Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VIII

1. SUCI PERMATA SARY BAHARSYA (70200118062)


2. AWALIA NUR SAKINAH (70200118031)
3. UMI RAHMIATI (70200118009)
4. NURUL PRATIWI MURSIDIN (70200118040)
5. MUTIA ALIVIA (70200118069)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah
kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan sehingga makalah kami pada mata kuliah ini telah selesai hingga waktu
yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita hanturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia yang paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap
pihak terutama bagi kalian para pembaca.

Makassar, 11 januari 2019

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Factor fisik yang mempengaruhi kehamilan dan persalinan..........................
B. Factor psikologi yang mempengaruhi kehamilan dan persalinan..................
C. Factor lingkungan social budaya dan ekonomi yang mempengaruhi
kehamilan dan persalinan...............................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan
kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual.
Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu
mengetahuinya. Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status
kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan
segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosial budaya dan ekonomi). Dengan
begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan
ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti.
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir.
Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya,
akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan
berlangsung sampai 60 detik.
AKI di Indonesia masih cukup tinggi dan penurunannya masih sangat lambat,
yaitu pada tahun 1992, AKI adalah 425 per 100.000 kelahiran hidup, menurun
menjadi 384 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Masih sangat jauh dari
Angka Kematian Ibu di negara Singapura dan Malaysia, yang tingkat kematiannya 5
dan 70 orang per seratus ribu kelahiran. Sementara di Sulawesi Selatan AKI pada
tahun 1996 sebesar 170 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1997 sebesar 160 per
100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1998 sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup,
pada tahun 1999 sebesar 176 per 100.000 kelahiran hidup.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk
melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur
tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat.
B. Rumusan masalah
1. Apa factor fisik yang mempengaruhi proses kehamilan dan persalinan?
2. Apa factor psikologi yang mempengaruhi proses kehamilan dan persalinan?
3. Apa factor lingkungan social budaya dan ekonomi dalam proses kehamilan dan
persalinan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami factor fisik yang mempengaruhi proses
kehamilan dan persalinan
2. Untuk mengetahui dan memahami factor psikologi yang mempengaruhi proses
kehamilan dan persalinan
3. Untuk mengetahui dan memahami factor lingkungan social budaya dan ekonomi
yang mempengaruhi proses kehamilan dan persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Factor fisik yang mempengaruhi proses kehamilan dan persalinan


1. Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit
yang dialami ibu hamil:
a. Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam
klasifikasi ini adalah Hyeperemesis gravidarum, preeklampsial eklampsia,
kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau
selaput janin, perdarahan anterpartum, gemelli.
b. Penyakit atau kelaianan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.
Terdapat hubungan timbale balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta
mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena
kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah:
1. Penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, kelainan bawaan,
edema vulva, hematoma vulva, perdangan, Gonorea, Trikomononas
vaginalis, kandidiasis, amoebasis, DM, bartholinitis, kista bartholini,
kondilomata akuminata, fistula bagina, kista vagina, kelainan bawaan
uterus, kelainan letak uterus, Prolapsus uteri, Tumor uteri, mioma uteri,
Karsinoma servik, Karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.
2. Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis
aorta, mitral isufisiensi, jantung rematik, endocarditis.
3. Penyakit darah missal anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit
Hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura
trombositopeni, hipofbrinogenemia, iso-imunisiasieri-troblastosis fetalis.
2. Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil
serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil
dan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi,
pendidikan, sosial atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu
seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik
untuk persalinan. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah
sebagai berikut:
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada
pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal
maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi
sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.
Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif untuk mencegah
kelainan neural. Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari
2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 5
mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok deng faktor
resiko adalah 4 mg/hari.
b. Energi
pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja
tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga
efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal.
Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh
kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir
kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
d. Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara
rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah,
dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat
besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia
(peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma
darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau
kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat
penyerapan zat besi.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan Kalsium ibu
hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko
penyakit seksual (IMS) dan di negara dengan musim dingin yang
panjang.
g. Pemberian Yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.
h. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan
minyak ikan selama hamil.
3. Gaya hidup
a. Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi
wanita hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh
kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR partus
prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatorum , kematian
janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama
apabila minum jamu pada trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat
kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan
ginjal, shock, dan perdarahan. Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan
kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan
lain yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada di
masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang beredar di pasaran
Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak
mencantumkan hasil riser evidence mengenai zat-zat yang digunakan untuk
membuat jamu, bahkan kadang ada yang mencampur jamu, dengan jenis obat
tertentu yang membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep pengobatan
tradisional sebenarnya diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan
bahwa zat-zat atau bahan yang dipergunakan dalam pengobatan tradisional
tersebut sudah terbukti efektif dan bermanfaat dan tidak membahayakan
kehamilan.
b. Mitos, takhayul dan kepercayaan tertentu
Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan
kehamilan dan ada mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama
hamil. Mengenai mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi
oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh ada mitoni,
tidak boleh makan-makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan
keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa muda, tidak boleh
memotong rambut, tidak boleh berkata kotor dsb. Mitos yang mendukung
asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang membahayakan dalam asuhan
kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan
pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.
c. Aktivitas seksual
Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas
seksual ibu selama hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care.
Seringkali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil
sangat minim diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas,
implisit, dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian. Berdasarkan
konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual
ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Mengenai aktivitas
seksual jarang sekali diklarifikasi ataupun didiskusikan dengan ibu hamil.
Bahkan ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa hal ini tabu untuk
dibicarakan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, efek dari aktivitas
seksual selama hamil. Larangan dalam aktivitas seksual pada ibu hamil
merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence. Terdapat perubahan yang
cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi
peningkatan atau penurunan libido. Beberapa pendapat mengenai hubungan
seksual selama hamil didnsari pada beberapa konsep bahwa dalam cairan
sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya kontraksi,
dimungkinkan merangsang mulainya persalinan, maka muncul pendapat
bahwa coitus mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan kemungkinan
insiden kehamilan postterm atau serotimus. Namun menurut konsep evidence
based menyatakan bahwa pengaruh aktiviitas seksual selama masa kehamilan
tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan
(Enkin, 2000).
d. Exercise atau senam hamil
Senam hamil atau latihan memberi keuntungan untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah,
mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan,
aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan. Komponen
gerakan senam ada beberapa modifikasi yang berbeda-beda tetapi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya pemanasan, latihan
pernafasan, latihan otot, dan latihan panggul. Perhatikan mengenai
kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya kehamilan dengan
abortus berulang, dengan penyakit hipertensi atau kehamilan dengan penyakit
tertentu sehingga menimbulkan resiko bagi kehamilannya.
4. Substance abuse
Pengertian dari substance abuse adalah perilaku yang membahayakan bagi ibu
hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaa obat atau zat-zat tertentu yang
membahayakan ibu hamil.
a. Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari
macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat diberikan. Obat-obat
yang diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:
1. Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, penggunaan obat
pada trimester pertama.
2. Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan
terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau
dewasa. Sebagai contoh pemberian estrogen pada ibu hamil dapat
menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi telah berusia remaja atau
dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil melalui
plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu
perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati memberikan obat sewaktu
hamil.
b. Merokok
Berdasarkan konsep evidence menunjukkan bahwa merokok
menimbulkan efek yang sangat membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok
akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Efek merokok terhadap kejadian
pre-eklampsia, kelainan perinatal tidak cukup terbukti. Hasil riset
menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok.
Hingga seperempat wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan
kunjungan antenatal yang pertama.
c. Alcohol dan kafein
Alkohol yang dikonsurnsi ibu hamil dapat membahayakan jantung
hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada
janin dan menyebabkan kelahiran prematur. Tidak hanya pada peminum atau
pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang tidak rutin atau
insidental. Efek pemakaian alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan
janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan
neonatal. Munculnya efek ketidaknormalan pada ibu hamil dengan konsumsi
alkohol minimal 28.5 ml perhari dan terutama konsumsi alkohol pada
trimester pertama. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir
mati, abortus dan persalinan prematur.
d. Hamil dengan ketergantungan obat/pengguna NAPZA
Pemakaian obat-obatan pada wanita hamil sangat mempengaruhi ibu
maupun janinnya, terutama pada masa konsepsi dan trimester I kehamilan
karena tahap ini merupakan tahap organogenesisi atau pembentukan organ.
Contoh obat-obatan tersebut adalah ganja, morfin, heroin, pethidin, jenis
barbiturate, alkohol, dan lain-lain akan menimbulkan gangguan pada ibu dan
janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik, kelahiran premaatur dan BBLR,
serta cacat mental dan sosial. Ibu hamil dengan ketergantungan obat umumnya
takut melahirkan bayi cacat, merasa gehsah, bingung dan takut terhadap akibat
yang akan dialami oleh bayinya dengan minum obat-obatan tersebut.
e. Sinar rontgen atau radiasi
Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama
adalah pada trimester I (umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi
terakhir). Pada kehamilan trimester I merupakan tahap dasar pembentukan
organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang, jantung, ginjal dan
pernafasan, sehingga paparan sinar X-ray pada umur kehamilan ini akan
menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada
janin, abortus dan persalinan prematurus. Efek radiasi terhadap janin
tergantung dari umur kehamilan berapa saat paparan radiasi berlangsung dan
seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.
5. Kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan
Ibu hamil dengan janin man dalam kandungan akan mengalami proses
kehilangan karena sudah ada proses dekat dengan bayinya. Pada proses
kehilangan ibu akan menunjukkan reaksi emosional tertentu seperti:
a. Shock dan tidak menyangka serta tidak percaya
b. Disorientasi dan depresi
c. Reorganisasi dan penerimaan diri, mulai menerima kenyataan bahwa janinnya
meniggal.
B. Factor psikologi yang mempengaruhi proses kehamilan dan persalinan
1. Factor psikologi yang mempengaruhi proses kehamilan
akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran
dimana kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan patologis.
Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis, namun proses alami tersebut
dapat mengalami penyimpangan sampai berubah menjadi patologis. Ada dua
macam stressor, yaitu:
a. Stress internal
Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya
diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu
terhadap kehamilan,
b. Stress eksternal
Status marital, maladaptasi, relationship, kasih sayang, support mentaldan
broken home.
Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak hanya
terjadi perubahan fisiologi, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang
memerlukan penyesuaian emosi, pola berfikir dan perilaku yang berlanjut hingga
bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologik atau kejiwaan adalah
berbagai ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual
dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi
tertentu termasuk kehamilan.
2. Factor psikologi yang mempengaruhi persalinan
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat
mereka kesakitan di awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa
kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah mendapatkan kepastian yang semula
dianggap suatu keadaan yang belum pasti, sekarang menjadi hal yang nyata.
psikologi meliputi:
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Dukungan dari orang-orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negative terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran

C. Factor lingkungan social budaya dan ekonomi yang mempengaruhi proses kehamilan
dan persalinan

Anda mungkin juga menyukai