Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN pH BEBERAPA SAMPEL CAIR

Tanggal 26 September 2019

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum pengukuran pH beberapa sampel cair adalah :
1. Mahasiswa dapat menggunakan kertas lakmus, kertas indikator pH/
indikator universal dan pH meter.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan keasaman dan kebasaan suatu
larutan.
3. Mahasiswa

II. DASAR TEORI


Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui barbagai jeniz zat. Secara
kimia zat dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi empat yaitu zat padat
(solid), zat cair (liquid), zat gas (gas) dan larutan (aqueous). Dari berbagai jenis
zat ini terdapat zat-zat yang memiliki sifat berbeda satu dengan lainnya, sifat
zat tersebut meliputi sifat asam, sifat basa dan sifat netral.
Ketiga sifat ini menimbulkan perbedaan karakteristik dan sifat zat tersebut.
Beberapa jenis zat asam, basa dan netral dapat diklasifikasi secara mudah
dengan menggunakan indra pengecapan karena sifat zat tersebut. Namun, tidak
semua zat dapat diklasifikasi secara mudah dengan indera pengecap, maka dari
itu diciptakanlah suatu indikator yang dapat membedakan sifat suatu zat
indikator tersebut, dapat berupa indikator alami, indikator buatan (contohnya
kertas lakmus, indikator universal dan pH meter). Selain itu ada tiga teori yang
berkaitan dengan sifat dan klasifikasi asam dan basa, diantaranya teori asam
basa Arhhenius, Brownsted-Lowry dan Lewis. Ketiga teori ini memiliki
kelemahan dan keunggulan masing-masing. Dari ketiga teori ini, teori asam
basa Arhhenius merupakan teori yang sangat mudah digunakan dalam
pengklasifikasian zat dengan mengunakan indikator buatan, selain itu kekuatan
pH dari suatu zat dapat diukur dengan indikator universal dan dapat juga
membandingkan pH-nya berdasarkan Arhhenius (Sastrawan, 2014).
Makanan mempunyai kadar keasamannya masing-masing, terutama buah-
buahan. Kadar keasaman itu sendiri berbeda-beda pada setiap jenis
makanannya. Pada umumnya kadar keasaman dapat kita ketahui dengan
melalui suatu pengukuran dengan alat. Alat yang dapat mengukur kadar atau
derajat keasaman suatu bahan di sebut pH meter.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau keasaman yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktvitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
Ia bersifat relatif terhadasp sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. pH meter adalah sebuah alat
elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur
pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda
(probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan
menampilkan pH. Derajat keasaman (pH) merupakan nilai yang menunjukkan
suatu bahan bersifat asam (<7), basa (>7) atau netral (7). Derajat keasaman
pakan akan mempengaruhi nilai pH perut karena pH normal perut akan
meningkat seiring dengan meningkatnya nilai pH pakan (Qomariyah, 2004).
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion
H . Akibat kelebihan ion H+ maka air yang sudah ditambahkan zat asam
+

disebut larutan asam. Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat
menghasilkan OH−. Akibat kelebihan ion OH− maka air yang sudah
ditambahkan zat basa disebut larutan basa. Sedangkan zat netral memiliki sifat
jika zat ini dicelupkan kertas lakmus merah atau biru, kertas lakmus tidak akan
mengalami perubahan (Sastrawan, 2014).
Sifat larutan asam rasanya masam, jika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion Hidrogen, mengubah warna lakmus biru menjadi merah.
Sifat larutan basa rasanya pahit, jika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion Hidroksida, mengubah warna lakmus merah menjadi biru
dan dapat menghasilkan aliran listrik.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika
dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Semua asam dan basa
mempunyai sifat tertentu (Sastrawan, 2014).
Terdapat dua jenis kertas lakmus yaitu warna biru dan warna merah sebagai
petunjuk nilai pH asam atau basa pada suatu larutan.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator. Setiap
komponen indikator universal akan memberikan warna tertenu yang
bergantung dan memiliki keterkaitan dengan nilai pH larutan yang diuji.
Indikator universal ini dapat berupa kertas dan larutan. Penentuan pH larutan
dilakukan dengan penambahan larutan indikator universal dengan mengamati
perubahan warna yang terjadi. Penggunaan kertas indikator universal
dilakukan dengan meneteskan larutan yang pH-nya akan diukur. Variasi warna
pada kertas indikator yang dihasilkan lalu dibandingkan dengan suatu kode
warba untuk menentukan pH larutan (Sastrawan, 2014).
pH meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur derajat
keasaman suatu bahan. Bagian yang terpenting dari pH meter adalah elektroda
pH. Terdapat dua macam elektroda yaitu elektroda gelas dan elektroda
kombinasi atau elektroda pembanding. pH meter dapat digunakan untuk reaksi
oksidasi an reduksi sehingga dapat mengukur potensial dari larutan (Manisa,
2014).
Pengukuran pH yang paling akurat bisa dilakukan dengan menggunakan pH
meter. System pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda
pengukuran pH, elektroda refferensi dan alat pengukur impedansi tinggi. pH
elektroda dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang bervariasi
hasil pengukuran dari pH larutan yang akan diukur. Larutan penyangga buffer
solution digunakan untuk dapat meminimalkan perubahan konsentrasi H+ dan
OH− agar seimbang (Goenawan, 2008).
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas
yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang
tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif.
Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion
hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi
sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatn, alat
tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan. Skema
elektrode pH meter akan mengukur potensial listrik antara Merkuri Klorid
(HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang
merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta potensial antara larutan dan
elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan
elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalent yang lainnya
untuk menetapkan nilai pH (Suyatna, 2010).
pH meter harus dikalibrasi sbelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk
penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakain. Kalibrasi
harus dilakukan dengan setidaknya dua standar solusi yang buffer span kisaran
nilai pH yang akan diukur. pH buffer yang diterima pada pH 4 dan pH 10. pH
meter memiliki suatu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter
sama dengan nilai standar pertama buffer dan kontrol kedua (kemiringan) yang
digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua.
Kontrol ketiga memungkinkan suhu harus ditetapkan. Proses kalibrasi
tegangan berhubungan yang dihasilkan oleh probe (kira-kira pH 0,06 volt per
unit) dengan skala pH. Setelah setiap atau pengukuran, pesawat itu dibilas
dengan air suling atau air deionized untuk menghilangkan jejak dari solusi yang
diukur, mengusap dengan tisu yang bersih untuk menyerap sisa air yang dapat
mengencerkan sampel dan dengan demikian mengubah membaca dan
kemudian cepat-cepat terbenam solusi lain. Ketika tidak digunakan, ujung
probe basah harus dijaga. Hal ini biasanya tetap direndam dalam larutan asam
pH sekitar 3.0. Dalam keadaan darurat, diasamkan dengan menggunakan air
keran, tetapi air suling atau air deionised tidak boleh digunakan untuk jangka
panjang sebagai probe penyimpanan air yang relatif ionless “sucks” on keluar
dari probe melalui difusi, yang mengalami degradasi itu. Kadang-kadang
(sekitar sekali sebulan) itu dapat dibersihkan dengan menggunakan elektroda
pH larutan pembersih, umumnya suatu larutan 0,1 M masa klorida (HCl)
digunakan [1] mempunyai pH sekitar satu (Rusbiono, 2004).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan saat praktikum pengukuran pH beberapa sampel
cair adalah :
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Kertas Lakmus
- Kertas pH indikator 0-14
- pH meter
- Spatula
- Tisu
- Botol semprot

B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan saat praktikum pengukuran pH beberapa
sampel cair adalah :
- Larutan buffer
- Aquades
- Air mineral
- Air kran
- Cuka makanan
- Air minum pristine

IV. CARA KERJA


Dalam melakukan praktikum pengukuran pH beberapa sampel cair
mahasiswa m
A. Pengukuran pH larutan dengan kertas lakmus
1. Siapkan 5 beaker glass, masing-masing diisi 30 ml air mineral, air kran,
aquades, air pristine dan cuka makanan.
2. Siapkan dua jenis kertas lakmus, warna biru dan merah.
3. Lakukan pengukuran pH dari berbagai sampel dengan cara merendam
kertas lakmus ke dalam masing-masing cairan sampel minimal 15 detik.
4. Angkat atau tarik kertas lakmus dari masing-masing cairan, lihat
perubahan warnanya dan lakukan dokumentasi hasil pengukuran nilai
pH.
5. Tentukan dan catat nilai pH dari masing-masing cairan sampel.

B. Pengukuran pH larutan dengan kertas pH Indikator


1. Siapkan 5 beaker glass, masing-masing diisi 30 ml air mineral, air
kran, aquades, air pristine dan cuka makanan.
2. Siapkan kertas pH Indikator pH 0-14
3. Lakukan pengukuran pH dari berbagai sampel dengan cara merendam
kertas pH Indikator ke dalam masing-masing cairan sampel minimal
15 detik.
4. Angkat atau tarik kertas pH Indikator dari masing-masing cairan,
cocokan dengan standar warna yang tersedia dan lakukan dokumentasi
hasil pengukuran nilai pH.
5. Tentukan dan catat nilai pH dari maasing-masing cairan sampel.

C. Pengukuran pH larutan dengan pH meter


1. Ambil sampel air yang yang mau di ukur kadar pHnya (letakkan dalam
wadah).
2. Nyalakan dengan menekan tombol on pada pH meter.
3. Masukkan pH meter ke dalam wadah yang berisi air yang akan di uji.
4. Pada saat di celupkan ke dalam air, skala angka akan bergerak acak.
5. Tunggu hingga angka tersebut berhenti dan tidak berubah-ubah.
6. Hasil akan terlihat di display digital.

V. HASIL PENGAMATAN

Jenis Nilai pH Tiap Kelompok


No Keterangan
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8
Kertas
Buffer Lakmus
1
Fosfat 5 6 5 5 4 7 pH Indikator
5,7 5,6 5,8 4,5 4,9 6 pH Meter
Kertas
Buffer Lakmus
2
Sitrat 4 4 1 5 7 4 pH Indikator
4,3 4,1 7,6 7,6 7 4,1 pH Meter
Kertas
Buffer Lakmus
3
Karbonat 10 11 10 11 11 11 pH Indikator
9,9 9,7 9,9 9,9 9,7 9,9 pH Meter

Keterangan :
1. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai
dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

2. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = tidak berubah

3. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

4. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

5. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

6. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

7. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

8. Buffer Fosfat saat diujikan dengan kertas lakmus di kelompok 1 sampai


dengan 6 :
a. Kertas lakmus merah = merah
b. Kertas lakmus biru = merah

VI. PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai