0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan18 halaman
Obat selektif beta-2 dan adrenoreseptor digunakan untuk mengatasi gejala asma. Terapi untuk gejala akut biasanya menggunakan beta-2 agonist reaksi cepat seperti salbutamol, sedangkan untuk pengendalian jangka panjang menggunakan agonis beta-2 kerja panjang seperti salmeterol. Contoh obat agonis beta-2 selektif adalah terbutalin, albuterol, dan pirbuterol. Efek samping penggunaannya dapat
Obat selektif beta-2 dan adrenoreseptor digunakan untuk mengatasi gejala asma. Terapi untuk gejala akut biasanya menggunakan beta-2 agonist reaksi cepat seperti salbutamol, sedangkan untuk pengendalian jangka panjang menggunakan agonis beta-2 kerja panjang seperti salmeterol. Contoh obat agonis beta-2 selektif adalah terbutalin, albuterol, dan pirbuterol. Efek samping penggunaannya dapat
Obat selektif beta-2 dan adrenoreseptor digunakan untuk mengatasi gejala asma. Terapi untuk gejala akut biasanya menggunakan beta-2 agonist reaksi cepat seperti salbutamol, sedangkan untuk pengendalian jangka panjang menggunakan agonis beta-2 kerja panjang seperti salmeterol. Contoh obat agonis beta-2 selektif adalah terbutalin, albuterol, dan pirbuterol. Efek samping penggunaannya dapat
BAIQ MIFTAHUL JANNAH DEVY NAYA ADE KUNTARI MAESARATIL ATKIA NI KOMANG WARNINGSIH LALU ZAMRUL MUTTAQIN ASMA Asma(dalam bahasa Yunani sthma, "terengah") merupakan peradangankronisyang umum terjadi padasaluran napasyang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, danspasme bronkus.Gejala umum meliputimengi,batuk, dada terasa berat, dansesak napas Terapi untuk gejala akut biasanya dengan
menghirupbeta-2 agonistreaksi cepat
(misalnyasalbutamol) dankortikosteroidoral. Pada kasus yang sangat parah mungkin diperlukan pemberian kortikosteroid intravena,magnesium sulfatdan perawatan di rumah sakit PENYEBAB 1. Lingkungan Berbagai faktor lingkungan yang dihubungkan dengan timbulnya asma dan eksaserbasi asma yaitu: alergen, polusi udara, dan senyawa kimiawi lingkungan lainnya.Merokok selama masa kehamilandan setelah melahirkan dihubungkan dengan risiko yang lebih besar untuk gejala mirip asma kualitas udaraburuk, dari polusi kendaraan atau kadarozonyang tinggi,selalu dihubungkan dengan timbulnya asma dan peningkatan keparahannnya.Pajanan terhadapuap senyawa organikdalam ruangan dapat memicu asma. 2. Genetika Sejarah keluarga merupakan faktor risiko asma yang melibatkan berbagai gen. Bila salah satu dari kembar identik mengidap asma, probabilitas dari pasangan kembarnya menderita penyakit ini sekitar 25% 3. Kondisi medis Suatu keadaan tiga serangkai yang terdiri darieksim atopik,rinitis alergidan asma disebut sebagai atopi.Faktor risiko paling kuat yang menyebabkan timbulnya asma adalah riwayatpenyakit atopik;munculnya asma pada laju yang lebih besar pada mereka yang menderitaeksimataudemam hay.Asma juga dihubungkan denganChurgStrauss syndrome, suatu penyakit autoimun danvaskulitis. Seseorang dengan tipeurtikariatertentu juga dapat mengalami gejala asma. 4. Serangan asma Beberapa individu akan menderita asma
tanpa gejala/stabil selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan dan kemudian secara mendadak dalam perjalanannya berkembang menjadi episode asma akut. Individu yang berbeda akan bereaksi berbeda pula terhadap berbagai faktor.Pada sebagian besar individu dapat terjadi peningkatan intensitas gejala suatu penyakit yang berat akibat dari sejumlahpemicu. AGONIS RESEPTOR BETA-2 Agonis adrenoseptor beta-2 kerja pendek. Gejala asma ringan sampai sedang memberikan respon yang cepat terhadap inhalasi adrenoseptor beta-2 selektif kerja pendek, seperti salbutamol atau terbutalin. Jika inhalasi agonis beta-2 diperlukan lebih dari sekali sehari, terapi profilaksis harus dipertimbangkan, menggunakan cara bertahap.Pengobatan reguler dengan agonis adrenoseptor beta-2 kerja pendek tidak memberikan manfaat klinis. Inhalasi agonis adrenoseptor beta-2 kerja pendek sesaat sebelum kerja fisik mengurangi asma akibat kerja fisik. Akan tetapi, asma akibat kerja fisik yang sering terjadi menunjukkan pengendalian yang buruk dan diperlukan penilaian kembali pengobatan asmanya Agonis adrenoseptor beta-2 kerja panjang. Salmeterol dan formoterol adalah agonis adrenoseptor beta-2 yang kerjanya lebih panjang, yang diberikan secara inhalasi. Ditambahkan pada terapi kortikosteroid inhalasi yang reguler, salmeterol dan formoterol berperan dalam pengendalian jangka panjang asma kronik efektif dan berguna untuk asma nokturnal. Salmeterol tidak boleh dipakai untuk mengatasi serangan akut, karena mula kerjanya lebih lambat dibanding salbutamol dan terbutalin. Formoterol digunakan untuk terapi jangka pendek menghilangkan gejala dan untuk mencegah spasme bronkus akibat kerja fisik dengan mula kerja yang sama cepatnya dengan salbutamol. CONTOH OBAT AGONIS SELEKTIF BETA-2
Terbutalin. Merupakan bronkodilator selektif 2.
Strukturnya mengandung cincin resolsinol sehingga bukan merupakan substrat metilasi oleh COMT. Obat ini efektif bila digunakan secara oral, subkutan, atau melalui inhalasi. Efek yang cepat teramati setelah inhalasi atau pemberian perenteral : setelah inhalasi kerjanya dapat bertahan selama 3-6 jam. Dengan pemberian oral, onset efeknya mungkin tertunda selama 1-2 jam. Terbutalin (terbutalin sulfat: BRETHINE, dll) digunakan untuk pengobatan jangka panjang penyakit saluran nafas obstruktif dan untuk penanganan bronkospasme akut: selain itu, obat ini tersedia untuk penggunaaan parenteral pada penanganan darurat status asmatikus STRUKTUR TERBUTALIN Albuterol (salbutamol;FENTOLIN;PROVENTIL;dll) merupakan agonis 2 adrenergic selektif dengan sifat farmakologis dan indikasi terapeutik yang mirip dengan terbutalin. Pemberiannya baik melalui inhalasi maupun secara oral untuk peredaan simptomatik bronkospasme. Jika diberikan melalui inhalasi, obat i ni akan menghasilkan bronkodilatasi yang signifikan dalam waktu 15 menit dan efeknya terlihat selama 3-4 jam. Efek albuterol pada kardiovaskular jauh lebih lemah dibandingkan isoproterenol bila dosis yang menghasilkan bronkodilatasi yang sebanding diberikan melalui inhalasi. STRUKTUR ALBUTEROL Pirbuterol. Merupakan agonis 2 yang relative selektif. Strukturnya sama dengan albuterol kecuali subtitusi cincin piridin untuk cincin benzene (Richards and brogdens, 1985). Terbuterol asetat (MAXAIR)tersedia untuk terapi inhalasi pemberian dosis biasanya setiap 4-6 jam. STRUKTUR PIRBUTEROL EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT ADGONIS SELEKTIF BETA-2 Efek merugikana agonis selektif - 2 adrenergik yang utama terjadi akibat aktivasi reseptor - adrenergic yang berlebihan. Pasien yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular sangat beresiko mengalami reaksi- resiko signifikan. Namun, kemungkinan terjadinya efek merugikan pada pasien penyakit paru dapat sangat berkurang dengan memberikan obat secara inhalasi, bukan secara oral atau parenteral. Tremor pada otot rangka merupakan efek merugikan agonis adrenergic selektif- 2. Yang relative umum dijumpai. Biasanya mengalami toleransi terhadap efek ini; tidak jelas apakah toleransi tersebut mencerminkan desensitisasi reseptor 2 pada otot rangka atau adaptasi didalam SSP. Efek merugikan ini dapat diminimalkan dengan mengalami terapi oral menggunakan dosis yang rendah dan meningkatkan dosis secara bertahap karena toleransi terhadap tremor berkembang. Perasaan gelisah, ketakutan,dan ansietas dapat membatasi terapi dengan obat ini terutama setelah pengobatan oral atau parenteral. Tekanan oksigen arteri dapat menurun pada awal penanganan pasien yang mengalami perparahan asma yang akut; hal ini mungkin disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah pulomnal yang diinduksi obat, yang menyebabkan bertambahnya ketidaksesusuaian ventilasi dan ferfusi. Efek ini biasanya kecil dan singkat. Suplemen oksigen harus diberikan jika perlu. Edema pulmonal yang parah pernah dilaporkan terjadi pada wanita yang menerima ritodrin atau terbutalin untuk persalinan premature TERIMAKASI H