Anda di halaman 1dari 10

Blok 6-FT-Pr2

PRAKTIKUM 2 DARING : PERHITUNGAN DOSIS DAN PENULISAN RESEP

Latar belakang Dosis obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek
farmakologi obat. Untuk mendapatkan efek yang diinginkan pemberian
obat tersebut harus tepat, aman dan rasional. Kriteria sebagai berikut :
tepat indikasi, tepat penderita (pasien), tepat obat dan bentuk sediaan obat
(BSO), tepat dosis dan perhitungan dosis, tepat cara pemberian, interval
waktu dan lamanya pemberian, waspada terhadap efek samping obat.
Penulisan resep merupakan bagian penting dalam medical care. Penulisan
yang baik dan benar akan menurunkan angka terjadinya kesalahan dalam
pengobatan (medication error). Salah satu pembelajaran yang harus
dicapai oleh mahasiswa dalam pembelajaran kedokteran adalah pemberian
terapi yang sesuai dengan kasus dan dapat menuliskannya dalam format
resep yang benar.
Tujuan Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa mampu menghitung dosis pada dewasa dan anak dan
menuliskan resep dengan baik dan benar.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mahasiswa dapat menghitung dosis pada dewasa dan anak.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian resep, tujuan penulisan
resep, dan jenis-jenis resep.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ketentuan dan kaidah dalam
penulisan resep
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen resep dan penulisan
resep pada keadaan tertentu (resep mengandung narkotika, resep
segera, resep ulangan).
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan istilah yang berkaitan dengan
penulisan resep.
6. Mahasiswa dapat menuliskan contoh resep yang lengkap.
Teori Pengertian dosis obat:
Jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam satuan
tertentu untuk memberikan efek farmakologi terhadap tubuh.
Satuan yang dimaksud: berat, isi atau unit: mcg, mg, g, ml/cc.

Jenis-jenis dosis:
1. Dosis minimal: dosis yang paling kecil yang masih
memberikan efek terapeutik.
2. Dosis maksimal: dosis yang tertinggi yang masih dapat
diberikan tanpa efek toksis.
3.Dosis permulaan (loading dose): dosis yang diberikan pada
permulaan menggunakan obat untuk mencapai kadar tertentu
dalam darah, misalnya pemberian antibiotika golongan
aminoglikosida.
4.Dosis pemeliharaan : dosis untuk menjaga agar penyakitnya
tidak kambuh lagi. Hanya untuk penyakit tertentu, misalnya
asma, alergi, jantung dll.
5.Dosis terapeutik (dosis lazim, dosis medicinalis) : dosis
optimal yang paling baik, terletak antar dosis minimal dan dosis
maksimal.
6.Dosis toksik : dosi obat melebihi dosis maksimal.
7.Dosis letal : dosis yang menimbulkan kematian.
8.Dosis letal 50 (LD50) : artinya dosis yang membunuh 50%
dari binatang percobaan.
9.Interval waktu : waktu yang diperlukan antara pemberian
suatu dosis dengan dosis berikutnya disebut juga interval dosis /
dosage interval.
10.Regimen dosis : pengaturan dosis serta jarak antar dosis
untuk terapi. Tujuannya untuk mempertahankan konsentrasi
terapeutik obat dalam tubuh.
11.Dosis ganda : pemberian dosis tunggal secara berulang,
disebut juga multiple dose administration yang mengakibatkan
akumulasi obat dalam tubuh, supaya MEC tercapai.
12.Dosis awal /initial dose : Dosis mula pertama kali diberikan.

Dosis obat untuk anak-anak:


Bahan obat yang diberikan kepada anak-anak umumnya sama dengan
bahan obat yang diberikan kepada orang dewasa, hanya dosis atau
takarannya berbeda. Untuk menentukan dosis ini, dapat diperhitungkan
dari dosis orang dewasa dengan mempergunakan rumus.
Dasar utama penentuan dosis obat pada anak adalah luas permukaan
tubuh, berat badan dan umur.
Rumus Perhitungan dosis obat untuk anak-anak:
Bahan obat yang diberikan kepada anak-anak umumnya sama
dengan bahan obat yang diberikan kepada orang dewasa, hanya dosis
atau takarannya berbeda. Untuk menentukan dosis ini, dapat
diperhitungkan dari dosis orang dewasa dengan mempergunakan
rumus.
Dasar utama penentuan dosis obat pada anak adalah luas permukaan
tubuh, berat badan dan umur.
Rumus Perhitungan dosis obat untuk anak-anak:
1.Luas permukaan tubuh (Body Surface Area (BSA))
Dosis anak-anak=(BSA (m2)xdosis dewasa)/1,7
m2=meter bujur sangkar BSA
1,7= BSA rata-rata pada orang dewasa
Cara ini sebetulnya paling tepat, tetapi kurang praktis.
2.Rumus Ausberger
Anak 2-12 tahun= (m+13)% dari dosis dewasa
Anak 1-11 tahun=(4n+20)% dari dosis dewasa
Anak 12-16 tahun=(5n+10)% dari dosis dewasa
m=umur dalam bulan; n=umur dalam tahun
3.Berat badan
Clark : W / 70 x Dosis dewasa maksimal ( W= berat dalam
kg)
Untuk praktek sehari-hari rumus ini sering dipakai
4.Umur:
a. Young : n / (n + 12) x dosis dewasa
(n = umur dalam tahun)
Rumus ini tidak berlaku untuk anak diatas 12 tahun.
b Dilling : n / 20 x dosis dewasa
. (n = umur dalam tahun)
c. Cowling : (n + 1) / 24 x dosis dewasa
(n = umur dalam tahun)
Di Indonesia rumus ini tidak banyak dipergunakan
d Fried : (m /150) x dosis dewasa
. (m = umur dalam bulan)
Rumus ini dipakai untuk bayi 1 tahun kebawah.

Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,atau dokter
hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat-
obatan bagi penderita. Menurut undang-undang, yang dibolehkan menulis
resep adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter hewan.
Bagi dokter umum dan dokter spesialis, tidak ada pembatasan mengenai
jenis obat yang boleh diberikan kepada penderita. Dokter gigi hanya boleh
menuliskan resep berupa jenis obat yang berhubungan dengan penyakit
gigi, sedangkan dokter hewan pembatasan bukan pada jenis obatnya
melainkan pada penderitanya. Dokter hewan hanya boleh menuliskan
untuk keperluan hewan semata‐mata.
Pada prinsipnya resep adalah bentuk komunikasi antara dokter dan
apoteker, maka prinsip dasar komunikasi berlaku dalam penulisan resep
yaitu kejelasan informasi dari dokter sehingga dapat dipahami oleh
apoteker.
Berdasarkan cara peracikan obat maka resep dibagi atas formula
magistralis dan officinalis. Resep formula magistralis atau dikenal juga
sebagai resep racikan, disusun sendiri oleh dokter. Pada resep formula
officinalis, dokter meresepkan obat standar sesuai buku pedoman obat.
Komponen resep yang lengkap mengandung informasi seperti di bawah
ini:
1. Inscriptio: nama dokter, no.sip., alamat/tlp/hp/kota/tempat, tanggal
menulis resep.
2. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ =
resipe” artinya berikanlah.
3. Prescriptio/ ordonantio: yaitu nama obat dan jumlah serta bentuk
sediaan yang diinginkan.
4. Signatura: tanda cara pakai, dosis pemberian, interval waktu
pemberian, sebagai keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
5. Subcriptio: tandatangan/ paraf dokter penulis resep sebagai legalitas
resep tersebut.
6. Pro: bagian ini terdiri dari nama pasien, umur dan alamat bila perlu.
Terdapat dua kaedah dalam penulisan resep di bagian Prescriptio /
ordonantia yaitu:
1.

2. Kaedah kedua penulisan di bagian prescription

Beberapa singkatan latin yang biasa digunakan di dalam penulisan resep,


yaitu:
Singkatan Latin yang Latin Bahasa Indonesia
biasa digunakan
M.f Misce fac Buatlah
Pulv Pulvis Serbuk
Dtd Da tales dosis Sesuai dosis
Da in caps Da in capsule Masukkan dalam
kapsul
S.i.m.m Signa in manus Kembalikan ke tangan
medici dokter
S.u.e Signa usus externus Untuk pemakaian luar
Iter Iterature Bisa diulang
Garg Gargline Kumur
Bahan dan Alat Bahan:
- Buku Rujukan/Buku Teks Farmakologi
- Formularium Nasional
- Daftar Obat Esensial Nasional
- MIMS
- Kasus

Alat:
-Alat tulis
-LCD-projector
-Lembar kerja

Prosedur Pelaksanaan: Pembimbing praktikum memberikan penjelasan, contoh


Praktikum kasus dan penyajian kasus.

Contoh kasus I:
Seorang pasien, laki-laki, 20 th, BB, 65 kg, dibawa berobat ke dokter gigi
dengan keluhan gigi berlubang. Setelah dilakukan tindakan penambalan,
dokter gigi ingin memberikan obat yang terdiri dari:
1. Tablet parasetamol
2. Tab. Amoxicillin
Selama 3 hari.
Langkah 1:
Tentukan dosis untuk masing-masing obat
-Parasetamol ( Dewasa 0,5 -1 gr, setiap 4-6 jam) = 500 mg parasetamol
-Amoxicillin ( Dewasa 500 mg 8 hourly) = 500 mg amoxicillin
Langkah 2:
Tentukan BSO dan frek pemberian per hari
-Parasetamol tablet, frek= 4-6 hourly= 4 x 1 tab
-Amoxicillintablet, frek=8 hourly= 24/8= 3 x1 tab
Langkah 3:
Tentukan jumlah tablet selama 3 hari
-Paracetamol: 4x1x3= 12 tablet
-Amoxicillin:3x1x3= 9 tablet
Langkah 4:
Buatlah penulisan resepnya:
R/ Tab. Paracetamol 500 mg No. XII
S 4 dd tab I
R/ Tab. Amoxicillin 500 mg No. IX
S 3 dd tab I

Contoh kasus 2
Seorang anak, usia 10 tahun, BB=15 kg, dibawa ke dokter gigi dengan
keluhan gigi berlubang, setelah melakukan tindakan perawatan, dokter
gigi ingin meresepkan obat dibawah ini untuk 5 hari:
-Parasetamol
-Amoxicillin
Langkah 1:
Tentukan dosis masing-masing obat
-Parasetamol: (Anak: 10-15 mg/kgBB, setiap 4-6 jam)= 15(10-15)=150-
225 mgsulit memecah tab, pilih sirup ambil 175 mg
Sirup paracetamol: 125 mg/5 ml
Vol yg dibutuhkan = dosis obat/dosis dlm kemasan x vol dlm kemasan
= 175/125 x 5 = 7 ml 7,5 ml = 1 ½ sendok teh
-Amoxicillin: (< 40 kg= 40-90 mg/kgBB in divided doses 8
hourlyfrek: 3 x
Dosis: 15 x (40-90)= 600-1350/3=200-450 mg ambil 250 mg
Sirup amoxicillin: 125 mg/5 ml
Vol yg dibutuhkan= 250/125 x 5 ml= 10 ml 2 sendok teh
Langkah 2
Tentukan BSO dan frek pemberian
-Parasetamol sirup,frek: 3 x 1
-Amoxicillin sirup, frek: 3 x1
Langkah 3
Tentukan jumlah botol
1 botol parasetamol =60 ml
Jumlah botol = 3 x 7,5 ml x 5=112,5ml = 2 botol
1 botol amoxicillin = 60 ml
Jumlah botol= 3 x 10 ml x 5=150 ml= 3 botol
Langkah 4
Buatlah penulisan resepnya
R/ Syr.Paracetamol Fl.II
S 3 dd cth 1 ½
R/ Syr. Amoxicillin Fl.III
S 3 dd cth II
LATIHAN
Kasus I
Seorang wanita, 25 tahun, datang dengan keluhan gigi berlubang dan
demam (+). Dokter meresepkan Amoxycillin, Natrium diclofenac untuk
pemberian selama 3 hari.
(Lihat BSO dan frekuensi pemberian obat di MIMS)

Kasus II
Seorang anak, 2 tahun, BB: 20 kg, dibawa ibunya dengan keluhan gigi
berlubang. Dokter meresepkan obat yang terdiri dari:
- Paracetamol
-Amoxicillin
Buatlah penulisan resepnya secara lengkap untuk 5 hari

- Kasus III
Seorang pasien, laki-laki, 30 tahun, datang dengan rencana operasi mulut.
Dokter gigi meresepkan obat untuk persiapan operasi yang direncanakan
3 hari lagi yaitu:
• Lidocaine 1 ampul
• Spuit 3 cc 1 buah
• Kassa steril 1 pack
• Betadine antiseptic gel 1 selongsong
Buatlah penulisan resepnya secara lengkap pada kasus diatas

-Kasus IV
Seorang pasien , laki-laki, usia 40 tahun, diresepkan dokter gigi, beberapa
obat yakni:
-Tab.parasetamol
-Betadine kumur, dikumur 2x sehari (pagi dan malam)
Buatlah penulisan resepnya untuk kasus diatas

Anda mungkin juga menyukai