Anda di halaman 1dari 17

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan 1

Kode Mata Kuliah : Bd. 301

Topik : Menjelaskan faktor-faktor fisik yang mempengaruhi


kehamilan

Sub Topik : Status kesehatan, status gizi, dan gaya hidup

Waktu : 100 Menit

Dosen : Shinta Novelia, S.ST

Objektif Perilaku Siswa (OPS)

Di akhir pertemua ini diharapkan tanpa melihat catatan mahasiswa mampu menjelaskan

faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.

Referensi :

1. Ganong, William F. 1992 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

2. Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
3. Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
4. Hani, Ummi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.
Jakarta : Salemba Medika
5. Sunarsih, Tri. Dan Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
6. Simkir, Penny dkk.2007. Panduan Lengkap, Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi.
Jakarta : Arcan
I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana dengan

adaya proses ini akan menyebabkan perubahan pada ibu tersebut, yang meliputi

perubahan fisik, mental, dan sosialnya. Dalam perubahan-perubahan tersebut tentunya

tak lepas dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor fisik,

psikologi, lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi.

Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan adalah status kesehatan,

status gizi, dan gaya hidup. Setiap faktor tersebut saling berpengaruh karena mereka

saling terkait satu sama lain dan merupakan suatu hubungan sebab akibat. Sebagai

contoh : gizi merupakan salah satu faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.

Pengaruh faktor fisik yang dialami seorang wanita dalam kehamilannya seperti keadaan

kesehatan sepanjang hidupnya, serta gizi dan bagaimana gaya hidupnya. Faktor

psikologi wanita hamil dapat berasal dari dalam atau luar dirinya seperti dari pasangan

dan keluargaya.

A. Status Kesehatan

Status kesehatan wanita sebelum hamil akan berpengaruh pada kehamilan,

kesehatan ibu selama hamil akan mempengaruhi kehamilannya dan mempengaruhi

tumbuh kembang zygot, embrio, dan janin termasuk keabnormalan formasi.

Beberapa hal yang mempengaruhi status kesehatan wanita hamil:

1) Riwayat penggunaan obat-obatan

2) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami (penyakit kronis, penyakit

infeksi, riwayat kecelakaan, riwayat operasi)


3) Riwayat melakukan transfusi darah

4) Imunisasi

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang

dialami oleh ibu hamil :

1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu hyperemesis

gravidarum, preklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan

ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum,

gemelli.

2) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan.

Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat

serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh

karena kehamilan. Termasuk klasifikasi ini adalah :

a. Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya varises vulva, kelainan

bawaan, oedema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea,

bartholinitis, trikomonas vaginalis, kista vagina, kelainan bawaan uterus,

kelainan letak uterus, tumor uteri, mioma uteri, dan lain-lain.

b. Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis

aorta, mitral isufiensi, jantung rematik, endokarditis.

c. Penyakit darah misalnya anemia dalam kehamilan, leukemia, hemostatis

dan kelainan pembekuan darah, trombositopeni dan lain-lain.

d. Penyakit saluran nafas misalnya influensa, bronkitis, pneumonia, asma

bronkiale, TB paru.
e. Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis,

pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta dan lain-lain.

f. Penyakit hepar dan pankreas misalnya, hepatitis, rupture hepar, sirosis

hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.

g. Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih,

bakteriuria, sistitis, pielonefritis, glomerulonephritis dan lain-lain.

h. Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar

gondok dan anak ginjal, kelainan hipofisis, dan lain-lain.

i. Penyakit saraf misalnya epilepsia, pendarahan intrakranial, tumor otak,

mistenia gravis, otosklerosis dan lain-lain.

j. Penyakit menular misalnya IMS, (penyakit akibat hubungan seksual),

AIDS, kondiloma akuminata, thypus, kolera, tetanus, TORCH dan lain-

lain.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi

abortus, intra uterin fetal death (IUFD), anemia berat, infeksi transplasental,

pertus prematurus, dismaturitas, asfiksia neonatorum, shock, perdarahan.

B. Status Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,

karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil

serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin.

Tambahan asupan gizi pada ibu hamil diperlukan untuk ibu maupun janinnya.

Asupan gizi bagi janin diperlukan untuk pematangan organ janin, pembentukan
plasenta, menambah volume darah dan cairan amnion. Sedangkan untuk ibu dibuat

sebagai cadangan (baik dalam bentuk protein maupun lemak) untuk keperluan

sewaktu melahirkan maupun pada masa menyusui.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :

a) Asam folat

Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan

sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan

asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan

akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak

sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami

anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina

bifida (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di

dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.

Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis

DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Minimal pemberian suplemen asam

folat dimulai dari dua bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga tiga bulan

pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500

mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko

adalah 4 mg/hari.

b) Energi

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi

pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk

menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan ibu hamil


adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada

tubuh ibu.

c) Protein

Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah

dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Pembentukan jaringan baru dari

janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan

terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu

hamil.

d) Zat besi (Fe)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah

untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah

otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90

tablet selama hamil. Setiap tablet mengandung 60 mg Fe. Tablet besi diberikan

sejak pemeriksaan ibu hamil pertama sampai 42 minggu setelah melahirkan.

Pemberian dilakuka dengan interval 6-8 jam, kemudian interval ditingkatkan

menjadi 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.

Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau

hydranemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan

plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi

karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi. Zat

besi dapat diperoleh pada hati, daging, ikan atau daun singkong.
e) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil

adalah sebesar 500 mg sehari. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan

gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu

hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi?

karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin

akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya

merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan

vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A, Vitamin D, Vitamin

B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran

hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga. Kalsium diberikan dari

trimester pertama kehamilan sampai akhir kehamilan.

f) Pemberian suplemen vitamin

Terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan di negara

dengan musim dingin yang panjang. Pemberian vitamin bisa dimulai sejak awal

kehamilan.

g) Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, magnesium, dan minyak

ikan selama hamil.


Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan hamil

Makanan Ibu Normal Ibu Hamil

Kalori (kal) 2.500 2.780

Protein (gram) 60 72

Kalsium (gram) 0,8 1,5

Feerum(Fe) (mg) 12 15

Vitamin A (IU) 5.000 5.200

Vitamin B (mg) 1,5 1,7

Vitamin C (mg) 70 80

Vitamin D (SI) 2,2 2,5

Riboflavin 15 18

Asam Nikotin 600

Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari

berat badan ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil

adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan berat badan trimester I kurang lebih 1 kg. Kenaikan berat badan ini

hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

b. Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60 %

dan kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.

c. Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sekitar 60

% kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak

pada ibu lebih kurang 3 kg.


Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak. Pertumbuhan otak yang

pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia kehamilan 15-20 minggu dan fase

kedua adalah 30 minggu sampai 18 bulan setelah bayi lahir (perinatal).

Penilaian status gizi ibu hamil dapat ditentukan dari :

a. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (Index Masa Tubuh =

IMT).

Penilaian index masa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan

sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.

CARA MENGHITUNG IMT

BB (kg)
IMT = --------------
TB x TB (m)
Keterangan :

IMT : Indeks Massa Tubuh

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

Indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai berikut :

Nilai IMT Kategori

Kurang dari 20 Underweight/dibawah normal

20-24,9 Desirable/normal

25-29,9 Moderate obesity/gemuk/lebih dari normal

Over 30 Severe obesity/sangat gemuk


Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan

abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan

overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti

hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.

b. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia

reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka

interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).

c. Kadar hemoglobin (HB)

Cara diet yang biasa dilakukan ibu biasanya berpengaruh pada saat hamil dan

keluarganya, diantaranya:

a. Diet dari wanita pada masa anak sampai dewasa dapat mempengaruhi tumbuh

kembangnya baik secara fisik maupun mental untuk persiapan menjadi ibu.

b. Kesehatan diri wanita sebelum hamil akan mempengaruhi kehamilannya, diet

yang kurang baik berpengaruh pada keabnormalan janin misalanya pemenuhan

asam folat yang kurang menyebabkan sfina bifida.

c. Diet nutrisi yang baik dan seimbang akan menghasilkan kesehatan yang baik

dan akan meningkatkan kekebalan dari penyakit dan atau infeksi.

Jika selama hamil ibu tidak memperoleh nutrisi yang adekuat maka akan

mempengaruhi kondisi ibu dan janin :

a) Pengaruh pada ibu

Meningkatkan kejadian anemia, aborsi, preeklamsia dan eklamsia,

perdarahan antepartum, persalinan premature, perdarahan post-partum serta infeksi


dan komplikasi lainnya. Selain itu, akan menyebabkan proses laktasi yang tidak

adekuat karena mal nutrisi, juga menimbulkan ketosis karena muntah,diare dan

gangguan metabolik.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin <

11 gr % pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada

trimester II. Batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi

karena hemodilusi terutama trimester II (Saifuddin, 2001; 281). Secara fisiologis,

pengenceran darah tersebut untuk membantu meringankan kerja jantung yang

semakin berat. Anemia dalam kehamilan dapat dikategorikan sebagai berikut :

Menurut WHO anemia ibu hamil diklasifikasikan sebagai berikut :

 Tidak anemia jika Hb 11 gr %

 Ringan jika Hb 9-10 gr %

 Sedang jika Hb 7-8 gr %

 Berat Hb jika < 7 gr %

b) Pengaruh pada janin dan bayi baru lahir

Dalam uterus, hal ini akan menyebabkan mal formasi, infeksi, IUGR, IUFD.

Meningkatkan terjadinya kematian perinatal. Pada bayi baru lahir, meningkatkan

kejadian premature, bayi kecil masa kehamilan dengan gangguan neurologi,

feeding problem, kelaparan, kekurangan vitamin dan mineral, kwasiorkhor, infeksi

gastrointestinal dan paru-paru. Terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian

neonatal dan infant.

Selama pemeriksaan kehamilan, bidan melakukan pengkajian terhadap status gizi

ibu hamil yang meliputi :


a. Berat badan ibu sebelum hamil dan saat hamil

b. Tinggi badan

c. Kebiasaan diet (asupan nutrisi yang adekuat, cara pengolahan makanan)

d. Kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan terlarang

e. Kelainan dalam diet (anorexia/bulimia,vegetarian,alergi terhadap makanan

tertentu).

Ibu hamil tidak dianjurkan untuk minum kopi atau teh karena kopi dan teh

mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta

dapat menyebabkan iritas lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu sering BAK.

Keadaan ini megakibatkan kurangnya jumlah mineral penting seperti : kalium, kalsium,

dan magnesium dalam tubuh. Kondisi ini mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit

dalam tubuh, padahal elektrolit tubuh berfungsi untuk menjaga kerja jantung dan alat-

alat tubuh lain dengan baik.

Mual dan muntah sering dialami wanita hamil pada awal-awal kehamilan yang

sering disebut dengan morning sickness. Penyebab morning sickness tidak diketahui

dengan jelas meskipun sejumlah pendapat telah dikemukakan antara lain karena ada

perubahan kadar hormon, kadar gula darah yang rendah (mungkin karna pola makan

tidak teratur), kelebihan asam gastrik, peristaltik lambat, perubahan uterus, dan faktor

emosional. Sebenarnya mual muntah tersebut normalnya hanya terjadi pada kehamilan

trimester pertama.
C. Gaya Hidup

1. Substance abuse

Salah satu yang mempengaruhi kehamilan dilihat dari gaya hidup adalah faktor

Subtance abuse. Subtance abuse adalah sebagai perilaku yang merugikan atau

membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan zat-zat atau obat tertentu

yang membahayakan ibu hamil. Substance abuse didefinisikan sebagai pola

psikoaktif dari pengguanaan zat atau bahan yang berisiko bagi kesehatan. Pola

psikoaktif dapat berupa terkadang hanya mencoba-coba, penyalahgunaan

pemakaian obat, ataupun gejala adiksi ( ketergantungan).

a. Alkohol

Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu hamil

dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin

dan menyebabkan kelahiran premature. Tidak hanya pada peminum atau

pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang tidak rutin atau

insidental. Sehingga wanita hamil seharusnya tidak mengkonsumsi atau

mengurangi pemakaian alkohol sebelum atau selama hamil. Efek pemakaian

alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental,

kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal.

b. Merokok

Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Hasil riset

menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok. Hingga

seperempat wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan kunjungan

antenatal pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial


rendah, paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis

seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Efek yang muncul

diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian

perinatal. Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan

pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain efek

membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-

penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru,

jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain.

Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar 3 zat

yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan

nikotin. Bila seorang wanita merupakan peminum berat terutama saat hamil (5–

6 gelas sehari), maka besar kemungkinan akan mengalami yang disebut

Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan mental

terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan

dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat). Bayi semacam ini bisa mengalami

kesulitan pernafasan, kontrol suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh

melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu makan. Wanita hamil yang

mengkonsumsi alkohol juga tidak dapat makan dengan baik sehingga dapat

berisiko keguguran, lahir prematur atau lahir mati. Sampai saat ini memang

tidak ada batas aman alkohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil

sebaiknya menghindari alkohol selama kehamilan.

c. Kafein
Kafein adalah salah satu penyebab angka kematian ibu akibat pengurangan

pernapasan. Sebagian besar mempunyai pengaruh pada kesadaran da

kecemasan. Kafein yang terdapat di dalam kopi mempunyai efek samping yang

dapat mengambil cairan dan kalsium. Orang yang mengkonsumsi > 500 mg

kafein perhari dapat mengalami sakit kepala, kemuakan, dan kelesuan, apabila

mengkonsumsi kafein dihentikan. Wanita-wanita dengan kafein yang tinggi

seseorang yang mengkonsumsi secara berlebihan mengakibatkan gangguan

berat badan bayi lahir, mengkonsumsi kafein > 600 mg/hari mengakibatkan

resiko terjadinya abortus secara spontan.

2. Hamil di luar nikah

Kehamilan karena suatu sebab, maka keberadaannya tidak diinginkan oleh

salah satu pihak ataupun keduanya. Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar

nikah :

 Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang

anaknya, menitipkan anak keorang lain atau panti asuhan

 Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri

 Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan

 Pada kehamilan diluar nikah, kalau terjadi pernikahan bisa terjadi

perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress,

dihantui rasa malu, rendah diri, merasa bersalah atau berdosa, depresi

atau tertekan, pesimis dan lain-lain, bila kehamilan dipertahankan

kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasangan

tidak mau menikahinya.


3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang

dikarenakan seks pranikah atau seks bebas. Meskipun tidak menutup

kemungkinan bahwa kehamilan tidak diinginkan juga dapat terjadi pada ibu

dengan status marital atau pasangan suami isteri yang sudah menikah yang

sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan

alat kontrasepsi.

Faktor-faktor yang menyebabkan KTD :

1) Hamil di luar nikah (Pregnant by accident)

 Dapat diakibatkan oleh pergaulan bebas dan makin banyaknya

remaja yang menunda pernikahan namun kebutuhan namun

kebutuhan biologis tetap disalurkan.

 Hamil diluar nikah dapat pula terjadi akibat perkosaan yang

menyebabkan trauma dan meninggalkan aib itu hanya dialami oleh

korban saja, tapi juga seluruh keluarganya, seandainya kehamilan

tersebut diteruskan, maka anak yang dilahirkan kelak akan

mengalami tekanan social, baik dari pihak keluarga maupun dari

masyarakat sekitar.

2) Kegagalan alat kontrasepsi

 Hampir 61,4% KTD disebabkan oleh kegagalan pemakaian alat

kontrasepsi. Ini dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan

pasangan mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi, kelebihan dan

kekurangannya.
 Pada umunya wanita yang hamil akibat kegagalan alat kontrasepsi

akan mencari jalan keluar dengan cara aborsi disertai beberapa alas

an, seperti : sudah memiliki cukup anak dan tidak dapat

menanggung biaya hidup.

Risiko dari KTD :

 Dipandang dari segi medis, dampak pada bayi : BBLR, kematian

perinatal. Sedangkan dampak bagi ibu : terjadi abortus, perdarahan,

proses persalinan yang sulit, kebutuhan gizi atau nutrisi bagi ibu dan

janin tidak terpenuhi.

 Dipandang dari segi social : perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat

dari ibu kepada bayi sulit diharapkan dan diperoleh, sehingga

memungkinkan masa depan anak terlantar.

Anda mungkin juga menyukai