Anda di halaman 1dari 13

“KOMUNIKASI ORGANISASI”

OLEH:

KELOMPOK 7
NUR KARYA SAKTI
ALWIYAH NUR
VITA SARI

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas karunia-Nya
makalah yang berjudul “ KOMUNIKASI ORGANISASI” dapat diselesaikan tepat
waktu. Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen yang telah memberikan
waktu untuk menyelesaikan makalah ini, meski makalah ini masih banyak
kekurangan.
Saya sangat berharap makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi orang lain,
dalam rangka menambah wawasan ataupun pengetahuan. Akhirnya kami menutup
kata pengantar ini dengan kata maaf apabila ada kesalahan kata – kata yang kurang
berkenan. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Makassar, 24 Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................2
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI.........................................2
B. PROSES KOMUNIKASI.....................................................
C. MENGAPA BERKOMUNIKASI........................................
D. JENIS-JENIS KOMUNIKASI..............................................
E. TINGKATAN KOMUNIKASI............................................
F. HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI
KEORGANISASIAN YANG EFEKTIF..............................
G. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI.....................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................
1. RINGKASAN ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesuksesan organisasi sangat dipengaruhi oleh kapabilitas dan kompetensi
masing-masing individual dan kerjasama antar anggota tim dalam organisasi. Dalam
menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi.
Ditinjau berdasarkan teknis pelaksanaannya, komunikasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada
orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh mana
kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu
kepada orang yang menyampaikan pesan tersebut kepadanya.
Selama dua puluh tahun terakhir, para pemimpin bisnis telah menggunakan
suatu skor alat komunikasi yaitu focus group, organizational surveys, management by
walking around, dan cara lain untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan perubahan dan pengembangan organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Menurut Wursanto (2001:31), komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu
pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam usaha
mendapatkan saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak
Berlo (dalam Erliana Hasan (2005:18) mengemukakan komunikasi sebagai
suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna
terhadap pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya tersebut sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sumber.
Menurut Harold D. Lasswell Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
yang bersifat satu arah dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan
(penerima pesan) dengan menggunakan media tertentu sehingga memunculkan efek.
Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana
seseorang, kelompok, atau organisasi (sender) mengirimkan informasi (massage)
pada orang lain, kelompok, atau organisasi (receiver).
Dalam buku karangannya yang berjudul “Dinamika Komunikasi” , Onong
Uchjana Effendy berpendapat bahwa pengertian komunikasi Secara etimologis,
komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah sama makna.
Pengertian secara terminologis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pernyataan seseorang kepada orang lain.

B. PROSES KOMUNIKASI
Menurut Harold D. Laswell (dalam Uchjana, 1993 : 301), menyatakan, bahwa
dalam proses komunikasi harus dapat menjawab pertanyaan ”who say what, in wich
channel to whom and with what effect”. yaitu :
a. Who (siapa), berarti siapa yang menjadi komunikator.
b. Say what (apa yang dikatakan), berarti isi pesan yang disampaiakan harus diikuti
atau dilaksanakan.
c. In wich channel (saluran yang dipakai), saluran media yang dipakai dalam proses
komunikasi adalah langsung atau tatap muka.
d. To whom (kepada siapa), ini berarti sasaran atau komunikan.
e. With what effect (efek yang timbul), akibat yang timbul setelah pesan itu
disampaikan yaitu timbulnya suatu tindakan.
Menurut Sunarto (2003 : 16-17) terdapat tiga unsur penting dalam proses
komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi, yaitu :
a. Sumber (source), disini sumber atau komunikator adalah bagian pelayanan
santunan.
b. Pesan (massage), dapat berupa ucapan atau pesan-pesan atau lambang-lambang.
c. Sasaran (Destination), adalah korban atau ahli waris korban (Klaimen).

C. MENGAPA KOMUNIKASI
Sebagai makhluk sosial, setiap orang yang hidup dalam suatu kelompok
masyarakat, dalam menjalani aktivitas kesehariannya sejak ia bangun tidur di pagi
hari hingga tidur kembali pada malam harinya senantiasa terlibat dalam kegiatan
komunikasi. Hal mana dilakukan sebagai konsekuensi dari hubungan sosialnya
melalui interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bila kita amati lebih
teliti mengenai aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan kesehariannya itu, maka
sebagian besar diisi dengan kegiatan berkomunikasi, mulai dari mengobrol, membaca
koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau bioskop, dan sebagainya. lni
membuktikan bahwa, dalam tatanan kehidupan sosial manusia, komunikasi telah
menjadi JANTUNG KEHIDUPAN. Apabila kehidupan itu tidak berfungsi, maka
tidak akan ada kehidupan manusia seperti yang kita alami saat ini, sehingga tidak
akan mungkin terbentuk suatu tatanan kehidupan manusia yang terintegrasi dalam
sistem sosial yang disebut masyarakat.
Mengapa kita berkomunikasi? Jawaban dari pertanyaan ini berkaitan dengan
tujuan dan fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia. komunikasi sebagai
komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun
konsep diri. Deddy Mulyana (2003:7) mengatakan bahwa manusia yang tidak pernah
berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa
dirinya adalah manusia. Selain itu, komunikasi juga berfungsi untuk meaktualisasikan
diri. Bila kita berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak
eksis, namun ketika kita berbicara, kita sebenarnya mengatakan bahwa kita ada di
antara mereka. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang
dapat digunakan dalam komunikasi, untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Komunikasi juga berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai
tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik untuk jangka pendek ataupun tujuan jangka
panjang.

D. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Jenis-jenis komunikasi terdiri dari:
a. Komunikasi verbal
menurut Deddy Mulyani adalah sarana untuk menyatakan pikiran perasaan dan
maksud. Menurut Armi Muhammad komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata atau simbol, dinyatakan secara oral/lisan maupun tulisan.
b. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi nonverbal adalah penggunaan bahasa tubuh, gerak tubuh dan ekspresi
wajah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Misalnya, ketika Anda
tersenyum secara tidak sengaja saat mendengar ide atau informasi yang
menyenangkan.
c. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik atau mencetak simbol
seperti huruf dan angka untuk menyampaikan informasi. Misalnya, ketika anda
mengirim pesan kepada seseorang melalui whatsapp atau media sosial lainnya.
d. Komunikasi visual
Komunikasi visual adalah tindakan menggunakan foto, seni, gambar, sketsa,
bagan, dan grafik untuk menyampaikan informasi.

E. TINGKATAN KOMUNIKASI
Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam
masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut :
1. Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication) Yakni proses komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang, berupapengolahan informasi melalui pancaindra
dan sistem syaraf. Contoh: berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.
2. Komunikasi antar-pribadi (interpersonal communication) Yakni kegiatan
komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang
lainnya. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui
telepon, dsbnya.
3. Komunikasi dalam kelompok (group communication) Yakni kegiatan komunikasi
yang berlangsung diantara suatu kelompok. Pada tingkatan ini,setiap individu yang
terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya
dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut
kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrol-
ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid dikelas
tentang topik bahasan, dsbnya.
4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi Yakni kegiatan komunikasi yang
berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang
terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa
peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.
5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi
dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan
komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi-organisasi lebih formal dan
lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan
komunikasinya.
6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas Pada tingkatan ini kegiatan
komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya
dapat dilakukan melalui dua cara : Komunikasi massa Yaitu komunikasi melalui
media massa seperti radio, surat kabar,  TV, dsbnya. Langsung atau tanpa melalui
media massa Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

F. HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI KEORGANISASIAN YANG


EFEKTIF
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai
gangguan (noise). Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang mengartikan
noise sebagai keadaan terentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak
lancarnya atau berkurangnya ketepatan peraturan. Manusia sebagai komunikan
memiliki kecendrungan untuk acuh tak acuh, meremehkan sesuatu, salah
menafsirkan, atau tidak mampu mengingat dengan jelas apa yang diterimanya dari
komunikator.
a. Hambatan Psikologis
Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang mendasari hal itu (Suprapto,
2009 :14), yaitu:
1. Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengekspos dirinya hanya
kepada hal-hal (komunikasi) yang dikehendakinya. Perlu diperhatikan bagi
pelaku komunikasi organisasi, baik komunikator dan komunikan untuk
mendapatkan perhatian dari lawan komunikasinya.
2. Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu peristiwa
komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi komunikasi sesuai dengan
prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan
kecendrungan berpikir secara stereotip. Misalnya, saat terjadi perbedaan
penafsiran antara komunikan dengan maksud komunikator. Ini dapat berakibat
fatal jika bawahan salah menafsir maksud dan tujuan atasan dan begitu pula
sebaliknya.
3. Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi, tetapi
orang berkecenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin untuk diingat.
Misalnya, ketika dalam komunikasi organisasi, audiens menangkap apa yang
dimaksud pembicara, tapi belum tentu audiens tersebut mengingat seluruh
bagian dari informasi yang disampaikan.
b. Hambatan Semantik
Jika hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak
komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada diri komunikator. Faktor
semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasinya seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan
semantis ini, sebab salah ucap atau tulis dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Menurut Onong Uchjana
Efendy dalam buku dinamika komunikasi (2009:14) Sering kali salah ucap
disebabkan komunikator berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan
perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur dilontarkan.
Gangguan semantis kadang-kadang disebabkan pula oleh aspek antropologis,
yakni kata-kata yang sama bunyinya dan tulisannya, tetapi memiliki makna yang
berbeda. Untuk menghindarinya, seorang pembicara/komunikator sudah harus
memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik audien/komunikan. Dan
melihat kemungkinan penafsiran pada kata-kata yang digunakan.
c. Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-
hari, suara telepon yang tidak jelas, ketika huruf buram pada surat, suara yang
hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan
kolumnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain.
d. Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis yang terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap
proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Misalnya
seperti, saat meeting divisi, hendaknya kamu pilih ruangan yang tenang dan
terbebas dari suara yang mengganggu. Jika saat melakukan komunikasi via telepon
seperti conference call haru dipilih tempat atau ruangan yang bebas dari
kebisingan. Dengan antisipasi ini, proses komunikasi organisasi bisa berjalan
lancar dan efektif.

G. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI


Ada dua cara untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu:
a. Kebutuhan akan komunikasi yang efektif Untuk mencapai komunikasi yang
efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan kebutuhan komunikasi
yang efektif dan penggunaan umpan balik. Dijaman modern ini komunikasi
merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan besar biasanya
menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan masalah-
masalah komunikasi internal. Komunikasi umpan balik atau dua arah
memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif dan dapat
menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini
para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisi-pasif dan
komunikasi tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas
komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
b. Komunikator yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang lebih efektif harus memberikan
latihan-latihan dalam bentuk penulisan maupun penyampaian berita secara
lisan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol,
penggunaan bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat dan
kepekaan terhadap latar belakang penerima berita. Salah satu alat yang
digunakan adalah Active listening yang digunakan untuk mengembangkan
keterampilan manajemen para manajer, sebagai dasar peralatan ini adalah
penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.

BAB III
PENUTUP

1. RINGKASAN
Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama
yang dimaksudkan adalah sama makna. Pengertian secara terminologis, komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pernyataan seseorang kepada orang lain.
Sebagai makhluk sosial komunikasi sangat berpengaruh terhadapap kehidupan
kita. setiap orang yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat, dalam menjalani
aktivitas kesehariannya sejak ia bangun tidur di pagi hari hingga tidur kembali pada
malam harinya senantiasa terlibat dalam kegiatan komunikasi. Hal mana dilakukan
sebagai konsekuensi dari hubungan sosialnya melalui interaksi dengan orang-orang
yang ada di sekitarnya. Bila kita amati lebih teliti mengenai aktivitas manusia dalam
menjalani kehidupan kesehariannya itu, maka sebagian besar diisi dengan kegiatan
berkomunikasi, mulai dari mengobrol, membaca koran, mendengarkan radio,
menonton televisi atau bioskop, dan sebagainya. lni membuktikan bahwa, dalam
tatanan kehidupan sosial manusia, komunikasi telah menjadi Jantung kehidupan jadi
kominikasi sangat memiliki pengaruh yang signifikan di dalam kehidupan. Kemudian
dalam komunikasi terdapat pula jenis jenis komunikasi diantaranya yaitu Komunikasi
verbal, Non verbal,Tertulis,serta komunikasi visual.
Didalam berkomunikasi terdapat beberapa hambatan-hambatan yang terjadi
seperti hambatan pisikologis,hambatan semantik, hambatan mekanis,serta hambatan
ekologis.

DAFTAR PUSTAKA
Rayudaswati Budi (2010), pengantar ilmu komunikasi, Kretakupa:Makassar
Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo
Wursanto Ig (2001). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Yogyakarta. Kanisius
Uchjana effendi, Onong, Dinamika Komunikasi, 2004, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Harold D.Lasswell (1902-1978) adalah salah satu four founding fathers atau pelopor
dari perkembangan ilmu komunikasi.
Argiris C., 1994. Good communication that block learning. HBR. July - Agustus
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 1, 2016: 239-253
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:
MedPress (anggota IKAPI)
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai