Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Larutan Fehling A dibuat dengan cara melarutkan tembaga(II)


sulfat ke dalam air yang mengandung beberapa tetes asam sulfat encer, di dalam
gelas kimia. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan air
sesuai dengan jumlah volume yang diinginkan. Dalam praktikum ini, praktikan
menghendaki volume larutan Fehling A yang ingin dibuat adalah sebanyak 25
mL. Maka jumlah atau komposisi bahan-bahan yang dibutuhkan dapat diperoleh
dari perhitungan sebagai berikut :

Apabila volume yang diinginkan adalah sebesar 500 mL, maka


jumlah tembaga(II) sulfat yang ditambahkan adalah sebesar 34,64 gram. Karena
volume yang diinginkan adalah 25 mL, sedangkan 25 mL adalah 5% dari 500 mL,
maka jumlah tembaga(II) sulfat yang ditambahkan juga sebesar 5% dari 34,64
gram, sehingga diperoleh angka sebesar 1,732 gram.

Larutan Fehling B dibuat dengan cara melarutkan NaOH dan


Na.K.C4O6 ke air di dalam gelas kimia. Berdasarkan perhitungan yang sama
dengan pembuatan Fehling A, karena larutan Fehling B yang dibuat memiliki
volume 25 mL, maka jumlah NaOH dan Na.K.C4O6 yang ditambahkan adalah
sebesar 3 gram dan 8,65 gram. Selanjutnya larutan tersebut dipindahkan ke dalam
labu takar dan ditambahkan air hingga volume yang sesuai.

Pereaksi Fehling AB selanjutnya digunakan dengan cara


mencampurkan Fehling A dengan Fehling B dalam jumlah atau volume yang
sesuai. Larutan Fehling ini akan digunakan dalam uji Fehling yang mana berperan
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan glukosa maupun fruktosa
(gugus aldehid) pada amilum maupun sukrosa yang akan diuji. Gula pereduksi
seperti glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan pereaksi
Fehling dengan membentuk endapan merah bata (Morgong Siregar, 1988).

Uji Fehling

Percobaan uji Fehling ini bertujuan untuk membandingkan antara


hidrolisis milum dengan hidrolisis sukrosa. Pereaksi Fehling yang digunakan

Aulia Mukadis
5213414070
dibuat dengan cara mencampurkan Fehling A dan Fehling B ke dalam tabung
reaksi dengan volume masing-masing 1 mL.Tujuan dari penambahan Fehling
adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan glukosa maupun
sukrosa (gugus aldehid) pada amilum maupun sukrosa yang akan diuji, karena
gula pereduksi seperti glukosa dan fruktosa akan bereaksi dengan pereaksi
Fehling dan menghasilkan endapan merah bata Cu2O (McMurry, John :1999).

Sebelum melakukan uji coba amilum, ada proses pembuatan


amilum dengan cara memanaskan aquades 30 mL, kemudian siapkan 0,3 gram
amilum dan masukkan ke dalam kurs porselen. Kemudian disedot dan dikeluarkan
menggunakan pipet tetes, cara ini bertujuan agar larutan tersebut tercampur dan
homogen. Setelah itu larutan dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi
aquades yang telah dipanaskan atau yang telah panas tetes demi tetes sambil
diaduk agar homogen.

Pada uji Fehling dengan amilum, amilum yang ditambahkan


sebanyak 10 tetes. Dalam hal ini tidak dapat perbedaan pada larutan saat sebelum
dan sesudah penambahan amilum, yaitu tetap berwarna biru tua, dikarenakan
amilum tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling disebabkan tidak memiliki gugus
aldehid bebas. Selanjutnya tabung dipanaskan. Tujuan pemanasan adalah untuk
mempercepat proses pemecahan atau reaksi hidrolisis. Pada saat pemanasan
memasuki 5 menit pertama, larutan belum Nampak atau belum terbentuk endapan
merah bata. Karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi
dengan Fehling dan amilum juga bukan gula pereduksi dan tidak memiliki gugus
aldehid dan keton bebas. Pada 15 menit kemudian mulai terdapat perubahan, yaitu
membentuk endapan merah bata. Hal ini menunjukkan yang mana polisakarida
amilum telah terpecah menjadi monomer-monomer glukosa yang pada akhirnya
bereaksi dengan Fehling sehingga terbentuk endapan merah bata.

Pada uji Fehling dengan sukrosa, sukrosa yang ditambahkan


sebanyak 10 tetes. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan pada larutan saat
sebelum dan sesudah penambahan sukrosa, yaitu tetap berwarna biru tua, hal ini
dikarenakan sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling Karen tidak memiliki
gugus aldehid bebas. Sama dengan uji amilum, uji sukrosa pun dipanaskan.

Aulia Mukadis
5213414070
Tujuan pemanasan untuk mempercepat proses pemecahan atau reaksi hidrolisis.
Pada saat pemanasan memasuki 5 menit pertama sudah terbentuk endapan merah
bata. Sukrosa merupakan dimer dari dua molekul monosakarida yang berbeda
yaitu D glukosa (bentuk piran), dan D fruktosa (bentuk furan) melalui ikatan
glikosida. Setelah hidrolisis terjadi akan terbentuk endapan merah bata karena
monosakarida merupakan gula pereduksi dan bereaksi dengan Fehling. Hal ini
menunjukkan bahwa sukrosa positif mengandung glukosa, dimana secara teori
disebutkan jika reagen Fehling digunakan dan terdapat endapan kemerahan hasil
reduksi Cu2+ maka mengindikasikan hasil yang positif (McMurry, John :1999).

Sukrosa membutuhkan waktu yang cepat untuk terhidrolisis


dibandingkan amilum. Hal ini dikarenakan amilum yang merupakan polisakarida
mempunyai rantai molekul berupa monomer yang sangat panjang.

Hidrolisis Disakarida

Pada hidrolisis disakarida dengan mereaksikan antara 20 tetes


larutan sukrosa dan 1 mL HCl pekat. Penambahan HCl yaitu sebagai katalis
dalam reaksi hidrolisis sukrosa tersebut. Dan setelah direaksikan antara keduanya
tidak mengalami perubahan yaitu tetap berwarna putih jernih (bening), karena
sukrosa belum terhidrolisis oleh HCl. Setelah dipanaskan larutan berubah menjadi
warna orange kecokelatan dan membentuk endapan merah bata setelah
ditambahkan reagen Fehling yang bersamaan larutan berubah menjadi warna
cokelat. Jadi, larutan tersebut mengidentifikasikan bahwa larutan sukrosa
mengandung glukosa yang ditandai dengan adanya endapan berwarna merah bata.

Hidrolisis Polisakarida

Percobaan ini diawali dengan menghaluskan 5 gram ubi dan


kemudian dijadikan larutan ubi dengan menambahkan HCl pekat 0,1 N sebanyak
40 mL dan air hingga volume 50 mL ke dalam gelas kimia. Tujuan dari reaksi
hidrolisis sukrosa dengan penambahan larutan HCl adalah sebagai katalis.

Kemudian campuran larutan ubi dan HCl tersebut dipanaskan


sambil terus diaduk. Seletah dipanaskan selama 1 menit diambil 1 tetes larutan

Aulia Mukadis
5213414070
tersebut dengan pipet tetes kemudian diletakkan pada gelas arloji, lalu ditetesi
larutan I2 sebanyak 1 tetes juga. Tujuan dari penambahan larutan I2 adalah untuk
menguji kandungan amilum dalam larutan tersebut. Hasil yang positif
menunjukkan perubahan warna sampel sesuai dengan warna I2 setelah ditetesi
larutan I2 yaitu orange kecokelatan.Pada menit pertama adalah berwarna biru tua,
yang mana menunjukkan bahwa pada sampel masih terkandung amilum. Hal ini
menandakan ubi belum mengalami hidrolisis secara sempurna. Karena hasil yang
positif tidak mengandung amilum yaitu warna sama dengan warna I 2 setelah
ditetesi larutan I2, sedangkan warna pada 1 menit pertama menunjukkan positif
mengandung amilum. Pada menit berikutnya diberikan perlakuan yang sama dan
biru semakin memudar walaupun masih menunjukkan warna biru tua. Pada menit-
menit berikutnya larutan mengalami perubahan warna menjadi biru yang semakin
memudar. Hingga 30 menit diberlakukan yang sama dengan interval 1 menit,
dengan penambahan I2 1 tetes larutan tidak mengalami perubahn warna lagi dan
warna serupa dengan larutan I2. Hal tersebut menunjukkan bahwa sudah tidak
terdapat amilum di dalam larutan sampel. Jadi, hal ini menandakan amilum dalam
ubi sudah terhidrolisis sempurna dengan waktu kurang lebih 30 menit. Proses
hidrolisis bisa terjadi karena selama dipanaskan HCl memutus ikatan polisakarida
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil atau senyawa-senyawa yang lebih
sederhana.

Aulia Mukadis
5213414070

Anda mungkin juga menyukai