Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BERPIKIR RASIONAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problem Solving and Decision Making
Dosen Pengampu:
M.Mustholiq Alwi M,Pd.

Disusun oleh :

Fajar Safrudin 4302020005


Ahmad Zainal Makarim 43020200030
Aulia Nur Aini 43020200053
Ahya Acwa Khoirunnisa 43020200085

PROGRAM STUDI MANAJMEN DAWAH


FAKULTAS DAKWAH
IAIN SALATIGA
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,


Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah membrikan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak
kesalahan dan kekuranggannya. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Muhammad SAW beserta keluarganya,sahabatnya dan para pengikutnya.
Makalah yang berjudul “Berpikir Rasional” adalah tugas perkuliahan kami yang mana
akan kami diskusikan dan presentasikan bersama teman mahasiswa lainnya. Penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak M.Mustholiq Alwi M,Pd. selaku dosen
pengampu matakuliah Problem Solving and Decision Making yang telah memberikan kami
materi dan pemahaman sehingga terbantu untuk menyusun sekaligus menyelesaikan makalah
ini.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan dorongan dan motivasi dari
pembca khususnya teman-teman sekalian dengan memberikan kritik dan saran yang dapat
membangun perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Salatiga, 20 Maret 2022


DAFTAR ISI

Contents
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................
C. Tujuan Penulis...............................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
A. Pengertian Berfikir........................................................................................................................
B. Pengertian Berfikir Rasional
C. Berfikir Rasional di Ranah Publik
BAB III.....................................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................................
Kesimpulan............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam berbagai bidang yang ada seperti ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,
pendidikan dan budaya seringkali terjadi perubahan yang cepat dan pesat, maka dari itu
semua pihak dengan mudahnya memperoleh informasi secara cepat dan melimpah dari
berbagai sumber dan tempat didunia. Di sisi lain kita tidak mungkin untuk mempelajari
keseluruhan informasi dan pengetahuan yang tersedia karena sangat banyak dan tidak
semuanya berguna dan diperlukan.
Kondisi seperti ini merupakan tantangan yang hanya dihadapi oleh orang-orang terdidik dan
mempunyai kemampuan mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi atau pengetahuan
dengan efektif dan efisien. Supaya orang-orang terdidik dimasa depan mempunyai
kemampuan seperti yang dikemukakan tadi maka diperlukan sistem pendidikan yang
berorientasi pada pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, kreatif, sistematis dan
logis.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan atau
hambatan yang ditemui dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Adanya suatau masalah
umumnya mendorong seseorang untuk dapat memecahkan masalah tersebut, pemecahan
masalah memang sangat penting dan membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi. Ketika
memecahkan masalah, seseorang perlu berpikir lebih kompleks agar dapat menemukan
pemecahan bagi masalah yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berpikir ?
2. Apa pengertian berfikir rasional?
3. Bagaimana berfikir rasional di ranah publik?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Problem Solving and Decision Making
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu berpikir rasional
3. Agar ilmu dan pemgetahuan dapat diimplementasikan dalam kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir

Berpikir merupakan salah satu ciri manusia sebagai homo sapiens, sejak
mempersepsikan diri manusia mulai berpikir dan proses ini berlanjut sampai akhir hayatnya.
Kita ketahui bahwa kelebihan manusia dibandingkan hewan ditentukan oleh kekuatan
pikirannya yang secara konsisten dinyatakan dengan perbuatannya melalui proses
penghayatan.1 Berfikir adalah salah satu dari sekian tindakan yang mampu mengantarkan si
pelakunya menuju kearah kebenaran. Berpikir juga menjadi salah satu dari bagian yang tak
terpisahkan dari para cendekiawan. Sedangkan pada biasanya alat yang dijadikan media
untuk berpikir hanyalah akal. Namun agar hasil pemikiran menuai pengaruh yang lebih benar
dalah kehidupan nyata maka diharuskan tidak hanya berpikir mengunakan akal tapi juga
dengan hati yang suci.
Dengan berfikir orang memperoleh pengetahuan baru, setidak-tidaknya orang akan
menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. berfikir bukanlah sembarangan berfikir, tetapi
ada taraf tertentu, dari taraf berfikir yang rendah sampai taraf berfikir yang tinggi.2
Dalam konteks ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan,
tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus
dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metoda
kerja tertentu.
Slameto Juga memberikan penjelasan bahwa berfikir adalah sesuatu yang tidak dapat
diamati secara langsung. banyak usaha yang dilakukan untuk menerangkan tentang berfikir
tetapi pengetahuan kita tentang itu masih belum lengkap. 3 Berfikir sangat diperlukan selama
belajar disekolah . Misalnya dalam belajar terkadang ada yang harus dipecahkan seorag diri
tanpa bantuan orang lain. Pemecahan atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran.
Sementara itu berfikir itu sendiri merupakan kemampuan untuk meletakkan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan.4
Kemudian berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsikonsepsi yang
diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat
dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan berpikir.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita berpikir
yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa,
kenapa, bagaimana, dan dimana.
Islam mewajibkan setiap muslim untuk berpikir, sebab bila tidak mendayagunakan
pikiran dengan baik maka pasti akal pikiran akan dipenuhi oleh hal-hal yang buruk dan
destruktif. Seorang yang berpikir akan mendapat berbagai macam manfaat dari keutaman-
keutamaan seperti sangat paham akan rahasia-rahasia ciptaan Allah, kebenaran-kebenaran
kehidupan di dunia dan tentang hal yang ghaib. Ia akan yakin bahwa pentingnya untuk
dicintai Allah,melaksanakan ajaran agama secara benar, menemukan sifat Allah di segala
sesuatu yang dilihat. Efeknya, ia tidak akan menderita tekanan batin, stress, tidak terbawa
angan-angan kosong dan tidak terseret oleh kerakusan dunia. Balasan orang yang mencari
kebenaran dengan berpikir adalah kecintaan, keridhaan, kasih sayang, dan surga Allah.

B. Berfikir Rasional

1
Ali Hamzah, Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2014), 30.
2
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. hlm. 44
3
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhui. Jakarta: Rineka Cipta. 2003. hlm. 142
4
Ibid
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan
berfikir pada umumnya dan mengembangkan kemampuan berfikir rasional pada khususnya.
Berfikir rasional dapat diartikan sebagai kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berfikir rasional
merupakan topik yang penting dan vital dalam pendidikan modern. Berfikir rasional sebagai
salah satu komponen dalam berfikir tingkat tinggi, menggunakan dasar menganalisis
argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interprestasi, untuk
mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis. Berfikir rasional adalah perwujudan
prilaku belajar terutama berkaitan dengan pemecahan maslah, pada umumnya seseorang yang
berfikir rasional akan menggunakan prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan bagaimana, dan mengapa.
Dalam pendekatan ini seseorang akan lebih cenderung menyelesaikan masalahnya
dengan menggunakan kempuan berfkir atau menggunakan akal dari pada menggunakan
perasaan.Dalam berfikir rasional seseorang juga dituntut menggunakan stretegi kognitif
tertentu yang tepat untuk menguji keandaan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi
kesalahan atau kekurangan. Berpikir rasional merupakan proses berpikir dengan cara
mengenal dan menganalisis suatu hal. Dengan menggunakan Kemampuan Berfikir rasional,
seseorang dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah tersebut secara
kreatif dan logis sehingga menghasilkan keputusan yang tepat.
Berpikir rasional merupakan suatu aktivitas mental yang berguna untuk merumuskan
jawaban atau mencari solusi dalam memecahkan suatu masalah. Berpikir rasional merupakan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
melakukan penelitian ilmiah.5 Berpikir rasional erat kaitannya dengan kehidupan, merupakan
jenis pemikiran yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Rasional yang memungkinkan seseorang untuk menerapkan logika dan bukti yang
tersedia untuk ide-ide yang diungkapkannya, menentukan sikap dan tindakan dengan cara
yang wajar dapat diterima orang lain.

