1
Satjipto Rahardjo, Pandangan ini sejalan dengan pendapat Makaminan Makagiansar yang
menyatakan, “Science education should no limit itself to the transmission of established
knowledge only but the teacher must impart an understanding of conectivity between scientific
disciplines and acquaint the learner with the promise of prontier- science”
melihat hubungan sebab akibat (mekanis), namun tidak mampu menjawab
persoalan mikro, yang bersifat relatif, kabur, tidak pasti, namun lebih
menyeluruh. Lahirnya teori kuantum modern yang memecahkan kebuntuan
dari teori fisika Newton tersebut, selanjutnya merubah cara pandang
ilmuwan tentang realitas alam semesta. Perubahan itu tentu saja dimaknai
secara bervariasi oleh setiap orang yang mencermatinya, namun hakekat
utamanya jelas bahwa lahirnya teori kuantum adalah penjelasan paling logis
bahwa ilmu senantiasa berada di tepi garis yang labil.
Satjipto Raharjo mencoba menyoroti kondisi di atas ke dalam situasi
ilmu-ilmu sosial, termasuk ilmu hukum, meski tidak sedramatis dalam ilmu
fisika, tetapi pada dasarnya terjadi perubahan yang fenomenal mengenai
hukum yang dirumuskannya dengan kalimat “dari yang sederhana menjadi
rumit” dan “dari yang tekotak-kotak menjadi satu kesatuan”, inilah yang
disebutnya sebagai “pandangan holistik dalam ilmu (hukum)”.
2
Kompas, tanggal 20 November 2017
2. Produksi, Konsumsi, serta Regulasi China Mengenai Komoditas Karet
China merupakan negara konsumen karet terbesar dunia. China juga
memproduksi karet sendiri; tetapi kurang memadai untuk memenuhi
kebutuhan domestiknya karena statusnya sebagai produsen ban nomor dua
dunia. Oleh karena itu, perubahan-perubahan dalam penggunaan karet di
dalam negeri China dapat berpengaruh terhadap harga karet dunia.
Termasuk diantara perubahan-perubahan itu adalah produksi karet,
konsumsi karet oleh pabrikan China, serta regulasi seperti peraturan impor dan
pajak. Saat ini, China cenderung membuka pintu lebar untuk impor karet
sebagai bahan baku. Akan tetapi, bilamana tiba waktunya peraturan impor
diperketat dan atau pajak atas karet dan olahannya dinaikkan, maka pasar
karet dunia dapat terguncang.
6. Faktor-faktor Alam
Pertumbuhan pohon karet dan perolehan getah karet setiap musim
panen akan tergantung pada kondisi alam. Misalnya suhu udara, curah hujan,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hasil panen bisa bervariasi setiap
musimnya. Sesuai dengan hukum penawaran, maka harga karet dunia pun
dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh perubahan-perubahan
tersebut.
7. Kurs Valas
Di pasar internasional, secara umum, harga komoditas memiliki
hubungan berlawanan dengan kurs Dolar AS. Kenapa? Karena sebagian besar
komoditas diperdagangkan di pasar internasional menggunakan perantaraan
mata uang Dolar AS. Sehingga, jika kurs Dolar AS menguat, maka komoditas-
komoditas tersebut akan menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang berbeda.
Dalam hal karet, sebenarnya kurs Dolar AS tak begitu berpengaruh
secara langsung, karena AS bukan produsen maupun konsumen terbesar.
Pusat bursa perdagangan berjangka untuk komoditas karet pun bukan
3
Kompas, Ibid hal.13
berada di negeri Paman Sam. Akan tetapi, apabila penguatan kurs Dolar AS
itu begitu berpengaruh hingga menjatuhkan nilai tukar mata uang lainnya,
maka tentu akan berpengaruh terhadap harga karet dunia juga. Apalagi, bila
AS kelak berkembang menjadi salah satu konsumen karet terbesar dunia.
4
Satjipto Raharjo, Negara Hukum dan …………… rakyat, Genta Pres, Semarang.2008
politik, melainkan hanya suatu kumpulan dari sejumlah besar orang-orang
yang tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu yang bernama Indonesia.
Kita ingin berangkat dari kesepakatan bangsa Indonesia yang sudah
jelas dan disepakati, yaitu sebagaimana dirumuskan dalam konstitusi 1945.
Kita memerlukan suatu platform Indonesia yang mengikat seluruh bangsa
dan itu adalah Undang-undang Dasar 1945.5
Kendati sudah merupakan satu dokumen tertulis, pembacaan
terhadap dokumen tersebut perlu dilakukan secara khas, tidak seperti halnya
kita membaca teks biasa, melainkan suatu pembacaan secara bermakna, yang
oleh Ronald Dworkin disebut sebagai “moral reading” (Dworkin, 1996).
Pembacaan bermakna atau moral reading adalah membaca moral di belakang
konstitusi tertulis itu.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan
penyebab runtuhnya harga karet tahun ini yang hanya mencapai US$ 1,5 per
kilogram (kg). Padahal pada 2011 harga karet sempat mencapai US$ 4,61 per
kg.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, jatuhnya harga karet dunia
disebabkan penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, karet sintentis
menggunakan bahan baku minyak.
"Jatuhnya harga karet ada beberapa faktor pertama harga minyak
otomatis turun, dari US$ 100 per barel sekarang US$ 60 per barel," kata
Unggul, di Kantor Kementerian Pedagangan.
Unggul melanjutkan, penyebab kedua jatuhnya harga karet dunia
adalah melimpahnya pasokan karet mentah. Sehingga kompetisi menjadi
berkurang. Selain itu faktor kelebihan pasokan.
Kementerian Perdagangan mendorong penyerapan karet mentah
dalam negeri, untuk meningkatkan harga karet yang saat ini US$ 1,5 per kg
menjadi US$ 3 per kg.
Menteri Perdagangan (Mendag) mengatakan, peningkatan penyerapan
karet dalam negeri dilakukan dengan penggunaan karet mentah dalam
5
Ibid, hal.30
proyek infrastruktur yang sedang digarap pemerintah dan industri hilir
dalam negeri.
Gobel menargetkan tambahan penyerapan karet mentah yang
digunakan proyek pemerintah minimum mencapai 100 ribu ton. Dengan
begitu total penyerapan karet dalam negeri tahun ini mencapai 700 ribu ton.
Upaya tersebut diharapkan menambah penyerapan 100 ribu ton
pertahun Tahun Anggaran 2015, sehingga total minimum 700 ribu ton,
diharapkan pada tahun akan datang bisa berkembang.
6
Danis, hasil rapat di Kementerian Perdagangan, tanggal 22-4-2018
Selain pintu irigasi, karet juga bisa dimanfaatkan sebagai sampuran
aspal. Danis menuturkan, pihaknya telah melakukan uji coba pencampuran
aspal dengan karet dan kualitasnya jauh lebih baik.
"Selama ini sudah berbicara setahun, dua tahun lalu kita sudah
melakukan uji coba di antaranya karet alam itu bisa digunakan untuk
meningkatkan kinerja aspal jalan," ujar dia.
Danis melanjutkan, karet juga bisa dimanfaatkan sebagai komponen
pembangunan bendungan. Namun, untuk menjadikan karet sebagai
komponen infrastruktur dibutuhkan industri pengelolaan karet alam untuk
membentuk komponen yang diperlukan.
"Kita juga identifikasi bendungan dari karet. Cuma memang ini perlu
dukungan dari industri, memproses dari mentah menjadi lembar-lembar bisa
digunakan untuk itu," ujar dia.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan M. Alwi menambahkan, untuk setor
perhubungan karet bisa dimanfaatkan sebagai pendukung operasional modal
transportasi laut, udara, darat dan kereta. Dia mencontohkan, karet bisa
dimanfaatkan sebagai bantalan sandar kapal di dermaga.
"Jadi serapannya itu bisa digunakan untuk prasaran moda
transportasi, baik laut, darat, kereta api dan udara. Bentuknya seperti contoh
kaya di dermaga buat fender untuk sandar kapal tidak kena beton dan
ombak. Untuk kendaaran juga karet semua, kereta biat peredam dan
sebagainya. Jadi memanfaatkan hasil karet kita," tutur Alwi.
Pembacaan terhadap undang-undang dasar dengan cara seperti itulah
yang memunculkan konstruksi, bahwa disitu ada nilai dan komitmen moral
penting yang ingin diwujudkan, yaitu menghadirkan dan membangun
“negara yang membahagiakan rakyatnya”. Sekalian hal yang tercantum dalam
Pancasila dan dalam rincian batang tubuh konstitusi menunjukkan arah
moral yang demikian itu. Dicantumkannya sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang meta rasonal itu memberikan warna unik dan watak khas serta
sekaligus menjadi alasan penting untuk mengatakan bahwa negara Indonesia
menginginkan agar rakyatnya hidup bahagia. Berangkat dari Ketutahan Yang
Maha Esa, maka negara Indonesia harus menjadi rahmat bagi rakyatnya.
Risalah ini juga sampai kepada pengajuan sebuah paradigma, yaitu
“hukum untuk manusia”. Paradigma ini mensyaratkan agar cara kita
bernegara hukum didorong untuk tidak linier, melainkan progresif dan
bermakna. Ia meninggalkan cara berhukum yang hanya didasarkan pada olah
pikir atau logika yang linier, dan mengoreksinya dengan cara berhukum yang
mengejar makna kemanusiaan dari hukum. Relevansinya dengan praksis
bernegara hukum adalah bahwa sewaktu-waktu kita perlu berani
membebaskan diri dari logika teks yang linier demi mencapai tujuan
kemanusiaan lebih tinggi, yaitu menjadikan negara hukum sebagai rumah
yang membahagiakan bagi seluruh rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, cetakan ke 6 PT. Citra Aditya Bakti, Semarang,
2006
-------------------, Hukum dalam jagat ketertiban, Uki Pres 2006
-------------------, Negara Hukum yang membahagiakan Rakyat, Genta Pres,
2008, Yogyakarta.
Titik Tri Wulandari Tutik, pokok-pokok hukum tata negara, Prestar Pustaka,
Jakarta, 2006
Otja Salman, Anthon F Susanto, Aditama, Bandung, 2008