Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Sebagai salah satu komoditas lunak yang banyak di perdagangkan di


pasar internasional adalah karet, harga karet lokal pun tidak bisa lepas dari
dinamika karet dunia, setelah beberapa tahun belakangan ini harga karet di
Indonesia cenderung menurun terus hal ini penulis mencoba menyadari ada
7 (tujuh) faktor yang mempengaruhi turunnya harga karet dunia, antara lain
(1) Permintaan dan Penawaran pasar karet internasional, 2) produksi,
konsumsi serta regulasi cina menjadi komoditas karet 3) harga karet
berjangka internasional, 4) produksi dan penggunaan karet sintetis 5)
perkembangan industri pengolahan karet, misal ban dan industri otomotif 6)
faktor alam 7) kurs value
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA KARET DUNIA
Hj. Kurniati, SH, MH

Sebagai salah satu komoditas lunak yang banyak diperdagangkan di


pasar Internasional, harga karet sering menjadi sorotan. Apalagi, karet
termasuk salah satu komoditas ekspor Indonesia, yang kenaikan dan
penurunan harganya menentukan pendapatan banyak sekali petani. Harga
karet lokal pun tak bisa lepas dari dinamika harga karet dunia. Akan tetapi,
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga karet dunia tersebut?
Secara umum, ada tujuh yang mempengaruhi harga karet dunia.
Faktor faktor tersebut bisa bersumber dari industri karet sendiri maupun
dari aspek eksternal. Berikut sekilas ulasan :

Ilmu Hukum yang Selalu Bergeser


Penjelasan lain yang berkaitan dengan persoalan di atas, adalah sikap
ilmuwan yang harus senantiasa menyikapi ilmu sebagai sesuatu yang terus
berubah, bergerak dan mengalir, demikian pula ilmu hukum. Garis
perbatasan ilmu hukum selalu bergeser sebagaimana dijelaskan.
“… maka menjadi tidak mengherankan bahwa garis perbatasan ilmu
pengetahuan selalu berubah, bergeser, lebih maju dan lebih maju “1

Dengan mencontohkan pergeseran paradigmatik dalam ilmu fisika


khususnya pemikiran Newton yang terkenal dan pada waktu itu
menghegemoni para fisikawan kemudian digantikan oleh era baru dengan
munculnya teori kuantum modern yang pada kenyataannya lebih mampu
menjawab persoalan-persoalan fisika yang tidak terpecahkan sebelumnya.
Harus diakui bahwa Fisika Newton telah memberikan jasa luar biasa besar
terhadap persoalan-persoalan fisika yang bersifat makro, logis, terukur dan

1
Satjipto Rahardjo, Pandangan ini sejalan dengan pendapat Makaminan Makagiansar yang
menyatakan, “Science education should no limit itself to the transmission of established
knowledge only but the teacher must impart an understanding of conectivity between scientific
disciplines and acquaint the learner with the promise of prontier- science”
melihat hubungan sebab akibat (mekanis), namun tidak mampu menjawab
persoalan mikro, yang bersifat relatif, kabur, tidak pasti, namun lebih
menyeluruh. Lahirnya teori kuantum modern yang memecahkan kebuntuan
dari teori fisika Newton tersebut, selanjutnya merubah cara pandang
ilmuwan tentang realitas alam semesta. Perubahan itu tentu saja dimaknai
secara bervariasi oleh setiap orang yang mencermatinya, namun hakekat
utamanya jelas bahwa lahirnya teori kuantum adalah penjelasan paling logis
bahwa ilmu senantiasa berada di tepi garis yang labil.
Satjipto Raharjo mencoba menyoroti kondisi di atas ke dalam situasi
ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu hukum, meski tidak sedramatis dalam ilmu
fisika, tetapi pada dasarnya terjadi perubahan yang fenomenal mengenai
hukum yang dirumuskannya dengan kalimat “dari yang sederhana menjadi
rumit” dan “dari yang tekotak-kotak menjadi satu kesatuan”, inilah yang
disebutnya sebagai “pandangan holistik dalam ilmu (hukum)”.

Ada 7 hal penting dari mempengaruhi harga karet dunia :


1. Permintaan dan Penawaran di Pasar Karet Internasional (Supply and
Demand)
Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa produksi karet dunia tidak
bertumpu pada satu negara saja. Per 2016, ada tiga negara besar yang
mengendalikan suplai karet, yaitu Thailand, Indonesia, dan Vietnam; dengan
Thailand dan Indonesia menguasai sekitar 60% produksi karet dunia.
Sebelumnya, Malaysia termasuk produsen karet utama dengan pangsa
mencapai 32% di tahun 1988. Akan tetapi, belakangan ini negara yang
beribukota di Kuala Lumpur tersebut menggeser fokus ke investasi nonagri,
sehingga pangsanya hanya 6% di tahun 2016. 2
Sedangkan dalam hal permintaan atas karet, terutama bersumber dari
China, disusul oleh negara-negara Asia Tenggara, kawasan Asia Selatan, Eropa
Barat, dan Amerika Serikat.

2
Kompas, tanggal 20 November 2017
2. Produksi, Konsumsi, serta Regulasi China Mengenai Komoditas Karet
China merupakan negara konsumen karet terbesar dunia. China juga
memproduksi karet sendiri; tetapi kurang memadai untuk memenuhi
kebutuhan domestiknya karena statusnya sebagai produsen ban nomor dua
dunia. Oleh karena itu, perubahan-perubahan dalam penggunaan karet di
dalam negeri China dapat berpengaruh terhadap harga karet dunia.
Termasuk diantara perubahan-perubahan itu adalah produksi karet,
konsumsi karet oleh pabrikan China, serta regulasi seperti peraturan impor dan
pajak. Saat ini, China cenderung membuka pintu lebar untuk impor karet
sebagai bahan baku. Akan tetapi, bilamana tiba waktunya peraturan impor
diperketat dan atau pajak atas karet dan olahannya dinaikkan, maka pasar
karet dunia dapat terguncang.

3. Harga Karet di Pasar Berjangka Internasional


Karet Alami (Natural Rubber) telah menjadi salah satu komoditas
yang diperdagangkan di pasar berjangka (futures). Transaksi karet berjangka
dilakukan di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), Japan Kobe Rubber
Exchange (Kobe), RAS Commodity Exchange Singapore, dan Kuala Lumpur
Commodity Exchange (KLCE).
Diantaranya, transaksi di Tokyo dan Singapura mencakup pangsa
pasar terbesar, sehingga harga karet dunia cenderung berkiblat pada harga
yang dihasilkan dalam perdagangan di kedua bursa tersebut.

4. Produksi dan Penggunaan Karet Sintetis


Karet Alami diperoleh dari getah pohon karet. Namun, seiring dengan
perkembangan jaman maka kini ada pula Karet Sintetis yang dibuat dari
polimer turunan minyak.
Dalam pembuatan berbagai produk, Karet Alami dan Karet Sintetis
merupakan substitusi, sehingga apabila penggunaan Karet Sintetis
meningkat, maka akan mengurangi permintaan atas Karet Alami. Di sisi lain,
harga Karet Sintetis dipengaruhi pula oleh harga minyak yang menjadi bahan
baku asalnya, dan harga Karet Sintetis ini dapat pula mempengaruhi harga
Karet Alami.3
Umpamanya dalam kondisi harga minyak murah, maka biaya produksi
Karet Sintetis bisa dianggap relatif lebih ekonomis ketimbang Karet Alami.

5. Perkembangan Industri Pengolahan Karet, Misalnya Ban dan Industri


Otomotif
Tak dapat dielakkan kalau konsumen, alias pengguna utama,
komoditas karet adalah industri ban dan otomotif. Oleh karena itu, harga
karet dapat dipengaruhi oleh perkembangan industri, termasuk permintaan
atas kendaraan bermotor, regulasi di bidang otomotif, tren penggunaan karet
sintetis sebagai bahan baku ban, dan lain sebagainya.

6. Faktor-faktor Alam
Pertumbuhan pohon karet dan perolehan getah karet setiap musim
panen akan tergantung pada kondisi alam. Misalnya suhu udara, curah hujan,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hasil panen bisa bervariasi setiap
musimnya. Sesuai dengan hukum penawaran, maka harga karet dunia pun
dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh perubahan-perubahan
tersebut.

7. Kurs Valas
Di pasar internasional, secara umum, harga komoditas memiliki
hubungan berlawanan dengan kurs Dolar AS. Kenapa? Karena sebagian besar
komoditas diperdagangkan di pasar internasional menggunakan perantaraan
mata uang Dolar AS. Sehingga, jika kurs Dolar AS menguat, maka komoditas-
komoditas tersebut akan menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang berbeda.
Dalam hal karet, sebenarnya kurs Dolar AS tak begitu berpengaruh
secara langsung, karena AS bukan produsen maupun konsumen terbesar.
Pusat bursa perdagangan berjangka untuk komoditas karet pun bukan

3
Kompas, Ibid hal.13
berada di negeri Paman Sam. Akan tetapi, apabila penguatan kurs Dolar AS
itu begitu berpengaruh hingga menjatuhkan nilai tukar mata uang lainnya,
maka tentu akan berpengaruh terhadap harga karet dunia juga. Apalagi, bila
AS kelak berkembang menjadi salah satu konsumen karet terbesar dunia.

Sekedar untuk menegaskan, betapa pentingnya untuk menyadari


bahwa negara hukum Indonesia itu tidak hanya sebuah merek, melainkan
benar-benar dimaknai sebagai berproses menjadi Indonesia.
Menjadi Indonesia adalah membumi ke dalam habitat, tradisi, nilai-
nilai, kosmologi serta cita-cita modern Indonesia. Ia berhak untuk menjadi
beda, sesuai dengan berbagai modal fisikal, sosial dan kultural yang
dimilikinya. Benar juga kata orang Belanda bahwa kita hanya dapat
mengayuh perahu dengan dayung yang kita miliki. 4
Negara hukum Indonesia tidak kita lihat sebagai bangunan final,
melainkan yang secara terus-menerus dibangun untuk menjadi Indonesia
tersebut. Ia adalah proses untuk makin menampilkan ciri ke Indonesiaan di
tengah-tengah banyak negara hukum lain di dunia, yang masing-masing juga
memiliki karakteristiknya sendiri.
Pembicaraan berbagai hal secara panjang lebar di atas merupakan
bahan untuk membantu kita menemukan suatu identitas bagi negara hukum
Indonesia dan dengan demikian bagaimana kita akan bernegara. Tidak hanya
itu, tetapi seperti halnya Jepang, hendaknya Indonesia juga berani
menegaskan identitasnya itu, sekalipun mungkin harus bertabrakan dengan
yang namanya “standar dunia” (sic!). sebagaimana diutarakan pada awal
risalah ini, berbagai identitas telah dilekatkan kepada negara hukum
Indonesia, seperti negara Pancasila. Barangkali risalah ini dapat dilihat
sebagai suatu elaborasi lebih lanjut dalam pencarian identitas dan
karakteristik negara hukum Indonesia tersebut.
Sebagai suatu komunitas politik negara Indonesia tentu memiliki
tujuan, karena tanpa itu kita tidak dapat menamakanna suatu komunitas

4
Satjipto Raharjo, Negara Hukum dan …………… rakyat, Genta Pres, Semarang.2008
politik, melainkan hanya suatu kumpulan dari sejumlah besar orang-orang
yang tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu yang bernama Indonesia.
Kita ingin berangkat dari kesepakatan bangsa Indonesia yang sudah
jelas dan disepakati, yaitu sebagaimana dirumuskan dalam konstitusi 1945.
Kita memerlukan suatu platform Indonesia yang mengikat seluruh bangsa
dan itu adalah Undang-undang Dasar 1945.5
Kendati sudah merupakan satu dokumen tertulis, pembacaan
terhadap dokumen tersebut perlu dilakukan secara khas, tidak seperti halnya
kita membaca teks biasa, melainkan suatu pembacaan secara bermakna, yang
oleh Ronald Dworkin disebut sebagai “moral reading” (Dworkin, 1996).
Pembacaan bermakna atau moral reading adalah membaca moral di belakang
konstitusi tertulis itu.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan
penyebab runtuhnya harga karet tahun ini yang hanya mencapai US$ 1,5 per
kilogram (kg). Padahal pada 2011 harga karet sempat mencapai US$ 4,61 per
kg.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, jatuhnya harga karet dunia
disebabkan penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, karet sintentis
menggunakan bahan baku minyak.
"Jatuhnya harga karet ada beberapa faktor pertama harga minyak
otomatis turun, dari US$ 100 per barel sekarang US$ 60 per barel," kata
Unggul, di Kantor Kementerian Pedagangan.
Unggul melanjutkan, penyebab kedua jatuhnya harga karet dunia
adalah melimpahnya pasokan karet mentah. Sehingga kompetisi menjadi
berkurang. Selain itu faktor kelebihan pasokan.
Kementerian Perdagangan mendorong penyerapan karet mentah
dalam negeri, untuk meningkatkan harga karet yang saat ini US$ 1,5 per kg
menjadi US$ 3 per kg.
Menteri Perdagangan (Mendag) mengatakan, peningkatan penyerapan
karet dalam negeri dilakukan dengan penggunaan karet mentah dalam

5
Ibid, hal.30
proyek infrastruktur yang sedang digarap pemerintah dan industri hilir
dalam negeri.
Gobel menargetkan tambahan penyerapan karet mentah yang
digunakan proyek pemerintah minimum mencapai 100 ribu ton. Dengan
begitu total penyerapan karet dalam negeri tahun ini mencapai 700 ribu ton.
Upaya tersebut diharapkan menambah penyerapan 100 ribu ton
pertahun Tahun Anggaran 2015, sehingga total minimum 700 ribu ton,
diharapkan pada tahun akan datang bisa berkembang.

Strategi Pemerintah Atasi Anjloknya Harga Karet


Pemerintah meningkatkan pemanfaatan karet pada komponen
infrastruktur yang saat ini dibangun. Strategi ini juga sebagai cara mengatasi
anjloknya harga karet.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Danis H Sumadilaga mengatakan, pemerintah
melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan
rapat koordinasi, untuk mengatasi penurunan harga karet. Langkah yang
akan diambil di antaranya pemanfaatan karet untuk komponen infrastruktur.
"Produk apa yang bisa didukung dan memanfaatkan karet alam
tersebut. Dari Pekerjaan Umum diminta pemikirannya," Danis, usai rapat
koordinasi, di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian.6
Danis mengungkapkan, ada beberapa potensi pemanfaatan karet
untuk komponen infrastruktur, seperti pintu irigasi yang selama ini
menggunakan plat baja. Penggunaan karet dinilai lebih murah, mudah
perawatannya dan tidak mudah dicuri.
Ada plat yang biasanya dari baja. Itu kita ubah jadi lembaran karet. Itu
ternyata dilihat harganya lebih murah dan pemeliharan lebih mudah dan
aman karena bukan besi.

6
Danis, hasil rapat di Kementerian Perdagangan, tanggal 22-4-2018
Selain pintu irigasi, karet juga bisa dimanfaatkan sebagai sampuran
aspal. Danis menuturkan, pihaknya telah melakukan uji coba pencampuran
aspal dengan karet dan kualitasnya jauh lebih baik.
"Selama ini sudah berbicara setahun, dua tahun lalu kita sudah
melakukan uji coba di antaranya karet alam itu bisa digunakan untuk
meningkatkan kinerja aspal jalan," ujar dia.
Danis melanjutkan, karet juga bisa dimanfaatkan sebagai komponen
pembangunan bendungan. Namun, untuk menjadikan karet sebagai
komponen infrastruktur dibutuhkan industri pengelolaan karet alam untuk
membentuk komponen yang diperlukan.
"Kita juga identifikasi bendungan dari karet. Cuma memang ini perlu
dukungan dari industri, memproses dari mentah menjadi lembar-lembar bisa
digunakan untuk itu," ujar dia.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan M. Alwi menambahkan, untuk setor
perhubungan karet bisa dimanfaatkan sebagai pendukung operasional modal
transportasi laut, udara, darat dan kereta. Dia mencontohkan, karet bisa
dimanfaatkan sebagai bantalan sandar kapal di dermaga.
"Jadi serapannya itu bisa digunakan untuk prasaran moda
transportasi, baik laut, darat, kereta api dan udara. Bentuknya seperti contoh
kaya di dermaga buat fender untuk sandar kapal tidak kena beton dan
ombak. Untuk kendaaran juga karet semua, kereta biat peredam dan
sebagainya. Jadi memanfaatkan hasil karet kita," tutur Alwi.
Pembacaan terhadap undang-undang dasar dengan cara seperti itulah
yang memunculkan konstruksi, bahwa disitu ada nilai dan komitmen moral
penting yang ingin diwujudkan, yaitu menghadirkan dan membangun
“negara yang membahagiakan rakyatnya”. Sekalian hal yang tercantum dalam
Pancasila dan dalam rincian batang tubuh konstitusi menunjukkan arah
moral yang demikian itu. Dicantumkannya sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang meta rasonal itu memberikan warna unik dan watak khas serta
sekaligus menjadi alasan penting untuk mengatakan bahwa negara Indonesia
menginginkan agar rakyatnya hidup bahagia. Berangkat dari Ketutahan Yang
Maha Esa, maka negara Indonesia harus menjadi rahmat bagi rakyatnya.
Risalah ini juga sampai kepada pengajuan sebuah paradigma, yaitu
“hukum untuk manusia”. Paradigma ini mensyaratkan agar cara kita
bernegara hukum didorong untuk tidak linier, melainkan progresif dan
bermakna. Ia meninggalkan cara berhukum yang hanya didasarkan pada olah
pikir atau logika yang linier, dan mengoreksinya dengan cara berhukum yang
mengejar makna kemanusiaan dari hukum. Relevansinya dengan praksis
bernegara hukum adalah bahwa sewaktu-waktu kita perlu berani
membebaskan diri dari logika teks yang linier demi mencapai tujuan
kemanusiaan lebih tinggi, yaitu menjadikan negara hukum sebagai rumah
yang membahagiakan bagi seluruh rakyat.

Hukum perundang-undangan sebagai “sistem terbuka”


Hukum sebagai suatu sistem terbuka dikemukakan oleh Paul Scholten
yang dikutip Titik Triwulandari. Pertama, konsep tersebut merupakan reaksi
terhadap pendapat, bahwa hukum itu merupakan suatu kesatuan yang
tertutup secara logis. Ajaran yang disebut belakangan ini hendak
mempertahankan keutuhan dari sistem hukum sebagai suatu sistem
perundang-undangan dengan menjaga kemurnian kualifikasinya sebagai
suatu sistem hukum tertulis. Sistem itu tidak boleh berubah dan diubah
selama pembuat undang-undang tidak mengubahnya. Segi positif dari ajaran
yang demikian itu terletak pada nilai kepastiannya yang besar, sekalipun
lebih cenderung kepada ketegaran. Adapun segi negatifnya terletak pada
sifatnya yang statis.
Kedua, masalah keterbukaan sistem hukum ini juga berhubungan
dengan soal kekosongan dalam hukum, Scholten berpendapat, bahwa kita
hendaknya membedakan adanya dua konsep kekosongan, yaitu:
1. Kekosongan dalam hukum, yaitu yang terjadi manakala hakim
mengatakan, bahwa ia menjumpai suatu kekosongan, karena tidak tahu
bagaimana ia harus memutuskan.
2. Kekosongan dalam perundang-undangan, yaitu yang terjadi manakala
dengan konstruksi dan penafsiran analogipun problemnya tidak
terpecahkan, sehingga hakim harus mengisi kekosongan itu seperti ia
berada pada kedudukan pembuat undang-undang dan memutuskan
sebagaimana kiranya pembuat undang-undang itu akan memberikan
keputusannya dalam menghadapi kasus seperti itu.

DAFTAR PUSTAKA
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, cetakan ke 6 PT. Citra Aditya Bakti, Semarang,
2006
-------------------, Hukum dalam jagat ketertiban, Uki Pres 2006
-------------------, Negara Hukum yang membahagiakan Rakyat, Genta Pres,
2008, Yogyakarta.
Titik Tri Wulandari Tutik, pokok-pokok hukum tata negara, Prestar Pustaka,
Jakarta, 2006
Otja Salman, Anthon F Susanto, Aditama, Bandung, 2008

Anda mungkin juga menyukai