C. Berfikir Rasional di Ranah Publik

Berfikir rasional adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk
mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya. Berfikir rasional dipakai
bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu, juga amat perlu bila kita bekerja untuk
kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam
orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan
kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan
(argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur.
Berfikir rasional lawannya adalah berfikir emosional. Berfikir emosional berguna
untuk mendapat rasa senang. Bahagia dan kepuasan pribadi, yang didasari selera. Tolak ukur
selera berbeda pada setiap orang, sesuai tingkat senang dan tidak senangnya seseorang, itu
artinya tidak universal. Berfikir emosional menjadi dasar ikatan-ikatan emosional, dan
5
Johnson, B.E. 2007. Contextual Teaching and Learning (Terjemahan). Bandung: MLC, hlm. 183
tindakan tindakan emosional. Tetapi sukar dimengerti orang lain. Disini tidak perlu ada fakta
atau sesuai fakta, atau pembuktian, cukup dugaan, simbol, atau rekayasa atau fantasi yang
keluar dari rasa senang tidak senang, suka tidak suka, benci, sayang, penghormatan, percaya,
kagum, respect, persahabatan, kekeluargaan dll. Misalnya si A bisa begitu cinta (=emosional)
kepada seseorang atau suatu ajaran tetapi orang lain tidak habis pikir mengapa dia bisa begitu
tergila gila dengan orang itu atau ajaran itu.
Kendala yang dihadapi dalam berfikir rasional biasanya kurangnya antusias guna
untuk memanfaatkan sebuah ruang dan sebuah kesempatan untuk menggali sebuah informasi,
menemukan pengalaman, mencoba untuk memecahkan sebuah masalah, dan juga membatasi
untuk mengembangkan kreativitas berpikir sesuai dengan kemampuan yang telah di wadahi
dan juga disediakan.
Berpikir rasional sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah, terutama untuk
masalah sehari-hari yang tidak terlalu sulit. Dalam pembelajaran berpikir rasional dimaknai
sebagai pemrosesan informasi secara sadar dan logis, pemikiran seperti ini dibutuhkan
mahasiswa untuk menganalisis dan mempertimbangkan informasi yang diperoleh untuk
menghasilkan sebuah pengetahuan utuh.
Cara berfikir spiritual, yang keluar dari keinginan tahu, kagum, juga sangat penting
untuk menimbulkan inspirasi, motive dll. Berfikir spiritual, filosofis merupakan kegiatan
awal, untuk dijabarkan lebih lanjut melalui pola fikir rasional maupun emosional. Hanya saja
bila motive dan rencana itu berhubungan dengan kepentingan publik atau akan dijalankan
diranah publik maka perlu pertimbangan lain yang rasional. (Berfikir spiritual dalam
pembicaraan disini, saya jadikan satu dengan yang emosional, karena sama sama tidak harus
ada data faktual atau pembuktian).
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional dengan baik,
maka berikut adalah cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional:
1.Tingkatkan kemampuan dalam berpikir analisa dengan baik 
2.Tingkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan  
3. Usahakan untuk hobi membaca  
4.Jaga pola hidup yang sehat, karena akan menjadikan otak terjaga kesehatannya   
5.Biasakan diri untuk tidak menerima informasi dengan apa adanya   
6. Jadilah orang yang bisa berpikir secara kritis

Berpikir rasional diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang


kita hadapi sehari-hari. Dampak dari keyakinan dan perilaku yang tidak rasional tersebut
adalah bahwa perilaku kita tidak efektif dalam mengerjakan dan menyelesaikan masalah yang
kita hadapi. Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat
perlu bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak dan juga kepentingan kita pribadi.
Berpikir benar juga penting terutama untuk menciptakan kreator-kreator ide baru, yang
bermanfaat bagi kehidupan. Ketika kita berfikir benar maka kemungkinan besar realita yang
terjadi akan seperti yang kita fikirkan. Jadi, mari kita mulai melatih diri untuk berpikir
rasional dan benar agar kita tidak salah dalam bertingkah laku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berfikir rasional adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk
mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya. Berfikir rasional dipakai
bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu, juga amat perlu bila kita bekerja untuk
kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam
orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan
kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan
(argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur.
Kendala yang dihadapi dalam berfikir rasional biasanya kurangnya antusias guna
untuk memanfaatkan sebuah ruang dan sebuah kesempatan untuk menggali sebuah informasi,
menemukan pengalaman, mencoba untuk memecahkan sebuah masalah, dan juga membatasi
untuk mengembangkan kreativitas berpikir sesuai dengan kemampuan yang telah di wadahi
dan juga disediakan.
Berpikir rasional sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah, terutama untuk
masalah sehari-hari yang tidak terlalu sulit. Dalam pembelajaran berpikir rasional dimaknai
sebagai pemrosesan informasi secara sadar dan logis, pemikiran seperti ini dibutuhkan
mahasiswa untuk menganalisis dan mempertimbangkan informasi yang diperoleh untuk
menghasilkan sebuah pengetahuan utuh.

Daftar Pustaka

Ali Hamzah, Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.Jakarta:Raja


Grafindo Persada, 2014
B.E.Jhonson. Contextual Teaching and Learning (Terjemahan). Bandung: MLC. 2007
Nanang Martono. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, Dan
Psikolonial. Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2014
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhui. Jakarta: Rineka Cipta. 2003
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011

Anda mungkin juga menyukai