2. Dasar Teori
Di kehidupan sehari-hari, sering dijumpai campuran seperti tanah, semen,
dan kayu. Campuran tebentuk saat dua atau lebih zat yang tidak saling bereaksi
dicampurkan. Ada dua karakteristik yang dimiliki oleh campuran. Pertama,
masing-masing zat dalam campuran akan tetap mempertahankan sifat asalnya
dan yang kedua, campuran dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen
penyusunnya melalui cara-cara fisika. Apabila jumlah dari salah satu zat dalam
suatu campuran sangat besar dibandingkan zat lainnya, maka campuran ini
disebut sebagai zat yang tidak murni (impure substance), dimana zat lainnya
disebut sebagai pengotor (impurities).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika maupun kimia.
Pemisahan secara fisika tidak akan mengubah zat, tetapi pemisahan kimia
berpotensi besar merubah zat tersebut. Dalam memisahkan dan memurnikan
campuran, ada berbagai metode yang bisa dilakukan. Mulai dari dekantasi,
filtrasi, ekstraksi, sublimasi, dan destilasi. Dekantasi adalah proses pemisahan
cairan dari suatu padatan (endapan), dengan cara menuangkan cairan secara
perlahan dan hati-hati sehingga terpisah dari endapannya. Filtrasi adalah Filtrasi
adalah pemisahan koloid atau partikel padat dari cairan dengan menggunakan
media penyaringan atau saringan seperti berupa kertas, lapisan arang aktif,
maupun pasir. Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran melalui proses
pelarutan menggunakan larutan yang memiliki perbedaan kelarutan. Sublimasi
adalah proses pemisahan campuran yang berupa padatan diuapkan tanpa
menghadapi peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan cara didinginkan
dan langsung kembali dalam wujud padat. Yang terakhir, destilasi adalah proses
pemisahan campuran yang pengubahan suatu zat dari wujud cair menjadi uap
dengan pemanasan dan yang kemudian diembunkan menjadi wujud cair
kembali.
Mulai
Selesai
A. Destilasi
Mulai
Selesai
B. Ekstraksi
Mulai
Tambahkan 10 mL sikloheksana
Selesai
6. Data dan Pengamatan
1. Pemisahan campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir dengan teknik sublimasi
dan filtrasi
2. Destilasi
3. Ekstraksi
7. Pembahasan
Melakukan teknik sublimasi dan filtrasi sangat efektif dalam memisahkan
campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir. Pertama, dapat dilakukan pemisahan NaCl
dan pasir dari NH4Cl yang dilakukan dengan metode sublimasi. Dengan
dilakukannya metode sublimasi, NH4Cl akan menguap karena NH4Cl
merupakan salah satu zat padat yang dapat berubah wujud menjadi gas tanpa
perlu melewati fasa cairnya. Kedua, dengan ditambahkannya air, pasir dapat
dipisahkan dari larutan NaCl menggunakan metode filtrasi yang
mengandalkan saringan kertas. Terakhir, untuk memisahkan NaCl dengan air,
dapat dilakukan dengan metode kristalisasi.
Teknik destilasi mampu memurnikan campuran dengan melihat perbedaan
titik didih setiap zatnya. Semakin besar perbedaan titik didih setiap zatnya,
maka semakin baik pula proses pemisahannya. Dalam praktikum ini, terlihat
bahwa semakin besar kita menaikkan suhu, semakin banyak pula destilas yang
menetes setiap menitnya.
Praktikum ini memperlihatkan bahwa teknik ekstraksi mampu memisahkan
campuran dengan memasukkan larutan organik dan anorganik. Dengan
perbedaan masa jenis yang dimiliki larutan iodin dan sikloheksana, akan ada
dua lapisan yang jelas terlihat. Dua lapisan itu menunjukkan bahwa larutan
iodin dan sikloheksana terpisah dan pemisahan campuran pun dapat dilakukan
hanya dengan memisahkan larutan iodin yang berada di lapisan bawah ke
wadah lain menggunakan corong pisah.
Sesudah
2. Apabila komposisi zat diperoleh NH4Cl 40%, KCl 15% dan serbuk besi
20%, dan perhitungan dianggap benar. Bagaimana akurasi proses
pemisahannya? Apa sajakah kesalahan yang dapat terjadi?
Akurasi dari proses pemisahan ini tidak tepat karena hasil
penjumlahan komposisi gas tidak mencapai 99%. Kesalahan
mungkin terjadi saat menimbang.
3. Ketika Anda memiliki campuran zat cair yang tidak diketahui yang ingin
dimurnikan, jenis destilasi manakah yang sebaiknya digunakan? Dan
mengapa Anda memilih destilasi tersebut?
Menurut saya adalah destilasi uap karena destilasi uap mampu
digunakan dalam senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200◦C bahkan lebih.
4. Jelaskan dengan disertai contoh, manakah dari kedua proses berikut yang
menghasilkan pemisahan yang lebih baik:
a. 20 mL campuran diekstraksi dengan 100 mL pelarut dengan satu kali
ekstraksi.
b. 20 mL campuran diekstraksi dengan 20 mL pelarut sebanyak 5 kali
proses.
Proses yang menghasilkan pemisahan lebih baik adalah yang b
karena seperti praktikum yang telah dilakukan, pemisahan tersebut
dilakukan lebih dari 1 kali proses.
9. Kesimpulan
Untuk melakukan pemisahan campuran zat dengan mengandalkan wujud
dari zat tersebut, dapat dilakukan menggunakan metode sublimasi dan filtrasi.
Melakukana pemisahan campuran dengan melihat dari perbedaan titik didihnya
dapat dilakukan dengan menggunkan metode destilasi. Sedangkan pemisahan
menggunakan metode ekstraksi perlu melihat dari perbedaan kelarutan zat cair
yang akan digunakan dan biasanya memerlukan larutan organik dan lautan
anorganik.
10. Referensi
1. file:///D:/download/269-2736-3-PB.pdf
2. https://www.slideshare.net/PanjiWijaksono/pemisahaan-dan-pemurnian
3. https://www.youtube.com/watch?v=0xeQHcpcDjI
4. https://www.youtube.com/watch?v=mrA1OawpeNk
5. https://www.youtube.com/watch?v=8bZl7mcG0Ew
6. LABIBAH, F., NAJAH, N., NST, R. M. P., & BARIAH, S. PEMURNIAN
ZAT.