Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASKEB KEHAMILAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

EVI DWI PRASTIWI, SST., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

NUR WAQIAH 2114315401021

SANTIKA PUTRI RIWAYATI 2114315401015

NABILAH NADIA RAHMA 2114315401013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan

hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Faktor – faktor yang

mempengaruhi kehamilan ”.

            Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber – sumber yang digunakan untuk

menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh

anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.

            Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu

pula makalah ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk

menunjang keberhasilan dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

                                                                                                Malang, 24 Februari 2022

                                                                                                               Penyusun
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor – Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan............................................

B. Faktor Psikologis.......................................................................................................

C. Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya Dan Ekonomi ..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan

kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status

kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan

hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat

dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (

faktor sosbud dan ekonomi ).Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan

untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal

yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pembuatan makalah

ini adalah :

1. Faktor – faktor fisik yang dapat mempengaruhi kehamilan apa saja?

2. Apa yang dimaksud dengan faktor psikologis?

3. Apa yang dimaksud faktor lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan pembuatan makalah

ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

kehamilan.

2. Agar dapat mengetahui dan memahami faktor psikologis.


3. Agar dapat mengetahui dan memahami faktor lingkungan, sosial, budaya, dan

ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor – faktor fisik yang dapat mempengaruhi kehamilan

Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana

perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim

dan dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan

selama hamil. Terjadi perubahan hormonal yang dapat menyebabkan berbagai perubahan

dalam tubuh, yang ada dasarnya adalah normal atau tidak ada yang memiliki perubahan

khusus terhadap kehamilan. 

1. Status Kesehatan

Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan.  Kesehatan

ibu selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh

kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin. Sewaktu bidan

memberikan bimbingan pada masa antenatal atau kehamilan, bidan sangat perlu

memperhatikan beberapa informasi sebagai berikut :

a. Faktor Usia

Usia seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita

tersebut hamil pada masa reproduksi, keci kemumgkinanuntuk mengalami

komplikasi dibanding wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas

reproduksi.

1) Segi negatif kehamilan di usia tua

a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat

menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.


b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah

menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia

reproduksi sehat (25-30 tahun). Jika pada proses pembuahan, ibu

mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan

perkemihan dan perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan

menyebabkan terjadinya Inta Uterine Growth Retardation (IUGR) yang

berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).

c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu

mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama

dengan usia lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar

diwaspadai.

2) Segi positif hamil di usia tua

a) Kepuasan peran sebagai ibu

b) Merasa lebih siap

c) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik

d) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan

e) Mampu mengambuil keputusan

f) Karir baik, status ekonomi lebih baik

g) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi

h) Periode menyusui lebih lama

i) Toleransi pada kelahiran lebih besar


b. Riwayat Kesehatan

Wanita yang mempunyai riwayat kesehatan buruk atau wanita dengan komplikasi

kehamilan sebelumnya, membutuhkan pengawasan yang lebih tinggi pada saat

kehamilan karena hal ini akan dapat memperberat kehamilan bila ada penyakit

yang telah diderita ibu sebelum hamil. Penyakit yang pernah diderita ibu dapat

memengaruhi kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi

dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :

1) Hipertensi

2) Penyakit Jantung

3) Diabetes Mellitus

4) Anemia

5) Penyakit Menular Seksual

Status kesehatan dapat dijaga dengan:

1) Makan makanan bergizi

2) Menjaga kebersihan tubuh

3) Merawat gigi

4) Berolahraga

5) Tidur, beristirahat dan bersantai

6) Jadwalkan pemeriksaan kehamilan yang teratur

7) Menikmati kehamilan

8) Menghindari hal-hal yang berhubungan dengan mengganggu kesehatan:

9) Menghindari penderita campak, cacar air dan penyakit menular

10) Menghindari konsumsi obat-obatan sembarang


11) Menghinmdari bahan kimia dan asap berbahaya

c. Kehamilan Ganda (Multiple)

Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya

kondisi ibu lemah.  Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus

ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain.  Biasanya

kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses

persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih

dipertimbangkan.  Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses persalinan

dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan

tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara SC.  Selain

itu risiko adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.

Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi

karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun

adanya keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.

d. Kehamilan dengan HIV

Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat rentan

terhadap penularan selama proses kehamilannya. Virus HIV kemungkinan besar

akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.

2. Status Gizi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu

hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan

bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan

aman. Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting yang hanya
dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan informasi ini kepada

ibu karena terkadang pasien kurang memperhatikan kualitas makanan yang

dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era sekarang ini lebih mementingkan selera

dengan mengabaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan

bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk

menyusui.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh

selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang

buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga supli darah yang

mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin

akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan

gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin

akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses

persalinan.

Berikut ini merupakan kondisi wanita yang berisiko menderita kondisi gizi buruk

pada saat kehamilannya, yaitu :

a. Masalah sosial ekonomi

b. Nausea (mual) dan Vomitus (muntah) yang menetap

c. Memiliki anak-anak yang masih kecil

d. Diet vegetareian yang ketat (khususnya jika tidak mengkomsumsi protein dengan

nilai biologis yang tinggi)

e. Kebiasaan minum alkohol, merokok atau memakai obat bius


f. Kelainan yang sudah ada sebelumnya yang berhubungan dengan gizi (DM,

malabsorbsi, kelainan gastrointestinal)

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan

kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein

nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan

mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Berikut ini merupakan takaran kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh

ibu hamil :

a. Mengkonsumsi 4 jenis makanan setiap kali makan (makanan pokok, pembangun

atau protein, pelengkap atau vitamin dan mineral, penunjang atau gula dan lemak)

serta mengkonsumsi 3 mineral penting setiap hari (besi, kalsium dan yodium)

b. Mendapatkan 30 mg besi per hari

c. Mendapatkan 85-90 gr protein per hari, mendapatkan intake yang adekuat untuk

mineral (besi, kalsium, magnesium, dll) dan vitamin  (D, E, B6) dan folat.

d. Mengkonsumsi asam folat 0,4 - 0,8 mg perhari mengurangi terjadinya anemia

megaloblastik, mengurangi resiko spinabifida pada bayi dan efektif pada minggu

pertama hingga minggu keenam kehamilan.

e. Vitamin C250 mg perhari dapat diperoleh dari makanan dan sifatnya membantu

penyerapan besi

3. Gaya Hidup

Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang

ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor

dan lain-lain.

Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena

kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.

a. Substance abuse

Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau

membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur,

misalnya untuk mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat

memutuskan untuk hamil. Aspirin dan sulfanilamide cukup aman pada awal

kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka panjang

pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.

Demikian juga dengan pengkonsumsian alkohol pada ibu hamil. Pada hakekatnya

semua wanita tahu tentang akibat dari minum alkohol. Resiko minum alkohol yang

terus menerus, tentunya juga brhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan

berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan resiko keguguran, lahir

premature, berat lahir yang rendah, komplikasi selama masa persiapan kelahiran,

persalinan FAE (Fetal Alkohol Effect). Di Amerika Serikat, penggunaan alkohol

selama hamil merupakan penyebab terbesar dan keterbelakangan mental dan cacat

lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaannya selama

kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi.

b. Perokok

Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi

akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditransfer
melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat atau

merokok lebih dari 10 batang perhari harus waspada akan resiko keguguran,

kelahiran premature, retardasi pertumbuhan intra uterin, BBLR bahkan kematian

janin.

Kandung nikotin di dalam rokok  dapat mengakibatkan efek vasokonstriksi kuat

dan meningkatkan tekanan darah, frekuensi jantung, peningkatan epinefrin dan

CO2 (meningkatkatkan resiko kasus terjadinya abortus spontan, plasenta

abnormal, pre eklamsi, BBLR).

c. Hamil di Luar Nikah atau Kehamilan Tidak Diharapkan

Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci

kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang

akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya

keguguran, premature dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir

bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu

kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi

postpartum blues.

Perlu diketahui bahwa tindakan abortus yang bertanggungjawab akan

menyebabkan:  kematian ibu hamil, perdarahan, infeksi, perasaan bersalah

menghantuipelaku abortus sepanjang hidupnya sehingga mengakibatkan gangguan

jiwa dan perbuatan abortus tanpa alasan yang dapat diterima adalah perbuatan dosa

besar sama dengan membunuh manusia.


B. Faktor psikologis

1. Stresor Internal dan Eksternal

a. Stressor Internal

Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari

diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat

menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika

bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak

baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang

menjadi temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini

tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis

pasien sangat perlu dilakukan.

b. Stressor Eksternal

Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya

masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari

lingkungan (respon negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali),

dan masih banyak kasus yang lain.

2. Support Keluarga

Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik

maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi

dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap

kondisi tertentu.

Dalam menjalani proses itu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif

dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.


3. Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)

Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas dan

sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien yang

mengalami riwayat ini, biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.

4. Partner Abuse

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah

wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan

harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi

akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa

aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan

terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

Yang terhitung masih muda dan hamil diluar nikah.

Bullock dan Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat bayi dengan

BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil

yang mengalami kekerasan adalah karena  pendidikan yang rendah.

C. Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi

1. Kebiasaan dan adat istiadat

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga

kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai

menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian

mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media

massa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media


efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya

kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan

adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada

salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang

sinergis dengan masyarakat.

2. Fasilitas kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas

pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit

akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas

kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka

kesehatan ibu (AKI).

Untuk mencapai suatu kondisi  yang sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana

(fasilitas kesehatan) yang memadai. Masalah yang timbul karena faktor 3

keterlambatan, yaitu :

a) Keterlambatan dalam pengambilan kepuusan dalam mencari pelayanan kesehatan.

Hal ini dipengaruhi oleh status ekonomi, status pendidikan, status wanita,

karakteristik penyakit.

b) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan itu sendiri. Hal ini disebabkan

oleh jarak, transportasi, jalan dan biaya.

c) Keterlambatan dalam menerima penanganan yang tepat dipengaruhi oleh kualitas

tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Fasilitas kesehatan berkaitan dengan sistem penggunaan pelayanan kesehatan. Tipe-

tipe penggunaan pelayanan kesehatan dibawah ini terdiri dari :


a) Model Demografi (Kedudukan)

Indikasi psikologis yang berbeda umur, seks, status perkawinan dan besar

keluarga.

b) Model Struktur Social

Model struktir social adalah pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa. Suku bangsa,

pekerjaan, pendidikan, yang berbeda-beda mempunyai kecenderungan yang tidak

sama terhadap kesehatan mereka.

c) Model Sosio Psikologis

Yang dipakai sebagai ukuran adalah sikap dan keyakinan indivivu, misalnya:

ditandai kegagalan seseorang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha

pencegahan dan penyembuhan penyakit yang dilakukan oleh provider.

d) Model Sumber Keluarga

Ukuran yang dipakai adalah pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluarga

sebagai anggota kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan

keluarga.

e) Model Sumber Daya Masyarakat

Ukuran yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-

sumber di dalam masyarakat, dan keterampilan dari pelayanan kesehatan yang

tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat.

f) Model-model Organisme

Dalam model ini yang digunakan adalah:

1) Gaya (style) praktek pemgobatan (sendiri atau kelompok)

2) Sifat dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak)


3) Letak dari pelayanan kesehatan (tempat pribadi, RS, klinik)

4) Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat,

bidan, dll)

3. Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ibu hamil yang

baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.

Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu

ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan

kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.

Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang

ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan

mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan

patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami

oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan

harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik,

psikologis dan faktor lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi

1. Faktor Fisik

Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem

tubuhnya.  Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin

dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu

hamil, diantaranya :

a) Status kesehatan

b) Status gizi

c) Gaya hidup

2. Faktor Psikologi

Perubahan- perubahan psikis pada wanita selama kehamilan, diantaranya :

a) Stressor Internal dan Ekstrernal

b) Support keluarga

c) Substance abuse

d) Partner abuse

3. Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi

Faktor ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas

kesehatan dan tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.
B. Saran

Semoga makalah tentang faktor-faktor yang mepengaruhi kehamilan ini bisa menambah

ilmu pengetahuian dan wawasan bagi yang membaca. Makalah ini jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifatnya

membangun agar kami membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Adyatmaka, A. 1992. Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi Mulut Untuk Kegiatan KIA di

Posyandu (UKGMD). Departemen Kesehatan RI.

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Pdjadjaran Bandung. 1993.

Obstetri Fisiologi. Bandung; Eleman.

Bagi Dosen Diploma III Kebidanan,  Buku 2 Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta.

Barber, HRK; Graber, EA. 1974. Surgical Diseases in Pregnancy. Philadelphia. WB Saunders

Company.

Bobak, dkk. 2001. Buku Ajar: Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. EGC.

Bobak, Lowdernik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Bobak. 2005. Keprawatan Maternitas. Jakarta. EGC. Editor Bahasa Indonesia Renata

Komalasari. Jakarta, EGC.

Burket, L W. 1971. Oral Medicine, Diagnosis and Treatment. Ed. Ke-6. Philadelphia.

JBLippincot Company.

*Sumber: https://www.academia.edu/49967737/

MAKALAH_FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_KEHAMILAN

Anda mungkin juga menyukai