Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN
LARUTAN

Disusun Oleh:
Nama: Risma
Tirangka Nim:
211011030045

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua pasti membutuhkan campuran zat pada prosesnya. Pada
umumnya, reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara zat murni. saat ini, begitu banyak
reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun yang terjadi secara alami.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro titik
di alam, umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. termasuk Bagaimana makhluk hidup
menyerap mineral vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik larutan biasanya terdiri atas dua zat atau
lebih yang bercampur dan bersifat homogen. Larutan merupakan campuran homogen karena umumnya
memiliki ukuran partikel yang begitu kecil sehingga memiliki komposisi yang begitu seragam dan sulit untuk
dibedakan antar komponennya.
Larutan terdiri atas dua komponen. Komponen-komponen tersebut yaitu pelarut dan zat terlarut. pelarut
biasanya disebut solvent dan zat terlarut biasanya disebut solute. Zat pelarut adalah zat yang memiliki jumlah
terbanyak sedangkan zat terlarut memiliki jumlah yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat dalam larutan. Konsentrasi menyatakan banyaknya zat yang
terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Pada umumnya, konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang
banyak maka disebut larutan yang konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang pekat. Sebaliknya jika
zat terlarutnya sedikit, maka disebut larutan yang konsentrasinya rendah dan disebut pula larutan yang encer.
Oleh karena itu praktikum kali ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan dari
bahan padat dan cair, konsentrasi dari suatu larutan, serta faktor apa saja yang mempengaruhi konsentrasi nya.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pembuatan larutan NaOH 0,10 M.
2. Untuk mengetahui standarisasi larutan NaOH 0,1 M menggunakan asam oksalat.

2. Metodologi Praktikum
2.1 Alat dan Bahan
 Alat
- Penagkas air es - Corong
- Neraca - Pipet tetes
- Gelas piala - Buret
- Labu takar - Erlenmeyer
 Bahan
- Padatan NaOH
- Akuades
- Asam oksakat

2.2 Prosedur Kerja


Pembuatan Larutan NaOH 50% bebas CO2.
1. Timbang padatan NaOH.
2. Letakkan diatas penangas air es.
3. Tuangkan akuades sambil diaduk perlahan (NaOH : Akuades = 1:1 ).
Pembuatan 250 ml larutan NaOH 0,1 M
Hitung massa NaOH padatan yang harus ditimbang.
Timbang menggunakan neraca analitik.
Masukan ke dalam gelas piala yang telah diisi air sebelum 250 ml.
Aduk sampai larut dan tambahkan akuades sampai skalanya 250 ml.
Standarisasi larutan NaOH 0,1 M menggunakan asam oksalat
Bersikan neraca, timbang oksalat secara teliti dan catat.
Larutkan secara kuantitaif ke dalam gelas piala.
Masukan ke dalam labu takar, bilas gelas piala dan coron dengan akuades.
Tambahkan akuades menggunakan pipet tetes sampai tera(sejajar mata). Lalu homogrnkan.
Siapkan larutan NaOH yang akan distandarisasikan.
Siapkan buret dan bilas dengan akuades dan larutkan NaOH.
Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M pastikan ujung cerat terisi penuh cairan atur dan baca skala
awal.
Pipet 10,00 ml larutkan asam oksalat (pipet dibilas terlebih dahulu dengan akuades larutan
asam oksalat).
Tuangkan ke dalam Erlenmyer bersi.
Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein titrasi sampai berubah dari tidak berwarna menjadi
merah muda.
Catat volume akhir. Lakukan 3 kali ulangan.

3 . Hasil dan Pembahasan.


Jumlah NaOH yang dibutuhkan dari 0,1 M NaOH 250 ml.
g
M=
.
𝑀𝑟 1000
𝑚𝑙

g 1000
0,1 = 40. 250
4g
0,1 =
40
4g
0,1 =
40

g=
0,1 .40 𝑔 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 jadi massa yang dibutuhkan adalah 1 gram NaOH
4
Contoh perhitungan standarisasi larutan NaOH 0,1M menggunakan
asam oksakat.

Standarisasi larutan NaOH 0,1 M dengan larutan standar asam oksala.

Standarisasi adalah suatu proses penentuan konsentrasi larutan. Untuk


menentuakan konsentrasi suatu larutan asam- basa, diperlukan suatu larutan standar.
Larutan standar adalah suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dan biasanya
berupa larutan asam atau larutan basa yang mantap (konsentrasinya tidak berubah.
Larutan standar terbagi atas larutan satndar primer dan larutan standar sekunder. Larutan
standar primer yaitu larutan dimana kadarnya dapat diketahui secara langsung karena
didapatkan dari hasil penimbangan. Umumnya kadarnya dinyatakan dalam normalitas.
Adapun syarat-syarat larutan standar primer antara lain : mempunyai kemurnian tinggi,
rumus molekulnya pasti, tidak mengalami perubahan saat penimbangan, berat ekivalen
yang tinggi serta larutannya stabil dalam penyimpanan. Sedangkan larutan standar
sekunder adalah larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan standarisasi
dengan larutan standar primer. Adapun syarat-syarat yang dimiliki larutan standar
primer, yaitu berat ekivalennya tinggi serta larutannya tidak stabil dalam penyimpanan.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan normalitas larutan NaOH


menggunakan larutan standar asam oksalat. Percobaan standarisasi larutan NaOH
dengan larutan standar asam oksalat ini termasuk titrasi netralisasi. Dalam titrasi
netralisasi pH titik akhir titrasi ditentuan oleh banyaknya H+ yang berlebihan dalam
larutan, yang besarnya tergantung pada sifat asam, basa dan konsentrasi larutan.

Larutan NaOH distandarisasi karena larutan NaOH merupakan larutan


standar sekunder yang konsentrasinya selalu berubah dan memiliki tingkat kemurnian
yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan primer. Pada percobaan ini, dilakukan
dengan penambahan larutan standar ke dalam asam oksalat yang telah diketahui
konsentrasinya dan telah ditetesi
beberapa tetes indikator phenolftalein. Indikator phenolftalein berfungsi sebagai
penanda tercapainya titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya
warna larutan menjadi merah muda disebabkan karena indikator phenolftalein. Titik
pada saat indikator memberikan perubahan disebut titik akhir titrasi, dan pada saat ini
titrasi harus dihentikan. Idealnya bila indikator dan kondisi titrasi sesuai, maka titik
akhir titrasi dan titik ekivalen akan berimpit atau setidaknya hanya terdapat sedikit
perbedaan. Dimana titik ekivalen adalah titik dimana mol asam dan mol basa sama.

4 . Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat
terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Dalam pembuatan larutan NaOH 0,1 M 250 ml diperlukan sebanyak 1 gram NaOH.

Nilai normalitas NaOH yang diperoleh dengan menstandarisasi larutan NaOH 0,1 M
dengan larutan standar asam oksala. Kadar asam asetat dalam larutan osakat dapat
ditentukan dengan melakukan standarisasi larutan asam osatat dengan larutan standar
NaOH yang melalui proses pengenceran.
5 . Daftar Pustaka
1. Analisa Kimia Sekolah Vokasi IPB(2020).”Pembuatan Dan Standarisasi Larutan NaOH”. Youtube.com. diakses
pada November 7,2021. https://www.youtube.com/watch?v=VzlQKQUSDZU.
2. https://vioni13.blogspot.com/2017/08/laporan-standarisasi-larutan-naoh-01-n.html

Anda mungkin juga menyukai