Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Psikologi Manajemen Pendidikan

“Komunikasi Dalam Organisasi”

Dosen Pengampun:Prof.Novianty Djafry,M.Pd.I

Oleh :

Hendro (131422069)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FALKUTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah menganugerahkan


banyak nikmat serta hidayah dan karunia-Nya. Karna atas ijin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan,Makalah ini dengan baik yang berjudul “Komunikasi Dalam
Organisasi” Makalah ini kami susun secara cepat karna adanya bantuan dari berbagai
macam pihak, salah satunya adalah Prof.Novianty Djafry,M.Pd.I Selaku Dosen
Psikologi Manajemen Pendidikan. Di Fakultas Ilmu Pendidikan,Universitas Negeri
Gorontalo. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu,tenaga dan pikiran
yang telah diberikan.

Shalawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita,Nabi
Besar Muhammad Saw.Yang telah membawa cahayanya bagi umat dan alam semesta.
Serta kepada keluarganya,sahabat-sahabatnya,yang In syaa Allah Syafaat beliau sampai
kepada kita semua yang selalu menjalankan ajaran-ajarannya dengan istiqomah.Dalam
penulisan karya ilmiah ini,kami mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada
Makalah ini.Oleh karena itu kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan karya kami,dan semoga Makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.

Gorontalo, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Pengertian Komunikasi..................................................................................................

2.2 Sifat Informasi...............................................................................................................

2.3 Komunikasi Antar Pribadi.............................................................................................

2.4 Konsep Dasar Komunikasi Organisasi..........................................................................

2.5 Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Organisasi..........................................

2.6 Menciptakan Komukasi yang Efesien Dalam Organisasi.............................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesuksesan organisasi sangat dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi masing-


masing individual dan kerjasama antar anggota tim dalam organisasi. Dalam menjalin
kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi. Ditinjau
berdasarkan teknis pelaksanaannya, komunikai dapat dirumuskan sebagai kegiatan
dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan
sesudah menerima pesan serta memahami sejauh mana kemampuannya, penerima pesan
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu kepada orang yang menyampaikan
pesan tersebut kepadanya.

Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang,


kelompok, atau organisasi (sender) mengirimkan informasi (massage) pada orang lain,
kelompok, atau organisasi (receiver). Proses komunikasi umumnya mengikuti beberapa
tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada penerima informasi melalui satu
atau beberapa sarana komunikasi. Proses berlanjut dimana penerima mengirimkan
feedback atau umpan balik pada pengirim pesan awal. Dalam proses tersebut terdapat
distorsi-distorsi yang mengganggu aliran informasi yang dikenal dengan noise.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi
2. Menjelaskan Sifat Informasi
3. Menjelaskan Komunikasi Antar Pribadi
4. Menjelaskan Konsep Dasar Komunikasi Organisasi
5. Menjelaskan Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Organisasi
6. Menjelaskan Menciptakan Komukasi yang Efesien Dalam Organisasi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Komunikasi
2. Mengetahui Sifat Informasi
3. Mengetahui Komunikasi Antar Pribadi
4. Mengetahui Konsep Dasar Komunikasi Organisasi
5. Mengetahui Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Organisasi
6. Menciptakan Komukasi yang Efesien Dalam Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,


manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehiduapan sehari-hari di
rumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia
berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari
ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.

Raymond S. Ross yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar mengemukakan bahwa “Komunikasi atau Communication
dalam bahasa inggris berasal dari kata latin Communis yang beberarti membuat sama”.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu
penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara
komunikator dan komunikan.

Sedangkan secara “terminologi” ada banyak ahi yang mencoba mendefinisikan


diantaranya Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale bahwa
“komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain”. Menurut Laswell bahwa “komunikasi
itu merupakan jawaban terhadap who says what in which medium to whom with what
effect (siapa mengatakan apa dalam media apa kepada siapa dengan apa efeknya). John
B. Hoben mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil “Komunikasi adalah
pertukaran verbal pikiran atau gagasan”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dirangkum bahwa komunikasi adalah


suatu proses dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan
media tertentu yang berguna untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka,
informasi yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu kepada komunikan.

Komunikasi adalah “proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari


pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium(channel) yang biasa
mengalami gangguan (noice). Dalam definisi ini, komunikasi haruslah bersifat
intentional (disengaja) serta membawa perubahan. Komunikasi atau dalam bahasa
inggri communication berasal dari kata lain communication dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Jadi dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,
maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang dipercakapkan. Menurut Carl I.Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan ecara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.

Selanjutnya menurut Edward Depari menjelaskan komunikasi adalah proses


penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan pada penerima pesan.
Maksud pesan disini seperti menyampaikan amanah dengan melalui komunikasi
langsung atau bertatap muka sama penerima pesan. Komunikasi adalah hubungan
kontak dan antar manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-
hari disadari atau tidak, komunikasi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

Adapun komunikasi menurut para ahli diantaranya yaitu :

1. Thomas M. Scheidel. Menurutnya manusia itu pada umumnya berkomunikasi


untuk saling menyatakan dan mendukung identitas diri mereka dan untuk
membangu interaksi sosial dengan orangorang disekelilingnya serta untuk
mempengaruhi orang lain agar berfikir, merasa, ataupun bertingkah seperti apa
yang diharapkan.
2. Rudolf F. Verderber. Menurutnya, komunikasi memiliki fungsi yakni fungsi
sosial dan fungsi pengambilan keputusan.Fungsi sosial bertujuan untuk
kesenangan, menunjukkan ikatan, membangun dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Sedangkan fungsi pengambilan keputusan ialah memutuskan
untuk melakukan atau tidak melakukan terhadap sesuatu pada saat tertentu.
3. Gordon I. Zimmerman. Beliau menjelaskan bahwa komunikasi itu berguna
dalam menyelesaikan setiap tugas penting bagi kebutuhan kita, juga untuk
memberi sandang pangan kepada diri sendiri dan memuaskan kepenasaran kita
kepada lingkungan, serta untuk menikmati hidup. Selain itu, hal terpenting dari
komunikasi ialah untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain
disekitar kita.

2.2 Sifat Informasi

Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

1. Mudah
DiperolehSifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya informasi dapat
diperoleh.
2. Luas dan Lengkap
Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannyadengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah
yangsedang dihadapi.
5. Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada
siklus untukmendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah
yang tidak jelas.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi
tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambil keputusan.
8. Dapat Dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaraninformasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak Ada Prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubahinformasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat Diukur
Sifat ini menunjukan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal.Pada kenyataannya nilai informasi tidak mudah untuk dinyatakan dengan
ukuran yang bersifat kuantitatif. Namun nilai informasi dapat dijelaskan
menurut skala relatif. Misalnya, jika suatu informasi dapat menghasilkan hal
yang mengurangi ketidakpastian bagi mengambilkeputusan, maka nilai
informasinya tinggi jika hasil tindakannya adalah positif, tapi nilaiinformasinya
rendah bila tindakannya negatif. Sebaliknya, sekiranya informasi
kurangmemberikan relevansi bagi mengambil keputusan, informasi tersebut
dikatakan kurang bernilai atau nilai informasinya rendah.( H.M Jogianto, 1990)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat,
tepat waktu,dan relevan.

2.3 Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orangorang secara tatap


muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang. Contohnya
seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainyavii.
Ilmuan lain mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pengembangan hubungan
dari komunikasi yang tidak pribadi (impersonal) menjadi komunikasi yang bersifat
pribadi (personal). Dalam interaksi antarpribadi pengetahuan seseorang terhadap orang
lain didasarkan pada data psikologis dan sosiologis.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi manusia yang di dalamnya ada


unsur keakraban dan saling mempengaruhi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi antarpribadi aspek espektasi pribadi merupakan faktor penting
yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Pesan yang disampaikan dalam
komunikasi antarpribadi tidak hanya berupa kata-kata atau pesan verbal, melainkan juga
pesan-pesan nonverbal. Oleh karena itu dalam komunikasi antarpribadi pesan
disampaikan dalam bentuk sentuhan, pandangan mata, mimik wajah atau intonasi dalam
penyampaian kata-kata. Dengan begitu pesan yang disampaikan menjadi lebih utuh.

Sebagai contoh, ketika kita bertemu seseorang untuk pertama kali biasanya kita
menduga-duga bagaimana watak, kebiasaan, cara berbicara, asal daerah dan tindakan
apa yang akan dia lakukan. Hal ini terjadi karena kita belum mencapai tahap hubungan
personal dengan mengetahui kondisi lawan bicara kita. Bagi individu yang sudah
mencapai tahap hubungan personal maka proses menduga-duga tersebut tidak terjadi
karena masingmasing sudah saling mengenal. Kegiatan berkomunikasi yang dilakukan
oleh setiap manusia pada tingkatan awalnya adalah komunikasi antarpribadi. Hal ini
tidak dapat dihindari karena manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa
berkomunikasi dengan lainnya. Ciri-ciri komunikasi antarpribadi di antaranya:

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan dan spontan, relatif kurang
terstruktur.
Ketika seseorang berkomunikasi dengan teman, saudara, ataupun seseorang
yang baru kenal, biasanya pembicaraan akan berlangsung spontan, tidak
terencana topiknya dan berpindah-pindah dari satu topik ke topik yang lain.
Pembicaraan mereka mengalir diselingi gurauan, gelak tawa dan lainnya dan
berkembang ke berbagai arah sesuai kehendak mereka. Terkadang tidak ada
kesimpulan berarti dalam pembicaraan mereka karena memang tidak
dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan apa pun. Bisa jadi perkembangan
pembicaraan mengarah pada hal-hal baru yang tidak diprediksikan sebelumnya.
2. Umpan balik segera (immediately feedback)
Dalam komunikasi antarpribadi, umpan balik baik berupa tanggapan, dukungan,
ekspresi wajah, dan emosi bisa diberikan secara langsung. Masing-masing bisa
saling mendukung, menyanggah, marah, sedih seketika itu juga. Dalam
komunikasi antarpribadi yang tidak bersifat tatap muka, ekspresi wajah mungkin
tidak bisa ditampilkan, tetapi ekspresi melalui suara sangat mungkin di
dapatkan.
3. Komunikasi berlangsung secara sirkuler.
Peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan. Siapa yang memulai
komunikasi siapa yang memberi tanggapan berjalan bergantian. Terkadang si A
memulau 77 pembicaraan, kemudian B memberi tanggapan. Setelah itu si B
yang memulai tema pembicaraan dan A yang memberi tanggapan. Proses ini
berjalan terus-menerus secara bergantian.
4. Kedudukan keduanya adalah setara (dialogis).
Karena terjadi pertukaran posisi komunikator dan komunikan secara terus-
menerus, maka kedudukan mereka adalah setara, bersifat dialogis dan bukan
satu arah. Meskipun beberapa orang mencoba mendominasi pembicaraan, tetapi
komunikasi tidak akan berjalan kalau dia tidak memberi kesempatan orang lain
untuk memberi tanggapan.
5. Mempunyai efek yang paling kuat dibanding konteks komunikasi lainnya.
Komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (konatif) dari
komunikannya dengan memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal. Pengaruh
dari seseorang terhadap orang lain lebih kuat untuk mengambil keputusan
penting dalam hidupnya. Misalnya pembicaraan orang tua dengan anak
mengenai penentuan keputusan untuk menikah. Pengaruh orang tua dalam
keputusan anak sangat besar karena komunikasi antarpribadi yang mereka jalin
sudah berjalan lama. Demikian halnya seorang teman bisa memberi pengaruh
kuat bagi diri kita untuk menentukan masa depan seperti memilih sekolah dan
lainnya.
2.4 Konsep Dasar Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Dengan landasan konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang


diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold Halber yaitu arus pesan dalam suatu
jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message
within a network of interdependent relationship). Pengertian komunikasi organisasi
dalam buku “komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan ” adalah
perilaku perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses
itu bertransaksi dan memberi amkna atas apa yang sedang terjadi.10 Golddhaber (1986)
memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

