Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH INSTRUMEN ANALISIS FARMASI

SPEKTROSKOPI MASSA

OLEH:
KELOMPOK 3
Alfionny De Valin 1801044

Cindy Patika Sari 1801049


Mutiara Septiani 1801062

Rahmat Utomo 1801068

Riza Dwi Oktaviani 1801071

Suci Ramahi 1801073

Vinola Legita 1801076

Yolanda Ulmi Sadila 1801080

Dosen Pengampu:
Armon Fernando, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
nya kami dapat menyelesaikan makalah Instrumen Analisis Farmasi yang berjudul
Spektoskopi Massa. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Instrumen Analisis Farmasi dan juga untuk menambah pengetahuan pembaca
mengenaiSpektoskopi Massa.Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis
mendapatkan banyak bantuandan bimbingan dari berbagai pihak. Terutama dari
dosen pengampu dari mata kuliah Instrumen Analisis Farmasi Armon Fernando,
M.Si, Apt. Maka pada kesempatan ini, kami selaku penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan.Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan saran agar
kedepannya bisa lebih baik lagi.Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Pekanbaru, 26 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 2
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
1.1 Pengertian Spektroskopi Massa ...................................................................................... 4
1.2 Prinsip Kerja Alat Spektoskopi Massa............................................................................ 4
1.2.1 Instrumentasi Spekstroskopi massa………………………………………………...6
1.3 Prinsip Kerja Hasil Analisa Spektroskopi Massa............................................................ 7
1.3.1 Prinsip Spektroskopi Massa………………………………………………………..7
1.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Spektroskopi Massa....................................................... 11
1.5 Proses Ionisasi ............................................................................................................... 14
1.6 Jenis-Jenis Ionisasi ........................................................................................................ 15
1.7 Cara Interpretasi Data ................................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 19
3.1 Simpulan ....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Spektroskopi massa adalah metode analitik yang sangat ‘powerfull’ bagi para
kimiawan karena dapat menjawab banyak sekali kebutuhan dan interest orang kimia.
Spektroskopi massa dapatmemberikan analisis sampai ke tingkat struktur molekul,
bahkan sampai pada tingkat memetakan mekanisme reaksi secara tidak langsung.
Karena itu spektroskopi massa merupakan metode analisis yang dapat diandalkan
oleh para peneliti kimia.

Metode spektroskopi massa secara umum adalah cara analisis senyawa kimia
yang diteliti dengan memecahkan molekulnya menjadi ion-ion besar maupun kecil,
dan dari pola-pola ionisasi ini nantinya akan didapat informasi mengenai molekul
utuhnya. Molekul yang masuk dalam spectrometer massa harus senyawa murni,
bukan campuran. Karena itu beberapa langkah pemisahan kimia sudah harus selesai
dilakukan. Spektroskopi massa sering digabung dengan kromatografi, karena sampai
saat ini pemisahan senyawa kimia dengan kromatografi sudah sangat sempurna
sehingga analisis senyawa-senyawa yang terpisah ini dapat dilakukan langsung. GC-
MS atau LC-MS merupakan paduan yang sering digunakan pengguna kimia analisis
pada umumnya.

Spektroskopi massa memberikan informasi berdasarkan perbandingan massa


per muatannya (m/z). sampel senyawa kimia yang dianalisis dalam jumlah relative
sangat kecil, yakni orde microgram (µg) dan biasanya mencapai 5µg. Senyawa kimia
akan diubah fasanya menjadi gas dan dipecah-pecah menjadi ion-ion dengan massa
relative lebih rendah. Pemecahan senyawa-senyawa kimia ini dilakukan dengan
menembak senyawa-senyawa kimia tersebut dengan electron yang benenergi cukup
tinggi ( sedikitnya 70 eV, setara dengan 1610 kkal/mol atau 6720 kJ/mol). Ion-ion ini

1
akan bergerak dalam medan listrik dan medan magnet dengan kecepatan sesuai
dengan massanya sebelum mencapai detector..Dari pola pola-pola pecahan senyawa
serta ion-ion ini struktur senyawa sampel dapat diprediksi. Hasil analisis dengan
spektroskopi massa dikenal dengan spektrum massa disingkat dengan MS (mass
spectrum) dan bila jamak disebut dengan spektra massa.

Sejak awal mula ditemukan bahwa ion-ion dapat dibelokkan oleh medan
magnet oleh wien pada tahun 1898, maka dimulai penyelidikan mengenai pemisahan
ion-ion yang berasal dari senyawa. Ternyata ion-ion dapat dipisahkan menurut
massanya dari sifatnya yang bisa dibelokkan oleh medan magnet. Kemudian
spektroskopi massa pertama diarahkan pada pembuktian adanya isotop dari beberapa
unsur seperti karbon, hidrogen, klor dan oksigen serta perhitungan kelimpahannya di
alam. Metode-metode ionisasi juga mengalamipwerkembangan menjadi lebih
sempurna dari waktu ke waktu.

Metode spektroskopi massa berkembang dengan komponen-komponen yang


memberikan kinerja baik, pemisahan ion semakin sempurna dalam
analisis/pemisahan ion, sampai pada metode pembuatan ion spesifik untuk senyawa-
senyawa baru. Teknik spektrometri tandem (MS digabung dengan MS lagi untuk
mencari informasi lebih detil dalam banyak aspek) yang diawali pada tahun 1970-an
membuat analisis campuran kompleks dimungkinkan dengan akurasi yang memadai.
Terutama ketika transformasi fourier diterapkan pada metode ini, hasil yang didapat
menjadi lebih mudah dibaca dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih efisien. Di era
80-an sumber ionisasi untuk senyawa berberat molekul besar ditemukan, dan
memungkinkan metode ini digunakan untuk analisis senyawa-senyawa biokimia yang
berberat molekul besar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Spektroskopi Massa ?

2. Bagaimana prinsip kerja Spektoskopi Massa ?

2
3. Bagaimana prinsip kerjahasil analisaSpektroskopi Massa ?

4. Contoh aplikasi penggunaan Spektroskopi Massa ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Spektroskopi Massa.

2. Untuk mengetahui prinsip kerja alat Spektoskopi Massa.

3. Untuk mengetahuiprinsip kerja hasil analisa Spektroskopi Massa.

4. Untuk mengetahuiaplikasi penggunaan Spektroskopi Massa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Spektroskopi Massa


Spektometer massa adalah suatu instrumen yang dapat menyeleksi molekul-
molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat
dilakukan dengan spektroskopi, akan tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan
persamaannya dengan pencatat fotografi dan spektrum garis optik. Umumnya
spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion
yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap
muatan. Proses ionisasi menghasilkan partikel-partikel bermuatan positif, dimana
massa terdistribusi adalah spesifik terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan
stuktur molekul, spektum massa dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif.

1.2 Prinsip Kerja Alat Spektoskopi Massa


Spektrometri massa merupakan suatu metode analisis instrumental yang dipakai
untuk identifikasi dan penentuan struktur dari komponen sampel dengan cara

4
menunjukkan massa relatif dari molekul komponen dan massa relatif hasil
pecahannya. Dasar dari spektrometri massa yaitu adanya penembakkan molekul
dengan elektron berenergi tertentu yang cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi
pertama senyawa tersebut sehingga molekul akan terpecah.
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia
menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan.
Spectrometer massa menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum
yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan
relatif tiap jenis ion yang ada.
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia
menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan.
Spectrometer massa menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum
yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan
relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion
negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.

Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi
tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas
elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh
suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah
sempit. Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang
bergantung kepada:

1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik
yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.

5
1.2.1 Instrumentasi Spekstroskopi massa
a. Sumber Ion
Setelah analit melalui kolom kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi pada
spektroskopi massa yang terintegrasi dengan GC ada dua, yakni Electron Impact
ionization (EI) atau Chemical Ionization (CI), yang lebih jauh lagi terbagi menjadi
negatif (NCI) dan positif (PCI). Berikutnya akan dijelaskan ionisasi EI. Ketika analit
keluar dari kolom kapiler, ia akan diionisasi oleh elektron dari filamen tungsten yang
diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi bukan karena tumbukan elektron dan molekul,
tapi karena interaksi medan elektron dan molekul, ketika berdekatan. Hal tersebut
menyebabkan satu elektron lepas, sehingga terbetuk ion molekular M+, yang
memiliki massa sama dengan molekul netral, tetapi bermuatan lebih positif. Adapun
perbandingan massa fragmen tersebut dengan muatannya disebut mass to charge ratio
yang disimbolkan M/Z. Ion yang terbentuk akan didorong ke quadrupoles atau mass
filter. Quadrupoles berupa empat elektromagnet.
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji
dilanjutkan melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati
sumber ion ini diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ionion positifnya. Tahap
ini sangatlah penting karena untuk melewati filter, partikel-partikel sampel haruslah
bermuatan.
b. Filter
Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian
elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan
memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang
boleh melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus
menyaring ion-ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke
detektor.
Pada quadrupoles, ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan kombinasi
frekuensi radio yang bergantian dan tegangan DC. Hanya ion dengan M/Z tertentu
yang dilewatkan oleh quadrupoles menuju ke detektor.

6
c. Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan
lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup
dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detektor.
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier
(EM) detector. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron
kemudian menuju kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika elektron
menyinggung sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas,
menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor
proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor.
d. Recorder
Berfungsi merekam hasil dan mencetaknya pada sebuah grafik. Hasil detektor
akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa
dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati
kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah
menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

1.3 Prinsip Kerja Hasil Analisa Spektroskopi Massa

1.3.1 Prinsip Spektroskopi Massa


Merupakan suatu instrumen yang menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji,
memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa
terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya
hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber

7
tumbukan umumnya sedikit. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat
spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan
anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu). Karena partikel-partikel
bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak
bermuatan (netral) tidak dibelokkan. Urutannya adalah sebagai berikut :

a. Tahap pertama :Ionisasi

Atom di-ionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom
tersebut supaya terbentuk ion positif.Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang
biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang
tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). Spektrometer massa ini selalu
bekerja hanya dengan ion positif.

b. Tahap kedua : Percepatan

Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang


sama.

c. Tahap ketiga : Pembelokan

Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,


pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan
massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada
besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang
diambil pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi
akan semakin besar.

d. Tahapkeempat : Pendeteksian

Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara
elektrik. Diagram lengkap dari spektrometer massa

Penjelasan Tentang yang Terjadi di Spektrometer Massa :

8
1. Keadaan hampa udara
Penting bagi ion-ion yang telah dibuat dalam ruang ionisasi untuk dapat
bergerak lurus
dalammesin tanpa bertabrakan dengan molekul-molekul udara.

2. Ionisasi
Sampel yang berbentuk gas (vaporised sample)masuk ke dalam ruang ionisasi.
Kumparan metal yang dipanaskan dengan menggunakan listrik melepaskanelektron-
elektron yang ada pada sampel dan elektron-elektron lepas itu menempel pada
perangkap elektron elektron trap yang mempunyai muatan positif.Partikel-partikel
dalam sample tersebut (atom atau molekul) dihantam oleh banyak sekali elektron-
elektron, dan beberapa dari tumbukan tersebut mempunyai energi cukup untuk
melepaskan satu atau lebih elektron dari sample tersebut sehingga sample tersebut
menjadi ion positif. Kebanyakan ion-ion positif yang terbentuk itu mempunyai
muatan +1 karena akan jauh lebih sulit untuk memindahkan elektron lagi dari sample
yang sudah menjadi ion positif. Ion-ion positif yang terbentuk ini keluar dan masuk
ke bagian mesin yang merupakansebuah lempengan metal yang bermuatan positif
(Ion repellel).
Tambahan Seperti yang anda akan lihat sebentar lagi, seluruh ruang ionisasi ini
dilakukan dengan menggunakan tegangan listrik positif yang besar (10.000 V).
Ketika kita berbicara tentang kedua lempengan bermuatan positif, berarti lempengan
tersebut mempunyai muatan lebih dari 10.000.
3. Percepatan
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan
melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di
tengah mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai
menjadi sinar yang sangat terfokus.
4. Pembelokkan

9
Ion yang berbeda-beda akan dibelokkan secara berbeda pula oleh medan
magnet. Besarnya pembelokan yang dialami oleh sebuah ion tergantung pada:
a. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial
listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.Kuat
medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
Massa ion (partikel)
Ion-ion yang bermassa ringan akan dibelokkan lebih daripada ion-ion
yang bermassa berat. Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
Muatan ionIon yang mempunyai muatan +2 atau lebih akan dibelokkan lebih
daripada ion-ion yang bermuatan +1. Makin besar muatan, makin besar
pembelokan.
Dua faktor di atas (massa dan muatan ion) digabungkan ke dalam Perbandingan
Massa Muatan. Perbandingan ini mempunyai simbol m/z atau m/e.

5. Pendeteksian
Pada gambar diatas, hanya sinar B yang bisa terus melaju sampai ke pendetektor ion.
Ion-ion lainnya bertubrukan dengan dinding dimana ion-ion akan menerima elektron
dan dinetralisasi. Pada akhirnya, ion-ion yang telah menjadi netral tersebut akan
dipisahkan dari spektrometer massa oleh pompa vakum.
Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh
elektron yang pindah dari logam ke ion. Hal ini akan menimbulkan ruang antara
elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan elektron-elektron yang berada
dalam kabel akan mengisi ruang tersebut.Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi
sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat.Semakin banyak ion yang datang,
semakin besat arus listrik yang timbul.Mendeteksi ion-ion lainnya.
Sumber Ion
a. Gas / Phase Source
Molekul yang dianalisa diubah dalam bentuk gas (diuapkan) baru kemudian
diionkan.Sampel yang berupa padat atau cair harus dikonversi menjadi ion
gas.Biasanya untuk senyawa-senyawa yang stabil terhadap thermal dan senyawa ini

10
memiliki titik didih di bawah 5000C. Keterbatasan gas atau phase Source hanya
untuk senyawa yang berat molekulnya rendah.
b. Desorption Source
Pada Desorption Source, senyawa tidak perlu diubah menjadi bentuk gas
sebelum diionkan. Molekul yang dianalisa akan menyerap energi sehingga akan
terionkan. Desorption Source digunakan untuk senyawa yang tidak stabil terhadap
thermal, senyawa non-volatil dan senyawa dengan berat molekul tinggi

1.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Spektroskopi Massa

11
12
13
1.5 Proses Ionisasi
Sumber ion adalah bagian Spektroskopi Massa yang berfungsi untuk
mengionkan material analit. Ion kemudian di transfer oleh medan listrik dan medan
magnet ke massa analizer. Karena ion sangat reaktif dan massa hidupnya singkat,
pembentukan dan pemanipulasian harus di lakukan di ruang vacum, tekanan atmosfer
sekitar 760 toor. Tekanan ion dapat di gunakan sekitar 10 sampai 10 torr. Pada
umumnya, ionisasi di pengaruhi oleh energy sinar yang tinggi dari electron, dan
pemisahan electron di capai dengan meningkatkan dan memfokuskan sinar ion, yang
kemudian di bengkokkan oleh medan magnet eksternal. Ion–ion kamudian di deteksi
sehingga menghasilkan informasi dan di analisis dalam computer.
Jantung spectometer adalah sumber ion, disini molekul sample dihancurkan
oleh electron dikeluarkan dari filaman panas. Ini disebut sumbar EI (electron-impact).
Gas dan sampel volatil padatan dan cairan non volatil dapat di hubungkan secara
lansung. Cation dibentuk oleh pembom electron yang di dorong oleh plat repeller
lain, mempunyai celah yang berbanding terbalik dengan massa tiap-tiap ion. Ion berat
di belokkan lebih sulit dangan memvariasikan medan magnet, ion yang mempunyai
massa berbeda dapat difokuskan untuk di lanjutkan ke detektor.
Ketika electron berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul analit akan
terjadi ionisasi dengan mengetuk salah satu electron molekul (electron ikatan dan non
ikatan). Ini meninggalkan ion molekul. Energy yang tersisa dari tumbukan dapat
menyebapkan ion molekul terbagi menjadi bagian neutron dan bagian ion yang lebih
kecil. Ion molekul adalah kation bebas, tetapi fragmen ion dapat berupa kation bebas
atau karbokation bergantung pada sifat neutron.
Teknik ionisasi adalah kunci menentukan apakah tipe sampel yang dapat
dianalisis oleh Spektroskopi Massa. ionisasi electron dan ionisasi kimia digunakan
untuk gas dan uap. Dalam sumber ionisasi kimia, analit di ionisasikan oleh reaksi ion-
molekul selama tumbuhan dan dua teknik yang ini sering digunakan pada sampel
cairan atau padatan biologis meliputi ionisasi electrospray (di kembangkan oleh John
Fenn) dan matrix-assisted laser desorption/ionization (MAIDI di kembangkan oleh K.
Tanaka).

