Anda di halaman 1dari 18

OBAT SELEKTIF BETA-2 DAN

ADRENORESEPTOR

DISUSUSN OLEH:

BAIQ RISKA RASITA


BAIQ MIFTAHUL JANNAH
DEVY NAYA ADE KUNTARI
MAESARATIL ATKIA
NI KOMANG WARNINGSIH
LALU ZAMRUL MUTTAQIN
ASMA
Asma(dalam bahasa Yunani sthma, "terengah")
merupakan peradangankronisyang umum terjadi
padasaluran napasyang ditandai dengan gejala
yang bervariasi dan berulang, penyumbatan
saluran napas yang bersifat reversibel, danspasme
bronkus.Gejala umum meliputimengi,batuk,
dada terasa berat, dansesak napas
Terapi untuk gejala akut biasanya dengan

menghirupbeta-2 agonistreaksi cepat


(misalnyasalbutamol) dankortikosteroidoral.
Pada kasus yang sangat parah mungkin diperlukan
pemberian kortikosteroid intravena,magnesium
sulfatdan perawatan di rumah sakit
PENYEBAB
1. Lingkungan
Berbagai faktor lingkungan yang dihubungkan
dengan timbulnya asma dan eksaserbasi asma yaitu:
alergen, polusi udara, dan senyawa kimiawi
lingkungan lainnya.Merokok selama masa
kehamilandan setelah melahirkan dihubungkan
dengan risiko yang lebih besar untuk gejala mirip
asma kualitas udaraburuk, dari polusi kendaraan
atau kadarozonyang tinggi,selalu dihubungkan
dengan timbulnya asma dan peningkatan
keparahannnya.Pajanan terhadapuap senyawa
organikdalam ruangan dapat memicu asma.
2. Genetika
Sejarah keluarga merupakan faktor risiko
asma yang melibatkan berbagai gen. Bila
salah satu dari kembar identik mengidap
asma, probabilitas dari pasangan
kembarnya menderita penyakit ini sekitar
25%
3. Kondisi medis
Suatu keadaan tiga serangkai yang terdiri
darieksim atopik,rinitis alergidan asma disebut
sebagai atopi.Faktor risiko paling kuat yang
menyebabkan timbulnya asma adalah
riwayatpenyakit atopik;munculnya asma pada
laju yang lebih besar pada mereka yang
menderitaeksimataudemam hay.Asma juga
dihubungkan denganChurgStrauss syndrome,
suatu penyakit autoimun danvaskulitis.
Seseorang dengan tipeurtikariatertentu juga
dapat mengalami gejala asma.
4. Serangan asma
Beberapa individu akan menderita asma

tanpa gejala/stabil selama berminggu-minggu


atau berbulan-bulan dan kemudian secara
mendadak dalam perjalanannya berkembang
menjadi episode asma akut. Individu yang
berbeda akan bereaksi berbeda pula terhadap
berbagai faktor.Pada sebagian besar individu
dapat terjadi peningkatan intensitas gejala
suatu penyakit yang berat akibat dari
sejumlahpemicu.
AGONIS RESEPTOR BETA-2
Agonis adrenoseptor beta-2 kerja pendek. Gejala
asma ringan sampai sedang memberikan respon yang
cepat terhadap inhalasi adrenoseptor beta-2 selektif
kerja pendek, seperti salbutamol atau terbutalin. Jika
inhalasi agonis beta-2 diperlukan lebih dari sekali
sehari, terapi profilaksis harus dipertimbangkan,
menggunakan cara bertahap.Pengobatan reguler
dengan agonis adrenoseptor beta-2 kerja pendek tidak
memberikan manfaat klinis. Inhalasi agonis
adrenoseptor beta-2 kerja pendek sesaat sebelum
kerja fisik mengurangi asma akibat kerja fisik. Akan
tetapi, asma akibat kerja fisik yang sering terjadi
menunjukkan pengendalian yang buruk dan diperlukan
penilaian kembali pengobatan asmanya
Agonis adrenoseptor beta-2 kerja panjang. Salmeterol
dan formoterol adalah agonis adrenoseptor beta-2 yang
kerjanya lebih panjang, yang diberikan secara inhalasi.
Ditambahkan pada terapi kortikosteroid inhalasi yang
reguler, salmeterol dan formoterol berperan dalam
pengendalian jangka panjang asma kronik efektif dan berguna
untuk asma nokturnal. Salmeterol tidak boleh dipakai untuk
mengatasi serangan akut, karena mula kerjanya lebih lambat
dibanding salbutamol dan terbutalin. Formoterol digunakan
untuk terapi jangka pendek menghilangkan gejala dan untuk
mencegah spasme bronkus akibat kerja fisik dengan mula kerja
yang sama cepatnya dengan salbutamol.
CONTOH OBAT AGONIS SELEKTIF BETA-2

Terbutalin. Merupakan bronkodilator selektif 2.


Strukturnya mengandung cincin resolsinol sehingga bukan
merupakan substrat metilasi oleh COMT. Obat ini efektif bila
digunakan secara oral, subkutan, atau melalui inhalasi. Efek
yang cepat teramati setelah inhalasi atau pemberian perenteral
: setelah inhalasi kerjanya dapat bertahan selama 3-6 jam.
Dengan pemberian oral, onset efeknya mungkin tertunda
selama 1-2 jam. Terbutalin (terbutalin sulfat: BRETHINE, dll)
digunakan untuk pengobatan jangka panjang penyakit saluran
nafas obstruktif dan untuk penanganan bronkospasme akut:
selain itu, obat ini tersedia untuk penggunaaan parenteral
pada penanganan darurat status asmatikus
STRUKTUR TERBUTALIN
Albuterol (salbutamol;FENTOLIN;PROVENTIL;dll)
merupakan agonis 2 adrenergic selektif dengan sifat
farmakologis dan indikasi terapeutik yang mirip dengan
terbutalin. Pemberiannya baik melalui inhalasi maupun
secara oral untuk peredaan simptomatik bronkospasme.
Jika diberikan melalui inhalasi, obat i ni akan
menghasilkan bronkodilatasi yang signifikan dalam waktu
15 menit dan efeknya terlihat selama 3-4 jam. Efek
albuterol pada kardiovaskular jauh lebih lemah
dibandingkan isoproterenol bila dosis yang menghasilkan
bronkodilatasi yang sebanding diberikan melalui inhalasi.
STRUKTUR ALBUTEROL
Pirbuterol. Merupakan agonis 2 yang
relative selektif. Strukturnya sama
dengan albuterol kecuali subtitusi cincin
piridin untuk cincin benzene (Richards
and brogdens, 1985). Terbuterol asetat
(MAXAIR)tersedia untuk terapi inhalasi
pemberian dosis biasanya setiap 4-6
jam.
STRUKTUR PIRBUTEROL
EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT ADGONIS
SELEKTIF BETA-2
Efek merugikana agonis selektif - 2 adrenergik
yang utama terjadi akibat aktivasi reseptor -
adrenergic yang berlebihan. Pasien yang sudah
memiliki penyakit kardiovaskular sangat
beresiko mengalami reaksi- resiko signifikan.
Namun, kemungkinan terjadinya efek merugikan
pada pasien penyakit paru dapat sangat
berkurang dengan memberikan obat secara
inhalasi, bukan secara oral atau parenteral.
Tremor pada otot rangka merupakan efek merugikan
agonis adrenergic selektif- 2. Yang relative umum
dijumpai. Biasanya mengalami toleransi terhadap efek
ini; tidak jelas apakah toleransi tersebut
mencerminkan desensitisasi reseptor 2 pada otot
rangka atau adaptasi didalam SSP. Efek merugikan ini
dapat diminimalkan dengan mengalami terapi oral
menggunakan dosis yang rendah dan meningkatkan
dosis secara bertahap karena toleransi terhadap
tremor berkembang. Perasaan gelisah, ketakutan,dan
ansietas dapat membatasi terapi dengan obat ini
terutama setelah pengobatan oral atau parenteral.
Tekanan oksigen arteri dapat menurun pada awal
penanganan pasien yang mengalami perparahan
asma yang akut; hal ini mungkin disebabkan oleh
dilatasi pembuluh darah pulomnal yang diinduksi
obat, yang menyebabkan bertambahnya
ketidaksesusuaian ventilasi dan ferfusi. Efek ini
biasanya kecil dan singkat. Suplemen oksigen
harus diberikan jika perlu. Edema pulmonal yang
parah pernah dilaporkan terjadi pada wanita
yang menerima ritodrin atau terbutalin untuk
persalinan premature
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai