Anda di halaman 1dari 110

FITOTERAPI

OLEH :

Nama : Ade safitri

NIM : F201501074

Kelas : D2 Farmasi

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

2018
A. Fitoterapi Untuk Obesitas
1. Tanaman Jati Belanda

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.).

a. Tanaman asal dan family


Simplisia guazumae folium (daun jati belanda ) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal daritanaman Guazuma ulmifolia Lamk., suku Sterculiaceae

b. Kandungan kimia dan Mekanisme tanin sebagai penurun berat badan


Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi
penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada
dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir
bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap
makanan dapat dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun
jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing.
Rumus kimia senyawa tanin

c. Efek samping
Nilai LD50 ekstrak alkoholik daun jatu belanda adalah lebih besar dari 6324,14
mg/kg bb. Selama percobaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda toksisitas.

2. Tanaman Bangle

Tanaman Bangle (Zingibercassumunar Roxb)

a. Asal Tanaman Bangle dan family


Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di
Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang
cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai daerah
ketinggian 1.300 m dari permukaan air laut. Herba semusim, tumbuh tegak,
tingginya 1-1,5 m. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging,
bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm.
Ukuran rimpangnya lebih besar dibanding jahe. Permukaan luar tidak rata,
berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda
kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklata.
Rasanya tidak enak, agak gatal di tenggorokan, pedas dan pahit. Bangle
digolongkan sebagai rempah-rempah yang berkhasiat obat.

b. Kandungan kimia Tanaman Bangle

Rumus kimia senyawa flavonoid

Komponen di dalam rimpang bangle antara lain: alkaloid, flavonoid,


minyak atsiri, saponin, pati, tanin, steroid/triterpenoid, lemak, dan gula
(Wijayakusuma et al. 1997) serta sineol dan pinen (Winarti et al. 1994).
Tanaman bangle ini memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah sebagai obat
lemah jantung, sakit kepala, reumatik, pencahar, penurun panas, penyembuh
sakit perut, batuk berdahak, sakit kuning, cacingan, ramuan jamu wanita setelah
melahirkan, mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), sebagai
antioksidan, antiinflamatory (Masuda et al. 1994), dan sebagai insektisida
(Nugroho et al. 1996; Ariani 2003), serta selain itu tanaman ini juga berfungsi
sebagai analgesik (Ozaki 1994).
c. Mekanisme kerja
Menurut Darusman et al. (2001), degradasi lemak dapat didekati dengan
hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat
aktivator enzim dapat dikategorikan sebagai peluruh lemak. Sebagai obat
pelangsing, senyawa flavonoid yang terdapat pada rimpang diekstraksi dengan
pelarut metanol 80% dapat meningkatkan aktivitas enzimlipase.

3. Kayu rapet (Parameria laevigata)

Gambar Kayu Rapet Parameria laevigata (Juss.)

a. Tanaman asal dan fimily


Tumbuhan kayu rapet bernama latin Parameria laevigata (Juss).
Moldenke atau sinonimnya Parameria barbata Schum. Termasuk suku
Apocynaceae, tumbuhan liar di hutan-hutan ditempat lain yang tanahnya
tidak tandus dan cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini sering
digunakan untuk mengobati luka-luka, koreng, disentri, dan nyeri rahim
sehabis melahirkan. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit kayu
(batang) dan kayunya sendiri. Tumbuhan ini mengandung zat kautsyuk dan
zat getah-perca. Di dalam kulit kayu dan akarnya terkandung senyawa
kimia seperti flavonoida dan polifenol sedangkan daun mengandung
saponin dan tannin, protocathechuic acid.

b. Khasiat

Kuliat kayu rapet berkhasiat sebagai obat rahim nyeri sehabis


melahirkan, disentri dan luka-luka. Saponin adalah senyawa surfaktan. Dan
berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik,
imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme antikoarsinigenik
saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker

Flavonoid ,melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan


mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi
kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner,
mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan

c. Mekanisme kerja
Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan membebaskan 1
atom hydrogen dari gugus hidroksinya yang kemudian berikatan dengan 1
radikal bebas. Dengan adanya ikatan ini maka akan menstabilkan radikal
peroksi yang membuat energi aktivitas berkurang, dan selanjutnya akan
menghambat atau menghalangi reaksi oksidasi dari kolestrol LDL. Melalui
penghambatan reaksi oksidasi kolestrol LDL ini maka dapat menurunkan
kadar kolestrol darah. Kemudian flavonoid juga dapat mencegah
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga mencegah
terjadinya ateroklerosis.

d. Kandungan Obat

Tumbuhan ini mengandung zat kautsyuk dan zat getah-perca. Di


dalam kulit kayu dan akarnya terkandung senyawa kimia seperti flavonoida
dan polifenol sedangkan daun mengandung saponin dan tannin,
protocathechuic acid

e. Cara pengolahan

Untuk obat nyeri rahim setelah bersalin dipakai 15 gram kulit


kayu rapet,dicuci direbus dengan 3 gelas air selama 25 menit, setelah
diangkat disaring. Hasil saringan diminum 2 kali pagi dan sore.

4. Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith)


a. Deskripsi
Morfologi rimpang adalah berbau aromatik dengan rasa pedas mirip
mentol dan agak pahit. Rimpang berbentuk agak pipih atau agak bulat telur terbalik,
bagian ujung bercabang-cabang pendek, pada tiap cabang terdapat parut melekuk
ke dalam dengan potongan sepanjang 7-18 cm dan tebal 2,5-5 cm. Bagian luarnya
berwarna coklat kekuningan sampai kuning pucat dan beraluralur memanjang serta
memberikan bekas patahan tidak rata dan berserat (Depkes RI, 1978).

b. Kandungan Kimia
Rimpang mengandung minyak menguap seperti zerumbone, humulene,
camphene (Faizah et al., 2002) dan α-caryophyllene (Purwanti dkk., 2003). Selain
itu, mengandung saponin, flavonoida dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea,
2000). Uji fitokimia dari ekstrak etanol rimpang tersebut positif adanya komponen
fenolik, tanin, asam amino, karbohidrat, dan alkaloid (Somchit et al., 2005). Hasil
isolasi dari tanaman ini diperoleh adanya dua senyawa se-isomer yaitu
6-methoxy-2E,9E-humuladien-8-one dan stigmast-4-en-3-one (Jang & Seo, 2005).
Zerumbon, α-kariofilen, 1,5,5,8-tetrametil-12-oksabisiklo [9.1.0] dodeka3,7-dien
(Murakami et al., 1999; Abdul et al., 2008; Bhuiyan et al., 2009).

c. Manfaat
Rimpang dimanfaatkan dalam ramuan sebagai obat pelangsing,
penghangat badan, obat pusing, obat disentri, dan membantu mengeluarkan gas
(karminatif) pada perut kembung (Mursito, 2001). Penelitian terhadap ekstrak
etanol dari rimpang memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik yang mampu
menghambat inflamasi akibat induksi prostaglandin (Somchit et al., 2005).
Zerumbone dan α-caryophyllene terdapat dalam rimpang dan daun serta kedua
senyawa ini pada konsentrasi tinggi menunjukkan aktivitas antiinflamasi, antiulkus,
antioksidan dan antimikroba (Jaganath dan Ng, 2000; Somchit et al., 2005;
Mascolo et al, 1989; Agrawal et al., 2000; Bhuiyan et al., 2009). Senyawa utama
zerumbon yang diisolasi dari lempuyang gajah menunjukkan potensi sebagai anti
kanker leher rahim, dibuktikan dengan uji sitotoksisitas pada sel HeLa dengan
metode MTT assay IC50 sebesar 11,3 μM (2,5 μg∕ml) (Abdul et al., 2008).
Zerumbon juga terbukti bersifat toksik pada sel HT-29, CaCo-2, dan MCF-7
(Murakami et al., 1999; Kirana et al., 2003).

Rumus kimia senyawa α-caryophyllene


5. Pulasari Alyxia stellate
a. Deskripsi
Palasan atau Pulasari/Pulosari (Alyxia stellata) adalah tanaman dalam
keluarga Apocynaceae Ia merupakan tanaman merambat dengan kulit batang
putih yang memiliki wangi tertentu dan rasanya pahit. Tanaman ini tumbuh
liar di hutan dan di ladang daerah pegunungan.
b. Kandungan Kimia
Kulit batangnya mengandung zat-zat: zat samak, kumarin, zat pahit, dan
alkaloida, Andrografin; Andrografoloid; Panikulin, Tanin.
Cara penggunaan obat antiobesitas “pelangsing”
Serbuk pelangsing sebanyak 2 sendok diseduh dengan air panas,
kemudian didiamkan agar serbuk mengendap kemudian dapat diminum. Obat
antidiabetes ini digunakan 2 kali sehari hingga berat badan turun.

6. Gracinia fructus (Buah Garcínía)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia garcinia fructus (buah garcinia) merupakan buah keri yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Garcinia cambo suku Clusicaceae.

b. Deskripsi tanaman
Tanaman pohon, daun mengkilap hijau, bentuk bulat telur memanjang,
pangkal dan ujung runcing, memiliki tangkai, ibu tulang daun jelas telihat.
Bunga unisek, buah mirip labu parang

c. Kandungan kimia

Struktus kimia Asam hidroksi sitrat


Buah garcinia mengandung flavonoid, biflavonoid, xanton dan
benzofenon Kandungan lain adalah asam sitrat, asam hidroksi sitrat, oreksin A
dan B.

d. Farmakologi
Ekstrak G. cambogia yang mengandung asam hidroksi sitrat (HCA) dapat
menyerang lemak tubuh pada tikus Zucker yang mengalami obesitas. Pada
dosis tinggi asam hidroksi sitrat sampai 154 mmol / kg diberikan selama 3
bulan berturut-turut lemak pada epididimis. Namun pada tingkat tinggi asam
hidroksi sitrat (778 dan 1244 mg / kg bb sehari) menyebabkan atropi pada
testis. Pada dosis rendah efek toksik tersebut tidak terlihat. Berdasarkan
penelitian NOAEL (tidak ditemukan efek samping dari asam hidroksi sitrat
adalah 389 mg / kg bb sehari.
Biji G. cambogia meningkatkan proses hematologikal dan efek
antiobesitas pada tikus jantan, aplikasi potensial dalam peningkatan
hematokrit dibawah kondisi anemia. Penurunan berat badan dan lipid
endogen pada lipid endogen pada hewan menunjukkan potensinya sebagai
tanaman antiobesitas dan antilipogenik.
Beberapa uji klinik membuktikan efektivitas G. cambogia dalam
menurunkan berat badan pada 42 minggu dengan pemberian 3 kg ekstrak
sehari selama 12 minggu.
Asam hidroksi sitrat (HCA), adalah bahan aktif yang terkandung dalam
tanaman garcinia, telah ditemukan menjadi penghambat kompetitif dari enzim
adenosin trifosfat (ATP) liase sitrat dan penghambat lipogenesis. HCA
tampaknya meningkatkan penggunaan lemak dan mengurangi penggunaan
glikogen, juga dapat meningkatkan penurunan berat badan dengan menekan
nafsu makan, walaupun mekanisme kerjanya belum dipahami dengan baik
Komponen zat aktif yang ada di dalam tanaman garcinia, HCA dapat
meningkatkan berat badan. Namun dari hasil studi klinis dilaporkan berbagai
hasil. Tidak ada kerugian berat badan atau penurunan massa yang signifikan
dari pasien obesitas yang diberi garcinia dan plasebo. HCA, dan untuk tingkat
yang lebih besar kombinasi HCA dengan kromium niacin-seperti,
memfasilitasi lebih berat badan, BMI dan kadar kolesterol. Teoritis teoritis,
HCA mungkin pilihan yang cocok untuk efek lipogenesis.

e. Keamanan
Garcinia dapat ditoleransi dengan baik. Dilakukan selama 12 minggu
pada manusia. Pemakaian dosis harian lebih dari 4,7 g asam hidroksi sitrat
(HCA) telah dicatat aman dengan tidak adanya efek samping pada terapinya.
Pada sebuah kasus, pasien mengalami rhabdomiolisis terkait kehilangan
berat badan setelah menggunakan obat yang mengandung ma-huang (efedrin),
guarana (alkaloid aktif kafein), kitosan, Gymnena sylvestre, Garcinia
cambogia ( 50% HCA ) , dan kromium . Kontribusi garcinia terhadap efek
samping ini masih belum jelas.
Dilaporkan adanya kasus rhabdomiolisis setelah penggunaan obat herbal
penurun berat badan yang mengandung garcinia pada seorang wanita sehat
berumur 54 tahun. Pasien mengalami nyeri dada dan hasil menunjukkan
rhabdomiolisis dengan kreatinin serum puncak 1028 IUA, yang kemudian
menurun secara bertahap dan kembali normal setelah pemakaian obat herbal
dihentikan. Kenaikan kreatinin mengindikasikan bahwa kerusakan otot
merupakan salah satu mekanisme penurunan berat badan oleh sediaan ini.
Penulis menyarankan monitoring serum kreatinin pada pasien yang
menggunakan formula herbal penurun berat badan.
Penghambat HMG-CoA reduktase: sebuah kasus menyebutkan insiden
rhabdomiolisis pada pasien yang menggunakan obat herbal penurun berat
badan yang mengandung 50 % HCA . Dengan demikian, pemakaian garcinia
dapat meningkatkan risiko rhabdomiolisis terkait statin. Bagaimanapun, bukti
klinis dari interaksi ini masih belum cukup.

f. Interaksi zat berkhasiat


HCA menunjukkan sebagai penghambat adenosin trifosfat (ATP) sitrat
liase yang poten, dimana HCA mengkatalisis pecahnya ekstramitokondrial
dari sitrat menjadi oksaloasetat dan asetil koenzim A (CoA). Penghambatan
reaksi ini menghambat availabilitas asetil-CoA yang dibutuhkan untuk sintesis
asam lemak dan lipogenesis selama diet lipogenesis. Uji lanjutan pada hewan
mengindikasikan HCA menekan sintesis asam lemak, lipogenesis, dan
pemasukan makanan. HCA disarankan untuk meningkatkan metabolisme
lemak, di mana dapat dikaitkan dengan penurunan penggunaan glukagon
selama latihan.

g. Cara pemakaian dan dosis


Tidak ada standardisasi tertentu untuk garcinia. Sebanyak 4,7 gram HCA
dibagi dalam tiga dosis harian 30 sampai 60 menit sebelum makan selama 8
minggu. Literatur lain menyebutkan dosis harian 1,2 g HCA.
7. Glycine Max Semen (Biji Kedelai)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia glycine max semen (biji kedelai) berupa biji yang telah
5i(mpinc zan berasal dari tanaman Glycine max L. Merr. (G. soja), dikering
suku Fabaceae.

b. Deskripsi tanaman
Kedelai merupakan tanaman terna, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun
majemuk, bertangkai pendek bentuk daun oval. Pada ukaan berbulu halus. Biji
bentuk bulat telur-lonjong. Warna lit biji kuning, cokelat sampai hitam.

c. Kandungan kimia
Biji kedelai mengandung isoflavon: genistein, dan daidzein, fitosterol,
minyak, dan protein.

d. Farmakologi
Beberapa studi melaporkan tentang efek antiobesitas dan hipoglikemik
makanan kaya isoflavon pada manusia dan hewan. Genistein merupakan
isoflavon utama dalam kedelai, dilaporkan secara nyata menurunkan berat
badan dan jumlah lemak. Selain itu, daidzein isoflavon lain dalam kedelai juga
memiliki efek yang sama dengan genistein. Pemberian daidzein pada mencit
meningkatkan aktivitas lipase pankreas dan lipase lipoprotein, dan juga
lipolisis.
Protein kedelai tampaknya memengaruhi pengaturan gen yang terlibat
dalam metabolisme lipid dan glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin,
mengatur oksidasi asam lemak di hati, dan meningkatkan metabolisme lemak
di jaringan adiposa.
Pola makan diet dengan kedelai telah terbukti mengurangi lemak tubuh
dan kelebihan berat badan dari pasien obesitas darik segi pembatasan kalori.
Selain itu, mengonsumsi susu kedel tampaknya efektif dalam mengurangi
berat badan, lingkar perut, ai seperti ketika mengonsumsi susu skim

e. Farmakokinetika
Di dalam saluran pencernaan, kedelai mengalami metabolisme oleh
bakteri usus, kemudian diabsorpsi di dalam usus, dan ditransportasikan
melalui porta dan dimetabolisme di hati. Sekitar 10-22 % isoflavon yang
terkandung di dalam kedelai diekskresikan melalui urine. Waktu paruh
isoflavon daidzein dan genistein adalah sekitar 7-8 jam

f. Efek samping
Kedelai termasuk kategori GRAS (Generally Regarded As Safe) dan telah
lama digunakan sebagai makanan pokok di Efek samping yang paling sering
terjadi adalah reaksi alergi dan gangguan lambung dan usus seperti sakit perut,
mual dan konstipasi. Alergi terhadap kedelai merupakan alergi makanan yang
umum terjadi, seseorang yang alergi terhadap kedelai dapat juga bereaksi
terhadap kacang polong-polongan, gandum, gandum hitam dan jelai.
Konsumsi kedelai tidak disarankan untuk pasien dengan penyakit keganasan
yang sensitif hormon, seperti kanker payudara, ovarium, atau kanker uterus,
karena kemampuan kedelai dalam memberikan efek mirip Dosis estrogen
(yang secara teoritis dapat menstimulasi pertumbuhan tumor). Keadaan
sensitif hormon lainnya (seperti endometriosis) secara teoritis juga dapat
memperparah kondisi apabila mengonsumsi kedelai. Penelitian di
laboratorium masih belum jelasdengan apakah isoflavon kedelai menghambat
atau menstimulasi estrogen, atau keduanya (bertindak sebagai reseptor
agonis/antagonis). Sampai ada penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal ini,
pasien dengan kondisi tersebut harus diwaspadai dan mencari pertimbangan
medis sebelum mengonsumsi kedelai.

g. Interaksi obat
Kedelai diketahui memiliki aktivitas antidiabetes, dan anti- hipertensi.
Studi klinik kedelai menunjukkan efek menurunkan kadar glukosa darah . Hati
- hati penggunaan bersamaan dengan cvensional dengan efck yang sama
Efek estrogenik kedelai belum jelas apakah isoflavon menstimulasi zau
memblok efek estrogen. Belum diketahui juga apakah engonsumsi kedelai
atau suplemen isoflavon akan meningkatkan atau menurunkan risiko efek
samping estrogen (seperti Pengsumpalan darah).
Ginseng, beberapa peneliti meyakini bahwa terdapat interaksi yang
potensial antara ginseng (Panax ginseng) dengan ekstrak kedelai, awalaupun
belum dapat dijelaskan dengan baik
Efek protein kedelai atau tepung kedelai pada absorpsi zat besi masih
belum diketahui. Beberapa peneliti melaporkan adanya penurunan absorpsi
zat besi walapun demikian, penelitian lain tidak menemukan adanya efek
tersebut pada orang yang mengonsumsi kedelai. Seseorang yang
menggunakan suplemen penambah zat besi bersama dengan kedelai harus
memonitor kadar hadbesi darahnya.
Menurut laporan dari beberapa kasus pada manusia dan binatang,
penurunan hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH dapat terjadi pada orang
yang mengonsumsi kedelai, oleh karena itu harus digunakan secara
berhati-hati.
h. Dosis
Dosis tepat dari kedelai untuk menurunkan berat badan belunm ditentukan.
Konsumsi protein kedelai yang tinggi, diet lemak dengan atau tanpa berat
badan dan massa lemak pada penderita obesitas. latihan fisik telah terbukti
dapat mengurangi berat badan dan massa lemak pada penderita obesitas

8. Psyllium Semen (Biji Psylium)


a. Tanaman asal dan family
Simplisia psyllium semen (biji psylium) berupa biji masak yang lah
dikeringkan berasal dari tanaman Plantago psy/lium p gfra L.) indica L., suku
Plantaginaceae.
b. Deskripsi Tanaman
Tanaman berupa semak. Biji bentuk bulat telur, berbentuk perahu,
Tan1-3,5 mm, lebar 1-1,75 mm, warna bervariasi dari merah panhu sampai
cokelat keabu-abuan dan merah kekuningan. Jika iletakkan di air, biji akan
segera mengembang membentuk lapisan Tanaman musilago tidak berwarna.
c. Kandungan kimia

Kandungan utama biji adalah musilago 20-30 % , terdiri dari 85 %


arabinoksida. Kandungan lainnya adalah minyak, asam urollat, B-sitosterol,
plantagusid, iridoid (aukubin).

d. Farmakologi
Psylium dikombinasi dengan asam hidroksi sitrat pada tikus yang diet
kaya lemak dapat menekan kenaikan berat badan dan jumlah lemak tubuh.
Efek tersebut lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, kombinasi
ini dapat meningkatkan ekskresi asam empedu dan lemak melalui feses.
Psylium juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan rasio HDL/kolesterol.
Studi tentang aktivitas antiobesitas melaporkan bahwa suplemen diet
mengandung psylium dan kitosan dapat membantu meningkatkan ekskresi
lemak dalam feses. Walaupun pemmberian musilago terbukti dapat
menurunkan berat badan lebih banyak daripada dengan diet saja, bukti yang
ada belum menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada orang dewasa
terkait pysilium
Psylium terutama di usus sebagai agen pembentuk massa, dan agak tahan
terhadap fermentasi dan sebagian besar tidak berubah dalam saluran
gastrointestinal. Dapat mengukat air karena kandingan hemiselulosa tinggi.
Waktu (t) kerja adalah 12 sampai 24 jam secara penuh dapat berlangsung 2
sampai 3 hari.
e. Efek samping
Anafilaksis atau kesulitan bernapas, ruam kulit dan gatal telah dilaporkan
oleh pasien yang menggunakan atau mengambil psylium karena sensitivitas
silang mungkin sering teriadi orang dengan alergi terhadap serbuk sari
Plantago lanceolata.
Efek samping gastrointestinal umumnya: kembung, diare, nyeri perut,
dispepsia dan konstipasi telah dilaporkan. Fecal obstruksi pada saluran
pencernaan telah dilaporkan banyak pasi memakai psylium. Secara teoritis,
psylium dapat mengurangi penyerapan agen antikoagulan dan antiplatelet.
Telah terbukti psylium menurunkan kadar darah dan efektivitas agen
antidepresan trisiklik (TCA), mengurangi asupan serat makanan
meningkatkan kadar darah dan gejala lebih baik.
f. Interaksi zat bekhasiat
Psylium dapat menunda penyerapan glukosa dari makanan, mengurangi
hiperglikemia postprandial; dapat menunda penyerapan dan konsentrasi
karbamazepin. Apabila pasien diobati dengan karbamazepin dan psylium,
maka kadar karbamazepin di dalam plasma harus dipantau. Telah diusulkan
psyliun digunakan sebagai penurun berat badan, meskipun pen belum
memberikan hasil yang konklusif. Satu studi klinik menunjukkan sedikit
penurunan penyeripan kalsium ketika pemberian bersamaan dengan psylium.
Penggunaan dalam jangka panjang psyllium dapat mengurangi absopsi
besi. Suplemen harus dilakukan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah psyllium
untuk menghindari interaksi. Psyllium ditambah kolestiramin memberikan
pengurangan namun tidak bermakan kolestrol total dan LDL pada manudia.
Kombinasi ini secara nyata mengurangi sembelit, perut tidak nyaman. Studi
lain tidak menemukan penuruan lemak secara statistic signifikn setelah
penggunaan kolistipol dan psyllium. Satu study hewan menunjukkan
penuruan lebih besar LDL dengan kolestiramindosis tinggi dibandingkan
dengan dosis rendah ditambah psyllium. Namun, studi ini juga menemukan
bahwa dengan kombinasi reserved cholestyramine-induced suppression LDL
reseptor dapat mengurangi kadar kolestrol hati. Penelitian juga membuktikan
bahwa psyllium dapat menurunkan kadar digoxin

g. Dosis
Dosis tepat dari psyllium untuk obesitas belum ditentukan. Dosis lazim
yang direkomendasikan adalah 7,5 g dilarutkan dalam 240 ml air, diberikan
1-3 kali sehari

9. Murrayae Folium (Daun Kemuning)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia murrayae folium (daun kemuning) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Murraya paniculata (L.) Jack., suku
Rutaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa pohon dengan tinggi 3-7 m. batang berkayu, beralur,
warna kecokelatan. Daun berupa daun majemuk, bersirip Tanaman berupa
pohon dengan tinggi 3-7 m. batang berkayu, beralur, warna kecoklatan. Daun
berupa daun mejemuk, bersirip ganjil, dengan 4-7 anak daun, permukaan
berkilap, bentuk jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. Bunga tunggal
atau dalam tandan semu, bentuk tandan, panjang mahkota 6-27 mm, lebar 4-10
mm, warna putih, bentuk bundar telur, kelopak agak terbelah. Buah berupa
buah buni bentuk bulat telur dengan diameter lebih kurang 1 cm, buah muda
berwarna hijau setelah tua menjadi merah Simplisia daun letak berhadapan
atau tidak, pangkal ujung runcing atau agak bundar, panjang hingga 11 cm,
lebar hingga 5 cm, memiliki tangkai 3-4 cm.

c. Kandungan kimia
Daun kemuning mengandung flavonoid, kumarin alkaloid, dan turunan
asam sinamat. Flavonoid terkandung umumnya flavonoid teroksigenasi
seperti gardenin A-E, umhengerin

Struktur kimia Gardenin A

d. Farmakologi
Pemberian infus daun 10 , 20 , 30 dan 40 % sebanyak 0,5 ml pada mencit
dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Infus daun kemuning
dengan dosis 1000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik
dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik.
Infus daun dengan dosis 210, 420, dan 840 mg/200 g bb diberikan secara oral
pada tikus sesaat sebelum penyuntikan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam
NaCI fisiologis secara subplantar. Pada infusa daun dengan dosis 840 mg/200
g bb menunjukkan efek antiinflamasi mendekati natrium diklofenak dengan
dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding
e. Cara penggunaan
Penggunaan sering dikombinasi dengan ekstrak tanaman lain dengan
dosis 100-150 mg

10. Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia murrayae koenigii folium (daun salam koja daun yang telah
dikeringkan berasal tanaman Murraya koenigii (L.) Sprengel., suku
Myrtaceae.
b. Kandungan kimia
Daun salam koja mengandung alkaloida karbazol, seperti: mahanimbin,
girinimbin, isomahanimbin, dan koeinimbidin. Kandungan lain adalah
minyak atsiri dengan komponen antara lain: o-pinen, ß-pinen, B-felandren,
sabinen, karyofilen, dan limonene.

c. Farmakologi
Daun salam koja telah dievaluasi efek antiobesitas dan dislipidemia pada
tikus. Ekstrak diklormetan dan etil asetat daun salam koja diberikan pada dosis
300 mg/kg bb sehari selama 2 minggu pada tikus obesitas yang dinduksi
dengan diet kaya lemak. Pemberian kedua ekstrak tersebut secara nyata dapat
menurunkan berat badan kolesterol plasma total dan trigliserida. Efek ini
diduga karena kandungan alkaloid karbazol, mahanimbin. Mahanimbin pada
dosis 30 mg/kg bb sehari diberikan secara oral menunjukkan efek menurunkan
peningkatan berat badan dan juga kadar kolesterol total dan trigliserida
plasma.
d. Cara pemakaian
Mengonsumsi Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja) 3,4 g setiap
hari selama 2 bulan dapat mengurangi berat badan
e. Keamanan
Ekstrak alkoholik daun salam koja termasuk kedalam kelompok bahan
yang praktis tidak toksik.
B. Fitoterapi untuk penyakit gastrointestinal
1. Rimpang Temulawak (Curcuma Rhizoma)

a. Deskripsi Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan
baku obat tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Rimpang temulawak digunakan dalam
pembuatan jamu secara tradisional di Indonesia karena temulawak
dipercaya mempunya manfaat yang sangat besar.
b. Tanaman asal dan family
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Cingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorriza ROXB
c. Kandungan atau senyawa yang dapat mengobati penyakit
 Kurkumin

d. Mekanisme kerja senyawa tanaman


Hasil penelitian itu menunjukkan temulawak memperbaiki kerusakan
lambung.Peningkatan dosis temulawak tidak meningkatkan efek
gastroprotektor atau pelindung lambung pada organ itu. Aktivitas kurkumin
sebagai antiulcer – zat pengikat asam lambung –dalam temulawak
menurunkan produksi asam lambung. Selain itu kurkumin meningkatkan
produksi mukus pada mukosa lambung sehingga terlindung dari asam yang
dapat melukai lambung.
e. Intraksi
Belum diketahui adanya interaksi temulawak dengan obat atau
bahan-bahan yang lain karena temulawak bekerja meransang fungsi aluran
empedu, maka tidak dianjurkan penggunaannya bila ada penyumbatan
saluran empedu dan batu empedu. Dalam hal penyumbatan batu empedu,
penggunaannya hanya setelah berkonsultasi dengan dokter atau dibawah
pengawasan dokter.pemakaian temulawak bersama dengan tanaman lain
yang mengandung kurkuminoid seperti kunyit, perlu diperhitungkan
dosisnya agar tidak berlebihan. Hati-hati menggunakan temulawak bersama
dengan obat pengencer darah atau pbat antikoagulan.
f. Toksisitas
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui toksisitas akut infusa
rimpang temulawak terhadap larva Artemia salina leach dengan metode
brine shrimp lethality test (BST) dan menetukan nilai LC50 dari larva
Artemia salina leach setelah pemberian infusa rimpang temulawak.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah rimpang temulawak menjadi
simplisia kering kemudian menyari zat aktif dari rimpang temulawak
dengan pelarut air pada suhu 900C selama 15 menit (infusa). Pengujian
dilakukan dengan mengelompokkan larva menjadi 5 kelompok uji sesuai
masing-masing konsentrasi yaitu 0.0342%, 0.0514%, 0.0686%, 0.0858%,
0.1209% dan satu kelompok kontrol, tiap konsentrasi dilakukan 3 kali
replikasi atau pengulangan.
Data kematian larva Artemia salina Leach di analisis dengan
menghitung presentase kematian larva dan selanjutnya untuk mengetahui
nilai LC50 dihitung menggunakan analisis probit. Hasil penelitian
menunjukkan pada infusa rimpang temulawak memiliki potensi toksisitas
terhadap Artemia salina Leach, yang ditunjukkan dengan nilai LC50 < 1000
ppm, yaitu pada konsentrasi 461 ppm.
g. Cara penggunaan
Cara pakai herbal instan temulawak yaitu diminum 2 X sehari setiap
pagi dan sore dengan cara menyeduh 2 sendok makan serbuk instan
temulawak dengan 200 ml air panas dalam gelas.
2. Azadirachtae Cortex (Kulit Batang Mimba)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia azadirachtae corteks (kulit batang mimba) berupa potongan
kulit batang yang telah dikeringkan berasal dari tanaman Azadirachta
indica A. Juss., suku Meliaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa pohon tinggi dapat mencapai 40 m. Daun tunggal
pinnatus selalu berwarna hijau. Bunga berupa bunga majemuk berbau
harum, berwarna putih. Buah berwarna hijau dan berubah menjadi hijau
kekuningan atau kuning jika masak, berbentuk bulat atau bulat panjang.
c. Kandungan kimia
Kulit batang dan kulit akar mimba mengandung nimbin, nimbinin,
nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, dar nimbiol. Pada bagian
kayu terdapat nimaton, dan flavonoid dalam jumlah sedikit.
d. Farmakologi
Pemberian ekstrak kulit batang mimba (100-800 mg/kg secara oral,
100-250 mg/kg intra peritonial) dapat menghambat secara ta
pembentukan ulkus-lambung yang diinduksi dengan indometasin.
Pemberian ekstrak pada dosis 800 mg/kg secara oral dan 250 mg/kg
secara intraperitoneal memberikan efek proteksi penuh 100 % terhadap
tukak lambung dengan penginduksi indometasin.
Peningkatan dosis menyebabkan penurunan sekresi asam lambung,
melalui penghambatan H'/K -ATPase. Mekanisme antitukak lambung dari
ekstrak kulit batang mimba diduga melalui mekanisme penghambatan
deplesi mukosa lambung, pencegahan kerusakan mukosa oksidatif yang
disebabkan oleh penurunan kadar glutation, dan peroksida lipid yang
merupakan penyebab utama terjadinya lesi lambung. Senyawa glikosida
fenol merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit
batang mimba emiliki aktivitas penghambatan sekresi asam lambung serta
tukak lambung yang diinduksi stres. Kombinasi ekstrak kulit batang
mimba 250 mg/kg bb dan ekstrak rimpang kunyit 50 mg/kg bb
memperlihatkan gastroprotektif pada tikus yang diinduksi dengan etanol
maupun aspirin.
Efek gastroprotektif dan penyembuhan ekstrak kulit batang mimba
pada tukak lambung telah dilaporkan dalam studi klinis pendahuluan.
Pemberian ekstrak secara oral dengan dosis 30 mg selama dapat
menghambat sekresi asam lambung sekitar 77 % . Pemberian ekstrak pada
dosis 30-60 mg selama 10 minggu memperlihatkan efek penyembuhan
yang hampir sempurna. Satu pasien mengalami penyembuhan sempurna
setelah minum 30 mg ekstrak sehari 2 kali selama 6 minggu.
e. Keamanan
Pemberian ekstrak 30-60 mg sehari 2 kali selama 10 minggu dapat
ditoleransi oleh pasien. Mimba tidak dipertimbangkan aman kegunaannya
selama kehamilan karena berefek abortifasien dan antiimplantasi pada uji
preklinik. Efek teratogenik belum dilaporkan pada proses kembang biak
hewan yang diobati dengan simplisia. Keamanan selama pemberian ASI
ditetapkan.
f. Dosis
Bentuk ekstrak kulit kayu, dosis 30-60 mg sehari dua kali, selama 10
minggu, telah digunakan untuk mengobati tukak lambung
3. Cinnamon Oil/Oleum Cinnamomi (Minyak Kayu Manis)

a. Tanaman asal dan family


Cinnamon oil adalah minyak sinamomi (minyak kayu manis) yang
diperoleh dengan destil dan atau daun cinnamomi. asi dari kulit kayu
cinnamomi. Minyak daun kayu manis juga diperdagangkan terutama di
Amerika Serikat dan Inggris, di mana produksinya mencapai duapuluh kali
lipat dari minyak kayu manis. Minyak sinamon sering dipalsukan atau diganti
dengan minyak kasia.
b. Kandungan kimia
Kandungan utama sinamaldehid 60-75 % , sinamil asetat , eugenol ,
masing - masing sekitar 1-5 % , -kariofilen 1-4 % , linalool 1-3 % dan 1,8 -
sineol 1-2 % ; prosianidin , flobatanin , felandren , pinena asam sinamat, asam
fenolat, sinselanol, dan sinselanin. Apabila penyimpanan kurang baik akan
terjiadi kadar komponen-komponen tersebut sehingga mempengaruhi
kualitasnya.