14
Inductively Couple Plasma (ICP), sumber yang digunakan untuk
menganalisis kation. Plasma keseluruhannya adalah listrik netral, tetapi punya fraksi
atom yang terionisasi oleh temperature tinggi, digunakan untuk mengatokan molekul
sampel selanjutnya memotong electron terluar dari atom ini. Plasma biasanya
dihasilkan dari gas argon, energy ionisasi pertama gas argon lebih tinggi dari ite, O,F
dan Nc, tetapi lebih rendah dari energy ionisasi kedua untuk semua unsur kecuali arus
logam frekuensi yag melewati coil sekeliling plasma.

1.6 Jenis-Jenis Ionisasi


1.Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)

Ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi (70 ev). E
nergi yang diserap molekul sampel akanmendorong pelepasan/ pengionan elektron dari orbita
l ikatan danorbital antiikatan. Energi ditransfer kearah pembentukan ionmelalui proses tumb
ukan seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :A-B-C + e- → A-B-C+ + 2 e-

Metde ini banyak digunakan untuk sampel yang volatin dan stabil pada temperature
tinggi. Secara umum, spektroskopi massa dengan metode tumbukan electron yang
menghasilkan ion positif (kation) lebih disukai dibandingkan yang menghasilkan ion negative
(anion). Selain itu, literature dengan pola fragmentasi ion positif sebagai referensi telah
banyak dipublikasikan.

2. Electrospray Ionisation (ESI)

Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangatkecil kedalam ruang vak
um dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per centimeter, mengh
asilkan iongas dari solut. ESI merupakan tehnik MS yang mampumenghasilkan fraksi besar d
ari fragmenfragmen molekul organik
atau analit biologis. Karena MS mengukur rasio massa terhadapmuatan ion, metode ini memb
erikan keuntungan dalam menganalisamassa yang sangat tinggi tanpa perlu instrument analisi
s massa yangkhusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan massa 120.000 daltonmembawa 60 m
uatan positif muncul pada 2000 massa per muatan.Metode ini telah digunakan untuk menguk
ur massa ion dari molekulhingga 200.000 dalton, seperti protein.

15
3. Chemical Ionization (CI)

Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H, dan lebih berat) ha
sil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam sampel. Umumnya reaktany
ang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 torr (27-270 pascal). Mula-
mula metana (CH4) diionkan melalui prosestumbukan elektron menghasilkan ion CH4+ . Sel
anjutnya iontersebut bereaksi dengan molekul netral metana yang lainmenghasilkan asam Br
onsted yang kuat untuk bereaksi denganmolekul sampel melalui transfer proton.CH4 + e-
→ CH4+ + 2 e- CH4+ + CH4→ CH5+ + CH3CH3+ + CH4→ C2H5+ + H2 CH5+ + A-B-
C→HABC++ CH4 C2H5+ + A-B-C→HABC+ + C2H4

Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H2),uap air (H2O), ammonia (
NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-
gas ini, ion yang reaktif adalah H3+, H2O+, NH3+dan C4H10+. Energiyang ditransfer pada
proses ionisasi dengan metode ini berkisar 10-50 kkal/mol atau 40-
200 kJ/mol, jumlah energi yang cukup kuatuntuk proses fragmentasi, namun fragmentasi yan
g terjadi lebihsedikit dari metode tumbukan elektron.

4.Fast Atom Bombardment (FAB)

FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang popular untukmolekul non-


volatil dan atau labil terhadap temperatur tinggi. Baikdigunakan untuk molekul polar dan mol
ekul dengan berat molekultinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom netral berkecepata
ntinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV.Sampel yang dianalisadapat berupa padatan atau
sampel yang dilarutkan dalampelarut kental seperti gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler[
M+H]+ terbentuk bersama sedikit ion fragmen dengan massa yanglebih rendah.

5. Field Desorption (FD)

material atau sampel yang kurang volatil,


ionisasi biasanya dilakukan dekat permukaan elektroda melalui gradientmedan listrik yang sa
ngat tinggi (beberapa volt per angstrom).Awan elektron dalam molekul didistorsi dan bagian
molekul yangmengandung kelebihan elektron berperan sebagai anoda. Ion yangterbentuk aka
n ditolak oleh anoda. Lifetime dari ion ini sangatsingkat dibandingkan dengan ion hasil tumb

16
ukan electron. Karenasedikit energi yang ditransfer berupa energi dalam dan ion bergeraksan
gat cepat, dan fragmentasinya sangat sedikit, maka berat molekulsangat mudah dideteksi.

6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)

Metode ini baik digunakan untuk


sampel dengan beratmolekul lebih besar dari 700.000, dan tehnik ini telah digunakan
untuk menentukan berat molekul dari molekul biologi besaryang bersifat polar, seperti enzim,
analisa interaksi antibodi.Sampel berupa matriks organik atau dibuat dalam matrik organic(a
sam sinapinatbiasanya untuk sampel protein), dioleskan pada permukaan suatu lempeng, sela
njutnya diradiasi dengan sinar laser(N2l 337 nm). MALDI adalah metode ionisasi yang lema
h danfragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang dihasilkan biasanya berupa ion molekul
er sehingga spektra yang dihasilkan sangatsederhana.

1.7 Cara Interpretasi Data


Dalam pembacaan suatu spectrum massa, diperlukan beberapa langkah :

1. Mencari puncak ion molekul

Mencari puncak ion molekul merupakan puncak yang paling tinggi dalam spectrum.
Angka nominalberat molekul akan genap jika senyawa tersusun atas atom-atom C, H, O, S,
Si. Angka ganjil hanya akan terjadi jika suatu mengandung unsur N.

2. Menghitung Rumus Molekul

Banyak unsur kimia yang mempunyai isotope. Isotope sangat berguna untuk
menelusuri asal usul puncak. Misalkan ada senyawa yang mempunyai 6 atom karbon, maka
masing-masing atom karbon akan berpeluang berbentuk atom berpeluang berbentuk karbon
C-13 setinggi 1,1% puncak ion molekul adalah 100% maka puncak isotope 6×1,1% = 6,6%

3. Menghitung jumlah seluruh cincin dan ikatan rangkap

Untuk suatu senyawa dengan rumus CxHyNzOn maka jumlah cincin dan ikatan
rangkapnya adalah = x-(1/2)z + 1

17
4 Perkiraan struktur molekul

Struktur molekul dapat diketahui dan kelimpahan m/z masing-masing fragmen

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
a. Metode spektroskopi massa secara umum adalah cara analisis senyawa
kimia yang diteliti dengan memecahkan molekulnya menjadi ion-ion besar
maupun kecil, dan dari pola-pola ionisasi ini nantinya akan didapat informasi
mengenai molekul utuhnya. Molekul yang masuk dalam spectrometer massa
harus senyawa murni, bukan campuran.

b. Proses ionisasi menghasilkan partikel-partikel bermuatan positif, dimana


massa terdistribusi adalah spesifik terhadap senyawa induk. Selain untuk
penentuan stuktur molekul, spektum massa dipakai untuk penentuan analisis
kuantitatif.

c. suatu instrumen yang menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah
ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa
terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fowlis, I. A. (1998). Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Leaning.


Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

Lolita, d. (2010). Metode Spektroskopi dalam Kimia Organik, Ed VI. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Mulja, M. d. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga Universitas Press.

William, D. H. (2008). Spectroscopic methods in Organik Chemystry Edision VI.


McGraw-Hill Internasional UK limited.

20

Anda mungkin juga menyukai