Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KI203

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT


Tanggal: 22 September 2021
Dosen Pengampu:
Dr. Soja Siti Fatimah, S.Si., M.Si.
Dr. Galuh Yuliani, M.Si., Ph.D.

Nama: Karina Nur Syarafah


NIM: 2104264

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
1. Tujuan
1. Mengetahui metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat
fisika.
2. Mampu menganalisis data hasil percobaan berdasarkan video pemisahan
dan pemurnian zat.

2. Alat dan Bahan


Alat
• Neraca analitik
• Penjepit besi
• Cawan Penguapan
• Kaca arloji
• Kertas saring
• Batang Pengaduk
• Gelas Ukur 50 mL dan 100 mL
• Set alat destilasi
• Batu didih
• Statif dan klem cincin
• Corong pisah
• Labu erlenmeyer
• Gelas kimia
• Corong kaca
Bahan

• Campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir (2-3 g)


• Akuades
• Larutan iodin dalam air
• Sikloheksana
• Etanol

2. Dasar Teori
Di kehidupan sehari-hari, sering dijumpai campuran seperti tanah, semen,
dan kayu. Campuran tebentuk saat dua atau lebih zat yang tidak saling bereaksi
dicampurkan. Ada dua karakteristik yang dimiliki oleh campuran. Pertama,
masing-masing zat dalam campuran akan tetap mempertahankan sifat asalnya
dan yang kedua, campuran dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen
penyusunnya melalui cara-cara fisika. Apabila jumlah dari salah satu zat dalam
suatu campuran sangat besar dibandingkan zat lainnya, maka campuran ini
disebut sebagai zat yang tidak murni (impure substance), dimana zat lainnya
disebut sebagai pengotor (impurities).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika maupun kimia.
Pemisahan secara fisika tidak akan mengubah zat, tetapi pemisahan kimia
berpotensi besar merubah zat tersebut. Dalam memisahkan dan memurnikan
campuran, ada berbagai metode yang bisa dilakukan. Mulai dari dekantasi,
filtrasi, ekstraksi, sublimasi, dan destilasi. Dekantasi adalah proses pemisahan
cairan dari suatu padatan (endapan), dengan cara menuangkan cairan secara
perlahan dan hati-hati sehingga terpisah dari endapannya. Filtrasi adalah Filtrasi
adalah pemisahan koloid atau partikel padat dari cairan dengan menggunakan
media penyaringan atau saringan seperti berupa kertas, lapisan arang aktif,
maupun pasir. Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran melalui proses
pelarutan menggunakan larutan yang memiliki perbedaan kelarutan. Sublimasi
adalah proses pemisahan campuran yang berupa padatan diuapkan tanpa
menghadapi peleburan dan hanya diembunkan uapnya dengan cara didinginkan
dan langsung kembali dalam wujud padat. Yang terakhir, destilasi adalah proses
pemisahan campuran yang pengubahan suatu zat dari wujud cair menjadi uap
dengan pemanasan dan yang kemudian diembunkan menjadi wujud cair
kembali.

3. Sifat Fisik dan Kimia Bahan


No Nama Bahan Sifat Bahaya Penanganan
1. NH4Cl 1. Titik lebur: Bahaya 1. Hindari
338◦C iritasi menghirup
2. Titik didih: bahan kimia.
520◦C 2. Hindari kontak
3. Densitas: langsung
1,5 g/cm3 dengan kulit
4. Kelarutan: dan mata
283g/L
(25◦C)

2. Etanol 1. Titik lebur: Mudah 1. Simpan di


-114,14◦C terbakar ruangan yang
2. Titik didih: dingin.
78,27◦C 2. Jauhkan dari
3. Densitas: sumber api atau
0,79 g/m3 panas.
3. Jauhkan dari
barang
oksidator.
3. . NaCl 1. Titik lebur:
800,7◦C
2. Titik didih:
1465◦C
3. Densitas:
2,17 g/cm3
4. Kelarutan
dalam air:
360 g/L
4. Iodin 1. Titik lebur:
113,7◦C
2. Titik didih:
184,3◦C
3. Kepadatan:
4,933
g/cm3
5. Sikloheksana 1. Titik didih: Mudah 1. Simpan di
80,74◦C terbakar ruangan yang
2. Densitas: dingin.
0,78 g/mL 2. Jauhkan dari
sumber api atau
panas.
3. Jauhkan dari
barang
oksidator.
5. Diagram Alir Praktikum
A. Pemisahan campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir dengan teknik sublimasi dan
filtrasi

Mulai

Timbang sebuah gelas kimia penguapan yang kering dan


bersih dengan hati-hati hingga tingkat ketelitian 0,01 g

Tentukan berat sampel dengan menimbang gelas


kimia berisi 2-3 g sampel

Hingga asap putih


Panaskan gelas kimia penguapan tidak terbentuk lagi
tersebut menggunakan hot plate

Setelah 10 menit pemanasan, aduk campuran dengan perlahan dan hati-


hati, kemudian panaskan lagi campuran hingga selesai

Selisih berat gelas kimia


Biarkan gelas kimia penguapan sebelum dan setelah
hingga dingin dan hitunglah pemanasan menunjukkan
beratnya berat NH4Cl dalam
campuran

Tambahkan 15 mL air ke dalam gelas kimia


penguapan berisi padatan sisa lalu aduk selama 5
menit

Saring campuran menggunakan kertas saring.


Tampung filtrat ke dalam cawan penguapan.

Tentukan berat cawan penguapan dan kertas saring


Bilas padatan, kertas saring dan pasir dengan air

Tempatkan kertas saring berisi pasir di atas kaca


arloji kemudian masukkan ke dalam oven selama
± 20 menit untuk mengeringkan pasir

Selisih dari berat


yang diperoleh
Setelah kering, dinginkan kertas saring dengan berat kertas
pasir kemudian timbang beratnya saring kosong adalah
berat dari pasir

Tempatkan cawan penguapan berisi filtrat


di atas pembakar bunsen dan panaskan
perlahan
untuk menguapkan air.
Selisih dari berat
Setelah semua air menguap, biarkan cawan yang diperoleh
hingga dingin, kemudian timbang berat dengan berat cawan
cawan kosong adalah berat
dari NaCl

Hitunglah persentase dari tiap-tiap zat dalam


campuran

Akurasi dari eksperimen yang


dilakukan dapat diketahui dari
jumlah total ketiga komponen
yang mencapai 99%. Apabila
di atas 100% artinya padatan
yang diperoleh belum benar-
benar kering.

Selesai
A. Destilasi

Mulai

Susun alat destilasi dan aliran air


harus dari bawah ke atas

Masukkam 30-40 mL larutan berwarna lalu


gunakan corong untuk memasukannya ke dalam
labu destilasi

Masukkan batu didih, kemudian


panaskan labu

Catat suhu setiap menitnya saat destilat mulai


menetes, dan perhatikan kecenderungan kenaikan
suhu

Selesai
B. Ekstraksi

Mulai

Ambil 20 mL larutan iodin dalam


air, kemudian masukkan dalam
corong pisah 100 mL

Tambahkan 10 mL sikloheksana

Tutup corong, lalu lakukan


pengocokan dan buka kran corong di
sela-sela pengocokan

Setelah pengocokan beberapa kali, simpan corong


pada ring yang telah ditempatkan pada statif

Biarkan hingga memisah, catat penampilan fisik


tiap-tiap lapisan yang terbentuk, bandingkan
dengan larutan awal

Buka tutup corong pisah, lalu alirkan larutan yang telah


terpisah, tampung lapisan bawah ke dalam labu
erlenmeyer (a) dengan hati-hati-hati sehingga tidak ada
lapisan atas yang ikut terbawa.

Tuangkan lapisan atas melalui bagian atas corong


pisah ke dalam labu erlenmeyer (b)

Tuangkan kembali fase air yang berada dalam


labu erlenmeyer (a) ke dalam corong pisah,
kemudian tambahkan 10 mL sikloheksana
Lakukan pengocokan, biarkan lapisan pelarut terpisah dan
tampung kembali lapisan bawah ke dalam labu erlenmeyer
(a) dan lapisan atas ke dalam labu erlenmeyer (b).

Lakukan kembali hingga


semua iodin terekstraksi ke
dalam pelarut organik.

Selesai
6. Data dan Pengamatan
1. Pemisahan campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir dengan teknik sublimasi
dan filtrasi

No. Cara Kerja Pengamatan

1. Timbang sebuah gelas kimia Massa gelas kimia: 66,83 g


penguapan yang kering dan
bersih dengan hati-hati hingga
tingkat ketelitian 0,01 g.

2. Tentukan berat sampel dengan 1. Massa gelas kimia + sampel:


menimbang gelas kimia berisi 69,509 g
2-3 g sampel. 2. Massa sampel: 69,509 – 66,83
= 2,679 g

3. Panaskan gelas kimia Mengeluarkan asap berwarna putih.


penguapan tersebut
menggunakan hot plate.

4. Biarkan gelas kimia penguapan 1. Massa gelas kimia + sampel


hingga dingin dan hitunglah setelah dipanaskan: 69,501 g
beratnya. 2. Massa NH4Cl: 69,509 – 69,501
= 0,008 g

5. Tentukan berat cawan 1. Massa cawan penguapan: 45,61


penguapan dan kertas saring g
2. Massa kertas saring: 1,222 g

6. Saring campuran menggunakan Pasir tetap berada di kertas saring


kertas saring. Tampung filtrat dan air garam berada di cawan
ke dalam cawan penguapan. penguapan.

7. Setelah kering, dinginkan kertas 1. Massa kertas saring pasir: 2,62


saring pasir kemudian timbang g
beratnya. 2. Massa pasir: 2,62 – 1,222 =
1,398 g

8. Setelah semua air menguap, 1. Massa cawan berisi filtrat:


biarkan cawan hingga dingin, 46,837 g
kemudian timbang berat cawan. 2. Massa NaCl: 46,837 – 45,61 =
1,227 g

9. Hitunglah persentase dari tiap- 0,008


1. %NH4Cl= 2,679 × 100 =
tiap zat dalam campuran
0,3%
1,398
2. %Pasir =2,679 × 100 = 58,8%
1,227
3. %NaCl =2,679 × 100 = 45,8%

2. Destilasi

No. Cara Kerja Pengamatan

1. Catat suhu saat destilat mulai 1. 81◦C = 3 mL


menetes, dan perhatikan 2. 82◦C = 4 mL
kecenderungan kenaikan suhu. 3. 83◦C = 6 mL
Catat setiap menit. 4. 84◦C = 7 mL
5. 85◦C = 8 mL
6. 86◦C = 9 mL
7. 88◦C = 10 mL
8. 89◦C = 11 mL
9. 90◦C = 12 mL
10. 93◦C = 13 mL
11. 101◦C = 14 mL
12. 104◦C = 20 mL

3. Ekstraksi

No. Cara Kerja Pengamatan

1. Setelah pengocokan beberapa 1. Larutan iodine berubah warna


kali, simpan corong pada ring dari kuning kecoklatan menjadi
yang telah ditempatkan pada bening kekuningan.
statif. 2. Sikloheksana berunah warna
dari bening keunguan menjadi
Biarkan hingga memisah, catat ungu pekat.
penampilan fisik tiap-tiap
lapisan yang terbentuk,
bandingkan dengan larutan
awal.

2. Lakukan pengocokan, biarkan 1. Larutan iodine berubah warna


lapisan pelarut terpisah dan dari bening kekuningan
tampung kembali lapisan bawah menjadi putih keruh.
ke dalam labu erlenmeyer (a)
dan lapisan atas ke dalam labu 2. Sikloheksana berunah warna
erlenmeyer (b). dari bening keunguan menjadi
ungu terang.

7. Pembahasan
Melakukan teknik sublimasi dan filtrasi sangat efektif dalam memisahkan
campuran NH4Cl, NaCl, dan pasir. Pertama, dapat dilakukan pemisahan NaCl
dan pasir dari NH4Cl yang dilakukan dengan metode sublimasi. Dengan
dilakukannya metode sublimasi, NH4Cl akan menguap karena NH4Cl
merupakan salah satu zat padat yang dapat berubah wujud menjadi gas tanpa
perlu melewati fasa cairnya. Kedua, dengan ditambahkannya air, pasir dapat
dipisahkan dari larutan NaCl menggunakan metode filtrasi yang
mengandalkan saringan kertas. Terakhir, untuk memisahkan NaCl dengan air,
dapat dilakukan dengan metode kristalisasi.
Teknik destilasi mampu memurnikan campuran dengan melihat perbedaan
titik didih setiap zatnya. Semakin besar perbedaan titik didih setiap zatnya,
maka semakin baik pula proses pemisahannya. Dalam praktikum ini, terlihat
bahwa semakin besar kita menaikkan suhu, semakin banyak pula destilas yang
menetes setiap menitnya.
Praktikum ini memperlihatkan bahwa teknik ekstraksi mampu memisahkan
campuran dengan memasukkan larutan organik dan anorganik. Dengan
perbedaan masa jenis yang dimiliki larutan iodin dan sikloheksana, akan ada
dua lapisan yang jelas terlihat. Dua lapisan itu menunjukkan bahwa larutan
iodin dan sikloheksana terpisah dan pemisahan campuran pun dapat dilakukan
hanya dengan memisahkan larutan iodin yang berada di lapisan bawah ke
wadah lain menggunakan corong pisah.

8. Pertanyaan Sebelum dan Setelah Praktikum


Sebelum
1. Apa yang membedakan campuran dari zat murni?
Zat murni selalu memiliki sifat yang sama, sedangkan campuran
dapat memiliki sifat yang berbeda bergantung pada komposisi komponen
penyusunnya.

2. Jelaskan proses sublimasi!


Zat yang di sublimasikan pada cangkir atau gelas untuk sublimasi
eksternal, diblokir dengan kaca arloji, labu atau corong yang mengandung
air sebagai kondensor, dan kemudian dipanaskan perlahan dengan panas
rendah. Padatan akan melembut menjadi uap di rumah sementara zat
pencampur tetap padat. Uap yang diciptakan oleh proses pendinginan
kembali memadat dan melekat pada dinding dalam sebuah perangkat yakni
pendingin.

3. Apa perbedaan dari dekantasi dengan filtrasi? Manakah yang akan


berlangsung lebih cepat?
Perbedaannya berada pada alat yang digunakan. Pada proses filtrasi
memakai saringan sedangkan proses dekantasi tidak. Yang akan
berlangsung lebih cepat adalah filtrasi.

4. Mengapa benda yang masih panas tidak boleh ditimbang?


Suhu benda yang tidak sama dengan suhu ruang dapat menyebabkan
benda saat ditimbang beratnya menjadi lebih besar dari yang seharusnya.

5. Bagaimana eksperimen ini menggambarkan prinsip konservasi (kekekalan)


materi?

6. Suatu campuran mengandung 3,1g AlO2, 0,38 g selulosa, dan 6,72 g


kalsium karbonat. Berapa persentase CaCO3 dalam campuran tersebut?
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡
%𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
6,72
%𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = × 100%
10,2
%𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,658 × 100%
%𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 65,8%

7. Mengapa proses pencucian Al2O3 harus dilakukan sampai tiga kali?


Agar semua pengotor yang menempel pada permukaan Al2O3
terbuang dan terpisah dari produk baik.

8. Apakah yang dimaksud dengan titik didih?


Suhu yang didapatkan saat zat tersebut berada di keadaan mendidih.

9. Apakah fungsi batu didih pada proses destilasi?


Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada
seluruh bagian larutan.

10. Sebutkan kriteria pelarut yang dapat digunakan untuk ektraksi?


Yang merupakan n- heksana (nonpolar), etil asetat (semi polar) dan
etanol (polar).
11. Apakah yang dimaksud pelarut polar dan non-polar?
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Sedangkan senyawa non-polar
adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya.

Sesudah

1. Suatu campuran mengandung NH4Cl, KCl, dan serbuk besi. Sarankan


tahap-tahap pemisahan bagi campuran tersebut.
Untuk campuran yang mengandung NH4Cl, disarankan untuk
melakukan pemisahan menggunakan metode sublimasi. Untuk
campuran yang mengandung KCl, disarankan untuk melakukan
pemisahan menggunakan metode destilasi. Untuk campuran yang
mengandung serbuk besi, disarankan untuk melakukan pemisahan
menggunakan metode atraksi magnetik.

2. Apabila komposisi zat diperoleh NH4Cl 40%, KCl 15% dan serbuk besi
20%, dan perhitungan dianggap benar. Bagaimana akurasi proses
pemisahannya? Apa sajakah kesalahan yang dapat terjadi?
Akurasi dari proses pemisahan ini tidak tepat karena hasil
penjumlahan komposisi gas tidak mencapai 99%. Kesalahan
mungkin terjadi saat menimbang.

3. Ketika Anda memiliki campuran zat cair yang tidak diketahui yang ingin
dimurnikan, jenis destilasi manakah yang sebaiknya digunakan? Dan
mengapa Anda memilih destilasi tersebut?
Menurut saya adalah destilasi uap karena destilasi uap mampu
digunakan dalam senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200◦C bahkan lebih.

4. Jelaskan dengan disertai contoh, manakah dari kedua proses berikut yang
menghasilkan pemisahan yang lebih baik:
a. 20 mL campuran diekstraksi dengan 100 mL pelarut dengan satu kali
ekstraksi.
b. 20 mL campuran diekstraksi dengan 20 mL pelarut sebanyak 5 kali
proses.
Proses yang menghasilkan pemisahan lebih baik adalah yang b
karena seperti praktikum yang telah dilakukan, pemisahan tersebut
dilakukan lebih dari 1 kali proses.
9. Kesimpulan
Untuk melakukan pemisahan campuran zat dengan mengandalkan wujud
dari zat tersebut, dapat dilakukan menggunakan metode sublimasi dan filtrasi.
Melakukana pemisahan campuran dengan melihat dari perbedaan titik didihnya
dapat dilakukan dengan menggunkan metode destilasi. Sedangkan pemisahan
menggunakan metode ekstraksi perlu melihat dari perbedaan kelarutan zat cair
yang akan digunakan dan biasanya memerlukan larutan organik dan lautan
anorganik.

10. Referensi
1. file:///D:/download/269-2736-3-PB.pdf
2. https://www.slideshare.net/PanjiWijaksono/pemisahaan-dan-pemurnian
3. https://www.youtube.com/watch?v=0xeQHcpcDjI
4. https://www.youtube.com/watch?v=mrA1OawpeNk
5. https://www.youtube.com/watch?v=8bZl7mcG0Ew
6. LABIBAH, F., NAJAH, N., NST, R. M. P., & BARIAH, S. PEMURNIAN
ZAT.

Anda mungkin juga menyukai