagai ilmu yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis.
Sekarang ini banyak terdapat buku yang menuliskan tentang kemampuan
berpikir kritis. Santrock menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan (2011: 357), bahwa menurut para ahli pendidikan, hanya sedikit sekolah
yang benar-benar mengajarkan siswanya untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis. Biasanya sekolah menghabiskan waktu untuk mengajar siswa dengan
memberikan satu jawaban yang benar, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas kurang
mendorong siswa untuk memperluas pemikiran mereka dengan menciptakan ide-ide
baru yang sesuai dengan kemampuan siswa.
B. Perumusan Masalah
dikemukakan.
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah di atas, maka tujuan makalah ini tiga tujuan
2
PEMBAHASAN
Belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku ditimbulkan, diubah, atau
diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau rangsangan yang terjadi). Proses
belajar tidak hanya meliputi perilaku motorik, tetapi juga berfikir. Belajar juga dapat
diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman
Sesuai dengan hukum Gestalt bahwa manusia belajar secara menyeluruh, maka proses
belajar yang terutama melibatkan proses berfikir, harus dimulai dengan mempelajari materi
secaa keseluruhan, baru ke detail atau bagian-bagiannya. Tetapi dalam belajar yang
melibatkan aktivitas motorik justru harus dimulai dengan detail dulu, selanjutnya
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Definisi yang paling
umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam
Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat
dilukiskan menurut proses atau jalannya. Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental
untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang
sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan,
kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan
3
B. Proses Belajar dan Berfikir
a) Waktu Istirahat
Kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak atau proses yang
jeda atau beristirahat. Pada waktu istirahat sebaiknya tidak banyak kegiatan yang terkait
atau masih berhubungan dengan hal yang dipelajari itu sehingga bahan yang sudah
dipelajari punya cukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan. Jadi, kalau sedang
belajar Matematika, jangan berfikir tentang Matematika ketika istirahat, kalau sedang
belajar Sejarah lupakan sejenak pelajaran Sejarah. Istirahat menghindari kejenuhan otak
sehingga proses belajar itu lebih efektif.
Dalam mempelajari sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang ada
secara keseluruhan, baru setelah itu pelajari secara seksama bagian-bagiannya. Tetapi,
untuk melakukan hal itu, ddiperlukan kemampuan berfikir menyeluruh yang relatif tinggi.
Kalau kita mempelajari sesuatu, tanpa pemahaman, maka usaha belajar kita akan menemui
banyak kesulitan. Misalnya dua orang disuruh menghafalkan puisi berbahasa inggris.
Orang yang pertama mengerti bahasa inggris, sedangkan orang yang kedua tidak dapat
berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama akan dihafal jauh lebih cepat oleh orang
yang pertama.
Kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui mana-
mana yang masih salah (untuk dierbaiki) dan mana-mana yang sudah betul, maka akan
lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu daripada kalau kita harus meraba-
raba terus. Seringnya sudah benar, tapi kemudian diubah sehingga jadi tidak benar,
sementara yang salah malah dibiarkan salah. Dengan kata lain, pengetahuan akan prestasi
e) Transfer
4
Pengetahuan kita mengenai ha-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, bisa mengetahui
proses belajar. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer dapat bersifat positif, kalau hasil
belajar masa lalu mempermudah proses belajar yang sekarang, begitu pula sebaliknya.
a) Berfikir Asosiatif
Berfikir asosiatif yaitu proses berfikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide
lain. Jalan fikiran dalam proses berfikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan
sebelumnya. Jadi ide-ide itu timbul atau terasosiasi (terkaitkan) dengan ide sebelumnya
secara spontan. Jadi berfikir ini disebut juga belajar avergen (menyebar) atau kreatif,
Jenis-jenis berfikir asisiatif adalah;
1) Asosiasi bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaiut hal apa saja tanpa
ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat merangsang timbulnya beberapa ide,
misalnya tentang rsetoran, dapur, nasi, anak yatim yang belum sempat diberi makan, atau
apa saja.
2) Asosiasi terkontrol: suatu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu saja. Misalnya, ide untuk membeli mobil akan merangsang ide-ide lain,
3) Melamun: mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang
tidak realistis. Misalnya berkhayal jadi Superman atau jadi Putri Salju.
4) Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang muncul secara tidak disadari pada waktu tidur.
Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun, tetapi kadang-kadang masih
dapat diingat. Mimpi bisa merupakan kilas balik peristiwa-peristiwa masa lalu, namun bisa
juga merupakan harapan-harapan yang tidak terpenuhi, atau bahkan sama sekali tak
bermakna. Sigmund Freud pakar psikoanalisis, menilai mimpi sangat penting karena berisi
dorongan-dorogan alam bawah sadar yang tidak dimunculkan dalam keadaan sadar karena
5) Berfikir artistic: merupakan proses belajar yang sangat subjektif. Jalan fikiran sangat
dipengaruhi ileh pendapat dan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Hal ini
5
sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
b) Berfikir Terarah
Ini adalah jenis berpikir yang lain, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya
dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Proses
Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala
hal di lingkungan luar, ataupun yang ada pada diri kita sendiri dalam alam pikiran kita.
Kata " buku " adalah simbol yang mengartikan tumpukan kertas yang disusun menjadi satu.
Selain kata-kata, bentuk-bentuk simbol yang digunakan oleh manusia adalah angka-
angka, simbol-simbol matematika, simbol tanda lalulintas, not musik, mata uang, dan lain-
lain. Simbol adalah suatu lambang yang digunakan manusia sesuai kesepakatan bersama
4. Strategi Berpikir
persoalan. Untuk dapat mengarahkan jalan pikiran pada pemecahan persoalan, maka
terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua strategi umum dalam
a) Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba
Dalam strategi yang pertama, sering kali dapat terlihat hal-hal yang sama pada
beberapa bagian sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian cara ini lebih efisien
6
dan cepat, dan terutama berguna saat waktunya terbatas. Kesulitan dalam memecahkan
a) Set: Cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan peda
persoalan-persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan persoalan yang
berbeda disebut set. Seperti yang sudah dikatakan diatas, tidak semua persoalan bisa
dipecahkan dengan set yang sudah terbentuk. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-
kesulitan, terutama jika orang yang bersangkutan tidak mau mengubah setnya.
melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini
tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena dia tidak bisa melihat jalan
keluar yang lainnya. Dalam psikologi sosial, ada yang dinamakan "group think", yaitu
suatu proses berpikir yang sudah demikian diyakini oleh suatu kelompok tertentu sebagai
suatu pandangan atau cara yang terbaik sehingga mereka tidak memerlukan pandangan
Sebagai makhluk berpikir dengan pemikiran yang terus berkembang. Belajar membuat
kegiatan berpikir berlangsung terus dan memungkinkan manusia dapat bergerak maju.
Cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada), kata Renne Descartes, sang pencetus
filsafat modern. Dan karena manusia berpikir, maka manusia mampu belajar. Betapa
Belajar bukan cuma dialami mereka yang duduk di bangku sekolah. Siapa saja butuh
pembelajaran. Namun, seperti yang diakui banyak orang, kegiatan belajar tak selalu mulus
dilaksanakan. Selalu saja ada halangan dan godaan yang menghalangi kita untuk belajar
dengan sungguh-sungguh.
Mood atau suasana hati menjadi faktor terpenting saat kita belajar. Upayakan selalu
mood yang positif untuk belajar, misalnya saja dengan menentukan waktu, lingkungan dan
7
sikap belajar yang sesuai karakter kita. Mulailah menentukan sendiri prioritas nilai dan
prinsip kita. Jangan biarkan siapa pun mendikte kita dalam belajar. Pusatkan perhatian
terhadap apa yang telah kita percayai tersebut dan kerjakan dulu prioritas-prioritas yang
Memahami orang lain dengan baik akan membuat orang lain dapat memahami kita.
Cobalah mengandalkan diri kita dalam posisi orang lain yang kita ajak
berargumen/berdiskusi. Pikirkan argumen yang paling pas untuk teman diskusi kita.
Kerapkali kita kurang menangkap sebuah pelajaran, terutama dari sebuah bahan
bacaan/buku. Apabila tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, kita dapat mencari
cara lainnya selain membaca ulang bahan tersebut. Misalnya, diskusikan bahan tersebut
dengan guru/dosen, teman sekantor, atau dengan siapa saja yang dianggap bisa diajak
Jangan ragu menantang terus diri kita untuk memahami lebih banyak lagi masalah.
Belajar akan menjadi kegiatan yang “membangkitkan adrenalin” dan terasa mengasyikan,
2. Ciri-ciri Belajar
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi
8
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan ) hingga
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya.Belajar adalah proses penambahan
pengetahuan.
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengarui proses dan hasil
belajar siswa. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang terjadi
pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan
mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami
siswa dalam melaksankan kegiatan belajar.
Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional
maksudnya dimana seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar
(pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya. Menurut Drever dalam Khodijah
(2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang
dimulai dengan adanya masalah. Menurut Solso berpikir adalah sebuah proses dimana
representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi
yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.
B. SARAN
Kita harusnya bisa memiliki pola balajar dan berpikir yang sesuai di sampaikan
dalam makalah ini. Dengan adanya ilmu yang sudah kita dapatkan dari makalah ini
kita bisa membagikannya kepada orang-orang lain di sekitar kita tentang masalah
belajar dan berpikir ini. Semoga bermanfaat dan bisa jadi rujukan untuk penulis-
penulis lainnya yang ingin membuat tulisan karya ilmiah berikutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Joko Susilo. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, Pinus Book Publisher :
Yogyakarta.
Najib Sulhan. 2006. Pembangunan karakter pada anak, Surabaya, Surabaya Intelektual
Club.
10
11