Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Judul Percobaan : Membuat Larutan dengan Konsentrasi Tertentu.


Tujuan Percobaan :
Membuat larutan KOH 0,5 M dengan cara pengenceran dari larutan KOH 2 M.
Membuat 250 mL larutan NaCl 1 M dari kristal NaCl murni.
Dasar Teori
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi
merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat
dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi
akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat
dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan
oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas –
gas, gas – padat, cair –cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada
3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua
jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara
mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan
secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran
homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas,
cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997 : 141)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut
(solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan
dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak
dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan
cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat
berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-
molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan,
contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994 : 51)

Alat dan Bahan


Alat
Alat Jumlah
Gelas Beaker 100 mL 1
Gelas Beaker 250 mL 1
Pengaduk stainless 2
Neraca Ohaus 1
Pipet Tetes 1
Gelas Ukur 25 mL 1
Kaca Arloji 1

Bahan
Bahan
Larutan KOH 2 M
Kristal NaCl Murni
Aquades

Prosedur Kerja
Pengenceran larutan dari KOH 2 M menjadi 100 mL larutan KOH 0,5 M.
Siapkan gelas beaker 100 mL, pengaduk stainless, dan gelas ukur 25 mL.
Hitunglah berapa volume larutan KOH 2 M yang harus diambil untuk membuat
100 mL larutan KOH 0,5 M dengan menggunakan rumus pengenceran. (Lihat
Lembar Kerja Siswa)
Ukurlah sejumlah volume KOH 2 M berdasarkan perhitungan yang didapatkan
dengan menggunakan gelas ukur.
Kemudian, masukkan larutan tersebut ke dalam gelas beaker 100 mL dan
tambahkan aquades hingga tepat 100 mL.
Pembuatan 150 mL larutan NaCl 1 M dari kristal NaCl murni.
Hitunglah berapa massa Kristal NaCl murni yang perlu diambil untuk membuat
150 mL larutan NaCl 1 M. (Lihat Lembar Kerja Siswa)
Timbanglah sejumlah massa kristal NaCl (sesuai dari hasil perhitungan)
menggunakan neraca ohaus.
Setelah menimbang, masukkan kristal NaCl tersebut kedalam gelas beaker 250
mL, tambahkan sedikit aquades, kemudian aduk hingga seluruh kristal NaCl
larut.
Setelah Kristal NaCl larut, tambahkan aquades hingga volume tepat 150 mL,
kemudian aduk kembali.

Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan,
dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud
padat, cair, atau gas. Dengan demikian,
larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute)
Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan
homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang
komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian
komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan
heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan
yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen
yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian dan terdapat
permukaan – permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase yang
terpisah.
Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam
menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :
Persen berat ( % ) Persen volume ( %) Persen berat per volume ( %)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah
tertentu larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah zat mol
terlarut dalam 1 L larutan,

yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah


zat mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan.
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga
jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran atau
jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran. Rumus yang digunakan untuk pengenceran itu sendiri
adalah
M1V1 = M2V2
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
Pada praktikum kali ini pembuatan larutan KOH dengan tekhnik
pengenceran yaitu dengan cara kita ambil 100 mL larutan KOH 2 M dengan
pipet gondok lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu,
ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dan pembuatan larutan NaCl yang di
lakukan dengan cara kita ambil 150 mL larutan NaCl 2 M dengan pipet gondok
lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, ditambahkan akuades
hingga tanda batas.
Pada pengenceran larutan KOH 2M menjadi 100mL larutan KOH 0.5M. yang
di hitung menggunakan rumus maka di dapatkan volume yang di ambil untuk
diencerkan sebesar 25mL sedangkan pada massa kristal NaCl untuk membuat
150mL larutan NaCl 1M yang Volumenya 150mL massanya 1M dan Ar Na
= 23 g mol-1; Cl = 35,5 g mol-1 maka Molnya dapat di hitung menggunakan
rumus Yang menghasilkan 0.15. Pada massa kristal NaCl murni yang akan di
timbang untuk membuat 150mL Larutan NaCl 1M adalah 8,775 gram.
Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara
senyawa ion dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan
negatif lebih terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub
negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif dan hidrogen mengapung
atom Cl – yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar dari gaya
tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan

berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl
yaitu Na+ dan Cl – .
Membuat larutan pekat yaitu larutan KOH 0.5 M dan larutan NaCl 1M buatlah
1000 mL larutan HNO3 2 M, dengan kadar 65 % massa jenis larutan 132 g/L.
(Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol). Maka volume dan massa dari
larutan larutan HNO3 adalah
dan
Menggunakan rumus Untuk menghitung massanya dan untuk menghitung
volumenya

Dari hasil perhitungan HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M


adalah 13,6 gram. Pada konsentrasi NaCl2M pada 150mL deperoleh
massa 8,775 gram sedangkan pada
konsentrasi KOH 2M diperoleh Volume sebesar25mL.dan pada HNO3 pada
konsentrasi 2M diperolehVolume sebesar146,8531468mL. Berdasarkan
hasilperhitungan massa dan volume yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa serta
volume yang diperlukan untuk membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan
massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu.

Jawaban Pertanyaan
Menghitung volume larutan KOH 2 M yang akan diambil untuk membuat 100
mL larutan KOH 0,5 M.
Diketahui : V2 = 100 mL
M1 =2M
M2 = 0,5 M
Ditanya : V1 = ?
Penyelesaian :
V1.M1 = V2.M2
Maka volume larutan KOH yang harus diambil untuk diencerkan menjadi 100
mL larutan KOH 0,5 M adalah 25 mL.

Menghitung massa krital NaCl murni yang harus diambil untuk membuat 150
mL larutan NaCl 1 M.
Diketahui : VNaCl = 150 mL
MNaCl = 1 m
Ar Na = 23 g mol-1; Cl = 35,5 g mol-1
Ditanya : mNaCl = ?
Penyelesaian :
Tahap 1
Hitunglah jumlah mol dalam 150 mL larutan NaCl 1 M.
Tahap 2
Menghitung massa kristal NaCl murni yang akan diambil.
Maka massa kristal NaCl Murni yang akan ditimbang untuk membuat 150 mL
larutan NaCl 1 M adalah 8775 gram.

Setelah anda membuat larutan KOH 0,5 M dan larutan NaCl 1 M, bagaimana
jika anda harus membuat larutan dari larutan pekat. Misalnya saja, buatlah 1000
mL larutan HNO3 2 M, yang memiliki kadar 65%, massa jenis larutan tersebut
1,32 g/L. (Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol).
Diketahui : = 1,32 g/L
kadar = 65%
mm HNO3 = 63 g/mol
V2 HNO3 = 1000 mL
M2 HNO3 =2M
Ditanya : M1 dan V1 =?
Penyelesaian :
Tahap 1
Menghitung konsentrasi dari larutan pekat HNO3

Dengan,
M = kemolaran
= massa jenis (densitas)
kadar = % massa
mm = massa molar
Tahap 2
Menghitung volume larutan pekat HNO3, yang akan diambil untuk membuat
1000 mL larutan HNO3 2 M.
V1 . M1 = V2 . M2
Tahap 3
Tuliskan prosedur kerja pembuatan larutan 1000 mL larutan HNO3 2 M!
Jawab:
Membuat 1000 mL HNO3 2 M 65% massa jenis 1, 32 g L-1
Siapkan alat dan bahan di atas meja
Masukkan volume pekat larutan HNO3 2 M ke dalam labu ukur
Menghitung volume HNO3 yang diperlukan
Kemolaran HNO3:
Volume HNO3 pekat yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus pengenceran:
V1 . M1 = V2 . M2 → V1 x = 1000 x 2
V1 = = 146,8531468 mL

Mengambil 147,05 mL HNO3 pekat menggunakan pipet ukur.


Melarutkan HNO3 pekat itu kedalam kira-kira 100 mL air dalam gelas kimia
ukuran 200 mL secara hati-hati.
Setelah campuran agak dingin, pindahkan ke dalam labu ukur ukuran 200 mL.
Kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 200 mL.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
 Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi
baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
 Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah
tertentu larutan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
 Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
 Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa
ion dengan molekul air. Dalam hal ini terbentuk ion tersolvasi dari NaCl yaitu
Na+ dan Cl –dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu
pada larutan.
 Hasil perhitungan massa yang diperoleh :
HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M adalah 13,6gram. Pada
konsentrasi NaCl 2M pada 150mL deperoleh massa 8,775 gram
 Hasil perhitungan volume yang diperoleh : pada
konsentrasiKOH 2M diperoleh Volume sebesar 25mL.dan pada HNO3pada
konsentrasi 2M diperoleh Volumesebesar146,8531468mL.
 Perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu.

Saran
Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti dalam
mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
pengukuran suhu dan dalam mengukur volume larutan harus sesuai takaran
jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang
dilakukan.
PRAKTIKUM
PEMBUATAN LARUTAN
A. Tujuan
1. Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
2. Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi
3. Mampu membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi

B. Dasar Teori
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita
ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh
serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita
menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan
manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam
pembuatan larutan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan
dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis
dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau
Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat
semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut
solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam
jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute
atau zat terlarut (Baroroh,229:2004). Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua
larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan
yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua
fase. ( Stephen,52:2002)

M=

Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Keterangan : M = Molaritas (M)


V = Volume (Liter)
n = jumlah zat (mol)
(Johari,86.2009)
Pengenceran suatu larutan adalah suatu penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan
sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).
Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :
M1.V1 = M2. V2

Keterangan : M1 = Molaritas mula-mula


V1 = Volume sebelum pengenceran
M2 = Molaritas setelah pengenceran
V2 = Volume total setelah pengenceran (Vakhir)
Sedangkan untuk banyaknya volume air yang ditambahkan adalah
Vair = V2 – V1

M=

Adapun untuk pengenceran larutan pekat dalam kadar rumus yang dipergunakan adalah

Keterangan : M = kemolaran (Molar) kadar = % massa


= massa jenis mm = massa molar

Dalam pengenceran tidak terjadi perubahan jumlah zat, yang terjadi hanyalah perubahan
konsentrasi dan volumenya.
Pencampuran larutan adalah gabungan dua atau lebih larutan sejenis yang berbeda
konssentrasi sehingga diperoleh molaritas campuran. Rumusnya :

MCamp = M1.V1 + M2. V2


V1 + V2

(Kartimi,47.2012)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia 3 buah
b. Lebu volumetrik 1 buah
c. Pipet volume 1 buah
d. Gelas ukur 1 buah
e. Kaca arloji 1 buah
f. Batang pengaduk 1 buah
g. Neraca analitik 1 buah
h. Corong kaca 1 buah
2. Bahan
a. NaCl (garam dapur)
b. CO(NH2)2 (urea)
c. C11H22O11 (sukrosa/gula pasir)

D. Prosedur Kerja
1. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02 M
a. Massa ketiga kristal tersebut dihitung terlebih dahulu melalui data yang ada.
b. Kemudian massa kristal ditimbang dengan neraca analitik secara tepat.
c. Kristal hasil penimbangan kemudian dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml dan ditambah
dengan air 50 ml kemudian diaduk dengan pengaduk hingga larut.
d. Dan larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu volumetric 100 ml dan ditambah dengan air
hingga batas akhir 100 ml.
e. Lakukan semua langkah tersebut pada 3 bahan di atas.

2. Membuat larutan dengan pengenceran


a. Larutan dari percobaan 1 diambil 10 ml menggunakan pipet volume 10 ml dan dimasukkan
ke dalam labu volumetric 100 ml.
b. Kemudian ditambah air sampai tepat garis batas 100 ml.
c. Setelah itu dihitung konsentrasi setelah pengenceran.
d. Lakukan semua langkah tersebut pada 3 bahan di atas.

3. Membuat larutan dengan pencampuran


a. Larutan dari hasil percobaan 1 diambil 10 ml menggunakan pipet volume dan dimasukkan
dalam labu volumetrik 100 ml.
b. Kemudian ditambahkan dengan larutan dari hasil percobaan 2 ke dalam labu volumetric 100
ml tersebut sampai tepat garis batas 100 ml
c. Setelah itu dihitung berapa molaritas campurannya.
d. Lakukan semua langkah tersebut pada 3 bahan di atas.
E. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Hasil perhitungan massa larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02
M

Hasil Percobaan

Massa NaCl 0,1 M 0,6 gram


Massa CO(NH2)2 0,1 M 0,6 gram
Massa C11H22O11 0,02 M 0,7 gram

Tabel 1.2 Hasil perhitungan konsentrasi setelah pengenceran

Hasil Percobaan

Molaritas NaCl 0,1 M 0,01 M


Molaritas CO(NH2)2 0,1 M 0,01 M
Molaritas C11H22O11 0,02 M 0,002 M

Tabel 1.3 Hasil perhitungan kosentrasi pencampuran larutan

Hasil Percobaan

MCamp NaCl 0,1 M 0,019 M


MCamp CO(NH2)2 0,1 M 0,019 M
MCamp C11H22O11 0,02 M 0,0038 M

F. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat diuraikan
bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena
dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02 M, yang paling utama
dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam
pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni,
pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Perhitungan untuk
mencari massa suatu zatnya adalah
Massa = mol x Mr
Pertama, menghitung massa 100 ml NaCl 0,1 M diketahui Mr NaCl = 58,5
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa NaCl 0,1 M = mol x Mr
= 0,01 x 58,5
= 0,585 gram = 0,6 gram
Kedua, menghitung massa 100 ml CO(NH2)2 0,1 M diketahui Mr CO(NH2)2 = 60
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa CO(NH2)2 0,1 M = mol x Mr
= 0,01 x 60
= 0,6 gram
Ketiga, menghitung massa 100 ml C11H22O11 0,02 M diketahui C11H22O11Mr = 330
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa C11H22O11 0,02 M = mol x Mr
= 0,02 x 330
= 0,66 gram = 0,7 gram.

Apabila massa zat sudah diperoleh pembuatan larutan tinggal dengan menambahkan pelarut.
Pelarut dalam pembuatan larutan 100 ml NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02
M yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut disebut zat terlarut.
Dalam pembuatan ketiga larutan tersebut (garam dapur, urea dan sukrosa) semua bahannya
terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya
pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan. Perlakuan selanjutnya adalah
mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses pengencerannya hanya mengambil
sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan
90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan
konsentrasi seperti pada tabel 1.2. Untuk pembuktiannya adalah dengan perhitungan sebagai
berikut :
1. Pengenceran pada larutan 10 ml NaCl 0,1 M
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,1.10 = M2.100
1 = 100 M2
M2 = 1/100
M2 = 0,01 M
2. Pengenceran larutan 10 ml CO(NH2)2 0,1 M

Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,1.10 = M2.100
1 = 100 M2
M2 = 1/100
M2 = 0,01 M
3. Pengenceran larutan 10 ml C11H22O11 0,02 M
Diketahui :
M1 = 0,02 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,02.10 = M2.100
0,2 = 100 M2
M2 = 0,2/100
M2 = 0,002 M

Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika
diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat
larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran
konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan urea mulanya konsentrasi sebesar 0,1 M
setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,01 M dan pada larutan sukrosa
atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan
konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga
larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah
penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol)
tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah
M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal
= mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang
didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah ( Purba, 94. 2007).

Untuk pembuatan larutan sejenis dengan pencampuran berbagai konsentrasi, maka akan
adanya pencampuran mol dari kedua larutan tersebut. Sehingga diambil Molaritas atau
konsentrasi gabungan yang dilambangkan dengan MCamp.
Penjelasan untuk perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan pencampuran NaCl
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = 0,01
V1 = 10 ml V2 = 90 ml
Jawab : MCamp = M1.V1 + M2. V2
V1 + V2

MCamp = 0,1.10 + 0,01.90


10 + 90

MCamp = 1,9
100
MCamp = 0,019 M
2. Pembuatan larutan pencampuran urea
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = 0,01
V1 = 10 ml V2 = 90 ml
Jawab : MCamp = M1.V1 + M2. V2
V1 + V2

MCamp = 0,1.10 + 0,01.90


10 + 90
MCamp = 1,9
100
MCamp = 0,019 M
3. Pembuatan larutan pencampuran gula pasir
Diketahui :
M1 = 0,02 M M2 = 0,002
V1 = 10 ml V2 = 90 ml
Jawab : MCamp = M1.V1 + M2. V2
V1 + V2

MCamp = 0,02.10 + 0,002.90


10 + 90
MCamp = 0,38
100
MCamp = 0,0038 M

Dengan adanya perhitungan tersebut diambil suatu pernyataan bahwa dalam pencampuran
larutan sejenis dengan konsentrasi yang berbeda maka akan diperoleh konsentrasi baru yang
merupakan gabungan dari mol larutan A dan mol larutan B yang dibagi dengan volume
gabungannya juga.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dan diperoleh hasil pengamatan serta pembahasan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Larutan terbuat dari zat terlarut dan pelarutnya.
2. Setiap larutan memiliki konsentrasi dengan satuan molar.
M = mol/volume (liter)
3. Konsentrasi larutan yang diencerkan akan menjadi lebih kecil dari semulanya.
Rumusnya sebagai berikut : M1.V1 = M2. V2
4. Untuk pencampuran larutan sejenis, maka Molaritasnya dirumuskan dengan jumlah mol
kedua larutan dibagi jumlah volume kedua larutannya juga. Yaitu

Anda mungkin juga menyukai