Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“KOMUNIKASI DALAM BERBAGAI SITUASI ”

Disusun Oleh :

FRIZKY ALDO RYON

MUTHIA ARISTA PUTRI

NURI SURYANI

ROBY SUHENDRA

SHERLY FADHILAH

TIKASARI

WINDA LISKA

Dosen Pembimbing :

Ns.FALERISISKA YUNERE,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurah buat Nabi Muhammad Saw.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan nikmat sehat
baik itu sehat secara fisik dan sehat akal pikiran, sehingga kami dapat menyeleaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah falsafah dan teori keperawatan yang
berjudul proses keperawatan.

. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung sehingga pembuatan makalah ini dapat
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apabila banyak kesalahan kami mohon maaf sebesar-
besarnya.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/ibu dosen yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Bukittingi, 13 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Definisi Komunikasi..................................................................................................................6
B. Tujuan komunikasi....................................................................................................................7
C. Fungsi Komunikasi....................................................................................................................7
D. Prinsip Komunikasi...................................................................................................................9
E. Proses Komunikasi..................................................................................................................10
F. Komunikasi Berdasarkan Situasi.............................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata ini bersumber
pada kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal
(Effendy, 2005: 3). Banyak makna tentang arti kata komunikasi namun dari sekian
banyak definisi yang diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap
dengan maknanya yang hakiki, yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui
media. (Effendy, 2005: 5).
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai
dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis, tindakan komunikasi berdasarkan
pada konteks terbagi menjadi beberapa macam, yaitu konteks komunikasi
interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa. Jika di lihat dari beberapa konteks komunikasi di
atas, konteks komunikasi yang berhubungan atau sesuai dengan penelitian ini adalah
komunikasi organisasi.
Komunikasi kelompok Menurut Morissan, (2009: 141) adalah proses sebagai
instrumen yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan 2 dengan
menekankan hubugan antara kualitas komunikasi dan kualitas keluaran (output)
kelompok. Komunikasi kelompok berfungsi dalam sejumlah hal yang akan
menentukan atau memutuskan hasil- hasil yang dicapai kelompok.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk
dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap
badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang
sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.

4
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare “to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk
sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas
dan wewenang.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi komunikasi?
2. Apa saja tujuan dari komunikasi ?
3. Jelaskan fungsi dari komunikasi ?
4. Bagaimana prinsip melakukan komunikasi ?
5. Bagaimana proses dari komunikasi ?
6. Jelaskan bagaimana komunikasi berdasarkan situasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi komunikasi
2. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi
3. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi
4. Untuk mengetahui prinsip melakukan komunikasi
5. Untuk mengetahui roses dari komunikasi
6. Untuk mengetahui komunikasi berdasarkan situasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi
Secara umum, komunikasi adalah proses tercapainya kesamaan pengertian antara
individu yang bertindak sebagai sumber dan individu yang bertindak sebagai
penerima; meliputi kemampuan berbicara, mendengar, melihat dan kemampuan
kognitif.
Ada beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, dimana masing-masing pengertian tersebut adalah:
1. Edward Depari: Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan
pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. (Ermawati
dkk, 2008)
2. James A.F. Stoner: Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. (Ermawati dkk, 2008)
3. John R. Schemerhom: Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara
pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi
kepentingan mereka. (Ermawati dkk, 2008)
4. Dr. Phill Astrid Susanto: Komunikasi adalah proses pengoperan lambanglambang
yang mengandung arti. (Ermawati dkk, 2008)
5. Human Relation of Work, Keith Davis: Komunikasi adalah proses lewatnya
informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Oxford Dictionary, 1956: Komunikasi adalah pengiriman atau tukarmenukar
informasi, ide, atau sebagainya. (Ermawati dkk, 2008)
7. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA: Komunikasi mencakup akspresi wajah, sikap
dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon,
dan lain-lain. (Ermawati dkk, 2008)
8. Kozier dan Erb, 1995: komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua orang
atau lebih, atau pertukaran ide, perasaan, dan pikiran. (Wahjudi, 2006)
9. William Albig: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
memiliki arti di antara individu-individu. (Wahjudi, 2006)

6
10. Taylor dkk.: Komunikasi adalah proses berbagi (sharing) informasi atau proses
pembangkitan dan pengoperan arti. (Wahjudi, 2006)

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa


komunikasi merupakan:
1. Kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih
2. Bentuk pembagian ide atau pikiran dengan menggunakan lambang
3. Memiliki tujuan berupa terjadi perubahan pada orang lain.

B. Tujuan komunikasi
Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan antara lain:
1. Supaya apa yang ingin disampaikan dapat dimengerti
2. Memahami orang lain, komunikator harus mengerti aspirasi orang lain, jangan
memaksakan kehendak
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, melalui pendekatan persuasif bukan
memaksakan kehendak
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, kegiatan yang banyak
mendorong dengan cara yang baik.

C. Fungsi Komunikasi
Menurut Gustina dan Ermawati (2008), Apabila komunikasi dipandang dari arti yang
lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi sebagai
kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar- menukar data, fakta, dan ide maka
fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti
dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam
masyarakat.
7
3. Motivasi, menjelaskan kepada masyarakat tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong
kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dicapai
atau diraih.
4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan
untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah
yang menyangkut kepentingan bersama.
5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan
intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran
yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud
melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan
memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong
kreativitas dan kebutuhan estetiknya.
7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imajinasi dari drama, tari
kesenian, kesastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok dan individu.
8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa kelompok dan individu kesempatan untuk
memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal
dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

Sementara itu Mudjito (2008), dalam teknik komunikasi menyatakan bahwa fungsi
komunikasi ini adalah:

1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi


itu dapat untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku pada suatu organisasi.
3. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota
organisasi.

8
D. Prinsip Komunikasi
Menurut James L Marsell (2008) mengemukakan ada enam prinsip penting yang
harus diperhatikan dalam proses komunikasi yaitu:
1. Konteks
Komunikasi yang bermakna akan sangat tergantung kepada cara
menghubungkan dengan konteks pesan yang disampaikan. Konteks pesan tersebut
akan dapat mempengaruhi orang lain dan akhirnya akan diterima tanpa paksaan.
2. Fokus
Agar komunikasi itu bermakna dan efektif perlu memperhatikan fokus tertentu.
Fokus ini berguna agar penyampaian pesan tetap pada media yang digunakan.
3. Sosialisasi
Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung pada hubungan antara
komunikator dan komunikan serta kepada siapa komunikasi itu ditujukan. Sasaran
ini perlu diketahui untuk memahami situasi dari sasaran tersebut.
4. Individualisasi
Komunikasi yang bermakna tentunya perlu mengetahui sikap, kecakapan, dan
kemampuan dari masing-masing komunikan secara individu atau kelompok.
Biasanya individu atau kelompok tertentu mempunyai tradisi dan kekuasaan
tertentu pula.
5. Unitas (sequence)
Untuk menjaga kelancaran proses komunikasi maka pesan-pesan harus disusun
sedemikian rupa sehingga terlihat pesan yang perlu diberikan terlebih dahulu atau
yang diutamakan, pesan-pesan tersebut perlu diketahui mana yang lebih dahulu,
mana yang belakangan atau ditentukan unit-unitnya, dan secara psikologis seorang
komunikator mengetahui kemampuan dari khalayak yang dihadapi.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang integral dari proses komunikasi, evaluasi
merupakan umpan balik. Jadi dalam hal ini peran komunikator dan komunikan
sangat penting.

9
E. Proses Komunikasi
Menurut Cutlip dan Centre (2008), komunikasi yang efektif harus dilaksanakan
dengan melalui empat tahap, yaitu:
1. Fact Finding
Mencari, mengumpul fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan
komunikasi. Untuk berbicara di depan suatu masyarakat perlu dicari fakta dan
data tentang masyarakat tersebut, keinginannya, komposisinya dan sebagainya.
2. Planning
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya. Bagi suatu masyarakat yang
agraris tentu saja pengemukaan komunikasi haruslah menggunakan cara yang
sesuai dengan ciri-ciri-agraris.
3. Communicating
Setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah communicating atau
berkomunikasi.
4. Evaluation
Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil
komunikasi tersebut. Ini kemudian menjadi bahan bagi perencanaan melakukan
komunikasi selanjutnya.

F. Komunikasi Berdasarkan Situasi


Dalam melakukan komunikasi seseorang juga harus memperhatikan situasi dan
keadaan pada saat melakukan komunikasi dengan orang lain. Kita tidak bisa
menyamakan kondisii komunikasi disituasi yang berbeda. Ada beberapa jenis
komunikasi dalam berbagai keadaan disekitar kita yaitu:
1. Komunikasi dalam Situasi Formal
komunikasi formal, menurut Mulyana (2005) adalah komunikasi menurut
struktur organisasi seperti komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas, dan
komunikasi horisontal. Kemudian menurut Blake dan Haroldsen (2005) ciri
komunikasi organisasi dan saluran formal banyak persamaan.
Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi formal
atau resmi. Perilaku komunikasi pada situasi formal misalnya rapat, seminar,
kongres, dan persuratan dinas, menuntut keresmian baik dalam sikap maupun cara

10
berkomunikasi. Dengan kata lain, dalam komunikasi formal, ragam bahasa yang
digunakan adalah ragam bahasa formal yakni ragam bahasa yang merujuk pada
kaidah-kaidah baku kebahasaan.
a. Ciri-ciri Komunikasi Formal
Ciri saluran komunikasi formal menurut Shibutani dalam Blake dan
Haroldsen (2005) yaitu:
 Saluran komunikasi berfungsi dengan standar bagi semua laporan yang
datang dari berbagai sumber agar dapat diperiksa kebenarannya.
 Sumber pesan dapat dikenali dan tentunya dapat dipercaya. Sehingga
dapat dijelaskan saluran komunikasi formal bercirikan aturanaturan
yang stabil, pekerjaannya, aturan, dan sanksi disusun dengan jelas,
serta dapat diikuti oleh orang-orang yang berbeda. Peserta dapat
dikenali dan dapat dipercaya serta bertanggung jawab serta ada jalur
komunikasi yang akurat.

Secara Umum Komunikasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Arus komunikasi ke bawah lebih banyak daripada ke atas, berarti


prakarsa mengadakan komunikasi lebih banyak dari atas (pimpinan).
 Tujuan komunikasi terkait dengan kepentingan dinas
 Cara penyampaian pesan lebih banyak tertulis, ataupun dalam rapat
resmi.
2. Komunikasi dalam Situasi Santai
a. Komunikasi Semiformal
Komunikasi semiformal yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi
dalam situasi campuran antara resmi dan tidak resmi atau semiformal. Ragam
bahasa yang digunakan dalam komunikasi semiformal adalah ragam bahasa
yang mengacu pada kaidah-kaidah kebahasaan namun dilakukan secara tidak
konsisten. Misalnya adalah bahasa jurnalistik.
Teknik komunikasi dalam situasi semiformal menurut para ahli di antaranya
adalah :
 Komunikasi persuasif
Komunikasi persuasif adalah salah satu teknik komunikasi yang
digunakan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku komunikan

11
atau komunikate dan lebih menitikberatkan pada aspek psikologis
komunikan atau komunikate.
Komunikasi persuasif bertujuan agar komunikan atau komunikate
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu
perbuatan, dan lain sebagainya.
 Komunikasi informatif
Komunikasi informatif adalah salah satu teknik komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan atau
komunikate baik individu maupun sejumlah orang mengenai hal-hal
baru.
Berbeda dengan teknik komunikasi persuasif yang lebih
menitikberatkan pada aspek psikologis komunikan atau komunikate,
teknik komunikasi informatif lebih menitikberatkan pada aspek
kognitif komunikan atau komunikate.
Menurut Schramm (1971), proses komunikasi informatif dapat
berlangsung jika informasi yang dikirimkan menarik perhatian
komunikan atau komunikate, informasi yang dikirimkan dapat diterima
oleh komunikan atau komunikate, informasi yang dikirimkan
ditafsirkan dengan baik oleh komunikan atau komunikate, dan
informasi yang dikirimkan dapat disimpan untuk digunakan di lain
waktu.
 Komunikasi koersif
Menurut Mulyana (2010), komunikasi koersif adalah salah satu
teknik komunikasi yang digunakan untuk memaksa komunikan atau
komunikate melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh
komunikator.
Komunikasi koersif umumnya bersifat menakut-nakuti,
menggambarkan resiko buruk yang akan diterima jika tidak dipatuhi,
dan mengandung kepentingan tertentu.
 Komunikasi instruktif
Komunikasi instruktif adalah salah satu teknik komunikasi yang
digunakan untuk memberikan instruksi atau perintah kepada
komunikan atau komunikate.

12
Pada umumnya, komunikasi instruktif digunakan dalam proses
belajar mengajar karena komunikasi instruktif berperan besar dalam
mendukung kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana halnya komunikasi informatif, pesan dalam
komunikasi instruktif haruslah dapat menarik perhatian dan minat
komunikan atau komunikate, dapat diterima dengan baik oleh
komunikan atau komunikate, dapat ditafsirkan dengan baik oleh
komunikan atau komunikate, menunjang proses pembelajaran, dan
dibangun berdasarkan kontrak khusus antara komunikator dan
komunikan atau komunikate.
 Hubungan manusiawi
Menurut Mulyana (2010), hubungan manusiawi adalah salah satu
teknik komunikasi yang digunakan untuk menghilangkan hambatan-
hambatan komunikasi, meniadakan timbulnya salah pengertian, dan
mengembangkan tabiat manusia. Guna melakukan hubungan
manusiawi, digunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan
emosional dan pendekatan sosial budaya.
 Kesadaran emosional
Kesadaran emosional sejatinya adalah salah satu keterampilan
komunikasi yang mengacu pada kemampuan untuk memahami
perasaan orang lain.
Keterampilan memahami orang lain dapat ditingkatkan dengan cara
menyadari dan memahami perasaan orang lain, menyadari dan
memahami perasaan sendiri, berempati, membangun dan membina
kepercayaan dengan lawan bicara, dan menyadari dan menghindari
kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
 Komunikasi suportif
Menurut Pearson dkk (2009), komunikasi suportif adalah salah satu
teknik komunikasi yang digunakan untuk mendengarkan lawan bicara
dengan empati, mengakui perasaan orang lain, dan terikat dalam suatu
dialog untuk membantu lawan biacara memelihara rasa pengendalian
diri.

13
Komunikasi suportif dapat ditingkatkan dengan cara mendengarkan
tanpa memberi penilaian, memeriksa kembali persepsi dan perasaan
lawan bicara, menyuguhkan pesan-pesan informatif dan berkaitan, dan
dapat menjaga rahasia.
 Mendengarkan dengan aktif
Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada kemampuan
masing-masing partisipan komunikasi mendengarkan secara aktif apa
yang disampaikan oleh lawan bicara.
Untuk memastikan partisipan komunikasi menerima pesan dengan
jelas, hal yang harus dilakukan di antaranya adalah fokus pada apa
yang dibicarakan oleh lawan bicara, memastikan bahwa masing-
masing partisipan memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara,
menunggu giliran untuk berbicara, menunjukkan rasa ketertarikan atau
minat pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara, dan mengulang
apa yang dikatakan oleh lawan bicara dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
 Komunikasi nonverbal
Sebagian besar komunikasi yang dilakukan oleh manusia
adalah komunikasi nonverbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hampir 90% dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah
nonverbal. Yang termasuk komunikasi nonverbal adalah kontak mata,
gerak tubuh, jarak, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh dalam
komunikasi lainnya.
Besarnya porsi penggunaan komunikasi nonverbal dalam proses
komunikasi antarmanusia menunjukkan komunikasi nonverbal sangat
penting dan karenanya para partisipan komunikasi harus menaruh
perhatian dan berhati-hati dengan komunikasi nonverbal yang
disampaikan oleh partisipan komunikasi lainnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pemahaman
mengenai komunikasi nonverbal diantaranya adalah mengembangkan
kepekaan pada konteks, khalayak, dan umpan balik.

14
 Komunikasi verbal
Komunikasi verbal juga digunakan dalam situasi semiformal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata.
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, maka komunikator
harus memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dan sesuai
dengan komunikan atau komunikate.
Keterampilan komunikasi verbal dapat dilatih dan ditingkatkan
dengan cara berbicara secara jelas, memilih kata-kata dengan hati-hati,
menggunakan nada suara yang sesuai, menyadari dan mengenal siapa
yang menjadi lawan bicara, dan memberikan umpan balik dengan
sesuai.
 Komunikasi asertif
Keasertifan adalah kemampuan untuk mengekspresikan pendapat,
perasaan, sikap, dan hak dengan jujur tanpa perlu merasa cemas atau
khawatir melanggar hak orang lain. Komunikasi asertif merupakan
salah satu gaya komunikasi sekaligus teknik yang dibutuhkan bagi
pembicara dan pendengar guna membantu komunikator atau
komunikan lebih efektif dalam berkomunikasi.
Dalam komunikasi asertif, komunikator menyatakan kebutuhan dan
keinginannya secara singkat, padat, jelas, sesuai, dan penuh rasa
hormat; mengekspresikan perasaan secara jelas, sesuai, dan penuh rasa
hormat; menggunakan pernyataan “Aku” atau “Saya”; berkomunikasi
dengan penuh rasa hormat; mendengarkan tanpa interupsi; dapat
mengendalikan diri; memiliki kontak mata yang baik; berbicara dengan
tenang dengan nada suara yang jelas; tenang; merasa terhubung dengan
orang lain; merasa kompeten dan terkendali; tidak mengizinkan orang
lain untuk menyalahgunakan atau memanipulasi dirinya; dan membela
hak yang dimiliki.
 Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah salah satu jenis komunikasi verbal yang
melibatkan kata-kata yang diucapkan baik melalui telepon, komunikasi
tatap muka, videoconferencing, atau macam-macam media
komunikasi lainnya.

15
Bermacam-macam contoh komunikasi nonformal dalam
organisasi seperti selentingan dan berbagai contoh komunikasi formal
seperti konferensi merupakan bentuk-bentuk komunikasi lisan yang
efektif. Efektif tidaknya komunikasi lisan bergantung pada kecepatan,
volume, modulasi suara, kejelasan ujaran, dan petunjuk komunikasi
nonverbal lainnya.
 Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis juga kerap digunakan dalam situasi semiformal.
Komunikasi tertulis kerap ditemukan di manapun seperti dokumen,
pesan singkat, surat elektronik, laporan, dan lain sebagainya.
Efektivitas komunikasi tertulis bergantung pada gaya penulisan, kosa
kata yang digunakan, dan tata bahasa.
 Komunikasi visual
Dalam situasi semiformal, komunikasi visual juga memainkan peran
yang sangat penting. Bentuk komunikasi visual dalam situasi
semiformal meliputi iklan-iklan visual seperti gambar, grafik, dan lain
sebagainya.
Sebagai komunikator, perlu untuk menyiapkan dan memilih kata-
kata secara hati-hati untuk menciptakan dampak yang signifikan pada
komunikan atau komunikate. 
Adakalanya, melalui gambar atau bentuk komunikasi visual lainnya,
komunikan atau komunikate akan menjadi lebih mudah memahami
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
 Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik positif serta memberikan informasi yang
ingin didengar oleh lawan bicara sejatinya bukan merupakan hal yang
sulit. Namun, memberikan umpan balik yang kritis atau informasi yang
tidak ingin didengar oleh lawan bicara merupakan permasalahan
tersendiri.
Dalam situasi semiformal atau situasi lainnya, ada baiknya umpan
balik diberikan secara suportif agar lawan bicara tidak merasa dikritik,
takut, dan lain sebagainya. Agar dapat memberikan umpan balik yang
efektif, setiap partisipan komunikasi harus memberikan umpan balik

16
secara jelas dan spesifik, menawarkan solusi, mengirimkan umpan
balik secara tatap muka, dan bersikap peka terhadap orang lain.

Manfaat Mempelajari Teknik Komunikasi dalam Situasi Semiformal


Mempelajari teknik komunikasi dalam situasi semiformal dapat
memberikan beberapa manfaat, di antaranya :
 Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi.
 Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi
semiformal.
 Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian teknik komunikasi.
 Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian teknik komunikasi
dalam situasi semiformal.
 Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa teknik komunikasi
dalam situasi semiformal.

b. Komunikasi Non Formal


Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang terjadi antara bersifat
formal dan informal, yaitu komunikasi yang bertujuan dengan pelaksanaan
tugas pekerjaan organisasi
Pada umumnya, komunikasi informal akan menyampaikan suatu pesan atau
informasi yang muncul melalui mulut ke mulut. Pesan itu akan beredar dan
menjadi ‘kabar burung’. Karena pesan dalam komunikasi informal ini muncul
dari suatu kerumunan, di mana seseorang di dalamnya menerima informasi
atau pesan, dan pesan tersebut disampaikan dan diteruskan seseorang atau
bahkan lebih dari seseorang hingga ke seseorang lainnya. Jadilah ‘kabar
burung’ yang mulai beredar ke mana-mana.
Dengan adanya proses komunikasi informal, maka informasi atau pesan
yang tersampaikan dan tersebar masih dimasukkan ke dalam kategori samar
atau belum pasti dan memiliki kepastian yang tetap. Sebagai penggambaran,
simak keterangan di bawah ini yang merupakan proses komunikasi informal.

Manfaat dari mempelajari komunikasi non formal adalah


17
 Mempererat Hubungan Individu
Ketika Anda menggunakan komunikasi informal dalam komunikasi
organisasi, maka Anda secara tidak langsung dapat memperat
hubungan individu sesama anggota dalam suatu organisasi. Karena
komunikasi informal ini sifatnya santai dan ringan.
 Mencairkan Suasana
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa komunikasi informal ini
bersifat ringan dan santai, maka komunikasi informal ini dapat
mencairkan suasana di kala komunikasi formal mulai tegang.
Anda perlu mempelajari komunikasi informal ini sebagai
intermezzo. Sama halnya dengan mencairkan suasana, bahwa
komunikasi informal ini dapat dijadikan pembuka sebelum menuju ke
obrolan yang sifatnya serius, agar tidak terlalu tegang dalam suatu
obrolan.
 Lobbying
Anda mempelajari komunikasi informal ini dapat membawa Anda
ke lobbying, dengan kata lain Anda akan bisa melakukan negosiasi
dengan bahasa yang ringan dalam komunikasi informal.

3. Komunikasi dalam situasi gawat


Komunikasi dalam situasi gawat biasanya dilakukan dalam bidang kesehatan
yang dilakukan oleh perawat dan dokter. Komunikasi ini dinamakan komunikasi
teraputik. Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi yang dilakukan oleh dokter dan perawat yang direncanakan dan
berfokus pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien dokter
dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan berbagai teknik
komunikasi seoptimal mungkin dengan tujuan mengubah perilaku pasien kearah
yang positif (Mahmud, 2009).
Tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu:
a. Realisasi diri dan penerimaan diri
b. Identitas diri yang jelas dan integritas tinggi
c. Kemampuan membina kemampuan interpersonal

18
d. Peningkatan fungsi dan kemampuan memenuhi kebutuhan dan tujuan personal
yang realistis.
Tujuan dari komunikasi terapeutik dapat tercapai jika perawat memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya
b. Kemampuan untuk menganalisa perasaannya sendiri
c. Kemampuan untuk menjadi contoh peran
d. Altruistik
e. Rasa tanggung jawab etik dan moral
f. Tanggung jawab

Prinsip komunikasi terapeutik


a. Kejujuran
b. Ekspresif dan tidak membingungkan agar tidak terjadi kesalahpaham
c. Bersikap positif
d. Empati bukan simpati
e. Melihat permasalahan dari kacamata pasien
f. Menerima pasien apa adanya
g. Sensitif terhadap persaan pasien
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu pasien

Teknik Komunikasi Terapeutik

a. Mendengar
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh klien dengan penuh empati dan perhatian.
b. Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, malainkan bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu dan penolakan.
c. Mengulangi pernyataan klien
Dengan mengulangi pernyataan klien,perawat memberikan umpan balik
sehingga klien mengetahui bahwa pesannya mendapat respondan berharap
komunikasi dapat berlanjut.
d. Klarifikasi

19
Apabila terjadi kesalahpahaman perawat perlu menghentikan
pembicaraan untuk meminta penjelasan dengan menyamakan pengertian.
e. Memfokuskan pembicaraan
Untuk membatasi materi pembicaraan agar lebih spesifik dan mudah
dimengerti.
f. Menyampaikan hasil pengamatan
Hal ini perlu agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.
g. Menawarkan informasi
Penghayatan kondisi klien akan lebih baik apabila ia mendapat informasi
yang cukup dari perawat.
h. Diam
Dengan diam akan terjadi proses pengorganisasian pikiran dipihak perawat
dan klien.
i. Menunjukkan penghargaan
Dapat dinyatakan dengan mengucapkan salam kepada klien,terlebih
disertai menyebutkan namanya.
j. Refleksi
Reaksi yang muncul dalam komunikasi antara perawat dan klien

Karakteristik komunikasi terapautik

a. Ikhlas
b. Empati
c. Hangat

Fase hubungan komunikasi terapeutik


a. Fase orientasi
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien.
b. Fase kerja
Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras agar dapat memenuhi tujuan
yang telah ditetapkan pada fase orientasi.

c. Penyelesaian

20
Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan
yang telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling
menguntungkan dan memuaskan.

BAB III

PENUTUP

21
A. KESIMPULAN
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol
atau lambang yang melibatkan satu atau lebih yang terdiri atas pengirim (komunikator) dan
penerima (komunikan) dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama mengenai masalah
ataupersoalan masing-masing pihak. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan mengenai makna hakiki komunikasi yaitu suatu proses interaksi yang didalamnya
terdapat maksud saling melengkapi, memperbaiki, dan memahami persoalan-persoalan
yangdialami oleh personil teriibat dalam komunikasi tersebut.

Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa komunikasi tidak sekedar media


penyampaian pesan belaka (yang mungkin menguntungkan salah satu pihak saja) melainkan
lebih kepada jalinan antar personal (pribadi) antar pihak- pihak yang terlibat di dalamnya.

Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar serta memberi manfaat
baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihakpenerima pesan, maka diperlukan
adanya keterampilan komunikasi. Menurut Hafied Changara(2007:85)keterampilan
komunikasi adalah, ”Kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirimpesan
kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin
(2008:58)kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan
pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan

DAFTAR PUSTAKA

https://mfauzanali.wordpress.com/2016/10/15/makalah-komunikasi/

22
https://pakarkomunikasi.com/teknik-komunikasi-dalam-situasi-semi-
formal#:~:text=Komunikasi%20formal%20adalah%20suatu%20komunikasi,dalam%20sikap
%20maupun%20cara%20berkomunikasi.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655984/pendidikan/Kohttps://pakarkomunikasi.co
m/teknik-komunikasi-dalam-situasi-semi-formal#:~:text=Komunikasi%20formal%20adalah
%20suatu%20komunikasi,dalam%20sikap%20maupun%20cara
%20berkomunikasi.munikasi+03.pdf

https://bppkibandung.id/index.php/jpk/article/download/38/36

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/PERTEMUAN_5_JENIS_KOMUNIKASI_FI
X.pdf

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-informal

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/8965/5.%20BAB%20I.pdf?s

23

Anda mungkin juga menyukai