Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum uji pirogenitas yaitu bertujuan untuk memahami suatu pirogen serta

menentukan apakah suatu sediaan mengandung suatu pirogen atau tidak. Uji pirogenitas
bermaksud untuk membatasi resiko terjadinya gejala demam yang dapat diterima oleh
seorang pasien.

Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dansering mencemari


sediaan farmasi. Mekanisme pengaruh pirogen pada timbulnya demam. Demam dapat
timbul dari terpaparnya tubuh manusia terhadap pirogen eksogen yang kemudian akan
mengakibatkan terstimulasinya pirogen endogen untuk melindungi tubuh dan menciptakan
kekebalan melawan pirogen eksogen tersebut, atau disebabkan pengaruh pirogen endogen itu
sendiri. Contoh pirogen endogen yang ada dalam tubuh adalahinterleukin-1 (IL-1), alfa-
interferon, dan tumor necrosis factor (TNF). IL-1 bereaksi sebagai pirogen yaitudengan
merangsang sitesis prostaglandin E2 di hipotalamus, yang kemudian bekerjapada pusat
vasomotor sehingga meningkatkan produksi panas sekaligus menahanpelepasan panas,
sehingga menyebabkan demam.

Pada praktikum ini kami menggunakan metode uji kelinci berdasarkan perubahan
suhu. Metode ini sudah lama digunakan untuk menguji pirogenitas pada suatu sediaan
farmasi. Prinsip dari metode ini yaitu penginjeksian suatu sediaan armasi pada hewan uji
kelinci secara intravena yang selanjutnya diamati perubahan temperatur tubuh kelinci pada
setiap waktu tertentu. Dalam metode ini terdapat penafsiran hasil untuk menyatakan apakah
suatu sediaan farmasi dikatakan mengandung pirogen atau tidak yaitu dengan menggunakan
3 ekor kelinci, jika aa kenaikan suhu >= 0,5oC maka pengujian dilakukan dengan menambah
hewan uji kelinci menjadi 5, dan jika tetap mengalami kenaikan suhu hewan maka hewan uji
ditambah menjadi 8 ekor kelinci, dan jika jumlah jenaikan maksimum <= 3,3oC maka
dinyatakan bebas pirogen.

Pengujian dilakukan pada hewan kelinci karena kelinci memiliki sensitivitas yang
tinggi maka ketika terjadi perubahan atau pun ada benda asing dalam tubuh kelinci maka
kelinci akan mengalami perubahan suhu tubuh. Sensitivitas kelinci dan manusia terhadap
substansi pirogenik relative sama.Kenaikan suhu kelinci akibat substansi pirogenik sampai
batas tertentu masih dapat diterima oleh manusia, sehingga kenaikan suhu kelinci tersebut
dapat distandarisasi terhadap substansi pirogenik yang dapat diterima manusia.

Sediaan farmasi yang digunakan sebagai bahan uji yaitu nacl fisiologis. Larutan
garam fisiologi merupakan larutan isotonis yang memiliki banyak kegunaan dalam bidang
medis dan laboratorium, dan umumnya larutan garam fisiologi memiliki kisaran konsentrasi
0.9% (b/v) NaCl. Karena nacl merupakan salah satu sediaan farmasi yang sering digunakan
baik dalam bidang kesehatan dan praktikum laboratorium dan untuk menguji apakah sediaan
tersebut mengandung pirogen yang dapat menyebabkan demam atau tidak.

Pada praktikum ini kami menyuntikan nacl fisiologis secara intravena pada daun
telinga kelinci dengan dosis 10 ml/kg bobot kelinci. Bobot kelinci yang kami gunakana yaitu
1,5 kg maka dosis yang kami gunakan yaitu 15 ml nacl, namun karena sulitnya dalam
penyuntikan secara intravena pada pada daun teinga kelinci yang sangat tipis, maka kami
hanya dapat menyuntikan bahan uji sebanyak 10 ml selama waktu 10 menit. Selanjutnya
setelah penyuntikan, kami mengukur suhu tubuh hewan uji kelinci melalui anus kelinci.
Pengukuran suhu dilakukan dengan selang waktu setiap 30 menit, dan diamati setiap
perubahan suhu pada setiap kelinci. Kami melakukan pengujin pada 8 kelinci untuk emenuhi
penafsiran hasil. Dan data hasil praktikum menunjukan bahwa sediaan nacl fisiologis
dikatakan bebas pirogen karena hasil rata-rata menunjukan nilai <= 3,3.

Anda mungkin juga menyukai