Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK INSTRUMEN KIMIA

“SPEKTROFOTOMETER MASSA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA ANGGOTA : 1. EGHY ALHIM MANGIDING (19TKM362)
2. KORINDA (19TKM369)
3. MUH. MAULWI BATARA (19TKM372)
4. MUHAMMAD REZA FAHLEVI (19TKM376)
5. NAOMI NATAN (19TKM380)
6. NOVYANTHY BARRANG (19TKM382)
7. NURUL FAJRI AULIAH (19TKM385)
TINGKAT/KELAS : II/A

POLITEKNIK ATI MAKASSAR


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil

menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Instrumen Kimia yang berjudul

“SPEKTROFOTOMETER MASSA” tepat pada waktunya.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapkan

kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah

yang selanjutnya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam

ejaan penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Makassar, 06 November 2020


Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................5
I.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
II.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETER MASSA................................................................................6
II.2 PRINSIP KERJA ALAT.....................................................................................................................7
II.3 INSTRUMENTASI/KOMPONEN DARI PERALATAN........................................................................8
II.4 TEKNIK ANALISA KUALITATIF/KUANTITATIF...............................................................................11
II.5 APLIKASI.....................................................................................................................................11
II.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
III.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................15
III.2 SARAN.......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Suatu spectrum massa diperoleh dengan mengubah komponen-komponen sampel

menjadi ion-ion fase gas yang sangat mudah menguap, dan pemecahannya berdasarkan

perbandingan massa vs. muatan (mass-to-charge ratios).

Awal 1940, Mass Spect pertama dirancang untuk penentuan komponen dalam

campuran hidrokarbon kompleks dalam industry minyak., kemudian berkembang untuk

penggunaan berbagai senyawa organic yang dihasilkan oleh industry kimia.

Pertengahan 1950, dirancang untuk penentuan unsure secara kualitatif dan kuantitatif

berdasar mass to charge ratio ion-ion dasar yang dihasilkan oleh electric spark. Hal ini

dimanfaatkan baik oleh industry elektronika maupun nuklir. Keduanya berdasar pada

material yang sensitive untuk trace kontaminan.

Awal 1960, Mass Spect digunakan untuk identifikasi dan analisis struktur molekul

yang kompleks. Basisnya adalah pola fragmen ion masing-masing dengan massa

berbeda, yang terbentuk saat molekul besar terionisasi. Mass Spect lebih mudah

diidentifikasi daripada spectra IR dan NMR, mengingat alat ini menyediakan informasi

massa struktur komponen dan MR molekul.Perkembangan terakhir, Spektrometri Massa 

digunakan secara luas sebagai detector untuk kromatografi gas maupun cair.

Dahulu, berat molekul suatu senyawa ditentukan dengan cara mengukur kerapatan

uap atau penurunan titik beku senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya ditentukan

dengan cara analisis unsur. Selain lama dan merepotkan, teknik ini juga memerlukan

jumlah sampel yang banyak dengan kemurnian yang tinggi. Sekarang berat molekul dan

rumus molekul bisa ditentukan dengan cepat dan jumlah sampel sedikit menggunakan

spektrofotometer massa (MS).


I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian spektrofometer massa?


2. Prinsip kerja dari alat?
3. Instrumentasi/komponen dari peralatan?
4. Teknik analisa kualitatif / kuantitatif?
5. Pengaplikasian ?
6. Gangguan yang ditimbulkan ?
7. Kelebihan dan kekurangan?

I.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui tentang pengertian spektrofotometer massa


2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari alat
3. Dapat mengetahui komponen dari peralatan
4. Dapat mengetahui teknik analisa dari spektrofotometer massa
5. Dapat mengetahui cara pengaplikasian alat
6. Dapat mengetahu gangguan apa yang ditimbulkan dari spektrofotometer massa
7. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari spektrofotomer mass
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETER MASSA


Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa atom atau
molekul, yang ditemukan oleh Francis William Aston pada tahun 1919. Prinsip kerja
alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan Magnet
Spektroskopi massa adalah suatu teknik analisis dengan prinsip dasar membuat suatu
molekul netral menjadi bermuatan sehingga bisa dideteksi. Tujuan utama dari
spektroskopi massa adalah mengetahui berat molekul. Informasi yang diperoleh dari
spektrum MS adalah berat ion, yakni massa molekul isolat ditambah atau dikurangi
sumber ion. Berat ion biasanya disajikan dalam [M+H]+ atau [M+OH]- atau dalam
bentuk radikal [M*]+. Berat molekul sesungguhnya diperkirakan bertambah satu atau
berkurang satu angka yang mendekati. Adakalanya ionisasi melalui penambahan berat
molekul air (Saifudin, 2014).
Dalam spektrofotometer massa reaksi pertama suatu molekul adalah ionisasi
pelepasan sebuah elektron, yang menghasilkan ion molekul. Peak untuk radikal ion ini
biasanya adalah puncak paling kanan dalam spektrum, bobot molekul senyawa ini
dapat ditentukan. Diduga bahwa elektron dalam orbital berenergi tinggi adalah elektron
yang pertama-tama akan lepas. Jika sebuah molekul mempunyai elektron-elektron n
menyendiri, maka salah satunya akan dilepaskan. Jika tidak terdapat elektron n, maka
akan dilepaskan sebuah elektron pi (π). Jika tidak terdapat elektron n maupun elektron
π, maka ion molekul yang akan terbentuk sengan lepasnya sebuah elektron sigma (σ).
Setelah ionisasi awal ion molekul akan mengalami fragmentasi, yaitu proses
pelepasan radikal-radikal bebas atau molekul netral kecil dilepaskan dari ion molekul
itu. Sebuah ion molekul tidak pecah secara acak, melainkan cenderung membentuk
fragmen-fragmen yang paling stabil.
II.2 PRINSIP KERJA ALAT

Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet
Molekul bermuatan atau fragmen molekul dihasilkan dalam suatu ruang sangat hampa,
atau segera sebelum suatu sampel memasuki ruang sangat hampa dengan menggunakan
berbagai metode untuk produksi ion. Ion-ion dihasilkan dalan fase gas sehingga ion
tersebut kemudian dapat dimanipulasi dengan penerapan pada medan magnet atau
medan listrik agar dapat menentukan molekulnya
Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi
tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas
elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh
suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah
sempit. Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akn mengalami pembelokan yang
bergantung kepada:
1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang
digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan
Tahap-tahap yang terjadi dalam alat spektrometer massa :
1. Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan emengambilf satu atau lebih elektron dari atom tersebut
supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya
membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak
pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu
bekerja hanya dengan ion positif.
2. Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.
3. Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang
terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan
semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan
positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang ediambilf pada
tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin
besar.
4. Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara elektrik

II.3 INSTRUMENTASI/KOMPONEN DARI PERALATAN


Dalam spektrofometer Massa terdapat lima komponen utama yaitu sistem
penanganan cuplikan, ruang pengionan dan pemercepat, tabung analisator, pengumpul
ion dan penguat, pencatat. Diagram spektrofometer massa tersebut dapat dilihat dalam
Gambar
1. Sistem penanganan cuplikan
Sistem ini meliputi alat untuk memasukkan cuplikan, mikromanometer untuk
menentukan jumlah cuplikan yang masuk, alat pengukur cuplikan yang masuk
ruang pengionan serta sistem pemompaan. Cairan dimasukkan dengan
menyentuhkan pipet mikro ke piringan gelas. Cuplikan selanjutnya diuapkan
sebelum masuk ke ruang pengionan.
2. Ruang pengionan dan pemercepat
Kamar pengion (serta instrumen keseluruhan) dijaga agar tetap dalam keadaan
vakum (tekanan 6 10 hingga 5 10 Torr), untuk meminimalkan tabrakan dan
reaksi antara radikal, molekul udara, dan lain-lain. Di dalam kamar ini cuplikan
melewati suatu aliran elektron berenergi tinggi, yang menyebabkan ionisasi
beberapa molekul cuplikan menjadi ion-ion molekul. Setelah terbentuk sebuah ion
molekul dapat mengalami fragmentasi dan penataan ulang. Proses ini dapat berjalan
sangat cepat ( 10 6 10 10    detik). Partikel yang berumur lebih panjang dapat
dideteksi oleh pengumpul ion, sedangkan yang berumur lebih pendek mungkin
tidak sempat mencapai pengumpul ion. Dalam beberapa hal, ion molekul terlalu
pendek usianya sehingga tidak dapat dideteksi dan hanya produk-produk
fragmemtasinya yang menunjukkan peak. Segera setelah radikal-radikal ion dan
partikel-partikel lain terbentuk, mereka diumpankan melewati dua elektroda,
lempeng pemercepat ion, yang mempercepat partikel bermuatan positif (partikel
bermuatan negatif dan netral tidak dipercepat dan terus-menerus dibuang oleh
pompa vakum). Dari lempeng pemercepat partikel bermuatan positif menuju ke
tabung analisator.
3. Tabung analisator
Tabung analisator berupa tabung logam yang dihampakan ( 7 8 10 10    Torr),
yang berbentuk lengkung, dan dipasang elektromagnet yang tegak lurus bidang
bagan. Medan magnet yang digunakan harus seragam. Dalam tabung analisator
partikelpartikel yang bermuatan positif ini dibelokkan oleh medan magnet sehingga
lintasannya melengkung. Jari-jari lintasan melengkung bergantung pada kecepatan
partikel, yang pada gilirannya bergantung pada kuat medan magnet, voltase
pemercepat, dan m/e partikel. Pada kuat medan magnet dan voltase yang sama,
partikel dengan m/e tinggi akan memiliki jari-jari yang lebih besar, sedangkan yang
m/e nya rendah akan mempunyai jari-jari lebih kecil. Hal ini dapat dijelaskan
dengan persamaan berikut ini. Tenaga kinetik dari massa ion m bergerak dengan
kecepatan v diberikan berdasarkan persamaan E = ½ m 2 v . Tenaga potensial ion
dengan muatan e ditolak oleh medan elektrostatik yang bertegangan V adalah
sebesar eV. Bila ion ditolak, tenaga potensial eV diubah menjadi tenaga kinetik ½
m 2 v , sehingga : eV = ½ m 2 v atau 2 v = 2 e V / m (persamaan 1) Bila ion-ion
ditembakkan pada medan magnet dari analisator maka mereka bergerak melingkar
oleh pengaruh medan, dan pada kesetimbangan gaya sentrifugal ion (m 2 V /r) sama
dengan gaya sentripetal yang dihasilkan oleh magnet (eBV), dimana r adalah jari-
jari kelengkungan dan B adalah kuat medan, sehingga : 2 mV /r = eBV atau V = e
Br/m (persamaan 2) penggabungan persamaan 1 dan 2 2 eV/m = 2 2 2 e Br / m ,
sehingga m/e = 2 B / 2 r 2V Dengan melihat persamaan m/e = 2 B / 2 r 2V, maka
dapat dimengerti bahwa partikel denga m/e tinggi memiliki jari-jari besar, dan
partikel dengan m/e rendah memiliki jarijari kecil. Jika voltase pemercepat
dikurangi perlahan-lahan secara kontinyu, maka kecepatan smua partikel akan
berkurang, dan jari-jari lintasan semua partikel akan berkurang. Dengan teknik ini
partikel berturut-turut mengenai detektor dimulai dari m/e rendah.
4. Pengumpul ion dan penguat
Pengumpul ion terdiri atas satu lubang atau lebih lubang pengumpul, serta suatu
silinder faraday, berkas ion menumbuk pengumpul dalam arah tegak lurus,
kemudian isyarat diperkuat (amplifikasi) oleh suatu pengganda elektron.
5. Pencatat
Pencatat yang digunakan secara luas memakai lima buah galvanometer terpisah
yang mencatat serentak. Tinggi puncak sebanding dengan jumlah ion dari masing-
masing massa, dan digandakan sesuai dengan faktor kepekaan yang memadai.

II.4 TEKNIK ANALISA KUALITATIF/KUANTITATIF


Secara umum prosedur MS :
1. Sampel  di masukkan dalam instrument MS dan mengalami penguapan.
2. Komponen dari sample diionisasikan, dapat digunakan  berbagai metode, salah
satunya  mengenai nya dangan sinar berelectron, sehingga menghasilkan partikel
bermuatan ( ion).
3. Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh medan
elektromagnetik.
4. Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.
5. Sinyal ion diproses menjadi  spectra massa.
Teknik yang di gunakan dalam MS adalah dengan analisa kualitatif dan kuantitatif dan
juga termasuk identifikasi senyawa dan menentukan struktur senyawa dalam
sampel.. Analisis kualitatif mengidentifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui,
dengan mengkalibrasi terhadap senyawa yang telah diketahui. Anilisis
kuantitatif dapat dipergunakan untuk analisis campuran, baik senyawa organik
ataupun anorganik yang bertekanan uap rendah.

II.5 APLIKASI
Aplikasi pertama dari spektrometri massa adalah untuk ,menganalis asam amino dan
peptide yang di laporkan tahun 1958. Carl-Ove Andersson mengobservasikan Ion-ion
fragmen utama dalam metil ester.
Beberapa teknik modern dari massa-spectrometry di fikirkan oleh Arthur Jeffrey
Dempster dan f.w Aston pada tahun 1918 dan 1919. Tahun 1989 Hains Dehmelt dan
Wilfgang Paul memperoleh nobel dalam bidang fisika untuk teknik perangkat
pengembangan. Hadiah  nobel dalam bidang kimia di peroleh John Bennett Fenn untuk
pengembangan electrospray ionization ( ESI ) dan Koichi Tanaka untuk pengembangan
Sof Laser Desorphion ( SLD ) dan aplikasinya pada ionisasi makromolekul biologi
seperti protein.
Saat ini spektrometer massa dapat digunakan secara mandiri dalam analisa sampel
atau dikombinasikan dengan alat lain, seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HPLC), Kromatografi Gas (GC), Elektroforesis Kapiler (CE) yang berperan untuk
memisahkan campuran sampel yang selanjutnya masing-masing komponen akan
dianalisa dalam spektrometer massa secara satu per satu.
Aplikasi MS :
1. Farmakokinetika
LC-MS sangat umum digunakan dalam studi farmakokinetik tentang obat-obatan
dan dengan demikian merupakan teknik yang paling sering digunakan di bidang
bioanalysis . Studi ini memberikan informasi tentang seberapa cepat obat akan
dibersihkan dari aliran darah hati, dan organ tubuh. MS digunakan untuk hal
tersebut karena sensitivitas tinggi dan spesifisitas yang luar biasa dibandingkan
dengan UV (selama analit dapat sesuai terionisasi), dan waktu analisis yang singkat.
Keuntungan utama yang dimiliki MS adalah penggunaan tandem MS-MS. Detektor
dapat diprogram untuk memilih ion tertentu pada fragmen. Proses ini pada dasarnya
adalah teknik seleksi, namun sebenarnya lebih kompleks. Kuantitas yang diukur
adalah jumlah molekul fragmen dipilih oleh operator. Selama tidak ada gangguan
atau penindasan ion, pemisahan LC bisa sangat cepat. Hal ini biasa saat sekarang
untuk memiliki waktu analisis 1 menit atau kurang oleh-MS deteksi MS,
dibandingkan dengan lebih dari 10 menit dengan deteksi UV.
2. Proteomika
LC-MS juga digunakan dalam studi proteomik mana lagi komponen dari campuran
kompleks harus dapat dideteksi dan diidentifikasi dalam beberapa cara. LC-MS
bottom-up proteomik untuk pendekatan proteomik umumnya melibatkan
pencernaan protease dan denaturasi (biasanya tripsin sebagai sebuah protease, urea
untuk denaturasi struktur tersier dan iodoacetamide untuk topi residu sistein) diikuti
oleh LC-MS dengan massa peptida sidik jari atau LC-MS/MS (tandem MS) untuk
menurunkan urutan peptida individu. LC-MS/MS paling umum digunakan untuk
analisis sampel massa proteomic peptida kompleks mana mungkin tumpang tindih
bahkan dengan spektrometer massa resolusi tinggi. Contoh cairan serum biologis
yang kompleks seperti manusia dapat dijalankan dalam sistem LC-MS/MS modern
dan menghasilkan lebih dari 1000 protein yang diidentifikasi, asalkan sampel
pertama kali dipisahkan pada gel SDS-PAGE atau HPLC-SCX.
3. Perkembangan Obat
LC-MS sering digunakan dalam pengembangan obat pada berbagai tahapan
termasuk Pemetaan Peptida, Pemetaan Penyandi Glikoprotein, Produk
Dereplication Alam, Pemutaran Bioaffinity, Dalam Vivo Drug Screening, Stabilitas
Pemutaran metabolic, Identifikasi metabolit, Identifikasi Pengotor, Identifikasi
Degradant, Kuantitatif Bioanalysis , dan Kualitas Kontrol.

Contoh sederhana penelitian menggunakan Spektroskopi Massa adalah pada sample


garam dapur untuk mengetahui isotop dari kandungan senyawa natrium dan klorida.
Pertama-tama sample garam dapur (natrium klorida) dalam komponen sumber ion, di
uapkan (membentuk gas) dan diionkan (dirubah ke dalam partikel yang bermuatan
listrik) Ion natrium (Na) dan klorida (C1). Atom natrium adalah monoisotop, dengan
massa sekitar 23 amu. Atom klorida dan ion terdiri dari 2 isotop dengan kelimpahan
75 % 35 amu dan 25% 27 amu. Bagian analizer terdiri dari medan magnet dan medan
listrik yang menggunakan sumber ion-ion yang berpindah melalui medan ,kecepatan
partikel bermuatan dapat di tingkatkan atau di turunkan ketika melalui medan listrik
dan arah tersebut dapat diubah oleh medan magnet. Tingkat pembelokan pada ion-ion
yang bergerak bergantung pada rasio massa atau muatan ion-ion tersebut. Ion-ion
yang lebih besar massa atau muatannya lebih sulit dibelokkan oleh sumber magnet
dari pada ion yang massa atau muatannya kecil, sesuai dengan hukum ke 2 Newton f
= m.a. Arus yang melewati analizer  masuk ke detektor, detektor merekam
kelimpahan relatif masing-masing ion. Informasi ini digunakan untuk menghitung
kelimpahan relative masing-masing tipe ion. Sehingga dapat digunakan untuk
menentukan komposisi sampel (natrium dan klorida) dan komposisi isotop
(perbandingan 35 C1 dan 37 C1)
II.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan Spektroskopi Massa
Keuntungan utama yang dimiliki Spektroskopi Massa adalah penggunaan
tandem Spektroskopi Massa-Spektroskopi Massa. Detektor dapat diprogram untuk
memilih ion tertentu pada fragmen. Proses ini pada dasarnya adalah teknik seleksi,
namun sebenarnya lebih kompleks. Kuantitas yang diukur adalah jumlah molekul
fragmen dipilih oleh operator. Selama tidak ada gangguan atau penindasan ion,
pemisahan LC bisa sangat cepat. Dengan menggunakan Spektroskopi Massa waktu
analisis bisa hanya 1 menit atau kurang, dibandingkan dengan lebih dari 10 menit
dengan deteksi UV.
a. Dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatile
b. Dapat menghasilkan spektrum massa
c. Fragmentasi menyediakan informasi struktur
d. Perpustakaan spektrum massa dapat dicari "sidik jari" massa EI spectral
e. Cepat dan mudah
2. Kelemahan Spektroskopi Massa
Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi
ditempatkan dalam suatu lingkungan penelitian dan pengembangan yang
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang berasal dari proses
rutin atau dalam pnegembangan proses intrumentasi ini mahal dan membutuhkan
dukungan personel yang sangat terlatih dan pemeliharaan yang teratur.
a. Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil
b. Molekul Ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banyak senyawa.
c. Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah (<1000 Amu)
d. Informasi strukturalnya terbatas
e. Untuk peptida massa fingerprint: protein harus murni, dan masalah dengan adanya
kontaminasi
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Spektroskopi massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul
gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Kegunaan Spektroskopi Massa yaitu:
mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui berat dan
rumus molekulnya, mengetahui unsur senyawa baik senyawa organic maupun
anorganik, untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks, untuk
penentuan struktur dari komponen permukaan padatan, untuk menentukan
perbandingan isotop atom dalam suatu sampel, dan untuk menentukan struktur molekul
ketika kita mendapatkan molekul tersebut dalam bentuk gas. Prinsip kerja spektroskopi
massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan molekul atau fragmen
molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Hukum yang mendasari prinsip kerja
dari spektroskopi massa adalah hukum kedua Newton. Komponen-komponen dari
spektroskopi massa adalah teknologi sumber ion, teknologi penganalisis massa, dan
detector. Keuntungan utama yang dimiliki Spektroskopi Massa adalah penggunaan
tandem Spektroskopi Massa-Spektroskopi Massa. Spektrometri massa kini tidak
digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi ditempatkan dalam suatu lingkungan
penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam pnegembangan proses intrumentasi
ini mahal dan membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan pemeliharaan
yang teratur. Contoh sederhana penelitian menggunakan Spektroskopi Massa adalah
pada sample garam dapur untuk mengetahui isotop dari kandungan senyawa natrium
dan klorida.

III.2 SARAN
Dalam mengukur segala sesuatu apalagi menggunakan alat ukur harus memiliki
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran sehingga tidak terjadi kesalahan.,dan juga
kita mengukur dengan proedur yang ada jangan sembarang mengukur.

Anda mungkin juga menyukai