Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aulia Nur Aini

NIM: 43020200053

Prodi : 4A Manajmen Dakwah

1. Secara etimologi, Filsafat berasal dari bahasa inggris philosophy; Yunani philosophia,
yang berarti cinta akan kebjaksanaan. Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan sophos (kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis,
intelegensi).Sedangkan menurut terminologi adalah pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli. Jadi filsafat adalah berpikir dan merasa sedalam-
dalamnya terhadap segala sesuatu sampai ke inti.
2. Ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal, yaitu:
a) Manusia sebagai pemberi dan penerima dakwah
b) Agama Islam sebagai pesan materi yang harus disampaikan, diimani
(diinterlisasikan) serta diwujudkan dalam realitas masyarakat.
c) Allah yang menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara alam
dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadi proses dakwah.
d) Lingkungan, yakni alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses dakwah.
Karena dakwah merupakan proses interaktif antara manusia, agama Islam, Allah, dan
lingkungan, maka ruang lingkup kajian filsafat dakwah sangat luas, yaitu seluas
pemahaman dan wilayah aktifitas keimanan, keislaman, dan keihsanan manusia dalam
lingkungan.
Objek Kajian Dakwah
a. Objek Kajian Material filsafat adalah segala sesuatu yang ada atau mungkin ada,
maka objek formalnya adalah pemikiran atau keterangan sedalam-dalamnya
tentang objek material tersebut.
b. Objek Kajian Formal adalah usaha untuk mendapatkan pemahaman sesuai dengan
akal biudi manusia tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penyampaian
ajaran Islam kepada umat Islam denngann cara mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya baik secara praktis mauppun teoritis.
3. Metode Berpikir dalam Filasafat Dakwah
a. Metode deduktif dari filsafat paripetik (masyayiyah), secara ekslusif metod ini
mengandalkan deduksi rasional dan demontrasi.
b. Metode Ilmuniasi, metode ini selain bersandar pada deduksi rasional dan
demonstrasi, juga bersandar pada penyucian jiwa dalam menemukan realitas yang
mendasari alam semesta.
c. Metode pengembaraan, metode ini bersandar semata pada penyucian jiwa
berdasarkan konsep menempuh jalan menuju tuhan dan mendekati kebenaran.
Metode ini bukan hanya menyingkap realitas tetapi mencapainya.
d. Metode Kalam, metode ini bersandar pada deduksi rasional disertai prinsip
kelembutan dan mendahulukan segala sesuatu yang lebih baik.
4. Kata da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) yang berarti orang
yang mengajak, kalau muanas (perempuan) disebut da’iyah. Sedangkan dalam kamus
besar bahasa Indonesia, Da’i adalah orang yang pekerjaannya berdakwah,
pendakwah: melalui kegiatan dakwah para da’i menyebarluaskan ajaran Islam.
Dengan kata lain, da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara
langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan, atau perbuatan untuk
mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam, melakukan
upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut Islam.
Syarat Menjadi Da’i
a. Yang pertama, seorang dai harus memiliki hati yang luas dan siap menerima
keragaman dan perbedaan ditengah masyarakat. Hati yang luas lanjutnya juga
mencakup kesabaran dalam mengahadapi orang lain ketika tidak mau diajak kepada
kebaikan.
b. Syarat kedua dari seorang dai adalah memiliki keluasan ilmu dan kedalaman
pengetahuan agama yang didapatkan melalui pendidikan dari para guru yang jelas
silsilah keilmuannya.
c. Syarat ketiga lanjutnya adalah memiliki kedekatan dengan Allah melalui ketekunan
ibadah yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.

Anda mungkin juga menyukai