Home ▼
1/03/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan
hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan keritik dari
semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian
dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi
dengan lingkungannya.Widjaja (2008: 1)
Menurut Ruslan (2008:83) bahwa:
Publik menaungi dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi
secara efektif dan sekaligus kinerja yang baik tersebut untuk menarik perhatian publik
serta tujuan penting yang lainnya dari fungsi public relations.
Menurut Suprapto (2011:6) komunikasi adalah:
“Suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.”
Menurut Keith Davis dalam bukunya “Human relation at work”adalah :
orang lain”
saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan
banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Effendy (
2007 : 11).
Proses komunikasi memiliki tujuh unsur, diantaranya sumber, pesan, media,
penerima, pengaruh, tanggapan balik, lingkungan. Setiap unsur memiliki peranan yang
sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling
bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa ke ikutsertaan satu unsur akan memberi
pengaruh pada jalannya komunikasi Cangara (2010 : 28). Agar komunikasi efektif, proses
penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasan sandian oleh
komunikan. Effendy (2007 : 19) melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal
oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman (field of experience)
komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan
yang dikomunikasikan.
Hambatan di sini bisa datang dari pihak komunikatornya yang mendapat kesulitan dalam
menyampaikan pesan – pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki
kemampuan sebagai komunikator yang handal.
Hambatan ini bisa jugaberasal dari penerima pesan tersebut (receiver barrier) karena
sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik.Hal ini dapat disebabkan oleh
rendah nyatingkat penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual dan sebagainya yang
terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan
faktor-faktor : feed backnya bahasa tidak tercapai, medium barrier (media atau alat yang
dipergunaan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara
tepat).
2. Hambatan secara Fisik (Phsysical Barries)
Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya pendengaran kurang
tajam dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound system) yang sering terjadi
dalam suatu ruangan kuliah/seminar/pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan – pesan
itu tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikasi.
3. Hambatan Semantik (SemantikPers)
Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan
pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau
lambing. Mungkin saja yang disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan
pihak komunikan yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator
yang kurang.
4. Hambatan Sosial (sychossialnoies)
Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat,
kebiasaan, persepsi, dan nilai – nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta
harapan – harapan kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
Fungsi dari komunikasi sangat berkaitan dengan satu sama lain meskipun terdapat
suatu fungsi yang dominan yang terbagi atas 4 bagian, yaitu: Fajar (2009:10-11).
1. Komunikasi Sosial
Komunikasi sebagai komunikasi sosial sangat penting untuk membangun konsep diri
kita.Aktualisasi untuk kelangsungan hidup untuk memperoleh keberhasilan. Orang yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dibuktikan akan tersesat karena tidak
dapat menata dirinya dalam satu lingkungan.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif, suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut
para antropologis.
4. Komunikasi Instru mental
Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses
komunikasi mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan
pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang
positif dari penerima pesannya, efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap
fungsi komponen dalam proses komunikasi.
Setiap unsur yang terlibat dalam proses komunikasi ,baik itu komunikator
media,pesan,maupun komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk
menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi mencapai tujuannya
Komala (2009 : 139-140).
Tujuan sentral dari kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
1. To secureunderstanding
2. To establishacceptance
3. To motivateaction
Komunikasi verbal bentuk yang paling umum digunakan dalam organisasi.Oleh karena
itu penting bagi seseorang pemimpin untuk mengetahui lebih banyak mengenai
komunikasi verbal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah segala proses kegiatan antar dua orang ( dua pihak) atau lebih
untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan. Sesuatu itu dinamakan komunikasi karena
karakteristiknya yang unik, merupakan suatu proses dinamis, terikat konteks, simbolik.
Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut dapat muncul bersamaan. Dengan kata lain,
setiap peristiwa komunikasai memiliki satu fungsi atau lebih. Proses konumikasi
melibatkan serangkaian kegiatan yang berlangsung terus –menerus. Kegiatan itu meliputi
penyandian atau pengkodean, pengiriman kode, serta penerimaan dan pemahaman kode.
Unsur –unsur yang terlibat dalam komunikasi adalah komunikastor dan komunikan,
pesan, saluran,konteks, balikan, serta gangguan. Agar komunikasi dapat berhasil dengan
baik, Dalam berkomunikasi, suatu kondisi yang berbeda menutut perlakuan yang
berlainan.Atas dasar itu maka komunikasi dapat dikelompokkan atas beberapa jenis sesuai
sudut pandangnya. Ditinjau ditinjau dari situasinya, komunikasi terbagi atas komunikasi
formal, informal, dan semiformal. Dilihat dari simbol yang dipakainya, komunikasi dapat
dikelompokkan atas komunikasi verbal dan nonverbal.
Dipandang dari ada tidaknya media yang digunakan, komunikasi terdiri atas
komunikasi bermedia dan tak bermedia. Bertolak dari sasarannya komunikasi dapat
digolongkan atas komunikasi intrapersonal, interpersonal, wawancara, serta komunikasi
dalam kelompok kecil dan besar( komunikasi massa/ publik).
3.2 Saran
Sebagai komunikator jika berkomunkasi hendaknya dapat menyesuaikan dengan
situasi yang ada dengan komunikan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antar komunikaro
dan komunikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.satujam.com/pengertian-komunikasi/
https://mfauzanali.wordpress.com/2016/10/15/makalah-komunikasi/
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html
https://liwunfamily.com/2014/02/07/7-hambatan-komunikasi/
https://makalah-ibnu.blogspot.co.id/2014/05/manfaat-komunikasi-dan-unsur-
unsurnya.html#axzz50ZP0MuaJ
Share
No comments:
Post a Comment
‹ Home ›
View web version
Powered by Blogger.