03 NUR HIDAYATUL .M
1012017005
Mekanisme Kerja
Bekerja secara sentral pada otak dan saraf tulang belakang.
Contoh Obat
Sedatif, hipnotik, antipsikotik dan anxiolitik.
Efek Samping
Mengantuk, lesu, pusing dan penglihatan kabur.
Berdasarkan struktur kimianya relaksan dibagi menjadi tiga kelompok :
1. Turunan Propandiol
Mekanisme kerja : Memblok atau memperlambat transmisi rangsangn saraf sinaptik internunsial pada
saraf tulang, pada batang otak, talamus dan basal ganglia.
Contoh obat : Klormezanon dan klorzoksazon
Inti
aromatik
Tujuan untuk mencari senyawa dengan efek relaksasi otot yang ideal.
Keterangan :
- Subtitusi gugus-gugus metil, metoksi dan
klorida pada inti aromatik dapat meningkatkan
aktivitas obat.
Mekanisme kerja
Dengan mempengaruhi mekanisme pada pusat dopaminergik, yaitu bekerja sebagai antagonis pada
reseptor dopamin, memblok dopamin sehingga tidak dapat berineraksi dengan reseptor. Pemblokan juga
terjadi pada pra dan postsinaptik reseptor dopamin sehingga kadar dopamin dalam tubuh meningkat dan
menyebabkan terjadinya efek antipsikotik.
Contoh obat
Haldol (haloperidol)
Dalam antipsikotik dalam membentuk kompleks dengan reseptor dopamin kemungkinan melibatkan dua
bentuk konformasi, yaitu :
efek
Bentuk konformasi memanjang pemblokan Bentuk konformasi S
pada
reseptor
dopamin
b. Cicin heterosiklik dengan jumlah atom = 6, seperti piperazin atau piperidin, yang tersubtitusi pada posisi
1 dan 4. Subtituen terbaik pada posisi 4 cincin heterosiklik adalah gugus-gugus fenil, anilin, metil atau
hidroksietil.
Hubungan struktur dan aktivitas
Berdasarkan struktur kimianya obat antispikotik
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.Turunan Fenotiazin
2.Turunan Flourobutirofenon
3. Turunan Cincin Analog Fenotiazin
1. Turunan Fenotiazin
Digunakan untuk pengobatan ganguan
mental dan emosi yang cukupan sampai
berat, seperti skizofenia, paranoia,
psikoneurosis (ketegangan dan krcemasan)
serta spikosis akut dan kronik.
a. Gugus pada R2 dapat menentukan kerapatan electron sistem cincin. Senyawa mempunyai aktivitas yang besar bila gugus pada
R2 bersifat penarik electron dan tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik electron semakin tinggi aktivitasnya. Substitusi
pada R2 dengan gugus Cl atau CF3 akan meningkatkan aktivitas. Substituen CF3 lebih aktif dibanding Cl karena mempunyai
kekuatan penarik electron lebih besar tetapi efek samping gejala ekstrapiramidal ternyata juga lebih besar. Substitusi pada R2
dengan gugus tioalkil (SCH3) , senyawa tetap mempunyai aktivitas transquilizer dan dapat menurunkan efek samping
ekstrapiramida. Substitusi dengan gugus asil (COR), senyawa tetap menunjukkan aktivitas transquilizer.
b. Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatic akan menghilangkan aktivitas transquilizer.
c. Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas transquilizer optimal. Bila jumlah atom C
= 2, senyawa menunjukkan aktivitas penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi efek antihistamin dan anti Parkinson lebih
dominan.
d. Adanya percabangan pada posisi β rantai alkil dapat mengubah aktivitas farmakologisnya. Substitusi β- metil dapat
meningkatkan aktivitas antihistamin dan anti pruritiknya. Adanya substitusi tersebut menyebabkan senyawa bersifat optis aktif
dan stereoselektif . Isomer levo lebih aktif dibanding isomer dextro.
e. Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin, dan gugus yang bersifat polar, seperti
gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas transquilizer.
f. Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari metil akan menurunkan aktivitas karena
meningkatnya pengaruh halangan ruang.
g. Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas transquilizer, tetapi juga meningkatkan
gejala ekstrapiramidal.
h. Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus –CH2CH2OH hanya sedikit meningkatkan
aktivitas.
i. Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak, menurunkan penetrasi obat pada sistem
saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas transquilizer.
j. Masa kerja turunan fenotiazin dapat diperpanjang dengan membuat bentuk esternya dengan asam lemak yang berantai
panjang seperti asam enantat dan dekanoat.
Contoh obat :
Nama obat Kegunaan Dosis
Promazin HCl Untuk mengontrol agitasi neurospikiatrik akut Oral I.M/I.V 100-200 mg
4-6 jam
Klorpromazin HCl Pengobatan skizofren psikotik akut dan Oral 25 mg
(promactil) mengontrol manifestasi kegilaan yg akut 4 dd
Mengontrol kecemasan :
Tioridazin HCl Mengontrol manifestasi kelaian spikotik 10-75 mg/hari
(mellerin) Psikosis : 50-300 mg/hari
Trifluoperazin HCl Mengontrol psikosis akut dan kronik 1-5 mg/ 2 dd
(stelazine)
Flufenazin HCl Antispikotik dan antiemetik 2,5-10 mg/hari
(anatensol)
Flufenazin dekanoat Antispikotik dan antiemetik Awal : 2,5-10 mg/hari
(modecate) Selanjutnya dikurangi 1-5 mg/hari
Mekanisme kerja
Serupa dengan anestetika sistemik dan sedatif-hipnotika, yaitu termasuk obat berstruktur tidak spesifik, yang efek
farmakologisnya dipenganuhi oleh sifat kimia fisika dan tidak oleh pembentukan kompleks dengan reseptor spesifik.
1. Turunan Barbiturat
Pengertian
Turunan barbiturat dapat digunakan untuk mengontrol epilepsi, tetapi efeknya kurang selektif. Turunan ini
efektif terutama untuk mengontrol serangan grand mal dan parsial (psikomotor), kurang bermanfaat untuk
serangan petit mal.
Mekanisme kerja
Turunan barbiturat dalam mengurangi fungsi korteks motor masih belum begitu jelas
Contoh obat
Fenobarbital, metarbiltal, primidon
2. Turunan Hidantion
Turunan hidantoin sangat efektif terutama untuk mengontrol serangan grand mal dan. parsial (psikomotor),
kurang bermanfaat untuk serangan petit mal
Keterangan :
1. Fenitoin Na (Difenilhidantoin Na, Dilantin)
adalah antikejang dengan sifat sedatif sangat rendah.
Fenitoin efektif untuk mengontrol serangan grand mal,
terutama bila dikombinasi dengan fenobarbital.
Efek samping antara lain menimbulkan hiperplasia
ginggival pada anak-anak dan hiperaktivitas.
2. Mefenitoin,
Jarang digunakan sebagai obat antikejang karena
menimbulkan hepatotoksik, dermatitis dan anemia
aplastik.
3. Etotoin
mempunyai efek antikejang lebih rendah dibanding
fenitoin dan menimbulkan efek sedasi yang lebih besar.
3. Turunan Oksazolidindin
efektif untuk pengobatan serangan petit mal, dan tidak efektif terhadap serangan grand mal.
Efeek samping : iritasi lambung, mual, pusing dan gangguan penglihatan, yang lebih serius dapat menim
bulkan anemia aplastik, depresi sumsum tulang belakang dan kerusakan ginjal.
Keterangan :
1. Trimetadion
Adalah pra-obat, dalam tubuh dimetabolisis (N-demetilasi)
menjadi senyawa aktif dimetadion. Trimetadion diabsorpsi
dalam saluran cerna dengan cepat, waktu paro plasma +
16 jam.
2. Parametadion
Mempunyai aktivitas hampir sama dengan trimetadion,
tetapi efek samping yang ditimbulkan lebih rendah.
Absorpsi obat dalam saluran cerna dengan cepat, pada
in vivo dimetabolisis (N-demetilasi) menjadi senyawa aktif
N-desmetilparametadion. Waktu paro plasma + 16 jam.
4. Turunan Suksinomida
Mempunyai aktivitas yang cukupan terhadap serangan petit mal dan tidak efektif terhadap serangan
grand mal. Aktivitasnya relatif sama dengan turunan oksazoiidindion dengan efek samping yang lebih
rendah.
Keterangan :
1. Etoksuksimid
Merupakan obat pilihan untuk pengobatan serangan
petit mal dan juga efektif untuk serangan mioklonik.
Pada pemberian secara oral obat diabsorpsi dalam
saluran cerna dengan cukup baik, kadar darah tertinggi
dicapai dalam + 3-7 jam, dengan waktu paro dalam
plasma + 40-60 jam.
2. Metsuksimid
Mempunyai aktivitas antikejang yang lebih tinggi
dibanding fensuksimid dan etoksuksimid, tetapi
menimbulkan toksisitas lebih besar. Absorpsi obat
dalam saluran cerna cepat, dengan waktu paro plasma
+ 3 jam
5. Turunan Benzodiazepin
Pengertian
Penekan sistem saraf pusat yang terutama digunakan sebagai sedatif-hipnotik dan relaksasi otot.
Beberapa diantaranya juga efektif untuk pengobatan serangan epilepsi, tetapi penggunaan terbatas
karena cepat menimbulkan toleransi.
Contoh obat
1. Diazepam,
Efektif untuk pengobatan status epileptikus akut bila diberikan secara parenteral. Masa kerjanya
pendek, sehingga untuk pengontrolan jangka panjang kurang efektif, biasanya dikombinasi dengan
fenbarbital. Dosis I.V.: 0,15-0,25 mg/kgbb, dapat diulang setelah 15 menit bila diperlukan.
2. Klonazepam (Rivotril),
Adalah obat penekan sistem saraf pusat dengan masa kerja yang panjang, efektif untuk mengontrol
serangan petit mal dan mioklonik. Absorpsi obat dalam saluran cema cepat dan sempurna.
kadar plasma tertinggi dicapai dalam 1-4 jam sesudah pemberian oral, waktu paro eliminasi
antara 20-60 jam. Dosis: 24 mg/hari.
6. Turunan Asam Valproat
Turunan asam valproat yang digunakan untuk antikejang antara lain adalah asam valproat dan valpromid.
Asam valproat (Depakene, Leptilan), digunakan untuk pengobatan serangan petit mal dan mioklonik. Efek
antikejang berhubungan dengan meningkatnya kadar GABA di otak. Aktivitas asam valproat terhadap
serangan petit mal lebih besar dibanding klonazepam, tetapi aktivitas terhadap serangan mioklonik lebih
kecil. Efek samping relatif kecil, terutama adalah gangguan saluran cerna.
7. Turunan Dibenzazepin
1. Karbamazepin (Tegretol, Temporol),
Turunan dibenzazepin yang mempunyai spektrum antikejang luas dan digunakan untuk mengontrol
serangan epilepsi parsial, grand mal dan petit mal.
Efek samping : mengantuk dan iritasi lambung.
Karbamazepin diabsorpsi secara lambat pada saluran cerna, kadar plasma tertinggi dicapai setelah
6-12 jam, dengan waktu paro biologis + 36 jam. Dosis: 400 mg/hari
2. Okskarbazepin (Trileptal)
Adalah turunan keto dari karbamazepin, sifat dan kegunaan mirip dengan karbamazepin.
8. Turunan lain-lain
Contoh obat :
1. Lamotrigin (Lamictal)
Digunakan untuk mencegah serangan partial seizure dan tonik klonik.
2. Vigabatrin (Sabril)
Bekerja sebagai antikejang dengan cara menghambat secara ireversibel enzim GABA transaminase,
yang bertanggung jawab terhadap degradasi neurotransmitter GABA. Digunakan untuk antikejang
yang tidak dapat dikontrol oleh obat antikejang lain.
3. Gabapentin (Neurotin)
Senyawa analog GABA (y-aminobutiric acid), merupakan GABA-mimetik yang mampu menembus
sawar darah-otak dan menghambat uptake GABA. Digunakan untuk mencegah serangan partial
seizure.
4. Topiramat (Topamax)
Struktur relatif berbeda dengan obat antikejang lain, merupakan monosakarida yang tersubstitusi
dengan gugus sulfamat. Digunakan sebagai obat penunjang pada pengobatan partial seizure.
TERIMAKASIH
semoga bermanfaat