Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

”OBAT – OBATAN DAN PEMBERIAN CAIRAN”

DI SUSUN OLEH :

Nama : Neneng Liestyani

NIM : PO.62.24.2.19.177

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PAALANGKARAYA

D-III KEBIDANAN REGULER XXI-A

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga LAPORAN “OBAT

– OBATAN DAN PEMBERIAN CAIRAN” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga

mengucapkan banyak terimakasih atas kepada ibu dosen yang telah membimbing hingga laporan ini

selesai.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi

lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak

kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Palangkaraya, 19 April 2020

Penyusun

Neneng Liestyani
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Persiapan pemberian obat

B. Penghitungan dan penggunaan unit dosis obat

C. Pencegahan injuri pengobatan

D. Obat-obatan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan

E. Macam-macam cairan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat-obatan kebidanan yang sering digunakan biasanya obat-obatan yang berhubungan

dengan kehamilan, sehingga dalam memberi terapi suatu penyakit harus di perhatikan ada

tidaknya pengaruh trhadap kehamilan tersebut, karena bila obat berpengaruh akan berakibat pada

gangguan pada bayi dan anak kecil sampai usia lima tahun.

Obat –obatan yang biasa digunakan selama masa kehamilan dan menyusui digolongkan menjadi

3 daftar yaitu :

1) Daftar obat yang tidak boleh diberikan pada wanita hamil

Yaitu obat yang mempunyai khasiat teratogen yaitu obat yang ada pada dosis terapeutis untuk

wanita hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin seperti kelainan pada mata, telinga dan

jantung, juga pada saluran pencernaan.

2) Daftar obat yang boleh di minum ibu selama menyusui

Yaitu obat yang tidak atau sedikit dieksresikan ke air susu ibu.

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebtuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan

ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, secara keseluruhan, presentae cairan tubuh

berbeda berdasarkan usia. Presentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat

badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan

dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, presentase jumlah cairan tubuh yang

bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam

tubuh sedikit, maka cairan tubuh lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah caira tubuh

lebih sedikit di bandingkan pria, karena jumlah lemah tubuh wanita lebih banyak

dibandingkan dengan lemak dalam tubuh pria dewasa.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persiapan pemberian obat ?

2. Bagaimana penghitungan dan penggunaan unit dosis obat ?

3. Bagaimana pencegahan injuri pengobatan ?

4. Apa saja obat-obatan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan ?

5. Apa saja acam-macam cairan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui persiapan pemberian obat ?

2. Untuk mengetahui penghitungan dan penggunaan unit dosis obat ?

3. Untuk mengetahui pencegahan injuri pengobatan ?

4. Untuk mengetahui obat-obatan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan ?

5. Untuk mengetahui macam-macam cairan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan ?
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Persiapan pemberian obat

Sebelum memberikan obat pada pasien ada beberapa persyaratan yang perlu di perhatikan

untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat di antaranya :

1. Tepat obat

Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnyan petugas medis harus memperhatikan kebenaran

obat sebanyak 3x.

2. Tepat dosis

Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus

diperhatikan dengan menggunakan alaat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus.

3. Tepat pasien

Obat yang di berikan hendaknya benar pasien yang di programkan. Hal ini dilakukan dengan

mengidentifikasi kebenaran obat, yaitu dengan mencocokan nama, nomor register, dan

program pengobatan pada pasien.

4. Tepat jalur pemberian

a. Oral, adalah pemberian obat yang paling umum dan paling banyak di pakai, karena

ekonomis, paling nyaman dan aman. Yaitu pemberian obat melalui mulut..

b. Parenteral, adalah pemberian obat melalui vena.

c. Topikal , yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane mukosa. Misalnya salep,

lotion, krim, spray, tetes mata.

d. Rektal, yaitu pemberian obat yang dilakukan untuk memproleh efek lokal seperti

konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar/ kejang (stesolid
supp). Pemberian obat dalam bentuk perektal memiliki efek samping yang lebih cepat

dibandingkan pemberian obat secara oral.

e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan.

5. Tepat waktu

Pemberian obat harus benar- benar sesuai dengan yang programkan, karena berhubungan

kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi yang dari obat.

6. Tepat pendokumentasian

Etelah obat itu di berikan, harus di dokumentasikan, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di

berikan. Bila pasien menolak untu meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat di minum,

harus di catat alasannya dan di laporkan.

B. Penghitungan dan penggunaan unit dosis obat


1. Penghitungan unit dosis obat :

 SATUAN BERAT & ISI

Kg, g, mg, mcg (padat)

L, ml (cair)

Konversi ???

 PERSENTASE KUANTITATIF

Salep hidrokuinon 1% = 10 mg/g

1% = 1g/100g= 10 mg/g

Larutan 1% : 10 mg/ml

Salep mata 0,5 %, tetes mata 10 %, larutan betadin 0,05 %, krim 0,02 % ??

 PERHITUNGAN DOSIS TABLET

Dibutuhkan digoxin 62,5 mcg, tiap tablet digoxin mengandung 0,125mg. Brp

tablet yg digunakan ?

= (dosis diminta )/(dosis tersedia)= (62,5:1000)/0,125 = 0,5


Berapa tablet haloperidol 1,5 mg yg diberikan bila dibutuhkan dosis 4,5 mg ?

 PERHITUNGAN INJEKSI

Instruksi dokter 75 mg pethidin. Tersedia ampul berisi 100mg/2ml. Brp volume

yg

disuntikkan ?

= (dosis diminta)/(dosis tersedia) x vol.dosis tersedia

= 75/100 x 2 ml = 1,5 ml

 PERHITUNGAN LARUTAN

Diperlukan betadine 1 : 2000. Tersedia larutan 20 %. Berapa banyak yg

dibutuhkan utk membuat 2L ?

= 20 % = 20/100 = 1/5

= (kosentrasi diminta)/(konsentrasi tersedia ) x juml diminta

= 1/2000 x 2 = 0,005 L = 5 ml

=1/5

 KALKULASI KECEPATAN INFUS

Bds jumlah tetes per mililiter larutan

Konversi tetes per menit ke mililiter per menit

Berapa kecepatan aliran yg diperlukan utk memasukkan 500ml dekstrosa 5 %

dalam air selama 8 jam bila larutan tsb memberi 15 tts dlm 1 ml?

Berapa kecepatan yg diberikan larutan yg mengandung 1000mg lidokain dlm 500

ml larutan agar pasien mendapat 3 mg/mnt bila 1ml larutan mengandung 60 tts ?

Hitung larutan yg mengandung 3 mg/mnt lidokain

= 500 ml x 3 mg = 1,5 ml/mnt


= 1000 mg

Konversi jadi kecepatan aliran

= 60 tts x 1,5 ml = 90 tts/mnt

=1 ml

2. Penggunaan unit dosis obat

Dosis maksimum obat

Obat beracun umumnya mempunyai dosis maksimum batas dosis yg relatif masih

aman diberikan kepada penderita.Bila dokter dgn sadar melebihi dosis maks suatu

obat dibelakang angka/jumlah obat yg dituliskan di resep diberi tanda seru (!) dgn

disertai paraf. Bila diberikan kepada anak diperhitungkan dengan menggunakan

rumus young (salah

satunya)

n/(n+12) x DM dewasa

 Pengaturan dosis berdasarkan usia (anak)

Perhitungan dosis berdasarkan usia krg akurat à metode ini tdk

mempertimbangkan sgt beragamnya bobot dan ukuran anak2 dlm satu klmpk

usia

Tapi bila informasi yg tersedia hanya usia (anak)maka rumus /persamaan dpt

bermanfaat.

 Hukum Young (Dosis utk anak):

((usia ((thn))/(usia+12)) x dosis dewasa

 Hukum Cowling (Dosis utk anak):

(Usia pd ultah berikutnya (thn) x Dosis dewasa)/24


 Hukum Fried (Dosis utk bayi):

(Usia (bln) x Dosis dewasa )/150

Contoh soal

Dosis lazim paroksetin (paxil) utk dewasa adalah 20 mg/hari untuk penangangan

gangguan obesif konfulsif. Berapa dosis obat ini utk anak berusia 11 tahun?

(Gunakan hukum Young)

- Dosis lazim rofekoksib (Vioxx) untuk dewasa adalah 25 mg/hari.

Berapa dosis untuk anak berusia 6 tahun? (Gunakan hukum Cowling)

- Dosis lazim feksofenadin (Allegra) untuk dewasa adalah 60 mg dua kali

sehari, untuk dosis total 120 mg/hari. Berapa dosis untuk bayi berusia 5

bulan?

 Pengaturan dosis berdasarkan bobot

Dosis lazim umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70 kg

(154 pon) Rasio antara jumlah obat yg diberikan & ukuran tubuh

mempengaruhi konsentrasi obat di tempat kerjanya dosis obat mungkin perlu

disesuaikan dari dosis lazim dewasa utk pasien kurus atau gemuk yg tidak

normal. Jika obat pasien pediatrik diketahui à perhitungan dosis berdasarkan

bobot akan lebih sesuai à karena metode ini mempertimbangkan ukuran anak

(bobot) selain usia.

Aturan umum untuk menghitung dosis pediatrik berdasarkan dosis dewasa

 Hukum Clark

(Bobot (pon) x Dosis dewasa = Dos utk anak)/150

Contoh soal
Dosis lazim selekoksib (Celebrex) untuk dewasa adalah 100 mg dua kali sehari,

untuk dosis total 200 mg/hari. Berapa banyak selekoksib per dosis yang harus

diterima oleh seorang anak berbobot 52 pon?

Dosis hidroklorotiazid untuk dewasa adalah 50 mg per hari. Berapa dosis untuk

anak berbobot 40 kg?

Dosis lazim suatu obat adalah 10 mg/kg. Berapa miligram yang harus diberikan

pada seorang pasien berbobot 125 pon?

Berapa banyak tablet 500 mg yang harus diberikan?

Dosis lazim lorakarbef (Lorabid) pada anak-anak sampai usia 6 tahun adalah 15

mg/kg/hari dalam dosis terbagi yang diberikan setiap 12 jam. Berapa regimen

dosis untuk anak berusia 4 tahun dengan bobot 36 pon?

Pengaturan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (Body Surface Area/BSA)

Metode ini banyak digunakan pada 2 jenis kelompok pasien, yaitu;

1. Pasien kanker yang menerima kemoterapi

2. Pasien pedatrik pada semua usia kanak-kanak, kecuali bayi prematur dan bayi

normal yang fungsi hati & ginjalnya belum sempurna

Metode ini paling akurat à karena mempertimbangkan tinggi dan bobot pasien

BSA pasien dpt dihitung dgn menggunakan rumus Du Bois dan Du Bois sbb:

S = W 0,425 x H 0,725 x 71,84

Ket:

S = luas permukaan tubuh dlm cm2

W = bobot dlm kg

H = tinggi dlm cm
rumus tersebut agak sulit digunakan harus dikonversi menjadi meter persegi

menggunakan nomogram yg didasarkan pada rumus Du Bois dan Du Bois à lbh

mudah dan efisien untuk nomogram menggunakan persamaan berikut:

BSA m2 = √((tinggi(cm)xbobot(kg))/3600) menyederhanakan pers Du Bois dan

Du Bois à biasanya digunakan dalam praktik perhitungan BSA

Pengaturan dosis dpt diperkirakan dgn menggunakan persamaan sbb:

(BSA(m2))/(1,73 m2) x dos lazim dws = dosis perkiraan.

Nomogram utk penentuan luas permukaan tubuh (BSA) dr tinggi dan bobot badan

(untuk dewasa dan anak-anak).

Nancy adalah seorang pasien wanita berusia 7 tahun yang tingginya 40 inchi dan

bobotnya 37 pon. Dokter anak menulis resep omeprazol untuk Nancy dan

meminta apoteker untuk menghitung dosis yang sesuai. Karena dosis dewasa

untuk omeprazol adalah 20 mg sehari, berapa seharusnya dosis untuk Nancy?

(Gunakan persamaan BSA)

Jawaban :

Tinggi = 40 inchi x2,54cm/(1inchi ) = 101,6 cm

Bobot = 37 pon x (1 kg)/(2,2 pon) = 16,82 kg

BSA = √((101,6 cm x 16,82 kg)/3600) = √0,47 = 0,69 m2

Dosis perkiraan

(0,69 m2)/(1,73 m2) x 20 mg = 7,96 mg/hari.

C. Pencegahan injuri pengobatan

- Ingat 6 benar

- Perawat/bidan selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah
- Pastikan kebenaran obat yang bersifat toksik dengan perawat lain atau ahli farmasi

- Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung rute pemberian

- Jangan tinggalkan obat-obat yang telah dipersiapkan

- Laporkan obat-obat yang ditolak dan alasan penolakan

- Masukkan kedalam kolom, catatan obat yang diberikan, dosis, waktu rute,dan inisial

petugas.

D. Obat-obatan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan


- Uterotonik

- Tokolitik

- Anti Perdaraha

- Anti Konvulsi

- Obat Anastesi

E. Macam-macam cairan yang lazim digunakan dalam praktik kebidanan

1. Oralit

Indikasi : Mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu muntaber diare kolera

Nama dagang : Pedialyte, Renalylte

2. Infusan Otsu-NS

Indikasi : Untuk resusitasi kehilangan Na > Cl misal diare, sindrom yang berkaitan dengan

kehilangan natrium (asidosis diabetikum, Insufisiensi adrenokortikal luka bakar)

3. Otsu-RL

Indikasi : Resusitasi, suplai ion bikarbonat dan Asidosis metabolic

4. Otsu-D5

komposisi : Glukosa = 50 gr/l (5 %), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).

Indikasi : Sebagai cairan resusitas pada terapi intravena serta untuk keperluan hidrasi selama

dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan sampai sedang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai

perawatan, pengobatan, atau bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi

didalam tubuh.

Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat,

diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur keasliannya, tidak

ada percampuran, dan standar potensi yang baik. Selain kemurnian dan efektivitas. Standar-

standar tersebut harus dimiliki obat agar menghasilkan efek baik obat itu sendiri..

B. Saran

Kepada seluruh tenaga kesehatan diwajibkan untuk menguasai segala bentuk teori dan metode

yang berkaitan dengan obat-obatan. Tenaga kesehatan juga harus mampu memberikan konseling

kepada masyarakat mengenai segala aspek, unsur, dan komponen obat-obatan yang digunakan dalam

segala bentuk tindakan medis.

Kepada masyarakat, diharapkan untuk tidak sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan, dan

lebih teliti dalam memilih obat-obatan. Selain itu, masyarakat diharapkan untuk berkonsultasi dengan

tenaga kesehatan dalam menangani gangguan maupun penyakit yang dialami.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/377235916/Obat-Obatan-dan-CairanDalam-Praktik-Kebidanan

Pendokumentasian-Keterampilan-Dasar-Praktik-Klinik

https://www.slideshare.net/RetnoWulan15/konsep-dasar-pemberian-obat-65724340

https://dokumen.tips/documents/penggunaan-unit-dosis-obat.html

https://www.academia.edu/11805547/Pemberian_Obat

https://www.scribd.com/presentation/346141701/Pemberian-Obat-Yang-Lazim-Digunakan-Dalam-
Pelayanan-Kebidanan

https://www.academia.edu/11884357/obat-obat_dalam_kebidanan

Anda mungkin juga menyukai