Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Mata Kuliah : PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PEMURNIAN ZAT

OLEH: KELOMPOK V

DAFFA RIZKI SYAHREZA


FITRI
NOMIKE NURJANNAH
ADELLA SAPUTRI S
WINY APRILIA

Jurusan : BIOLOGI
Program : S1-BIOLOGI
Tgl Pelaksanaan : 17 Desember 2019

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN
I. Judul percobaan : PEMURNIAN ZAT

II. Tujuan Percobaan :


1. Untuk memisahkan campuran zat agar menghasilkan zat murni dengan proses
Rekristalisasi, Sublimasi dan Destilasi

III. Tinjauan Teoritis :


Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara campuran kasar dan
larutan. Secara makropis koloid tampak homogen, tetapi secara mikropis koloid bersifat heterogen.
Oleh karena itu, koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pada
umumnya bersifat stabil dan tidak disaring. Ukuran partikel koloid terletak 1 -100 nm, berada
diantara larutan dan larutan kasar atau suspensi, sehingga masih cukup kecil untuk menembus
kertas saring biasa, cukup besar untuk menembus membran atau filter ultra (Yazid, 2005).
Campuran homogen adalah penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya
menyebar merata sehingga membentuk 1 fasa. Yang disebut 1 fasa adalah zat yang sifat
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Campuran heterogen
adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan
komponen yang satu dengan lainnya tidak sama di berbagai bagian bejana (Syukri, 1999).
Metode pemurnian yang dikenal adalah pemurnian secara kimia dan fisik. Pemurnian
secara kimia dapat dilakukan dengan cara menambahkan Senyawa kompleks tertentu (Nurjanah,
2016).
Keunggulan kristalisasi pelarut adalah penggunaan suhu rendah dan mudah diaplikasikan
dengan peralatan sederhana titik digunakan pada tahap kristalisasi titik pada tahap ini terjadi proses
kristalisasi komponen-komponen yang tidak larut dalam pelarut dan mempunyai titik beku yang
lebih dari suhu yang digunakan akan membeku dan membentuk kristal. Larut berperan penting
untuk menurunkan viskositas (Ahmadi, 2010).
Sublimasi adalah teknik pemurnian dimana padatan secara langsung berubah menjadi gas
atau uap tanpa melewati fase cair. Senyawa harus memiliki tekanan uap yang relatif tinggi dan zat
pengatur atau pencemar Harus memiliki tekanan uap yang lebih rendah titik dengan memanaskan
padatan akan menguap dan menjadi pada kembali saat uap kontak dengan permukaan yang dingin
(Zala, 2012).
IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No. Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Pengaduk - 1 buah
2 Cawan - 1 buah
3 Corong - 1 buah
4 Kertas Saring - 2 lembar
5 Glass Woll - -
6 Erlenmeyer 100 ml 2 buah
7 Termometer 100°C 2 buah
8 Kapas/Kain Basah - 2 buah
9 Botol Zat - -
10 Batu Didih - 1 buah

b. Bahan

No. Nama Bahan R Kimia Konsentrasi Wujud Warna Jumlah


1 Garam Dapur NaCl - Padat Putih 20 gr
2 Kapur Barus C10H16O - Padat Merah muda 4 buah
3 Heineken Bear C2H5OH - Cair Kuning 100 ml
4 Air H2O - Cair Bening 50 ml
V. PROSEDUR KERJA
1. Rekristalisasi
NaCl
Panaskan pelarut yang digunakan untuk mengkristalisasi

Masukan pelarut pada Erlenmeyer yang berisi sampel


Aduk sampai larut
Dapat menggunakan pemanas listrik
Saring menggunakan corong tembaga

Bilas zat yang menempel pada corong, dan didinginkan sampai kristal
Periksa titik leleh dan bentuk kristal

Hasil:
Berat garam sebelum rekristalisasi = 20 gr
Berat garam sesudah rekristalisasi = 6, 21 gr

