DISUSUN OLEH :
1. ANDIANSYAH (191061201331 )
2. WEDLY SULAKSONO (191061201326)
3. RENALDY TRENANDA (191061201307)
4. ASTRIYANI DEWI (191061201316)
5. RIZKY WARDANI (191061201324)
6. FITRI AULYA (191061201347)
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Komunikasi Tentang Pekerjaan” dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover................................................................................ 1
Kata Pengantar................................................................ 2
Daftar Isi.......................................................................... 3
BAB I Pendahuluan.......................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................... 5
C. Tujuan Penyusunan.................................................. 5
BAB II Pembahasan......................................................... 6
A. Pengertian Komunikasi Efektif .................................. 6
B. Kontek Komunikasi .................................................. 9
C. Komunikasi Ditempat Kerja ...................................... 9
D. Peran Komunikasi Ditempat Kerja ............................. 11
BAB III Penutup............................................................... 13
Kesimpulan................................................................... 13
Saran........................................................................... 13
Daftar Pustaka.............................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk
dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian
yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare
“to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts
(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung
atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan
wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan
yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan
penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja,
sehingga lebih produktif.
4
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah “ Apakah yang harus
diperhatikan agar terwujud komunikasi yang efektif di tempat kerja?”
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1) Untuk menambah wawasan kita tentang cara berkomunikasi yang efektif di tempat
kerja.
2) Dapat mengetahui hal–hal yang dapat menambah wawasan dalam berkomunikasi
yang efektif di tempat kerja.
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Konteks Komunikasi.
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu
konteks atau situasi tertentu. Secara luas, konteks disini berarti semua faktor di luar
orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari:
6
3) aspek sosial, seperti:
- Norma kelompok
- Nilai social
- Karakteristik budaya
1) Komunkasi Intrapersonal
Merupakan komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak,
contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi interpersonal
(antar pribadi) dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Komunikasi
interpersonal ini inherent dalam komunikasi dua ataupun tiga orang dan seterusnya.
Karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi
dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain). Hanya
saja, cara kerjanya sering tidak kita sadari. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan
komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita
dengan diri sendiri.
2) Komunikasi Interpersonal
Merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dan komunkasi interpersonal ini
adalah komunikasi diadik yang hanya melibatkan dua orang, seperti suami istri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, guru - murid, dan lain sebagainya. Ciri-ciri komunikasi
diadik, adalah: pihak-pihak yang yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat;
pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan
spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal.
3) Komunikasi Kelompok
Dimana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang
sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Kelompok ini, misalnya keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah atau suatu komite yang melaksanakan rapat untuk
7
mengambil suatu keputusan. Komunikasi kelompok ini dengan sendirinya melibatkan
pula komunikasi interpersonal (antar pribadi)
4) Komunikasi Publik
Merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar
orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering
juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi
menggunakan isitilah komunikasi kelompok besar. Komunikasi publik biasanya
berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi interpersonal ataupun
kelompok. Karena, kemunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat,
keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik
pembicara bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas
pesan, selain keahlian dan kejujuran yang dimiliki pembicara. Dalam komunikasi
publik hanya satu pihak yang aktif (pembicara) sedangkan pihak lainnya cenderung
pasif. Umpan balik yang mereka berikan terbatas, terutama umpan balik yang bersifat
verbal. Umpan balik nonverbal lebih jelas diberikan oleh orang-orang yang duduk di
jajaran depan, karena merekalah yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara
menerima umpan balik yang bersifat serentak, seperti: tertawa atau tepuk tangan.
Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan, atau membujuk.
5) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari komunikasi
kelompok. Komunikasi organisasi sering kali melibatkan juga kelompok diadik,
komunikasi interpersonal (antar pribadi) dan adakalanya juga dengan komunikasi
publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ketas dan komunikasi hotizontal. Sedangkan
komunikasi infromal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi
antar sejawat, yang juga termasuk gosip.
6) Komunikasi Massa
Komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (majalah, surat
kabar) ataupun elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar
dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
Komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi
berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media
massa ini.
8
C. Komunikasi di Tempat Kerja
Komunikasi di tempat kerja sangat penting bagi pencapaian kinerja terbaik. Setiap
karyawan wajib menguasai cara berkomunikasi yang baik dan etis, seperti: menggunakan
bahasa tubuh yang sopan dan pilihan kata-kata yang positif. Gaya komunikasi dengan
penampilan dan ekspresi positif dapat menciptakan suasana kerja yang lebih rileks dan
menyenangkan.
Proses kerja yang produktif hanya dapat diwujudkan melalui komunikasi yang
etis.Ketika karyawan mengkomunikasikan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan etis,
maka semua fungsi dan peran di tempat kerja akan bergerak cepat dan produktif. Untuk
itu, setiap karyawan harus memiliki kepribadian positif dengan moralitas yang tinggi,
yang cerdas berkomunikasi dengan memahami apa yang boleh dikatakan dan apa yang
tidak boleh dikatakan, bahasa tubuh apa yang boleh dan bahasa tubuh apa yang tidak
boleh. Komunikasi dengan moralitas yang tinggi bersumber dari kepribadian yang
berpikir positif dan cerdas emosional; sedangkan komunikasi yang etis bersumber dari
kode etik, serta selalu menyampaikan informasi yang benar dan teruji integritasnya.
Setiap karyawan memiliki hak untuk menyampaikan ide dan gagasan. Apapun ide
dan gagasan haruslah dikomunikasikan dengan baik agar dapat diterima dan
diimplementasikan untuk kemajuan perusahaan. Dalam hal ini, mungkin Anda memiliki
9
intuisi yang hebat, sehingga mampu memprediksi sebuah hasil terbaik tanpa data dan
fakta. Tetapi, ingatkan diri sendiri untuk menguji intuisi tersebut dengan sebuah riset
kecil sebelum Anda mengkomunikasikannya. Intinya, Anda harus selalu
mengkomunikasikan ide dan gagasan Anda dengan prinsip kehati-hatian, tidak
sembarangan ngomong atau sembarangan memberikan ide dan gagasan. Ukurlah ide dan
gagasan Anda dengan logika dan akal sehat. Hitunglah resiko dari ide dan gagasan Anda
tersebut.
Sopan santun, etika, dan tatakrama adalah bagian penting dari gaya komunikasi di
tempat kerja. Miliki kepribadian positif dengan moralitas yang tinggi agar Anda mudah
bergaul dan berteman di lingkungan kerja. Dan juga, mudah bekerja sama dengan
siapapun untuk menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan produktif.
Jadilah pribadi yang konsisten dengan pikiran positif, konsisten dengan sikap
rendah hati, dan selalu berargumen dengan logika yang dapat diterima oleh akal sehat.
Dan, tidak pernah mengkomunikasikan apapun yang bertentangan dengan akal sehat,
walaupun Anda memiliki pengalaman pribadi tentang hal tersebut.
Miliki kemampuan dan kecerdasan untuk menceritakan data, informasi, dan fakta
dengan logika yang masuk akal. Cara Anda menceritakan adalah bagian penting dalam
mengkomunikasikan sesuatu di tempat kerja. Pastikan cerita Anda tidak abstrak atau
samar-samar; pastikan cerita Anda tidak rumit dan sulit untuk dipahami. Berceritalah
dengan kata-kata yang sederhana, alur yang sederhana, dan yang mudah dicerna oleh
logika siapapun.
Komunikasi yang baik di tempat kerja terjadi karena adanya pastisipasi dari
semua pihak. Terima dan layani semua komunikasi yang setuju, tidak setuju, yang
meminta klarifikasi, yang menolok, yang percaya, ataupun yang tidak percaya. Pastikan
semua kesalahpahaman data diluruskan dengan data dan fakta yang tepat. Jadilah pribadi
yang selalu terbuka dan belajar dengan rendah hati untuk melancarkan komunikasi di
tempat kerja.
10
D. Peran Komunikasi di Tempat Kerja
2) Menyelesaikan konflik.
Komunikasi yang terbuka di tempat kerja dapat membantu mencegah dan
menyelesaikan konflik. Misalnya, jika dua karyawan memiliki ketidaksetujuan atas
beberapa masalah, maka konflik tersebut diselesaikan melalui diskusi bersama.
3) Meningkatkan produktivitas.
Komunikasi yang efektif di tempat kerja adalah hal yang paling penting bagi
keberhasilan dan kegagalan sebuah perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
seperangkat tujuan yang jelas, tujuan dan visi. Manajer harus dapat dengan jelas
menjelaskan kepada karyawannya tujuan tersebut dan memastikan bahwa semua
anggota timnya bekerja menuju tujuan yang sama. Dia juga perlu
mengkomunikasikan kepada karyawannya akan pekerjaan, tanggung jawab dan tugas
mereka. Jika manajer jelas dalam komunikasi, para bawahan akan tahu persis apa
yang perusahaan ingin dan dengan demikian, akan mampu memberikan yang sama
untuk yang terbaik dari kemampuan mereka. Dengan demikian, pentingnya
keterampilan komunikasi dapat dinilai dari fakta yang mengarah ke arah yang lebih
baik dan meningkatkan produktivitas kerja.
4) Masa depan.
Kita semua tahu bahwa komunikasi adalah proses dua arah. Semua karyawan
dan manajer dalam suatu perusahaan harus berkomunikasi dengan jelas, terbuka, dan
jujur. Manajer harus membangun hubungan kerja yang menyenangkan dengan
karyawan mereka, sehingga karyawan tidak ragu untuk mendekati mereka, untuk
menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan isu yang mungkin timbul dalam
perusahaan. Jadi, dengan membentuk hubungan yang baik dengan bawahan dan rekan
kerja, anda tidak hanya meningkatkan semangat mereka tetapi juga meningkatkan
efisiensi kerja mereka, yang menyebabkan peningkatan produktivitas. Selain itu,
karyawan juga harus diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada
manajemen. Ini akan membantu mengarahkan kebijakan manajemen dan program-
program yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Dengan demikian, membangun
hubungan kerja yang baik antara karyawan dan manajer dapat memberikan masa
depan kerja yang lebih baik bagi perusahaan.
11
5) Pembentukan hubungan.
Komunikasi terbuka, baik antara karyawan dan manajer atau antara
manajemen dan karyawan, mengarah pada pembentukan hubungan pribadi dan
profesional yang lebih baik. Hal ini membuat karyawan merasa benar-benar peduli
dan dihargai, dan mereka lebih cenderung untuk tetap setia kepada perusahaan. Hal
ini menciptakan lingkungan yang ramah dan mempromosikan hubungan kerja yang
lebih baik, yang kondusif bagi karyawan.
Pentingnya komunikasi di tempat kerja dapat diringkas dalam dua kata, ‘kepuasan
kerja‘. Jika karyawan puas bekerja dalam suatu perusahaan, tidak menyangkal fakta
bahwa masa depan perusahaan benar-benar terjamin.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Secara umum, manfaat komunikasi di tempat kerja bagi karyawan, antara lain:
B. Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang baik, sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh, gunakan
bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman kerja yang berkomunikasi kita
tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.
C. DAFTAR PUSTAKA
- Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel ManagementR. Wayne Pace
dan Don F. Faules. 2006.
- Komunikasi Organisasi; strategimeningkatkan kinerja perusahaan.
- Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga,
Jakarta
- https://www.scribd.com/doc/118286616/MAKALAH-KOMUNIKASI-EFEKTIF
- https://vartikel.com/4804/pentingnya-komunikasi-yang-baik-di-tempat-kerja/
- http://bankernote.com/ilmu-komunikasi-yang-efektif-di-tempat-kerja/
- http://djajendra-motivator.com/?p=10966
13