Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan

janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual.  Status kesehatan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya.  Bukan hanya

faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam

arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor

sosbud dan ekonomi).  Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk

memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang

akan sangat menunjang proses persalinan nanti.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial budaya yang
mempengaruhi kehamilan?
2. Apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil ?
3. Jelaskan bagaimana kebutuhan dasar ibu hamil dan psikis ?

C. Tujuan Masalah
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.     Mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kehamilan
2.     Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor sosial budaya, ekonomi
dalammenjaga kehamilan
3.      Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui nutrisi ibu hamil
5. Mengetahui tentang imunisasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan

faktor sosial, budaya dan ekonomi.

2.1   Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi

ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan

kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau

poliklinik kebidanan.  Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan

Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

 Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun

dapat dipastikan keadaannya.

 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan

selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.

 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan

janinnya.

 Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali

kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan

persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar,

seperti yang diharapkan semua pihak.

2
 Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan

dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan

dengan lancar.

 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu

faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah

melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun. 

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu

hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan

kesehatan terdekat.

a.       Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit

yang dialami ibu hamil yaitu:

1)       Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini

adalah hyperemesis gravidarum, preeklampsia / eklampsia, kelainan lamanya kehamilan,

kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, dan

gemeli.

2)       Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat

hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi

kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang

termasuk dalam kehamilan ini adalah:

 Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva, kelainan bawaan, edema

vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis,

kandidiasis, amoebasisi, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondiloma akuminata,

fistula vagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus,

3
prolapsus uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri,

dan lain-lain.

 Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral

isufisisensi, jantung rematik, endokarditis.

 Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit hodgkin,

hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni,

hipofibrinogenemia, iso-imunisasieri-troblastosisfetalis.

 Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma bronkiale,

TB paru.

 Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia

diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon,

tumor usus, hemorroid dan lain-lain

 Penyakit hepar dan pancreas

 Penyakit ginjal dan saluran kemih

 Penyakit endokrin

 Penyakit saraf

 Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan seksual, campak,

parotitis,malaria dan lain-lain.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia

berat partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman

mengenai penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko

sehingga mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese sangat perlu

dalam menggali komponen-komponen penyakit yang menyertai kehamilan.

4
b.       Status gizi

Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai

unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.

Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat

memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin

yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil

juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi

tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat

menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada

janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak

baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal,

sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan

kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein

nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan

mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:

1)       Asam folat

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau

(seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga

dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau vitamin B11.

Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal dan 300-400

mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi..

5
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio

plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.

Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi

dan 1 bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada minggu ketiga post

konsepsi. Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan sebelum

konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat

untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko

adalah 4 mg/hari.

2)      Energi

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan

gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian

BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk

proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

3)       Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gran

dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu

hamil.

4)       Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk

membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet

besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.

5)      Kalsium

Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar

500 mg perhari.

6
6)       Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit menular

seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.

7)       Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.

8)       Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan

selama hamil.

Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan hamil

Makanan Ibu Normal Ibu Hamil


Kalori (kal) 2.500 2.780
Protein (gram) 60 72
Kalsium (gram) 0,8 1,5
Feerum (Fe) (mg) 12 15
Vitamin A (IU) 5.000 5.200
Vitamin B (mg) 1,5 1,7
Vitamin C (mg) 70 80
Vitamin D (SI) 2,2 2,5
Riboflavin 15 18
Asam Nikotin 600

Kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan

ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:

Usia Kenaikan Berat Faktor Kenaikan Berat Badan

Kehamilan Badan
Trimester I ± 1 kg Hampir seluruhnya merupakan

kenaikan berat badan ibu.


Trimester II ± 3 kg atau 0.3 kg/ 60% dikarenaka pertumbuhan

7
minggu jaringan pada ibu.
Trimester III ± 6 kg atau 0,3-0,5 60% dikarenakan pertumbuhan

kg/ minggu jaringan janin. Timbunan lemak

pada ibu ± 3 kg.

