Anda di halaman 1dari 46

REFLECTIVE LEARNING

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PA


DA Ny. S USIA 32 TAHUN DENGAN PERSIAPAN KOSELING
KEHAMILAN SEHAT
DI KLINIK DHARMA WAHYU AGUNG

Dosen Pembimbing: Hapsari Windayanti, S.Si.T., M.Kes

Disusun oleh:

Hestin Dwi Rahayu (161221038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Reflective Learning
yang berjudul “asuhan kebidanan prakonsepsi dengan memberikan KIE persiapan
kehamilan pada Ny.S usia 32 tahun di klinik Dharma Wahyu Agung” ini dengan
baik tanpa hambatan.
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat dosen pembimbing Hapsari Windayanti, S.Si.T., M.Kes
serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Walaupun makalah ini telah selesai, namun karena keterbatasan kemampuan dan
literatur yang kami miliki, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik yang bersifat
konstruktif.
Penulis mengucapkan selamat membaca semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan ilmu pengetahuan khususnya.

Ungaran, 19 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................1

B. Tujuan........................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................5

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................29

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................34

BAB V PENUTUP ............................................................................42

A. Kesimpulan..............................................................................42

B. Saran ......................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................43

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kela
hiran. Proses ini dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu terta
nam di dalam lapisan rahim, dan kemudian menjadi janin. Kehamilan terja
di selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu: Trimester
pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode ini. Tri
mester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dap
at merasakan pergerakan pertama bayi. Trimester ketiga (27-40 minggu): b
ayi berkembang seutuhnya. Pada beberapa kasus, bayi bisa bertahan di dal
am rahim sampai minggu ke-42. Namun janin harus segera dikeluarkan ka
rena bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti bayi menelan air ketuba
n (aspirasi mekonium) (Hallo Sehat, 2021).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI dalam Djusad,
(2020), besar masalah ibu hamil yang mengalami KEK adalah 17,3% dan
anemia adalah 50%. Padahal baik KEK dan anemia pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, perdarahan pasca salin.
Sedangkan pada janin dapat menyebabkan risiko hipertensi, diabetes melli
tus, kegemukan, dan beberapa kanker serta tingkat kecerdasan yang rendah.
Bisa dibayangkan beban negara yang harus ditanggung Bunda hamil yang
mengalami malnutrisi, maka untuk menanggulangi malnutrisi maka sebaga
i langkah awal dalam mempersiapkan kehamilan adalah mengkonsumsi gi
zi makro dan mikro yang cukup. Kecukupan gizi ibu hamil sesuai anjuran
Recommendation Dietary Allowance (RDA) per hari yang sebagian besar
kebutuhan gizi makro dan mikro meningkat selama hamil. Terdiri dari pen
ingkatan kalori sebesar 300 kalori per hari saat hamil dan konsumsi vitami
n prenatal yang mengandung asam folat, besi dan vitamin D, setidaknya ti
ga bulan sebelum kehamilan. Peningkatan kalori untuk mengakomodir per
tumbuhan janin dan ari-ari. Asam folat dibutuhkan sejak sebelum hamil ka
rena tubuh butuh waktu untuk membentuknya, agar tidak terjadi kelainan s

1
istem saraf (Neural Tube Defects) pada bayi. Vitamin dan mineral untuk p
ematangan otak dan perkembangan bayi. Sedangkan untuk kebutuhan kals
ium, lebih baik disesuaikan dengan anjuran konsumsi atau recommended d
ietary allowances (RDA) per hari. Asupan kalsium akan meningkat ketika
Bunda sudah hamil, karena ada kebutuhan tambahan dari janin. Kebanyak
an kalsium malah dapat menyebabkan batu di ginjal. Hal itu biasanya terja
di pada wanita yang kekurangan asupan air minum.
Persiapan kehamilan sehat, meliputi: pemeriksaan kesehatan secara
teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil sampai
dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam penga
wasan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur.
Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan m
enambah berat badan bila terlalu kurus. Hindari hal – hal yang akan memb
eri pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Misalnya tekanan psik
is dalam rumah tangga, kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan
keluarga untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama, masala
h ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga dan sebagainya. Bagi
yang pernah mengalami keguguran sebelumnya dan berniat ingin hamil la
gi, berusahalah untuk mengurangi kecemasan akibat pengalaman traumatis
kehamilan yang lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal agar kehamila
n yang akan dijalani dapat berlangsung baik, perencanaan financial/keuang
an yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan persiapan me
nghadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor
penting karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebut
uhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksi
apan pasangan dalam hal financial/keuangan, jangan malu bertanya dan be
rkonsultasi dengan dokter atau bidan dan tenaga kesehatan lainnya bila me
nemukan masalah atau kesulitan dalam upaya persiapan kehamilan, misaln
ya kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk yang b
erkaitan dengan gangguan psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter at
au bidan akan melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila di
perlukan (BKKBN, 2014).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi dengan memberikan KIE
persiapan kehamilan pada Ny.S usia 32 tahun di klinik Dharma Wahyu
Agung
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
seperti persiapan fisik, sosial dan psikologi.
b. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat, s
angat penting untuk mengetahui kehamilan ideal dan kehamilan
tidak diinginkan.
c. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
yaitu bisa dengan KB untuk menunda kehamilan.
d. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
yaitu dengan mengetahui siklus haid dan cara menghitung masa
subur.
e. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan persiapan gizi ibu hamil.
f. Untuk dalam melakukan persiapan kehamilan sehat, yaitu
mengetahui tanda-tanda kehamilan.
g. Untuk mengetahui hamil atau tidak dan melakukan pemeriksaan
kehamilan.
h. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
bisa mengerti cara menghitung kehamilan.
i. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara menjaga kehamilan.
j. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara mengetahui menu kehamilan.
k. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara tahu kehamilan dan persalinan beresiko
l. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara tahu akan tanda bahaya kehamilan.

3
m. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara mengetahui emosional ibu hamil.
n. Untuk mengetahui dalam melakukan persiapan kehamilan sehat,
dengan cara tahu tips Relaksasi ibu hamil.

BAB II
TINJAUAN TEORI

4
A. Konseling Persiapan Kehamilan Sehat
Kehamilan yang sehat adalah kehamilan yang di rencanakan, di
inginkan dan dijaga perkembangannya secara baik (Kementrian Kesehatan
RI, 2015). Kehamilan didefinisakan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilasasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hinggake-40) (Prawirohardjo, 2017).
Menurut Djusad, (2020) Ketika sudah mulai mempersiapkan kehamila
n, maka harus mengkonsumsi makanan yang bergizi mengandung karbohi
drat, protein, lemak vitamin dan mineral seperti besi, seng, dan vitamin D.
Hal ini penting untuk menjadi perhatian. Kecukupan gizi makro dan mikro
Bunda akan berpengaruh saat kehamilan, persalinan dan menyusui. Kekur
angan gizi makro dan gizi mikro pada ibu hamil disebut malnutrisi. Di suat
u negara besar malnutrisi ibu hamil dapat dilihat dari angka Kekurangan E
nergi Kronis (KEK) dan Anemia.
Adapun konseling perencanaan kehamilan sehat menurut Kemenkes
(2018) dalam (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu
Kusumawardani, 2019) pada lembar balik kesehatan reproduksi dan seksu
al bagi calon pengantin yang diberikan dalam perencanaan kehamilan seha
t meliputi sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial, budaya dan ekonomi, yaitu:

a. Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan


Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status
kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat

5
diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke
pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau
poliklinik kebidanan.  Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan
yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan
ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas
kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan
informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan
pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi
yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil,
maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar,
seperti yang diharapkan semua pihak.
5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika
kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka
diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah
jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa
kekurangan suatu apa pun. 
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka
dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

1) Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status
kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu:

6
a) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis
gravidarum, preeklampsia / eklampsia, kelainan lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau selaput
janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.
b) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan
dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana
penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena
kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kehamilan ini
adalah:
(1) Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva,
kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva,
peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis,
kandidiasis, amoebasisi, DM, bartholinitis, kista
bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina, kista
vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus,
prolapsus uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma
servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.
(2) Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung,
hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisisensi, jantung
rematik, endokarditis.
(3) Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia,
penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan
darah, purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia, iso-
imunisasieri-troblastosisfetalis.
(4) Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis,
pneumoni, asma bronkiale, TB paru.
(5) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies,
gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus,
valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon,
tumor usus, hemorroid dan lain-lain.

7
(6) Penyakit hepar dan pancreas
(7) Penyakit ginjal dan saluran kemih
(8) Penyakit endokrin
(9) Penyakit saraf
(10)Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan
seksual, campak, parotitis,malaria dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terja
di abortus, anemia berat partus prematurus, asfiksia neonaturum,
shock dan perdarahan. Pemahaman mengenai penyakit- penyakit
tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko sehingga
mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnes
e sangat perlu dalam menggali komponen-komponen penyakit y
ang menyertai kehamilan.

2) Status gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita
memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak
daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Diketahui
bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat
memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus
cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh
makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil juga
merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan
akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita
anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan
makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain
pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak
baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar
melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses
persalinan.

8
Makanan yang harus diperhatikan adalah Ibu hamil harus
banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus
selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati
seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak
minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang
terlalu asin.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah
sebagai berikut:
a) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang
dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar,
kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga dengan
folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R
atau vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100
mg/hari pada wanita normal dan 300-400 mg/hari pada
wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi..
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta,
abortus habitualis, solusio plasenta, dan kelainan kongenital
pada janin.
Pemberian asam folat diberikan pada masa
perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi dan 1 bulan
post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada
minggu ketiga post konsepsi. Minimal pemberian suplemen
asam folat yang dimulai 2 bulan sebelum konsepsi dan
belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian
asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan
untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
b) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi
protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan
juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian
BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil

9
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan
perubahan pada tubuh ibu.
c) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 gran dalam 6 bulan terakhir kehamilan
dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d) Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi
secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa
sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi
mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90
tablet perhari.
e) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari.
f) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok
berisiko penyakit menular seksual dan di negara dengan
musim dingin yang panjang.
g) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc,
Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan hamil

Makanan Ibu Normal Ibu Hamil


Kalori (kal) 2.500 2.780
Protein (gram) 60 72
Kalsium (gram) 0,8 1,5
Feerum (Fe) (mg) 12 15
Vitamin A (IU) 5.000 5.200
Vitamin B (mg) 1,5 1,7
Vitamin C (mg) 70 80
Vitamin D (SI) 2,2 2,5
Riboflavin 15 18

10
Asam Nikotin 600

Kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau


20% dari berat badan ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan
berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:
Usia Keham Kenaikan Berat Faktor Kenaikan Berat Badan
ilan Badan
Trimester I ± 1 kg Hampir seluruhnya merupakan k
enaikan berat badan ibu.
Trimester II ± 3 kg atau 0.3 k 60% dikarenaka pertumbuhan jar
g/ minggu ingan pada ibu.
Trimester II ± 6 kg atau 0,3- 60% dikarenakan pertumbuhan j
I 0,5 kg/ minggu aringan janin. Timbunan lemak p
ada ibu ± 3 kg.

Penilaian Status Gizi:


a) Berat badan dilihat dari Quetelet atau body mass index.
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan
lahir rendah.Indikator untuk penilaian indexs masa tubuh
adalah:
Nilai IMT Kategori

Kurang dari 20 Underweight/ dibawah normal

20-24,9 kg Desirable/ normal

25-29,9 Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari normal

Over 30 Severe obesity/ sangat gemuk

b) Ukuran lingkar lengan atas ( LILA)


Standar minimal untuk lengan atas pada wanita dewasa
adalah atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran
LILA kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang
energi kronis.

11
c) Kadar hemoglobin

Kurang gizi pada ibu hamil


Bila ibu mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka
akan menimbulkan masalah baik pada ibu hamil atau pada janin:
a) Terhadap ibu
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi antara lain: perdarahan, anemia dan
lain-lain
b) Terhadap persalinan
Pengaruh kekurangan gizi terhadap proses persalinan
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya ( premature), perdarahan setelah
persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
c) Tehadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapt menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal.
3) Faktor-faktor gaya hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang
banyak dijalani oleh para wanita pada masa kini, dapat
memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung
menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu
rasa mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan
pencernaan.
Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi
wanita hamil antara lain:
a) Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang
beresiko bagi wanita hamil, hal ini terjadi terutama apabila
minum jamu pada trimester satu.

12
Efek minum jamu:
(1)Bagi janin
- Dapat membahayakan tumbuh kembang janin
- Menimbulkan kecacatan
- Abortus
- BBLR
- Partus prematurus
- Kelainan ginjal dan jantung janin
- Asfiksia neonatorum
- Kematian janin dalam kandungan.
(2)Bagi ibu:
- Keracunan
- Kerusakan jantung dan ginjal
- Syok
- Perdarahan.
Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan
zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal
maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.

b) Mitos
Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat
istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh
makan makanan yang berbau amis, tidak boleh
mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi,
minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung
asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang
nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya kita
cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan
kesehatan yang tepat pada ibu hamil.
c) Aktivitas seksual
Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak
harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara

13
khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam
aktivits seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat
atau tidak evidence terdapat perubahan yang cukup jelas
mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin
terjadi peningkatan atau penurunan libido. Namun
menurut konsep evidence based menyatakan bahwa
pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak
terbukti siknifikan berhubungan dengan peristiwa
mulainya persalinan.
d) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa
ibu hamil itu tidak boleh sama sekali melakukan aktifitas
pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar  rumah,
yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan
toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah
tingkat keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu
disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh
melakukan aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah
pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak
untuk kehamilannya.
e) Senam hamil
Ibu hamil bisa melakukan senam hamil untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisisk ibu
hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi
keluhan pegal-pegal, dan aktifitas otot dan panggul untuk
menghadapi persalinan.

f) Perokok

14
Merokok adalah perilaku yang merugikan dan
membahayakan bagi ibu hamil. Ibu hamil yang perokok
akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah:
(1)Bagi janin
- BBLR
- Persalinan preterm
- Kematian perinatal.
- Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek
kenaikan tekanan pada otak janin dan peningktan
denyut jantung janin.
(2)Bagi ibu
- Penyakit paru
- Jantung
- Hipertensi
- Kanker dan lain-lain.
Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan
salah satu upaya yang penting untuk menghentikan
kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling
tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis
kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan
merokok melalui kegiatan.

(1)Antenatal care
(2)Kelas antenatal bagi perokok
(3)Mengurangi periklanan tentang rokok
(4)Area bebas rokok
(5)Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan
tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau
tempat kerja masing-masing.
g) Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak
diinginkan

15
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para
remaja yang dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas.
Selain itu juga bisa terjadi pada ibu dengan status marital
atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang
sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini
dikarenakan oleh kegagalan alat kontrasepsi.
Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
(1)Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan
abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke
oaring alin atau panti asuhan.
(2)Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.
(3)Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan
keterpaksaan.
Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak
diinginkan bila dipertahankan kemungkinan orang tuanya
akan menjadi single parents, bila pasanagan tidak mau
menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi
perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak
nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri,merasa
bersalah atau berdosa, dpresi atau tertekan, pesimis dan
lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk
membantu memberikan penyuluhan tentang seks kepada
masyarakat khususnya para remaja agar terhindar dari seks
bebas. Selain itu bidan juga harus memberikan konseling
pada pasangan usia subur untuk memilih alat kontrasepsi
yang aman dan nyaman. Dengan demikian masalah hamil
di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak
lagi terjadi.

4) Subtance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu
hamil, termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-
zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.

16
a) Penggunaan obat-obat selama hamil
b) Merokok
c) Alkohol dan caffeine
d) Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
e) Sinar rontgen atau radiasi
5) Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diinginkan         
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja
yang dikarenakan sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi
pada kasus ibu marital atau pasangan suami istri yang sudah
menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini
biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.
6) Kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan
Ibu hamil dan janin mati dalam kandungan akan mengalami
proses kehilangan karena sudah ada proses dekat dengan
bayinya. Pada proses kehilangan, ibu akan menunjukkan reaksi
emosional.

b. Faktor Psikologis/ Jiwa Dalam Kehamilan


Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami
keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti
jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
1) Stressor internal
Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,
tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang
tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan,
persalinan, kehilangan pekerjaan.
2) Stressor eksternal
Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang,
support mental dan brokenhome.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga
mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

17
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani
kehamilan, persalinan dan masa nifas.

c. Faktor Lingkungan Sosial, Budaya dan Ekonomi


Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat i
stiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup seha
t adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil s
ebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari as
ap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga ha
rus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu
hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebalikny
a. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus
selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya se
tiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudar
a, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses keha


milan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat me
meriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di
tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. N
amun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat t
abungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berj
alan dengan baik.

2. Persiapan Fisik
Persiapan fisik meliputi persiapan tanda-tanda vital, pemeriksaan statu
s gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tanda anemia), pemeriksaan golon
gan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain atas indi
kasi seperti gula darah, malaria, TORCH, Hepatitis B, HIV/AIDS, tiro
id, dan lain-lain) (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu
Kusumawardani, 2019).
3. Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi akibat:

18
a. Hubungan sex pranikah
b. Akibat gagal / drop out KB
c. Pada ubmet need (Wanita usia subur yang tidak ingin punya anak
tapi tidak menggunakan alat kontrasepsi).
4. Metode kontrasepsi yang dianjurkan bagi pasangan baru yang
menunda kehamilan meliputi:
a. Metode Modern: Pil Kombinasi
b. Metode Jangka Pendek: Suntik Progestin, dan kondom
c. Metode Modern Jangka Panjang: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)/IUD misalnya: Cut T 380A, Alat Kontrasepsi Bawah
Kulit (AKDR)/Implan: Progestin Kombinasi
d. Metode Alami: Metode Amenore Laktasi (MAL), Pantang
Berkala atau Sistem Kalender, Coitus Interuptus atau Senggama
Terputus, Pengukuran Suhu Basal, Penilaian Lendir Vagina.
5. Cara menghitung siklus haid dan mengetahui masa subur
a. Siklus Menstruasi
1) Pengertian Siklus Menstruasi
Menstruasi ialah perdarahan secara periodic dan siklik dari
uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Sedangkan
siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya haid
yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus (Prawirohardjo,
2007).
Panjang siklus yang biasa adalah 21-35 hari dan rata-rata 28
hari. Jika siklusnya <21 hari atau >35 hari dan tidak teratur,
biasanya siklusnya anovulatoar (Kurniawati,2009).
2) Tahapan Siklus Menstruasi
Pada tiap siklus, dikenal 3 masa utama, yaitu:
a) Masa haid selama 2-8 hari. Pada waktu ini endometrium
dilepas sedangkan pengeluaran hormone-hormon ovarium
paling rendah (minimum).

19
b) Masa profilerasi sampai hari ke-14. Pada waktu ini
endometrium tumbuh Kembali (proliferasi). Antara hari ke-
12 dan 14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang
disebut ovulasi.
c) Masa sekresi yakni sesudah masa proliferasi. Pada waktu ini
korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan
progesterone. Progesterone mengakibatkan kelenjar
endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi
dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan
lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah
kearah sel-sel desidua dan hal inilah yang memudahkan
adanya nidasi (Prawirohardjo, 2006).
b. Cara Menetapkan Ovulasi (masa subur)
Menurut (Andary & Anton, 2009) masa subur dapat diketahui
dengan beberapa cara, yaitu:
1) Sistem Kalender
Metode ini menggunakan perhitungan mundur secara
sistematis yakni dengan rumus 14+2 hari pertama siklus haid
yang akan datang dan ini berlaku pada siklus haid yang teratur.
2) Metode Suhu Basal
Yakni dengan mengamati suhu dasar badan dengan
menggunakan thermometer setiap hari setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktifitas apapun. Prisnsipnya adalah
menjelang masa subur maka suhu dasar badan akan turun.
3) Metode Lendir Serviks
Yakni dengan mengamati pola yang ditandai dengan
munculnya lendir serviks pada pertengahan siklus. Beberapa
penyelidikan mengatakan bahwa metode ini semakin terkenal
dalam beberapa tahun ini untuk mengatasi beberapa bentuk
kemandulan. Efektifitas metode ini mencapai 98,5% apabila
digunakan dengan tepat.

20
Masa subur seorang wanita dapat diketahui melalui
pengamatan terhadap lendir serviks melalui 4 zona, yaitu:
a) Zona Berdarah
Yakni saat wanita mengalami menstruasi. Lama haid
biasanya 3-5 hari atau 1-2 hari atau 7-8 hari. Biasanya, lama
haid masing-masing wanita tetap. Tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lendir serviks pada masa ini karena yang keluar
adalah darah.
b) Zona Kering I
Adalah beberapa hari pasca haid. Pada zona ini celana bersih
dan tidak ada flek. Lamanya juga bervariasi antara 1-5 hari
atau lebih lama. Diharapkan tidak terpancang pada jumlah
hari, karena zona kering I berakhir di zona kering II. Akan
ditemukan banyak variasi dan saatnya untuk uterus
memperhatikan polanya.
c) Zona Basah atau Berlendir
Zona ini harus mendapat perhatian khusus karena disinilah
lendir serviks akan muncul yang menandakan terjadinya
proses ovulasi. Wanita hanya akan mengeluarkan sebuah
telur dari salah satu ovarium dan hanya berumur 24 jam
untuk bisa dibuahi. Zona ini berlangsung ± selama 6 hari.
(1) Hari basah pertama (L1)
Ini adalah hari pertama dan permulaan masa subur karena
akan ditemukannya sedikit lendir. Hal utama yang harus
diperhatikan adalah warna dan kekentalannya. Lendir
yang muncul pada hari pertama biasanya lebih keruh dan
kental.
(2) Hari basah kedua (L2)
Lendir serviks benar-benar muncul. Lendir ini masih
kental, keruh dan berwarna krem. Ketika diregangkan,
jarak regangan lendir tersebut tidak >2,5-5cm.s
(3) Hari basah ketiga (L3)

21
Lendir serviks lebih cair dan elastis serta jumlah yang
lebih banyak dari hari sebelumnya. Lendir ini masih
buram, tapi tidak sekeruh sebelumnya. Lendir akan terasa
lebih basah dan kekentalannya lebih berair serta jarak
regangannya lebih jauh.
(4) Hari basah keempat (L4)
Lendir serviks muncul dengan sifat lebih berair dari hari
sebelumnya. Bentuknya lebih jernih dan bisa meregang
lebih jauh dari hari sebelumnya.
(5) Hari basah kelima (L5)
Lendir serviks yang muncul bersifat sangat berair. Kini
kekentalannya sama seperti putih telur mentah, sangat
licin dan jernih. Lendir itu sekarang lebih elastis dan
meregang dengan jarak beberapa cm (>10cm) tanpa
terputus. Dalam metode ovulasi, orang menyebutnya
sebagai kondisi puncak yang merupakan golden periode
untuk memiliki keturunan.
(6) Hari basah keenam (L6)
Lendir serviks masih keluar dengan tekstur yang jernih
dan licin. Kondisi ini masih akan terlihat pada hari-hari
berikutnya. Pada kebanyakan wanita, gejala puncak ini
hanya berlangsung 1-2 hari. Namun, ada Sebagian wanita
yang mengalami gejala puncak dalam beberapa jam saja.
d) Zona Kering II
Setelah melalui hari-hari basah, wanita masuk pada hari
kering kedua. Namun berbeda dengan kering pertama, saat
ini masih terdapat lendir serviks yang berubah menjadi
kental, keruh dan tidak meregang. Lamanya juga berbeda
namun relatif konstan dan paling lama disbanding 3 zona
lainnya. Jika siklus haid selama 28 hari maka zona ini
berlangsung sekitar 10-12 hari yang selanjutnya akan
Kembali pada zona berdarah (Anton & Andary, 2011).

22
c. Tanda-Tanda Masa Subur
Masa subur atau ovulasi bisa dikenali dengan ditandai beberapa
sifat yang berbeda dengan biasanya, yaitu:
1) Keluarnya lendir lebih encer dan meregang lebih Panjang
2) Ada penurunan suhu yang diikuti oleh kenaikan suhu
3) Adanya rasa nyeri perut bagian bawah unilateral
4) Terdapat gejala OMS atau Premenstrual Syndrome Anton &
Andary, 2011).

6. Proses Kehamilan

Sel telur yang matang dibuahi oleh Sel telur yang telah dibuahi sperma,
sperma dalam saluran telur (Tuba menempel di lapisan dinding dalam
Fallopi) rahim

Memasuki usia kehamilan lebih


lanjut, embrio berkembang Dalam 10 hari pertama, embrio
mengikuti tahapan kehidupan berkembang, mengikuti tahapan
insani menjadi janin atau bayi kehidupan sel

Kehamilan umumnya berakhir


dengan persalinan setelah 280
hari (9 Bulan 10 Hari)

7. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tes kehamilan positif (+).
b. Tidak mendapat menstruasi atau haid sebagimana biasanya (tidak
menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya).
c. Timbul rasa mual, muntah-muntah, dan pusingterutama pada pagi
hari, serta sering buang air kecil.
d. Tidak ada nafsu makan.

23
e. Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang
jarang ada atau tidak pernah dimakannya.
f. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat
terdengar jantung janin.
8. Cara menghitung usia kehamilan
Misalnya pertama haid terakhir: 8 Juni 2021, periksa positif hamil: 14
Juli 2021, maka umur kehamilan antara waktu 8 Juni 2021-14 Juli
2022 = 36 Hari atau sekitar 5 Minggu.
9. Memeriksakan Kehamilan
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Pengukuran tekanan darah ibu.
c. Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Pengukuran janin atau pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU).
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
f. Penilaian status imunisasi TT.
g. Tablet tambah darah.
h. Tes Laboratorium.
i. Tata laksana kasus.
j. Tatap muka atau konseling tentang kehamilan.
10. Menjaga Kehamilan
a. Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat.
b. Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan dengan kaki
lebih tinggi dari perut.
c. Tidur cukup (9-10jam).
d. Tidur terlentang pada saat hamil muda.
e. Tidur miring pada kehamilan lanjut.
f. Berpakaian longgar, yang menyerap keringat.
g. Memakai kutang yang dapat menyangga payudara atau menahan
payudara yang membesar serta memakai alat kaki yang nyaman.
h. Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut ibu.

24
i. Beraktifitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap
hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan
dengan hati-hati dan seksama.
j. Hindari berdekatan denganorang yang sedang sakit menular.
k. Hindari berdekatan denganorang yang merokok.
l. Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter.
m. Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi
sehari. (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
11. Persiapan Gizi
KIE persiapan gizi penting untuk dilakukan untuk memastikan cal
on ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada per
siapan gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan me
nghitung IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimbang. Da
lam persiapan gizi, calon pengantin diedukasi untuk mengkonsumsi as
am folat untuk menghindari terjadinya defisiensi asam folat yang dapa
t menyebabkan gangguan pada masa organogenesis.
Adapun cara pengukuran status gizi dapat dilihat pada gambar ber
ikut: pengukuran timbang berat badan, tinggi badan dan lingkar lenga
n atas, bidan melakukan penghitungan IMT sebagai dasar dalam mem
berikan konseling. Pengukuran status gizi di tentukan dengan
pengukuran indeks masa tubuh (IMT).
Untuk catin perempuan ditambah dengan pengukuran lingkar
lengan atas (LILA). IMT merupakan proporsi standar berat badan
terhadap tinggi badan, jika seseorang masuk kategori: IMT < dari
17,0, keadaan seseorang tersebut sangat kurus dengan kekurangan
tingkat berat badan sangat berat atau KEK sanagt berat, IMT 17,0-
18,5 dikatakan bahwa keadaan seseorang tersebut kurus dengan
kekurangan berat badan tingkat tinggi atau KEK tingkat ringan.
Pengukuran LILA bertujuan untuk mengetahui adanya resiko
kekurangan energi kronik atau KEK. Abang batas LILA pada usia
WUS dengan KEK di Indonesia adalah 23,5 Cm, apabila lila < 23,5
Cm, (bagian merah pita LILA) artinya Catin perempuan mengalami

25
KEK. Cara menghitung IMT: IMT = TB (Kg): BB meter persegi.
Dikatakan sangat kurus yaitu kekurangan berat badan tingkat berat
<17,0, dikatakan kurus yaitu kekurangan berat badan tingkat ringan
17,00-<18,5, dikatakan normai yaitu 18,5-25, dikatakan kelebihan BB
tingkat ringan yaitu >25,0-27,0, dikatakan kelebihan BB tingkat berat
>27,0 (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu
Kusumawardani, 2019).
12. Menu selama kehamilan
a. Kehamilan 1-3 bulan
1) Makan dalam porsi kecil tapi sering,
2) Makan makanan yang mudah dicerna dan menghindari
makanan yang merangsang seperti makanan pedas dan asam,
3) Makan makanan yang segar, berserat, sedikit lemak dan
banyak mengandung cairan maupun karbohidrat,
4) Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu perhari.
b. Kehamilan 4-6 bulan
1) Makan ditambah kira-kira 1 piring perhari,
2) Makan-makanan yang mengandung protein seperti: ikan
daging, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, oncom, protein
ini dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit, rambut, dan kuku.
3) Diperlukan juga zat gizi lainnya, seperti: mineral, dan
vitamin,
4) Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan
pembentukan gigi setalah bayi lahir, makanan yang
mengandung zat kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan
sayuran hijau,
5) Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari.
c. Kehamilan 7-9 bulan
1) Makan ditambah kira-kira 1 piring perhari,
2) Makan makanan yang mengandung protein seperti: ikan
daging, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, oncom, protein
ini dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit, rambut, dan kuku.

26
3) Diperlukan juga zat gizi lainnya, seperti: mineral, dan
vitamin,
4) Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan
pembentukan gigi setalah bayi lahir, makanan yang
mengandung zat kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan
sayuran hijau,
5) Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari.
13. Kehamilan dan persalinan beresiko
a. 4 terlalu yaitu:
1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun),
2) Terlalu tua untuk hamil (< dari 35 tahun),
3) Terlalu sering hamil (anak > dari 3),
4) Terlalu dekat atau rapat jarak kehmailannya (< dari 2 tahun)
b. 3 terlambat yaitu:
1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis
kegawatdaruratan,
2) Terlambat tiba di fasilitas Kesehatan,
3) Terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat.
14. Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit,
b. Bengkak dikaki,
c. Bengkak ditangan atau wajah,
d. Sakit kepala,
e. Kejang,
f. Demam atau panas tinggi >2 hari,
g. Muntah terus dan tidak mau makan,
h. Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3,
i. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
sama sekali,
j. Dianjurkan untuk datang ketenaga Kesehatan jika mengalami
salah satu tanda bahaya diatas.
15. Kondisi emosional ibu hamil

27
a. Ibu hamil mudah tersinggung,
b. Ibu hamil mudah sensitive,
c. Ibu hamil mudah uring-uringan,
d. Ibu hamil manja,
e. Ibu hamil tidak semangat,
f. Ibu hamil perasaannya mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa
tidur nyenyak, tidak nyaman, merasa sesak, hal ini disebabkan
karena adanya perubahan kondisi fisik,
g. Ibu hamil mencemaskan kondisi fisiknya, khawatir terhadap
perkembangan bayinya dalam Rahim, khawatir bila bayinya
meningga, atau cacat,
h. Merasa belum siap menjadi orang tua dan belum siap secara
ekonomi,
i. Ingin diperhatikan, pada waktu mengiam menginginkan makanan-
makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit
didapat, hal tersebut semata-mata karena ingin diperhatikan
keluarga dan suami.
16. Tips relaksasi ibu hamil
a. Ibu dapat melakukan relaksasi sederhana sehingga menimbulkan
perasaan nyaman, relaksasi dilakukan satu kali dalam sehari selama
20 Menit,
b. Ketika ibu merasa santy, ajarkan untuk menenangkan diri ibu, dan
juga pikiran ibu, dengan membayangkan ibu berada di sebuah
tempat yang nyaman yang ibu sukai, tempat yang pernah ibu kenal
dan ibu sukai, misalnya: merasa sedang berada dipantai yang
tenang atau mendengarkan music yang lembut. (Kementrian
Kesehatan RI, 2015)
17. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi KIE menurut Yulivantina, Eka
Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu Kusumawardani, (2019) yang dapat
diberikan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi wanita meliputi:
a. Menggunakan pakaian dalam berbahan katun menyerap.
b. Cebok dari arah vagina ke dubur.

28
c. Mengganti pembalut maksimal 4 jam sekali.
d. Tidak perlu menggunakan cairan pembersih vagina terlalu sering.
e. Jangan mengenakn pembalut tipis terlalu sering.
f. Gunakan handuk kering dan bersifat pribadi.

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA Ny. M USIA 25 TAHUN

DENGAN KIE PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT

DI KLINIK BERGAS WARAS

Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2022


Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Dharma Wahyu Agung

A. DATA SUBYEKTIF
a. Indentitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn.H
Umur : 32 Tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa/Indonesia Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jeruk Wangi 2/7 Alamat : Jeruk Wangi 2/7
b. Alasan Datang
Ibu datang ke klinik mengatakan sudah menikah tapi cerai hidup dan ingin
meminta surat, ibu mengatakan ingin konseling tentang KIE persiapan
kehamilan sehat
c. Keluhan
Tidak ada keluhan

d. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Penyakit / kondisi
yang pernah atau sedang diderita : pasien mengatakan tidak pernah dan
tidak sedang menderita penyakit hipertensi, jantung, paru – paru, asma,
diabetes, TBC, HIV, hepatitis, gemeli.

30
2) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : pasien
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita Hipertensi, jantu
ng, paru – paru, asma, diabetes, TBC, hepatitis, gemeli.
e. Riwayat Obstetri
Menarch : 14 tahun Siklus : tidak teratur
Lamanya : 7 hari Nyeri haid : saat hari pertama
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembelut perhari

f. Riwayat pernikahan
Pernikahan ke : 2
Usia menikah : 19 tahun
Lama menikah : 10 tahun
g. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Makan dan Minum
- Ibu mengatakan makan sehari 3 x porsi sedang dengan nasi, sayur,
lauk
- Ibu mengatakan minum air putih 8 gelas perhari
b. Pola elimanasi
- Ibu mengatakan buang air kecil 6 x perhari warna kekuningan, dan
tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan buang besar sehari 1x waran kecoklatan, lembek, dan
tidak ada keluhan
c. Pola personal hygiene
- Ibu mengatakan mandi 2 x sehari
- Keramas 3 x seminggu
- Gosok gigi 2 x sehari
- Ganti pakaian 2 x sehari, celana dalam 2-3 x sehari
d. Pola istirahat/Tidur
ibu mengatakan tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 jam
e. Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas biasa seperti memasak, menyapu,
bersih-bersih rumah, mencuci pakaian.
f. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan

31
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, konsumsi obat-obatan terlarang,
dan minum alcohol.
h. Psikososial Spritual
1. Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan pernikahan ibu saat
ini
2. Ibu mengatakan ibu dan suami berencana memiliki anak
3. Ibu mengatakan ibu dan keluarga memiliki hubungan baik dengan
masyarakat sekitar.
4. Ibu megatakan tidak memiliki hewan peliharan drumah.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Pemeriksaan TTV :
a) TD : 125/70 Mmhg
b) Suhu : 36,8°C
c) Nadi : 74x/Menit
d) RR : 20x/Menit
e) BB : 55 Kg
f) TB : 157 cm
g) LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan
a) Kepala
Rambut: bersih, tidak ada ketombe, tidak ada luka
Muka : tidak pucat, simetris, tidak odema
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung: bersih, tidak ada polip, tidak bernafas cuping hidung
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Telinga : simetris, tidak ada serumen
b) Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid : Tidak ada

32
pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
c) Payudara : mamae simetris, areola menghitam, putting susu
mendatar.
d) Abdomen : tidak ada bekas luka sc
e) Genetalia : bersih, tidak ada odema, tidak ada varises
f) Ekstrimitas : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak ada varises
3. Pemeriksaan penunjung :-

C. Assesment
Ny. S umur 32 tahun dengan KIE Persiapan Kehamilan Sehat

D. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaannya dalam batas normal
2. Memberitahu ibu untuk melakukan persiapan fisik
3. Memberitahu ibu kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi karena berbagai
faktor
4. Memberitahu ibu metode kontrasepsi yang dianjurkan bagi pasangan baru
yang ingin menunda kehamilan ada berbagai macam jenisnya
5. Memberitahu ibu cara mengetahui siklus haid dan cara menghitung masa
subur
6. Memberitahu ibu mengenai proses kehamilan
7. Memberitahu ibu tanda-tanda kehamilan
8. Memberitahu ibu cara menghitung kehamilan
9. Memberitahu ibu untuk memeriksakan kehamilannya jika hamil
10.Memberitahu ibu untuk menjaga kehamilan
11.Memberitahu ibu untuk persiapan gizi
12.Memberitahu ibu menu-menu selama hamil
13.Memberitahu ibu Kehamilan dan persalinan beresiko
14.Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
15.Memberitahu ibu kondisi emosional ibu hamil
16. Mengajarkan ibu relaksasi pada ibu hamil.

33
BAB IV
PEMBAHASAN
Perbandingan Teori Dan Praktik berdasarkan pendekatan Manajemen
Asuhan Kebidanan dengan SOAP, yaitu sebagai berikut:
1. Data Subjektif
Pada data subjektif ini, penulis mendapatkan data dari narasumber
dengan dilakukannya wawancara terhadap Ny. S umur 32 tahun,
dengan kunjungan pada tanggal 18 Oktober 2022.
Ny.S mengatakan tidak ada keluhan dan ingin KIE persiapan
kehamilan sehat. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kementrian
Kesehatan RI, (2015) Kehamilan yang sehat adalah kehamilan yang di
rencanakan, di inginkan dan di jaga perkembangannya secara baik. Da
lam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam (Kompas.Com,
2020), pengertian kehamilan mengacu pada definisi hamil, yaitu kondi
si di mana sel telur dibuahi oleh sel sperma hingga pada akhirnya men
ghasilkan janin dalam rahim. Pengertian lain tentang kehamilan juga d
ijelaskan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona
l (BKKBN). Menurut BKKBN dalam (Kompas.Com, 2020), kehamila
n merupakan sebuah proses bertemunya sel telur yang sudah matang d
engan sperma, hingga pada akhirnya membentuk sel baru yang akan t
umbuh. Proses kehamilan sendiri bisa terjadi karena bertemunya sel sp
erma pria dengan sel telur matang dari wanita. Pada Langkah ini tidak
terjadi adanya kesenjangan teori dan kasus yang didapatkan di lahan,
karena keluhan yang dialami Ny. S sesuai dengan KIE yang ada.
2. Data Objektif
Data objektif dalam hal ini yaitu pemeriksaan yang di lakukan
secara menyeluruh ke pasien. Pada pemeriksaan didapatkan bahwa
pemeriksaan: Keadaan Umum pasien yaitu Ny. S tampak baik,
kesadaran pasien composmentis, pemeriksaan TTV: Tekanan Darah
pasien 125/70 Mmhg, Suhu pasien 36,8°C, Nadi pasien 74x/Menit,
Respirasi (pernafasan) pasien 20x/Menit, Berat Badan pasien 55 Kg,
Tinggi Badan pasien 157 Cm, LILA 24 Cm. Hal ini sejalan dengan

34
KIE persiapan kehamilan sehat, dimana kehamilan yang sehat adalah
kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
3. Data Assesment
Ny. S umur 32 tahun dengan KIE Persiapan Kehamilan Sehat,
didapatkan dari data Subjektif dan Objektif. Dari data Subjektif Ny. S
mengatakan tidak ada keluhan, ingin KIE Persiapan Kehamilan Sehat.
Data Obyektif di dapatkan pemeriksaan Keadaan Umum pasien yaitu
Ny. S tampak baik, kesadaran pasien composmentis, pemeriksaan
TTV: Tekanan Darah pasien 125/70 Mmhg, Suhu pasien 36,8°C, Nadi
pasien 74x/Menit, Respirasi (pernafasan) pasien 20x/Menit, Berat
Bada pasien 55 Kg, Tinggi Badan pasien 157 Cm, LILA 25 Cm. Hal
ini sesuai dengan teori (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia
Ayu Kusumawardani, 2019), dan (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
yang menjelaskan tentang diagnose kebidanan pada pasien yang ingin
melakukan konseling atau KIE Persiapan Kehamilan sehat, maka
diagnosa yang di tegakkan dalam praktik kebidanan adalah Ny. S
umur 25 tahun dengan KIE Persiapan Kehamilan sehat. Pada Langkah
ini tidak ditemukan kesenjangan teori dan kasus yang diambil penulis,
karena diagnose kebidanan sudah dapat ditegakkan.

4. Data Pelaksanaan
Berdasarkan dari tinjauan manajemen Asuhan Kebidanan bahwa
melaksanakan rencana tindakan harus efisien (mudah di terima klien),
dan memberikan rasa nyaman pada klien, penatalaksanaan dapat
dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun beberapa dilaksanakan
oleh klien serta berkerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan asuhan yang telah direncanakan.
Memberitahu Ny. S bahwa keadaannya dalam batas normal hal
ini sejalan dengan teori persiapan kehamilan sehat menurut
(Kementrian Kesehatan RI, 2015) bahwa kehamilan yang sehat adalah

35
kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik.
Memberitahu Ny. S untuk melakukan persiapan fisik, hal ini
sejalan dengan (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu
Kusumawardani, 2019) bahwa persiapan fisik meliputi persiapan tand
a-tanda vital, pemeriksaan status gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tan
da anemia), pemeriksaan golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin
dan pemeriksaan lain atas indikasi seperti gula darah, malaria, TORC
H, Hepatitis B, HIV/AIDS, tiroid, dan lain-lain).
Memberitahu Ny.M kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi
karena berbagai factor hal ini sesuai dengan teori (Kementrian
Kesehatan RI, 2015) yaitu factor-faktor yang mempengaruhi
hubungan sex pranikah meliputi: akibat gagal / drop out KB, Pada
ubmet need (Wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tapi tidak
menggunakan alat kontrasepsi).
Memberitahu Ny. S metode kontrasepsi yang dianjurkan bagi
pasangan baru yang ingin menunda kehamilan ada berbagai macam
jenisnya, sejalan dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yaitu
menjelaskan tentang metode kontrasepsi yang dianjurkan bagi
pasangan baru yang menunda kehamilan meliputi: Metode Modern:
Pil Kombinasi, Metode Jangka Pendek: Suntik Progestin, dan
kondom, Metode Modern Jangka Panjang: Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)/IUD misalnya: Cut T 380A, Alat Kontrasepsi Bawah
Kulit (AKDR)/Implan: Progestin Kombinasi, Metode Alami: Metode
Amenore Laktasi (MAL), Pantang Berkala atau Sistem Kalender,
Coitus Interuptus atau Senggama Terputus, Pengukuran Suhu Basal,
Penilaian Lendir Vagina.
Memberitahu Ny. S cara mengetahui siklus haid dan cara
menghitung masa subur, sejalan dengan teori (Anton & Andari, 2011)
yaitu menjelaskan tentang siklus menstruasi, tahapan menstruasi, cara
menetapkan ovulasi dan fungsi masa subur.

36
Memberitahu Ny. S mengenai proses kehamilan, sejalan dengan
teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yaitu menjelaskan tentang Sel
telur yang matang dibuahi oleh sperma dalam saluran telur (Tuba
Fallopi) kemudian Sel telur yang telah dibuahi sperma, menempel
dilapisan dinding dalam rahim, kemudian Dalam 10 hari pertama,
embrio berkembang, mengikuti tahapan kehidupan sel kemudian
Memasuki usia kehamilan lebih lanjut, embrio berkembang mengikuti
tahapan kehidupan insani menjadi janin atau bayi selanjutnya
Kehamilan umumnya berakhir dengan persalinan setelah 280 hari (9
Bulan 10 Hari).
Memberitahu Ny. S tanda-tanda kehamilan, hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang menjelaskan
tentang tanda-tanda kehamilan yaitu: Tes kehamilan positif (+), Tidak
mendapat menstruasi atau haid sebagimana biasanya (tidak menstruasi
pada siklus haid bulan berikutnya), Timbul rasa mual, muntah-
muntah, dan pusingterutama pada pagi hari, serta sering buang air
kecil, Tidak ada nafsu makan, Kadang-kadang mengidam atau
menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah
dimakannya, Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu
dapat terdengar jantung janin.
Memberitahu Ny. S cara menghitung usia kehamilan hal ini
sejalan dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang
menjelaskan tentang cara menghitung usia kehamilan Misalnya
pertama haid terakhir: 4 Juni 2022, periksa positif hamil: 10 Juli 2022,
maka umur kehamilan antara waktu 4 Juni 2022-10 Juli 2022 = 36
Hari atau sekitar 5 Minggu.
Memberitahu ibu untuk memeriksakan kehamilannya jika hamil,
hal ini sesuai dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang
menjelaskan tentang pemeriksaan kehamilan yang meliputi: Timbang
berat badan dan ukur tinggi badan, Pengukuran tekanan darah darah
ibu, Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas), Pengukuran janin
atau pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU), Tentukan presentasi

37
janin dan denyut jantung janin, Penilaian status imunisasi TT, Tablet
tambah darah, Tes Laboratorium, Tata laksana kasus, Tatap muka atau
konseling tentang kehamilan.
Memberitahu Ny. S untuk menjaga kehamilan hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) Menjaga Kehamilan
meliputi: Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat, Berbaring
selama 1 jam pada siang hari, usahakan dengan kaki lebih tinggi dari
perut, Tidur cukup (9-10jam), Tidur terlentang pada saat hamil muda,
Tidur miring pada kehamilan lanjut, Berpakaian longgar, yang
menyerap keringat, Memakai kutang yang dapat menyangga payudara
atau menahan payudara yang membesar serta memakai alat kaki yang
nyaman, Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut
ibu, Beraktifitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap
hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan
hati-hati dan seksama, Hindari berdekatan denganorang yang sedang
sakit menular, Hindari berdekatan denganorang yang merokok,
Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter, Makan bergizi
seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari.
Memberitahui Ny. S untuk persiapan gizi, hal ini sejalan dengan
teori (Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu
Kusumawardani, 2019) yaitu menjelaskan tentang persiapan gizi ibu
hamil meliputi: KIE persiapan gizi penting dilakukan untuk memastik
an calon ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pa
da persiapan gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bid
an menghitung IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimba
ng. Dalam persiapan gizi, calon pengantin diedukasi untuk mengkonsu
msi asam folat untuk menghindari terjadinya defisiensi asam folat yan
g dapat menyebabkan gangguan pada masa organogenesis. Adapun ca
ra pengukuran status gizi dapat dilihat pada gambar berikut: pengukur
an timbang berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas, bidan m
elakukan penghitungan IMT sebagai dasar dalam memberikan konseli
ng. Pengukuran status gizi di tentukan dengan pengukuran indeks

38
masa tubuh (IMT). Untuk catin perempuan ditambah dengan
pengukuran lingkar lengan atas (LILA). IMT merupakan proporsi
standar berat badan terhadap tinggi badan, jika seseorang masuk
kategori: IMT < dari 17,0, keadaan seseorang tersebut sangat kurus
dengan kekurangan tingkat berat badan sangat berat atau KEK sanagt
berat, IMT 17,0-18,5 dikatakan bahwa keadaan seseorang tersebut
kurus dengan kekurangan berat badan tingkat tinggi atau KEK tingkat
ringan. Pengukuran LILA bertujuan untuk mengetahui adanya resiko
kekurangan energi kronik atau KEK. Abang batas LILA pada usia
WUS dengan KEK di Indonesia adalah 23,5 Cm, apabila lila < 23,5
Cm, (bagian merah pita LILA) artinya Catin perempuan mengalami
KEK. Cara menghitung IMT: IMT = TB (Kg): BB meter persegi.
Dikatakan sangat kurus yaitu kekurangan berat badan tingkat berat
<17,0, dikatakan kurus yaitu kekurangan berat badan tingkat ringan
17,00-<18,5, dikatakan normai yaitu 18,5-25, dikatakan kelebihan BB
tingkat ringan yaitu >25,0-27,0, dikatakan kelebihan BB tingkat berat
>27,0.
Memberitahu Ny. S menu-menu selama hamil, hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) Kehamilan 1-3 bulan:
Makan dalam porsi kecil tapi sering, Makan makanan yang mudah
dicerna dan menghindari makanan yang merangsang seperti makanan
pedas dan asam, Makan makanan yang segar, berserat, sedikit lemak
dan banyak mengandung cairan maupun karbohidrat, Minum air putih
lebih banyak termasuk 1 gelas susu perhari, Kehamilan 4-6 bulan:
Makan ditambah kira-kira 1 piring perhari, Makan-makanan yang
mengandung protein seperti: ikan daging, telur, tahu, tempe, kacang-
kacangan, oncom, protein ini dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit,
rambut, dan kuku. Diperlukan juga zat gizi lainnya, seperti: mineral,
dan vitamin, Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan
pembentukan gigi setalah bayi lahir, makanan yang mengandung zat
kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau, Minum air
putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari. Kehamilan 7-9 bulan:

39
Makan ditambah kira-kira 1 piring perhari, Makan makanan yang
mengandung protein seperti: ikan daging, telur, tahu, tempe, kacang-
kacangan, oncom, protein ini dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit,
rambut, dan kuku, Diperlukan juga zat gizi lainnya, seperti: mineral,
dan vitamin, Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan
pembentukan gigi setalah bayi lahir, makanan yang mengandung zat
kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau, Minum air
putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari.
Memberitahu Ny. S Kehamilan dan persalinan beresiko, hal ini
sesuai dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang
menjelaskan kehamilan dan persalinan beresiko, yaitu: 4 terlalu yaitu:
Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun): Terlalu tua untuk
hamil (< dari 35 tahun), Terlalu sering hamil (anak > dari 3), Terlalu
dekat atau rapat jarak kehmailannya (< dari 2 tahun), 3 terlambat
yaitu: Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis
kegawatdaruratan, Terlambat tiba di fasilitas Kesehatan, Terlambat
mendapat pertolongan medis yang adekuat.
Memberitahu Ny.S tanda bahaya kehamilan, hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang menjelaskan
tentang tanda bahaya kehamilan yang meliputi: Perdarahan waktu
hamil walaupun hanya sedikit, Bengkak dikaki, Bengkak ditangan
atau wajah, Sakit kepala, Kejang, Demam atau panas tinggi >2 hari,
Muntah terus dan tidak mau makan, Berat badan yang tidak naik pada
trimester 2-3, Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak sama sekali, Dianjurkan untuk datang ketenaga Kesehatan
jika mengalami salah satu tanda bahaya diatas.
Memberitahu Ny. S kondisi emosional ibu hamil, hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang menjelaskan
tentang kondisi emosional ibu hamil meliputi: Ibu hamil mudah
tersinggung, Ibu hamil mudah sensitive, Ibu hamil mudah uring-
uringan, Ibu hamil manja, Ibu hamil tidak semangat, Ibu hamil
perasaannya mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak,

40
tidak nyaman, merasa sesak, hal ini disebabkan karena adanya
perubahan kondisi fisik, Ibu hamil mencemaskan kondisi fisiknya,
khawatir terhadap perkembangan bayinya dalam Rahim, khawatir bila
bayinya meningga, atau cacat, Merasa belum siap menjadi orang tua
dan belum siap secara ekonomi, Ingin diperhatikan, pada waktu
mengiam menginginkan makanan-makanan yang mungkin tidak pada
musimnya sehingga sulit didapat, hal tersebut semata-mata karena
ingin diperhatikan keluarga dan suami.
Memberitahu Ny. S tips relaksasi ibu hamil, hal ini sejalan
dengan teori (Kementrian Kesehatan RI, 2015) yang menjelaskan tips
relaksasi ibu hamil, yaitu meliputi: Ibu dapat melakukan relaksasi
sederhana sehingga menimbulkan perasaan nyaman, relaksasi
dilakukan satu kali dalam sehari selama 20 menit, ketika ibu merasa
santai, ajarkan untuk menenangkan diri ibu, dan juga pikiran ibu,
dengan membayangkan ibu berada di sebuah tempat yang nyaman
yang ibu sukai, tempat yang pernah ibu kenal dan ibu sukai, misalnya:
merasa sedang berada dipantai yang tenang atau mendengarkan musik
yang lembut.

41
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam makalah ini sangat penting untuk perencanaan kehamilan
sehat, yang meliputi:
1. Persiapan fisik ibu hamil,
2. Kehamilan ideal dan kehamilan tidak diinginkan,
3. KB untuk menunda kehamilan,
4. Proses kehamilan,
5. Tanda-tanda kehamilan,
6. Cara menghitung kehamilan,
7. Periksa kehamilan jika hamil,
8. Persiapan gizi ibu hamil,
9. Menjaga kehamilan,
10. Mengetahui menu kehamilan,
11. Mengertahui akan kehamilan dan persalinan beresiko,
12. Mengetahui akan tanda bahaya kehamilan,
13. Kondisi emosional ibu hamil,
14. Tau tips Relaksasi ibu hamil.
B. SARAN
Disarankan agar penerapan persiapan kehamilan sehat yang sudah
bagus agar lebih di tingkatkan lagi sesuai dengan teori yang ada.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anton D dan Andari. 2011. Memilih Kontrasepsi Alami dan Halal. Solo:
Aqwamedika.pp
BKKBN. (2014). Mempersiapan Kehamilan Yang Sehat.
Djusad,S.(2020).KEHAMILAN. https://www.haibunda.com/kehamilan/202009081
41541-49-160830/apa-saja-yang-perlu-diperhatikan-dalam-persiapan-kehami
lan. https://www.haibunda.com/kehamilan/20200908141541-49-160830/apa-
saja-yang-perlu-diperhatikan-dalam-persiapan-kehamilan
Hallo Sehat. (2021). Kehamilan. https://hellosehat.com/kehamilan/masa-kehamila
n/.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin.
Kompas.Com. (2020). Kehamilan dan Tanda Kehamilan. https://www.kompas.co
m/skola/read/2020/11/10/120000569/pengertian-kehamilan-dan-tanda-keham
ilan-yang-sehat . https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/10/12000056
9/pengertian-kehamilan-dan-tanda-kehamilan-yang-sehat
Prawihardjo S. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBP-SP.pp
Yulivantina, Eka Vicky, Bima Suryantara, Lia Ayu Kusumawardani, I. F. (2019).
Modul Pranikah Dan Prakonsepsi. Program Studi Kebidanan Pendidikan Pro
fesi Bidan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta.

43

Anda mungkin juga menyukai