Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisanmakalah “Upaya-Upaya Pencegahan Primer, Sekunder dan
Tersier pada Sistem Reproduksi terkait masalah nutrisi dan menajemen stres”
dapat kami selesaikan.
Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW,
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Keperawatan Maternitas.
Selain itu, agar pembaca dapat memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul makalah,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan hasil kegiatan yang
telah dilakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, terutama kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran dalam
penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dan kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami memohon keterbukaan dalam pemberian saran dan kritik agar
lebih baik lagi untuk ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu
hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan makanan sehat, pada
saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga bulan sebelum kehamilan Asupan
gizi selama kehamilan harus mendapatkan perhatian lebih. Jangan karena menginginkan sang
janin sehat lalu ibu mengkonsumsi semua macam makanan tanpa memperdulikan nutrisi
dalam kandungan makanan tersebut. Kebutuhan gizi pada ibu hamil tentunya akan meningkat
apalagi saat memasuki kehamilan trisemester kedua, karena pada saat ini pertumbuhan janin
berlangsung pesat.
Konsep pencegahan primer: terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi: promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan
mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup: immunisasi, pendidikan
kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup. Pencegahan sekunder: meliputi berbagai
tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur
dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan tersier: dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem
klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor
untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.
Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada nutrisi?
2. Jelaskan pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada meneajemen stress?
C. Tujuan
1. Mengetahui pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada nutrisi
2. Mengetahui pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada menegemen stres
BAB II
PEMBAHASAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan
fungsinya yaitu menghasilkan sumber energy, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandunganya, apabila status gizi ibu buruk dalam kehamilan akan terjadi anemia,
merasa lelah, lesu, dan menurunya system kekebalan tubuh sehingga mudah terserang
infeksi. Berikut nutrisi yang di butuhkan ibu hamil yaitu :
1. Protein.
Protein besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah, dan juga untuk membantu,
membangun, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil membutuhkan nutrisi ini agar
janin tumbuh optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi tempe, tahu,
daging, ayam, telur, susu, dan ikan.
2. Kalori.
Selama kehamilan, kalori dibutuhkan untuk menghasilkan berat badan bayi yang cukup
saat dilahirkan. Pada trisemester pertama, memang tidak dibutuhkan peningkatkan kalori,
namun saat memasuki trisemester kedua dan ketiga kehamilan, tubuh membutuhkan 300
kalori per hari. Kalori dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi kacang-kacangan,
buah, sereal, beras merah, sayur, kentang.
3. Kalsium.
Janin membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya, dan menurut
penelitian janin membutuhkan 13 mg kalsium dari darah ibu. Jika jumlah kalsium yang ia
dapatkan kurang, maka ia akan mengambilnya dari tulang Anda, dan berakibat pada
pengeroposan tulang nantinya. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan
kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk
olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan
vitamin C.
4. Zat besi.
Kekurangan zat besi dapat meningkatkan resiko cacar pada Anda dan janin. Zat besi
dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi bayam, daging merah, hati, ikan, unggas,
kerang, telur, kedelai.
7. Cairan.
Cairan dibutuhkan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban. Minumlah
setidaknya 6 hingga 8 gelas per hari, baik itu berupa air mineral, jus, teh atau pun sup.
8. Garam.
Tubuh membutuhkan sekitar 2000 hingga 8000 mg garam per hari, untuk membantu
mengatur air dalam darah. Bagi ibu yang terkena darah tinggi atau tidak memerlukan
tambahan asupan garam.
1. Pencegahan primer
a. Edukasi (Penyuluhan)
Petugas kesehatan dapat berperan sebagai edukator seperti memberikan nutrition
education berupa dorongan agar ibu hamil mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi Fe
dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah minimal selama 90 hari. Edukasi tidak
hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil. Penanggulangannya,
dimulai jauh sebelum peristiwa melahirkan. Selain itu, petugas kesehatan juga dapat
berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai
cara mencegah anemia pada kehamilan. Suplementasi Fe adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan intake Fe yang berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya.
Banyak faktor yang mendukung rendahnya tingkat kepatuhan tersebut, salah satunya
adalah efek samping yang tidak nyaman dari mengkonsumsi Fe adalah melalui
pendidikan tentang pentingnya suplementasi Fe dan efek samping akibat minum Fe.24.
2. Pencegahan tersier
a. Skrining
diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok wanita yang harus diobati dalam
mengurangi morbiditas anemia. Bagi wanita hamil harus dilakukan skrining pada
kunjungan I dan rutin pada setiap trimester.24 Skrining dilakukan dengan pemeriksaan
hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi apakah ibu hamil anemia atau tidak, jika anemia,
apakah ibu hamil masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga
dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang mendukung seperti tekanan darah,
nadi dan melakukan anamnesa berkaitan dengan hal tersebut. Sehingga, tenaga kesehatan
dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan hasil tersebut. Jika anemia berat ( Hb < 9
g/dl) dan Hct <27%) harus dirujuk kepada dokter ahli yang berpengalaman untuk
mendapat pertolongan medis.30
1. Defenisi
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun mental.Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.Bahkan stres dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan mental.Pada dasarnya, stres adalah sebuah
bentuk ketegangan.
a) Menurut Robbins (2001) stres juga dapat diartikan sebagai suatukondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatukesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasanatau penghalang.
b) Sedangkan menurut Handoko (1997) stres adalah suatu kondisiketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
c) Stres menurut Hans Selye (1976) merupakan respons tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
2. gejalah stres
Untuk mengetahui seseorang berada dalam keadaan stress atau tidak,ada sejumlah gejala
yang bisa dideteksi secara mudah yaitu:
a) Gejala fisiologik, antara lain: Denyut jantung bertambah cepat, banyak berkeringat
(terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin
buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung dan sebagainya.
b) Gejala psikologik, antara lain: Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi,
sulit mengambil keputusan, perasaan tidak enak, atau perasaan kewalahan
(exhausted) dan sebagainya.
c) Gejala perilaku, antara lain: Berbicara cepat, mengigit kuku, menggoyang-
goyangkan kaki, ticks, gemetar, perubahan nafsu makan (bertambah atau berkurang).
a. Pencegahan primer
dengan cara merubah cara kita melakukan sesuatu. Untuk keperluan ini kita
perlu memiliki beberapa ketrampilan yang relevan, seperti ketrampilan
mengatur atau mengelola waktu, berusaha menerapkan positive thinking
dalam setiap menghadapi situasi yang menekan atau mempersiapkan secara
khusus mental-spiritual dalam menghadapi situasi yang dapat menimbulkan
stress.
b. Pencegahgan sekunder
strategi yang kita lakukan adalah dengan menyiapkan diri menghadapi
stressor melalui kegiatan olah raga (exercise), diet, rekreasi, istirahat,
meditasi, mendekatkan diri kepada Allah melalui kegiatan amal ibadah yang
dituntunkan.
c. Pencegahan tersier
strateginya adalah kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, misalnya
melalui bantuan professional yang berhubungan dengan penyebab stress atau
dengan meminta bantuan jaringan supportive ( socialnetwork).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan
mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori,
karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein sebagai
sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan
sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayur-sayuran.
Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja, tetapi
juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu, seorang calon ibu harus
mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan adanya perubahan
hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan mental ibu.Banyak faktor yang
menyebabkan ibu hamil stres diantaranya stres yang berasal dari internal dan stres yang
berasal dari eksternal. Selain memberi dampak negatif pada ibu, stres juga memberi
dampak negatif bagi sang calon bayi. oleh sebab perlu adanya pencegah primer,
sekunder, maupun tersier.
B. Saran
Tidak hanya fisik, psikis calon ibu pada saat hamil harus diperhatikan.Stres yang
berkelanjutan sangat lah memberi dampak negatif. Dengan melakukan hal-hal yang
positif seperti berolahraga, pola hidup yang sehat,komunikasi yang baik dengan keluarga
dan orang lain diharapkan akan mengurangi stres calon ibu pada masa kehamilan demi
menjaga kesehatan ibu dan calon bayi.
DAFTAR PUSTAKA