c. Farmakologi
Simplisia memiliki efek terhadap gangguan saluran pencer naan seperti
dispepsia, flatulens, diare, dan sebagai penambah nafsu makan. Sebagai
flatulens dengan percobaan secara in vitro, mempunyi efek spasmolitik,
antiinflamasi dan analgetik pada uji masing- masing menggunakan granuloma
tes (pada tikus) dan metode geliat (pada mencit), menghambat pertumbuhan
fungi, serta beberapa bakteri gram positif dan negatif. Minyak sinamon juga
menghambat pertumbuhan beberapa jenis dermatophita antara lain
Epidermophyton floccosum, Microsporum canis, Trichophyton
mentagrophytes dan Trubrum.
Pemberian minyak sinamon secara oral pada tikus mempunyai LDso 4,16
g/kg dan 3,4 ml/kg bb, sedangkan untuk penggunaan pada kulit kelinci LDso
sebesar 0,69 m/kg bb. Ekstrak petroleum eter, kloroform bersifat sitotoksis
dengan EDso masing-masing sebesar 60 dan 58 ug/ml pada sel kanker
manusia, 24 dan 20 pg/ml pada sel L1210, sedangkan senyawa sinamaldehid
mempunyaibetu EDso 4,8 ug/ml pada sel yang sama
Data klinis menunjukkan bahwa pemberian 2 x 40 mg ekstrak etanol 95 %
sinamon kepada 23 pasien , setiap hari selama 4 minggu, ternyata tidak efektif
untuk menurunkan jumlah peHelicobacter pylori.
d. Dosis
Dewasa: 1,5-4 g kulit kayu kering, atau sebagai infusa; ekstrak cair ( 1 : 1 ,
etanol 70 % ) 05-1,0 ml , tingtur 2-4 ml Penggunaan pada anak-anak
tergantung pada umur, berat badan, dan bebas alkohol. Minyak sinamon atau
sinamaldehid 0,2 g sehari (setara dengan 15-20 g simplisia). Tidak diberikan
pada pasien alergi sinamon, minyak sinamon atau sinamaldehid. Tidak
dianjurkan pada masa kehamilan dan menyusui
4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia curcuma domesticae rhizoma (rimpang kunyit) berupa rimpang
yang telah dikeringkan Curcuma domestica Valenton. (sinonim: C. longa L.),
suku Zingiberaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa semak tinggi +70 cm, batang semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan. Daun tunggal berbentuk
lanset memanjang, warna hijau pucat, helai daun berjumlah 3-8, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm, pertulangan
menyirip. Bunga majemuk berambut, bersisik, memiliki tangkai 16-40 cm,
panjang mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning, kelopak silindris,
bercangap 3, tipis dan berwarna ungu. Akar serabut berwarna cokelat muda.
Simplisia rimpang berwarna kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga
kecokelatan.
c. Kandungan kimia
Kandungan utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoida: berupa
campuran kurkumin, desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin. Selain
itu simplisia rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri ( sekitar 3-5 % ) :
berupa seskuiterpen keton ( sekitar 60 % ) seperti zingiberen p -
atlantonfelandren, eugenol, Kandungan polisakarida seperti glikan, ukonan
A-D

d. Farmakologi
Anti tukak lambung
Ekstrak kunyit memperlihatkan efek gastroprotektif pada hewan coba
dengan berbagai metode induksi tukak lambung. Pemberian secara oral
ekstrak etanolik kunyit 500 mg/kg bb berfungsi sebagai anti luka secara nyata
dapat menekan pengendalian hipotermik, ligasi pilorik, dan induksi
indometasin. Kunyit yang diberikan secara oral kepada tikus atau mencit
dengan dosis 100 mg/kg selama 6 mengakibatkan penurunan produksi getah
lambung, sedangkan pada dosis 50 mg/kg tidak memberi efek.
Ekstrak air dan metanolik dari kunyit yang diberikan secara oral kepada
kelinci dosis 132 dan 155 mg/ kg bb secara berturut- turut menurunkan sekresi
asam lambung sebesar 44,4 dan 47,9 % . sekresi asam sebesar 66,5 dan 57,3 %
dan sekresi pepsin sebesar 50,4 dan 68,6 % . Kombinasi ekstrak rimpang
kunyit dan kulit batang mimba pada dosis masing-masing 500 mg/kg bb dan
100 mg/kg bb memperlihatkan efek gastroprotektif pada tikus yang diinduksi
dengan etanol dan asetosal. Efek tersebut dapat dilihat dari penurunan induksi
ulkus, jumlah mukosa lambung, jumlah asam lambung, dan didukung pula
oleh pengamatan histologi.
Ekstrak rimpang kunyit mempunyai aktivitas anti tukak lambu Selain uji
preklinik, uji klinik efek anti tukak lambung juga telah dilakukan. Efek
antitukak lambung diduga melalui penghambatan sekresi asam lambung,
aktivitas antiinflamasi, penghambat radikal bvehas dan antibakteri. Ekstrak
rimpang kunyit menunjukkan efek antagonis selektif dan kompetitif terhadap
reseptor H2. Hal ini amenaindikasikan adanya mekanisme reduksi dalam
tukak lambung. Miofibrioblas yang ditemukan pada daerah luka yang diberi
kurkumin akan mempercepat kontraksi daerah luka, sehingga mempercepat
proses perpindahan berbagai sel-sel yang bertindak sebagai sumber faktor
pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pengaturan biologis selama
penyembuhan luka.
Kunyit dikenal sebagai inhibitor enzim siklooksigenase-2. Beberapa
senyawa yang terkandung di dalam kunyit memiliki efek protektif terhadap
saluran pencernaan. Penelitian dengan menggunakan tikus menunjukkan
kunyit dapat menghambat pembentukan tukak yang disebabkan stres, alkohol,
indometasin, pengikatan pilorus darn reserpin, serta meningkatkan mukosa
lambung secara signifikan
Pengujian klinik secara acak telah dilakukan pada 50 pasien tukak
lambung, pemberian 750 mg kunyit (n 27) selama 12 minggu dibandingkan
dengan antasida yang mengandung aluminium dan magnesium hidroksida (n
23). Setelah 6 minggu perlakuan 9 pasien yang menerima kunyit mengalami
penyembuhan total sedangkan pada antasida 15 pasien. Pengujian lebih lanjut
selama 12 minggu penyembuhan total pada kelompok kunyit terjadi pada 70,6 %
pasien , sedangkan pada antasida 94,1 % pasien .
Uji klinik tersamar ganda pada 130 pasien ulkus duodenum, pemberian 6
g kunyit sehari selama 8 minggu, tidak mem perlihatkan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan plasebo. Efek kecepatan penyembuhan pada kunyit
sekitar 27 % , sedangkan plasebo 29% .
Flatulen/Dispepsia
Pada 440 pasien yang mengalami dispepsia diberikan 81 mg ekstrak
alkoholik kunyit 2 kali sehari selama 4 minggu. Perbaikarn dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya terjadi penurunan skor simptom hampir 84 %
untuk mual , 71 % untuk muntah , 66 % untuk nyeri perut bagian atas , 66 %
untuk nyeri perut bagian bawah , 61 % untuk rasa bengah , 58 % untuk
flatulensi , dan 58 % untuk konstipasi. Secara keseluruhan penurunan skor
simptom dispepsia sekitar 66 % .
e. Keamanan
Pemberian dosis tunggal ekstrak alkoholik kunyit pada ber dosis sampai 3
g/kg bb pada mencit, serbuk kunyit 2,5 g/kg at ekstrak etanolik 300 mg/kg
pada tikus, marmot dan m tidak menimbulkan tanda-tanda toksisitas.
Pemberian ku 1-5 g/kg bb secara oral dosis tunggal tidak memberikan ef
toksik pada tikus. Selain itu pemberian dosis tunggal kurk 2 g/kg bb secara
oral dan intraperitonial pada mencit menyebabkan kematian. Nilai LDso
intraperitonial pada menci untuk ekstrak petroleum eter, alkoholik dan air dari
dan kurkumin adalah masing-masing: 0,523; 3,980; 0,430 1,5 g /kg bb
Potensi induksi tukak lambung dari kurkumin sampai saat ini masih
kontroversial. Pada pemberian kurkumin 100 mg/kg bb secara pada tikus
selama 6 hari memperlihatkan efek pembentukan ulkus namun studi lain
memperlihatkan efek gastroprotektif
Ekstrak alkoholik, ekstrak air, minyak atsiri dan kurkumin tidak
memberikan efek mutagenik pada Uji Ames. Selain itu efek genotoksik juga
tidak terlihat setelah pemberian dosis tunggal kunyit sampai g/kg bb pada tikus
Pemberian kunyit 0,15 % dan kurkumin 0,015 g selama 12 minggu tidak
memberikan efek teratogenik, yang dilihat dari parameter kecepatan
kehamilan, jumlah embrio mati dan hidup. Pemberian kurkumin pada pakan
tikus dengan dosis setara dengan kurang lebih 1000 mg/kg pada tikus betina
dan jantan dua generasi berturut-turut tidak memberikan efek pada parameter
reproduksi. NOAEL (No Observed Adverse Efe Level) dari kurkumin adalah
250-320 mg/kg, dan berdasarkan data ini JECFA mengalokasikan ADI
(Accepted Daily Intake) dari kurkumin adalah 0-3 mg/kg
Pada 600 sukarelawan, pemberian kunyit sampai 6 g sehari atau kurkumin
sampai dengan 1,5 g selama beberapa minggu, tidak terjadi efek serius. Kasus
yang terjadi dalam jumlah kecil adalah rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
f. Dosis
Dosis untuk dewasa dalam bentuk simplisia 3-9 g sehari; 1,5-3 g ekstrak
sehari atau sediaan yang setara. Bentuk infusa 0,5-1 g sehari tiga kali, tingtura
(1:10) 0,5-1 ml sehari 3 kali.

5. Lini Semen

a. Tanaman asal dan family


Simplisia lini semen berupa buah masak yang telah dikeringkan berasal
dari tanaman Linum usitatissimum L. var macrospermum suku Linaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman menahun, tegak, tinggi mencapai 1,2 m. Batang pipih warna
hijau agak keabuan. Daun bentuk lonjong, warna hijau keabuan. Bunga
terdapat pada bagian ujung, benang sari bersatu pada bagian pangkal. Buah
bentuk kapsul agak bulat diameter hingga 10 mm, mempunyai 10 biji. Biji
berwarna cokelat kekuningan, bentuk bulat telur dengan bagian ujung
meruncing.
Bagian luar biji(testa) mengandung polisakarida, sedangkan bagian bii
mengandung minyak lemak, Secara umum dikenal 2 jenis bis biji menuma
cokelat, disebut omega, kaya akan asam a-linolenat, Bagian jenis biji dan
wama kuning disebut solin mengandung asam linolenat dalam jumlah lebih
sedikit.
c. Kandungan kimia
Minyak lemak, protein, berbagai karbohidrat (antara lain galaktosa, xilosa,
rhamnosa, arabinosa), linamarin, neolinustatin.

d. Farmakologi
Bji lini mengurangi rasa sakit pada gangguan saluran pencernaan,
menurunkan kadar kolesterol, LDL-kolesterol dan bersifat sebagai
hepatoprotektor pada tikus. Minyak lini memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Streptococcus aureus yang resisten pada methisilin. Kandungan
utama merupakan karbohidrat yang dengan adanya cairan akan mengembang
membentuk musilageo yang kemudian menstimulasi gerak peristaltik usus.
Pada uji klinis, pemberian biji lini meningkatkan dan mempercepat pergerakan
atau pemindahan ampas makanan pada pasien muda ataupun lansia.
e. Keamanan
Pasien yang menggunakan biji lini akan timbul rasa mual, kembung, dan
agak pusing. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien gangguan saluran
pencernaan yang bersifat akut.
6. Psidii Folium (Daun Jambu Biji)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia psidii folium (daun jambu biji) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Psidium guajava L., suku Myrtaceae.
b. Deskripsi tanaman
Pohon, tinggi mencapai 10 meter, tumbuh pada ketinggian 1-1200 m di
atas permukaan laut. Batang bulat berkayu, kulit kayu licin, mengelupas,
bercabang, warna coklat kehijauan. Daun tunggal bertangkai pendek,
berhadapan, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang hingga 14 cm,
lebar hingga 6 cm, warna hijau kekuningan. Bunga di ketiak daun,
mahkota warna putih kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah bentuk
bundar telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging tebal,
beraroma wangi, rasa manis asam.
Simplisia daun berbentuk elips, tepi rata, agak menggulung ke atas,
hijau, makin tua umur warna menjadi hijau tua/gelap, tampak
bintik-bintik kelenjar minyak, pertulangan da menonjol pada permukaan
bawah, warna putih agak hijau.
c. Kandungan kimia
Kuersitrin, kuersetin, isokuersetin, guajavarin (kuersetin 3-O-a-
L-arabinosia), minyak atsiri, tanin, sitosterol, asam guajavolat.
d. Farmakologi
Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan
kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat
sekresi asetilkolin dalam lambung.
Ekstrak air daun menunjukkan adanya efek antidiare dengan
mengurangi efek peristaltik, khasiat antiamuba antibakteri, antara lain
terhadap Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp., Clostridium
sp. Secara in vitro ekstrak heksana, metanolik dan air menunjukkan
aktivitas spasmolitik, sedangkan ekstrak etanolik juga mempunyai
aktivitas terhadap enterobakteri. Flavonoid dari daun jambu biji seperti
morin, kuersetin dan glikosidanya dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen.
Esktrak metanol daun jambu pemberian secara oral dengan dosis
50-200 mg/kg dapat menghambat diare pada tikus yang diinduksi dengan
minyak jarak. Selain itu, dapat meningkatkan konsistensi feses. Efek
antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu melalui penghambatan
motilitas usus. Efek spasmolitik ini berhubungan dengan kandungan
flavonoid pada daun jambu bij, vaitu turunan kuersetin.
Ekstrak air menunjukkan efek hepatoprotektif terhadap tikus ng
diinduksi dengan parasetamol, dan juga menunjukkan efel menurunkan
kadar glukosa pada mencit diabetes tipe dengan menghambat enzim
protein tirosine fosfatase 1B (PTP1B).
Uji klinik acak tersamar ganda sediaan kapsul ekstrak daun ambu biji
terstandar dengan konsentrasi flavonoid dihitung sebagai kuersetin 1
mg/500 mg dilakukan pada 100 orang pasien. Pemberian sediaan tiap 8
jam selama 3 hari, parameter yang diteliti adalah feses harian dan
konsistensinya, adanya mukus pada feses, derajat nyeri, jumlah spasme
selama 24 jam, adanya demam dan mual. Pada penelitian ini pemberian
sediaan ekstrak daun jambu dapat menurunkan rasa nyeri perut, tetapi
tidak menunjukkan efek bermakna pada konsistensi feses jika
dibandingkan dengan plasebo. Mekanisme antispasmodik disebabkan
karena inhibisi terhadap sekresi Na K' dan berkurangnya transpor air
melalui dinding membran.
e. Dosis
Daun segar 15-30 g atau 2,5-4,5 g daun kering direbus, disaring,
kemudian diminum.

7. Rahmni purshiani(Cascarae sagradae) Cortex

a. Tanaman asal dan family


Simplisia rhamni purshiani (cascarae sagradae) cortex berupa dari tanaman
Rhamnus pursianus DC. atau Frangula purshiana DC., suku Rhamnaceae
b. Deskripsi tanaman
Pohon tinggi hingga 18 m, merupakan tumbuhan asli yang tumbuh di Pantai
Pasifik Amerika Utara, tetapi sekarang sudah mulai tersebar luas di berbagai
tempat. Panen dilakukan pada bulan April hingga Agustus, kadang-kadang
diambil dari tanaman liar. Simplisia ditempeli sejenis lumut. Apabila diambil
dari tanaman Rhamnus frangula L. disebut Frangulae cortex.
R. catharticus L. merupakan semak yang berduri, daun b bergerigi bulat,
warna bagian kulit kayu berwarna kemerahan, buah buni berwarna abu-abu
sedikit sebagai obat, sedangkan pada buah yang belum masak antraku hitam.
Warna kulit kayu lebih gelap, mempunyai lapisan gabus antrakuinon bentuk
glikosida sebanyak 2% , juga digunakan cokelat. Mengandung senyawa inon
Simplisia berupa potongan-potongan menggulung, panjan sebelum
digunakan untuk pengobatan atau dipanaskan beberapa terdapat sebagai
bentuk tereduksi. sekitar 20 cm, tebal 1-4 mm. Sebaiknya disimpan satu tahun
jam pada suhu 80-100°C, dengan tujuan untuk mengoksidasi glikosida antron
dan diantron (memiliki efek emetik) yang terdapat dalam simplisia segar
menjadi antrakuinon. Simplisia lain yang dapat digunakan adalah R. frangula,
R. catharticus (dari Eropa). Mempunyai rasa pahit, yang dapat dikurangi
dengan menambahkan larutan alkali, alkali tanah atau magnesium oksida.
Persyaratan simplisia mengandung tidak kurang dari 8,0 glikosida
hidroksiantrasena yang terdiri dari tidak kurang dari 60 kaskarosida dihitung
sebagai kaskarosida A.
c. Kandungan kimia
Kaskarosida A, B, C, D, E dan F, aloin A dan B, palmidin A, B dan C,
barbaloin, frangulin, krisaloin, aloe-emodin, emodin, dan krisofanol.

d. Farmakologi
Komponen aktif dalam tanaman ini adalah antrakuinon dan turunan
hidroksiantrasena yang memiliki efek sebagai laksan. Senyawa tersebut
diabsorpsi usus halus, kemudian masuk dalam sisitem sirkulasi darah,
menstimulasi sistem saraf otonom, yang akhirnya merangsang gerak
peristaltik usus besar, sehingga memungkinkan pergerakan/perpindahan sisa
makanan.
Derivat senyawa 1,8-dihidroksiantrasena mempunyai efek laksatif.
Kaskarosida, aloin A dan B, krisaloin A dan B akan diuraikan oleh enzim yang
dihasilkan oleh bakteri usus, sehingga tidak diabsorpsi pada usus bagian atas.
Dosis aloin A dan B hampir sama pada percobaan menggunakan tikus, di mana
nilai EDso sebesar 20 mg/kg aloin sebanyak 100 mg/kg sehari selama 140 hari
tidak menimbulkan indikasi terjadinya tumor pada rektal.
e. Kontraindikasi
Tidak diberikan pada penderita radang pada kolon, lambung usus buntu,
keadaan dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Tidak dianjurkan pada masa
kehamilan, menyusui, dan anak umur di bawah 10 tahun, serta tidak diberikan
pada penderita gangguan pencernaan yang resisten.
Penggunaan dengan dosis terlalu besar atau terlalu lama dapat menyebabkan
gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, karena terbentuknya kalsium
oksalat), albuminuria, terjadinya kolik abdominal, kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh.
f. Interaksi obat
Menyebabkan terjadinya hipokalemia (karena penggunaan pencahar terlalu
lama) dapat memengaruhi efek obat jantung misalnya glikosida jantung, kinidin.
Penggunaan secara bersamaan dengan simplisia atau obat lain yang
menginduksi terjadinya hipokalemia seperti golongarn thiazida,
adrenokortikoid atau akar kayu manis (liquiritae radix) menyebabkan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
g. Dosis
Untuk dewasa dan lebih dari 10 tahun: 0,3-1 g sehari sekali, infusa: 1,5-2 g
korteks kering diseduh dalam 150 ml air panas, ekuivalen dengan 20-30 mg
derivat hidroksiantrasena (dihitung sebagai kaskarosida A) sehari. Tidak
direkomendasi untuk anak di bawah 10 tahun, dan penggunaan lebih dari 2
minggu tidak dianjurkan.
8. Rhamni frangulae Cortex

a. Tanaman asal dan family


Simplisia rhamni frangualae cortex berupa bagia batang dan atau cabang
yang telah dikeringkan berasal tanaman Rhamnus frangula L. (sinonim R.
alnus Mill, dari ), suku Rhamnaceae
b. Deskripsi tanaman
Merupakan semak atau pohon, tinggi hingga 5 meter, tidak berduri. letak
daun rapat, biasa tumbuh pada tempat yang lembab, umpama sepanjang aliran
sungai. Banyak tumbuh di Eropa Utara, Tengah, Inggris dan sudah menyebar
ke Asia. Daun berbentuk elips, bun kecil berwarna putih kehijauan, buah buni
warna hitam. Kulit kayu berwarna hijau kemudian menjadi abu-abu agak
cokelat karena proses pengeringan.
Simplisia serupa dengan cortex rhamni purshiani (Cascarae sagradae), yaitu
dari tanaman Rhamnus frangula L. memiliki efek yang lebih ringan daripada R.
catharticus. Persyaratan simplisia mengandung glukofrangulin tidak kurang
dari 6,0 % dihitung sebagai glukofrangulin A, atau glukofrangulin anhidrat.
c. Kandungan kimia
Glukofrangulin A dan B (perbedaan pada posisi gula dengan kaskarosida
A), aloin A dan B, palmidin A, B dan C, barbaloin, frangulin (terikat dengan
satu molekul glukosa), krisaloin, aloe-emodin, emodin, krisofanol. Dalam
glukofrangulin B terdapat molekul gula apiosa sebagai pengganti ramnosa
pada glukofrangulin A. Gambar 3.10 memperlihatkan struktur kimia senyawa
glukofrangulin.

9. Rícini Oleum (Minyak Jarak)

a. Tanaman asal dan family


Ricini oleum (minyak jarak) adalah minyak lemak yang diperoleh dengan
cara memeras biji yang berasal dari tanaman Ricinus communis L., suku
Euphorbiaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman perdu, tinggi hingga 3 m, batang bulat, berongga, berbuku- buku,
warna kecokelatan. Daun tunggal, bentuk bulat, menjari hingga 9 bagian,
ujung meruncing dan tepi bergigi, warna bagian atas hijau lebih tua daripada
bagian bawah, bertangkai panjang. Bunga majemuk, warna kuning agak
jingga, buah bulat, beruang 3 yang masing-masing berisi satu biji. Merupakan
tanaman asli India, sudah banyak tumbuh dan dibudidayakan di beberapa
negara.
Minyak jarak merupakan cairan dengan viskositas tinggi, berwarna agak
kekuningan atau tidak berwarna, rasa sedikit menggigit. Jika penyimpanan
tidak baik bilangan asam meningkat. Kualitas ditentukan dengan besaran
bilangan hidroksil, iodine, dan penyabunan. Oleum ricini dibuat dengan
berbagai cara ekstraksi antara lain dengan cara pengepresan dingin, untuk
mencegah tersarinya senyawa risin yang bersifat toksik. Daging biji ditekan
secara hidrolik, minyak yang diperoleh dibersihkan dengan uap air, dilakukan
penyaringan dan pemutihan. Juga digunakan untuk pembuatan sabun, vernis,
dan minyak pelumas.
c. Kandungan kimia
Minyak lemak, yang mengandung antara lain Minvak lemak, yang
mengandung antara lairn asam risinoleat, stearat, palmitat, risin, risinin.

d. Farmakologi
Asam risinoleat sebagai lipase membentuk garam alkali yang
menstimulasi pembebasan histamin berakibat gerak Digunakan tertentu, dar
sekarang penggunaan minyak jarak sudah berkurang
Menimbulkan kolok, dehidrasi yang disertai dengan gangguan, serta
kemungkinan terjadi iritasi dan perdarahan ditimbulkan oleh kandungan
dianjurkan untuk pasien penderita gangguan empedu.
e. Dosis
Dewasa 5-10 g (1-2 sendok teh), maksimum 30 g. Dianjurkan unnuk
diberikan pada waktu pagi hari, di mana dalam keadaan kosong, pencahar
terlihat setelah 3-8 jam.
10. Rhei Radix (Akar Kelembak)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia radix (akar kelembak) berupa bagiandi baab tanah (rimpang dan
akar) yang berasal Baillon., suku Polygonaceae, atau hibrida kedua tanaman
dari tanaman Rbeum palmatum L. atau Rbeum campuran keduanya.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman mempunyai 50 spesies, yaitu kelompok 1 termasuk Rbeum
palmatum, R. officinale, kelompok 2 adalah R. rhaponticum R. undulatum dan
R. emodi. Kedua kelompok sering disilangkan, sehingga hasil hibridnya juga
dapat digunakan dalam pengobatar. Tumbuh baik di daerah dengan ketinggian
lebih dari 3000 m atas permukaan laut, dipanen setelah berumur 6-10 tahun
pada musim semi hingga panas. Tanaman berasal dari China, sekarang sudah
dibudidayakan di Asia dan Eropa.
Simplisia berupa potongan-potongan padat, keras, bentuk silindris, pipih
atau tidak beraturan, panjang hingga 15 cm, lebar hingga cm. Bagian luar
berwarna agak cokelat, sedangkan bagian dalam warna lebih muda, bergaris
cokelat. Rasa sepat, sedikit kelat dan agak pahit, berbau aromatik. Dikenal 3
jenis yaitu kualitas tinggi jenis Chinghai (Shensi), menengah jenis Kanton dan
rendah jenis lebih kecil, yang ketiganya dapat dibedakan dari warna serbuk.
c. Kandungan kimia
Turunan hidroksiantrasena 3-12 % , yang terdiri dari mono dan diglikosida
rein ( 60-80 % ) , krisofanol , aloe - emodin , fiscion , emodin epikatekin,
katekin, asam oksalat, asam galat.

Beberapa pustaka mensyaratkan bahwa simplisia harus mengandung


turunan hidroksiantrasena tidak kurang dari 22 % dihitung sebagai rhein ,
sedangkan untuk ekstrak 4-6 % , dengan rasio perbandingan kadar antron dan
antrasena tidak lebih dari 33:50.
d. Farmakologi
Kandungan antrakuinon meningkatkan motilitas saluran efek menghambat
diare dan inflamasi mukosa usus. enzim skualene epoksidase yang
mengatalisis pembentukan pertumbuhan Helicobacter pylori, Aspergilus
fumigatus, Candida dan absorpsi cairan ke dalam feses, serta tanin yanga, Sari
panas dengan konsentrasi pug/ml menghambat kolesterol sebanyak 70
beberapa senyawa hasil isolasi menghamba kerja enzim tersebut. Ekstrak air
mempunyai khasiat terhada albricans, Geotricbum candidum, dan
Rbodotorula rubra, sedangkan ekstrak etanolik menunjukkan aktivitas
antivirus terhadap Herpes simplex. Sari air mengurangi konsentrasi nitrogen
urea dan kreatinin dalam serum pada hewan coba tikus, dan menurunkan kadar
glukosa darah, trigliserida, dan kolesterol total.
Ekstrak metanolik mempunyai khasiat antioksidan ( 50 % ) pada konsentrasi
5,2 dan 3,3 ug/ml menggunakan DPPH. Nilai IC pada radikal anion
superoksida dalam sistem oksidasi xantine adalah 5,0 dan 3,8 ug/ml. Emodin
dalam fraksi etil asetat mempunyai IC sebesar uM dalam menghambat kasein
kinase Il.
Efek pencahar disebabkan karena antakuinon dapat meningkatkan
aktivitas usus. Senyawa senosida dan rheinosida dihidrolisis olelh bakteri usus
menjadi senyawa antron yang bekerja sebagai stimulan dan iritan pada saluran
pencernaan. Beberapa senyawa mempunyai efek astringen, antara lain katekin,
epikatekin, glukogalin, asam galat.
Digunakan sebagai pencahar (laksatif) dalam waktu pendek/ singkat
(tidak lebih dari 2 minggu) pada kondisi konstipasi, dan sebagai astringen;
penggunaan terutama pada penderita hemorroid, serta mengurangi gangguan
ulser (pada uji klinis yang dilakukan di China).
e. Kontraindikasi
Tidak diberikan kepada anak di bawah 10 tahun, penderita radang rongga
perut, usus, konstipasi kronik. Tidak digunakan pada ibu hamil karena
kerjanya terhadap usus besar, dan ibu menyusui karena munculnya metabolit
rhein pada air susu, serta tidak digunakan terus-menerus, tidak lebih dari 2
minggu. Menyebabkan terjadinya hambatan absorpsi Fe, sehingga tidak
dianjurkan diberikan pada anak-anak dan penderita anemia
f. Interaksi obat
Menyebabkan terjadinya hipokalemia (karena penggunaan pencahar terlalu
lama) dapat memengaruhi efek obat jantung misalnya glikosida jantung,
kuinidin. Penggunaan secara tbersamaan dengan simplisia atau obat lain yang
menginduksi terjadinya hipokalemia seperti golongan thiazida,
adrenokortikoid atau akar kayu manis (liquiritae radix) menyebabkan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
g. Efek yang tidak diinginkan
Penggunaan dengan dosis terlalu besar dapat menyebabkan kejang saluran
cerna, dan rasa sakit/kolik. Penggunaan terlalu lama menimbulkan terjadinya
gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, karena terbentuknya kalsium
oksalat), albuminuria. Kelebihan dosis menyebabkan kolik abdominal,
kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.
f. Dosis
Sebagai simplisia 1-2 g (sesuai dengan 15-50 mg turunan hidroksiantrasena
dihitung sebagai rhein) atau 0,5-1,5 g, diseduh dengan 150 ml air mendidih,
disaring, kemudian diminum sebelum tidur diberikan ketika akan tidur malam.
C. Fitoterapi untuk penyakit hipertensi
1. Blumeae Folium (Daun Sembung)

a. Deskripsi Tanaman

Genus Blumea dijumpai di zona tropis dan sub-tropis Asia , terutama di India dan Asia

Tenggara. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di ladang dan dianggap sebagai gulma

pengganggu. dan di padang rumput

Sembung merupakan perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi pencapai 4 m dan

berambut halus. Daun bagian bawah bertangkai, sedang di bagian atas merupakan daun

duduk yang tumbuh berseling, berbentuk bundar telur dan lonjong, bagian pangkal dan

ujung lancip, pinggri bergerigi, dan terdapat 2-3 daun tambahan pada tangkai

daunnya.Permukaan daun bagian atas agak kasar, sedangkan bagian bawah halus seperti

beludru. Bunga bekelompok berupa malai, muncul di ujung cabang dan berwarna

kuning. Buah longkah sedikit melengkung dengan panjang 1 mm

b. Klasifiksi tanaman

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Delas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Blumea

Spesies : Blumea balsamifera [L.] DC

c. Kandungan Kimia

Sembung ini mengandung minyak atsiri (ngai kamfer), saponin dan borneol, yang juga

mengandung sineol.

struktur kimia saponin

d. Mekanisme kerja

Daun sembung mengandung saponin dan sineol yang dimana menghambat kontrasi

otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh darah akan melebar sehingga darah

mengalir dengan lancar dan tekanan darah akan menurun.

saponin berfungsi sebagai diuretik, yang dapat menurunkan volume plasma dan

resistensi perifer/resistensi arteri(Moerdowo, 1984). Kandungan kalium dapat

menurunkan tekanan darah melalui penghambatan sistem Renin-Angiotensin yang

menyebabkan penurunan sekresi aldosteron sehingga diuresis meningkat yang

menyebabkan berkurangnya volume darah, sehingga tekanan darah menurun,

selain itu kalium juga bersifat diuretik dengan cara menurunkan reabsorbsi garam dan

air oleh tubulus melalui mekanisme pemblokan transport aktif natrium melalui
dinding tubulus sehingga cairan yang dikeluarkan tubuh menjadi banyak dan volume

cairan intravaskuler akan menurun(Oates& Brown, 2001; Bangun, 2002)

e. Cara pakai

Diambil sebanyak 3 lembar daun sembung ditambahkan 1 gelas air lalu direbus sampai

airnya ½ gelas

f. Toksis/ efek samping

hingga saat ini belum ditemukan efek samping dan toksisitas daun sembung.

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh.

2. Mori Folim

Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa Yunani

yang mempunyai arti Kuning megah.

a. Deskripsi

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

Seruni atau Bunga emas (Golden Flower). Krisan kuning berasal dari dataran Cina,

dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), Chrysanthenum morifolium

(ungu dan pink) dan Chrysanthenum daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4

mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai

simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari

Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808
Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau

varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke

Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara

komersial.

b. Klasifikasi

Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Klas : Dicotiledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Crhysantemum

Spesies : Crhysantemum morifolium Ramat

c. Kandungan Kimia

Mori folium mengandung asam klorogenat, flavonoid dan pentasiklik triterpena

senyawa flavanoid

d. Mekanisme kerja tanaman

Kandungan Flavonoid pada tanaman morifolium dapat menghambat ACE.

Diketahui ACE memegang peran dalam pembentukan angiotensin II yang

merupakan salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan pembuluh

darah menyempit, yang dapat menaikkan tekanan darah. ACE inhibitor

menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga darah lebih banyak mengalir ke

jantung, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Selain itu, flavonoid dapat


meningkatkan urinasi dan pengeluaran elektrolit, yang mana berfungsi layaknya

kalium, yaitu mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit seperti natrium yang ada di

dalam intraseluler darah untuk menuju ekstraseluler memasuki tubulus ginjal.

Glomerular filtration rate (GFR) yang tinggi akibat adanya aktivitas flavonoid

menyebabkan ginjal mampu mengeluarkan produk buangan dari tubuh dengan

cepat.

e. Cara pakai

2 kali sehari,1 sendok diseduh. didiamkan beberapa menit hingga jamunya

mengendap,kemudian diminum.

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh.

3. Phyllanthi folium (meniran)

a. Deskripsi

Meniran atau Phyllanthus urinaria adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki

bentuk batang bulat, basah dan tinggi kurang dari 50 cm. Daun dari tanaman meniran

bertulang menyirip genap, setiap satu tangkai memiliki daun majemuk dengan ukuran

yang kecil dan berbentuk lonjong. Bunga tumbuhan ini terdapat pada setiap ketiak daun

serta menghadap ke bagian bawah.

Meniran umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran

tumbuh subur di tempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000

meter di atas permukaan laut. Senyawa kimia yang terkandung di dalam tubuh meniran
adalah zat filantin, kalium, damar dan zat penyamak. Tanaman ini dapat digunakan

untuk obat penyakit kuning, disentri, batuk, demam, ayan, haid berlebihan dan malaria.

b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdm : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri L.

c. Kandungan Kimia

Ekstrak herba meniran mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid,

tannin, dan fenolik.

semyawa flavanoid

d. Mekanisme kerja tanaman

Kandungan Flavonoid pada tanaman meniran dapat menghambat ACE.

Diketahui ACE memegang peran dalam pembentukan angiotensin II yang merupakan

salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan pembuluh darah

menyempit, yang dapat menaikkan tekanan darah. ACE inhibitor menyebabkan

pembuluh darah melebar sehingga darah lebih banyak mengalir ke jantung,


mengakibatkan penurunan tekanan darah. Selain itu, flavonoid dapat meningkatkan

urinasi dan pengeluaran elektrolit, yang mana berfungsi layaknya kalium, yaitu

mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit seperti natrium yang ada di dalam intraseluler

darah untuk menuju ekstraseluler memasuki tubulus ginjal. Glomerular filtration rate

(GFR) yang tinggi akibat adanya aktivitas flavonoid menyebabkan ginjal mampu

mengeluarkan produk buangan dari tubuh dengan cepat.

e. Cara pakai

2 kali sehari,1 sendok diseduh. didiamkan beberapa menit hingga jamunya

mengendap,kemudian diminum.

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh.

4. Apii Radix (seledri)

a. Deskripsi

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai

bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai

daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan

digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap

adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

b. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L.

c. Kandungan Kimia

magnesium, pthalides, apigenin kalium dan asparagin.

senyawa apigenin

d. Mekanisme kerja tanaman

Apegenin bersifat vasidilator dengan mekanisme penghambatan kontraksi yang

disebabkan oleh pelepasan kalsium (mekanisme kerja seperti kalsium antagonis).

kalsium antagonis bekerja menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya

kalsium kedalam darah. Jika kalsium memasuki sel otot, maka akan berkontraksi.

Dengan menghambat kontrasi otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh darah

akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah akan

menurun (Palmer,2015)

e. Cara pakai

2 kali sehari,1 sendok diseduh. didiamkan beberapa menit hingga jamunya

mengendap,kemudian diminum.

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh.


5. Mengkudu (Morinda Fructus)

Gambar. Buah mengkudu

a. Deskripsi

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon

mengkudu mencapai 3–8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya

merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki

totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.

Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan

rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering

muncul sebagai menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di

dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai

bahan obat-obatan.

b. Klasifikasi

Berdasarkan ITIS (Integrated Taxonomic Information System), klasifikasi

tanaman mengkudu adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Rubiaceae

Genus: Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.


c. Kandungan Kimia

Tanaman mengkudu terkenal memiliki khasiat, beberapa simplisia yang diambil dari

tanaman mengkudu untuk diolah adalah Morindae citrifoliae Fructus (buah

mengkudu), Morindae citrifoliae Folium (daun mengkudu), Morindae citrifoliae

Radix (akar mengkudu) (Noorahmi, 2010).

Beberapa senyawa kimia dalam mengkudu yaitu oligo dan polisakarida, glikosida

termasuk flavonoid (rutin dan asam asperulosidat), ester asam lemak trisakarida,

skopoletin, beta-sitosterol, damnacanthal, alkaloid (xeronin, proxeronin), asam

oktonoat, kalium, vitamin C, terpenoid, antrakuinon (nordamnakantal, morindon,

rubiadin, rubiadin, metil eter, glikosaida antrakuinon), karoten, vitamin A, glikosida

flavon, asam linoleat, alizarin, asam amino, akubin, L-asperulosida, asam kaproat,

asam ursolat (Wang, 2002).

Secara umum, Jensen (2002) merangkum kandungan kimia dalam mengkudu yang

sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi adalah scopoletin dan antrakuionon

morindon.

Gambar 3. Struktur kimia morindon (kiri) dan skopoletin (kanan

d. Mekanisme kerja tanaman

Jensen (2002) dalam Clinical Research on Morinda citrifolia menyebutkan

aktivitas-aktivitas farmakologi tersebut sebagai berikut.


- Scopoletin, senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Saat tekanan darah

tinggi, scopoletin membantu menurunkan dengan memperlebar pembuluh darah

dan memperlancar peredaran darah. Sebaliknya bila tekanan darah menjadi rendah,

ia akan menaikkannya. Selain berindikasi antibakteri, senyawa ini juga mengatur

hormone serotonin yang membantu menurunkan kadar kecemasan dan depresi.

- Morindon, zat ini berkhasiat dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh.

e. Cara pakai

 Jus mengkudu : Buah mengkudu matang diblender dengan penambahan air

secukupnya. Jus buah segar mengkudu 30-180 ml diminum setiap hari, setengah

jam sebelum makan atau satu jam setelah makan.

 Serbuk mengkudu : Buah mengkudu dikeringkan kemudian dibuat menjadi serbuk

untuk selanjutnya diolah lebih lanjut menjadi jus, tablet, atau kapsul.

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh

6. Daun Salam (Syzygium Folium)

Gambar. Daun Salam

a. Deskripsi

Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah

negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi.

Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak

hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas

namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias
lengkuas.

Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang

tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai

bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin,

kerap dimanfaatkan sebagai ubar(untuk mewarnai dan mengawetkan) jala, bahan

anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan

sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam

dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya.

b. Klasifikasi

Salam merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mudah tumbuh pada daerah tropis.

Salam banyak tumbuh di hutan dan dapat ditanam di pekarangan rumah. Salam

merupakan tumbuhan asli Indonesia yang telah ditetapkan sebagai salah satu tumbuhan

obat yang tergolong dalam klasifikasi sebagai berikut (Wulandari, 2006):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

c. Kandungan Kimia

Kandungan daun salam antara lain adalah saponin,triterpenoid, flavonoid,

polifenol, alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan fenol.

Daun salam juga mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid, dan minyak atsiri

0,05 % yang terdiri dari eugenol dan sitral (Lelono, 2009).

Kandungan flavonoid dalam daun salam yaitu kuersetin dan fluoretin. Flavonoid

adalah senyawa antioksidan polifenol alami, terdapat pada tumbuhan, buah-buahan, dan

minuman (tehdan wine) yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida
dalam darah,melindungi pembuluh arteri dari kerusakan, mengurangi jumlah

penimbunan kolesterol dipermukaan endotel pembuluh darah arteri (Venugopal, 2002;

Chen, 2001).

Struktur umum flavonoid (Rohyami, 2008)

d. Mekanisme Kerja Senyawa

Di dalam daun salam terdapat 3 komponen yaitu minyak atsiri, tanin dalam daun

salam mampu mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan tekanan darah bagi

penderita hipertensi, dan flavonoid sebagai inhibitor ACE dengan menghambat aktivitas

ACE maka pembentukan angiotensin II dapat dibatasi sehingga dapat mencegah

hipertensi (Agoes, 2010).

Pada penelitian yang dilakukan Edwards et al. (2007) diketahui bahwa kuersetin

dapat mengurangi tekanan darah pada subjek yang mengalami hipertensi. Penelitian

laboratorium yang lain telah menunjukkan bahwa kuersetin memiliki sifat penting

sebagai vasorelaksan pada arteri terisolasi dan menurunkan tekanan darah pada tikus

hipertensi spontan (Duarte et al, 1993). Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

darah arteri adalah cardiac output. Sedangkan cardiac output dipengaruhi oleh frekuensi

denyut jantung, dengan demikian perubahan tekanan darah yang terjadi secara fisiologis

dapat diketahui salah satu penyebabnya (Rushmer, 1976; Keele et al., 1982). Salah satu

zat yang juga dapat mempengaruhi tekanan darah adalah Mn/mangan (Braunwald, 1982).

Kandungan flavonoid dikaitkan dengan efek perlindungan terhadap fungsi endotel

dan menghambat agregasi platelet, sehingga dapat menurunan resiko penyakit jantung

koroner, penyakit kardiovaskuler.18 Flavonoid memiliki efek hipotensi dengan

mekanisme menghambat aktivitas ACE, serta sebagai diuretic(Panjaitan, 2014; Putri,


2012; Nurdiantami, 2013; Athiroh, 2012; Pradono, 2010; Ismarani, 2011).

Flavonoid dapat menghambat ACE. Diketahui ACE memegang peran dalam

pembentukan angiotensin II yang merupakan salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin

II menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang dapat menaikkan tekanan darah. ACE

inhibitor menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga darah lebih banyak mengalir

ke jantung, mengakibatkan penurunan tekanan darah (Ismarani, 2011; Balasuriya, 2011).

Selain itu, flavonoid dapat meningkatkan urinasi dan pengeluaran elektrolit, yang

mana berfungsi layaknya kalium, yaitu mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit seperti

natrium yang ada di dalam intraseluler darah untuk menuju ekstraseluler memasuki

tubulus ginjal. Glomerular filtration rate (GFR) yang tinggi akibat adanya aktivitas

flavonoid menyebabkan ginjal mampu mengeluarkan produk buangan dari tubuh dengan

cepat (Rao, 2011; Kane, 2009; Septian, 2014).

e. Cara pakai

Beberapa cara pemakaian daun salam sebagai anti hipertensi (Santoso & Suharjo,

2003):

 Daun salam 7 lembar, sirih 7 lembar, daun alpukat 7 lembar, direbus 3 gelas menjadi 1

gelas untuk diminum 3 kali satu gelas satu hari selama satu sampai tiga kali (Jika

sembuh, stop).

 Daun salam 9 lembar direbus dengan air 3 L sampai 2 L diminum 3 kali sehari.

 Cuci 7-10 lembar daun salam sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa

1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali,

masing-masing 1/2 gelas

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir terjadinya

toksisitas terhadap tubuh

7. Mentimun
Gambar. Mentimun

a. Deskripsi

Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan

atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.

Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau

penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari

seluruh dunia dan memiliki kandungan air cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi

menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu

melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan

tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah

satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (berkelamin

ganda). Bungapertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga

jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga hermafrodit apabila pertumbuhannya baik.

Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah

buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.

Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin

buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah

memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp,

berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak

dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen,

warnanya hitam.
b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

c. Kandungan Kimia

Kandungan kalium (potasium), magnesium, dan fosfor dalam mentimun efektif

mampu mengobati hipertensi. Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena

kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah

(Sudarsono, 2002).

d. mekanisme kerja

Beberapa mekanisme bagaimana kalium dapat menurunkan tekanan darah sebagai

berikut: Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga

menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena

mentimun memiliki sekitar 95% dari kandungan air mereka adalah cara terbaik untuk

meningkatkan asupan serat dan air. Ada tingginya kandungan vitamin A, B6 dan C hadir

dalam daging mentimun. Selain itu sayuran ini diketahui memiliki konsentrasi tinggi

mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, dan silica (Nurdiantami, 2013).

Kandungan air pada mentimun yang tinggi maka mentimun menurunkan tekanan darah

dengan berkhasiat sebagai diuretik. Air mentimun juga menjaga kesehatan ginjal dan

aktivitasnya sehingga dapat mengubah aktivitas sistem renin-angiotensin. Kandungan

kalium (potasium) membantu mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi

tekanan darah. Cara kerja kalium berbeda dengan natrium, kalium (potasium)

merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan

dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di

dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler
dan menurunkan tekanan darah.

e. Cara pakai

Bisa langsung di komsumsi setelah di cuci bersih, tetapi akan lenih bik lagi jika

mentimun dihaluskan sebanyak 1 buah kemudian di peras airnya. Lalu buang

ampasnya, kemudian air perasannya diminum. Untuk hasil yang optimal minumlah air

perasan timun sebanyak tiga kali sehari pada pagi,sian, dan malam hari.

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir

terjadinya toksisitas terhadap tubuh

8. Daun alpukat

a. Deskripsi

Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan

di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan

sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.

Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm.

Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter.

Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram;

biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.

Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu

kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat
kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.

b. klasifikasi

Klasifikasi Tanaman Alpukat


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Trachebionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
c. kandungan kimia

Daun alpukat mengandung, flavonoid, saponin, dan alkaloid.

semyawa flavanoid

d. Mekanisme kerja

Kandungan Flavonoid pada daun alpukat dapat menghambat ACE. Diketahui ACE

memegang peran dalam pembentukan angiotensin II yang merupakan salah satu

penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang

dapat menaikkan tekanan darah. ACE inhibitor menyebabkan pembuluh darah melebar

sehingga darah lebih banyak mengalir ke jantung, mengakibatkan penurunan tekanan

darah. Selain itu, flavonoid dapat meningkatkan urinasi dan pengeluaran elektrolit, yang
mana berfungsi layaknya kalium, yaitu mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit seperti

natrium yang ada di dalam intraseluler darah untuk menuju ekstraseluler memasuki

tubulus ginjal. Glomerular filtration rate (GFR) yang tinggi akibat adanya aktivitas

flavonoid menyebabkan ginjal mampu mengeluarkan produk buangan dari tubuh dengan

cepat.

e. Cara pakai

1. Siapkan 4 atau 5 lembar daun alpukat dan cuci bersih

2. Siapkan air bersih secukupnya

3. Gula batu

4. Prosesnya adalah dengan merebus air hingga mendidih dan kemudian masukan daun

alpukat

5. Setelah itu masukan gula batu untuk membuat rasa pahit dari daun alpukat ini

menghilang

6. Tunggu hingga 3 menit dan kemudian angkatlah

7. Saring ramuan yang telah direbus

8. Minumlah secara rutin sebanyak tiga kali sehari untuk mendapatkan hasil yang

maksimal

f. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek samping

dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat meminimalisir terjadinya

toksisitas terhadap tubuh


9. Allii Cepae Bulbi (Umbi Bawang Merah)

a. Tanaman asal dan family

Simplisia alli cepae bulbi (umbi bawang merah) berupa umbi segar atau telah
dikeringkan berasal dari tanaman Allium cepa L. (sinonim A. esculentum
Salisb/A. porrum cepa Rehb.), suku Liliaceae

b. Deskripsi tanaman

Tanaman berupa herba perennial, jika dihancurkan akan mengeluarkan bau


khas menyengat, ukuran umbi bervariasi tergantung dari jenisnya. Daun tinggi
bisa mencapai 40 cm dengan bentuk agak melingkar pada bagian tengah dan
pipih pada bagian atas.

c. Kandungan kimia

Kandungan utama adalah senyawa organo-sulfur dan non organo- sulfur, di


mana senyawa organo-sulfur memberikan karakteristik dari simplisia ini.
Senyawa organo-sulfur yang terdapat pada umbi bawang merah adalah
tiosulfinat, tiosulfonat, cepaene, S-oksida, S,S-dioksida, monosulfida,
disulfida, trisulfida, dan zwibelane. Senyawa ini merupakan hasil degradasi
sistein sulfoksida. Komponen yang terkandung dalam ekstrak bawang merah
tergantung dari cara ekstraksi seperti terangkum dalam Gambar 2.2 dan 2.3.
Selain itu juga mengandung flavonoid, seperti kuersetin dan glikosidanya,
antosianin.
d. Farmakologi

Penelitian pada isolasi senyawa penghambat agregasi platelet pada bawang


merah memperlihatkan bahwa senyawa yang bertanggung jawab terhadap
khasiat tersebut adalah adenosin. Pada konsentrasi 0,3 ug/ml menunjukkan
efek antiplatelet. Efek juga berasal dari aktivitas antioksidan dari minyak
bawang merah. Pemberian minyak bawang merah 100 mg/kg bb selama 21
hari pada tikus yang diinduksi dengan nikotin dapat mencegah peroksidasi
lipid. Efek ini sebanding dengan efek vitamin E. Selain minyak, kandungan
senyawa fenol pada lapisan luar bawang merah juga memperlihatkan efek
antioksidan, dan efeknya lebih kuat dibandingkan vitamin E. Lapisan kulit luar
mengandung senyawa fenol seperti kaemferol, kuersetin, asam galat, asam
ferulat, dan asam protokatekuat

Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian bawang merah dapat


menurunkan kadar trigliserida darah dan menghambat biosintesis kolesterol
hati secara in vitro. Pengujian in vivo pada tikus diet kaya kolesterol
pemberian senyawa S-metil sistein sulfoksida 200 mg/kg bb dari bawang
merah selama 45 hari menurunkan secara nyata kadar kolesterol, trigliserida,
dan fosfolipida serum. Senyawa tersebut memperlihatkan efek lipogenesis
endogenus dan meningkatkan metabolisme lipida. Namun efek
antihiperlipidemia senyawa ini lebih lemah dibandingkan dengan kontrol (50
mg/kg bb)

e. Mekanisme aksi

Mekanisme bawang merah dalam menurunkan tekanan darah belum


diketahui dengan baik. Namun, diketahui bahwa kuersetirn yang terkandung
dalam bawang memiliki aktivitas antioksidan dan efek menghambat
vasokonstriksi sehingga bermanfaat pada kardiovaskuler.

Kuersetin diabsorpsi dalam saluran cerna mencapai 52 yang terserap


dieliminasi secara lambat dari darah. Selain di hati, kuersetin sebagai senyawa
flavonoid lainnva dimetabolisme juga oleh flora usus . Ekskresi kuersetin di
urine adalah 0,31 % , dan waktu paruh eliminasi sekitar 17-28 jam.

f. Keamanan

Penggunaan bawang merah akan memerlukan waktu yang panjang agar


diperoleh efek yang diinginkan, karena itu perlu kajian lebih mendalam
mengenai keamanannya, dan interaksi dengan senyawa kimia lain, walaupun
diakui bawang merah telah lama digunakan sebagai bumbu masak. yang tidak
diinginkan jarang terjadi dalam penggunaan bawang merah. Efek yang terjadi
adalah bau nafas dan bau badan. Penggunaan berlebihan pada keadaan perut
kosong dapat menyebabkan perut tidak enak dan mual. Ada beberapa laporan
terjadinya alergi pada penggunaan simplisia ini. Interaksi yang mungkin
terjadi adalah dengan antikoagulan. Bawang merah juga memiliki aktivitas
antidiabetes, harus hati-hati bagi pasien yang menggunakan antidiabetik oral.

g. Dosis

Dosis untuk bawang mentah 50 g sehari atau 20 g dalam bentuk kering.


Sediaan lain dihitung terhadap dosis ini.

10. Allii Sativi Bulbi (Umbi Bawang Putih)


a. Tanaman asal dan family

Simplisia alli sativi bulbi (umbi bawang putih) berupa umbi segar atau telah
dikeringkan berasal dari tanaman Allium sativum L./Porvium sativum Rehb.,
suku Liliaceae.

b. Deskripsi tanaman

Berupa herba perennial, jika dihancurkan akan mengeluarkan bau khas


menyengat, ukuran umbi bervariasi tergantung dari jenisnya. Daun tinggi bisa
mencapai 40 cm bentuk agak melingkar pada bagian tengah dan pipih pada
bagian atas

Memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daurn. Bunga


majemuk bentuk payung warna putih, muncul di setiap anak umbi, memiliki
1-3 daun pelindung, seperti selaput. Akar bawang putih terdiri dari
serabut-serabut kecil yang berjumlah banyak

Simplisia berupa majemuk bentuk hampir bulat, terdiri dari 8-20 siung,
dilapisi selaput tipis, tiap siung diselubungi 2 selaput, bagian luar agak putih
bagian dalam kemerahan melekat pada bagian padat . Warna putih
kekuningan , bau khas aromatik tajam, rasa agak pedas, lama-kelamaan
menimbulkan rasa agak tebal di bibir.

c. Kandungan kimia

Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki aktivitas biologi dan
bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organo- sulfur. Kandungan
senyawa organo-sulfur ini antara

1. Senyawa S-alk(en)-il-L-sistein sulfoksida (ACSOs),contohnya alin dan


y-glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang
putih.Aliin suatu asam amino yang mengandung sulfur, bertanggung
jawab pada bau dan citarasa bawang. Aliin dan senyawa sulfoksida yang
lain, kecuali sikloaliin, segera berubah menjadi senyawa tiosulfinat,
seperti alisin, dengan bantuan enzim aliinase ketika bawang putih segar
dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung

2. Senyawa sulfur yang volatil seperti alisin. Alisin merupakan senyawa


yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas,oksigen udara, dan
lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur
yang lain seperti dialil sulfida.

3. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti dialil sulfida

4. Senyawa sulfur larut air yang nonvolatil seperti S-alil sistein (DAS), dialil
disulfida (DADS). (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik
y-glutamilsistein ketika bawang putih diekstraksi dengan air. SAC banyak
terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan
senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam
sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang
putih tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi.

Bawang putih memiliki 3 senyawa utama yang berperan sebagai


antioksidan, yaitu dialil sulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida. Ketiga
senyawa ini efektif menekan oksidasi LDL secara in vitro. Beberapa studi
klinik menunjukkan bahwa pemberian bawang putih dapat meningkatkan
resistensi LDL terhadap oksidasi. Penekanan oksidasi LDL merupakan faktor
penting dalam pencegahan aterosklerosis.

Sebagai antihiperlipidemia, menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan


LDL, senyawa aktif alisin menghambat dan menghilangkan lapisan lipida
pada dinding pembuluh darah, menghambat pembentukan kolesterol dan
lipida, menghambat kerja enzim buman squalene monooxygenase dan
HMG-CoA reduktase.
Kandungan bawang yang berfungsi sebagai antioksidan adalah alisin,
yang berasal dari aliin yang diuraikan oleh aliinase. Aktivitas antioksidan
adalah melalui penangkapan radikal peroksida dengan mekanisme transfer
elektron.

Telah dilaporkan bahwa senyawa S-alil sistein yang ada dalam ekstrak air
umbi bawang putih menghambat enzim yang berperan pada biosintesis lemak
(HMG CoA), dan juga berkontribusi pada reduksi kolesterol.
Senyawa-senyawa dalam bawang putih mampu berkombinasi dengan gugus
-SH yang penting dalam beberapa jalur metabolisme; antara lain lemak.
Dugaan lain adanya komponen dalam umbi yang memiliki kontribusi
terhadap aksi hipokolesterolemia dengan cara menghambat epoksidase
skualen, enzim yang berperan dalam jalur biosintesis kolesterol. Senyawa
S-alil sistein juga menghambat sintesis NF-kB dan oksidasi lipoprotein
densitas rendah yang berkaitan dengan aterosklerosis, sedangkan alisin
bersifat antioksidan dan melindungi sel endotelium dari kerusakan LDL yang
teroksidasi. Ajoene sebagai antitrombosit dimanfaatkan pada pengobatan
kardiovaskuler

d. Mekanisme kerja

Ekstrak bawang putih sebagai kardioprotektif dalam menurunkan tekanan


darah diduga terkait dengan efek vasodilatasi otot pembuluh darah
menyebabkan tertutupnya kanal Ca2 dan terbukanya kanal K' sehingga terjadi
hiperpolarisasi, sehingga otot akan mengalami relaksasi. Senyawa aktif umbi
bawang putih yang diketahui memengaruhi ketersediaan ion Ca, untuk
kontraksi otot jantung dan otot polos pembul darah adalah kelompok Ajoene.
Konsentrasi ion Ca intraseluler yang tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi
yang menyebabkan hipertensi. Senyawa dalam bawang diperkirakan dapat
menghambat masuknya ion Ca2 ke dalam sel, sehingga konsentrasi ion
Ca2-intraseluler menurun dan diikuti relaksasi otot yang menyebabkan ruangan
pembuluh darah melebar, sehingga tekanan darah turun

Pada percobaan in vitro alisin menghambat agregasi platelet tanpa


memengaruhi aktivitas siklooksigenase, tromboksansintase atau jumlah
adenosin monofosfat (AMP), dan memiliki aktivitas vasodilatasi, mengurangi
jumlah trombosan B2 dan prostaglandin sehingga menurunkan tekanan darah.
Ekstrak bawang putih dilaporkan dapat meningkatkan produksi oksida nitrat
yang memberikan kontribusi kepada proses disagregasi platelet. Ekstrak air
bawang putih menghambat agregasi platelet yang diinduksi oleh ADP, kolagen,
asam arakidonat, epinefrin, dan kalsium ionofor. Bawang putih mengurangi
pembentukan tromboksan, menghambat aktivitas fosfolipase dan produk
lipoksigenase yang dibentuk pada trombosit. Bawang putih juga efektif dalam
menghambat agregasi disebabkan oleh ionofor kalsium, kemungkinan bahwa
efek antiagregasi berhubungan dengan mobilisasi intraplatelet dari kalsium.
Efek antiagregasi dari Ajoene mungkin berkaitan dengan interaksi langsung
dengan reseptor fibrinogen (GPIIb/TIa) Ajoene juga berinteraksi dengan
hemoprotein yang terlibat dalam aktivasi platelet. Alisin menghambat
agregasi in vitro platelet manusia tanpa memengaruhi siklooksigenase atau
aktivitas tromboksansintase atau tingkat adenosin siklik monofosfat (AMP),
dan tidak mengubah aktivitas vaskular prostasikliksintase. Jadi, bawang putih
memiliki komponen yang memungkinkan memberikan efek pada berbagai
tahap yang terlibat dalam proses agregasi platelet.

Ekstrak bawang putih bertindak secara sinergis dalam efek penghambatan


terhadap agregasi platelet. Mekanisme yang terlibat tampaknya cukup banyak
dan dapat melibatkan perubahan fluiditas membran, penghambatan
fosfolipase C, penghambatan mobilisasi kalsium, peningkatan pada oksida
nitrat dan produks AMP, dan hambatan dari TXA2, yang semuanya akan
mengarah pada inhibisi agregasi platelet.

Sebagai antidiabetes, bawang putih meningkatkan sekresi pankreas atau


melepaskan ikatan insulin dengan gugus sulfhidrilra Alisin dan akan mengikat
asam amino dan protein membran, yang mengakibatkan gangguan pada
metabolismeakoa sel mikroba. Data klinik Pemberian tablet serbuk bawang
putih selama 12 bulan kepada pasien dapat menurunkan risiko terkena
kardiovaskuler pada a 1,5 dan wanita 1,3 kali lipat, karena terjadi penurunan
kadar kolestrol LDL, 9 mg/dl pada laki-laki, dan 27,3 mg/dl pada5 wanita.
Data klinis yang diperoleh dari 114 penderita hipertensi dan aterosklerosis,
bawang putih dapat mengurangi tekanan darah sistol 1,1-4,4 kPa dan diastol
0,5-2,7 kPa. Penggunaan serbuk bawang putih 900 mg sehari selama 4 tahun
menyebabkan penurunan signifikan pada volume plak aterosklerosis pada pria
dan wanita, apabila dibandingkan plasebo.

Pemberian hasil maserasi minyak bawang putih 80 mg sehari selama 6 bulan


pada sukarelawan sehat pria dan wanita dapat menurunkar viskositas darah.
Efek lebih lemah dibandingkan dengan ekstrak kering Ginkgo biloba, namun
lebih kuat dibandingkan dengan plasebo. Penurunan viskositas memberikan
efek menguntungkan, yaitu peningkatan aliran darah ke otak yang diduga
berhubungan dengan efek mencegah penurunan daya ingat.

e. Keamanan

Umbi bawang putih dikontraindikasikan pada pasien sensitif terhadap


bawang putih, dan alergi terhadap obat. Jika merujuk pada penggunaannya
sebagai bumbu masak, maka bawang putih relatif aman. Namun, perlu
perhatian kemungkinan terjadi perdarahan pascaoperasi akibat konsumsi
berlebih bawang putih.gakibatkar Bawang putih tidak menimbulkan efek
mutagenik secara in vitro.

f. Interaksi obat

Bawang putih dilaporkan memiliki aktivitas antipembekuan darah, karena itu


perlu perhatian pada pasien yang menggunakan warfarin. Penggunaan
bersamaan dapat meningkatkan waktu pembekuan darah.

g. Reaksi yang tidak dinginkan

Efek yang tidak dinginkan dari bawang putih yang paling umum adalah
menyebabkan bau mulut dan bau badan. Kadang terjadi reaksi alergi pada kulit,
dan serangan asma setelah menghirup serbuk bawang putih. Makan bawang
putih segar, ekstrak atau minyak bawang putih dalam keadaan perut kosong
dapat menyebabkan rasa terbakar, mual, muntah, dan diare.

h. Dosis

Untuk bawang putih segar 2-5 g, serbuk bawang putih 0,4-1,2 g, minyak
bawang putih 2-5 mg, ekstrak kering 300-1000 mg. Sediaan lain setara dengan
4-15 mg aliin atau 2-5 mg alisin. Penggunaan bawang putih dianjurkan
bersamaan dengan makanan lain, untuk mencegah rasa tidak enak pada saluran
pencernaan.

D. Fitoterapi penyakit pada sistem sarah otonom (SSO)

1. Daun putri malu (Mimosa pudica)

a. Deskripsi :
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri dimana terdapat duri pada batang, batangnya
juga berbulu, daunnya kecil-kecil termasuk daun majemuk, termasuk suku
polong-polongan, bunganya berbentuk bongkol. Daun putri malu atau sikejut
berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun
pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang
sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika kita raba pada
permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm.
daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika
daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat
dengan panjang 4-5,5 cm.
b. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Rosales
Suku : Mimosaceae
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica Linn
c. Kandungan kimia yang mengobati penyakit :
(Flavonoid)
d. Mekanisme kerja :
Flavonoid dapat meningkatkan sistem imun baik sistem imun alamiah maupun
imun spesifik yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan anti alergi.
e. Toksik / efek samping :
 Alergi
 Mual dan muntah
 Kepala Pusing / sakit kepala
 Memperparah reumatik
 Mengganggu melancarkan aliran darah
f. Cara kerja dan pakai
g. Siapkan 10 gram daun putri malu segar
h. Cuci bersih daun terlebih dahulu
i. Setelah itu, seduh daun putri malu tersebut dengan 100 ml air panas
j. Tunggu kurang lebih selama 15 menit untuk merebusya
k. Jika sudah, minum ramuan daun putri malu tersebut secara rutin sebanyak 3
kali dalam sehari.

2. Jahe merah (Zingiber offcinale Linn. Var. rubrum)

a. Deskripsi :
Jahe merah (Zingiber offcinale Linn. Var. rubrum) merupakan tanaman obat
berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe merah termasuk dalam suku
temu-temuan (zingiberaceae), satu keluarga dengan temu-temuan yang lain
seperti temu lawak, temu hitam, kunyit dan kencur.Tanaman jahe merah suatu
tanaman rumput-rumputan tegak dengan ketinggian 30-100 cm, namun
kadang-kadang tingginya mencapai 120 cm. Daunnya sempit, berwarna hijau,
bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu gelap, rimpangnya
berwarna merah, dan akarnya bercabang-cabang, berwarna kuning dan berserat
(Arobi, 2010).
b. Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
c. Kandungan kimia yang mengobati penyakit :
Mengandung minyak atsirinya yang tinggi (Khushtar, 2009).
d. Mekanisme kerja:
komponen jahe merah dapat bekerja secara sinergis dan Beta-agonis bekerja
dengan relaksasi otot polos (ASM) jaringan di saluran napas.
e. Toksik / efek samping:
pada penggunaan herbal memiliki efek samping gangguan pencernaan
f. Cara kerja dan pakai :
 Potong 3 cm jahe kecil-kecil dan masukan ke dalam panci air mendidih.
Biarkan selama 5 menit, tunggu hingga dingin dan minum.
 Untuk mendetoksifikasi paru-paru Anda, siapkan rebusan fenugreek dengan
mendidihkan 1 sendok makan biji fenugreek dalam secangkir air dan
campurkan 1 sendok teh jus jahe dan madu. Minum ramuan ini setiap pagi
dan sore.
 Anda juga dapat mengonsumsi jahe mentah dicampur garam.

3. Daun sirsak (Annona muricata L.)

a. Deskripsi :
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman
dengan tinggi pohon sekitar 3-10 meter. Dimana merupakan tumbuhan tropis
yang bersifat tahunan. Batang coklat berkayu, bulat, bercabang. Mempunyai
daun bebentuk telur atau lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, panjang tangkai 5 mm, hijau kekuningan.Ukuran daun
sekitar 8-16 cm x 3-7 cm. Tangkai daun panjangnya 3-7 mm. Bunga terletak
pada batang atau ranting, daun kelopak kecil, kuning keputi-putihan, benang
sari banyak berambut. Buahnya bukanlah buah sejati, yang dinamakan ”buah”
sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal
yang saling berimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak
berwarna putih dan bentuk bijinya bulat dengan warna coklat kehitaman dan
permukaan yang mengkilap. Akar berwarna coklat muda, bulat dengan
perakaran tunggang.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Annona muricata L.
c. Kandungan kimia yang mengobati penyakit :
Mengandung senyawa acetogenin, minyak esensial, reticuline, loreximine,
coclaurine, annomurine, higenamine.
d. Mekanisme kerja :
e. Toksik / efek samping :
Efek yang akan terasa setelah Anda mengkonsumsi air rebusan daun sirsak
yakni, perut terasa hangat dan tubuh akan keluar banyak keringat.
f. Cara kerja dan pakai:
 Ambil sepuluh helai daun sirsak yang sudah cukup tua (yang warnanya hijau
tua).
 Cuci bersih daun sirsak.
 Rebus daun sirsak dengan air sebanyak tiga gelas.
 Tunggu airnya mendidih dan tersisa satu gelas.
 Kemudian saring dan dinginkan.
 Air rebusan sudah siap di konsumsi.
 Dosis : air rebusan diminum 2x sehari, pada pagi dan sore hari.

4. tapak dara (Catharanthus roseusL.)

a. Deskripsi:
Tapak dara merupakan tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi
0,2-0,8 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung getah berwarna
putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas,
bercabang, dan berambut sangat lebat. Daun bersusun berhadapan, bertangkai
pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji dan ujung tumpul
panjang 2 – 6 cm, lebar 1 – 3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Bunganya
muncul dari ketiak daun. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga
berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju
bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri. berbunga
sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang 1,5-4 cm, lebar 5 cm memiliki 5
mahkota kecil. Bunga berwarna violet, merah rosa, putih (var. albus), putih
dengan bintik merah (var. ocellatus), ungu, kuning pucat. Buahnya berbentuk
silindris, ujung lancip, berbulu, panjang sekitar dengan panjang folikel 1-4 cm
hijau dan berbiji banyak tanpa rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang
1-2mm berbentuk persegi panjang, hitam, kotiledon datar, endosperm kecil.
Panjang akar dapat mencapai 70 cm.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don
c. Kandungan kimia yang mengobati penyakit:
(Vinkristin)
d. Mekanisme kerja:
mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus. Cepat terdistribusi ke
jaringan, dimetabolisme luas di hati, ekskresi terutama melalui saluran empedu
e. Toksik / efek samping
Walaupun berkhasiat dalam pengobatan, tapak dara memberikan efek
samping.vinkristin menimbulkan efek periferal neurotoksik seperti mialgia,
parestesia, kehilangan refleks tendon, depresi dan sakit kepala serta kesulitan
bernapas. Efek lainnya meliputi alopesia, distres gastrointestinal (konstipasi)
ulkus, amenorrhea, dan azoospermia

f. Cara kerja dan pakai


petik lima belas daun tapak dara dan sepuluh lembar daun beling. Semuanya
dicuci bersih lalu direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa setengah, Minum
dua kali sehari, pagi dan sore

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb)


a. Deskripsi :
Temulawak berbatang semu, daun berupa daun tunggal, berbentuk lonjong dan
berujung lancip. Daun muda memiliki warna cokelat pada tulang daun bagian
tengah dan hilang jika tua. Tangkai daun berujung pelepah memeluk batang.
Daun terletak berhadapan, berupa lembaran yang tipis, permukan halus. Akar
serabutnya berupa rimpang membulat, berwarna cokelat muda atau cokelat tua.
Bagian dalam rimpang berwarna jingga tua atau cokelat kemerahan, daun
temulawak lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan
tangkai daun yang agak panjang. Batang temulawak berbentuk batang semu,
rimpangnya berwarna kekuningan.
b. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Scitamineae
Famili : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorhiza roxb
c. Kandungan kimia yang mengobati penyakit
minyak atsiri yang mengandung feladren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati
d. Mekanisme kerja
temulawak sebagai antimikroba karena memiliki kandungan zat aktif minyak
atsiri yang bekerja dengan cara merusak sitoplasma.
e. Toksik / efek samping
Tidak terdapat efek toksisitas pada tanaman ini.
f. Cara penggunaan
Direbus 1 rimpang temulawak dengan air 5 gelas,minum rebusan setiap hari
sekali sehari.
6. Alang-alang ( Imperata cylindrica. L )

a. Deskripsi
Batang alang-alang terdiri atas bagian pangkal tunas terdapat beberapa ruas
pendek, tunas yang berbunga beruas panjang terdiri atas satu sampai tiga ruas,
tumbuh vertikal dan terbungkus di dalam daun. Tinggi batang alang-alang yang
dapat berbunga kurang lebih 20-30 cm. Batang alang-alang yang berada
dipermukaan tanah berwarna keunguan.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica
c. Kandungan kimia
Cylindol A
d. Mekanisme kerja
Menghambat enzim 5- lipoksigenase.Dengan terhambatnya 5-lipoksigenase
maka pembentukan prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada
otot dapat terhalangi.
e. Toksisitas
Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa walaupun toksisitas ekstrak
fraksi etil asetat kurang dari toksisitas ekstrak fraksi etanol, namun berdasarkan
studi yang dilakukan [9] senyawa kimia dikatakan berpotensi aktif apabila
mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 ppm.Dengan demikian dapat
dikatakan ekstrak fraksi etil asetat berpotensi aktif karena nilai LC50 yang
dihasilkan kurang dari 1000 ppm.
f. Cara penggunaan
Diseduh, dibuat infus atau pil.Diminum 1 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.
Untuk yang berbentuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.
7. Bawang putih (Allium sativum L.)

a. Deskripsi
tanaman bawang putih adalah bagian bawah tanaman umbinya bersiung-siung
dan bewarna putih. Fungsi dan kegunaan bawang putih bagi sebagian
masyarakat digunakan sebagai bumbu masakan. Namun yang jarang kita
ketahui ternyata tanaman bawang putih ini mempunyai banyak manfaat dan
khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada ditubuh
b. Klasifikasi
Divisi : Spermatofita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceace (Liliaceae)
Subfamili : Allioideae
Genus : Allium
Specsies : Allium sativum L.
c. Kandungan kimia
Allisin
d. Mekanisme kerja
Senyawa- senyawa tersebut dapat mereduksi sistein dalam tubuh mikrobia
sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya.
e. Toksisitas
Tidak terdapat efek toksik pada tanaman ini
f. Cara penggunaan
Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g; Adas 1 g;
Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas kemudian
disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang sampai
sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml

8. Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl)

a. Deskripsi
Semak, menjalar, panjang ± 10 m. Akar tunggang, putih pucat. Batang bundar,
berkayu, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, membundar telur sampai
melonjong dengan pangkal menjantung, menumpu, ujung melancip sampai
meruncing dan tepi rata. Pertulangan daun menyirip, permukaan atas dan bawah
gundul. Panjang daun 8,5-20 cm, lebar 3,5-13 cm, berwarna hijau. Bunga
majemuk, bentuk bulir, tangkai panjang 0,75-2 cm. Benang sari kadang dua
kadang tiga, sangat pendek, kuning. Putik dua sampai tiga buah, hijau
kekuningan. Buah saling melekat satu sama lain, melekat sebagian atau
seluruhnya pada tangkai perbungaan. Biji bulat atau bulat telur sungsang,
cokelat keputih-putihan.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper retrofractum
c. Kandungan kimia
piperine, chapcicine, palmitic acids, tetrahydropiperic
acids,undecylenil-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak atsiri,
N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-diennamide, dan sesamin
d. Mekanisme kerja
capsaisin meredakan sebagain rasa sakit dengan menghabiskan pasokan
substansi P dalam tubuh, sebuah komponen kimia sel-sel saraf yang terlibat
dalam memancrkan sinyal rasa nyeri ke otak. Ia juga bekerja dengan
melumpuhkan kepekaan reseptor sensorik pada kulit.
e. Toksisitas
Tumbuhan ini aman digunakan
f. Cara penggunaan
cabe jawa 2 buahdan lembuyang emprit sebesar 2jari dicuci lalu dimemarkan.
Bahan ini direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas air. Setelah dingin
airnya disaring.ramuan ini diminum 1 kali sehari selama seminggu.
9. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
a. Deskripsi
Meniran (Phylanthus niruri L). Tumbuhan ini batangnya berbentuk bulat, basah,
dengan ketinggian kurang dari 50 cm. Daunnya bersirip genap, setiap satu
tangkai daun terdiri dari daun yang majemuk dan mempunyai daun kecil serta
berbentuk lonjong. Bunga terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah.
Tumbuhan ini berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar dihutan, ladang,
kebun maupun halaman rumah.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdm : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L.
c. Kandungan kimia
saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol

d. Mekaisme kerja
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa senyawa flavonoid mampu
menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, monoamine oksidase, protein
kinase, DA polimerase, lipoksigease. Flavonoid dapat meningkatkan sistem
imun baik sistem imun alamiah maupun imun spesifik yang dapat digunakan
sebagai antiinflamasi dan anti alergi.
e. Toksisitas
Tidak ada toksisitas dalam penggunaan herbal ini. Tanaman ini aman digunakan
f. Cara penggunaan
Cuci bersih 50 gr meniransegar, rebus dalam 3 gelas hingga tersisa 1 ½ gelas.
Setelah dingin, saring dan minum masing-masing ½ gelas, pagi, siang, dan
malam.
10. Senggugu (Clerodendrum serratum. L)

a. Deskripsi
Tanaman senggugu ini mempunyai ciri-ciri yaitu memiliki bunga yang
berwarna ungu dan putih serta daun yang laincip dengan tepian yang tidak rata
atau bergerigi. Kegunaan dan fungsi dari tanaman senggugu adalah digunakan
sebagai tanaman hias depan rumah karena tanaman ini memiliki bunga yang
indah dan juga cantik. Namun yang jarang kita ketahui ternyata tanaman
senggugu ini memiliki berbagai macam manfaat dan khasiat yang peting untuk
kesehatan guna menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada ditubuh.
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Clerodendron
Spesies : Clerodendron serratum (L.) Spr
c. Kandungan kimia
Alkaloid
d. Mekanisme kerja
Daun senggugu yang mengandung alkaloid dapat menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif (Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus) dan bakteri
gram negatif (Escherihia coli dan Pseudomonas aeruginosa)
e. Toksisitas
Tidak terdapat efek toksisitas pada tanaman herbal ini
f. Cara penggunaan
Sebanyak 10-15 g direbus atau digiling menjadi bubuk dan diseduh, lalu
diminum.

B. Fitoterapi penyakit pada sistem endokrin

1. Jelatang (Urtica dioica L.)

Urtica dioica ( Urticaceae ) lazim dikenal dengan jelatang penyengat atau urtica.
Secara tradisional, tumbuhan ini telah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi yang

berbeda, termasuk hemoragi uterus, epistaksis, erupsi kulit, serta saraf dan eksema infantile,

yang hanya memiliki sedikit kaitan dengan penggunaan obat modern. Selain itu, jelatang

juga dugunakan sebagai terapi suportif untuk penyakit rematik.Tanaman ini tumbuh hingga

mencapai ketinggian 60-120 cm dan memiliki tepi daun bergerigi serta rambut dan bulu

yang menyengat.Herba dan akar-nya adalah bagian yang dipakai sebagai obat.

a. Klasifikasi

Klasifikasi Jelatang (Urtica dioica L.)dalam European Medicines Agency, (2007: 8)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Hamamelididae

Ordo : Urticales

Famili : Urticaceae

Genus : Urtica L.

Spesies : Urtica dioica L.

b. Kandungan Kimia

Fitokimia jelatang telah dibutikan dengan baik, meskipun belum

sepenuhnya jelas kandungan yang berperan dalam menimbulkan aktifitas yang telah

diketahui tersebut. Dalam akarnya terdapat senyawa lignin, antara lain pinoresinol,

sekoisolarisiresinol, dehidrodikoniferil alcohol , neo-olivil, dan senyawa lain yang

mungkin pemikat hormone seks dan 5alfa-testosteron, suatu jalur yang berperan

dalam munculnya BPH. Kandungan lainnya adalah senyawa lektin, yakni campuran
yang dikenal sebagai UDA ( urtika diokia agglutinin ), yang terdiri atas enam

isolektin dan triterpen seperti turunan asam oleanolat dan ursolat. Daunnya

mengandung flavonoid terutama isoramnetin, kaemferol, dan glikosida kuersetin,

serta glikoprotein, dengan senyawa indol seperti histamine dan serotonin, betain,

asetilkolin, asam kafeat, asam klorogenat dan asam kafeoilmalat (lihat Bombardelli

et al 1997, Koch 2001).\

c. Mekanisme kerja

Penggunaan obat modern jelatang terutama difokuskan pada peredaan gejala

BHP dan sebagai penobatan adjuvant untuk artritis dan rematik. Bukti dari penelitian

secara in vitro dan in vivo yang mengukur globulin pengikat-hormon seks pada

membrane prostat manusia, dan melalui penghambatan proliferasi sel stroma dan sel

epitel prostat manusia, menunjukan bahwa ekstrak akar jelatang memiliki efek yang

bermanfaat terhadap jaringan BPH. Beberapa senyawa dalam akar ini juga diketahui

berupa inhibitor aromatase dan terdapat bukti dari uji klinis berskala kecil yang

mendukung penggunaan ekstrak akar jelatang untuk meredakan gejala akibat BPH.

Ekstrak daun jelatang menghambat factor transkripsi prp-peradangan Nk-kB, yang

menghambat sebagian siklooksigenase dan lipoksigenase, dan menghambat factor

nekrosis tumor dan sekresi interleukin-1β yang dirangsang oleh liposakarida.

Penggunaan antiradang juga dapat didukung dari studi pengawasan pascapemerasan,

yang menunjukan khasiatnya untuk rematik dengan hanya sedikit efek merugikan,

jika ada.Namun, manfaat daun atau herba jelatang sebagai monoterapi atau

pengobatan suportif untuk artritis dan rematik masih harus dipastikan dengan uji

klinis berkendali.
Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui aktifitas BPHherba

jelatang.Sejumlah uji acak buta ganda memperlihatkanperbaikan fungsi saluran

kemih setelah pemberian herbajelatang.Perubahan urinasi terjadi setelah 4 minggu

sampaidengan 6 bulan tergantung uji yang dilakukan.Satu satu ujiterhadap ekstrak

akar jelatang membuktikan bahwa ekstraktersebut dapat memperlambat

perkembangan sel kanker prostat yang bermakna secara statistic.

d. Cara Pakai

Daun dan akar jelatang direbus dan diminum 2 x sehari

e. Toksis/ efek samping

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek

samping dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat

meminimalisir terjadinya toksisitas terhadap tubuh

2. Buah Pare (Momordica charantia L.)

a. Deskripsi
Peria atau pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia

Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Aanggota

suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan

sebagai sayuran maupun bahan pengobatan. Nama Momordica yang melekat

pada nama binomialnya berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi

daunnya yang bergerigi menyerupai bekas gigitan.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Violales

Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)

Genus : Momordica

Spesies : Momordica charantia L.

b. Kandungan kimia
Kandungan buah pare yang berguna untuk menurunkan glukosa darah adalah

charantin, polypeptide-P insulin dan lektin. Kandungan saponin, flavonoid,

polifenol, dan vitamin C.

c. mekanisme kerja
Mekanisme penurunan kadar glukosa darah adalah buah pare mengandung

polipeptida yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara

meningkatkan protein GLUT4 (Glucose transport─4) yang terdapat pada

membran otot sehingga mengurangi resistensi insuli.

d. cara pakai

 Anda hanya perlu mengupas kulit pare lebih dulu, tapi boleh juga bisa dibiarkan
utuh.

 Susul dengan proses pelumuran menggunakan kunyit dan garam.

 Setelah itu, peras cairan pahit yang terkandung.

 Jika sudah keluar cairan pahitnya, buah pare siap diblender sampai halus
teksturnya.
 Selesai memblendernya, konsumsi bersama dengan perasan jeruk nipis untuk
meminimalisir rasa pahit dari pare.

e. efek samping/ toksisitas

- Keguguran
Bagi wanita hamil memang tidak disarankan mengonsumsi pare dalam
jumlah banyak. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pare memiliki
kandungan folat yang bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Namun,
baiknya calon ibu mengetahui bahwa konsumsi tersebut harus sesuai
dengan petunujuk serta anjuran dari dokter. Pare juga mengandung
momorcharins yang merangsang rahim, senyawa inilah yang
dikhawatirkan dapat menyebabkan keguguran janin.
3. Daun sambiloto

a. deskripsi

sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang

tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika.

Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai

semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran

rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat

tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32

derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90%

dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain:

sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait,

bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura),


sedangkan nama asingnya Chuan xin lien

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata\

b. Kandungan Kimia

Daun sambiloto memiliki kandungan orthosiphon glukosa, minyak atsiri,

saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium dan myonositol.

c. Mekanisme Kerja

Daun sambiloto (Andrographis paniculata) adalah salah satu jenis obat herbal

yang telah diteliti mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Andrografolid merupakan kandungan utama dari herbal sambiloto yang dapat

meningkatkan penggunaan glukosa otot pada tikus yang dibuat diabetes

dengan streptozotosin (STZ) melalui stimulasi glucose transporter-4 (GLUT4)

sehingga menurunkan kadar glukosa plasma

d. Cara Pakai

Dimengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air

rebusannya.

e. efek samping/ toksisitas


mual, muntah, dan gejala gangguan pencernaan lainnya, Tidak semua orang

mengalami efek samping ini

4. Jintan Hitam

a. Deskripsi Tanaman

Jintan hitam (Nigella sativa) adalah tanaman yang dikenal dengan berbagai

nama, antara lain black seed, black caraway, natura seed, black cumin, nigella

sativa, kaluduru, Al Habba Al Sauda atau Al Habba Al Barokah dalam bahasa

Arab. Tanaman jintan hitam merupakan jenis tanaman rempah yang tergolong

dalam famili Ranunculaceae. Tanaman ini tumbuh di berbagai daerah di dunia

khususnya di negara timur tengah dan banyak digunakan sebagai bumbu

penyedap makanan maupun sebagai obat tradisional (Paarakh, 2010).

b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ranunculales

Famili : Ranunculaceae

Genus : Nigella

Spesies : Nigella sativa

c. Kandungan Kimia

d. Biji jinten mengandung minyak atsiri flavonoid, alkaloid(nigelidin),

minyak ekstrterutama asam linolenat dan asam linoleat, timokuinon dan

ditimokuinon. Kandungan lain adalah senyawa yang bersifat antioksidan


seperti selenium, tokoferol, retinol dan timol. Timokinon adalah senyawa

yang dihubungkan aktivitas farmakologis

e. Mekanisme Kerja

hipoglikemia ini melalui penghambatan glukoneogenesis dan

imunopotensiasi melalui stimulasi aktivitas fagositik makrofar. jintan hitam

dalam menurunkan kadar gula darah melalui berbagai mekanisme, antara

lain: stimulasi fung ß-pankreas sehingga kadar insulin dalam serum

meningkat Pemberian biji jintan meningkatkan kadar insulin pada diabetes,

dan menurunkan kadar HbA-C. biji jintan juga memiliki aktivitas anoreksia

lemah. Hal ini berakibat pada penurunan asupan makanan dan jumlah

glukosa dalam darah menurun.

f. cara pakai

sediaan dalam minyak digunakan 500 mg di minum 2 x sehari

g. Toksisitas/efek samping

penurunan leukosit dan antiplatelet

5. Lidah buaya

a. Deskripsi tanaman

Lidah buaya sama seperti tanaman lainnya yang mempunyai struktur akar,

batang, daun dan bunga, namun yang sering digunakan di dalam pengobatan

adalah bagian daun. Daun lidah buaya merupakan daun tunggal berbentuk

tombak dengan helaian memanjang berupa pelepah dengan panjang mencapai

kisaran 40–60 cm dan lebar pelepah bagian bawah 8–13 cm dan tebal antara

2–3 cm. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-

abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan berta bersifat sukulen,

yakni mengandung air, getah dan lendir yang mendominasi daun. Bagian atas

daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Daun lidah buaya
muda memiliki bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan

hilang saat daun lidah buaya dewasa. Berbedahalnya dengan tanaman lidah

buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor

genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan

tidak berwarna.

b. Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Liliflorae

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

Jenis : Aloe barbadensis Miller

c. kandungan kimia

Cairan lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu aloin, emodin, gum dan

unsur lain seperti minyak atsiri. Senyawa-senyawa gula juga terdapat pada

lidah buaya dalam bentuk mannosa, glukosa, serta sejumlah kecil silosa,

arabinosa, galaktosa, ramnosa serta enzim-enzim oksidase

d. Mekanisme Kerja

Lidah buaya memiliki kandungan kimia yang berkhasiat hipoglikemik

diantaranya kromium dan alprogen. Hasil penelitian Wuliyani,diduga bahwa

lidah buaya mengandung kromium yang berperan dalam merangsang sekresi

insulin oleh sel-sel beta pankreas. Menurut sumber pustaka lain, kandungan

dari lidah buaya yang dianggap mampu menurunkan kadar gula darah adalah

kromiumdan getah kering lidah buaya yang mengandung

hypoglycemic.Kromium dapat membantu kerjahormon insulin dengan cara

membantu sel-selreseptor untuk berikatan dengan insulin.Kromium yang

dikonsumsi akan menuju kejaringan lemak dan otot lurik yang akan

mengaktifkan fosforilasi yang ada di jaringanlemak dan otot lurik. Jumlah

asam amino, vitamin, enzim anthraquinone, dan unsur lainnya tidak terdapat
dalam jumlah besar, tetapi karena digabungkan menjadi satu, membuahkan

hasil yang menakjubkan. Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan,

tumbuhan ini mengandung zat aloe emodin, sebuah senyawa organik dari

golongan antrakuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti

pencerap insulin-beta dan substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan

meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase 3

beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Aloe vera

mengandung senyawa organik aloe emodin yang tergolong dalam senyawa

antraquinone yang mempunyai kemampuan menurunkan kadar gula darah.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin sebuah

senyawa organik dari golongan antrakuinon yang meningkatkan laju sintesis

glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase-3 beta, sehingga

sangat berguna dalam mengurangi rasio kandungan gula dalam darah.

e. Cara pakai

konsumsi ekstrak gel lidah buaya (dalam bentuk kapsul) sebanyak 2x sehari

selama 2 bulan

f. tosisitas/ efek samping

Pemakaian gel lidah buaya untuk jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan alergi kulit seperti peradangan, gatal-gatal dan kemerahan pada

kelopak mata.

6. Mahkota Dewa

a. Deskripsi

Mahkota dewa adalah suatu tanaman perdu yang bila dibudidayakan

tingginya mencapai 1,5– 2,5 meter tetapi dapat mencapai tinggi 6 meter bila

tumbuh secara liar, dimana buah Mahkota dewa merupakan ciri khas tanaman
ini. Buah Mahkota dewa berbentuk bulat seperti telur, tunggal dengan

panjang 4-6 cm dan lebar 3-5 cm terdiri dari kulit, daging, cangkang dan biji

b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi :Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida Ordo : Miratales

Family : Thymelaeaceae

Genus : Phaleria

Spesies : Phaleria macrocrpa.

c. kandungan Kimia

Kandungan kimia buah mahkota dewa antara lain berisi alkaloid, flavonoid

(terutama quercetin yang terbukti mempunyai sifat anti-oksidan), saponin

(mengurangi kadar gula darah), folifenol (bersifat antioksidan), terpenoid dan

tanin.

Saponi Tanin

d. Mekanisme Kerja

Kemungkinan efek menurunkan glukosa darah ini terjadi melalui kerja

saponin dan tanin yang terkandung di dalamnya. 15,16 Dari kepustakaan

diketahui bahwa bergabungnya saponin ke dalam membran sel membentuk

struktur yang lebih permeable dibanding membran aslinya. Saponin

meningkatkan permeabilitas usus kecil, sehingga meningkatkan uptake zat


yang sesungguhnya kurang diserap dan menyebabkan hilangnyafungsi normal

usus. Pengaruh saponinterhadap susunan membran sel dapat menghambat

absorbsi molekul zat gizi yang lebih kecil yang seharusnya cepat diserap,

misalnya glukosa. Struktur membran sel yang terganggu diduga juga

menimbulkan gangguan pada sistem transporter glukosa sehingga akan terjadi

hambatan untuk penyerapan glukosa. Selain kandungan saponin, kandungan

tanin dalam mahkota dewa memiliki peranan penting dalam mengurangi

kadar glukosa darah. Dari kepustakaan diketahui bahwa tanin ini bersifat

sebagai astringen yang dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus

dan membentuk lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat

penyerapan glukosa.

e. Cara Pakai

Untuk pengobatan diabetes melitus, kita dapat menggunakan 5 hingga 6 buah

mahkota dewa yang telah dicuci bersih. Kemudian, bagian kulit dan bijinya

kita buang. Sedangkan, daging buahnya kita iris tipis. Irisan daging buah

mahkota dewa tersebut kita rebus dengan 3 gelas air. Setelah itu, sari daging

buahnya kita saring dan didinginkan. Sari daging buah mahkota dewa ini kita

minum 3 kali sehari sebelum makan

f. Toksistas/ efek samping

waspadai kandungan racun pada bijinya. Hal ini di karenakan


kandungan senyawa yang bisa menyebabkan keracunan,
menimbulkan sakit kepala, matinya indera perasa, menghambat
perkembangan janin hingga bisa menyebabkan keguguran.
7. Biji Kedelai (Glycine semen)
a. Deskripsi tanaman

Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada

varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada

yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut

adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar.

Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100

biji dikategorikan berukuran besar

b. klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merr.

c. kandungan kimia

isoflavon, asam fitat, saponin dan oligosakarida. Isoflavon utama yang

terkandung dalam kedelai adalah daidzein, genistein, dan glycitein (dalam

bentuk aglycons)
d. Mekanisme kerja

isoflavon menghambat kerja enzim α-glukoksidase (enzim yang berperan

dalam hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida) yang menyebabkan

kadar glukosa dalam darah akan menurun Penggunaan jangka panjang dapat

menghambat kerusakan sel β pankreas dan mengontrol kadar gula darah

meskipun diganti dengan diet normal Biji Kedelai (Glycine Max Semen)

e. cara pakai

biji kedelai dibuat dalam bentuk jus dan dapat dikonnsumsi tiap hari

f. Toksisitas / Efek samping

Kedelai mentah mengandung zat yang disebut goitrogens, yang dapat

mengganggu aktivitas kelenjar tiroid. Kacang kedelai juga mengandung

oksalat, sehingga seseorang yang memiliki masalah dengan oksalat harus

menghindari konsumsi kacang kedelai secara berlebihan, karena dapat

mempengaruhi pembentukan batu ginjal.

Kemudian bagi wanita yang pernah mengalami tumor payudara, harus

membatasi asupan kedelai agar tidak lebih dari empat porsi per minggu.

Walaupun belum ada penelitian yang akurat untuk memberikan petunjuk

tentang konsumsi makanan yang kaya kedelai terhadap wanita, namun wanita

yang mengalami reseptor estrogen atau tumor payudara positif harus

membatasi asupan kedelai

8. Daun Pandan (Pandanus folium)


a. Deskripsi Tanaman

Pandanus amaryllifolius Roxb. tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di

halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan

di tempat-tempat yang agak lembab, tumbuh subur dari daerah pantai sampai

daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Daun Pandanus

amaryllifolius Roxb. tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga

dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang

sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah

bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga Pandanus amaryllifolius Roxb. majemuk, bentuk

bongkol, warnanya putih.

b. Klasifikasi

Regnum : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Arecidae

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.


c. Kandungan kimia

Daun pandan wangi mengandung senyawa terpenoid dan steroid yang

berpotensi sebagai antidiabetes

d. Mekanisme kerja

Tanin sebagai astringent atau pengkhelat yang dapat mengerutkan membran

epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan dan sebagai

akibatnya menghambat asupan gula dan laju peningkatan gula darah tidak

terlalu tinggi .

e. cara pakai

Ambil 3 lembar daun pandan wangi, cuci bersih dan potong kecil-kecil.

Rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas

f. Toksistas/efek samping

Hingga saat ini belum ditemukan efek samping dan toksisitas daun sembung.

penggunaan obat tradisional bertujuan untuk meminimalkan adanya efek

samping dibandingkan dengan penggunaan obat sintetik. sehingga dapat

meminimalisir terjadinya toksisitas terhadap tubuh.

9. Buah Naga (Hylocereus fructus)


a. deskripsi

Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut

batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip

bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah.

Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat.

Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan

merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning

untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai

yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah

naga.

Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok,

sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal

senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga

bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu

disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang

sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh

pada tengah malam, karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming

cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini

untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.

b. klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Caryophyllales
Suku : Cactaceae

Marga : Hylocereus

Spesies : Hylocereus costaricensis

c. kandungan kimia

Buah naga mengandung berbagai macam antioksidan yaitu flavonoid,

vitamin E, vitamin C, dan betakaroten yang memiliki kemampuan untuk

menurunkan stress oksidatif dan mengurangi ROS (Reaktive Oxygen Species)

sehingga dapat menimbulkan efek protektif terhadap sel ß pankreas dan

meningkatkan sensitivitas insulin

d. Mekanisme kerja

lavonoid juga memiliki efek penghambatan terhadap enzim alfa gukosidase

melalui ikatan hidroksilasi dan substitusi pada cincin β. Prinsip

penghambatan ini serupa dengan acarbose

e. Cara pakai

buah naga dibuat dalam jus dan dikonsumsi setiap hari

f. Toksis/ efek samping

mengonsumsi secra berlebihan dapat menyebabkan peut menjadi sakit

10. Daun kumis kucing (Orthosiphon folium)

a. Deskripsi

Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian

buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batangbersegi empat agak

beralur berbulu pendek atau gundulHelai daun berbentuk bundar atau lojong,
lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya ukuran

daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang

pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik

karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun

7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat

dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas

gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni

berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm,

dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek

berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm,

panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya

lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah

geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu

pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.

b. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon aristatus

c. Kandungan Kimia

Kumis kucing mengandung berbagai macam zat, antara lain adalah minyak

atsiri, flavonoid, orthosipon glikosida, saponin, garam kalium, dan


myoinositol.

semyawa flavanoid

d. Mekanisme Kerja

Zat yang memiliki pengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah, yaitu

flavonoid. Flavonoid yang terkandung di dalam kumis kucing memiliki

kemampuan dalam menghambat enzim glukosidase dan alfa amilase yang

berfungsi dalam memecah karbohidrat menjadi monosakarida.

e. Cara pakai

Siapkan daun kumis kucing yang dicuci lebih dulu sebanyak 15 lembar. Air 2

gelas juga bisa Anda gunakan untuk merebus daun hingga sisanya separuhnya,

yakni sekitar 1 gelas. Ramuan pun bisa Anda konsumsi sehari sekali sampai

kadar gula darah normal.

f. Toksistas/ efek samping

Jangan gunakan air rebusan daun kumis kucing dan balsam yang berbahan

dasar daun kucing dalam dosis yang tinggi kepada ibu hamil dan menyusui.

Anda mungkin juga menyukai