Disusun Oleh:
1. ANDIANSYAH (191061201331)
2. ANDRI SISWONDO (191061201333)
3. FADIL ALFAJRI (191061201321)
4. PUTRI WULAN DARI (191061201315)
5. APRILIA DINDA SANTANIA (191061201351)
6. FASRAH MAHARANI (191061201314)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis setiap saat.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita
semua.
Batam, 20 September2020
Penyusun
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ........................................................................................................... i
FOTO KELOMPOK .....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1. Rumusan Masalah Harga Pokok Pesanan ................................ 5
2. Rumusan Masalah Harga Pokok Proses ................................... 6
C. Tujuan Penulis.................................................................................... 6
1. Tujuan Harga Pokok Pesanan.................................................... 6
2. Tujuan Masalah Harga Pokok Proses ...................................... 7
BAB II TEORI
A. Pengertian dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan................. 8
B. Karakteristik Biaya Pesanan ............................................................ 8
C. Kartu Biaya Pesanan ......................................................................... 8
D. Pengumpulan Biaya Produksi dalam Metode HPP ........................ 9
E. Perbedaan Antara Akuntansi Perusahaan Manufaktur dan
Akuntansi Perusahaan Dagang......................................................... 11
F. Harga Pokok Produksi ...................................................................... 11
G. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan .............. 12
H. Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet) .................................. 14
I. Pengertian Metode Harga Pokok Proses ......................................... 14
J. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses ......................................... 14
K. Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses ..... 15
L. Penggolongan Proses Produksi pada Perusahaan Manufaktur .... 15
M. Karakteristik & Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode HPP ... 16
N. Penggolongan Biaya pada Metode HPP .......................................... 18
O. Masalah Khusus dalam Perhitungan HPP pada Metode HPP...... 19
P. Tujuan Penentuan Metode Harga Pokok Proses............................ 20
3
BAB III PEMBAHASAN
A. Contoh Kasus Metode Harga Pokok Pesanan ................................ 21
B. Contoh Kasus Metode Harga Pokok Pesanan ................................ 36
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan......................................................................................... 40
1. Kesimpulan Harga Pokok Pesanan............................................ 40
2. Kesimpulan Masalah Harga Pokok Proses .............................. 40
D. Saran ................................................................................................... 40
1. Saran Harga Pokok Pesanan ...................................................... 40
2. Saran Masalah Harga Pokok Proses ......................................... 41
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 43
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan
laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya
produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-
kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses
perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan
datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi.
Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, di samping itu juga perusahaan
membutuhkan analisis selisih.
Metode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa.
Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka
waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang sederhana,
yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih
dari satu departemen produksi. Dan diuraikan pula pengaruh adanya produk yang
hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan dalam
departemen yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Rumusan Masalah Harga Pokok Pesanan
5
a. Apa pengertian dan konsep metode harga pokok pesanan?
b. Bagaimana karakteristik biaya pesanan?
c. Apa yang dimaksud kartu biaya pesanan?
d. Bagaimana pengumpulan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan?
e. Apa perbedaan antara akuntansi perusahaan manufaktur dan akuntansi
perusahaan dagang?
f. Apa yang dimaksud harga pokok produksi?
g. Apa manfaat informasi harga pokok produksi per pesanan?
h. Apa yang dimaksud kartu harga pokok (job order cost sheet)?
2. Rumusan Masalah Harga Pokok Proses
a. Apa pengertian metode harga pokok proses?
b. Apa manfaat informasi harga pokok proses?
c. Bagaimana sistem pembebanan biaya pada metode harga pokok proses?
d. Bagaimana penggolongan proses produksi pada perusahaan manufaktur?
e. Bagaimana karakteristik dan prosedur akuntansi biaya pada metode harga
pokok proses?
f. Bagaimana penggolongan biaya pada metode harga pokok proses?
g. Apa saja masalah-masalah khusus dalam perhitungan harga pokok produk
pada metode harga pokok proses?
h. Apa tujuan penentuan metode harga pokok proses?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah:
1. Tujuan Harga Pokok Proses
a. Untuk mengetahui pengertian dan konsep metode harga pokok pesanan.
b. Untuk mengetahui tentang karakteristik biaya pesanan.
c. Untuk mengetahui tentang kartu biaya pesanan.
d. Untuk mengetahui cara pengumpulan biaya produksi dalam metode harga
pokok pesanan.
e. Untuk mengetahui tentang perbedaan antara akuntansi perusahaan manufaktur
dan akuntansi perusahaan dagang.
f. Untuk mengetahui tentang harga pokok produksi.
6
g. Untuk mengetahui tentang manfaat informasi harga pokok produksi per
pesanan.
h. Untuk mengetahui tentang kartu harga pokok (job order cost sheet).
7
BAB II
TEORI
9
Metode pengumpulan biaya yang didasarkan pada pesanan biasanya memiliki
produk dan jasa yang mudah untuk diidentifikasi menurut unit atau kumpulan
individu masing-masing menerima masukan bahan baku, tenaga kerja, serta overhead
pabrik. Pengumpulan biaya yang didasarkan pada tiap-tiappemesanan digunakan
kartu harga pokok. Dan untuk memudahkan dalam mencatat biaya-biaya langsung ke
kartu harga pokok, maka nomor order produksi harus dituliskan diatas kartu harga
pokok di masing-masing pesanan. Harga pokok per barang yang dihasilkan di dapat
dengan cara berikut ini:
ℎ
=
ℎ
Contoh: Sebuah perusahaan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan, dan
diperlukan biaya-biaya berikut ini.
- Bahan baku : Rp 600.000
- Bahan tambahan : Rp 100.000
- Tenaga kerja : Rp 500.0000
- Overhead pabrik : Rp 150.000
- Jumlah dari biaya produksi : Rp 1.350.000
Maka harga satuan dari produk jasa hujan adalah:
Rp 1.350.000 : 100 buah= Rp 13.500 (per unit)
Sehingga harga jual dari jas hujan per unit dihargai Rp13.500,00.
Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan adalah:
1. Dapat digunakan untuk menentukan harga yang akan diberikan kepada pihak
pemesan.
2. Memantau realisasi dari proses produksi.
3. Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap pesanan yang ada.
4. Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang didapat perusahaan.
5. Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk yang masih di
dalam tahap proses.
Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok pesanan terdiri dari
beberapa proses, yaitu:
1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi menjadi dua proses
yaitu proses pencatatan pembelian bahan baku utama dan catatan pemakaian dari
bahan baku.
10
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan pengumpulan dua
jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama periode tertentu dan jam kerja yang
digunakan hanya dalam setiap pengerjaan pesanan.
3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke dalam beberapa
golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi, biaya tenaga
kerja tak langsung, biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva tetap,
serta biaya lainnya yang memerlukan uang tunai langsung.
4. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya akan dicatat
dalam kartu persediaan dan kartu harga pesanan.
12
tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan perlindungan bagi
manajemen agar dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian.
3. Memantau realisasi biaya produksi
Jika suatu pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam memenuhi
pesanan tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima untuk
memantau apakah proses produksi untuk memenuhi tertentu menghasilkan total
biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
4. Menghitung laba atau rugi dap pesanan
Untuk mengetahui apakah suatu pesanan menghasilkan laba atau tidak,
manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk
memproduksi pesanan tertentu. Informasi laba atau rugi tiap pesanan diperlukan
untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan oleh
manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi sesungguhnya
keluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap
pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan batang dalam proses yang
disajikan neraca.
Pada saat perusahaan dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi. Di dalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan barang jadi dan harga pokok yang sampai dengan tanggal neraca masih
dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan
pencatatan biaya produksi untuk setiap pesanan. Berdasarkan catatan biaya
produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang
melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca
belum diserahkan kepada pemesan. Di samping itu, berdasarkan catatan itu pula
manajemen dapat menentukan harga pokok dari produk yang sampai dengan
tanggal penyajian neraca masih dalam proses pengerjaan.
13
H. Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet)
Kartu harga pokok merupakan catatan penting dalam metode harga pokok
pesanan, kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan
untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk
pengerjaan suatu pesanan dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan
yang bersangkutan.
Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi
langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok
berdasarkan suatu tarif tertentu.
15
elemen biaya baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik dibebankan
berdasar harga pokok yang ditentukan di muka.
M. Karakteristik dan Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun
setiap departemen di mana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening
barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila
produk diolah melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di
samping diselenggarakan untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk
setiap departemen di mana produk diproses.
16
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan
produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,
maka elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen
untuk elemen biaya yang bersangkutan.
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak,
produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam
perhitungan harga pokok produk.
Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode
harga pokok proses sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga
pokok satuan.
2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
periode tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen
biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.
3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk
adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut:
1. Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan:
17
a. Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal,
produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya,
maupun tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan
bahan kalau ada.
b. Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan
ke gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih
dalam proses akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.
2. Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang:
a. Jumlah biaya yang dibebankan.
b. Tingkat produksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi.
c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
3. Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang
dibebankan, menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk
selesai maupun produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
18
bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh setiap
departemen.
2. Biaya tenaga kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Apabila produk
diolah melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja di pabrik
digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja. Apabila produk diolah melalui
beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen
produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja
departemen pembantu diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua
biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja
ditambah semua biaya pada departemen pembantu yang ada di pabrik. Apabila
perusahaan tidak memiliki departemen pembantu di pabrik, biaya overhead pabrik
meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.
19
6. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk rusak dalam
pengolahan:
a. Produk rusak tidak laku dijual.
b. Produk rusak dapat laku dijual.
7. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk cacat di dalam
pengolahan.
8. Tambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah produk
yang dihasilkan.
9. Produk diolah melalui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada awal
periode.
a. Metode harga pokok rata-rata.
b. Metode pertama masuk, pertama keluar (first in, first out)
c. Metode terakhir masuk, pertama keluar (last in, first out)
10. Review atas berbagai masalah komprehensif dalam pengolahan produk.
20
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara
kredit yakni sebagai berikut :
Bahan baku
Bahan penolong
2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk mem proses pesanan KU-01
dan SP-02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan
no KU-01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk
memproses pesanan no SP-02
3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb.
21
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a. Rp.5000 dan upah langsung
untuk pesanan SP-02 menghabiskan sebanyak 1000 jam a. Rp.5000,-. Se-
dangkan untuk upah tidak langsung adalah Rp. 2,9 juta.
Untuk gaji karyawan Bagian pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 7.500.000,- dan
gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 4.000.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif
BOP sebesar 160 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik pesanan KU-01 dan
SP-02.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di
atas, adalah sebagai berikut
Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000
Diminta:
22
Metode Harga Pokok Proses
SOAL 1
1. Produk diolah melalui satu departemen. Dalam keten tuan ini anggapan yang
digunakan :
a. Tidak terdapat persediaan produk dalam proses awal
b. Tidak terdapat produk yang rusak atau hilang dalam proses pengolahan.
c. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.
23
Berdasarkan data tersebut di atas, maka tentukan:
SOAL 2
Dept A Dept B
proses 50.000 -
Ke gudang - 35.000
BOP 35 %. 10.000 -
24
konversi 30 %. - 5.000
Dept A Dept B
Diminta :
Penyelesaian :
25
2. Pencatatan Pemakaian Bahan baku & penolong
Kas Rp.20.300.000
26
Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000
Selisih BOP :
27
6. Pencatatan Harga Pokok produk dlm proses (SP-02)
Penyelesaian :
28
Biaya bahan penolong
kredit.
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
29
BDP- Biaya Bahan Baku Rp.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk yang masih dalam proses akhir :
30
Biaya bahan penolong
Catatan : Rp. 84* adalah Harga Pokok yang dibawa dari Departemen A
6. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses akhir yang Dihasilkan pada
Departemen B ( 5000 unit)
Harga Pokok Produk dalam proses akhir yang berasal dari Departemen B
31
( 5.000 x 30% ) x Rp. 34 = Rp. 51.000
Contoh Kasus :
Dept I DeptII
proses 3.000 -
Ke gudang - 2.100
Konversi 45 % 300 -
konversi 40 %. - 250
32
Data Biaya produksi
Berdasarkan informasi berikut ini adalah biaya produksi yang telah dikeluarkan yakni
sebagai berikut
Sebagai berikut :
Dept I Dept II
Diminta ;
33
3. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses akhir
4. Perhitungan Biaya Produksi per unit yang Ditambahkan oleh Departemen B yakni
No.Jenis Biaya Jml Biaya Unit Equivalen Biaya/Unit
a. Bia Bhn Penolong Rp. 409.500 2100 + (250 x 70%) Rp.180
b. Bia Tenaga Kerja Rp. 473.000 2100 + ( 250 x 40%) Rp.215
c. Bia Overhead Pabrik Rp. 352.000 2100 + ( 250 x 40%) Rp.160
d. Biaya Produksi Per Unit Rp.555
5. Harga Pokok Produk selesai yang Ditransfer oleh Departemen B ke Gudang adalah
2.100 x (1.506,59) * = Rp. 3.163.839
Catatan :
34
Penyesuaian harga pokok produksi per Rp.1.506,59
6. Harga Pokok produksi yang masih dalam proses akhir yang Dihasilkan pada
Departemen B ( 250 unit)
35
4. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
kredit.
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk yang masih dalam proses akhir :
36
5. Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 352.000,00 yang terdiri dari:
Bahanbaku Rp.200.000,00
Upah Langsung Rp.80.000,00
BOP Rp.72.000,00
6. Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :
Bahan baku Rp. 1.480.000,00
Upah langsung Rp. 1.090.000,00
BOP Rp.898.200,00
Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk
dalam prosesdengan menggunakan metode rata-rataPenyelesaianData produksi:
Jumlah produk dalam proses awal2.000 unit
Jumlah yang dimasukkan dalam proses15.000 unit
Total yang siap diproses 17.000 unit
Produk jadi ditransfer ke gudang 13.000 unit
Produk dalam proses akhir 4.000 unit
37
Perhitungan HPP selesai dan persediaan produk dalam proses :
622.200
Contoh Kasus:
1. Jumlah produk yang masih dalam proses pada awal bulan 20.000 unit, dengan
tingkatpenyelesaian : bahan baku 90%; upah langsung 70%; dan overhead 80%.
2. Produk yang masuk proses selama bulan tersebut 60.000 unit.
3. Jumlah produk jadi 65.000 unit.
4. Jumlah produk yang masih dalam proses pada akhir bulan 15.000 unit, dengan
tingkatpenyelesaian : bahan baku 100%; upah langsung 60%; dan overhead 75%
5. Nilai persediaan awal produk dalam proses Rp. 858.000,00
6. Jumlah biaya sebenarnya selama bulan tersebut :
Biaya bahan baku Rp. 1.302.000,00
Biaya tenaga kerja lgs Rp. 1.020.000,00
38
BOP Rp. 1.205.000,00
Hitunglah nilai persediaan produk jadi dan nilai persediaan akhir produk dalam proses
denganmenggunakan FIFO costing
PenyelesaianData produksi :
Jumlah produk dalam proses awa l20.000
UnitJumlah yang dimasukkan dalam proses 60.000 unit
Totalyang siap diproses 80.000 unit
Produk jadi ditransfer ke gudang 65.000 unit
Produk dalam proses akhir 15.000 unit
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga
pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan
baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per
satuan.
Metode pengumpulan biaya produksi tergantung pada sifat pengolahan suatu
produk. Sifat pengolahan produk pada perusahaan manufaktur dibedakan ke
dalam dua golongan, yaitu: pengolahan produk dengan berdasarkan pesanan dan
pengolahan produk dengan berdasarkan produksi massa. Dengan demikian,
metode dalam pengumpulan biaya produksi juga dibedakan menjadi 2 metode,
yaitu: metode harga pokok pesanan (job order cost method), dan metode harga
pokok proses (process cost method).
B. Saran
1. Harga Pokok Pesanan
Kita sebagai mahasiswa ekonomi Islam yang sangat berkaitan dengan
akuntansi hendaknya mengetahui lagi hal-hal yang berkenaan dengan akuntansi
biaya, agar kita memang benar-benar menjadi seorang akuntan yang bisa
digunakan oleh orang banyak terutama dilembaga lembaga yang membutuhkan
skill kita. Amin.
40
2. Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan
biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban
biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk
atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produksinya diolah hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga
pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui
lebih dari satu departemen produksi. Adapun biaya yang termasuk dalam metode
harga pokok proses adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.
41
FOTO KELOMPOK
42
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Pengertian dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan. Diakses tanggal 15
Juni 2017 darihttp://rumah-akuntansi.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-konsep-
metode-harga.html
Anonim. (2017). Metode Pengumpulan Biaya Produksi. Diakses tanggal 15 Juni 2017 dari
http://dosenakuntansi.com/metode-pengumpulan-biaya
Mulyadi. (1986). Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok Produk dan Pengendalian
Biaya. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
R.A. Supriyono. (1999). Akuntansi Biaya Buku 1: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Edisi 2, Cetakan Ke XII. Yogyakarta: BPFE.
https://www.coursehero.com/file/p4t666d/Contoh-Kasus-Sebuah-perusahaan-yang-
menerapkan-metode-harga-pokok-proses/
43