Penilaian Status Gizi:

1)       Berat badan dilihat dari Quetelet atau body mass index.

Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas

kehamilan, berat badan lahir rendah.Indikator untuk penilaian indexs masa tubuh adalah:

Nilai IMT Kategori


Kurang dari 20 Underweight/ dibawah normal
20-24,9 kg Desirable/ normal
25-29,9 Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari normal
Over 30 Severe obesity/ sangat gemuk

2)       Ukuran lingkar lengan atas ( LILA)

Standar minimal untuk lengan atas pada wanita dewasa adalah atau usia reproduksi

adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang

energi kronis.

3)       Kadar hemoglobin

c.       Faktor-faktor gaya hidup

Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh

para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang

8
langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di

pagi hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan.

Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi wanita hamil antara lain:

1)       Kebiasaan minum jamu

Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, hal ini

terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester satu.

Efek minum jamu:

a)       Bagi janin

 Dapat membahayakan tumbuh kembang janin

 Menimbulkan kecacatan

 Abortus

 BBLR

 Partus prematurus

 Kelainan ginjal dan jantung janin

 Asfeksia neonatorum

 Kematian janin dalam kandungan.

b)       Bagi ibu:

 Keracunan

 Kerusakan jantung dan ginjal

 Syok

 Perdarahan.

Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik

berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.
9
2)      Mitos

Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial

budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh makan makanan

yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi,

minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan

sedangkan yang nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan

memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.

3)       Aktivitas seksual

Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas

seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits

seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat perubahan

yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi

peningkatan atau penurunan libido. Namun menurut konsep evidence based menyatakan

bahwa pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak terbukti siknifikan

berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.

4)       Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sama

sekali melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar  rumah, yang

penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah tingkat

keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu disampaikan adalah bahwa ibu hamil

tetap boleh melakukan aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau

aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk kehamilannya.

10
Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting

untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang

bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk

menghentikan merokok melalui kegiatan

a)       Antenatal care

b)       Kelas antenatal bagi perokok

c)       Mengurangi periklanan tentang rokok

d)       Area bebas rokok

e)       Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok

di institusi atau tempat kerja masing-masing.

2. 2   Faktor Psikologis/ Jiwa Dalam Kehamilan

     Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu

dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi

saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

a.         Stressor internal

Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri,

perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut

terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.

b.         Stressor eksternal

11
Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental dan brokenhome.

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status

kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan

memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih

percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa

nifas.

c. Support keluara

Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti

dengan stres dan kecemasan. Perubahan danadaptasi selama kehamilan, tidak hanya

dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu,

selamakehamilan seluruhanggota keluarga harus terlibat utama

suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluargadapat memberikan perasaan

nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.

d. Substance abuse

Wanita yang memakai obat-obatan tetap memprioritaskan agar dunia mereka tetap aman.

Mereka merahasiakannya, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil sikap

agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai penghambat. Jika ibu

tetap menggunakan obat-obatan setelah bayi lahir, risiko pada bayi akan berlanjut. Bukan

saja bayi lahir rentan secara biologis, tetapi mereka juga harus menghadapi ibu yang

memiliki masalah kesehatan dan emosional. Wanita itu dicurigai tidak mampu

memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons terhadap kebutuhan bayi,

terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis rapuh setelah dirawat dirumah

sakit dalam jangka waktu lama.

12
Banyak wanita, dimana secara kimiawi kecanduan akan merasa bersalah karena

menggunakan obat-obatan dan takut kalau bayi mereka akan diambil. Dengan persepsi

yang mereka miliki bahwa dengan pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat

mengubah kehidupan mereka.

Pola psikoatif dari penggunaan zat/bahan yang berisiko secara fisik bagi kesehatan

wanita khususnya ibu hamil dan janinnya ( keterlambatan perkembangan, retardasi, atau

bahkan kematian) dapat memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh

psikologi tersebut dalam bentuk :

a.    ketergantungan,

b.    kecanduan

c.    dan penyalahgunaaan.

Gejala-gejala gangguan psikologi akibat substance abuse antara lain :

1.      gangguan dalam sosialisasi, biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.

2.    gelisah,

3.    sifat lekas marah,

4.    halusinasi,

5.    euphoria (ketagihan dan over dosis ),

6.    paranoid stress.

e. partner abuse

Partner abuse merupakan kekerasan penyiksa yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil

dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa :

1.    kekerasan emosional,

        Tindakan pencemoohan, penguncilan, tidak diberi nafkah serta tindakan-tindakan

lain yang bertujuan untuk merendahkan martabat ibu hamil dan melantarkan atau

13
mengabdikan kepentinganya yang dilakukan pasangan ibu hamil. Contohnya saja ibu

hamil diluar nikah karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan sering di

cemooh ataupun dikucilkan pasangan ibu hamil. Najman et al (1991) menemukan bahwa

kecemasan postpartum dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan yang tidak di

rencanakan atau tidak diharapkan.

2.    Kekerasan psikologis,

         seperti seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti

membuat ibu hamil selalu bersalah, memojokan posisinya dalam rumah tangga, ibu

hamil menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk (pemabuk, penjudi,

pemarah ).

3.    seksual  sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma atau fisik,

4.    kekerasan fisik

              Berupa tindakan seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja

berat. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil. Efek kekerasan pada

ibu hamil dapat berupa langsung maupun tidak langsung.

Bentuk langsung antara lain :

·         trauma,

pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun, kesulitan untuk

tidur(insomnia) dan peningkatan frekuensi merokok, serta meminum alcohol.

·         dan kerusakan fisik

kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta, fraktur tulang, rupture

uteri dan perdarahan,

 Sedangkan efek yang tidak langsung antaralain :

·         reaksi emosional, perasaan tertekan.

14
·         peningkatan kecemasan, muncul gangguan rasa tidak aman dan nyaman pada ibu

hamil

·         depresi,

·         berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya dan rentan

terhadap penyakit.

2.3    Faktor Lingkungan Sosial, Budaya Dan Ekonomi

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas

kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan

ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu

menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus

diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang

dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.

Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil

harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa

lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap

keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.

Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,

merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan

baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan

bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis

yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita

usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut

dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.

15
a. Faktor adat istiadat

Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut atau mempunyai kepercayaan

atau adat kebiasaan tabu setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan. Kemudiaan

menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral ( tidak berpengaruh pada keamanan atau

kesehatan), tidk jelas ( efek tidak diketahui/ tidak dipahami) atau membahayakan.

Terutama bila faktor budaya tersebut dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal

bagi ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untuk menolongnya atau menyakinkan

ibu untuk merubah kebiasaanya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja

hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan

masyarakat.

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga

kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung

“kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut.Penyampaian mengenai pengaruh

adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh

masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan

juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan

bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh

buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam

rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.

Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil

sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan

dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang

berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik

16
untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya.

(Indrayani. 2011)

b. Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan

untuk memeriksa kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya

fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah dan terjangkau akan

memberi kemudaahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan

untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan

informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan

seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat

penting dan aman bagi kehamilan dan persalinannya.

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas

pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan

lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini

sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu

(AKI)

Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan

kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan

aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah

terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan

kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat

memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan

sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM, dan fasilitas kesehatan lainnya

yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinanya.

17
Fasilitas kesehatan dikatakan baik atau tidak baik sesuai dengan (Indrayani. 2011):

 Jangkauan. Apakah fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan mudah atau

sulit.

 Kelengkapan. Demi kelancaran tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan

kepada masyarakat diharapkan kelengkapannya terpenuhi. Minimal dapat menangani

kegawatdaruratan.

 Tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan harus mempunyai pengetahuan dan

keterampilan.

Fasilitas kesehatan yang lengkap akan mendukung dalam target penurunan AKI dan

AKB, Yaitu :

 Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan untuk

bidan PTT

 Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap sehingga

pada pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan kegawat

daruratan

 Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai fasilitas

perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter spesialis lebih banyak

 Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang luas

agar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa memberikan

pertolongan pertama pada tindakan kegawat daruratan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas

pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan

lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini

18
sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu

(AKI).

c. Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia

belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di tetapkan. Hal ini cenderung

menyulitkan tenaga kesehatan dalam melekukan pembinaan pemeliharaan

kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini

terhadap faktor resiko kehamilan yang penting segera di tangani.

d. Faktor ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain

makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan

transportasi/ sarana angkutan. Masalah keuangan sering timbul didalam

kehidupan keluarga. Memang dalam hal ini bidan tidak bertanggung jawab atas

pemecahan masalah keluarga tetapi hendaknya menunjukan empatinya serta

mencoba memberikan pemahaman akan manfat finansial yang tersedia untuk

kepentingan ibu dan bayi. Sehingga bidan harus dapat memperoleh informasi

mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak mengalami

kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya selama kehamilan.

Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil

yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang

baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan

berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya

persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.

19
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang

ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan

mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil

yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang

baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan

berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya

persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.

2.4   Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1.     Nutrisi

Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu hamil dan

janinnya melewati masa tersebut. Pada dasarnnya menu makan yang diperlukan adalah

pola makan yang sehat. Hanya saja Ibu hamil harus lebih berhati-hati ketika memilih

makanan. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam

folat, dan sebagainya, ibu hamil pun perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan

yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat

20
mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita hamil makan yang secukupnya saja,

cukup mengandung protein hewani dan nabati, karena kebutuhan kalori selama

kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan wanita hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg

selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau menurun, semua makan yang dianjurkan

terutama yang mengandung protein dan besi. Bila BB naik dari semestinya dianjurkan

mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak jangan dikurangi apalagi

sayur dan buah.

Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil.

a.       Kalori

Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal per harinya. Kalori ini

dapat dipenuhi dari sumber makanan yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna

sebagai acuaannya. Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai

sumber karbohidrat, lemak nabati dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur dan

buah-buahan.

b.      Asam folat

Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak yang berguna untuk

pembentukan syaraf. Pada trimester pertama bayi membutuhkan 400 mikrogram dalam

setiap harinya. Jika kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak

sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya tanpa batok kepala,

bibir sumbing, atau tulang belakang tidak tersambung. Asam folat diperoleh dari buah-

buahan, sayuran hijau, dan beras merah.

c.       Protein

Asupan protein diperlukan untuk zat pembangun, pembentukan darah, dan sel.

Kebutuhan ibu hamil akan protein adalah 60 gram setiap harinya, atau 10 gram lebih

21
banyak daripada biasanya. Makanan berprotein didapat dari kacang-kacangan, tahu-

tempe, putih telur, dan daging.

d.      Kalsium

Zat ini berfungsi untuki pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan

kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal

ini dikarenakan, jika kebutuhan kalsium sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium

janin diambil dari tulang ibunya. Makanan yang banyak mengandung kalsium

diantaranya susu, dan produk olahan lain seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A

sangat bermanfaat bagi mata, pertumbuhan tulang, dan kulit. Vitamin D dapat menyerap

kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang janin.

e.       Zat besi.

Berfungsi dalam pembentukan darah, terutama untuk membentuk sel darah merah

hemoglobin, serta mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Kandungan zat besi

sangat dibutuhkan pada masa kehamilan memasuki usia 20 minggu. Makanan yang

banyak mengandung zat besi diantaranya hati, ikan, dan daging.

Kebutuhan beberapa zat yang penting :

Tidak Hamil Laktasi

hamil
Kalori Kal 2500 2500 2500

Protein gr 60 85 100

Calsium gr 0,8 1,5 2

Fernem mg 12 15 15

Vitamin A si 5000 6000 8000

22
Vitamin B mg 1,5 1,8 2,3

Vitamin C mg 70 100 150

Riboflavin mg 2,2 2,5 3

As. mg 15 10 23

nikotitinat si + 400-800 400-800

Vitamin D

2.  Imunisasi

Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).

Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus.

Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi

tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi

dilakukan pada trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4

minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi

yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.

2.5. Kebutuhan Nutrisi

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, beberapa perempuan merasa mual, tidak nafsu makan,

muntah, kembung, dll. Adajuga yang ngidam.

Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4 bulan pertama kehamilan sehingga

kebutuhan tubuh akan makanan berkurang.

Perubahan pada ibu hamil:

 2 minggu setelah konsepsi plasenta mulai terbentuk, belum diperlukan suplementasi

nutrisi

23
 minggu ke 2 sampai 8 diperlukan suplementasi vitamin dan mineral (vit A, riboflafin,

vit. B6, vit B12, asam folat agar tidak mengalami cacat bawaan

 minggu 8-lahir suplementasi dalam bentuk kalori dan protein diperlukan untuk

pertumbuhan janin dan persiapan persalinan

 Protein

Tambahan saat hamil 9gram. Pada wanita tidak hamil dianjurkan asupan protein 0,8

gram/kg/hari

 Vitamin dan mineral

Vitamin A    = +50 mg/ hari

Tiamin          = +0,2 mg/ hari

Riboflafin     = +0,2 mg/hari

Niacin           = +2 mg/hari

Vit.C             = +20 mg

Kalsium        = +0,6 mg/hari

Zat besi        = +2 mg/hari

 Anjuran pemberian zat besi minimal 90 hari, tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg

(zat besi 60 mg) dan asam folat 500mg. jangan diminum dengan susu, the, kopi, tapi

sebaiknya dengan vit.C

 Asam folat/ folat acid

Merupakan koenzim dan sintesa DNA. Defisiensi zat ini menyebabkan anemia.

Sumber folacin : makanan segar seperti sayuran, telur, jeruk, pisang, kacang, roti.

Defisiensi folacin juga berkaitan dengan solution plasenta, abortus spontan dan pre

eklamsi

24
 Vitamin tambahan tidak diberikan jika diit wanita hamil sudah baik. Vitamin dan

mineral dapat melintasi sawar plasenta dan hati janin mungkin tidak mampu

mengatasi kelebihan tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi Kebiasaan Adat Istiadat Persepsi tentang
kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos
tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir).

Fasilitas Kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan. o Deteksi
dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat. o Langkah antisipatif akan lebih
cepat diambil. o Upaya penurunan angka kematian ibu ( AKI ).

25
Ekonomi q Tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikologis
ibu hamil. q Ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah akan mendapatkan banyak
kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

3.2 Saran

Untuk Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus dapat berfikir
realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat merugihkan jangan ditiru.
Untuk Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri
jangan mengikuti adat yang dapat merugihkan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus
simbang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan sangat
berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang buruk dan ekonomi harus
diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan baik.

Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang positif dan membangun, guna
penyusunan makalah kami berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah dan yulianti, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan I. Jakarta : Trans Info Media
( TIM )
Kurnia Fatmala, Norma. 2012. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online )
Tersedia : http://midwifemala.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Yuechan, 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia :
http://ssilolaa.blogspot.com/2011/04/askeb-1-faktor2-yg-memengaruhi.html
Liana, Merry. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia : http://merry-
creations.blogspot.com/2013/02/faktor-luar-yang-mempengaruhi-kehamilan.html

26
Fanna, Opi. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. ( Online ) Tersedia :
http://www.slideshare.net/septianraha/askeb-i-faktor-yg-mempengaruhi-kehamilan
Diakses pada tanggal 20 Desember 2014 pukul 14.00 s.d

27

Anda mungkin juga menyukai