2. Bentuk pendekatan dalam komunikasi organisasi


a. Pendekatan Struktrur dan Fungsi
Teori pertama yang memiliki berkaitan dengan pendekatan ini adalah teori
birokrasi yang diperkenalan oleh Max Weber, seorang teoritis terkenal
sepanjang zaman. Ia mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari suatu
aktivitas tertentu yang bertujuan dan berkesinambungan.Inti dari teori Weber
mengenai birokrasi adalah konsep mengenai kekuasaan, wewenang dan
legitimasi. Menurut Weber, kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam
setiap hubungan sosial guna mempengaruhi orang lain.
b. Pendekatan Human Relation
Pendekatan struktural dan fungsional mengenai organisasi dianggap hanya
menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas, sedangkan faktor
manusia yang diabaikan. Menurut Chris Agrys, praktik organisasi yang
demikian dipandang tidak manusiawi, karena penyelesaian suatu pekerjaan
telah mengelahkan perkebangan individu dan keadaan ini berlangsung secara
berulang. Ketika kompetensi teknis dinomorsatukan maka kompetensi
antarpribadi dikurangi.
c. Pendekatan Kultur atau Budaya
Dikemukakan oleh Michael Paconowsky dan Nock o’DonnelTrijullo yang
memandang organiasasi sebagai suatu kultur, dalam arti bahwa komunikasi
organisasi merupakan pandangan hidup (way of life) bagi para anggotanya.
d. Pendekatan Resolusi Konflik
Resolusi merupakan keputusan atau kebulatan pendapat yang berupa
permintaan atau tuntutan yang diterapkan oleh rapat atau musyawarah.
3. Dimensi-Dimensi dalam Komunikasi Organisasi
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara
anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,
seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama
bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi
antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa
merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan
media nirmassa).
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan
organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar,
komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat
dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah
terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.

2.5 Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Organisasi

Komunikasi menjadi faktor penting bagi organisasi dalam mendapatkan


informasi. Dengan adanya komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan dapat
berjalan dengan sebagaimana mestinya dan begitu pula sebaliknya, kegagalan dalam
organisasi banyak yang disebabkan karena kurang tertatanya komunikasi yang
dilakukan oleh individu didalam organisasi tersebut. Dan dengan adanya perbedaan
budaya masing-masing, sehingga dapat menghambat proses komunikasi dan
menimbulkan efek kurang baik dalam organisasi tersebut, sepertinya tidak adanya
kekompakan didalam organisasi tersebut.

Kemampuan individu untuk menyampaikan pesan atau informasi dengan baik,


menjadi pendengar yang baik, menggunakan berbagai media audio-visual merupakan
bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi.
Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap
manusia dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah napas
kehidupan makhluk. Ia menitikberatkan pada konsep saling ketergantungan untuk
menjelaskan hubungan antarmanusia. Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar
pada apa yang ditulis atau dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan
bagaimana sesorang dapat menyampaikan pesan kepada penerima pesan.

Gaya kepemimpinan dalam komunikasi juga diyakini mampu memberikan


dampak baik terhadap manajemen dan pengelolaan suatu organisasi. Faktanya
menunjukkan bahwa belum semua orang, kolompok, maupun organisasi yang mampu
menunjukkan secara optimal gaya kepemimpinan komunikasi yang dimaksud didalam
sebuah organisasi tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa fenomena berikut:.
Pimpinan organisasi masih belum maksimal dalam pemberian motivasi kepada
bawahan, baik motivasi yang berupa material maupun motivasi yang immaterial,
pimpinan organisasi masih belum optimal dalam memberikan perhatian kepada
bawahannya. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kepedulian pimpinan terhadap
bawahan dimana masih minimnya teguran yang diberikan, dan Komunikasi yang
dilakukan oleh pimpinan organisasi cenderung menggunakan instruksi atau perintah.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa syarat utama


komunikasi yang efektif adalah karakter dan integritas pribadi yang menyampaikan
pesan tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi yang efektif diperlukan
lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang lain, kemampuan
untuk memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan untuk
meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan kemampuan memperlihatkan
integritas.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus
mampu mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan
komunikasi, merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan
mengumpulkan umpan balik. Dalam mengidentifikasi sasaran atau penerima pesan
perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya adalah (Xie et al.,2008). Menentukan,
mengenali dan mempelajari siapa yang akan dijadikan sasaran, dalam hal ini siapa
target/segmen konsumennya. Siapa sasaran yang dijadikan target adalah calon
konsumen potensial, pengguna produk/jasa, orang-orang yang membuat keputusan
membeli, dan orang yang mempengaruhi pembelian, apakah individu perorangan,
kelompok, publik khusus atau publik umum.

2.6 Menciptakan Komukasi yang Efesien Dalam Organisasi

Kesuksesan organisasi sangat dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi


masing-masing individual dan kerjasama antar anggota tim dalam organisasi. Dalam
menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi.
Ditinjau berdasarkan teknis pelaksanaannya, komunikai dapat dirumuskan sebagai
kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang
lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh mana kemampuannya,
penerima pesan menyampaikan tanggapan melaluimedia tertentu kepada orang yang
menyampaikan pesan tersebut kepadanya.

Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses


dimanaseseorang, kelompok, atau organisasi (sender) mengirimkan informasi
(massage)pada orang lain, kelompok, atau organisasi (receiver). Proses
komunikasiumumnya mengikuti beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan
informasi pada penerima informasi melalui satu atau beberapa sarana komunikasi.
Prosesberlanjut dimana penerima mengirimkan feedback atau umpan balik pada
pengirim pesan awal. Dalam proses tersebut terdapat distorsi-distorsi yang mengganggu
aliran informasi yang dikenal dengan noise.
nah dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi maka hal
yang yang perlu dilakukan adalah Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui
pemahaman unsur-unsur

komunikasi yang meliputi pihak yang mengawali komunikasi, pesan yang


dikomunikasikan, saluran yang digunakan untuk berkomunikasi dan gangguan saat
terjadi komunikasi, situasi ketika komunikasi dilakukan, pihak yang menerima pesan,
umpan dan dampak pada pengirim pesan. Pengirim atau sender merupakan pihak yang
mengawali proses komunikasi. Sebelum pesan dikirimkan, pengirim harus mengemas
ide atau pesan tersebut sehingga dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh
penerima, Proses pengemasan ide ini disebut dengan encoding. Pesan yang akan
dikirimkan harus bersifat informatif artinya mengandung peristiwa, data, fakta, dan
penjelasan. Pesan harus bisa menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi,
meyakinkan, dan mengajak untuk berbuat sesuatu.

Pesan yang telah dikemas disampaikan melalui media baik melalui media lisan
(dengan menyampaikan sendiri, melalui telepon, mesin dikte, atau videotape), media
tertulis (surat, memo, laporan, hand out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik),
maupun media elektronik (faksimili, email, radio, televisi). Penggunaan media untuk
menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan (noise) yang dapat menghambat atau
mengurangi kemampuan dalam mengirim dan menerima pesan. Gangguan komunikasi
dapat berupa faktor pribadi (prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap) dan pengacau
indra (suara yang terlalu keras atau lemah, bau menyengat, udara panas). Situasi juga
dapat mempengaruhi jalannya komunikasi karena situasi dapat mempengaruhi perilaku
pihak yang berkomunikasi sehingga pada waktu berkomunikasi dengan pihak lain tidak
hanya harus mempertimbangkan isi dan cara penyampaian, tetapi juga situasi ketika
komunikasi akan disampaikan.

Setelah pesan disampaikan, pihak yang menerima pesan (receiver) harus dapat
menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterima. Penafsiran pesan mungkin akan
sama atau berbeda dengan pengirim pesan. Jika penafsiran sama,maka penafsiran dan
penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika penafsiran berbeda
maka penafsiran dan penerjemahan salah dan maksud tidak tercapai. Penafsiran pesan
ini sangat dipengaruhi oleh ingatan dan mutu serta

kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima. Unsur terakhir dalam


komunikasi adalah umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang
diterima dari pengirim. Umpan balik bisa berupa tanggapan verbal maupun non verbal
dan bisa bersifat positif maupunnegatif. Umpan balik positif terjadi bila penerima
menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta
memberikan tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Sedangkan umpan balik
negatif dapat benar juga dapat salah. Umpan balik negatif dikatakan benar jika isi dan
cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, penafsiran dan penerjemahan penerima
pesan juga benar. Umpan balik negatif dikatakan salah jika isi dan cara penyampaian
pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran pesan salah. Dalam komunikasi secara
bergantian peran penerima pesan bisa berubah menjadi pengirim pesan dan pengirim
pesan berubah menjadi penerima pesan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam organisasi, komunikasi menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan sebuah organisasi. Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif, seseorang harus memiliki karakter dan integritas yang baik, serta
menerapkan lima dasar penting dalam membangun komunikasi yang efektif,
yaitu usaha untuk benar-benar memahami orang lain, kemampuan untuk
memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan untuk
meminta maaf secara tulus jika melakukan kesalahan, dan kemampuan
memperlihatkan integritas. Proses komunikasi terdiri dari pihak yang mengawali
komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, saluran yang digunakan untuk
berkomunikasi, gangguan saat terjadi komunikasi, situasi ketika komunikasi
dilakukan, pihak yang menerima pesan, umpan balik, dan dampak pada
pengirim pesan. Dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi,
diperlukan pemahaman unsur-unsur komunikasi dan pemilihan
media yang tepat.

3.2 Saran
untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi, beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan individu dalam berkomunikasi, seperti menjadi
pendengar yang baik, menggunakan media audio-visual, dan berbicara dengan
bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
2. Menentukan sasaran atau penerima pesan dengan jelas, seperti calon
konsumen potensial, pengguna produk/jasa, orang-orang yang membuat
keputusan membeli, dan orang yang mempengaruhi pembelian.
3. Mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi yang meliputi pihak yang
mengawali komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, saluran yang digunakan
untuk berkomunikasi, situasi ketika komunikasi dilakukan, pihak yang
menerima pesan, dan umpan balik yang diberikan.
4. Menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan sasarannya, baik itu
melalui media lisan (dengan menyampaikan sendiri, melalui telepon, mesin
dikte, atau videotape), media tertulis (surat, memo, laporan, hand out, selebaran,
catatan, poster, gambar, grafik), maupun media elektronik (faksimili, email,
radio, televisi).
5. Meminimalisir gangguan atau noise dalam penyampaian pesan, baik itu faktor
pribadi (prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap) atau pengacau indra (suara
yang terlalu keras atau lemah, bau menyengat, udara panas).
6. Memberikan umpan balik yang baik dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki komunikasi yang tidak efektif.
7. Menggunakan gaya kepemimpinan komunikasi yang tepat untuk
meningkatkan motivasi dan keterlibatan anggota tim dalam mencapai tujuan
organisasi.
Dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi, penting untuk
memperhatikan karakter dan integritas individu yang bertanggung jawab dalam
menyampaikan pesan, serta memperhatikan faktor-faktor seperti situasi dan
media yang digunakan dalam komunikasi. Dengan terciptanya komunikasi yang
efektif, diharapkan akan meningkatkan kinerja dan kesuksesan organisasi
secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

(Effendy, 2003)Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra


Aditya, 17–54.

(Fatah Raden, 2016)Fatah Raden. (2016). Pesan Dalam Proses Komunikasi. 59.
http://repository.radenfatah.ac.id/5121/3/BAB II.pdf

(Kosanke, 2019)Kosanke, R. M. (2019). 済無 No Title No Title No Title. 21–55.

(Hartati, 2017)Hartati, A. S. (2017). Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi.


Komunikasi Efektif Dalam Organisasi, 2(1), 1–2.
https://www.kompasiana.com/mathildaemma/5a0994b3fcf68172731cb5e2/kom
unikasi-yang-efektif-dalam-organisasi?page=all

(Anatan, 2009)Anatan, L. (2009). Pendahuluan. Jurnal Manajemen, 7(4), 1–9.


file:///C:/Users/hp/Downloads/112652-ID-efektivitas-komunikasi-dalam-
organisasi.pdf

(Mubarok & Andjani, 2014)Mubarok, & Andjani, made dwi. (2014). Komunikasi
Antarpribadi Dalam Masyarakat Majemuk. In Dapur buku.

(Anatan, 2009)Anatan, L. (2009). Pendahuluan. Jurnal Manajemen, 7(4), 1–9.


file:///C:/Users/hp/Downloads/112652-ID-efektivitas-komunikasi-dalam-
organisasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai