“ UJI IDENTIFIKASI
DISUSUN OLEH
NIM : 19TKM376
KELAS :1A
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
(Hg2+)
3.2 Bahan
a. Sampel (kation Hg2+ ; kation Cu2+ ; kation Cd2+)
b. NH4OH 2N f. KCNS
c. NaOH 2N g. K4Fe(CN)6 5%
d. SnCl2 h. KI 30%
e. KCN i. Aquades
b. Kation Cu2+
No Kation Preaksi Pengamatan
1 Cu2+ NH4OH Terbentuk endapan biru
NH4OH Endapan Larut
2 Cu2+ KI Terbentuk endapan putih
3 Cu2+ NaOH Terbentuk endapan biru
4 Cu2+ K4Fe(CN)6 Terbentuk endapan biru tua
5 Cu2+ KCNS Terbentuk endapan putih
6 Cu2+ KCN Terbentuk endapan kuning
c. Kation Cd2+
No Kation Preaksi Pengamatan
1 Cd2+ NH4OH Terbentuk endapan putih
NH4OH Endapan Larut
2 Cd2+ NaOH Terbentuk endapan putih
NaOH Endapan Larut
3 Cd2+ KCN Terbentuk endapan putih
4.2 Reaksi
a. Kation Hg2+
b. Kation Cu2+
c. Kation Cd2+
a. Hg2+
Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan
mempunyai rapatan 13,534 g.ml-1pada 250C. Ia tak dipengaruhi asam klorida
atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat. Asam
nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkurium yang
berlebihan menghasilkan ion merkurium (I), dengan asam nitrat pekat panas
yang berlebihan, terbentuk ion merkurium (II).
Reaksi larutan Hg(NO3)2 dengan larutan KI (encer) satu tetes akan
menghasilkan endapan Jingga. Karena hal ini tidak sesuai dengan literatur
dimana jika larutan Hg(NO3)2direaksikan dengan KI (encer) akan membentuk
endapan merah bata (HgI2↓ ). (Vogel ; 225)
Hg2+ + 2I– → HgI2↓
Kemudian endapan HgI2↓ ditambahkan dengan larutan KI (encer) belebih
maka endapan merah bata akan melarut dan larutan berwarna kuning. Karena
ion Hg2+ bereaksi dengan ion iodida menghasilkan endapan merah dari
HgI2, yang larut dengan mudah dengan kelebihan reagen membentuk ion
kompleks HgI42- yang berwarna kuning.
HgI2↓+ 2I– → [ HgI4]2-
Reaksi larutan Hg(NO3)2 dengan larutan KI (pekat) satu tetes kemudian
berlebih tidak terbentuk endapan dan larutan berwarna kuning. Hal ini
menandakan bahwa konsentrasi dari perekasi (reagen) mempengaruhi
terjadinya perbedaan hasil reaksi.
Reaksi larutan Hg(NO3)2 dengan larutan NH3 (encer) satu tetes kemudian
berlebih akan menghasilkan endapan putih. Hasil yang sama terjadi pada
larutan NH3 (encer) berlebih. Karena terbentuk endapan putih yang sangat
cepat larut dengan garam basa amido seperti HgNH2Cl, akan tetapi tidak
larut dengan kelebihan reagensia. Garam ini larut dalam asam.
2Hg2+ +4 NH3+ NO3– + H2O→HgO.Hg(NH)2NO3↓ + 3NH4+
Garam ini, seperti kebanyakan senyawa-senyawa merkurium, bersublimasi
pada tekanan atmosfer. (Vogel ; 224)
Reaksi larutan Hg(NO3)2 dengan larutan NaOH satu tetes akan menghasilkan
endapan coklat dan larutan kuning. Karena reagensia ini memperoleh
endapan kuning dari HgO, yang tidak larut dengan kelebihan basa,
tetapi dengan kelebihan asam larut. (Slowinski, JE; 1990: 25).
Hg2+ 2OH– → HgO↓ + H2O
Reaksi larutan Hg(NO3)2 dengan larutan NaOH berlebih akan
menghasilkan endapan merah kecokelatan. Hal ini menandakan bahwa
konsentrasi dari perekasi (reagen) mempengaruhi terjadinya perbedaan hasil
reaksi. (Vogel ; 235)
b. Cu2+
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat.
Ia melebur pada 1038oC. Karena poensial elektrode standarnya positif (+0,34
V untuk pasangan Cu/Cu2+). Ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat
(8M), asam sulfat dan air raja dengan mudah melarutkan tembaga. (Vogel ;
229)
Reaksi larutan CuSO4 dengan larutan KI (encer) satu tetes kemudian
berlebih akan menghasilkan endapan putih dan larutan cokelat tua. Hasil yang
sama terjadi pada larutan KI (pekat) satu tetes kemudian berlebih karena
terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).
2 Cu2+ + 5I– → 2CuI↓ + I3-
Reaksi larutan CuSO4 dengan larutan NH3 (encer) satu tetes akan
menghasilkan endapan biru. Karena volume larutan NH3 (encer) yang
ditambahkan sangat sedikit (satu tetes) sehingga endapannya berwarna biru.
2Cu2+ +SO42- + 2NH3 + 2H2O→ Cu(OH)2CuSO4↓ + 2NH4+
Reaksi larutan CuSO4 dengan larutan NaOH satu tetes kemudian berlebih
akan menghasilkan larutan biru. Karena ion Cu2+ bereaksi dengan ion
hidroksida menghasilkan endapan biru dari Cu(OH)2 dan bila dilarutkan
dengan NaOH yang pekat dapat membentuk larutan kompleks dari
Cu(OH)42-.
Cu2+ + 2OH– → Cu(OH)2↓
c. Cd2+
Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa dan liat. Ia
melebur pada 321oC. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan
melepaskan hidrogen (disebabkan potensial elektronnya negatif). Kadmium
membentuk ion bivalen yang tak berwarna. Kadmium klorida, nitrat, dan
sulfat larut dalam air, sulfidanya tak larut dan berwarna kuning khas.
Reaksi larutan CdSO4 dengan larutan KI (encer) satu tetes kemudian
berlebih maka tidak terbentuk endapan. Karena CdSO4 tidak bereaksi dengan
KI (encer). Sehingga tidak terbentuk endapan.
Reaksi larutan CdSO4 dengan larutan NH3 (encer) satu tetes kemudian
berlebih akan menghasilkan endapan putih. Karena ion Cd2+ bereaksi dengan
ion hidroksida menghasilkan endapan putih dari Cd(OH)2.
Cd2+ + 2NH3 + 2H2O ↔ Cd(OH)2↓ + 2NH4+
Reaksi larutan CdSO4 dengan larutan NH3 (pekat) satu tetes akan
menghasilkan endapan putih. Karena ion Cd2+ bereaksi dengan ion hidroksida
menghasilkan endapan putih dari Cd(OH)2. Sementara itu, reaksi larutan
CdSO4 dengan larutan NH3 (pekat) berlebih akan menghasilkan larutan bening.
Karena endapan melarut dalam asam, dimana kesetimbangan bergeser ke kiri.
Reagensia yang berlebihan melarutkan endapan, dan terbentuk
tetraaminakadmium (II) kompleks ini tak berwarna (bening). (Vogel; 235).
Cd(OH)2↓ + 4NH3 → [Cd(NH3)4]2+ + 2OH–
Reaksi larutan CdSO4 dengan larutan NaOH satu tetes kemudian berlebih
akan menghasilkan endapan putih melayang-layang dan menyebar dilarutan.
Endapan putih diperoleh dari Cd(OH)2. Karena endapan tak larut dalam
reagensia berlebihan, warna dan komposisinya tetap tak berubah bila
dididihkan. Asam encer melarutkan endapan dengan menggeser
kesetimbangan ke kiri.
Cd2+ 2OH– → Cd(OH)2↓
BAB V
KESIMPULAN
Slowinski, JE; 1990, Qualitatif Analysis and the Properties of ions in Aqueous
Solution, Eds II, America: Saunder College Publishing.