Anda di halaman 1dari 13

Makalah

TEKNIK PERSUASIF
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Dakwah
Dosen pengampu Nur Chamidah, M.Pd.

Disusun oleh
1. Salma Hanifatun Nisa 43020200028
2. Ahmad Zainal Makarim 43020200030
3. Umu fatmawati 43020200031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKAWAH


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbil 'alamin puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang selalu
memberikan nikmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul TEKNIK PERSUASIF, tanpa halangan yang berarti.

Tidak lupa shalawat dan salam semoga Senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw. Kepada keluarga, sahabat, serta para pengikut yang selalu setia dan menjadikan suri
tauladan yang mana beliau satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam.

Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan diridhoi oleh
Allah swt. Tak lupa selain itu, penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya. Amiin Ya Rabbal 'alamin.

Salatiga,27 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ............................................... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ......................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ........................................... Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Komunikasi Persuasif ................ Error! Bookmark not defined.
B. Psrinsip Komunikasi Persuasif ..................... Error! Bookmark not defined.
C. Bagaimana komuikasi persuasif dalam Hubungan MasyarakatError! Bookmark
not defined.
BAB III PENUTUP ................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Kesipulan ........................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Saran ............................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi diri sendiri
dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak kita kenal. Karena
komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat kompleks, dan oleh sebab itu banyak para
ahli yang mengatakan bahawa sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M.
Rogers yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah proses yang di
dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan
untuk merubah perilakunya.

Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana


komunikator dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan
perilaku atau bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun,
permasalahannya adalah komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang
bagaimana yang dapat mengubah sikap dan perilaku komunikan.

Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi
yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikan, sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson (Mulyana, 2005, p. 115)
komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan
mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi
beberapa pesan. Mengingat pentingnya peran komunikasi persuasif dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya dalam suatu organisasi, maka disusunlah makalah ini untuk menambah
wawasan mengenai komunikasi persuasif.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komunikasi persuasif?


2. Bagaimana prinsip komunikasi persuasif?
3. Bagaimana komuikasi persuasif dalam Hubungan Masyarakat?

C. Tujuan pembahasan

Untuk mengetahui apa itu pengertian komunikasi persuasif, bagaimana prinsip


komunikasi persuasif dan hubungan komunikasi persuasif dengan strategi dakwah ???
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Persuasif

1. Pengertian Komunikasi

Edward Depari mengemukakan pendapatnya bahwa komunikasi adalah penyampaian


gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Kemudian hal ini
ditegaskan oleh Everett M. Rogers yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa
komunikasi ialah proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber
kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.

Dalam buku Teori Komunikasi (Littlejohn & Foss, 2009, p. 4), komunikasai adalah
sebuah sistem (misalnya telepon atau telegraf) untuk menyampaikan informasi dan perintah.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan


proses penyampaian suatu informasi, baik berupa pesan, simbol, ide atau gagasan yang
dilakukan oleh komunikator atau pengirim pesan kepada komunikan atau penerima pesan.

Dari pengertian komunikasi yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa unsur yang
menjadi prasyarat terjadinya suatu komunikasi. Adapun unsur-unsur komunikasi menurut H.
A. W. Widjaja dalam sebuah skripsi (Karlinda D., 2013) adalah sebagai berikut.

a) Sumber (Source)

Sumber dasar yang digunakan dalam rangka penyampaian pesan, yang digunakan
dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan
sejenisnya.

b) Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang,
organisasi komunikasi seperti radio, surat kabar dan lain sebagainya. Dalam penyampaian
pesan terkadang komunikator dapat menjadi komunikan dan begitu pula sebagainya.

c) Komunikan
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu personal,
kelompok dan massa.

d) Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai perintah di dalam usaha mencoba mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan.

e) Saluran (Channel) atau mediamedi

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca
indera atau menggunakan media.

d) Hasil (Effect)

Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang,
sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Jadi apabila sikap atau tingkah laku orang lain
tersebut sesuai dengan keinginan kita, berarti komunikasi dapat dikatakan berhasil demikian
pula sebaliknya.

Dari unsur-unsur komunikasi di atas, dapat dikatakan berlangsungnya proses


komunikasi yang dilakukan oleh komunikan dan komunikator, komunikator menyampaikan
pesan atau keinginan kepada komunikan yang mempengaruhi komunikan sehingga komunikan
menyampaikan tanggapan atau feedback. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses
komunikasi terdapat unsur-unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi antara lain
yaitu sumber, komunikator, komunikan, pesan, saluran dan hasil.

2. Pengertian Persuasi

Persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi manusia dengan


memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan
yang hendak dipengaruhi (Devito, 2010, p. 387).

