Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

“PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM SULFIT”

KELOMPOK 1

NAMA : MUHAMMAD NOOR


NIM : 2111013110005

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan kali ini yaitu berdasarkan pada senyawa hasil sintesis
secara rekristalisasi. Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutakan dalam pelarut (solven) yang sesuai.
Kristalisasi dikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang efisien.
Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan
pemurnian (Umam, 2019).

1.2. Tujuan Percobaan

Melalui percobaan ini, praktikan diharapkan memahami cara sintesis


sederhana dari suatu senyawa kimia dan metode pemisahan dan pemurnian
senyawa hasil sintesis secara rekristalisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterogen, artinya tidak


seluruh bagian materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada suatu
campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa.
Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya, larutan dianggap sebagai
materi homogen walaupun keadaan yang sesungguhnya tidak homogen. Larutan
merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih dalam suatu keadaan. Zat
pelarut dideskripsikan sebagai media larutan dalam larutan yang jumlahnya lebih
banyak dari pada zat terlarut, sedangkan zat terlarut adalah zat yang dilarutkan dan
jumlahnya lebih sedikit dari pada zat pelarut (Calik & Ayas, 2005).
pemisahan senyawa yang masih berada dalam suatu campuran (baik campuran
homogen maupun heterogen) dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisis dari
senyawa tersebut. Ada beberapa teknik pemisahan yang dapat dilakukan diantaranya
adalah kristalisasi dan ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Mukhrani, 2014).
Kristalisasi merupakan suatu proses pemurnian dimana terjadi pembentukan partikel
padatan di dalam sebuah fasa homogen (Fachry, et al., 2008).
Senyawa hasil proses sintesis dipisahkan dari sisa reaktan atau sisa hasil
reaksi sampingan. Proses pemisahan suatu senyawa tertentu dari suatu campuran
seringkali disebut sebagai isolasi. Faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan
isolasi adalah sifat dari senyawa target yang ada di dalam ekstrak awal atau dalam
fraksi. Sifat umum molekul yang dapat membantu proses isolasi yaitu kelarutan
(hidrofilisitas atau hidrofobositas). Sifat asam-basa, muatan, stabilitas, dan ukuran
molekul. Sifat ekstrak juga dapat membantu metode isolasi yang tepat (Mukhrani,
2014).
Kalium sulfit dan penggunaannya bisa digunakan sebagai pengawet sintesis
pada makanan. Kalium sulfit merupakan pengawet sintesis pada makanan yang lazim
digunakan. Selain kalium sulfit terdapat juga beberapa pengawet sintesis yang lazim
digunakan dalam industri makanan seperti kalium benzoate, kalsium benzoate,
natrium benzoate, kalium bisulfit, kalium metasulfit, nitrat, nitrit, dan belerang
dioksida. Kalium sulfit yang digunakan sebagai pengawet makanan sudah diberi izin
oleh Dirjen POM. Selain itu terdapat juga pengawet sintesis pada makanan yang tidak
diberi izin seperti boraks dan formalin. Sebagai pengawet sintesis, walaupun sudah
memiliki izin, kalium sulfit tetap memiliki banyak negatif bagi tubuh (Sumaryati &
Sudiyono, 2015).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Neraca analitik
2. Gelas Beker
3. Pengaduk gelas
4. Corong
5. Hot Plate

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Kristal natrium sulfit (Na2SO3)
2. Kristal kalium klorida (KCl)
3. Akuades
4. Kertas saring
3.3 Prosedur Percobaan

1,2600 gram natrium sulfit dan 1,4900 gram KCl

 Ditimbang secara teliti menggunakan gelas arloji dan neraca analitik.


 Dipindahkan ke dalam gelas beker 50 mL

50 mL akuades
 Ditambahkan dan diaduk hingga reaktan larut sempurna.
 Dipanaskan larutan diatas hot plate sampai volumenya tinggal
setengah dari volume larutan mula-mula, kemudian dinginkan larutan.
 Dimasukkan gelas beker berisi larutan tersebut kedalam gelas beker
yang berisi es .
 Didinginkan larutan dalam penangas es tersebut hingga diperoleh
endapan.
 Dipisahkan endapan dari larutan dengan cara menyaringnya
menggunakan corong dan kertas saring.
 Dipanaskan kembali filtrat yang diperoleh hingga volumenya tinggal
separuh, dinginkan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal.
 Digabung kristal yang diperoleh dari Langkah 8 dan 9.

15 mL Akuades
 Dilarutkan kristal yang diperoleh, diuapkan larutan ini.
 Didinginkan larutan dalam air es hingga diperoleh endapan kristal
 Ditimbang berat kertas saring kosong
 Dipisahkan endapan dari pelarutnya dengan menggunakan corong dan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya, dikeringkan dalam
oven.
 Ditimbang berat kristal yang diperoleh setelah mengering

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil percobaan dan pemurnian kalium sulfit diperoleh data


pengamatan dan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut.
No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
1 Menimbang natrium sulfit (Na2SO3) Massa Na2SO3 = 1,26 gram
dan kalium sulfit (KCl) menggunakan Massa KCl = 1,49 gram
gelas arloji dan neraca analitik.
2 Menggabungkan Na2SO3 dan KCl dan
menaqmbahkan 50 mL akuades (gelas
beker 50 mL), aduk reaktan larut
sempurna.
3 Memanaskan larutan diatas hot plate V1 =
sampaiu volumenya sampai V2 =
volumenya tinggi setengah dari Suhu Hot Plate =
volume larutan mula-mula, kemudian
mendinginkan larutan.
4 Memasukkan gelas beker berisi
larutan kedalam gelas beker berisi air
es. Mendinginkan larutan dalam
penangas es tersebut hingga diperoleh
endapan.
5 Memisahkan endapan dengan cara
menyaring menggunakan corong dan
kertas saring.
6 Memanaskan Kembali filtrat yang V1 =
diperoleh hingga setengah V2 =
mendinginkan dalam gelas beker yang Suhu Hot Plate =
berisi es hingga diperoleh endapan
kristal.
7 Mengulangi Prosedur (4) dan (5) Massa =
8 Menggabungkan kristal yang Massa =
diperoleh dari Langkah (5) dan (7).
9 Melarutkan kristal yang diperoleh V1 =
dalam 15 mL akuades, uapkan V2 =
Suhu Hot Plate =
10 Dinginkan larutan dalam air es hingga Massa =
diperoleh endapan kristal.
11 Menimbang berat kertas saring kosong Massa =
12 Memisahkan endapan dari pelarut
dengan corongdan kertas saring yang
telah ditimbang, mengeringkan
dengan oven
13 Setelah saring menimbang berat Massa =
kristal yang diperoleh
4.2 Perhitungan

massa Na2SO3 = 1,26 gram


Mr Na2SO3 = 126 gram/mol
Mol Na2SO3 = 1, 26 gram

= 126 gram/mol
= 0,1 M

Ditanya: Normalitas H2C2O4.2H2O …?

Jawab: Normalitas H2C2O4.2H2O :

: 2 ek/mol 0,1 M

: 0,2 ek/L

a. Penentuan Konsentrasi NaOH


Diketahui:
V NaOH saat titrasi : 10 mL
V rata-rata H2C2O4.2H2O saat titrasi : 5,5 mL
Normasiltas H2C2O4.2H2O : 0,2 ek/L
Ditanya: Normalitas NaOH…?
Jawab:
Pada saat titik ekuivalen :
(N . V) H2C2O4.2H2O = (N . V) NaOH

N H2C2O4.2H2O V H2C2O4.2H2O = N NaOH V NaOH

N NaOH =

N NaOH = 0,2 ek/L x 5,5 mL


10 mL

= 0,11 ek/L

1. Penentuan Konsentrasi Asam Asetat (CH3COOH) dalam Asam Cuka

Diketahui:
V CH3COOH yang dititrasi : 15 mL
V rata-rata NaOH untuk titrasi : 21,4 mL
N NaOH untuk titrasi : 0,11 ek/L

Ditanya: Molaritas asam asetat …?


Jawab:
Jumlah ekuivalen asam = Jumlah ekuivalen basa
(N . V) asam asetat = (N . V) NaOH

N asam asetat V asam asetat = N NaOH V NaOH

N asam asetat =

N asam asetat = 0,11 ek/L x 21,4 mL


15 mL
= 0,16 ek/L
Karena asam asetat adalah asam monoprotik, maka n asam asetat adalah 1
ek/mol, sehingga:

M asam asetat =

= 0,16 ek/L

1 ek/L
= 0,16 M
Sebelum dititrasi, asam asetat telah diencerkan terlebih dahulu. Sehingga data
yang telah diperoleh dari perhitungan di atas adalah konsentrasi asam asetat
setelah diencerkan. Konsentrasi asam asetat sebelum diencerkan dapat dihitung
sebagai berikut:
Diketahui:
M CH3COOH : 0,16 M
V CH3COOH sebelum pengenceran : 10 mL
V CH3COOH setelah pengenceran : 250 mL
Ditanya: M CH3COOH sebelum pengenceran…?
Jawab:
(M . V) sebelum pengenceran = (M . V) setelah pengenceran

M sebelum V sebelum = M sesudah V sesudah

M sebelum =

M sebelum = 0,16 M x 250 mL


10 mL

M sebelum = 4 M

Konsentrasi asam asetat dinyatakan dalam persentase (b/v) adalah :

% CH3COOH (b/v) : M CH3COOH sebelum pengenceran Mr CH3COOH

:4M 60 gram/mol

: 24 % (b/v)

4.3 Pembahasan
Campuran dapat dibentuk dari persenyawaan antar senyawa. Di dalam
persenyawaan ini terjadi proses pemisahan zat yang dimurnikan dengan
campurannya. Salah satu cara pemisahan zat yang dimurnikan adalah dengan
kristalisasi. Menurut (Hoiriyah, et al., 2016) kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan. Proses pemisahan zat pada
kristalisasi bisa menggunakan cara pemanasan atau pendinginan.
Percobaan kali ini dilakukan pembuatan K2SO3 dengan menggunakan
metode kristalisasi. Berdasarkan pengertian dari (Chong, et al., 2018) K 2SO3
merupakan rumus senyawa kalium sulfit. Kalium sulfit sebagai senyawa
anorganik dengan bentuk padatan putih yang sangat larut dalam air. Pada proses
pembuatan K2SO3 dilakukan dengan kristalisasi dan penyaringan. Sedangkan
pemurnian K2SO3 dilakukan dengan cara rekristalisasi, kristalisasi, dan
penyaringan. Terdapat perbedaan antara kristalisasi dengan rekristalisasi.
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan
sedangkan rekristalisasi menurut (Umam, 2019) adalah proses pemisahan zat
padat yang berbentuk kristalin. Pada pembuatan K2SO3 direaksikan kan senyawa
Na2SO3 dengan KCl. Proses reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
Na2SO3 + 2 KCl → K2SO3 + 2 NaCl
pembuatan K2SO3 memerlukan 1,26 gram Na2SO3, 1,49 gram KCl dan air.
Mula-mula campuran antara Na2SO3 dengan KCl berbentuk larutan. pada proses
ini dilakukan penambahan akuades sebanyak 50 ml. Akuades menurut (Sumarna,
2015) adalah sebagai pelarut yang bersifat netral untuk melarutkan suatu
senyawa. Setelah larutan tercampur, dilakukan pemanasan dengan menggunakan
hot plate. Menurut (Suastiyanti, et al., 2014) proses pemanasan larutan
menggunakan hot plate adalah untuk mendapatkan endapan dari larutan tersebut.
Pada percobaan kali ini dihasilkan endapan K2SO3 setelah proses pemanasan
larutan campuran Na2SO3 dengan KCl. Endapan tersebut disaring menggunakan
kertas saring yang ditempelkan pada corong. Filsafat penyaringan dipanaskan
dan didinginkan beberapa kali dengan tujuan agar Filtrat tidak memberikan
endapan.
Besarnya Na2SO3 1,46 gram dengan massa molekul relatif sebesar 126
gram/mol dan KCl 1,49 gram dengan massa molekul relatif 74,5 gram/mol dapat
hitung jumlah mol masing-masing yaitu sebesar 0,01 mol dan 0,02 mol. Dari
persamaan reaksi antara Na2SO3 dan KCl dihasilkan K2SO3 dan NaCl, sehingga
diperoleh massa K2SO3 yang seharusnya diperoleh yaitu 0,07 gram dan bisa
rendemen sebesar 4,47%. Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang
diperoleh dengan simplisa awal. Rendemen menggunakan satuan persen,
semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan dari ekstrak yang
dihasilkan semakin banyak (Pratiwi, et al., 2019).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini adalah:


1. Pembuatan K2SO3 pada percobaan ini menggunakan metode kristalisasi
sedangkan pemurnian K2SO3 menggunakan metode kristalisasi.
2. Pembuatan K2SO3 dilakukan dengan mereaksikan Na2SO3 dengan KCl.
3. Massa endapan kristal sebesar 0,07 gram dan massa teoritisnya 1,58 gram dan
diperoleh rendemen sebesar 4,43 %.

Anda mungkin juga menyukai