Anda di halaman 1dari 19

BAB I

REAKSI PENGENALAN ANION

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi anion zat anorganik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perubhan-perubahan yang terjadi
dalam setiap reaksi identifikasi anion.
3. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang
terjadi.

B. Dasar Teori
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti
metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Skema
klasifikasi yang berikut ternyata berjalan dengan baik dalam praktek. Skema
ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses
yang melibatkan indetifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang
tergantung pada rekasi-reaksi dalam larutan
Kelas A
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat
encer : Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, hosulfat,
sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida,
heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (bahaya), perklorat,
permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat
(III), tiosianat, format,asetat, oksalt, tartrat, dan sitrat.
Kelas B

(i) Reaksi pengendapan


Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat,
dan suksinat.
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan,
Manganat, permanganat, kromat dan dikromat.

Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu,


dikelompokkan bersama : ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat,
salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukkan disini bahwa asetat, format,
salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain
lagi; semuanya memberi pewarnaan atas endapan yang kas setelah
ditambahkan larutan besi (III) klorida kepada suatu larutan yang praktis
netral.

Pada percobaan ini zat yang digunakan untuk reaksi pengenalan anion
adalah karbonat, sulfat, tiosulfat, nitrat, nitrit, clorida, dan bromida.

Kelarutan semua karbonat normal, dengan pengecualian karbonat dari


logam-logam alkali serta ammonium tidak dapat larut dalam air. Hidrogen
karbonat atau bikarbonat dari kalsium, strontium, barium, magnesium, dan
mungkin dari besi ada dalam larutan air; mereka terbentuk karena aksi oleh
asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat normal, dalam larutan air atau
suspensi dan akan terurai pada pendidihan larutan.

Kelarutan sulfat dari barium, strontium, dan timbel praktis tidak larut
dalam air, kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya larut. Beberapa sulfat
basa juga tdak larut dalam air, tetapi larut dalam asam klorida encer.

Kebanyakan tiosulfat larut dalam air, tetapi tiosulfat dari timbel, perak,
dan barium larut sedikit. Sedangkan kelarutan perak nitrit sangat sedikit
dalam air, tapi semua nitrit lainnya larut dalam air. Kebanyakan klorida larut
dalam air kecuali Hg2Cl2, AgCl, PbCl2 (yang ini tidak larut dalam air dingin,
tetapi mudah larut dalam air mendidih). Semua nitrat larut dalam air, nitrat
dari merkurium dan bismuth menghasilkan garam basa setelah diolah dengan
air, garam-garam ini larut dalam asam nitrat encer.

C. Alat dan Bahan


1. Alat

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)
(f) (g)

(h) (i)

Gambar I.1 Alat-Alat Praktikum Pengenalan Anion

Keterangan:

a. Pipet tetes
b. Tabung reaksi
c. Rak tabung reaksi
d. Spatula
e. Sikat tabung reaksi
f. Penjepit tabung reaksi
g. Beker glass (250 ml)
h. Bunsen
i. Batang pengaduk
j. Kertas saring

2. Bahan

a. Lar. Na2CO3 i. NH3


b. Lar. Na2SO4 j.Ba(OH)2
c. Lar. Na2S2O3 k. Lar. BaCl2
d. Lar. NaNO2- l.Lar. CH3COONH4
e. Lar. NaBr m. Lar. I2
f. Lar. CH3COOH n. Lar. K2Cr2O4
g. Lar. HCl o. Lar. KI
h. Amilum p. Lar. AgNO3
q. HNO3 r.Lar. Pb (II) asetat

D. Skema Kerja
1. Karbonat (CO32-)
a.
Larutan Na2CO3 Larutan HCl

Terbentuk gas
Batang pengaduk
yang dibasahi larutan
BaOH Gas

Endapan

Gambar I.2 Skema Uji Anion Karbonat

b.
Larutan Na2CO3 Larutan AgNO3

Endapan

Endapan dibagi 2

Larutan HNO3 Endapan Endapan NH3

Endapan Endapan

Gambar I.3 Skema Uji Anion Karbonat


2. Sulfat (SO42-)
a.
Larutan Na2SO4 Larutan BaCl2

Larutan HNO3
Endapan
encer

Endapan

Gambar I.4 Skema Uji Anion Sulfat


b.
Larutan Na2SO4 Larutan Pb(II) asetat

Larutan
Endapan
CH3COONH4

Endapan

Gambar I.5 Skema Uji Anion Sulfat

3. Tiosulfat (S2O32-)
a.
Larutan Na2S2O3 Larutan I2

Larutan

Gambar I.6 Skema Uji Anion Tiosulfat


b.
Larutan Na2S2O3 Larutan HCl

Dipanaskan
dikenai kertas saring
yang dibasahi larutan Gas
K2Cr2O7

Perubahan warna
pada kertas saring

Gambar I.7 Skema Uji Anion Tiosulfat

4. Nitrit (NO2-)

Larutan CH3COOH
Larutan NaNO2
asam.
Larutan
Ditambahkan KI

Larutan
Ditambahkan amilum
Gambar I.8 Skema Uji Anion Nitrit

5. Klorida (Cl-)

Larutan AgNO3
Larutan NaCl

Endapan Larutan NH3

Larutan HNO3 Endapan

Endapan

Gambar I.9 Skema Uji Anion Klorida


6. Bromida (Br-)

Larutan NaBr Larutan AgNO3pekat

Endapan Larutan NH3 pekat

Endapan
Gambar I.10 Skema Uji Anion Bromida
E. Data Pengamatan

Tabel I.1 Data Pengamatan Pengenalan Anion

Cara Kerja Reaksi Pengamatan


Karbonat (CO32-)
1. Larutan Na2CO3 + CO32- + 2H+ → CO2 ↑ Terbentuk gas
larutan HCl + H2O

Gas yang terjadi CO2 ↑+ Ba2+ + 2OH- Endapan putih di


dikenai batang → BaCO3↓ +H2O batang pengaduk
pengaduk yang
dibasahi larutan
BOH.

2. Larutan Na2CO3 + CO32- + 2Ag+ → Endapan putih


larutan AgNO3 Ag2CO3 ↓
Endapan yang terjadi
dibagi dua:
a. Endapan + Ag2CO3↓ + 2H+ → Endapan melarut,
larutan asam 2Ag+ + CO2↑ + H2O larutan bening
nitrat

b. Endapan + Ag2CO3 ↓+ 4NH3 → Endapan melarut


ammonia. 2[Ag(NH3)2]+ + CO32- (waktu yang
dibutuhkan sedikit
lama)

Sulfat (SO42-)
1. Larutan Na2SO4 + SO42- + Ba2+ → Endapan putih susu
larutan BaCl2 BaSO4 ↓
Endapan + larutan Endapan melarut,
asam nitrat encer. larutan bening

2. Larutan Na2SO4 + SO42- + Pb2+ → Endapan putih susu


larutan Pb(II) asetat PbSO4↓

Endapan + larutan Endapan masih,


amonium asetat. larutan berubah keruh

Tiosulfat (S2O32-)
1. Larutan Na2S2O3 + I2 + 2 S2O32- → 2I- + Larutan menjadi
larutan I2. S4O62- bening

2. Larutan Na2S2O3 + S2O32- +2H+→ S↓ + Terbentuk endapan


larutan HCl SO2 ↑+ H2O
Larutan dipanaskan, Kertas saring berubah
gas yang dihasilkan warna menjadi hijau
dikenai kertas saring toska
yang dibasahi larutan
kalium bikromat.

Nitrit (NO2-)
Larutan NaNO2 + larutan 2NO2- + 2I- + Larutan jernih
CH3COOH sampai 2CH3COOH → I2 +
larutan bersifat asam. 2NO ↑ + 2CH3COO-
+ 2H2O
Ditambahkan KI, lalu Larutan berubah
amilum. kuning, lalu berubah
hitam dan terdapat
endapan hitam.
Klorida (Cl-)
Larutan NaCl + larutan Cl- + Ag+ → AgCl↓ Endapan putih
AgNO3

Endapan + NH3, lalu AgCl + 2 NH3 → Tidak ada perubahan


ditambahkan HNO3. [Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- +
2H+ → AgCl ↓ +
2NH4+

Bromida (Br-)
Larutan NaBr + larutan Br- + Ag+ → AgBr ↓ Endapan putih
AgNO3

Endapan + NH3 pekat. AgBr ↓ + 2NH3 → Endapan melarut


[Ag(NH3)2]+ + Br-

F. Pembahasan
1. Karbonat (CO32-)
Larutan natrium karbonat yang direaksikan dengan HCl, membentuk
gas CO2 yang diakibatkan dari pengurangan yang terjadi dari imbas reaksi
kedua larutan tersebut. Sebagaimana persamaan reaksi tersebut :
CO32- + 2H+ CO2 ↑ + H2O
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 317)
Gas yang terbentuk dari reaksi sebelumnya, dikenai dengan batang
pengaduk kaca yang telah di basahi dengan BaOH. Setelah beberapa detik
mulai terlihat pada batang pengaduk ada endapan yang terbentuk berwarna
putih. Hal ini membuktikan apabila suatu gas yang dikenai dengan larutan
tertentu dapat menghasilkan suatu endapan meskipun dalam intensitas
kecil. Endapan yang terbentuk akibat reaksi asam karbonat berlebih
(dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com).
Sebagaimana reaksi (persamaannya) :
CO2 ↑ + Ba2+ + 2OH- BaCO3 ↓ +H2O
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 317)
Selanjutnya, direaksikan antara larutan natrium karbonat dengan
larutan AgNO3 yang juga menghasilkan endapan putih perak karbonat.
Endapan ini terbentuk akibat terbentuknya senyawa baru. Endapan ini
kemudian direaksikan dengan larutan HNO3, ternyata endapan tersebut
melarut dan larutan tersebut berubah menjadi bening (1).
Kemudian endapan juga direaksikan dengan larutan amonium asetat
(2)
. Endapan yang ada sedikit melarut namun lama – lama endapan pun
menghilang.
Dari endapan yang di reaksikan dengan HNO 3 atau amonium asetat,
endapannya melarut, hal ini menunjukan bahwa lautan tersebut tidak jenuh
sehingga dapat melarutkan endapan.
Persamaan reaksi :
Ag2CO3 + 2H+ 2Ag+ + CO2 ↑ + H2O (1)
Ag2CO3 + 4NH3 2[Ag (NH3)2] + + CO32- (2)
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 318)
2. Sulfat (SO42-)
Larutan natrium sulfat direaksikan dengan larutan BaCl 2, dari reaksi
ini terbentuklah endapan putih BaSO4. Endapan putih yang terbentuk ini
disebabkan larutan yang menjadi jenuh dengan zat yang bersangkutan
(wanibesok.files.wordpress.com/2011/06/analisiskimiakationdananion,
halaman 13). Sebagaimana persamaan reaksinya :
Ba2+ + SO42- BaSO4 ↓
Kemudian, larutan yang terbentuk dari reaksi tersebut dibuang sedikit
karena kita hanya akan menggunkan endapannya untuk direaksikan
kembali dengan HNO3. Setelah direaksikan, ternyata endapan yang
terbentuk sebelumnya tidak larut dalam asam HNO3 melainkan dari reaksi
tersebut hanya mengubah warna larutan menjadi berwarna putih susu atau
keruh.
Hal ini selaras dengan pernyataan apabila BaSO 4 itu tidak akan larut
dalam HCl encer. HNO3 encer melainkan larut dalam HCl pekat panas
(Modul Analisis Kation Anion, halaman 32). Selian itu, sama dengan
persamaan reaksinya :
BaSO4 ↓ +HNO3
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 369)
Selanjutnya larutan natriun sulfat direaksikan dengan larutan timbel
(II) asetat, dan terbentuklah endapan putih PbSO4. Endapan putih tersebut
menunjukan adanya anion sulfat. Sebagaimana persamaan reaksi :
SO42- + Pb2+ PbSO4 ↓
Endapan PbSO4 kemudian ditambah dengan larutan ammonium asetat
dan hasilnya endapan tadi masih tetap ada atau tidak berkurang. Hal
tersebut menunjukan bahwa larutan tersebut jenuh sehingga sukar
melarutkan endapan.
Sebagaimana persamaan reaksi :
PbSO4 ↓ + NH4CH3COO
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 370)
3. Tiosulfat (S2O32-)
Lautan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan iodium, namun
yang terjadi ialah tidak ada endapan yang terbentuk melainkan hanya
larutan yang tidak berwarna. Hal ini terjadi karena penghilangan warna iod
karena terbentuk larutan tetrainoat yang tak berwarna (Modul Analisis
Anion Kation, halaman 32).
Sesuai pula dengan persamaan reaksi :
4S2O22- + I2 2I- + S4O62-
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 325)
Kemudian, larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan HCl,
dari reaksi keduanya terbentuklah gas yang mengubah warna dari kertas
saring yang sebelumnya telah di taruh di atas bagian tabung reaksi, dan
ternyata kertas saring berubah warna dengan warna hijau toska.
Sebagaimana persamaan reaksi :
S2O32- + 2H+ S↓ + SO2 ↑ + H2O
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 325)
Perubahan warna pada kertas saring tersebut disebabkan oleh reaksi
yang terjadi anatara gas yang ditimbulkan dengan kertas saring yang
tadinya telah dicelupkan di larutan K2Cr2O7.

4. Nitrit (NO2-)
Larutan natrium nitrit direaksikan dengan larutan asam asetat, reaksi
keduanya tidak membentuk endapan melainkan hanya terbentuk larutan
yang berwarna bening (tidak berwarna). Kemudian, larutan tersebut
ditambahkan kembali dengan larutan kalium iodida, dari reaksi itu
terbentuklah warna larutan yang kuning.
Setelah itu pada larutan tersebut ditambahkan lagi larutan amilum
yang menyebabkan larutan yang tadinya berwarna kuning menjadi
berwarna hitam.
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 330)
Perubahan warna pada tiap-tiap penambahan larutan diakibatkan oleh
senyawa semula berubah menjadi senyawa yang baru.
Sebagaimana persamaan reaksi :
NO2- + 2I- + 2CH3COOH I2 + 2NO↑ + 2CH3COO +2H2O

5. Klorida (Cl-)
Larutan natrium klorida direaksikan dengan larutan AgNO3,
terbentuklah endapan putih perak klorida. Endapan yang terbentuk
disebabkan larutan menjadi jenuh akibat zat terlarut
(kimiaasyik.blogspot.com).
Sebagaimana persamaan reaksi :
Ag+ + Cl- AgCl ↓
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 346)
Kemudian, endapan yang terbentuk direaksikan kembali dengan
larutan ammonia. Setelah diraksikan, endapan semula mulai berkurang.
Hal ini diakibatkan titik jenuh larutan cukup besar sehingga endapan yang
ada sedikit berkurang.
Sebagaiman persamaan reaksi :
AgCl ↓ + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Cl-
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 346)
Lalu, endapan ditambah lagi dengan larutan HNO3. Ternyata, endapan
masih ada tetapi berkurang dari endapan semula. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat kejenuhan larutan masih cukup besar sehingga larutan
hanya melarutkan sedikit endapan.
Sebagaimana persamaan reaksi :
[Ag(NH3)2] + + Cl- + 2H+ AgCl ↓+ 2NH4+
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 346)

6. Bromida (Br-)
Larutan natrium bromida direaksikan dengan larutan AgNO3,
terbentuk endapan(1) dari reaksi keduanya. Kemudian endapan yang
terbentuk ditambah dengan larutan NH3, dan hasilnya endapan yang tadi
direaksikan sedikit berkurang. Hal ini juga menunjukan tingkat kejenuhan
larutan cukup besar sehingga sukar melarutkan endapan.
Sebagaimana persamaan reaksi :
Ag+ + Br- AgBr ↓ (1)
AgBr ↓ + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Br-
(Vogel 1990, Bagian II, halaman 348)

G. Kesimpulan dan Saran


 SIMPULAN
Berdasar hasil praktikum mengenai pengenalan ion dapat disimpulkan
bahwa :
Karbonat termasuk kelas A dan subkelas (i) dan terbentuk pula gas-gas
ketika karbonat direaksikan dengan asam klorida. Selain karbonat, yang
termasuk dalam kelas A ada pula nitrit dan tiosulfat. Tiosulfat digolongkan
kelas A karena terbentuk gas-gas saat direaksikan dengan asam klorida.
Sedangkan, nitrit termasuk dalam kelas A karena terbentuk larutan yang
bersifat asam.
Lalu, selain adanya kelas A, ada pula kelas B dan subkelas (i), yang
termasuk dalam kelas B dan subkelas (i) yaitu sulfat karena terbentuk
endapan saat direaksikan, selain sulfat ada juga klorida dan bromide yang
pada mulanya masuk dalam kelas A dan subkelas (ii) tetapi dalm
praktikum klorida dan bromida masuk dalam kelas B dan subkelas (i)
karena membentuk endapan ketika direaksikan.

 SARAN
1. Lakukan setiap percobaan dengan hati-hati agar larutan tidak tumpah
dan mudah diamati.
2. Bersihkan setiap alat yang digunakan sebelum dan sesudah percobaan
agar tidak terbentuk kotoran yang mengganggu percobaan.
3. Memahami dan mendalami materi sebelum praktikum untuk
memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi.

H. Daftar Pustaka
Shvehla. G. 1990. Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan
semimikro bagian II. Jakarta: PT. Kalman Media
Anonim. From
Wanibesok.files.wordpree.com/2011/06/analisiskimiakationdanani
on halaman 13. 20-03-2015, 16:00
Anonim. From Dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com. 21-03-2015, 20:00
Modul analisis anion kation. Halaman 32
Anonim. From Kimiaasikasyik.blogspot.com. 21-03-2015, 20:30
Day Jr, R. A dan Underwood, A L.1989. Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta : Erlangga

I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai