Anda di halaman 1dari 7

STUNTING

A. DEFINISI STUNTING
Stunting adalah suatu kegagalan pertumbuhan yang dialami anak usia di bawah 2
tahun atau 1000 hari semenjak lahir, di Indonesia mencapai 26,9% (WHO, 2018). Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan fisik dan
pertumbuhan otak pada anak, diantaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi,
status gizi ibu, penyakit menular dan lingkungan (Kemenkes, 2018).
Secara global stunting merupakan salah satu masalah kesehatan paling menantang di
masyarakat global. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tidak produktif dan
berdampak pada terganggunya kemajuan negara (Kemenkes RI, 2018). Kekurangan gizi
pada ibu hamil seringkali tidak disadari oleh keluarga maupun masyarakat, sehingga
peran petugas kesehatan dan masyarakat sekitar sangat penting dalam mensosialisasikan
makanan sehat dan bernutrisi di posyandu dan puskesmas. Stunting menjadi
permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan
berkembang (Unicef, 2013).
Nutrisi merupakan suatu proses yang mempengaruhi perubahan dari semua jenis
makanan yang dapat masuk ke dalam tubuh dan dapat mempertahankan kehidupan
manusia (Tuti Sunardi, 2018). Ketika ibu hamil, maka saat-saat yang tepat untuk
mempromosikan tentang makanan sehat dikarenakan nutrisi yang cukup akan berdampak
pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan.
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau hamil muda dapat
menyebabkan kematian atau cacat janin, sehingga kekurangan zat tertentu yang sangat
dibutuhkan. Pertumbuhan janin sangat cepat terjadi terutama pada trimester terakhir
kehamilan. Status gizi sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Kualitas bayi yang dilahirkan tergantung pada keadaan
nutrisi selama kehamilan (Ana Samiatul, 2019).

B. PENYEBAB STUNTING PADA IBU HAMIL


Stunting memang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang tidak signifikan pada
anak. Namun sebenarnya, kondisi stunting ini juga sudah terjadi ketika bayi masih dalam
kandungan.
Faktanya, seorang bayi yang berada dalam tubuh seorang ibu hamil yang kondisi
kesehatannya tidak optimal, maka gangguan tumbuh kembang pada bayi pun bisa terjadi.
Beberapa penyebab stunting pada ibu hamil yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :
1. Kehamilan Dengan Amnesia
Sekitar 50% ibu di Indonesia ternyata mengalami amnesia pada masa kehamilan.
Amnesia yang terjadi sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi atau
kelainan pembentukan sel darah merah. Belum lagi, anemia ini bisa disebabkan
oleh hal-hal lain, jika tidak ditangani maka akan berpengaruh pada pertumbuhan
bayi.
Anemia yang terjadi selama kehamilan dapat menganggu pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam kandungan. Misalnya, dalam hal pembentukan
ataupun pematangan organ janin.

2. Kurangnya Asupan Gizi Saat Hamil


Tumbuh kembang seorang anak sangat ditentukan oleh pemberian gizi selama
kehamilan. Sejak trimester awal hingga trimeste akhir. Apalagi jika mengingat
perkembangan sel otak serta terbentuknya saraf otak yang dimulai sejak awal
kehamilan sangat dipengaruhi oleh gizi yang disalurkan ibu pada janin.
Sayangnya, hal ini cenderung luput dari perhatian. Karena faktanya, hasil Riset
Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013 menyebutkan, konsumsi
makanan bergizi ibu hamil masih kurang. Dibuktikan dengan data bahwa 1 dari
5 ibu hamil dinyatakan kurang gizi, serta 7 dari 10 ibu hamil dinyatakan
kekurangan kalori dan protein.

3. Faktor Kesehatan Ibu Secara Keseluruhan


Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, penyebab stunting yang
bisa terjadi selama kehamilan adalah kesehatan ibu secara keseluruhan. Seperti
infeksi pada ibu hamil, gangguan mental yang terjadi selama kehamilan, hingga
kehamilan remaja. Tidak hanya itu, rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan selama hamil juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan anak.
C. CIRI-CIRI STUNTING PADA IBU HAMIL
Kurang gizi selama hamil bisa berdampak negatif bagi ibu maupun calon bayi
seperti bisa menyebabkan janin gagal berkembang, atau tumbuh dengan tidak sempurna.
Ada beberapa gejala yang menjadi tanda kurang gizi selama hamil, diantaranya adalah :
1. Amnesia
Sering merasa pusing dan mudah lelah bisa jadi tanda ibu kekurangan darah alias
amnesia. Salah satu pemicu kondisi ini adalah kekurangan nutrisi, terutama zat besi
dan asam folat. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil berbeda di setiap trimester.
Lakukan pemeriksaan kandungan secara teratur agar tahu makanan yang bisa
memenuhi kebutuhan gizi tubuh.

2. Berat Badan Tidak Bertambah


Naiknya berat badan selama hamil normalnya mencapai lebih dari 14 kilogram.
Namun, jika ibu hamil tak kunjung mengalami peningkatan berat badan setelah lewat
dari trimester pertama, apalagi dibarengi dengan gejala mudah lelah dan pusing, bisa
jadi itu tanda dari kurangnya zat gizi.

3. Mudah Sakit
Ibu hamil yang kurang mendapat asupan nutrisi biasanya akan lebih rentan terserang
penyakit. Sebab kurang mengonsumsi makanan bergizi bisa membuat daya tahan
menurun, sehingga virus penyebab penyakit akan lebih mudan menginfeksi.

4. Masalah Pada Janin


Kurang gizi selama hamil berdampak pada perkembangan janin. Misalnya berat
badan janin kurang, bahkan termasuk terhambatnya perkembangan organ tubuh dan
otak janin. Kondisi janin bisa dipastikan dengan melakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Disarankan untuk melakukan USG sebanyak 3 kali selama
masa kehamilan untuk memantau kondisi janin hingga menghadapi persalinan.

D. PENCEGAHAN STUNTING PADA IBU HAMIL


1. Penuhi Kebetuhan Gizi Selama Hamil
Dalam kesehariannya, ibu hamil dapat melakukan model nutrisi 5J untuk kehamilan,
yaitu melakukan asupan nutrisi kehamilan berupa paket pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang meliputi :
a. Jumlah kalori
b. Jadwal makan
c. Jenis makanan
d. Jalur pemberian nutrisi
e. Penjagaan terhadap pelaksanaan

Secara jumlah, ibu hamil membutuhkan minimal 35kkal/kg/hari dengan jadwal


makan 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil. Jenis makanan yang dibutuhkan
ibu hamil meliputi nutrisi makro yang dapat terdiri dari 4 jenis lauk protein perhari
(protein hewani yang berbeda tiap makan ditambah protein nabati) dan nutrisi mikro
dari berbagai jenis bahan makanan. Kebutuhan jenis makanan ini berbeda tiap
trimesternya. Pada trimester satu, tidak diperlukan nutrisi dalam jumlah besar namun
diperlukan nutrisi lengkap (beragam jenis), terutama asam lemak dan asam amino
esensial.

Poin penting selanjutnya adalah jalur pengganti yaitu cara bagaimana makanan dapat
masuk ke dalam tubuh ibu hamil yang pada akhirnya disalurkan ke janin. Jalur
pengganti ini digunakan untuk dua tujuan, yaitu pemeliharaan dan koreksi/terapi.
Semua hal di atas dalam pelaksanaannya sering kali sulit dilakukan sehingga
dibutuhkan upaya penjagaan yang disesuaikan dengan rekomendasi nutrisi kehamilan
(Wibawa, 2021).

2. Konsumsi Suplemen Prenatal


Disamping memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil melalui makanan yang bergizi,
juga perlu mengomsumsi suplemen prenatal sesuai rekomendasi dokter. Beberapa zat
dalam suplemen yang penting sebagai pencegah stunting pada ibu hamil yaitu
suplemen asam folat, kalsium, dan zat besi. Asam folat penting untuk pembentukan
otak dan sistem saraf bayi, sedangkan zat besi berguna mencegah anemia saat hamil.
Selain itu, suplemen kalsium juga penting dalam membentuk tulang janin, apalagi
kebutuhan akan zat ini sangat tinggi sehingga bisa jadi tidak terpenuhi hanya dari
makanan saja.
3. Hindari Penyakit Infeksi
Menghindari penyakit infeksi merupakan hal penting lainnya yang perlu Anda
perhatikan dalam mencegah stunting pada anak sejak kehamilan. Ini karena beberapa
penyakit infeksi pada ibu hamil dapat berdampak pada janin dalam kandungan.
Melansir Natinal Health Servise, beberapa infeksi virus dan bakteri yang perlu
diwaspadai seperti toxoplasma, herpes, hepatitis B dan hepatitis C, rubella, dan virus
Zika. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan stunting pada ibu hamil, sebisa
mungkin hindari infeksi virus tersebut dengan cara-cara berikut :
a. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih sebelum makan, setelah
berkebun, dan setelah membersihkan kotoran hewan.
b. Memasak daging, ayam, ikan, dan sayuran sampai benar-benar matang.
c. Hindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang seperti sate dan sayur
lalapan.
d. Hindari minum susu yang mentah saat hamil.
e. Lakukan vaksinasi sebelum hamil agar tubuh kebal terhadap infeksi virus yang
berbahaya.
f. Hindari berkunjung ke daerah yang rawan penyakit menular.

4. Berhenti Merokok dan Minum Alkohol


Salah satu cara terbaik untuk mencegah stunting pada anak adalah berhenti merokok,
minum alkohol, dan narkoba sejak sebelum kehamilan atau setidaknya sejak awal
kehamilan. Berhenti merokok juga termasuk rokok elektrik (vape) dan menghindari
asap rokok dari orang lain (perokok pasif).

5. Istirahat Yang Cukup


Upaya pencegahan stunting pada ibu hamil berikutnya yang penting untuk Anda
perhatikan adalah beristirahat yang cukup. Melansir Birmangham Health Hub, tidur
selama 7 sampai 9 jam sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin.
Posisi tidur saat hamil yang dianjurkan yaitu menyamping menghadap sebelah kiri.
Hal ini berguna untuk menjaga peredaran darah.
6. Rutin Beraktifitas
Perbanyak bukan berarti hanya tiduran sepajang hari. Sebaliknya, Anda perlu tetap
beraktifitas fisik sebagai upaya pencegahan stunting pada ibu hamil. Anda bisa
berjalan kaki, senam, yoga, pilates, dan sebagainya.
Aktifitas fisik dapat memperlancar peredaran darah dan cairan tubuh sehingga
mencegah keluhan-keluhan saat hamil seperti kaki bengkak dan sebagainya. Selain
itu, bila peredaran darah lancar, aliran nutrisi menuju rahim juga akan semakin baik
sehingga janin dapat berkembang dengan sehat.

7. Rutin Memeriksakan Kehamilan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, stunting yang sudah terjadi tidak bisa
dikembalikan lagi. Oleh sebab itu, Anda perlu mencegah stunting pada anak sejak
kehamilan. Untuk mengantisipasi risiko kekurangan nutrisi saat hamil yang menjadi
penyebab utama stunting, Anda perlu mengecek kondisi kehamilan ke dokter secara
rutin.

8. Konsumsi Asam Folat Sejak Berencana Hamil


Perlu Anda ketahui bahwa pencegahan stunting bahkan bisa dilakukan pada ibu sejak
berencana hamil. Anda sebaiknya merencakan kehamilan saat kondisi tubuh Anda
dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit. Selain itu, untuk mendukung
kecukupan nutrisi tubuh, sebaiknya Anda sudah mulai mengonsumsi asal folat sejak
berencana hamil.
Sumber asam folat bisa diperoleh dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan
buah-buahan sitrus (seperti lemon dan jeruk). Bila perlu, konsumsi juga suplemen
asam folat.

E. 5 PILAR PENANGANAN STUNTING DI INDONESIA


1. Komitmen
Pilar pertama yaitu, komitmen pemerintah sangat penting, terlihat dari rapat-rapat
stunting di bawah Presiden sendiri yang memimpin rapat.
2. Kampanye
Pilar kedua yaitu kampanye yang berisi konsolidasi dan edukasi bagi semua pihak
yang terlibat.
3. Konvergensi
Sedangkan untuk pilar ketiga, yakni konvergensi masih menjadi tantangan bagi
pemerintah dalam penanganan stunting. Dalam hal ini semua kementerian dan
lembaga terkait harus lebih sering duduk bersama agar konvergensi tersebut bisa
terwujud. Apalagi program-program stunting sampai ke pelosok, yang berarti
pemerintah daerah harus terlibat juga, termasuk perlibatan hal APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah)
4. Akses Pangan Bergizi
Kemampuan mendapatkan pangan dengan sumber daya yang dimilikinya yaitu
ditinjau dari akses fisik, akses ekonomi dan akses sosial. Pemerintah memberikan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan kepada Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan
hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang
bekerja sama dengan bank. Tujuannya adalah untuk mengurangi beban pengeluaran
dan menyediakan makanan yang lebih bergizi dengan menyediakan beras dan telur
untuk keluarga miskin.
5. Monitoring
Monitoring atau pemantauan akan dilakukan bersama-sama KSP, TNP2K, Bappenas
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai