Anda di halaman 1dari 31

1

Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan

Kesehatan selama masa kehamilan yang dilakukan

minimal 4 kali selama kehamilan. ANC terdiri dari

10 T, salah satunya adalah pemeriksaan status gizi

ibu, dimana jika ibu mengalami KEK memiliki risiko

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

yang merupakan salah satu penyebab stunting.

Stunting atau kurang gizi kronik adalah

suatu bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan,

dan kurang gizi kronik. Keadaan yang sudah

terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut.

Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan

disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang

saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat

kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan

dengan frekuensi infeksi sehingga dapat

1
menghambat pertumbuhan. Persentase balita

pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat

jika prevalensinya ≥20% (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh

stunting dalam jangka pendek terganggunya

perkembangan otak, kecerdasan, gangguan

pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme

dalam tubuh. Dampak buruk dalam jangka

panjang menurunnya kemampuan kognitif dan

prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh

sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk

munculnya penyakit diabetes, kegemukan,

penyakit jantung dan pembuluh darah,

kanker,stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta

kualitas kerja yang tidak kompetitif yang

berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi

(Unicef Indonesia, 2012). Anak yang stunting


2
sebagian besar memiliki prestasi belajar kurang,

sementara anak yang tidak stunting sebagian

besar memiliki prestasi belajar yang baik (Picauly,

2013).

3
Daftar Isi

10 T Pada ANC ………………………………………….. 8

Pentingnya Gizi ..………………………………………… 11


bagi ibu hamil

Perawatan Masa ………………………………………….. 16


Nifas

5 Langkah Cegah ………………………………………….. 26


Stunting

4
5
6
ANC dilakukan sebanyak minimal 4 kali

• 1 kali pada trimester 1 (sebelum minggu ke 16)


• 1 kali pada trimester 2 (Antara minggu ke 24-28)
• 2 kali pada trimester 3 (Antara Minggu 30-32 dan
antara minggu 36-38)
✓ Selain itu,dianjurkan ibu untuk memeriksakan diri
ke dokter setidaknya 1 kali untuk deteksi kelainan
medis secara umum.
✓ Untuk memantau kehamilan ibu, gunakan buku KIA.
Buku diisi setiap kali ibu melakukan kunjungan
antenatal, lalu berikan kepada ibu untuk disimpan
dan dibawa kembali pada kunjungan berikutnya.

10 T yang akan dilakukan


pada ANC
1.Timbang berat badan

Proses antenatal care pertama dari 10 T adalah


timbang berat badan sekaligus ukur tinggi badan ibu
hamil. Ini biasanya dilakukan pada pertemuan pertama
untuk mengetahui adakah risiko kehamilan yang
mungkin terjadi. Setiap bulannya, pertambahan berat

7
badan terus dicatat untuk mengetahui apakah masih
masuk dalam level normal atau tidak.

2.Periksa Tekanan Darah

Normalnya, tekanan darah berada di angka 110/80


hingga 140/90 mmHg.

3.Periksa Tinggi Puncah Rahim

Puncak rahim atau fundus uteri juga perlu diperiksa


sebagai salah satu indikator usia kehamilan. Idealnya,
tinggi puncak rahim ini sama dengan usia kehamilan.
Jika ada perbedaan, toleransinya pun hanya 1-2 cm.
Dokter akan memberi perhatian lebih jika
perbedaannya lebih dari 2 cm.

4. Vaksinasi Tetanus

5. Tablet Tambah Darah

Pemberian tablet besi minimal 60 tablet selama


kehamilannya

6. Tetapkan Status Gizi

Apabila gizi ibu hamil kurang tercukupi, maka risiko


bayi mengalami berat badan lahir rendah meningkat.
Penetapan status gizi ini dilakukan dengan mengukur
lingkar antara lengan atas dan jarak pangkal bahu ke
ujung siku.

8
7. Tes Laboratorium

Tujuannya untuk mengetahui kondisi yang umum


seperti golongan darah, rhesus, hemoglobin, HIV, dan
lainnya. Namun pada beberapa kondisi, ibu hamil perlu
menjalani tes laboratorium yang lebih spesifik untuk
mengetahui adakah risiko selama kehamilan.

8. Menentukan Denyut Jantung Janin

Ketika memasuki usia kehamilan 16 minggu, denyut


untuk mendeteksi adakah faktor risiko kematian
karena cacat bawaan, infeksi, atau gangguan
pertumbuhan. Deteksi denyut jantung dan keberadaan
janin ini bisa diketahui lewat pemeriksaan USG.

9. Tatalaksana Kasus

Bagi ibu hamil dengan risiko tinggi, maka akan ada


tatalaksana kasus yang memastikan calon ibu mendapat
perawatan dan fasilitas kesehatan memadai. Pihak
rumah sakit atau dokter akan mendiskusikan opsi-
opsinya dengan ibu.

10. Temu Wicara

Tanyakan segala hal terkait kehamilan agar mendapat


informasi sejelas-jelasnya saat sedang konsultasi.

9
Dengan melakukan ANC
ibu lebih paham akan
kondisi dan status gizi
ibu sehingga STUNTING
dapat DICEGAH!!

Pentingnya Gizi Bagi Ibu Hamil


Kesehatan ibu hamil dan janin ditentukan oleh
asupan gizi ibu hamil. Sebesar 40% dari makanan yang
dikonsumsi ibu hamil digunakan untuk pertumbuhan
janin dan sisanya (60%) digunakan untuk pertumbuhan
ibunya.

A. Karbohidrat
Berfungsi menyediakan energi bagi tubuh. Zat
gizi karbohidrat diperoleh dari makanan pokok,
misalnya nasi, bihun, kentang. Kandungan zat
gizi per porsi nasi kurang lebih seberat 100
gram setara dengan 3/₄ gelas adalah 175 kalori.

10
B. Protein
Protein dengan nilai biologi tinggi merupakan
jenis protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi
oleh ibu hamil. Protein dengan nilai biologi tinggi
diperoleh dari protein hewani, misalnya : daging,
ikan, telur, susu, yoghurt. Ibu hamil vegetarian
yang sudah terbiasa mengonsumsi banyak
kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, dan buah
tidak akan mengalami masalah kekurangan
protein
C. Lemak
Konsumsi lemak dalam sehari paling banyak 10%
dari kebutuhan energi total.. Sumber utama
lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, jagung,
dan lain-lain), mentega, margarin, dan lemak
hewani (lemak daging dan ayam). Sumber lemak
lainnya adalah krim, susu, keju, dan kuning telur,
serta makanan yang dimasak dengan minyak

komposisi energi berasal dari karbohidrat, protein, dan


lemak secara berurutan adalah 50-60%, 10-20%, dan
20-30%

11
Nutrisi PENTING lainnya yang
dibutuhkan ibu hamil
1. Zat Besi
Selain dari tablet tambah darah (tablet Fe),
zat besi juga terdapat pada sumber protein
hewani seperti ikan, hati dan tempe. Namun ibu
juga harus tetap mengonsumsi suplemen tablet
tambah darah walaupun sudah mengonsumsi
makanan tersebut.

2. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan dalam pembentukan sel
dan sistem saraf. Sumber makanan yang kaya
akan asam folat adalah sayuran hijau seperti
bayam dan kacang kacangan. Buah-buahan
berwarna warni seperti papaya, pisang, melon

12
3. Zat Iodium
Zat Iodium berperan besar bagi ibu dan janin
karena Iodium berperan dalam sintesis protein,
penyerapan karbohidrat dan saluran cerna
serta sintesis kolesterol darah. Sumber iodium
yang baik banyak terdapat pada makanan laut
seperti ikan, udang dan rumput laut. Setiap kali
masak ibu harus menggunakan garam yang ber
iodium

4. Kalsium
Kebutuhan kalsium juga meningkat selama hamil
yang digunakan untuk mengganti cadangan
kalsium ibu guna pembentukan jaringan baru
pada janin. Sumber kalsium yang baik banyak
terdapat pada sayuran hijau, kacang-kacangan,
ikan teri, dan susu.

13
Menilai status Nutrisi ibu

Salah satunya dengan PERTAMBAHAN


BERAT BADAN selama kehamilan

Ibu yang berat badannya normal, penambahan berat


badan pada

✓ trimester 1 sekitar 1,5 – 2,0 kg.


✓ trimester 2, penambahan berat badan rata-
rata naik 0,5 kg per minggu sehingga mencapai
6,0 – 7,0 kg
✓ trimester 2. Penambahan brat badan akan
berlangsung terus sebanyak 0,5 kg tiap minggu
hingga bulan ke 7 dan bulan ke 8. Pada bulan ke
9, berat badan akan turun atau tidak turun
sama sekali, sehingga triwulan ke 3 berat badan
ibu bertambah 4,0 – 5,0 kg.

14
15
Perawatan Pada Masa
NIFAS!!!
1. Kebutuhan Gizi Ibu
• Konsumsi Makanan yang mengandung
protein yang tinggi, seperti putih telur, ikan
dan kacang-kacangan. Protein berperan
penting dalam proses penyembuhan luka
• Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
• Mengonsumsi Zat Besi minimal 40 tablet
setelah melahirkan
• Konsumsi Vit. A yang diberi 2 kali. Kapsul
pertama diberi sesaat setelah melahirkan,
kapsul ke dua diberi 24 jam setelah
konsumsi vitamin yang pertama.
Manfaat Vit A : Memperbaiki kadar Vit. A
pada Asi dan dapat meningkatkan daya
tahan ibu terhadap infeksi yang mungkin
terjadi.

16
2. Mobilisasi dan Senam nifas
Mobilisasi adalah pergerakan ibu setelah
melahirkan. Pergerakan sedini mungkin akan
mengurangi kompikasi kandung kemih, sulit
BAB, penyumbatan pembuluh darah dan
penyakit lainnya. Senam nifas berguna
untuk mengencangkan otot-otot yang
longgar setelah kehamilan. Tujuan senam
nifas adalah memperbaiki peredaran darah
dan mempercepat involusi.
Berikit adalah Gerakan senam yang bisa
dipraktikkan sendiri;

17
18
3. Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,


istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar
8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. .
Ibu yang kurang istirahat dapat menurunkan produksi
ASI, proses penyembuhan menjadi lambat, terjadi
perdarahan dan ibu akan mengalami ketidaknyamanan
serta depresi dalam merawat bayinya

4. Keluarga Berencana (KB)

Menurut Kemenkes R.I (2013), terdapat


beberapa pilihan metode yang dapat digunakan
setelah persalinan dan tidak mengganggu
proses menyusui yaitu:

a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


b. Kontrasepsi Progestin
c. Kontrasepsi Mantap (jika tidak ingin punya anak
lagi)
d. Metode Amenore Laktasi (MAL) : kontrasepsi ibu
yang menyusui secara penuh dan sering, lebih dari
8 kali sehari, ibu Belum haid dan umur bayi kurang
dari 6 bulan

19
5. ASI
ASI mengandung gizi lengkap yang
mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil
dan sensitif. Itulah mengapa, hanya
memberikan ASI saja sudah sangat cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi di
bawah usia enam bulan
Risiko stunting ini dapat meningkat
jika bayi menerima makanan pendamping
ASI, atau melepas ASI eksklusif terlalu
dini. Saat bayi mulai dikenalkan dengan
makanan sebelum usia enam bulan,akan
membuat bayi lebih tertarik dengan
makanan tersebut dibandingkan
ASI. Akibatnya, bayi kehilangan nutrisi
penting yang terdapat pada ASI sehingga
pertumbuhannya jadi terhambat.
Untuk itu, pemberian ASI eksklusif
secara maksimal hingga usia bayi enam
bulan menjadi salah satu cara mencegah
stunting yang efektif. Dampak lain dari
pemberian ASI Ekslusif adalah tumbuh
kembang bayi lebih optimal dan tidak mudah
sakit di masa pertumbuhannya

20
21
22
PENYEBAB STUNTING

1. Kurang Asupan Gizi Selama Hamil

Asupan ibu selama hamil yang kurang


bergizi dan berkualitas sehingga nutrisi yang
diterima janin cenderung sedikit. Akhirnya,
pertumbuhan di dalam kandungan mulai
terhambat dan terus berlanjut setelah
kelahiran. Oleh karena itu, penting untuk
mencukupi berbagai nutrisi penting selama
hamil.

2. Kebutuhan gizi anak tidak


tercukupi

Terjadi akibat makanan balita saat masih di


bawah usia 2 tahun yang tidak tercukupi,
seperti posisi menyusui yang kurang tepat,
tidak diberikan ASI eksklusif, hingga MPASI
(makanan pendamping ASI) yang kurang
berkualitas. Kurangnya asupan makanan juga

23
bisa menjadi salah satu faktor utama penyebab
stunting. Khususnya asupan makanan yang
mengandung protein serta mineral zinc (seng)
dan zat besi ketika anak masih berusia balita.

3. Faktor Penyebab Lainnya

Selain itu yang sudah disebutkan di atas,


ada beberapa faktor lain yang menyebabkan
stunting pada anak, yaitu:
• Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi
sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan.
• Terbatasnya akses pelayanan kesehatan,
termasuk layanan kehamilan
dan postnatal (setelah melahirkan).
• Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
yang buruk

24
25
1. Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil

Ibu yang sedang mengandung selalu

mengonsumsi makanan sehat nan bergizi

maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang

menjalani proses kehamilan juga sebaiknya

rutin memeriksakan kesehatannya ke

dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6

bulan

ASI berpotensi mengurangi peluang

stunting pada anak berkat kandungan gizi

mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu

disarankan untuk tetap memberikan ASI

Eksklusif selama enam bulan kepada sang

buah hati. Protein whey dan kolostrum yang

26
terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu

meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi

yang terbilang rentan.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI

sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke

atas, maka ibu sudah bisa memberikan

makanan pendamping atau MPASI. Dalam

hal ini pastikan makanan-makanan yang

dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro

yang sebelumnya selalu berasal dari ASI

untuk mencegah stunting. WHO pun

merekomendasikan fortifikasi atau

penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di

sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat

akan menentukan produk tambahan

27
tersebut. Konsultasikan dulu dengan

dokter.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh

kembang anak mereka, terutama dari tinggi

dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara

berkala ke Posyandu maupun klinik khusus

anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi

ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan

dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat

rentan akan serangan penyakit, terutama

kalau lingkungan sekitar mereka kotor.

Faktor ini pula yang secara tak langsung

meningkatkan peluang stunting. Studi yang

28
dilakukan di Harvard Chan School

menyebutkan diare adalah faktor ketiga

yang menyebabkan gangguan kesehatan

tersebut. Sementara salah satu pemicu

diare datang dari paparan kotoran yang

masuk ke dalam tubuh manusia.

Semoga informasi ini membantu para ibu

mencegah stunting dan meningkatkan

kualitas kesehatan anak.

29
30

Anda mungkin juga menyukai