Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTEK KIMIA DASAR

PEMBUATAN LARUTAN

Oleh :

Ferdinan Rivaldo Silalahi (20334024)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI

PERTEMUAN 2

PEMBUATAN LARUTAN

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat terampil membuat larutan dari padatan dan dari larutan
yang pekat.
2. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi larutan dengan beberapa
satuan.
3. Mahasiswa mampu membuat larutan kimia sesuai dengan prosedur dan
cara pembuatannya

II. DASAR TEORI.


Reaksi kimia di alam dan di laboratorium kebanyakan berlangsung tidak
dalam bentuk senyawa murni melainkan dalam bentuk larutan. Pada
percobaan ini. Saudara akan membuat larutan dari larutan pekat (dengan
pengenceran) dan padatan murni. Larutan yang akan anda buat harus bisa
dinyatakan konsentrasinya dengan beberapa satuan. Saudara juga akan
menentukan konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui melalui titrasi
dengan larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat dalam larutan. Konsentrasi
menyatakan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu pelarut atau larutan.
Pada umumnya, konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang banyak
maka disebut larutan yang konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang
pekat. Sebaliknya jika zat terlarutnya sedikit, maka disebut larutan yang
konsentrasinya rendah dan disebut pula larutan yang encer.
Larutan ideal akan terjadi bila gaya antar molekul sejenis maupun bukan
sejenis kurang lebih sama kuat. Bila gaya antar molekul yang tidak sejenis lebih
besar dari gaya antar molekul sejenis maka terbentuk larutan non ideal dan
prses pelarutan bersifat eksotern (... H<0) dan bila sebaliknya maka bersifat
endoterm (... H>0). Hal ini menunjukan pada pembuatan larutan, sering kali
melibatkan kalor, baik diserap atau dilepas. Pada percobaan ini pula, saudara
akan mengamati kalor yang terlibat dalam proses pelarutan, yaitu dilepas atau
diserap.
Apabila dari larutan yang lebih pekat, sesuaikan satuan konsentrasi
larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan. Jumlah zat terlarut
sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, memenuhi persamaan:
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2

𝑉1 = Volume atau massa larutan sebelum dilarutkan

𝑀1 = Konsentasi larutan sebelum diencerkan

𝑉2 = Volume atau massa larutan setelah diencerkan

𝑀2 = Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

III. ALAT dan BAHAN


1. Alat
- Seperangkat gelas kimia
- Neraca/ timbangan
- Botol timbang/ kertas untuk menimbang
- Labu ukur 100 ml
- Sendok stainless steel
2. Bahan
- Kristal NaOH
- Aquades
- HCl
IV. PROSEDUR KERJA
A. Percobaan 1
Pembuatan 100 ml larutan NaOH 0,1 dari kristal NaOH murni ( Mr = 40 )
Pembuatan/ cara kerja pembuatan larutan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol
timbang, labu ukur 100 ml, sendok stainless steel, kristal NaOH dan
Aquades.
2. Menghitung jumlah gram NaOH yang diperlukan M = gr/ Mr x 1000/ vol
𝑔𝑟 1000
𝑀= 𝑥
𝑀𝑟 𝑣𝑜𝑙
𝑔𝑟 = 𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟 = 0,1 𝑚𝑜𝑙/𝐿 𝑥 40 𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,1 𝐿
𝑔𝑟 = 0,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 40 𝑚𝑙
3. Timbang NaOH sebanyak 40 ml lalu larutkan dengan 50 ml aquades,
lalu masukan kedalam labu takar 100 ml, tambahkan aquades hingga
tanda batas. Bolak balik labu takar hingga larutan homogen, lalu
masukan kedalam botol wadah.

B. Percobaan 2
Pembuatan larutan 250 HCl 0,1 M
- Hitung molaritas ( M ) HCl p
% 𝜌 10
𝑀=
𝑀𝑟
% = 36
𝜌 𝐻𝐶𝑙 ( 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻𝐶𝑙 ) = 1,639
Mr ( berat molekul HCl ) = 36,5 g/ mol
36 𝑥 1,639 𝑥 10
𝑀= 𝑔 = 16 𝑀
36,5
𝑚𝑜𝑙
- Hitung volume HCl p yang diperlukan untuk membuat larutan 0,1 M HCl
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2
𝑉1 𝑥 16 𝑀 = 250 𝑚𝑙 𝑥 0,1 𝑀
25
𝑉1 = = 1,7 𝑚𝑙
16
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu labu ukur 100 ml,
pipet volumetric, neraca, larutan HCl pekat, dan aquades
2. Isi labu ukur 100 ml dengan aquades sampai kira kira ½ nya. Lalu,
ambil HCl p sebnayak 1,7 ml menggunakan pipet volumetric masukan
kedalam labu ukut 100 ml.
3. Lalu tambahkan aquadest hingga tanda batas.
4. Bolak – balikan labu takar hingga larutan homongen.
PERTEMUAN 3

KRITALISASI

I. TUJUAN
Memisahkan dan memurnikan zat – zat dengan cara kristalisasi

II. DASAR TEORI


Kristalisasi adalah proses pembentukan suatu kristal oleh ion-ion, atom-
atom atau molekul-molekul yang tersusun secara systematic dan bertahap,
sehingga membentuk geometric tertentu. Bentuk kristal tergantung pada sifat-
sifat (besar bentuk, elektronik, dll) danion, atom atau molekul yang tidak
mempunyai sifat spesifik, cenderung untuk dikeluarkan dari kristal karena tidak
dapat masuk, kedalam susunan kristal secara bertahap. Proses kristalisasi ini
sering digunakan untuk memisahkan suatu zat dari zat lainnya.
Kristal dapat dibentuk dari larutan dengan cara:
1. Menguapkan pelarut
2. Mendinginkan larutan dibawah temperature dimana tercapai kejenuhan
3. Menukar pelarutnya
4. Reaksi kimia, kristal dapat pula terbentuk dalam larutan, jika salah satu atau
lebih
Hasil reaksi tidak larut. Pada zat – zat tertentu kristal dapat dibentuk
dengan pemanasan langsung sehingga terjadi perubahan dari padat kegas,
peristiwa ini disebut sublimasi.
Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu cara pemurnian zat padat kristal yang paling
efektif dan luas digunakan. Dasar pemisahannya terutama adalah perbedaan
kelarutan. Perbedaan kecepatan pembentukan kristal yang satu terhadap yang
lainnya dapat pula merupakan dasar pemisahan yang memuaskan.
Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat melarutkan
dengan baik zat yang akan dimurnikan pada titik didih pelarut, akan tetapi pada
temperature ruang hanya melarutkannya dalam jumlah sedikit. Sebaliknya zat-
zat pengotor larut dalam jumlah sedikit pada titik didih pelarut, sehingga dapat
dilakukan pemisahan dengan cara menyaring. Larutannya kemudian
didinginkan pada temperature ruang, sehingga kelarutannya menjadi
berkurang. Kristal – kristal yang terbentuk mulai memisah dari larutan.
Banyaknya zat yang masih terlarut tergantung pada kelarutannya pada
temperature tersebut. Karena zat – zat pengotor yang ada hanya dalam jumlah
kecil tidak akan mejenuhkan pelarut dan akan tetap berada dalam larutan.
Dengan cara ini dapat dihasilkan kristal yang murni.

III. ALAT dan BAHAN


1. Alat
- Tabung reaksi
- Kaca arloji
- Beaker glass
- Cawan penguap
2. Bahan
- Asam salisilat
- Kobalt klorida
- Aseton
- Aquades
- 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 𝐻2 𝑂
- NaCl
IV. PROSEDUR KERJA
1. KRISTALISASI DENGAN PENGUAPAN DAN MENGUBAH ZAT PELARUT.
- Masukkan asam salisilat kedalam tabung reaksi yang kering dan bersih
sampaI setinggi kira – kira 2,5cm. kristal tersebut jangan dimampatkan.
- Masukkan sedikit serbuk kobalt klorida dan 3 ml aseton, kemudian dikocok
kuat kuat.
- Setelah asam salisilat dan kobalt klorida larut sempurna, tuangkan kira – kira
setengah dari larutan pada kaca arloji dan biarkan menguap.
- Kedalam setengah larutan sisa, tambahkan kira – kira 5 ml air suling dan
kocok.
- Saring kristal asam salisilat dari larutan. Cuci kristal yang ada dalam kertas
saring beberapa kali dengan beberapa ml air.
- Bukalah kertas saring dan biarkan kristal mengering.
- Bandingkan kristal pada kaca arloji dengan kristal pada kertas
saring.Jelaskan pengamatan anda
Jawaban : Kristal pada kertas saring lebih bersih karena di cuci kembali
dengan air lalu disaring.
- Cara manakah yang lebih baik untuk mendapatkan kristal asam salisilat yang
murni, dengan penguapan atau merubah pelarut? Jelaskan jawaban anda.
Jawaban : Lebih baik dengan merubah pelarut karena Asam salisifat bersifat
non polar tidak larut dalam air tetapi larut dengan pelarut dingin murni untuk
menghilangkan kotoran.
- Mengapa untuk mendapatkan kristal murni suatu zat yang mengandung
kotoran - kotoran yang sukar menguap dengan cara penguapan menjadi
tidak praktis ?
Jawaban : karena setelah proses penguapan masih terdapat/ bercampur zat
yang di kristalisasi dengan pengotornya sehingga harus dilakukan
rekristalisasi/ pengkristalan kembali, sehingga metode penguapan kurang
efektif dan tidak praktis.

2. KRISTALISASI DENGAN ‘SEEDING’ ( KEADAAN LEWAT JENUH )


- Masukkan kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering Na2S2O3.5H2O
setinggi 2,5cm.
- Panaskan tabung dalam air mendidih dalam bejana sampai semua kristal
larut dalam air hidratnya.
- Letakkan tabung reaksi dalam bejana yang berisi air dingin dan biarkan
pendinginan
- Berlangsung untuk kira – kira 10menit. Setelah dingin, masukkan sebuah
kristal kecil natrium tiosulfat.
- Apakah hasil penambahan natrium tiosulfat?
Jawaban : hasil penambahan natrium tiosulfat ialah Kristal – kristal karena
dibiarkan/ tidak dipanaskan, tidak larut sempurna dan lewat jenuh.

3. KRISTALISASI DENGAN SUBLIMASI


- Masukkan sedikit campuran naftalen dengan NaCl kedalam cawan peguap.
Tutup cawan itu dengan kaca arloji yang berisi air.
- Panaskan hati – hati sampai terbentuk kristal – kristal pada alas kaca arloji.
Sesudah didinginkan kumpulkan kristal – kristal tersebut dan perhatikan
bedanya dengan semula.
- Bagaimana membuktikan bahwa naftalen dan NaCl membentuk kristal yang
terpisah ?
Jawaban : Terdapat kristal – kristal naftalen pada dinding bawah kaca arloji
karena naftalen/ kapur barus memiliki titik leleh yang rendah daripada NaCl/
garam dapur yang mengakibat kan naftalen menyublim lebih dulu sehinggal
membentuk kristal yang terpisah dengan NaCl.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Anonim, https://informasains.com/edu/post/2020/07/laporan-praktikum-pembuatan-
larutan/

Tim Dosen Kimia Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN, Jakarta

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.

Petrucci, R. H. 2011. Kimia Dasar Prinsin dan Terapan Model. Edisi Sembilan. Jilid 1
& 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai