FARMAKOKINETIK
OBAT TRADISIONAL
Referensi utama
Referensi utama
PRINSIP UMUM
Efek farmakologis tumbuhan berasal dari metabolit
sekundernya.
Metabolit primer: Zat yang penting untuk kehidupan
tumbuhan seperti enzim dan protein lain, lipid, karbohidrat,
klorofil.
Metabolit sekunder: Tidak penting untuk mempertahankan
hidup tumbuhan pada tingkat biokimia. Memiliki fungsi
meningkatkan daya hidup tanaman pada lingkungan
alaminya.
Sinergi farmakokinetik
Komponen tumbuhan yang secara sendiri tidak aktif dapat
bekerja meningkatkan stabilitas, kelarutan, bioavailabilitas
atau waktu paruh komponen aktif.
Contoh:
Asam askorbat dalam ekstrak jeruk lebih tinggi
bioavailabilitasnya dibandingkan asam askorbat saja.
Isoflavon daidzin dalam bentuk ekstrak mentah mencapai
konsentrasi plasma yg lebih tinggi dibandingkan dosis
ekivalen daidzin murni.
Konsumsi buah kiwi segar vs as.askorbat dalam air minum
menghasilkan kadar as.askorbat 5x lebih tinggi di jaringan
pada mencit dgn defisiensi vit.C.
Sinergi farmakodinamik
Sebagian atau semua komponen merupakan zat aktif, dalam
bentuk campuran meningkatkan efektifitas farmakologisnya.
Contoh:
Ekstrak cannabis memiliki aktifitas antispastik yang lebih
besar dibandingkan dosis ekivalen tetrahidrocannabinol
(THC).
Aktifitas antiulkus ekstrak jahe 66 kali lebih besar
dibandingkan komponen individualnya.
Kombinasi ginseng (Panax ginseng) dan Ginkgo terhadap
fungsi kognitif lebih besar vs efek tersendiri.
2. AKTIFITAS POLIVALEN
Obat herbal kompleks secara kimiawi, bekerja secara
simultan terhadap multitarget untuk mencapai spektrum efek
farmakologis yang diinginkan (polifarmakologi).
Satu ekstrak banyak efek.
Bahan aktif ekstrak herbal adalah keseluruhan ekstrak itu
sendiri.
Polivalensi: rentang aktifitas biologis yang dimiliki suatu
ekstrak yang menimbulkan keseluruhan efek klinis atau in
vivo.
3 LEVEL POLIVALENSI
1. Terdapat beberapa jenis zat fitokimia yang masingmasingnya memiliki efek biologis yang berbeda.
2. Terdapat zat-zat fitokimia dari satu jenis golongan
tertentu yang memiliki lebih dari satu efek biologis yang
relevan dalam pengobatan dan/atau meningkatkan
kesehatan pasien.
3. Terdapat zat-zat fitokimia yang tidak mempengaruhi
kausal atau gejala penyakit, tetapi memodifikasi efek
samping, absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi
bahan-bahan aktif.
3. INTELLIGENT MIXTURES
Hipotesis intelligent mixtures:
Ekstrak herbal merupakan campuran berbagai metabolit
sekunder tumbuhan yang dibentuk melalui tekanan evolusi.
Hipotesis network pharmacology:
Ekstrak tumbuhan mengandung ratusan zat bioaktif
potensial dengan aktifitas rendah yang mempengaruhi
berbagai protein pada jalur sinyal yang sama pada sel secara
lemah, tetapi cukup untuk menekan atau mengaktivasi suatu
proses.
Resveratrol
dimetabolisme
dengan
bioavailabilitasnya terbatas hindari
bersamaan dengan makanan tinggi lemak.
cepat,
asupan
GLIKOSIDA SIANOGENIK
Dapat membentuk asam hidrosianat (asam prussat, sianida).
Glikosida sianogenik mencakup amigdalin (bitter almonds,
biji peach) dan prunasin (wild cherry bark).
Kulit ketela mengandung glikosida sianogenik.
Konsumsi ketela (Manihot esculenta) bersama diet yang
kekurangan asam amino sulfur endemik upper motor
neuron disease.
MUCILAGES
Serat larut berupa zat kental, polisakarida yang bersifat asam
(mengandung asam uronat). Bersifat sangat hidrofilik dan
mengikat air serta molekul lain untuk membentuk gel.
Enzim pencernaan manusia tidak dapat memecah mucilages.
