Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS”

Disusun oleh:
Elysa Wahyu Setyaningrum
PO.62.24.2.19. 171
Reguler XXI-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah nya lah, sehingga penulisan laporan ini , dapat terselesaikan dengan
baik. Dalam penyusunan laporan ini banyak tantangan dan hambatan yang saya alami,
namun berkat ketekunan dan kerja keras serta doa sehingga semua itu dapat terlewati.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam laporan ini.
Semoga laporan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas“ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Palangka Raya 01 Mei 2021

Elysa Wahyu Setyaningrum

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nifas...................................................................................................3
B. Tahap Pada Masa Nifas.....................................................................................3
C. Perubahan Fisiologi Masa Nifas........................................................................4
D. Perubahan Psikologis Masa Nifas.....................................................................6
E. Gangguan Psikologis Masa Nifas......................................................................7
F. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas...............................................................................8
G. Komplikasi yang Terjadi Pada Masa Nifas......................................................11
H. Tujuan Asuhan Masa Nifas...............................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu
untuk memulihkan kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu.
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan
(Kementrian Kesehatan, 2014). Ketika masa nifas terjadi perubahan-perubahan
penting, salah satunya yaitu timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan
pengeluaran air susu ibu. Laktasi terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan
progesterone yang merangsang kelenjar-kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 ini sangat
penting diberikan kepada bayi sejak bayi dilahirkan hingga selama enam bulan,
tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman.
Pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk memenuhi asupan ASI pada bayi
sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan karena ASI mengandung
kolostrum yang kaya akan antibodi dan mengandung zat-zat penting seperti protein
untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Namun pada
kenyataannya, ibu yang memiliki bayi baru lahir tidak semua menyusui bayinya
dengan baik disebabkan oleh karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, sedangkan faktor eksternal meliputi
kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah,
gencarnya promosi susu formula. Kondisi ini menyebabkan penundaan pemberian
ASI, Penundaan pemberian ASI dapat menimbulkan masalah pada ibu yaitu
terjadinya penumpukan ASI dalam payudara, sehingga menimbulkan
pembengkakan. Pembengkakan payudara berdampak pada psikologis ibu seperti
rasa sakit, cemas karena tidak dapat menyusui. Kondisi ini akan menyebabkan
masalah psikologis pada ibu yaitu ibu akan merasa tidak mampu menyusui bayi dan
merasa cemas yang berdampak pada semakin menurunnya produksi ASI .
Dampak Ketidakmampuan ibu nifas dalam pemberian cakupan ASI yang
cukup bagi bayi berdampak pada proses pertumbuhan bayi karena ASI mengandung
kolostrum yang kaya akan antibodi dan mengandung protein untuk daya tahan tubuh
dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat
mengurangi risiko kematian pada bayi. Agar tidak terjadi masalah pada masa laktasi
seperti bendungan ASI yang akan berdampak pada cakupan pemberian ASI pada

1
bayi, dan agar mengurangi resiko kematian pada bayi, maka ibu harus dibekali
dengan pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI.
Pengetahuan tentang pemberian ASI ini bertujuan untuk meningkatkan
kesiapan ibu tentang pemberian ASI dan meminimalkan resiko kejadian bendungan
ASI pada ibu dan angka kematian bayi, maka disini dibutuhkanlah peran tenaga
kesehatan untuk memberikan dukungan berupa informasi tentang pentingnya
kesiapan ibu dalam pemberian ASI, karena semakin baik pengetahuan Ibu tentang
ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,
maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Nifas
2. Untuk mengetahui Tahap Pada Masa Nifas
3. Untuk mengetahui Perubahan Fisiologi Masa Nifas
4. Untuk mengetahui Perubahan Psikologis Masa Nifas
5. Untuk mengetahui Gangguan Psikologis Masa Nifas
6. Untuk mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
7. Untuk mengetahui Komplikasi yang Terjadi Pada Masa Nifas
8. Untuk mengetahui Tujuan Asuhan Masa Nifas

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nifas
1. Definisi Masa Nifas
a. Masa nifas disebut juga masa post partum atau peurperium adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam
minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan
dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan.
b. Menurut Prawirohardjo (2009 : 122), masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Jadi dapat disimpulkan masa nifas adalah masa
dimana setelah bayi dan plasenta lahir sampai organ-organ kandungan pulih
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih sekitar enam minggu.
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
atau setelah melahirkan. Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal. Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai
dari plasenta lahir sampai alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan
memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.

B. Tahap Masa Nifas


Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama Islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium

3
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan .

C. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan
kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah
melahirkan antara lain :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi
untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan
menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
3) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari
ke14.
4) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
selam 2-6 minggu post partum. Lokhea yang menetap pada awal periode post
partum menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin
disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau

4
serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila
disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan
keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea purulenta”.
Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
c. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu,
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.
d. Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih
kendur daripada keadaan sebelum hamil.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada
waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas
tubuh.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat
spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan
yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang
meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,
sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.

5
Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.
6. Perubahan Tanda-tanda Vital
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
a. Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 –
38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI).
Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/
menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post
partum.
c. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post
partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

D. Perubahan Psikologis Masa Nifas


1. Perubahan Peran
Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran
anak. Sebenarnya suami dan istri sudah mengalami perubahan peran mereka sejak
masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat setelah kelahiran
anak.Contoh, bentuk perawatan dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si ibu
kepada bayinya saat masih berada dalam kandungan adalah dengan cara
memelihara kesehatannya selama masih hamil, memperhatikan makanan dengan
gizi yang baik, cukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam periode postpartum atau masa nifas muncul tugas dan
tanggung jawab baru, disertai dengan perubahan-perubahan perilaku. Perubahan

6
tingkah laku ini akan terus berkembang dan selalu mengalami perubahan sejalan
dengan perkembangan waktu cenderung mengikuti suatu arah yang bisa
diramalkan.
Pada awalnya, orang tua belajar mengenal bayinya dan sebaliknya bayi
belajar mengenal orang tuanya lewat suara, bau badan dan sebagainya. Orang tua
juga belajar mengenal kebutuhan-kebutuhan bayinya akan kasih sayang,
perhatian, makanan, sosialisasi dan perlindungan.
Periode berikutnya adalah proses menyatunya bayi dengan keluarga sebagai
satu kesatuan/unit keluarga. Masa konsolidasi ini menyangkut peran negosiasi
(suami-istri, ayah-ibu, orang tua-anak, anak dan anak).
2. Peran menjadi Orangtua setelah Melahirkan
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan
kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah,
orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya. Bayi perlu
perlindungan, perawatan dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh masa
pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. Lama periode ini
bervariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira empat minggu.
Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran negosiasi (suami-
istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang
semakin tinggi dalam menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih
sensitif terhadap makna perilaku bayi. Periode berlangsung kira-kira selama 2
bulan.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak yang
dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena dampak dari kekecewaan
ini dapat mempengaruhi proses pengasuhan anak.
Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi, tetapi kekecewaan tersebut akan
menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara penuh dan utuh. Bila
perasaan kecewa tersebut tidak segera diatasi, akan membutuhkan waktu yang
lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan
tersebut.

E. Gangguan Psikologis Masa Nifas


1. Sering menangis
2. Mudah tersinggung
3. Cemas
4. Labilitas perasaan
5. Cenderung menyalahkan diri sendiri

7
6. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
7. Kelelahan
8. Mudah sedih
9. Cepat marah,mood mudah berubah,cepat menjadi sedih dan cepat menjadi
gembira
10. Perasaan terjebak,marah kepada pasangan dan bayinya,perasaan bersalah,dan
sangat pelupa.

F. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


Ibu yang berada dalam masa nifas mempunyai kebutuhan dasar khusus agar
dapat melewati masa nifas dengan aman, sehat dan sejahtera sekaligus menunjang
keberhasilan menyusui
1. Nutrisi dan Cairan
Ibu yang berada dalam masa nifas dan menyusui membutuhkan kalori yang
sama dengan wanita dewasa, ditambah 700 kalori pada 6 bulan pertama untuk
memberikan ASI eksklusif dan 500 kalori pada bulan ke tujuh dan selanjutnya.
Ibu dianjurkan untuk minum setiap kali menyusui dan menjaga kebutuhan hidrasi
sedikitnya 3 liter setiap hari
2. Tablet tambah darah
Tablet tambah darah masih tetap diminum untuk mencegah anemia,
minimal sampai 40 hari post partum. Vitamin A ( IU) dianjurkan untuk
mempercepat proses penyembuhan pasca salin dan mentransfernya ke bayi
melalui ASI. Ibu nifas yang membatasi asupan kalori secara berlebihan sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan berat badan lebih dari setengah Kg/minggu,
akan mempengaruhi produksi ASI
3. Ambulasi
Pada persalinan normal, Ibu diperbolehkan untuk ke kamar mandi dengan
dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan. Namun sebelumnya Ibu diminta
untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai
sederhana dengan cara mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur. Mobilisasi
sebaiknya dilakukan secara bertahap. Diawali dengan gerakan miring ke kanan
dan ke kiri di atas tempat tidur Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung
pada ada tidaknya komplikasi persalinan, nifas dan status kesehatan ibu
4. Mobilisasi
Pemulihan pasca salin akan berlangsung lebih cepat bila Ibu melakukan
mobilisasi dengan benar dan tepat, terutama untuk system peredaran darah,
pernafasan dan otot-rangka. Penelitian membuktikan bahwa early ambulation
atau ambulasi dini bisa mencegah terjadinya sumbatan pada aliran

8
darah.Tersumbatnya aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena
dalam atau DVT (Deep Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi pada
pembuluh darah
5. Eliminasi : BAK/BAB
Pada kala IV persalinan pemantauan urin dilakukan selama 2 jam, setiap 15
menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada jam berikutnya.
Pemantauan urin dilakukan untuk memastikan kandung kemih tetap kosong
sehingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Ibu diharapkan untuk berkemih
dalam 6-8 jam pertama. Pengeluaran urin masih tetap dipantau dan diharapkan
setiap kali berkemih urin yang keluar minimal sekitar 150 ml

6. Defekasi
Kebutuhan untuk defekasi biasanya timbul pada hari pertama sampai hari
ke tiga post partum. Kebutuhan ini dapat terpenuhi bila ibu mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi serat, cukup cairan dan melakukan mobilisasi
dengan baik dan benar. Bila lebih dari waktu tersebut ibu belum mengalami
defekasi mungkin perlu diberikan obat pencahar
7. Kebersihan diri/perineum
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,
debu, sampah, bau, virus, bakteri patogen dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan badan atau personal hygiene meliputi kebersihan diri sendiri, seperti
mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Tingkat kebersihan antara setiap orang berbeda-beda satu sama lain
8. Pada masa nifas kebersihan vagina perlu mendapat perhatian lebih, karena :
a. Adanya darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas / lochea.
b. Secara anatomis, letak vagina berdekatan dengan meatus eksternus uretrae dan
anus. Kedua saluran tersebut merupakan saluran pembuangan (muara eksreta)
dan banyak mengandung mikroorganisme patogen.
c. Adanya luka / trauma di daerah perineum yang terjadi akibat proses persalinan
dan bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
d. Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki mikroorganisme yang
dapat menjalar ke rahim.

9. Istirahat
Kebutuhan istirahat sangat diperlukan ibu beberapa jam setelah melahirkan.
Proses persalinan yang lama dan melelahkan dapat membuat ibu frustasi bahkan
depresi apabila kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi. Bila ibu mengalami
kesulitan untuk tidur pada malam hari, satu atau dua pertama setelah melahirkan,
dapat diberikan bantuan obat tidur dengan mengkonsultasikannya terlebih dulu

9
dengan dokter. Insommia pada ibu nifas merupakan salah satu tanda peringatan
untuk psikosis nifas.
10. Pola tidur akan kembali mendekati normal dalam 2 sampai 3 minggu setelah
persalinan.
Kebutuhan tidur rata-rata pada orang dewasa sekitar 7 – 8 jam per 24 jam.
Semakin bertambahnya usia, maka kebutuhan tidur juga akan semakin berkurang.
Pada ibu nifas, kurang istirahat akan mengakibatkan : Berkurangnya produksi
Asi, Memperlambat proses involusi uterus dan meningkatkan perdarahan,
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
11. Seksual
Masa nifas yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari merupakan
masa pembersihan rahim. Sama hal nya seperti pada saat menstruasi, darah nifas
mengandung trombosit, sel - sel degeneratif, sel- sel mati dan sisa sel-sel
endometrium. Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual
kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas
pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi
dan luka bekas SC biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan
dipastikan tidak ada luka atau laserasi/robek pada jaringan, hubungan seks
bahkan telah boleh dilakukan minggu setelah proses melahirkan
12. Beberapa penyebab dyspareunia :
Setelah melahirkan ibu - ibu sering mengkonsumsi jamu - jamu tertentu.
Jamu - jamu ini mungkin mengandung zat zat yang memiliki sifat astringents
yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina. Jaringan baru
yang terbentuk karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih
sensitif.Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan.
13. Perawatan payudara
Bagi ibu postpartum, melakukan perawatan payudara itu penting yaitu
dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama pada bagian putting
susu dengan menggunakan bra yang menyongkong payudara. Oleskan kolostrum
atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu sebelum dan setelah menyusukan.
Apabila payudara terasa nyeri dapat diberikan parasetamol 1 tablet setiap 4 – 6
jam (Ambarwati dan Wulandari, 2010 : 107).
14. Latihan/senam nifas
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan, secara
teratur setiap hari. Ibu tidak perlu khawatir terhadap luka yang timbul akibat
proses persalinan karena 6 jam setelah persalinan normal dan 8 jam setelah
persalinan caesar, ibu sudah dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Tujuan

10
utama mobilisasi dini adalah agar peredaran darah ibu dapat berjalan dengan baik
sehingga ibu dapat melakukan senam nifas
Manfaat Senam nifas antara lain :
a. Memperbaiki sirkulasi darah sehingga mencegah terjadinya trombosis pada
pembuluh darah terutama pembuluh tungkai.
b. Memperbaiki sikap tubuh setelah kehamilan dan persalinan dengan
memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung.
c. Memperbaiki tonus otot pelvis
d. Memperbaiki regangan otot tungkai bawah
e. Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil dan melahirkan
f. Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul
g. Mempercepat terjadinya proses involusi organ-organ reproduksi

G. Komplikasi yang Terjadi Pada Masa Nifas


1. Infeksi Nifas
Menurut Saleha (2009 : 96), infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus
genitalia setelah persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta.
Setelah kala III daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan
permukaan yang tidak rata, daerah ini merupakan tempat baik untuk
berkembangnya bakteri.Pada saat persalinan, bagian serviks, vulva, vagina, dan
perineum yang sering mengalami perlukaan pada persalinan. Semua ini
merupakan tempat masuknya kuman patogen (Saleha, 2009:96).
2. Perdarahan
Menurut Suherni dkk (2009:128), perdarahan pervaginam atau perdarahan
post partum atau post partum hemorargi adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc
atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.
H. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2009 : 122), tujuan asuhan masa nifas :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum.
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal. Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai
alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira
6 minggu.
B. Saran

Mungkin dalam hal pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
kesempurnaan laporan ini. Agar dalam penulisan laporan kedepannya bisa lebih
baik.

12
DAFTAR PUSATAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-
Kebidanan-Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf
http://eprints.ums.ac.id/59830/3/file%204%20BAB%201.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-aminaturri-7762-3-babi.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/943/2/BAB%20I.pdf
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502100004/6._BAB_2__.pdf
http://www.stikescitradelima.ac.id/node/87

13
14

Anda mungkin juga menyukai