Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

VITAMIN

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan vitamin A, D, E, dan C dengan
reaksi warna
2. Mahasiswa dapat menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi
vitamin dalam makanan

B. DASAR TEORI
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organic berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh (Bono,
2010). Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh
peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal
vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan
bagi tubuh. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin memiliki sifat tidak
tahan panas, shingga jika terkena panas, vitamin akan rusak.
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok
besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan
vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak
(Godam, 2006). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya
dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang
tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti
buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan.
1. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin
yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik,
terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun
pigmen mata di retina. Vitamin A banyak ditemukan pada susu, ikan,
sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-
buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning). Defisiensi vitamin
A dapat menyebabkan rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan,
dan penurunan daya tahan tubuh. Kelebihan vitamin A di dalam tubuh
dapat menyebabkan keracunan.
2. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa
pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan
kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya (Naidu K.A. 2003).
Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal
berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Defisiensi
vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada
persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat
menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel
darah merah.
3. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta
produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak
dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang (Lappe JM,
Gustafson DT, Davies KM, Recker RR, Heaney RP. 2007). Sel kulit akan
segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar
ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami
pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk
huruf O dan X (Sharrard, 1976).
4. Vitamin E
Vitamin E bertungsi sebagai pemelihara keseimbangan intraselluler dan
sebagai antioksidan (Alava et al., 1993). Sebagai antioksidan, vitamin
E dapat melindungi lemak supaya tidak teroksidasi, misalnya lemak
atau asam lemak yang terdapat pada membran sel, sehingga proses
embryogenesis berjalan dengan normal dan hasil reproduksi dapat
ditingkatkan. kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria
maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang
berkepanjangan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

a b c d

e f g h

i j k l

m n

Gambar IV. 1 Alat Uji Vitamin

Keterangan
a. Tabung reaksi h. Bekker glass
b. Lumpang dan alu porselin i. Kaki tiga
c. Spatula j. Pemanas spirtus
d. Timbangan k. Kawat kasa
e. Pipet tetes l. Corong kaca
f. Pipet ukur m. Kertas saring
g. Ball filler n. Penjepit

2. Bahan
a. Minyak ikan (4 butir)
b. Kapsul Nature-E
c. Vitamin C
d. Reagen carr price
e. Larutan fehling A
f. Larutan fehling B
g. H2O2
h. HNO3
i. Aquades
j. Sampel vitamin A
k. Alkohol 95%
D. SKEMA KERJA
1. Uji Vitamin A

Vitamin A Minyak Ikan


digerus

Larutan Campuran Reagen Carr-Price

Hasil Pengamatan

Gambar IV. 2 Skema Kerja Uji Vitamin A

2. Uji Vitamin D

Minyak Ikan Larutan H2O2

dipanaskan

Larutan Campuran Reagen Carr-Price

didinginkan

Hasil Pengamatan

Gambar IV. 3 Skema Kerja Uji Vitamin D


3. Uji Vitamin E

Vitamin E Alkohol 95%

Larutan Campuran Asam Nitrat


dikocok-kocok

Hasil Pengamatan

Gambar IV. 4 Skema Kerja Uji Vitamin E

4. Uji Vitamin C

Vitamin C Aquades
digerus

Larutan Campuran Reagen Fehling

dipanaskan dalam
penangas air

Hasil Pengamatan

Gambar IV. 5 Skema Kerja Uji Vitamin C


E. DATA PENGAMATAN
Tabel IV. 1 Data Pengamatan Uji Vitamin

No Perlakuan Pengamatan
1 Uji vitamin A (Tablet vit A)
- Vit A + minyak ikan Larutan bewarna kuning muda.
- Sampel vit A + carr-price Warna larutan biru kehitaman daan
terbentuk endapan hitam.
2 Uji vitamin D (minyak ikan )
- Minyak ikan + 5 tetes H2O2 Warna kuning bening dan terdapat
lalu dipanaskan gelembung udara, lalu gelembung
udara menghilang.
- Setelah dingin sampel + Warna larutan biru tua dan endapan
carr-price bewarna putih.
3 Uji vitamin E (nature E)
- Nature E + 0.5 ml alkohol Larutan bewarna kuning bening dan
95% lalu dikocok tidak ada endapan.
- Sampel + HNO3 Warna larutan kuning dan terdapat
endapan busa bewarna orange.
4 Uji vitamin C (Tablet vitamin
C)
- Tablet vitamin C digerus Serbuk vitamin C.
- Serbuk vitamin C + Larutan bewarna kuning homogen.
aquades
- Larutan vitamin C + Warna larutan menjadi biru tua dan
fehling lalu dikocok terbentuk endapan merah.
- Larutan dipanaskan di Warna larutan menjadi kuning
penangas air bening danterdapat endapan merah.
F. PEMBAHASAN
1. Uji Vitamin A
Pada uji vitamin A, digunakan bubuk vitamin A yang telah
dihaluskan dan minyak ikan dengan reagen carr price yang telah dibuat
dengan melarutkan CHCl3 dan SbCl3. Fungsi penambahan CHCl3 ini
adalah untuk melarutkan vitamin A, karena vitamin hanya larut dalam
pelarut non polar. Ketika vitamin A telah larut dalam kloroform, vitamin
A akan pecah menjadi retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid
serta penambahan SbCl3 ini adalah agar sampel yang diidentifikasi
menghasilkan warna merah coklat. Sampel positif mengandung vitamin A
apabila sampel ditambahkan dengan reagen carr price akan menghasilkan
warna biru-coklat.
Pada percobaan ini, sampel vitamin A yang digunakan digerus di
tempat yang gelap, karena apabila vitamin A terkena cahaya maka sampel
vitamin A yang digunakan akan rusak.

Hasil uji coba pada penambahan bubuk vitamin A dengan minyak


ikan memberikan warna kuning bening, kemudian ditambahkan reagen
carr price menghasilkan warna biru kehitaman. Hal ini sesuai teori bahwa
larutan carr price akan memberikan warna biru apabila zat tersebut positif
mengandung vitamin A.

2. Uji Vitamin D

Pada uji vitamin D, digunakan minyak ikan dengan menambahkan


H2O2 kemudian dipanaskan. Tujuan dari penambahan dan pemanasan
larutan ini adalah untuk merusak vitamin A yang terdapat didalam minyak
ikan, sehingga vitamin D yang akan diuji dapat diidentifikasi secara jelas.
Hal ini disebabkan karena vitamin A tidak tahan terhadap panas,
sedangkan pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin
D. Gelembung pada sampel yang diuji dapat hilang ketika proses
pemanasan disebabkan oleh larutan hidrogen peroksida yang bertindak
sebagai reduktor yang mengoksidasi sampel. Ketika sampel teroksidasi
oleh hidrogen peroksida, gelembung akan hilang secara perlahan.
Kemudian apabila ditambahkan reagen carr price dan menghasilkan warna
jingga-kuning berarti sampel positif mengandung vitamin D.
Hasil uji coba pada minyak ikan ditambahkan larutan hidrogen
peroksida yang telah dipanaskan adalah larutan berwarna bening. Setelah
didinginkan ditambahkan reagen carr price menghasilkan warna biru tua.
Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa apabila sampel positif
mengandung vitamin D jika ditambahkan dengan reagen carr price akan
menghasilkan warna kuning. Hal ini terjadi karena pada proses pemanasan
yang terlalu lama sehingga sampel terpapar cahaya dan udara sehingga
lingkungan menjadi alkalis dan menyebabkan vitamin D terdestruksi.

3. Vitamin E
Pada uji vitamin E, sampel vitamin E ditambahkan alkohol 95%
bertujuan untuk memisahkan vitamin E dari sampel dan berfungsi untuk
membentuk senyawa α-kuinon yang dapat direduksi menghasilkan kuinol.
Menurut (Sumardjo, halaman :361. 2009) Tokoferol adalah sebutan lain
dari vitamin E, tokoferol berupa cairan seperti minyak berwarna kuning
pucat sampai kuning. Jadi, sampel yang diujikan positif mengandung
vitamin E yang ditandai dengan perubahan warna pada larutan menjadi
kuning keruh.
4. Vitamin C
Pada uji vitamin C, digunakan bubuk vitamin C yang telah
dihaluskan dengan melarutkannya kedalam aquades karena vitamin C
dapat larut dalam air, kemudian sampel ditambahkan campuran fehling
yaitu fehling A dan fehling B. Tujuan penambahan pereaksi fehling agar
vitamin A tidak larut dalam air (hilang) dan untuk menguji kandungan
glukosa, karena sampel yang diuji tidak mengandung glukosa, warna
larutan hijau pekat. Menurut (Winarno, 2000) vitamin C mudah
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas. Itulah tujuan
sampel dipanaskan dan hasil setelah pemanasan terdapat endapan orange
yang menandakan sampel tersebut positif mengandung vitamin C.
G. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
a. Vitamin A dapat diidentifikasikan dengan perubahan warna
yang terjadi akibat pelarutan vitamin A dengan minyak ikan
yang ditambahkan reagen Carr-Price.
b. Vitamin D dapat diidentifikasi dengan perubahan warna dan
terbentuknya endapan yang terjadi akibat pelarutan larutan
H2O2.
c. Vitamin E dapat diidentifikasikan dengan perubahan warna
(terbentuk 2 lapisan larutan) yang terjadi akibat pelarutan
vitamin E dengan alkohol 95% dan proses pengocokan yang
disertai penambahan asam nitrat.
d. Vitamin C dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan warna
dan terbentuknya endapan yang terjadi akibat pelarutan larutan
vitamin C dengan reagen Fehling.
e. Minyak ikan positif mengandung vitamin A dan vitamin D.
2. Saran
a. Upayakan pengambilan hasil gerusan tablet vitamin pada
lumpang porselin secara maksimal.
b. Melarutkan vitamin A dengan minyak ikan dilakukan dengan
cepat, karena sifatnya yang mudah rusak.
c. Berhati-hati dalam penggunaan maupun dalam membersihkan
alat-alat yang merupakan sisa pakai reagen carr-price, sebab
carr-price akan mengeras/mengendap jika bereaksi dengan air.
d. Meneteskan larutan H2O2 ke dalam larutan yang berada di
tabung reaksi secara hati-hati, karena sifatnya yang keras.
Penetesan larutan H2O2 dikenakan dinding tabung reaksi
terlebih dahulu.
e. Upayakan untuk memaksimalkan minyak ikan yang diambil
dari kapsul minyak ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Alava VR, A Kanazawa, S Thesima and S Koshio. Effects of dietary vitamin


A, E, and C on the ovarian development of Penaeus japonicus.Nippon
Suisan Gakkaishi. 59 (7): 1235-1241.
Furie B, Bouchard BA, Furie BC. 1999. Vitamin K-dependent biosynthesis of
gamma-carboxyglutamic acid. Blood 93(6):1798-1808.
Godam. 2006. Pengertian dan Definisi Vitamin. Diakses 2010-04-07.
Higdon J. 2002. Vitamin. Linus Pauling Institute. Diakses 2010-04-09.
Lappe JM, Gustafson DT, Davies KM, Recker RR, Heaney RP. 2007. Vitamin D
and calcium supplementation reduces cancer risk: results of a randomized
trial. Am J Clin Nutr 85(6):1586-91
Naidu K.A. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An
Overview. J Nutr 2:7
Sharrard. 1976. Knock knees and bow legs. Br Med J 1:826-827

Anda mungkin juga menyukai