Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat
ukur volumetri (buret, beaker glass, Erlenmeyer, dan lain-lain) memperhatikan
angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.
Pembacaan skala pada alat ukur volumetri harus benar-benar diperhatikan, dalam
hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan
memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian
alat (Nurhasanah, 2014).
Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur
standar/alat ukur yang sudah ditera. Alat-alat analisis kimia dapat diartikan sebagai
alat-alat yang sering digunakan dalam pekerjaan analisis kimia; seperti: pipet
volumetri, labu takar, buret, labu erlenmeyer, neraca analitik ataupun neraca
listrik/neraca digital, cawan krus, pembakar bunsen (Nurhasanah, 2014).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan keakuratan penggunaan peralatan
alat-alat gelas laboratorium, maka pengenalan alat laboratorium sangat penting agar
setiap praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan data yang akurat
tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan. Melakukan percobaan di laboratorium
tidak lepas dari penggunaan zat-zat yang beraneka ragam, baik yang berbahaya
maupun yang aman bagi tubuh manusia (Sutrisno, 2012).

1.2 Tujuan

Tujuan pada praktikum kali ini adalah mempelajari cara membaca ukuran
volume dan mengevaluasi akurasi setiap alat gelas laboratorium.

1
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buret
Buret digunakan untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu. Cara
menggunakannya pertama adalah memasukkan zat yang akan dititrasi, kemudian
tempelkan buret pada statip, buka kran yang ada pada buret dengan perlahan. Bilas
ujung buret dengan air dari botol mencuci (labu semprot) dan mengeringkannya
dengan hati-hati (Andriani, 2016).

2.2 Gelas Beaker


Fungsi gelas beaker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan
untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan. Bentuk Gelas Beaker
adalah silinder dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai
beberapa liter. Dalam melakukan percobaan kimia, senantiasa menggunakan gelas
kimia (gelas beaker) yang berfungsi Untuk menyiapkan larutan yang akan
digunakan, Untuk tempat mereaksikan zat dalam volume yang banyak dan Untuk
melarutkan zat padat ke dalam zat cair dalam proses pembuatan larutan
(Budimarwati, 2014).
Beaker berbeda dengan labu erlenmeyer yang terlihat dari sisinya yang lurus
dan bukannya miring. Biasanya beaker lebih sering digunakan dalam percobaan
kimia dasar. Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah
kontaminasi dan penyusutan zat. Beaker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang
terdapat pada sisi beaker yang mengindikasikan volume tertampung.Sebagai
contoh, beaker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang
mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL.
Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi (Budimarwati, 2014).

2.3 Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang berbentuk
kerucut dengan leher sebagai pegangan dan juga dapat digunakan untuk
mencantelkan sebuah penjepot / menggunakan stopper. Labu Erlenmeyer
digunakan untuk mengukur, mencapur dan menyimpan cairan. Bentuknya

2 Universitas Sriwijaya
membuat botol ini sangat stabil. Alat laboratorium ini adalah salah satu alat yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Andriani, 2016).
Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca borossilikat sehingga
Erlenmeyer dapat dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling
umum dari Labu Erlenmeyer adalah 250 ml dan 500 ml. Labu Erlenemeyer juga
terdapat dalam ukuran 50, 125, 250, 500, 1000 ml. Erlenmeyer digunakan untuk
menyimpan dan memanaskan larutan. Cara kerjanya adalah siapkan erlenmeyer
yang sudah dibersihkan, isi dengan larutan yang. cara membersihkan erlenmeyer
adalah dengan cara membilas dahulu dengan air kemudian dicuci menggunakan
detergen dan dibilas dengan air suling (Andriani, 2016).

2.4 Labu Ukur


Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL
sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu
hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan
larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas
hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran,
untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis
meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets
hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis
leher ) (Budimarwati, 2014).
. Labu ukur digunakan untuk mengencerkan suatu larutan. Cara
menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap.
Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan
bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas.
Pembersihan sangat disarankan menggunakan busa / sikat plasik yang halus
sehingga tidak merusak peralatan gelas tersebut (Budimarwati, 2014).

3 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Analitik ini dilakukan pada tanggal 22 Februari 2019
pukul 10.00 WIB sampai dengan 112.00 WIB di Laboratorium Kimia Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Kampus Palembang

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1)
Beaker glass 2) Buret 3) Erlenmeyer 4) Gelas Ukur 5) Labu Ukur
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1)
Aquadest

3.3 Cara Kerja


Membandingkan akurasi buret, gelas Beaker dan Erlenmeyer
1. Ambil buret ukuran 50 ml dan isilah dengan aquadest sebnyak 50ml.
Hilangkan udara yang berada pada ujung buret apabia terlihat ada
gelembung udara dengan cara membuka keran buret dan mengalirkan
aquades.
2. Alirkan aquadest didalam kran buret semuanya kedalam beaker glas 50ml.
3. Lakukan hal yang sama kedalam Erlenmeyer
4. Amati apakah 50ml aquadest tepat berada digaris tanda 50 ml baik pada
gelas Beaker atau Erlenmeyer.
Membandingkan akurasi labu ukur, gelas Beaker dan Erlenmeyer
1. Ambilah labu ukur 50 ml, dan isilah dengan aquadest sampai mencapai garis
tanda.
2. Tuangkan semua aquadest kedalam Beaker gelas ukuran 50 ml.
3. Lakukan hal yang sma untuk Erlenmeyer.
4. Amati apakah 50 ml aquadest tepat berada digaris tanda 50 ml baik pada
gelas Beaker atau Erlenmeyer.

4 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah :
4.1.1 Percobaan Pertama
No Nama Alat Volume
1 Buret 50 mL
2 Gelas Beaker 50,2 mL
3 Erlenmeyer 60 mL

4.1.2 Percobaan Kedua

No Nama Alat Volume


1 Buret 50 mL
2 Gelas Beaker 50,1 mL
3 Erlenmeyer 58,5 mL

5 Universitas Sriwijaya
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengenalan keakuratan alat-alat gelas laboratorium sebagai
pengukur volume larutan ini kami diberikan asisten informasi tentang keakuratan
alat-alat gelas laboratrium, pada percobaan ini kami membandingkan keakuratan
pengukuran menggunakan buret, gelas beaker dan erlenmeyer, pada percobaan
pertama ini kami menuangkan aquadest 50 mL kedalam buret ketika kami lihat
hasilnya aquadest pas mencapai 50 ml, setelah kami alirkan aquadest tadi ke gelas
beaker hasilnya kurang dan saat kami mengalirkan aquadest dari gelas beaker ke
erlenmeyer ternyata hasilnya banyak sekali kekurangannya. ketiga alat tersebut
memiliki hasil yang berbeda-beda, selain itu juga alat yang memiliki keakurat yang
lebih tinggi atau lebih baik adalah buret karena pada buret terdapat banyak tanda
garis sehingga tingkat ketelitian nya relatif teliti, sedangkan pada gelas beaker dan
erlenmeyer terdapat garis yang renggang sehingga susah untuk membaca skala nya.
Di percobaan yang kedua yaitu membandingkan antara buret, gelas beaker dan
erlenmeyer, kami melakukan hal sama seperti pada percobaan satu yaitu dengan
memasukkan aquadest 50 mL ke dalam labu ukur hasilnya pengukuran pada labu
ukur tepat pada tanda garis, ketika kami alirkan aquadest tadi ke beaker glass
hasilnya berubah menjadi kurang dan saat kami alirkan aquadest dari beaker glass
ke erlenmeyer hasilnya pun berubah ukurannya semakin berkurang tidak mencapai
tanda 50 mL. Dengan demikian ketiga alat tersebut memiliki hasil yang berbeda-
beda dan dari percobaab kedua ini keakuratan labu ukur lebih tinggi
dibandingankan dengan beaker glass dan erlenmeyer.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi keakuratan suatu alat-alat gelas
laboratorium. Berdasarkan dari percobaan, semakin kecil permukaan lubang suatu
alat gelas laboratorium maka semakin tinggi tingkat keakuratannya dan begitu juga
sebaliknya. Yang kedua ialah berdasarkan hasil pengamatan bahwa semakin
banyak garis maka semakin tinggi pula ketelitiannya.

6 Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :


1. Sebagian alat yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca atau
gelas.
2. Setiap alat-alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
3. Setiap alat memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda-beda.
4. Semakin banyak garis di alat maka semakin tinggi tingkat ketelitian begitu
juga sebaliknya
5. Semakin kecil luas permukaan bibir alat maka semakin tinggi pula tingkat
ketelitiannya

7 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. 1(1), 41-46.
Arjulian, I. 2012. Makalah Kimia Pengenalan Alat-Alat di Laboratorium Kimia.
https://www.slideshare.net/irdazarjulian/makalah-kimia-pengenalan-alat-
alat-di-laboratorium-kimia-irdan-arjulian.
Budimarwanti, C. & Si, M., 2014. Pengelolaan Alat dan Bahan Di Laboratorium
Kimia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogjakarta.

Calvin, D. 2015. Makalah Pengenalan Alat Laboratorium. (online).https://www.


scribd.com/document/247746782/Makalah-Pengenalan-Alat-
Laboratorium.
(diakses pada tanggal 28 Februari 2019).

Dika, B. 2013. Makalah Alat Alat Laboratorium TEKLAB. (online). https://www.


academia.edu/23314889/Makalah_Alat_Alat_Laboratorium_TEKLAB.
(diakses pada tanggal 28 Februari 2019) .

Nurhasanah, N. & Deliani, O., 2014. Strategi Pengembangan Laboratorium


Program Studi Teknik Industri di Universitas Al Azhar Indonesia. Jurnal
Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, 2(1):1-15.

Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun Pratikum Kimia


Dasar. Bandung: Universitas Pasundan.

8 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai