Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BELAJAR DAN BERPIKIR

Matakuliah : Psikologi
Dosen Pengampu : Fatmah Indriani M.Psi.

DISUSUN OLEH
Aidil Arifin (0104222219)

Irsyadi Ujung (0104222197)

Galih Ardi Kusuma (0104222224)

Ogie Ramadhan (0104222233)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha esa atas rahmat-
Nya dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ‘Belajar dan Berpikir’.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen matakuliah Psikologi yaitu Fatmah Indriani M.Psi yang telah memberikan tugas
makalah kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan dari penulis, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, November 2022

Tertanda,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i


Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
Pendahuluan ..................................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2
Pembahasan ............................................................................................... 3
A. Pengertian Belajar dan Berpikir .....................................................................3
B. Proses Belajar dan Berpikir ............................................................................4
C. Manfaat dari Belajar dan Berpikir .................................................................7
Penutup ...........................................................................................................................9
A. Kesimpulan ......................................................................................................9
B. Saran ................................................................................................................9
Daftar Pustaka ............................................................................................................10

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan


penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan
mental untuk membangun dan memperoleh pengetahuan. Dalam suatu proses
pembelajaran, kemampuan berpikir peserta didik dapat dikembangkan dengan
memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah.
Pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah, sehingga
kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan. Betapa pentingnya pengalaman ini agar
peserta didik mempunyai struktur konsep yang dapat berguna dalam menganalisis
serta mengevaluasi suatu permasalahan.
Globalisasi merupakan salah satu bukti dari perkembangan zaman yang tidak
dapat ditolak dan dikendalikan. Zaman globalisasi ini memberikan berbagai
kemudahan bagi manusia untuk bertahan hidup, mulai dari kemudahan mendapatkan
kebutuhan hidup sampai kebutuhan hiburan. Globalisasi juga memudahkan
masyarakat Indonesia menikmati modernisasi yang diciptakan negara-negara maju.
Tidak ada lagi batasan ruang dan waktu di zaman ini, karena kemudahan informasi
dan komunikasi, bahkan antar negara dan sistem transportasi yang semakin beragam.
Perkembangan zaman yang semakin maju ini menuntut kita untuk kritis menghadapi
perubahan yang terjadi.
Salah satu kemampuan berpikir yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir
tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dapat
dikembangkan melalui pembelajaran matematika di sekolah ataupun perguruan tinggi,
yang menitikberatkan pada sistem, struktur, konsep, prinsip, serta kaitan yang ketat
antara suatu unsur dan unsur lainnya. Matematika dengan hakikatnya sebagai ilmu
yang terstruktur dan sistematis, sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang
aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai ilmu yang mengembangkan sikap berpikir
kritis, objektif, dan terbuka, menjadi sangat penting dikuasai oleh peserta didik dalam
menghadapi laju perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

1
Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa anggapan yang saat ini
berkembang pada sebagian besar peserta didik adalah matematika bidang studi yang
sulit dan tidak disenangi. Hanya sedikit yang mampu menyelami dan memahami
matematika sebagai ilmu yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis.
Sekarang ini banyak terdapat buku yang menuliskan tentang kemampuan
berpikir kritis. Santrock menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan (2011: 357), bahwa menurut para ahli pendidikan, hanya sedikit sekolah
yang benar-benar mengajarkan siswanya untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis. Biasanya sekolah menghabiskan waktu untuk mengajar siswa dengan
memberikan satu jawaban yang benar, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas kurang
mendorong siswa untuk memperluas pemikiran mereka dengan menciptakan ide-ide
baru yang sesuai dengan kemampuan siswa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat tiga permasalahan yang dapat

dikemukakan.

1. Apa pengertian belajar dan berpikir ?

2. Bagaimana proses belajar dan berpikir ?

3. Apa saja manfaat belajar dan berpikir ?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah di atas, maka tujuan makalah ini tiga tujuan

yang harus dicapai dalam makalah ini :

1. Mengetahui pengertian belajar dan berpikir

2. Mengetahui proses belajar dan berpikir

3. Mengetahui manfaat belajar dan berpikir

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Berfikir

Belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku ditimbulkan, diubah, atau

diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau rangsangan yang terjadi). Proses

belajar tidak hanya meliputi perilaku motorik, tetapi juga berfikir. Belajar juga dapat

diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman

yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu.

Sesuai dengan hukum Gestalt bahwa manusia belajar secara menyeluruh, maka proses

belajar yang terutama melibatkan proses berfikir, harus dimulai dengan mempelajari materi

secaa keseluruhan, baru ke detail atau bagian-bagiannya. Tetapi dalam belajar yang

melibatkan aktivitas motorik justru harus dimulai dengan detail dulu, selanjutnya

digabungkan menjadi keterampilan yang menyeluruh.

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Definisi yang paling

umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam

Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini

berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang

tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. “Berpikir”

mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat

dilukiskan menurut proses atau jalannya. Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental
untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang

sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan,

merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan,

memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-

kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan

dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.

3
B. Proses Belajar dan Berfikir

1. Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu.

a) Waktu Istirahat

Kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak atau proses yang

panjang, dan dilakukan sebagian-sebagian, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk

jeda atau beristirahat. Pada waktu istirahat sebaiknya tidak banyak kegiatan yang terkait

atau masih berhubungan dengan hal yang dipelajari itu sehingga bahan yang sudah

dipelajari punya cukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan. Jadi, kalau sedang

belajar Matematika, jangan berfikir tentang Matematika ketika istirahat, kalau sedang

belajar Sejarah lupakan sejenak pelajaran Sejarah. Istirahat menghindari kejenuhan otak
sehingga proses belajar itu lebih efektif.

b) Pengetahuan tentang Materi yang Dipelajari Secara Menyeluruh

Dalam mempelajari sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang ada

secara keseluruhan, baru setelah itu pelajari secara seksama bagian-bagiannya. Tetapi,

untuk melakukan hal itu, ddiperlukan kemampuan berfikir menyeluruh yang relatif tinggi.

c)Pemahaman terhadap Materi yang Dipelajari

Kalau kita mempelajari sesuatu, tanpa pemahaman, maka usaha belajar kita akan menemui

banyak kesulitan. Misalnya dua orang disuruh menghafalkan puisi berbahasa inggris.

Orang yang pertama mengerti bahasa inggris, sedangkan orang yang kedua tidak dapat

berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama akan dihafal jauh lebih cepat oleh orang

yang pertama.

d) Pengetahuan akan Prestasi Sendiri

Kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui mana-

mana yang masih salah (untuk dierbaiki) dan mana-mana yang sudah betul, maka akan

lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu daripada kalau kita harus meraba-

raba terus. Seringnya sudah benar, tapi kemudian diubah sehingga jadi tidak benar,

sementara yang salah malah dibiarkan salah. Dengan kata lain, pengetahuan akan prestasi

sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.

e) Transfer
4
Pengetahuan kita mengenai ha-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, bisa mengetahui

proses belajar. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer dapat bersifat positif, kalau hasil

belajar masa lalu mempermudah proses belajar yang sekarang, begitu pula sebaliknya.

2. Proses berfikir dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu.

a) Berfikir Asosiatif

Berfikir asosiatif yaitu proses berfikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide

lain. Jalan fikiran dalam proses berfikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan

sebelumnya. Jadi ide-ide itu timbul atau terasosiasi (terkaitkan) dengan ide sebelumnya

secara spontan. Jadi berfikir ini disebut juga belajar avergen (menyebar) atau kreatif,
Jenis-jenis berfikir asisiatif adalah;

1) Asosiasi bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaiut hal apa saja tanpa

ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat merangsang timbulnya beberapa ide,

misalnya tentang rsetoran, dapur, nasi, anak yatim yang belum sempat diberi makan, atau

apa saja.

2) Asosiasi terkontrol: suatu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam

batas-batas tertentu saja. Misalnya, ide untuk membeli mobil akan merangsang ide-ide lain,

misalnya tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya.

3) Melamun: mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang

tidak realistis. Misalnya berkhayal jadi Superman atau jadi Putri Salju.

4) Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang muncul secara tidak disadari pada waktu tidur.

Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun, tetapi kadang-kadang masih

dapat diingat. Mimpi bisa merupakan kilas balik peristiwa-peristiwa masa lalu, namun bisa

juga merupakan harapan-harapan yang tidak terpenuhi, atau bahkan sama sekali tak

bermakna. Sigmund Freud pakar psikoanalisis, menilai mimpi sangat penting karena berisi

dorongan-dorogan alam bawah sadar yang tidak dimunculkan dalam keadaan sadar karena

dilarang oleh “ super ego”.

5) Berfikir artistic: merupakan proses belajar yang sangat subjektif. Jalan fikiran sangat

dipengaruhi ileh pendapat dan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Hal ini
5
sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.

b) Berfikir Terarah

Ini adalah jenis berpikir yang lain, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya

dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Proses

berpikir seperti ini juga disebut sebagai berpikir konvergen.

3. Penggunaan Simbol dalam Berpikir

Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala

hal di lingkungan luar, ataupun yang ada pada diri kita sendiri dalam alam pikiran kita.
Kata " buku " adalah simbol yang mengartikan tumpukan kertas yang disusun menjadi satu.

Orang yang pandai,berpengalaman, banyak membaca atau bergaul, mempunyai lebih

banyak kosa kata yang disimpan dalam memorinya.

Selain kata-kata, bentuk-bentuk simbol yang digunakan oleh manusia adalah angka-

angka, simbol-simbol matematika, simbol tanda lalulintas, not musik, mata uang, dan lain-

lain. Simbol adalah suatu lambang yang digunakan manusia sesuai kesepakatan bersama

yang disebut kebudayaan, dianggap mewakili suatu hal tertentu.

4. Strategi Berpikir

Telah dikatakan bahwa berpikir terarah diperlukan dalam pemecahan persoalan-

persoalan. Untuk dapat mengarahkan jalan pikiran pada pemecahan persoalan, maka

terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua strategi umum dalam

memecahkan persoalan yaitu:

a) Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba

dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.

b) Strategi detailistis: di sini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan

dicoba dipecahkan bagian demi bagian.

Dalam strategi yang pertama, sering kali dapat terlihat hal-hal yang sama pada

beberapa bagian sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian cara ini lebih efisien
6
dan cepat, dan terutama berguna saat waktunya terbatas. Kesulitan dalam memecahkan

persoalan dapat ditimbulkan oleh:

a) Set: Cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan peda

persoalan-persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan persoalan yang

berbeda disebut set. Seperti yang sudah dikatakan diatas, tidak semua persoalan bisa

dipecahkan dengan set yang sudah terbentuk. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-

kesulitan, terutama jika orang yang bersangkutan tidak mau mengubah setnya.

b) Sempitnya pandangan: Seringkali dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya

melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini

tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena dia tidak bisa melihat jalan
keluar yang lainnya. Dalam psikologi sosial, ada yang dinamakan "group think", yaitu

suatu proses berpikir yang sudah demikian diyakini oleh suatu kelompok tertentu sebagai

suatu pandangan atau cara yang terbaik sehingga mereka tidak memerlukan pandangan

atau cara lain.

C. Manfaat Belajar dan Berfikir dan Ciri-ciri Belajar

1. Manfaat Belajar dan Berfikir

Sebagai makhluk berpikir dengan pemikiran yang terus berkembang. Belajar membuat

kegiatan berpikir berlangsung terus dan memungkinkan manusia dapat bergerak maju.

Cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada), kata Renne Descartes, sang pencetus

filsafat modern. Dan karena manusia berpikir, maka manusia mampu belajar. Betapa

pentingnya kegiatan belajar dan berpikir ini sampai-sampai manusia melembagakannya

dalam bentuk sekolah atau institusi pendidikan.

Belajar bukan cuma dialami mereka yang duduk di bangku sekolah. Siapa saja butuh

pembelajaran. Namun, seperti yang diakui banyak orang, kegiatan belajar tak selalu mulus

dilaksanakan. Selalu saja ada halangan dan godaan yang menghalangi kita untuk belajar

dengan sungguh-sungguh.

Mood atau suasana hati menjadi faktor terpenting saat kita belajar. Upayakan selalu

mood yang positif untuk belajar, misalnya saja dengan menentukan waktu, lingkungan dan
7
sikap belajar yang sesuai karakter kita. Mulailah menentukan sendiri prioritas nilai dan

prinsip kita. Jangan biarkan siapa pun mendikte kita dalam belajar. Pusatkan perhatian

terhadap apa yang telah kita percayai tersebut dan kerjakan dulu prioritas-prioritas yang

telah kita tentukan sendiri.

Memahami orang lain dengan baik akan membuat orang lain dapat memahami kita.

Cobalah mengandalkan diri kita dalam posisi orang lain yang kita ajak

berargumen/berdiskusi. Pikirkan argumen yang paling pas untuk teman diskusi kita.

Kerapkali kita kurang menangkap sebuah pelajaran, terutama dari sebuah bahan

bacaan/buku. Apabila tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, kita dapat mencari

cara lainnya selain membaca ulang bahan tersebut. Misalnya, diskusikan bahan tersebut
dengan guru/dosen, teman sekantor, atau dengan siapa saja yang dianggap bisa diajak

berbagi. Mereka mungkin memberi kita pemahaman yang lebih baik.

Jangan ragu menantang terus diri kita untuk memahami lebih banyak lagi masalah.

Belajar akan menjadi kegiatan yang “membangkitkan adrenalin” dan terasa mengasyikan,

bahkan bukan mustahil ide-ide cemerlang akan kita ciptakan.

2. Ciri-ciri Belajar

a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi

akibat interaksi dengan lingkungan.

d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak

karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan ) hingga
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya.Belajar adalah proses penambahan
pengetahuan.
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengarui proses dan hasil
belajar siswa. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang terjadi
pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan
mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami
siswa dalam melaksankan kegiatan belajar.
Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional
maksudnya dimana seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar
(pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya. Menurut Drever dalam Khodijah
(2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang
dimulai dengan adanya masalah. Menurut Solso berpikir adalah sebuah proses dimana
representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi
yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.

B. SARAN

Kita harusnya bisa memiliki pola balajar dan berpikir yang sesuai di sampaikan
dalam makalah ini. Dengan adanya ilmu yang sudah kita dapatkan dari makalah ini
kita bisa membagikannya kepada orang-orang lain di sekitar kita tentang masalah
belajar dan berpikir ini. Semoga bermanfaat dan bisa jadi rujukan untuk penulis-
penulis lainnya yang ingin membuat tulisan karya ilmiah berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Eveline Siregar, Hartini Nara. 2010. Teori belajar dapembelajaran, Ciawi-Bogor. Pt


Ghaila Indonesia.

Lisnawati Simanjuntak, dkk. 1992. Metode Mengajar Matematika I, Rineka Cipta :


Jakarta.

Joko Susilo. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, Pinus Book Publisher :
Yogyakarta.

Najib Sulhan. 2006. Pembangunan karakter pada anak, Surabaya, Surabaya Intelektual
Club.

10
11

Anda mungkin juga menyukai