Bahan
Bahan
Larutan KOH 2 M
Kristal NaCl Murni
Aquades
Prosedur Kerja
Pengenceran larutan dari KOH 2 M menjadi 100 mL larutan KOH 0,5 M.
Siapkan gelas beaker 100 mL, pengaduk stainless, dan gelas ukur 25 mL.
Hitunglah berapa volume larutan KOH 2 M yang harus diambil untuk membuat
100 mL larutan KOH 0,5 M dengan menggunakan rumus pengenceran. (Lihat
Lembar Kerja Siswa)
Ukurlah sejumlah volume KOH 2 M berdasarkan perhitungan yang didapatkan
dengan menggunakan gelas ukur.
Kemudian, masukkan larutan tersebut ke dalam gelas beaker 100 mL dan
tambahkan aquades hingga tepat 100 mL.
Pembuatan 150 mL larutan NaCl 1 M dari kristal NaCl murni.
Hitunglah berapa massa Kristal NaCl murni yang perlu diambil untuk membuat
150 mL larutan NaCl 1 M. (Lihat Lembar Kerja Siswa)
Timbanglah sejumlah massa kristal NaCl (sesuai dari hasil perhitungan)
menggunakan neraca ohaus.
Setelah menimbang, masukkan kristal NaCl tersebut kedalam gelas beaker 250
mL, tambahkan sedikit aquades, kemudian aduk hingga seluruh kristal NaCl
larut.
Setelah Kristal NaCl larut, tambahkan aquades hingga volume tepat 150 mL,
kemudian aduk kembali.
Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan,
dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud
padat, cair, atau gas. Dengan demikian,
larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute)
Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan
homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang
komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian
komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan
heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan
yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen
yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian dan terdapat
permukaan – permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase yang
terpisah.
Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam
menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :
Persen berat ( % ) Persen volume ( %) Persen berat per volume ( %)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah
tertentu larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah zat mol
terlarut dalam 1 L larutan,
berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl
yaitu Na+ dan Cl – .
Membuat larutan pekat yaitu larutan KOH 0.5 M dan larutan NaCl 1M buatlah
1000 mL larutan HNO3 2 M, dengan kadar 65 % massa jenis larutan 132 g/L.
(Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol). Maka volume dan massa dari
larutan larutan HNO3 adalah
dan
Menggunakan rumus Untuk menghitung massanya dan untuk menghitung
volumenya
Jawaban Pertanyaan
Menghitung volume larutan KOH 2 M yang akan diambil untuk membuat 100
mL larutan KOH 0,5 M.
Diketahui : V2 = 100 mL
M1 =2M
M2 = 0,5 M
Ditanya : V1 = ?
Penyelesaian :
V1.M1 = V2.M2
Maka volume larutan KOH yang harus diambil untuk diencerkan menjadi 100
mL larutan KOH 0,5 M adalah 25 mL.
Menghitung massa krital NaCl murni yang harus diambil untuk membuat 150
mL larutan NaCl 1 M.
Diketahui : VNaCl = 150 mL
MNaCl = 1 m
Ar Na = 23 g mol-1; Cl = 35,5 g mol-1
Ditanya : mNaCl = ?
Penyelesaian :
Tahap 1
Hitunglah jumlah mol dalam 150 mL larutan NaCl 1 M.
Tahap 2
Menghitung massa kristal NaCl murni yang akan diambil.
Maka massa kristal NaCl Murni yang akan ditimbang untuk membuat 150 mL
larutan NaCl 1 M adalah 8775 gram.
Setelah anda membuat larutan KOH 0,5 M dan larutan NaCl 1 M, bagaimana
jika anda harus membuat larutan dari larutan pekat. Misalnya saja, buatlah 1000
mL larutan HNO3 2 M, yang memiliki kadar 65%, massa jenis larutan tersebut
1,32 g/L. (Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol).
Diketahui : = 1,32 g/L
kadar = 65%
mm HNO3 = 63 g/mol
V2 HNO3 = 1000 mL
M2 HNO3 =2M
Ditanya : M1 dan V1 =?
Penyelesaian :
Tahap 1
Menghitung konsentrasi dari larutan pekat HNO3
Dengan,
M = kemolaran
= massa jenis (densitas)
kadar = % massa
mm = massa molar
Tahap 2
Menghitung volume larutan pekat HNO3, yang akan diambil untuk membuat
1000 mL larutan HNO3 2 M.
V1 . M1 = V2 . M2
Tahap 3
Tuliskan prosedur kerja pembuatan larutan 1000 mL larutan HNO3 2 M!
Jawab:
Membuat 1000 mL HNO3 2 M 65% massa jenis 1, 32 g L-1
Siapkan alat dan bahan di atas meja
Masukkan volume pekat larutan HNO3 2 M ke dalam labu ukur
Menghitung volume HNO3 yang diperlukan
Kemolaran HNO3:
Volume HNO3 pekat yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus pengenceran:
V1 . M1 = V2 . M2 → V1 x = 1000 x 2
V1 = = 146,8531468 mL
Saran
Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti dalam
mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
pengukuran suhu dan dalam mengukur volume larutan harus sesuai takaran
jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang
dilakukan.
PRAKTIKUM
PEMBUATAN LARUTAN
A. Tujuan
1. Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
2. Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi
3. Mampu membuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi
B. Dasar Teori
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita
ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh
serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita
menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan
manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam
pembuatan larutan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan
dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis
dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau
Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat
semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut
solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam
jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute
atau zat terlarut (Baroroh,229:2004). Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua
larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan
yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua
fase. ( Stephen,52:2002)
M=
Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
M=
Adapun untuk pengenceran larutan pekat dalam kadar rumus yang dipergunakan adalah
Dalam pengenceran tidak terjadi perubahan jumlah zat, yang terjadi hanyalah perubahan
konsentrasi dan volumenya.
Pencampuran larutan adalah gabungan dua atau lebih larutan sejenis yang berbeda
konssentrasi sehingga diperoleh molaritas campuran. Rumusnya :
(Kartimi,47.2012)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia 3 buah
b. Lebu volumetrik 1 buah
c. Pipet volume 1 buah
d. Gelas ukur 1 buah
e. Kaca arloji 1 buah
f. Batang pengaduk 1 buah
g. Neraca analitik 1 buah
h. Corong kaca 1 buah
2. Bahan
a. NaCl (garam dapur)
b. CO(NH2)2 (urea)
c. C11H22O11 (sukrosa/gula pasir)
D. Prosedur Kerja
1. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02 M
a. Massa ketiga kristal tersebut dihitung terlebih dahulu melalui data yang ada.
b. Kemudian massa kristal ditimbang dengan neraca analitik secara tepat.
c. Kristal hasil penimbangan kemudian dimasukkan dalam gelas kimia 100 ml dan ditambah
dengan air 50 ml kemudian diaduk dengan pengaduk hingga larut.
d. Dan larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu volumetric 100 ml dan ditambah dengan air
hingga batas akhir 100 ml.
e. Lakukan semua langkah tersebut pada 3 bahan di atas.
Tabel 1.1 Hasil perhitungan massa larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02
M
Hasil Percobaan
Hasil Percobaan
Hasil Percobaan
F. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat diuraikan
bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena
dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02 M, yang paling utama
dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam
pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni,
pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Perhitungan untuk
mencari massa suatu zatnya adalah
Massa = mol x Mr
Pertama, menghitung massa 100 ml NaCl 0,1 M diketahui Mr NaCl = 58,5
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa NaCl 0,1 M = mol x Mr
= 0,01 x 58,5
= 0,585 gram = 0,6 gram
Kedua, menghitung massa 100 ml CO(NH2)2 0,1 M diketahui Mr CO(NH2)2 = 60
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa CO(NH2)2 0,1 M = mol x Mr
= 0,01 x 60
= 0,6 gram
Ketiga, menghitung massa 100 ml C11H22O11 0,02 M diketahui C11H22O11Mr = 330
Jawab : V = 100 ml = 0,1 liter
M = 0,1 M
M=n/v
0,1 = n / 0,1 liter
n = 0,1 . 0.1 = 0,01 mol
maka massa C11H22O11 0,02 M = mol x Mr
= 0,02 x 330
= 0,66 gram = 0,7 gram.
Apabila massa zat sudah diperoleh pembuatan larutan tinggal dengan menambahkan pelarut.
Pelarut dalam pembuatan larutan 100 ml NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M dan C11H22O11 0,02
M yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut disebut zat terlarut.
Dalam pembuatan ketiga larutan tersebut (garam dapur, urea dan sukrosa) semua bahannya
terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya
pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan. Perlakuan selanjutnya adalah
mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses pengencerannya hanya mengambil
sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan
90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan
konsentrasi seperti pada tabel 1.2. Untuk pembuktiannya adalah dengan perhitungan sebagai
berikut :
1. Pengenceran pada larutan 10 ml NaCl 0,1 M
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,1.10 = M2.100
1 = 100 M2
M2 = 1/100
M2 = 0,01 M
2. Pengenceran larutan 10 ml CO(NH2)2 0,1 M
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,1.10 = M2.100
1 = 100 M2
M2 = 1/100
M2 = 0,01 M
3. Pengenceran larutan 10 ml C11H22O11 0,02 M
Diketahui :
M1 = 0,02 M M2 = ?
V1 = 10 ml V2 = 100 ml
Jawab : M1.V1 = M2. V2
0,02.10 = M2.100
0,2 = 100 M2
M2 = 0,2/100
M2 = 0,002 M
Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika
diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat
larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran
konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan urea mulanya konsentrasi sebesar 0,1 M
setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,01 M dan pada larutan sukrosa
atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan
konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga
larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah
penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol)
tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah
M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal
= mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang
didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah ( Purba, 94. 2007).
Untuk pembuatan larutan sejenis dengan pencampuran berbagai konsentrasi, maka akan
adanya pencampuran mol dari kedua larutan tersebut. Sehingga diambil Molaritas atau
konsentrasi gabungan yang dilambangkan dengan MCamp.
Penjelasan untuk perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan pencampuran NaCl
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = 0,01
V1 = 10 ml V2 = 90 ml
Jawab : MCamp = M1.V1 + M2. V2
V1 + V2
MCamp = 1,9
100
MCamp = 0,019 M
2. Pembuatan larutan pencampuran urea
Diketahui :
M1 = 0,1 M M2 = 0,01
V1 = 10 ml V2 = 90 ml
Jawab : MCamp = M1.V1 + M2. V2
V1 + V2
Dengan adanya perhitungan tersebut diambil suatu pernyataan bahwa dalam pencampuran
larutan sejenis dengan konsentrasi yang berbeda maka akan diperoleh konsentrasi baru yang
merupakan gabungan dari mol larutan A dan mol larutan B yang dibagi dengan volume
gabungannya juga.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dan diperoleh hasil pengamatan serta pembahasan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Larutan terbuat dari zat terlarut dan pelarutnya.
2. Setiap larutan memiliki konsentrasi dengan satuan molar.
M = mol/volume (liter)
3. Konsentrasi larutan yang diencerkan akan menjadi lebih kecil dari semulanya.
Rumusnya sebagai berikut : M1.V1 = M2. V2
4. Untuk pencampuran larutan sejenis, maka Molaritasnya dirumuskan dengan jumlah mol
kedua larutan dibagi jumlah volume kedua larutannya juga. Yaitu