2. Sublimasi
Kapur Barus

Zat disublimasi kedalam cawan penguapan

Tutup permukaan cawan dengan kertas yang diberi lubang

Sumbat mulut cawan dengan glass woll

Dipanaskan dengan api kecil

Didinginkan corong dengan kain basah

Diamati yang terjadi

Dikumpulkan zat yang ada di dalam botol, tentukan titik leleh

Hasil:
Titik leleh kapur barus yaitu 82°C
3. Destilasi Sederhana

Heineken Bear

Dimasukkan zat sampel pada labu destilasi

Dimasukkan batu didih

Diisi penangas dengan zat penangas, sesuai titik didih sampel

Dipanaskan penangas dengan suhu rendah

Amati termometer

Dihentikan destilasi pada saat sampel hamper habis

Tentukan indeks bias

Dicatat sesuai hasil yang diperoleh

Hasil:
 Tetesan pertama hasil destilasi pada
suhu 87°C
 Hasil destilasi dalam waktu 1 jam = 1,9
ml
Hasil
 Destilasi: 100 ml (awal) 𝑥 100%
1,9 ml
= 100 ml (awal) 𝑥 100%

= 1,9 %
VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN

No. Prosedur Hasil Percobaan

1. Rekristalisasi Garam (NaCl) = 6, 21 gr

2. Sublimasi Kapur Barus (C10H16O) = 82°C

3. Destilasi Heineken Bear (C2H5OH) = 1,9% pada


waktu 1 jam menghasilkan 1,9 ml.

B. REAKSI-REAKSI
1. Rekristalisasi
NaCl + H2O NaOH + HCl
(putih) (bening) (bening) (bening)
NaCl + O2 NaCl
(putih) (putih)

2. Sublimasi

sublimasi

(Naftelena) Kapur Barus (Naftelena) Kapur Barus

3. Destilasi
C2H5OH + O2 2CO2 + 3H2O
(bening) (bening)

H H
destilasi
Alkohol H – C – C – OH (Etanol/Alkohol)

H H

C. PEMBAHASAN
1. Teori
a. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dan dilakukan dengan melarutkan zat tersebut ke
dalam pelarut yang sesuai Kemudian dikristalisasikan pada percobaan menggunakan pelarut
air dalam perubahan ini dipanaskan untuk memisahkan zat di mana apabila dipanaskan larutan
akan berwarna keruh dalam prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat
yang dimurnikan dengan zat awalnya.
b. Sublimasi
Sublimasi merupakan suatu proses perubahan zat dan fase padat menjadi uap dan uap di
kondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.
c. Destilasi
Destilasi merupakan metode yang digunakan dalam proses pemisahan zat cair dan
campurannya berdasarkan perbedaan titik leleh titik pada proses destilasi sederhana yaitu
campuran zat dapat dipisahkan bila zat-zat tersebut memiliki penyusunnya yang titik didihnya
cukup tinggi.

2. Praktek
a. Rekristalisasi
Percobaan rekristalisasi menggunakan sampel asam atau NaCl dengan menggunakan
pelarut H2O atau aquades sebanyak 50 ml dan 20 gr NaCl yang dipanaskan hingga terbentuk
kristal dan menghasilkan berat kristal pada NaCl ialah menjadi Kristal ialah 6,21 gram.
Setelah itu dapat dilakukan penentuan pemurnian:
𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑀𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% Pemurnian = 𝑥 100%
Mawal

20−6,21
= 𝑥 100%
20

= 13,79%

b. Sublimasi
Percobaan sublimasi sampel yang digunakan ialah kapur barus yang dimasukkan ke dalam
beker gelas sebanyak 4 buah dan dipanaskan pada penangas api yang ditutup menggunakan
kertas saring kapur, barus yang lama kelamaan mencair dan pada kertas saring terbentuk
kristal berwarna putih dengan melihat. Lelehnya dengan melting Point Block dan kapur barus
memiliki titik leleh 82°C.
c. Destilasi
Percobaan destilasi merupakan metode yang digunakan pada sampel Haineken bear yang
mengandung alcohol. Alkohol di destilasi sebanyak 100 ml alkohol 4,7% untuk mendapatkan
etanol murni alkohol dari zat campurannya. Dalam percobaan ini akan dihasilkan zat murni
alkohol yang kami dapatkan pada suhu 87°C alkohol dan hasil proses destilasi di dapatkan 1,9
ml alkohol murni.
Kadar alkohol dapat diperoleh dengan:
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
Kadar alkohol = 𝑥 100%
100 ml (awal)

1,9 𝑚𝑙
= 100 ml 𝑥 100%

= 1,9%

VII. KESIMPULAN
Titik perubahan yang terjadi pada garam sebelum di rekristalisasi yaitu garam yang
digunakan memiliki berat 20 gram garam berwarna putih setelah proses rekristalisasi dan garam
didinginkan, garam yang sebelumnya merupakan larutan garam berubah menjadi Kristal Putih
seperti bentuk awal titik kristal garam yang telah direkristalisasikan memiliki berat 6,21 gr.
Perubahan yang terjadi pada kapur barus yang sebelum di sublimasi berjumlah 4 buah titik Setelah
kapur barus di sublimasi dan didinginkan, terbentuk kristal di atas kertas saring dan kaca arloji
sebagai penutup cawan. Kristal kapur barus yang terbentuk memiliki titik leleh 82°C Untuk biar
mengalami perubahan saat di destilasi pada tetesan pertama pada suhu 87°C Dan setelah 1 jam
diperoleh 1,9 ml alkohol murni dan memiliki hasil destilasi 1,9%.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Apa fungsi pelarut pada rekristalisasi dan bagaimana kriteria suatu pelarut yang baik?
Fungsi pelarut pada rekristalisasi adalah untuk melarutkan suatu zat yang dibutuhkan saat
rekristalisasi. Kristalisasi suatu pelarut yang baik harus mempunyai sifat-sifat yaitu pengatur harus
sangat larut atau hanya sedikit larut dalam pelarut disebut pelarut harus Mudah dihilangkan dari
kristal murninya tidak terjadi reaksi antara pelarut dengan zat yang dipisahkan, pelarut harus tidak
sangat mudah menguap atau mudah terbakar.
2. Mengapa larutan harus disaring dalam keadaan panas? Karena jika larutan sudah dingin akan
langsung mengalami pengkristalan yang tidak murni.
3. Mengapa zat yang di rekristalisasi sebaiknya diukur titik Lelehnya? Agar dapat diketahui
kemurniaan zat yang akan direkristalisasikan.
4. Jelaskan mengapa penyaringan biasa untuk memisahkan kristal yang sudah dimurnikan dari
pelarutnya? Karena penyaringan biasa sangat cocok dalam memisahkan kristal yang sudah
dimurnikan dari pelarutnya.
5. Apa yang dimaksud dengan sublimasi? Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fase padat
langsung menjadi uap dari uap di kondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.
6. Sebutkan kriteria zat yang dapat dimurnikan dengan cara sublimasi? Berikan contohnya!
Kriteria yang dapat dimurnikan dengan cara sublimasi adalah zat yang padat yang memiliki suhu
dan tekanan di bawah 70°C dan Po. Contohnya kapur barus, es batu.
7. Mengapa pada percobaan sublimasi api yang digunakan harus kecil? Karena bisa terjadi
pemanasan yang berlebihan pada proses sublimasi kristalisasi yang sedang terbentuk dapat
berubah lagi menjadi uap uapnya dapat keluar dari dalam wadah tertutup.
8. Apa tujuan menutup cawan sublimasi dengan kertas saring yang berlubang? Agar uap yang
berupa kristal dapat tertampung pada kertas saring.
9. Apa yang dimaksud dengan destilasi? Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan dengan cara memanaskannya.
10. Sebutkan kriteria zat yang dapat dimurnikan dengan cara distilasi? Berikan contohnya! Kriteria
zat yang dapat dimurnikan dengan destilasi yaitu komposisi uap harus berbeda dengan Sisi cairan
dengan terjadi kesetimbangan larutan larutan dengan komponen-komponennya cukup bisa
menguap titik contohnya tuak dan bir.
11. Mengapa pada destilasi letak termometer harus berada tepat pada persimpangan pipa labu
destilasi? Agar diperoleh destilasi yang murni sesuai Karena suhu yang diukur adalah suhu
destilasi atau senyawa yang di destilasi.
12. Sebutkan macam-macam penangas dan kapan penangas itu digunakan?
- Penangas air
- Penangas minyak
- Penangas pasir
- Penangas oli
Penangas digunakan ketika akan mentransfer panas ke pada suatu materi atau sistem yang ingin
dinaikkan temperaturnya.
13. Jelaskan fungsi Penangas! Mengapa titik didihnya harus lebih tinggi sedikit dari zat sampel
yang akan di dimurnikan? Fungsi penangas adalah untuk memanaskan bahan dalam labu destilasi
titik didihnya harus lebih tinggi sedikit daripada sampel karena penangas akan memanaskan zat
sampel jadi titik didihnya harus lebih tinggi.
14. Apa fungsi batu didih? Untuk meratakan panas menjadi homogen pada Seluruh bagian larutan
dan untuk menghindari titik lewat didihnya dalam proses destilasi.
15. Bagaimana cara mengalirkan air pada pendingin? Jelaskan! Pompa air dipasangkan di atas
pasien, diputarkan melalui tali titik air mengalir dari mesin melalui pompa untuk ditentukan
menuju radiator. Dan setelah didinginkan selama melalui radiator, Air ini kembali lagi masuk ke
mesin.
16. Mengapa destilat yang keluar pada suhu yang bukan pada titik didih zat sampel Harus dibuang
atau dipisahkan? Karena cairan itu merupakan cairan yang diinginkan, maka harus dipisahkan.
17. Mengapa isi zat tidak boleh melebihi 2/3 isi labu destilasi? Karena ketika larutan yang akan
dideskripsikan terlalu banyak maka ketika mendidih cairan akan bisa naik ke atas dan keluar ke
labu penampung destilat disebabkan perbedaan suhu dan tekanan.
18. Mengapa pada akhir destilasi tidak boleh sampai kering? Karena faktor keamanan dalam
bekerja kalau labu kering dan kita memberikan panas yang berlebihan lampu tersebut bisa pecah.
19. Apa yang dimaksud dengan destilasi bertingkat, uap dan hampa udara? Pada kondisi
bagaimanakah masing-masing destilasi itu kita lakukan dan jelaskan cara kerja masing-masing
destilasi tersebut?
- Destilasi bertingkat yaitu destilasi yang berfungsi sebagai komponen cair, dua atau lebih dari satu
sumber sesuai dengan didihnya. Destilasi ini dilakukan pada kondisi titik didih kurang dari 20°C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah titik cara kerja destilasi ini dapat
diaplikasikan pada industri minyak mentah Yaitu untuk komponen-komponen yang ada dalam
minyak mentah.
- Destilasi uap yaitu destilasi yang dapat menguap komposisi dengan suhu 100°C Dalam tekanan
atmosfer dengan uap atau udara mendidih titik destilasi ini dilakukan pada campuran titik didih
200°C atau lebih. Cara kerja destilasi ini yaitu campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan
ke dalam campuran dan mungkin ditambahkan dengan pemanasan.
- Destilasi hampa udara biasanya digunakan mengkomposisi yang ingin didestilasi tidak stabil
dengan definisi dapat terdekomposisi sebelum dan mengatur titik didihnya atau campuran bertitik
didih diatas 150°C. Cara kerja destilasi ini mengurangi tekanan yang digunakan pompa vakum.
20. Jelaskan tentang prinsip atau kaidah “Like dissolved like” pada ekstraksi? Like dissolved like
merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sejenis.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, kgs. (2010). “Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah Pada Pembuatan Konsentrasi Vitamin E
Dari Destilat Asam Lemak Minyak Sawit Kajian Jenis Pelarut”. Jurnal Teknologi
Pertanian. 2(11): 1-6.
Nurjanah, s., (2016). “Kajian Pengaruh Dua Metode Pemurnian Terhadap Kejernihan Dan Kadar
Pethouli Alkohol Minyak Nlara (Pethcouly Oil) Asal Sumedang”. Jurnal Teknotan. (10):
(1). 2528-6285.
S, Syukri. (1999). “Kimia Dasar 3”. Bandung: ITB.
Yazid, Estien. 2005. "Kimia Fisik Untuk Parametis". Yogyakarta: Andi.
Zala, Sp. Et al., “Laboratory Technoques of Perification and Isolation”. International Journal Of
Drug Development & Research. 4(2): 41-55.

Anda mungkin juga menyukai