Dapat didekomposisi sebagian oleh flora usus membentuk
asam lemak rantai pendek yang bermanfaat sebagai
prebiotik.
Manfaat lain: pelembab topikal, mengurangi inflamasi
saluran cerna dengan membentuk lapisan bioadhesive,
membantu penyembuhan luka dan lesi kulit terinfeksi),
laksatif, menurunkan kolesterol, antitusif (melalui reflex
demulcency), weight loss agents (menimbulkan rasa
kenyang)
Contoh tanaman: Plantago psyllium
Plantago psyllium
EFEK SAMPING:
Rasa penuh di perut, flatulen, gangguan absorbsi
nutrien, obstruksi saluran cerna (harus minum banyak
air).
ALKALOID
Bersifat alkali dan mengandung amin sekunder atau tersier pada
cincin heterosiklik.
Klasifikasi menurut struktur kimia: pirolidin, piridin, piperidin,
pirolizidin, kinolizidin, kinolin (ex. Kinin), isokinolin, indol, tropan
(ex. Hyosin), imidazol, xantin (ex. Kafein, teofilin).
Contoh tanaman yang mengandung alkaloid:
Capsicum, cola, gentian, ginkgo, Camellia sinensis
FLAVONOID
Senyawa polifenol yang umum pada tumbuhan, berfungsi sebagai
pigmen dan memberi warna pada bunga dan buah.
Pigmen flavonoid umumnya berwarna kuning. Flavonid-related
anthocyanins: merah, biru, ungu. Juga terdapat pada daun untuk
melindungi jaringan dari radiasi UV.
Flavonoid terdiri atas cincin benzen tunggal yang berikatan
dengan struktur benzo-gamma-piron. Dapat berupa flavonoid
bebas (aglikon) atau berikatan dengan gula (flavonoid glikosida).
Glikosida flavonoid terdiri atas 3 jenis: flavon, flavonol, flavonon.
TOKSIKOLOGI
TANIN
Senyawa polifenol yang memiliki afinitas terhadap protein.
Digunakan untuk menyamak kulit reaksi ikatan silang.
Jumlah grup fenol dan ukuran molekulnya besar berikatan kuat
dengan protein pada banyak tempat dan mempresipitasi protein
dalam larutan.
Dibagi atas 2 klp utama:
Tanin yang dapat dihidrolisis (galotanin, elagitanin pd buah
delima).
Tanin terkondensasi (prosianidin/proantosianidin).
Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung pseudotanin; catechin
dan epicatechin ukuran molekul kecil dan tidak dapat
menimbulkan denaturasi protein kulit.
Farmakodinamik
Tanin akan bereaksi dengan protein pada membran mukosa dan
mukus mukosa menjadi kurang permeabel astringency.
Contoh: saat makan pisang muda sensasi tertarik dan kering di
mulut
Efek astringent meningkatkan proteksi lapisan mukosa thd
mikroorganisme dan zat kimia iritan, juga efek antisekretorik.
Tanin adalah molekul polar absorbsi minimal bioavailabilitas
minimal efek lokal, efek pada lumen.
Produk pemecahan tanin dapat diabsorbsi dan menimbulkan efek
sistemik.
Efek farmakologis:
Antidiare astringent, antisekretorik, netralisasi protein
inflamatorik, inaktivasi toksin kolera.
Antiulkus peptikum
Hemostatik vasokonstriksi, artificial plug
Antioksidan green tea catechins
Antikanker elagitanin (ekstrak pomegranate)
Penyembuhan luka elagitanin
EFEK SAMPING DAN TOKSIKOLOGI
Terjadi pd penggunaan dosis tinggi herbal yg mengandung tanin
dlm jml besar.
Iritasi mukosa, konstipasi
Inhibisi enzim pencernaan
Menurunnya absorbsi ion logam spt besi
Mengurangi absorbsi tiamin
Hepatotoksisitas
Injeksi subkutan karsinogenik
Kanker esofagus (?) asupan jangka lama
Efek:
Aromaterapi sedatif dan mengurangi ansietas (lavender oil)
Antimikroba (penetrasi membran sel), spasmolitik (peppermint,
clove oil), expectorant (myrtle oil, anise oil), anestetik lokal
(clove oil), antitumor (black cumin seed oil)
Toksikologi:
Dermatitis kontak pada pemakaian topikal (tea tree oil)
Karsinogenik (sassafras oil)
Bentuk sediaan
Ukuran molekul
Aktifitas
Aktifitas estrogenik
estrogenik
>>>
>>>