Persuasion is the act of convincing someone, through communication to change a


particular believe, attitude, or behaviour. (Adler & Rodman, 1995, p. 350). Sedangkan Ronald
L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol (Littlejohn & Foss, 2009, p. 12), mendifinisikan Persuasi
sebagai ”complex process of communication by which one individual or group a specific
response from another individual or group” (Persuasi adalah proses komunikasi yang
kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja)
melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau
kelompok lain).

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persuasi merupakan usaha untuk
mengubah sikap melalui penggunaan pesan, berfokus terutama pada karakteristik komunikator
dan komunikan.

Persuasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang mengubah sikap, opini, dan
perilaku. Karena persuasi merupakan suatu proses, maka persuasi akan berhasil jika
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan seluruh komponen komunikasi mulai
dari komunikator, pesan, saluran, hingga komunikan. Setiap bagian yang ikut andil di
dalamnya merupakan bagian yang saling terkait dan tidak dapat dihilangkan salah satunya.
Pesan merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam proses persuasi, karena
untuk membuat komunikan terpersuasi dengan baik, komunikan harus dapat memahami
dengan baik mengenai pesan yang disampaikan persuader atau komunikator. Dengan kata lain,
tingkat pengetahuan komunikan berperan sebagai kontrol atas komunikasi persuasi.

B. Prinsip Komunikasi Persuasif

Dalam melakukan komunikasi persuasif tentu tidak sebebas dalam melakukan proses
komunikasi biasa, komunikator perlu memahami dan menerapkan asas yang dijadikan sebagai
landasan dalam proses berkomunikasi, karena komunikasi persuasif memiliki tujuan tersendiri
dilihat dari kata persuasi itu sendiri.

Terdapat empat prinsip utama yang dapat dimanfaatkan dalam komunikasi persuasif.
Prinsip tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk keberhasilan mengubah sikap,
kepercayaan, dan mengajak sasaran persuasi untuk berbuat sesuatu sesuai yang dikehendaki
persuader.

Menurut Littlejohn dan Jabusch (Devito, 2010, p. 447) mengungkapkan bahwa prinsip
persuasif terdiri dari:

a. Prinsip Pemaparan Selektif


Prinsip ini menerangkan bahwa para pendengar (seluruh khalayak) mengikuti hukum
pemaparan selektif. Hukum ini setidaknya memiliki dua bagian.
Pendengar akan secara aktif mencari informasi yang mendukung opini, kepercayaan,
nilai, keputusan dan perilaku mereka.
Pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan opini,
kepercayaan, sikap, nilai dan perilaku mereka yang sekarang.
Apabila informasi yang didapatkan khalayak sesuai dengan yang mereka harapkan,
maka khalayak akan cenderung tertarik dengan pesan persuasif yang disampaikan
persuader. Begitu pula sebaliknya, apabila khalayak mendapatkan informasi yang
bertolak belakang dengan yang mereka harapkan, maka sasaran persuasif tidak akan
tertarik bahkan menolak pesan persuasi dari komunikator atau persuader.
b. Prinsip Partisipasi Khalayak
Khalayak yang dimaksudkan disini adalah sasaran persuasi atau komunikan.
Komunikasi persuasif akan lebih efektif apabila khalayak turut berpartisipasi dalam
proses komunikasi. Persuasi bersifat transaksional dimana pembicara dan pendengar
saling terlibat. Dengan demikian, komunikasi persuasif dapat dikatakan berhasil
apabila pesan persuasif yang disampaikan oleh persuader mendapatkan berbagai
respon positif dari sasaran persuasi, kemudian persuader dapat melayani respon-
respon tersebut sehingga akan terjadi interaksi yang melibatkan kedua belah pihak
karena adanya partisipasi aktif dari khalayak.
c. Prinsip Inokulasi
Prinsip ini berbicara tentang menghadapi sasaran persuasi yang terinokulasi sasaran
yang telah mengetahui posisi persuader dan telah menyiapkan senjata berupa argumen
untuk menentangnya (persuader). Sasaran persuasi memiliki berbagai macam karakter
yang berbeda-beda. Dengan kata lain , persuader memiliki kemungkinan besar
menghadapi khalayak yang terinokulasi baik secara disengaja ataupun tidak. Apabila
seoarang persuader menghadapi sasaran persuasi yang terinokulasi, maka persuader
memerlukan persiapan yang matang, seperti beberapa argumen yang dapat membalas
atau menjawab argumen dari sasaran persasi yang bersifat menentang dalam proses
komunikasi yang akan dilakukan.
d. Prinsip Besaran Perubahan
Prinsip ini mengatakan bahwa semakin besar dan semakin penting perubahan
yang diinginkan persuader, maka semakin besar tantangan dan tugas persuader untuk
mencapai tujuan persuasi, yaitu mengubah sikap, opini, atau perilaku sasaran persuasi.
Sehingga persuasi diarahkan untuk melakukan perubahan kecil atau sedikit demi sedikit
terlebih dahulu dan diperlukan untuk periode yang cukup lama.
Keempat prinsip tersebut mempunyai peran penting dalam proses persuasi karena akan
membantu keefektivan mempengaruhi khalayak. Prinsip-prinsip diatas
menitikberatkan kepada kepentingan sasaran persuasi yang harus diperhatikan oleh
persuader dalam melakukan komunikasi persuasif.

C. Komunikasi Persuasif dalam Hubungan Masyarakat

Secara sadar maupun atau tidak sadar, setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya pasti
melakukan tindakan persuasi. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang
berarti membujuk, mengajak atau merayu. Tindakan persuasi dapat dikemas melalui
komunikasi persuasif yang bertujuan membantu khalayak membuat keputusan cerdas,
berdasarkan pada informasi mengenai pesannya. Pesan pesuasif adalah proses mengubah sikap
orang atau memengaruhi tindakan mereka yang juga bertujuan untuk membina kredibilitas,
menciptakan minat, dan mendorong keinginan dengan menekankan manfaat yang diketahui
akan diperhatikan oleh pembaca. Sementara John E. Marston dalam Modern Public Relation
memberikan definisi yang bersifat umum, yakni: “public relation adalah suatu perencanaan
dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat”
(Wahdi, 2011, hal. 106).

Melalui buku berjudul Komunikasi Persuasif, (Soemitra, 2004) mengatakan bahwa


persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen
konitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun
konsep. Sedangkan, persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek
afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara
emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.

➢ Kaitannya Hubungan Masyarakat dengan Komunikasi Persuasif dan Kampanye.

Kampanye merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persuasif, Rogers dan Storey
(1987) (Venus, 2004, hal. 7) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Persuasi secara
inheren terkandung dalam kampanye. Dengan demikian setiap tindakan kampanye pada
prinsipnya adalah tindakan persuasif.
Selanjutnya dihubungkan dengan teori kampanye pada Hubungan masyarakat dalam
kegiatan ini banyak berbagai teknik kampanye digunakan yang intinya ingin mempengaruhi,
mengajak dan ikut serta dalam apa yang kita sampaikan serta bertindak sesuai yang diharapkan.
Pada dasarnya Hubungan Masyarakat hampir dilakukan setiap saat tidak hanya pada tingkatan
individual tetapi juga pada tingkatan organisasi, pada kegiatannya dengan sengaja ingin
memengaruhi khalayak sasarannya dengan melakukan persuasi, lebih tepatnya dengan cara
melakukan kampanye. Dengan kaitan tersebut pada akhirnya, tentu saja penerimaan atau
penolakan menjadi keputusan khalayak (Andinita, 2014).

Berikut adalah contoh implementasi komunikasi persuasif dalam hubungan masyarakat


yang merupakan kegiatan yang sering dijumpai di masyarakat:

kegiatan konversi pers dan kegiatan penyuluhan masyarakat, dimana keduanya


merupakan cotoh bentuk implementasi hubungan masyarakat kaitannya dengan komunikasi
persuasi. Kedua kegiatan tersebut memiliki tujuan yang komunikasi yang sama, yaitu agar
dapat mempengaruhi masyarakat sebagai khalayak untuk bersikap dan bertindak seperti yang
diharapkan oleh komunikator.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau


memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang melalui penggunaan pesan sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

Proses komunikasi persuasif dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek


diantaranya adalah prinsip yang dijadikan landasan dalam melakukan persuasi, tahap-tahap
berlangsungnya persuasi dengan menggunakan model-model dalam proses persuasi, dan
penggunaan teknik serta strategi yang tepat dalam komunikasi persuasi. Akan tetapi proses
persuasi tidak akan berhasil jika persuader tidak mampu mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi dalam komunikasi persuasi. Dengan menerapkan aspek-aspek yang telah disebutkan
sebelumnya, maka persuader dapat mencapai tujuan komunikasi persuasi yang efektif.

Perencanaan dan pengembangan pesan persuasif perlu dilakukan dalam komunikasi


persuasi, karena pesan persuasi merupakan unsur yang sangat berperan penting dalam proses
persuasi. Kemudian pengimplementasian komunikasi persuasi dapat dikaitkan dengan
hubungan masyarakat dalam kegiatannya yang memerlukan adanya proses persuasi untuk
mempengaruhi khalayak.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, disarankan kepada pembaca khususnya yang


berkepentingan dalam bidang komunikasi untuk lebih memahami bagaimana prinsip, tahap,
teknik, hambatan dalam komunikasi persuasif agar dapat dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dalam pencapaian tujuan komunikasi
persuasi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Andinita, G. (2014). Teknik Persuasi Exchange Program Youth Ambassador yang Dilakukan
oleh Organisasi AIESEC UI. Jakarta: Universitas Indonesia.

Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Indeks.

Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi: Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Devito, J. A. (2010). Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma Publishing


Group.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Santoso, E. (2010). Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soemitra, S. (2004). Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Widjaja, H. A. (2010). Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai