Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOKINETIK KLINIK

OLEH:
SISKA APRILIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI
LUWU RAYA-PALOPO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................

A. Farmakokinetika ........................................................................................................

B. Defenisi Dosis ...........................................................................................................

C. Definisi Dosis maksimum..…….…………………………..……………………….

D. Macam-macam dosis obat …………………………………………………………

E. Cara Perhitungan Dosis…………………………...……………..…………………

F. Faktor Yang Mempengaruhi Dosis……………………………...…..……………..

BAB 3 PEMBAHASAN .........................................................................................................

A. Contoh Kasus Perhitungan Dosis..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah
pada manusia dan atau hewan serta untuk memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia termasuk pemakaian obat tradisional. Kita harus selalu
memperhatikan bagaimana obat itu bekerja, dosis yang harus dikonsumsi, efek dari
pemakaian obat tersebut dan keadaan dari obat itu sendiri apakah masih dalam keadaan
baik atau sudah tidak layak untuk digunakan sehingga kita terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti misalnya over dosis atau malah menimbulkan kekebalan bagi penyakit
yang diderita atau bahkan dapat menimbulkan kematian jika salah dalam mengkonsumsi
obat.
Jalur pemakaian obat yang paling efektif, (secara oral, rektal, parenteral) harus
ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam
berbagai umur, berat dan status penyakitnya. Untuk membantu pemakaian alat melalui
jalur-jalur pilihannya telah diformulasikan dan disiapkan bentuk sediaan yang sesuai
seperti tablet, kapsul, injeksi supositoria, ointment, aerosol dan lain-lain. Masing-masing
dari unit-unit sediaan dirancang supaya dapat memuat sejumlah bahan obat tertentu supaya
pemakaian sediaannya tepat dan menyenangkan. Perancangan, pengembangan, dan
produksinya biasanya merupakan contoh yang prima dan aplikasi ilmu-ilmu farmasi
campuran dari ilmu dasar, ilmu terpakai dan secara ilmu kedokteran dengan teknologi
kefarmasian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Farmakokinetika?
2. Apa yang dimaksud dengan Dosis Obat dan dosis maksimum?
3. Apa saja macam-macam Dosis Obat?
4. Bagaimana cara Penghitungan Dosis Obat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami tentang Farmakokinetika
2. Mengetahui dan memahami tentang Dosis Obat
3. Mengatahui bermacam Dosis Obat
4. Mengetahui cara Penghitungan Dosis Obat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Farmakokinetika
Farmakokinetika klinik merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
fate of drug in the body, meliputi absorbs, distribusi, dan eliminasi obat dalam badan,
merupakan alat pemandu utama di dalam pemantauan terapik obat. Keberhasilan suatu
terapi dengan obat sangat bergantung pada rancangan aturan dosis, dimana aturan dosis ini
didasarkakn pada parameter-parameter farmakokinetik obat tersebut. Penderita sebagai
individu memiliki respon yang bervariasi terhadap suatu obat, karena penderita satu dengan
penderita yang lain adalah a like, sehingga didalam praktek klinik perlu mendapat
perhatian, mengingat perbedaan parameter farmakokinetik sering terjadi. Pemanfaatan
prinsip-prinsif farmakokinetika klinik merupakan suatu usaha yang ideal untuk terapi
kuantitaif pada praktek farmasi klinik, dengan mengatur rejimen dosis untuk memperoleh
kadar yang cukup pada resptor sehingga menghasilkan respon farmakologi yang optimal
dengan efek merugikan yang minimal.
B. Defenisi Dosis

Dosis atau jumlah takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam ataupun obat
luar. Kecuali dinyatakan lain, dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian
melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal. Selain itu dikenal juga dengan istilah dosis
lazim. Dalam Farmakope Indonesia edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi
atau anak yang merupakan takaran petunjuk yang tidak mengikat.

C. Dosis Maksimum (DM)


Dosis maksimum berlaku untuk pemakaian satu hari. Penyerahan obat yang
dosisnya melebihi dosis makasimum dapat dilakukan dengan cra menambahkan tanda seru
dan paraf dokter penulis resep, memberikan garis bawah nama obat tersebut, dan
menuliskan banyaknya obat dengan huruf secara lengkap.
D. Macam-macam dosis Obat.
1. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.
2. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan
kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari
3. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan obat
4. Dosis Letal (Lethal dose) yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila
dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami
kelebihan dosis (Over dose)
5. dieliminasi dari dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepatdapat
mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh.
E. Cara Perhitungan Dosis
Berikut ini beberapa cara menghitung dosis obat untuk anak.
1. Berdasarkan Berat Badan
Setiap obat mempunyai rumus yang didasarkan pada berat badan. Umumnya, cara
menghitung dosis obat untuk anak dapat menggunakan rumus dosis obat dikali dengan
berat badan (kg).
2. Berdasarkan luas permukaan tubuh
Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan dosis
yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau
dengan berat badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan terutama
untuk pasien pediatrik/anak-anak. rumus perhitungan dosis BSA merupakan turunan
dari rumus Du bois and Du Bois.
Rumus:

Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus
CROWFORD-TERRY-ROURKE dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian
dari dosis dewasa ke dosis anak-anak, Dosis Perkiraan Konversi = Luas Permukaan
Tubuh (LPT) Anak/ LPT Dewasa x Dosis Dewasa, Seperti dibawah ini :
3. Berdasarkan Umur
A. Rumus Fried
Fried's Rule atau aturan Fried adalah salah satu cara menghitung dosis obat
untuk anak dengan tepat. Metode ini tidak boleh dianggap seakurat metode
nomogram karena didasarkan pada asumsi bahwa anak berukuran rata-rata dan
menggunakan usia dari pada berat badan. Penting untuk dicatat bahwa usia tidak
selalu menunjukkan berat badan pasien, penyesuaian pengobatan mungkin
diperlukan setelah respons pasien ditentukan. Aturan Fried adalah metode
memperkirakan dosis obat untuk anak dengan membagi usia anak dalam hitungan
bulan dengan 150 dan mengalikan hasilnya dengan dosis dewasa.

n (bulan)
Berikut rumusnya: 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150

B. Aturan Young
Aturan Young menggunakan konsep yang mirip dengan aturan Fried, namun cara
menghitung dosis obat untuk anak yang satu ini didasarkan pada usia anak dalam
hitungan tahun. Ketika diberikan dosis obat dewasa, formula ini dapat digunakan untuk
menemukan dosis pediatrik yang tepat.
n (tahun)
Rumus: 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠a
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)+12
4. Rumus dilling ( anak diatas 8 tahun)

n (tahun)
Rumus: 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠a
20
BAB III

PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus Perhitungan Dosis


1. Perhitungan Dosis Menggunakan Rumus Berdasarkan Berat Badan

Hitung berapa dosis 1 x pakai dan dosis sehari cefadroxil, untuk bayi berusia 10 bulan
dengan berat badan 8kg, jika diketahui dosis cefadroxil dalam sehari = 25 mg/kg dalam
dosis bagi . Berapa dosis cefadroxil dalam sehari 2x pakai
Jawab :
Dosis sehari = 8kg x 25 mg/ kg = 200 mg
Dosis cefadroxil sekali pakai 200mg : 2 = 100 mg

2. Perhitungan Dosis Menggunakan Rumus Luas Permukaan Tubuh


R/ Ketoprofen 50 mg
m.f pulv in caps No. IX
S 3 dd 1
Pro : Fafa
Tinggi : 105 cm
Bobot : 29
Umur : 5,5 tahun
Jawab:
Berdasarkan dari pasien dalam resep ini masih tergolong anak/balita maka kita melakukan
penyesuaian dosis, yang pertama kita lakukan melihat literatur (misal di buku Obat-Obat
Penting hal.859, dosis lazim dewasa ketoprofen adalah 2-4 dd 50 mg)

Maka diperoleh hasil= 0,92. Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus Dosis penyesuaian
BSA:

Dosis Yang diberikan= 26,5 mg dosis sekali pakai untuk anak tersebut.
3. Perhitungan Dosis Menggunakan Rumus Fried
Anak usia 6 bulan, mengalami demam tinggi, untuk menurunkan panas anak tersebut
mendapatkan resep paracetamol, berapa dosis yang diberikan untuk anak tersebut
Jawab:
𝑈𝑠𝑖𝑎 (𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝐷𝑎 = 𝑥dd (mg)
150
6
𝐷𝑎 = 𝑥 500 𝑚𝑔
150
= 20 mg
4. Perhitungan Dosis Menggunakan Rumus Young
Dosis lazim paracetamol untuk dewasa adalah 500 mguntuk 1x minum, berapa dosis obat
untuk anak usia 7 tahun
n (tahun)
Jawab : Rumus: 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠a
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)+12

7
= 7+12 𝑥 500

7
= 𝑥 500
19

3.500
=
19

= 184,21 mg = 184 mg

5. Perhitungan Dosis Menggunakan Rumus Dilling


R/ atropine sulfate 0.5 mg (DM sekali : 1 mg, DM sehari 3 mg)
Sach.lact q.s
m.f.pulv.d.t.d. no. X
s.t.d.d.pulv.I
rifki (12 th)
jawab :
1. DM sekali pakai anak 12 th
12
= 20 𝑥 1 𝑚𝑔

= 0.6 mg DM atropine sulfat sekali pakai


2. DM sehari

12
= 20 𝑥 3 𝑚𝑔

36
=20

= 1,8 mg atropine sulfat sehari


Daftar pustaka
1. Wahyono, Djoko. 1951. Farmakokinetika Klinik : konsep dasar dan terapan
dalam farmasi klinik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2. Anief, M. 2023. Ilmu meracik obat. Teori dan Praktek. Gajah Mada University
Press.
3. Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai