Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUALITATIF

“ PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI

KATION GOL I MERKURIUM (Hg22+)”

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD REZA FAHLEVI

NIM : 19TKM376

KELAS :1A

JURUSAN TEKNIK KIMIA MINERAL

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

POLITEKNIK ATI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS KUALITATIF
MODUL III : Analisa Basah ( Pemisahan kation Gol. I)
PERCOBAAN 6. PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOL I

MERKURIUM (Hg22+)
Nama : Muhammad Reza Fahlevi Tgl Mulai : 20 Mei 2020
NIM /TKT : 19TKM376/1A Tgl Selesai : 20 Mei 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pastinya mengkonsumsi makanan dan
minuman sebagai pemenuh kebutuhan fisik kita. Setiap makanan yang kita
makan nantinya akan masuk ke sistem-sistem yang ada dalam tubuh kita
dalam bentuk ion-ion. Ion-ion tersebut berupa kation dan anion. Baik kation
maupun anion, dapat di analisis melalui analisis kimia. Identifikasi kation dan
anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion yang
menyusun suatu larutan serta mengamati apakah terjadi endapan atau tidak.
Penggolongan dan pemisahan kation/anion didasarkan pada kemampuan
kation/anion membentuk suatu endapan, yaitu dengan uji spesifik. Uji spesifik
dilakukan dengan penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang akan
memberikan larutan atau endapan warna yang merupakan karakteristik (khas)
untuk ion-ion tertentu.
Maka dari itu dilakukanlah percobaan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi kation golongan I, yaitu Hg22+

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan praktikum pemisahan dan identifikasi kation
golongan I ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memisahkan kation golongan I dari sampel.

2. Mengidentifikasi kation-kation golongan I yaitu Hg22+


1.3 Prinsip Percobaan
Diteteskan HCl ke 5 ml sampel diaduk sampai seluruh kation golongan I
mengendap, lalu endapan dicuci air dingin dua kali dipisahkan dengan alat
sentrifuge, lalu endapan ditambah 5 ml aquades dan dididihkan selama 3
menit, filtrat dibagi 3 dan diuji. Kemudian, dicuci lagi tapi dengan air panas
dua kali, ditambah amonia 6M, diuji lakmus M-B lalu dihangatkan selama 2
menit, dan dipusingkan dipisahkan endapan dan filtratnya. Filtrat dibagi 3 dan
diuji. Endapan ditambahkan NH4OH hingga berlebihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk
untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya
endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah. Dalam analisa kualitatif
cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas.
Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan.
Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-
golongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan
cara disaring atau diputar dengan centrifuge (Cokrosarjiwanto, 1977).
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan- golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan
cara yang tradisional untuk menyajikan bahan, urutan-urutan ini juga
memudahkan dalam mempelajari rekasi-reaksi. Reagensia yang digunakan
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida (HCl),
hidrogen sulfida (H2SO4), dan amonium karbonat [(NH4)2CO3]. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan asam
klorida (HCl), hidrogen sulfida (H2SO4), dan amonium karbonat [(NH4)2CO3]
(Svehla, 1985).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk 2
kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Harjadi, 1990).
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap
bila ditambahkan dengan asam klorida (HCl), yaitu Ag+ , Pb²+ , dan Hg²+
yang akan mengendap sebagai campuran AgCl, HgCl2 , dan PbCl2. Dalam
larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl2 melarut, karena Ag+ dan Pb2+ membentuk
kompleks dapat larut (Keenan,1984:20).
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan
kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan
fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam
(pH : 0,5-1). Kation - kation dalam golongan I yang terdiri dari Ag +, Hg22+, dan
Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah Hg 2Cl2, AgCl, dan PbCl2.
Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai
berikut (Ibnu, 2005) :
1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan
kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan
AgCl tidak dapat larut dalam air panas.
2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara
kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan
penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah.
Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur
dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan
Identifikasi terhadap ketiga kation golongan I setelah terpisah adalah
sebagai berikut (Nugroho, 2008):
1. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4
(endapan kuning) Pb2+ + CrO4 - PbCrO4 (endapan kuning)
2. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan KI. Sehingga
terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang
diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kompleks
[Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl
[Ag(NH3)2] + KI AgI + 2NH3 + K+ (endapan kuning muda).
Dalam kimia analisa kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
(Svehla, 1985).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
a. Tabung reaksi
b. Tabung Pemusing
c. Gelas piala
d. Pipet Karet
e. Gelas Ukur
f. Pengaduk kaca
g. Sentrifuge Electrik

3.2 Bahan
a. H2SO4 3 M
b. Amonia 6 M
c. NaOH
d. HNO3
e. Sampel
f. HCl 2 N
g. K2CrO7 0,1 M
h. KI 30%
i. Aquades

3.3 Prosedur kerja


1. Ditetesi HCl 2 M sebanyak 5 ml pada sampel sambil diaduk sampai
seluruh kation golongan I mengendap.
2. Dipisahkan endapan dari filtratnya. Endapan dicuci dengan aquades dingin
sebanyak 2 kali dipisahkan dengan alat sentrifuge. Filtratnya dibuang.
3. Dipindahkan endapan dalam tabung kimia lalu ditambah 5 ml aquades.
Dididihkan selama 3 menit dan dipisahkan dengan menggunakan alat
sentrifuge.
4. Filtrat dibagi 3 dan diuji dengan
a. K2CrO4 5%
b. KI, 30%
c. 3H2SO4 2 N
5. Dicuci endapan dengan air panas 5 ml sebanyak 2 kali (larutan hasil
pencucian dibuang). Endapan ditambahkan dengan amonia 6 M dan
dilakukan uji lakmus M-B lalu dihangatkan selama 2 menit. Dan
dipusingkan dipisahkan endapan dan filtratnya.
6. Filtrat dibagi 3 dan diuji dengan
a. KI 30%
b. HCL 2 N
c. HNO3 4 N
7. Uji identifikasi Hg(I) :
a. Endapan putih + NH4OH hingga berlebihan
b. Endapan putih berubah menjadi gelap (abu2 sampai hitam)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No Pengamatan Reaksi
Sampel tak
berwarna dan
1. terbentuk endapan Hg2+ (aq) + HClencer
berwana putih di
dasar tabung
Endapan berwarna
putih dan Pada
pencucuian I: air
pencuci dibuang , ada
endapan berwarna
putih

Pada pencucian II:


2. air pencuci dibuang, HgCl2(s)
endapan putih

Tidak ada endapan


yang lolos selama
pencucian

Filtrat tak
berwarna
Endapan putih dan
sebagian larut
3. dipisahkan HgCl2(s)
Endapan berwarna
putih HgCl2(s)
Endapan putih
berubah warna
4. Hg2Cl2 + 2 NH4OH
menjadi hitam
[Hg(NH2)Cl + Hg]
Endapan + NH4OH
Terbetuk endapan
putih dan berubah
menjadi abu-abu/
5. Hg2Cl2 + 2NH4OH
sampai hitam

Jadi kation Hg I
ada ( +)
4.2 Reaksi

Hg2+ + 2HCl(Encer) → HgCl2 (putih) + 2H+


HgCl2 + 2NH4OH → Hg(OH)2 (putih → abu/hitam) + 2NH4Cl

4.3 Pembahasan
Dalam percobaan pemisahan kation ini, perlakuan dan penambahan HCl

2M sebagai pereaksi (reagen) pada kation Hg2+ berfungsi untuk


mengendapkan kation Hg2+ sebagai campuran HgCl2, PbCl2, dan AgCl.
PbCl2 dipisahkan dari HgCl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan.
Kation PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan HgCl2 dan AgCl tidak dapat
larut dalam air panas.
Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara
kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan
amonia 6 M terhadap HgCl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks
Hg(NH2)Cl berbentuk endapan putih berubah menjadi endapan hitam yang

bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.


Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada

pemisahannya dengan Ag+. Ag+ dipisahkan dari Hg2+ dengan cara


penambahan NH4OH pada endapan tersebut hingga berlebih. Adanya Hg2+
ditandai dengan adanya endapan putih dan berubah menjadi abu-abu/sampai
hitam.

Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg(NH2)Cl + Hg (endapan hitam) + NH4+ + Cl–

Kekeliruan yang sering terjadi pada saat pemisahan dan identifikasi kation
golongan I disebabkan oleh :
• Konsentrasi reagen terlalu pekat, sehingga menimbulkan hasil yang
tidak diinginkan.
• Reagen-reagen yang diberikan sudah lama sehingga hasil reaksi
kurang tepat dan tidak sesuai dengan seharusnya.
• Reagen-reagen yang dibuat tidak sesuai dengan prosedur sehingga
hasilnya tidak tepat.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa identifikasi
kation Hg2+ dengan menggunakan HCl menghasilkan endapan putih HgCl 2 dan
ketika endapan putih HgCl2 ditambahkan NH4OH membentuk endapan putih dan
berubah menjadi abu-abu/sampai hitam.

Makassar, 20 Mei 2020

DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKAN

Fitri Junianti,S.Si.,MT Muhammad Reza Fahlevi


Daftar Pustaka

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Anlitik Kualitatif I. Jakarta: UNY Press.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

Ibnu, Sodiq. 2005. Kimia Analitik I. Malang: UM Press.

Keenan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Nugroho, Rachmad. 2008. Diktat Analisis Kualitatif. Malang : FMIPA UM

Svehlah, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian I Edisi V. Jakarta: PT. Karman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai