Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Efektivitas Anestetik Kloralhidrat 2,5 Gram Dengan Luminal 600mg


Terhadap Mencit

KELOMPOK 4 :

Suciaty nasrudin Titin pujiastuti


Suprapti Yunita murni
Theresia maria Wara kadarwati
Utami agustina

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN FARMASI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum farmakologi
mengenai Pengaruh Efek Anestesi pada pemberian Kloralhidrat 2,5g dengan
luminal 600mg terhadap mencit
Laporan praktikum farmakologi ini disusun berdasarkan data-data yang telah
diperoleh selama praktikum farmakologi, yang telah dilaksanakan pada tangg
bertempat di Laboratorium Farmakologi Politeknik Kesehatan Jakarta II, Jurusan
Farmasi.
Dengan tersusunnya laporan praktikum farmakologi ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada para dosen pembimbing praktikum farmakologi yang telah
memandu kami dalam melaksanakan praktikum hingga selesai, khususnya kepada;
1. Khairun Nida, Apt selaku pembimbing praktikum farmakologi.

2. Nanda Puspita, S.Farm, M.Pharm, Apt

3. Serta seluruh anggota dari masing-masing kelompok.

Kami berharap semoga laporan ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan dapat menambah pengetahuan khususnya bagi mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi.

Sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, kami menyadari adanya


kekurangan dari laporan ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kepada seluruh
pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Jakarta, 10 juli 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan tidak

ketinggalan pula perkembangan dibidang kefarmasian, maka dari itu kita sebagai
ahli madya farmasi dituntut mempunyai kemampuan yang memadai dan harus
siap menghadapi dunia luar yang semakin maju dan kompeten, sehingga harus
dapat memahami dan menerapkan semua ilmu yang diperoleh untuk
dimanfaatkan & digunakan serta dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari,
yang nantinya dapat digunakan dalam menghadapi dunia kerja.

Untuk itu dengan adanya pelajaran dan praktikum farmakologi ini, diharapkan
mahasiswa dapat menjadi ahli madya farmasi yang memiliki kemampuan yang
dapat bermanfaat untuk dunia kefarmasian. Dalam praktikum ini, mahasiswa
mengadakan percobaan tentang efek anestesi kloralhidrat terhadap luminal pada
hewan uji serta pada hewan uji normal. Hewan uji yang digunakan adalah mencit
Betina DDY yang bobot rata-ratanya 20 gram. Hewan uji diberikan perlakuan
berbeda yaitu dengan memberikan obat yang berlainan pada nasing-masing
mencit secara per-oral. Tujuannya adalah untuk membandingkan perlakuan
mana yang memberikan efek anestesi paling cepat.

Anestesi adalah keadaan depresi umum beberapa Sistem Saraf Pusat (SSP)
reversible di mana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga mirip
seperti pingsan. Obat yang dapat menimbulkan anestesi disebut anestetik.
Tujuan pemberian anestetik dengan maksud mencapai keadaan pingsan,
merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi reflex terhadap
manipulasi pembedahan, serta menimbulkan pelemasan otot.

B. Rumusan Masalah
1. Mencari tahu bagaimana pemberian obat secara oral kepada mencit.
2. Mencari perbandingan waktu mulai tidur (onset) & lama tidur (durasi) dari
Kloralhidrat dan Kloralhidrat-Diazepam.
3. Mencari tahu perbandingan efektivitas dari Kloralhidrat dan luminal
C. Tujuan Praktikum
Tujuan umum :
Mempraktekkan dan mengamati pengaruh efek anestesi pada pemberian
Kloralhidrat dan luminal terhadap hewan percobaan mencit.

Tujuan khusus :
3.1 Mempraktekkan cara pemberian obat secara oral kepada mencit.
3.2 Mengetahui perbandingan waktu mulai tidur (onset) & lama tidur (durasi)
dari Kloralhidrat dan luminal.
3.3 Mengetahui perbandingan efektivitas dari Kloralhidrat dan luminal
terhadap efek anestesi.

D. Manfaat Percobaan

Memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh cara pemberian


fenobarbital, kloralhidrat, dan luminal terhadap efek anestesi dengan hewan
percobaan mencit jantan putih. Disamping itu penulisan ini diharapkan akan
dapat memberikan manfaat bagi :

Bagi Penulis
a. Dapat mengetahui obat-obat yang efektif dalam penggunaan anestetik
b. Mampu memberikan obat secara oral pada hewan coba mencit dengan
menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul (sonde) untuk oral.

Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang cara yang efektif dalam penggunaan
anestesi.

Bagi Akademik
Memberikan masukan masukan untuk kefektifan dalam pemberian anestesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mencit
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang
berukuran kecil.Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai
hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang
kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai
mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya
yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di
perkotaan (Anonim,2012).

B. Anestetik
Anestetik adalah hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun
tidak disertai hilangnya kesadaran. Diperkenalkan oleh Oliver W. Holmes pada
tahun 1846. Pada umumnya anestetik terdiri dari anestetik local dan umum.
Anestetik umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia atau
narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di system saraf
pusat yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan.
Pada penggunaan anestesi terdapat beberapa tahap yang perlu
diperhatikan,yaitu :
Tahap analgesia pada tahap ini rasa nyeri hilang dan terasa nyaman.
Tahap eksitasi pada tahap ini akan menyebabkan kesadaran hilang dan
menimbulkan kegelisahan, batuk, muntah, ketawa, nafas tidak teratur, kejang
bahkan dapat menimbulkan kematian.
Tahap anestesia pada tahap ini pernafasan teratur, cepat seperti dalam
keadaan tidur, pada REM pernafasan dada dan perut kemudian menjadi
pernafasan perut.
Tahap kelumpuhan sumsum tulang pada tahap ini perut melemah, kolaps
pembuluh darah dan dapat menghentikan detak jantung yang kemudian
menyebabkan kematian.
C. Monografi
1. Kloralhidrat
Hablur transparan, tidak meleleh basah, tidak berwarna, bau
Ciri tajam dan khas, rasa kaostik dan agak pahit, melebur pada
suhu lebih kurang 55 dan perlahan - lahan menguap.
Trikloroetanol yang dihasilkan merupakan obat tidur yang
Farmakodi
efektif. Obat ini memperkuat efek antikoangulansia berdasar
namik
penggeseran ikatan proteinnya.
Resorpsinya di usus cepat, mulai kerjanya pesat dan bertahan
agak singkat, k.l. 5-6 jam. Dalam darah dan hati zat ini diubah
Farmakoki oleh enzim alkoholdehidrogenase menjadi a.l. trikloroetanol
netik aktif. Metabolit ini berkhasiat hipnotis panjang (t = 8 jam) dan
akhirnya dirombak dalam hati dan ginjal menjadi trikloroasetat
aktif dan dieksresikan melalui ginjal sebagai glukuronida.
Efek Potensiasi penghambatan neurotransmisi oleh GABA di sinaps
samping semua saraf otak, dan blokade dari pelepasan muatan istrik.
Hipnotik sedativ, sebagai praanestesi medikasi, untuk
Indikasi mengobati gejala putus obat dengan morfin, alkohol, dan
barbiturate
insomnia 0,5-1 g (maksimal 2 g) dengan minum banyak air
Dosis pada waktu sebelum tidur. ANAK 30-50 mg/kg bb sampai
maksimal dosis tunggal 1 g.
2. Luminal
Dosis
Dosis: oral : 60-180 mg (malam). Anak 5-8 mg/kg/hari. Injeksi i.m./i.v.
50-200 mg, ulang setelah 6jam bila perlu, maksimal 600mg/hari. Encerkan
dalam air 1:10 untuk i.v.
Status epileptikus (tersedia di ICU): i.v. kecepatan tak lebih dari
100mg/menit, sampai bangkitan teratasi atau sampai maksimal
15mg/kg/hari tercapai. (IONI)

Farmakologi
Fenobarbital adalah antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif
dalam mengatasi epilepsi pada dosis subhipnotis.

Indikasi
Sebagai antikonvulsi, fenobarbital digunakan dalam penanganan
seizure tonik-klonik (grand mal) dan seizure parsial.Fenobarbital dapat
digunakan dalam pengobatan awal, baik untuk bayi maupun anak-anak.

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan, gangguan
hati yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.

Efek Samping
Mengantuk, kelelahan, depresi mental, ataksia dan alergi kulit,
paradoxical excitement restlessness, bingung pada orang dewasa dan
hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastik(dapat diterapi dengan
asam folat)
D. Prosedur pemberian
1. Oral
Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan
tangan
Meletakkan mencit pada alas kawat, biarkan mencit memegang kawat
dengan kaki depannya
Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara jari telunjuk dan ibu
jari
Pindahkan ekornya dari tangan kanan ke tangan kiri diantara jari manis
dan jari kelingking
Melakukan pemberian oral (masing-masing mencit diberikan kloralhidrat
diawali memasukkan ujung sonde ke dalam mulut
Kemudian secara perlahan dimasukkan melalui dinding mulut atas sampai
ke esophagus
Dorong piston sonde hingga cairan obat masuk seluruhnya.

2. Intraperitonial (IP)
Pindahkan ekor mencit dari tangan kanan ke jari kelingking tangan kiri, tarik
kulit abdomennya sehingga menjadi tegang
Pada saat penyuntikan posisi kepala mencit lebih rendah dari abdomennya
Jarum suntik dengan membentuk sudut 45 dengan abdomen. Agak menepi
dari garis tengah untuk menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan
pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati
Cek sk: jarum rongga perut diturunkan:kulit tidak ikut turun
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Rancangan
Penyiapan sediaan
Luminal
oral = 0,3ml/20g BB
Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih dengan bobot rata-rata 20
gram

B. Bahan dan alat


Bahan :
Luminal sebagai zat uji
Mencit putih dengan bobot rata-rata 20 gram sebagai hewan coba
Alat :
Timbangan hewan
Sonde oral
Spuit 1cc
Kapas
Beaker glass
Stopwatch
Wadah tempat pengamatan
C. Prosedur

Timbang Hewan

Hewan dipuasakan
Makan 16 jam
Sebelum perlakukan

Timbang Hewan Perlakuan Onset & lama tidur


Per-oral
IP

Luminal

1. Semua mencit dipuasakan 16 jam


2. Menggunakan kandang bulat ambil 4 mencit untuk tiap meja
3. Beri nomor mencit, kemudian timbanglah
4. Semua volume direncanakan 0,3 ml/20gram BB mencit
5. Hitung, ukur dosis dan berikan per oral masing-masing
fenobarbital,kloralhidrat
6. Tempatkan masing-masing mencit dalam wadah pengamatan
7. Amati hal-hal yang dapat tramati, gunakan tabel 1 hand-out
8. Isilah tabel yang tersedia dengan data yang anda dapat, gabung data
dengan kelompok lain
9. Hitung rata-rata onset dan durasi tidur
D. Tempat dan Waktu
Tempat : Laboratorium Farmakologi Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Jakarta II.
Waktu : Selasa, tanggal 09 Mei 2017, Pukul 17.00-20.00 WIB

E. Cara Analisis
Pengaruh cara pemberian terhadap efek anastesi kloralhidrat
dievaluasi dengan pengamatan waktu mulai tidur ( onset ) dan waktu bangun
( durasi ) hewan coba.

F. Definisi Operasional
Mulai tidur : selesai suntik, mencit diletakkan ditengah bejana,
diatas kapas dan dipanasi lampu.
Bangun : mencit tengkurap dan bergerak meninggalkan pusat bejana
Onset : waktu mulai tidur waktu jarum suntik dicabut ( menit )
Durasi : waktu bangun waktu mulai tidur ( menit )

G. Perhitungan
Sediaan :
Chloralhidrat : 0,3 ml/20 g BB
Dosis Mencit
Mencit no 19 = 20 g
Mencit no 20 = 22,8 g
Mencit no 21 = 22,37 g
Mencit no 22 = 22,4 g
Mencit no 23 = 23,40 g
Mencit no 24 = 24,75 g
Ml sediaan yang diambil
Dosis yang tersedia = 0,3ml/20g
1. Mencit no.7
Dosis yang dibutuhkan = 20 x 0,3g = 0,342 ml
20g
2. Mencit no.7
Dosis yang dibutuhkan = 0,3ml x 22,80g = 0,342 ml
20g
3. Mencit no.8
Dosis yang dibutuhkan = 0,3ml x 22,37g = 0,335ml
20g
4. Mencit no.9
Dosis yang dibutuhkan = 0,3ml x 20,4g = 0,336ml
20g
5. Mencit no. 10
Dosis yang dibutuhkan = 0,3ml x 23,40g = 0,351ml
20g
6. Mencit no. 11
Dosis yang dibutuhkan = 0,3ml x 24,75g = 0,371ml
20g
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Kelompok 2


Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data dalam :

Ob Waktu Onset Wakt Durasi


No. Ber
Perlak at u Keterang
men at Ora tidu Ave Ave
uan (ml () Bang () an
cit (gr) l r r r
) un
FO,6( 0,1 17. 18,4
19 20 60 - - 0 -
O) 3 48 8
FO,6( 22, 0,3 Kaku,mat
20 - - - - - - -
O) 80 42 i
FO,6( 22, 0,3 17. 18.3 -
21 60 - - 0
O) 37 35 31 1
FO,6(I 22, 0,3 17. 18.3
22 60 - - 0 -
P) 4 36 33 3
FO,6(I 23, 0,3 17. 18.3 -
23 60 - - 0
P) 40 51 36 6
FO,6(I 24, 0,3 17. 18.2 -
24 60 - - 0
P) 75 71 26 6
Chart Title
30

25 24.75
22.8 23.4
22.37 22.4
20 20

15 Series1
Series2
10
Series3

0 0 0 0.13 0.342 0.335 0.336 0.351 0.371


Perlakuan FO,6(O) FO,6(O) FO,6(O) FO,6(IP) FO,6(IP) FO,6(IP)
No. mencit 19 20 21 22 23 24

B.Rekapitulasi Data Percobaan


No. Onset Durasi
Perlakuan
Mencit () Aver () Aver
7 FO,6(O) 60 0
8 FO,6(O) 60 - 0 -
9 FO,6(O) 60 0
10 FO,6(IP) 60 0
11 FO,6(IP) 60 - 0 -
12 FO,6(IP) 60 0

C. Reaksi Mencit Terhadap Luminal

1. Reaksi mencit nomer 19,21,22 terhadap luminal tidak ada reaksi


2. Reaksi mencit nomer 20 terhadap luminal mencit mati
3. Reaksi mencit nomer 23 terhadap luminal gatal-gatal
4. Reaksi mencit nomer 24 terhadap luminal nafas terengah-engah
Bab V
Kesimpulan dan Saran

5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Perlakuan secara oral lebih cepat menimbulkan efek dibandingkan secara
intraperitonial.
Perlakuan secara oral memberika durasi yang lebih lama

5.2Saran
Untuk mendapatkan efek anestesi paling cepat sebaiknya diberikan secara
oral
Sebaiknya waktu pengamatan diperpanjang, dikarenakan hewan uji masih
tertidur.
Ketika mengambil sediaan menggunakan sonde, sebaiknya harus lebih teliti,
jangan sampai dosis kurang/lebih dan pastikan sudah tidak ada gelembung
dalam sonde.

Anda mungkin juga menyukai